Anda di halaman 1dari 13

Pandangan

An-Nisa Ayat 58
Tentang Ahkam
Siyasah
KELOMPOK 4
Muhammad Rafi
Qomaruzzaman Rasyidatum Ma’rifah

212104010061 211104010014
An-Nisa 58

‫ِإَّن ٱَهَّلل َيْأُم ُر ُك ْم َأن ُتَؤ ُّد و۟ا ٱَأْلَٰم َٰن ِت ِإَلٰٓى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتم َبْيَن ٱلَّناِس َأن َتْح ُك ُم و۟ا ِبٱْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن ٱَهَّلل‬
‫ِنِع َّم ا َيِع ُظُك م ِبِهٓۦۗ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َسِم يًۢع ا َبِص يًرا‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Pokok Pembahasan

Munasabah Tafsir
01 Apa saja ayat yang
memiliki keterkaitan
02 Bagaimana penafsiran dari
surat an-nisa ayat 58?
dengan an-nisa ayat 58?

Hikmah
03 Apa pesan tersirat yang
terdapat pada surat an-
nisa ayat 58
01
Munasabah
Ayat yang ada pada surat al-baqarah ayat 30 serta Annisa ayat 59
merupakan ayat yang memiliki keterkaitan karena di dalamnya
membahas mengenai anjuran untuk berbuat baik dan berlaku adil
serta diharuskan menjadi seorang yang amanat yang mampu
mengemban tugas yang diberikan
‫َٰٓل‬
‫َو ِإْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِئَك ِة ِإِّنى َج اِع ٌل ِفى ٱَأْلْر ِض َخ ِليَفًةۖ َقاُلٓو ۟ا َأَتْج َع ُل ِفيَها َم ن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْس ِفُك ٱلِّد َم ٓاَء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح‬
‫ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّد ُس َلَك ۖ َقاَل ِإِّنٓى َأْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”.

‫َٰٓي‬
‫َأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّرُسوَل َو ُأ۟و ِلى ٱَأْلْم ِر ِم نُك ْم ۖ َفِإن َتَٰن َز ْع ُتْم ِفى َش ْى ٍء َفُر ُّد وُه ِإَلى ٱِهَّلل َو ٱلَّرُسوِل‬
‫ِإن ُك نُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن ِبٱِهَّلل َو ٱْلَيْو ِم ٱْل َء اِخ ِر ۚ َٰذ ِلَك َخ ْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِوياًل‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Tafsir
02 Penafsiran Ibnu Katsir terhadap
surat an-nisa ayat 58
‫يُْخ ِبُر َتَع اَلى َأَّنُه َيْأُم ُر ِبَأَد اِء اَأْلَم اَناِت ِإَلى َأْهِلَها‪َ .‬و ِفي َحِد يِث اْلَحَس ِن َع ْن َسُمَر َة َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه وسلم قال «َأِّد اَأْلَم اَنِة ِإَلى َمِن اْئَتَم َنَك ‪َ ،‬و اَل َتُخ ْن َم ْن َخ اَنَك » َر َو اُه اِإْل َم اُم َأْح َم ُد َو َأْهُل الُّس َنِن ‪َ ،‬و َهَذ ا‬
‫َيُع ُّم َجِم يَع اَأْلَم اَناِت اْلَو اِج َبِة َع َلى اِإْل ْنَس اِن ِم ْن ُح ُقوِق ِهَّللا َع َّز َو َج َّل َع َلى ِع َباِدِه من الصلوات والزكوات‬
‫والصيام والكفارات والنذور وغير ذلك مما هو مؤتمن عليه وال َيَّطِلُع َع َلْيِه اْلِع َباُد ‪َ ،‬و ِم ْن ُح ُقوِق اْلِع َباِد‬
‫َبْع ِض ِهْم َع َلى َبْع ٍض َك اْلَو َد اِئِع َو َغْيِر َذ ِلَك ِمَّم ا َيْأَتِم ُنوَن ِبِه َبْع َض ُهْم َع َلى َبْع ٍض ِم ْن َغْيِر اِّطاَل ِع َبِّيَنٍة َع َلى‬
‫َذ ِلَك ‪َ ،‬فَأَم َر ُهَّللا َع َّز َو َج َّل ِبَأَد اِئَها‪َ ،‬فَم ْن َلْم َيْفَع ْل َذ ِلَك ِفي الُّد ْنَيا ُأِخ َذ ِم ْنُه َذ ِلَك َيْو َم اْلِقَياَم ِة‪َ ،‬ك َم ا َثَبَت ِفي‬
‫اْلَحِد يِث الَّص ِح يِح َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل «َلُتَؤ َّدَّن اْلُح ُقوُق ِإَلى َأْهِلَها َح َّتى ُيْقَتَّص ِللَّش اِة‬
‫اْلَجَّم اِء ِم َن اْلَقْر َناِء » «‪َ . »2‬و َقاَل اْبُن َأِبي َح اِتٍم ‪َ :‬ح َّد َثَنا ُمَحَّم ُد ْبُن ِإْس َم اِع يَل اَأْلْح َم ِس ُّي ‪َ ،‬ح َّد َثَنا َو ِكيٌع َع ْن‬
‫ُس ْفَياَن ‪َ ،‬ع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن الَّساِئِب‪َ ،‬ع ْن َز اَذ اَن ‪َ ،‬ع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َم ْسُعوٍد ‪َ ،‬قاَل ‪ِ :‬إَّن الَّش َهاَد َة ُتَك ِّفُر ُك َّل َذْنٍب ِإاَّل‬
‫اَأْلَم اَنَة‪ُ ،‬يْؤ َتى ِبالَّرُج ِل يوم القيامة‪ ،‬وإن كان ُقِتَل ِفي َس ِبيِل ِهَّللا‪َ ،‬فُيَقاُل ‪َ :‬أِّد َأَم اَنَتَك ‪ ،‬فيقول فأنى ُأَؤ ِّد يَها َو َقْد‬
‫َذ َهَبِت الُّد ْنَيا؟ َفُتَم َّثُل َلُه اَأْلَم اَنُة ِفي َقْع ِر َجَهَّنَم َفَيْهِو ي ِإَلْيَها َفَيْح ِم ُلَها َع َلى َع اِتِقِه‪َ ،‬قاَل ‪َ :‬فَتْنِز ُل َع ْن َع اِتِقِه‬
‫َفَيْهِو ي َع َلى َأَثِر َها َأَبَد اآْل ِبِد يَنَقاَل َز اَذ اُن ‪َ :‬فَأَتْيُت اْلَبَر اَء َفَح َّد ْثُتُه‪َ ،‬فَقاَل ‪َ :‬ص َدَق َأِخ ي‪ِ :‬إَّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا‬
‫اَأْلماناِت ِإلى َأْهِلها‬
TERJEMAH IBNU KATSIR
Allah mengabarkan bahwa Dia memerintahkan untuk menunaikan amanat kepada ahlinya.
Dalam hadis Al Hasan dari Samurah bahwa Rasulullah bersabda:”Tunaikanlah amanah kepada
yang memberi kan amanah dan jangan khianati orang yang berkhianat kepadamu”. Hal itu
mencakup seluruh amanah yang wajib bagi manusia berupa hak hak allah terhadap hamba-
nya seperti salat zakat puasa kafarrat nadzar dan selain itu yang kesemuanya amanah yang
diberikan tanpa pengawasan hambaNya yang lain. Serta amanah yang berupa hak-hak
sebagian hamba dengan hamba yang lain, seperti titipan dan selanjutnya, yang kesemuanya
adalah amanah yang dilakukan tanpa pengawasan saksi. Itulah yang diperintahkan Allah untuk
ditunaikan. Barang siapa yang tidak melakukannya di dunia maka akan dimintai
pertanggungjawaban di hari kiamat. Sebagaimana yang terdapat pada hadis sahih yakni:”
Sungguh akan kamu akan tunaikan hakKepada ahlinya hingga akan diqishos
untuk(pembalasan) seekor kambing yang tidak bertanduk terhadap kambing yang
bertanduk”.
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu juraij, ia berkata, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan Usman bin Thalhah disaat rasulullah mengambil kunci kabah darinya, lalu beliau
masuk pada baitullah saat fathu makkah. Di saat beliau keluar beliau membaca ayat ini,
“sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menunaikan amanat kepada ahlinya”.Lalu
beliau memanggil Usman bin thalhah dan menyerahkan kunci itu kembali.
03
Hikmah
Amanat
Ayat ini memerintahkan agar menyampaikan “amanat” kepada yang berhak. Pengertian “amanat” dalam ayat ini, ialah sesuatu yang dipercayakan
kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. kata “amanat” dengan pengertian ini sangat luas, meliputi “amanat” Allah kepada
hambanya, amanat seseorang kepada sesamanya dan terhadapi dirinya sendiri. Amanat Allah terhadap hamba-Nya yang harus dilaksanakan antara lain:
melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua nikmat Allah berupa apa saja hendaklah kita manfaatkan untuk
taqarrub(mendekatkan diri) kepada-Nya. Amanat seseorang terhadap sesamanya yang harus dilaksanakan antara lain: mengembalikan titipan kepada
yang punya dengan tidak kurang suatu apa pun,tidak menipunya, memelihara rahasia dan lain sebagainya dan termasuk juga di dalamnya ialah:
1. Sifat adil penguasa terhadap rakyat dalam bidang apapun dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain di dalam pelaksanaan
hukum sekalipun terhadap keluarga dan anak sendiri, sebagaimana ditegaskan Allah dalam ayat ini. ¦ Dan apabila kamu menetapkan hukum diantara
manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.... (an-Nisa’/4:58). Dalam hal ini cukuplah Nabi Muhammad saw menjadi contoh. Di dalam
satu pernyataannya beliau bersabda: “Andaikata Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya saya potong tangannya” (Riwayat asy-Syaikhan dari
‘Â’isyah).
2. Sifat adil ulama (yaitu orang yang berilmu pengetahuan) terhadap orang awam, seperti menanamkan ke dalam hati mereka akidah yang benar,
membimbingnya kepada amal yang bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menganjurkan usaha yang halal,
memberikan nasihat-nasihat yang menambah kuat imannya, menyelamatkan dari perbuatan dosa dan maksiat, membangkitkan semangat untuk
berbuat baik dan melakukan kebajikan, mengeluarkan fatwa yang berguna dan bermanfaat di dalam melaksanakan syariat dan ketentuan Allah.
3. Sifat adil seorang suami terhadap istrinya, begitupun sebaliknya, seperti melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain, tidak
membeberkan rahasia pihak yang lain, terutama rahasia khusus antara keduanya yang tidak baik diketahui orang lain. Amanat seseorang terhadap
dirinya sendiri; seperti berbuat sesuatu yang menguntungkan dan bermanfaat bagi dirinya dalam soal dunia dan agamanya. Janganlah ia membuat
hal-hal yang membahayakannya di dunia dan akhirat, dan lain sebagainya. Ajaran yang sangat baik ini yaitu melaksanakan amanah dan hukum
dengan seadil-adilnya, jangan sekali-kali diabaikan, tetapi hendaklah diindahkan, diperhatikan dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan kita, untuk
dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Manusia harus menggunakan semua nikmat yang
diberikan oleh Allah untuk mendekatkan diri kepada-
Nya. Selain itu, amanat terhadap diri sendiri dan
orang lain, termasuk adil dalam pemerintahan, ulama
yang memberikan panduan yang benar, dan suami
istri yang menjalankan kewajiban dengan adil,
merupakan prinsip-prinsip penting dalam Islam.
Semua ini harus dipegang dan diterapkan dalam
kehidupan kita dengan tujuan mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai