Anda di halaman 1dari 5

Judul: Asmara Di Balik Layar

Tema: Percintaan Sejarah

Pemeran: 29

Dedes : Kiki
Tunggul Ametung : Dito
Arok : Roihan
Umang (Selir Arok) : Intan
Kebo Ijo : Ale
Anuspati : Arya Dwi
Emban prib Dedes (Ina) : Riska
Dayang tambahan dedes: Salwa, Mia, Qilla
Purwa (Ayah Dedes) : Nabil
Kertajaya (Ayah TA) : Argya
Lohgawe (Guru Arok) : Arya K
Prajurit TA (Mariyo) : Wahyu
Prajurit tambahan : Dimas, Renuki, Mifta
Dayang tambahan : Nova, Disca
Warga : Astrid, Icha, Uswa
Moderator (Time Skip) : Marsya
Tari Mayang Rontek : Imel, Hana, Bila, Riana, Nessa, Mirza, Saskia
Manager : Tia

Sinopsis

Sebagai negeri yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki beragam kisah legenda. Kisah cinta Ken
Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya.

Kisah itu bermula dari berita mengenai seorang gadis desa berparas cantik jelita, yang terkenal
dapat membuat hati pria manapun jatuh hati saat menatapnya. Darah Brahmana yang mengalir
dalam darahnya, membuatnya semakin bersinar bak permata. Gadis itu bernama Dedes.

Bagaimana kehidupan Dedes selanjutnya? apa yang akan terjadi kemudian? dalam kisah yang akan
dibawakan ini, menjawab semuanya.
Adegan 1

MPU PARWA BRAHMANA BUDDHA MAHAYANA (ayah kandung Dedes)

Parwa: "Nduk, setelah makan, ayah akan berkelana ke kaki Gunung Kelud bersama para murid,
jaga dirimu selagi ayah pergi."

Parwa: "Ayah akan pergi selama beberapa hari"

Dedes: "Baik Ayah." *berwajah cemas*

Parwa: "Tak perlu takut, para emban disini akan membantumu. Ina, jaga anakku."

Ina (emban): "Baik yang terhormat"

Adegan 2

SRI BAGINDA KERTAJAYA, RAJA KERAJAAN KEDIRI

Kertajaya: "APA-APAAN INI?!"

Tunggul: *berlutut dan menunduk*

Kertajaya: "MAKIN SEDIKIT SAJA YANG KAU PERSEMBAHKAN KEPADA KEDIRI!"

Kertajaya: "Kuangkat kau anak sudra rendahan jadi ksatria, dan kuberikan kau kuasa sebagai
Akuwu Tumapel!"

Kertajaya: "BEGINIKAH CARAMU BERTERIMAKASIH PADA SEMUA YANG AKU


BERIKAN?!"

Kertajaya: "Kau membuatku malu Tunggul Ametung."

Tunggul: "Ampun Baginda.., hamba akan menaikkan upeti pertanian sebagai gantinya."

Kertajaya: "Upeti katamu?? semua itu tidak cukup untuk menggantikan pengorbanan yang
kulakukan untukmu!"

Kertajaya: "PUNGGAWA! bawa pergi dia dari hadapanku! Dan berikan dia 50 cambukan sebagai
hukuman!"

*TA keluar dengan prajurit*


Adegan 3

[Balai Agung Pakuwon Tumapel]

Mariyo (Pakatik Pribadi Akuwu)

*Mariyo berjalan memasuki ruangan*

Mariyo: "Yang Mulia Akuwu, saya membawa obat untuk Yang Mulia."

Tunggul: "Sudah kubilang, tak perlu membawa hal tak berguna seperti itu."

Tunggul: "Dibiarkan 2 hari juga akan sembuh dengan sendirinya..."

Mariyo: "Yang Mulia! Punggung Yang Mulia penuh dengan luka jadi harus di obati! Bagaimana
kita bisa membiarkannya!

Tunggul: "Kau ini berlebihan...."

*TA duduk lalu di obati

*Mariyo melanjutkan untuk mengobati*

*emban berjalan masuk*

Emban: "Yang Mulia, Yang Suci Bahaduri hendak menghadap."

Tunggul: "Ya, persilahkan masuk."

Bahaduri: "Rahayu Yang Mulia Akuwu."

YANG SUCI BAHADURI BRAHMANA WEISNAWA, PENSEHAT AKUWU TUMAPEL

TA: "Rahayu, Yang Suci Bahaduri.”

Bahaduri: "Saya buru-buru kemari setelah mendapat kabar Yang Mulia baru kembali dari
Dahanapura (Ibu kota Panjalu, Kerajaan Kediri)."

Bahaduri: "Saya khawatir Sri Baginda menumpahkan semua murkanya pada Yang Mulia Akuwu."

TA: "Saya tersanjung Yang Suci mengkhawatirkan saya yang rendah ini, seperti Yang Suci lihat,
saya baik-baik saja."

Bahaduri: "Syukurlah, agar hal ini tidak terulang kembali, saya sarankan agar Yang Mulia
membawa kepala para bandit untuk Sri Baginda."
TA: "Soal para bandit itu, saya sudah menyingkirkan mereka."

TA: "Justru para brahmana syaiwa yang membangkang pada Kediri menjadi semakin merepotkan."

TA: "Tapi seperti mati 1 tumbuh 1000, mereka bertambah banyak seperti tidak ada habisnya."

Bahaduri: "Saya sudah peringatkan Yang Mulia untuk menghabisi para Brahmana itu sebelum
masalah bertambah besar."

Bahaduri: "Kita tak tau, kapan mereka akan melakukan pemberontakan."

TA: "Kali ini saya akan menaklukkan mereka dengan cara yang berbeda, dan saya butuh restu
anda."

Bahaduri: "Restu apa Yang Mulia butuhkan?"

TA: "Saya membutuhkan restu Yang Suci sebagai Brahmana untuk memimpin acara pernikahan."

TA: "Karena saya akan menaklukkan para Brahmana dengan menikahi seorang Brahmani."

*Bahaduri terkejut*

Bahaduri: "YANG MULIA! Apa Yang Mulia lupa kalau masalah Kediri dan Brahmana semakin
memanas setelah Sri Baginda menikahi seorang Brahmani?"

Bahaduri: "BAGAIMANA JIKA HAL ITU TERULANG KEMBALI DAN MEMPERKERUH


SUASANA?!"

TA: "Yang Suci.. Pakuwon Tumapel tak serumit istana Kediri, tidak banyak musuh disini. Dan jika
rencana gagal, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya para Sri Baginda.

*setelah Bahaduri diam sejenak untuk berpikir, akhirnya dia mengambil keputusan*

Bahaduri: "Baiklah.., saya akan merestui pernikahan Yang Mulia dan memimpin upacaranya."

Bahaduri: "Saya mohon pamit Yang Mulia."

*bahaduri keluar ruangan*

Tunggul Ametung memang tak tertarik dengan pernikahan, sampai seseorang mengaku memiliki
kemampuan meramal, ramalan mengenai wanita yang akan melahirkan raja-raja besar di tanah
Jawa. Ramalan “Stri Nareswari”, dan wanita yang bercirikan ramalan tersebut bernama dedes, putri
semata wayang MPU Parwa, Brahmana terpandang Desa Panawijen.
*TA berdiri dan bersiap*

TA: "Mariyo, siapkan dua ekor kuda untuk kita berdua sekarang."
TA: "Siapkan perbekalan juga, kita akan pergi ke Desa Panawijen untuk menemui calon
paramesywari."

Mariyo: "Baik Yang Mulia."

Tunggul Ametung pun pergi bersama prajuritnya ke Desa Panawijen kediaman dedes.

Adegan 4

Anda mungkin juga menyukai