Anda di halaman 1dari 4

Kelompok : 4

Rombel : 2
Anggota :
ADELIO BOBY JONATHAN (230513607273)
AHMAD AKBAR (230513602297)
BERNY DIEN ASKARA (230513606241)
FEBRIAWAN ANDREAN (230513609756)
M.LAZUARDI RELIGIA HARIYONO (230511610417)
RAIHAN ALA KHAIRI (230513601583)

Analisis Problematika Perkembangan Bahasa dan Perkembangan Sosial pada


Peserta Didik
Problem 1
Subjek T lebih suka bermain, berbicara, dan bercanda hanya dengan kedua temannya tersebut
dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Subjek T lebih memilih teman yang berjenis kelamin
sama. Subjek T tidak pernah bermain dengan teman perempuan, bahkan berbicara dengan lawan jenis
pun tidak pernah. Di lingkungan kelas, Subjek T tidak memperlihatkan sikap yang menyenangkan
terhadap orang lain. Hal itu terlihat dalam keseharian Subjek T yang selalu pasif. Beberapa temannya
menganggap subjek T sebagai patung yang tidak bisa berbicara. Subjek T sangat pendiam dan hal
tersebut membuat temannya merasa sebal terhadapnya. Teman yang merasa sebal biasanya mem-bully
subjek T, baik dengan kata-kata maupun tindakan yang tidak menyenangkan. Kata-kata yang biasa
digunakan oleh temannya yaitu ‘bodo’, ‘goblok’, dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku yang biasa
dilakukan temannya yaitu mengajari Subjek T mengerjakan soal tetapi dengan jawaban yang sengaja
disalahkan. Subjek T merupakan anak yang tidak populer. Bagi sebagian anak subjek T masuk ke
dalam kategori anak yang diabaikan, biasanya oleh siswa perempuan. Sedangkan bagi beberapa anak
lain subjek T masuk ke dalam kategori anak yang ditolak, biasanya oleh anak laki-laki yang tidak mau
bermain dengannya dan menganggapnya aneh. Bahkan oleh teman dekatnya, subjek T masuk dalam
kategori anak yang kontroversi, subjek T kadang dianggap sebagai teman baik tapi terkadang subjek T
tidak disukai sama sekali (Avianingsih, 2015).
Problem 2
anak yang terindikasi speechdelay yaitu VV, usianya 5 tahun saat ini dan anak kedua dari dua
saudara. Kakaknya sibuk sekolah sejak pagi hingga sore dan orangtuanya juga sibuk mengelola
bengkel seharian, jarak antara VV dengan kakaknya 5 tahun sehingga komunikasi mereka kurang erat.
Dirumah VV nyaris tidak ada teman ngobrol dan bermain, hanya bersama gadget dia habiskan waktu
kesehariannya hingga berpengaruh pada perkembangan emosional sosialnya. Kecenderungannya ke
gadget semakin lekat dan memunculkan reaksi tantrum ketika dipisah, kepribadian VV menjadi suka
menutup diri dan menciptakan dunia sendiri baginya. Saat VV berusia 4 tahun 8 bulan, jenis
gangguan artikulasi yang dialaminya. Ketika menyebut kata “badut” menjadi “aduk” dan kata “bola”
menjadi “boa”, kata “rambut” menjadi “wambut” dan sebagainya. Ketika mengucapkan kalimat
“mama minta pulang” dia ucapkan “mama mita puan”.
Kasus kedua yang juga didapat dari hasil riset Retno (2019) (Alfin & Pangastuti, 2020) adalah
CY juga merupakan anak kedua dari dua bersaudara. CY sudah mengalami gangguan pendengaran
sejak kecil, pada usia 12 bulan sudah bisa mengoceh secara normal namun lambat laun ketika usia 3
tahun mulai terlihat berrubahan pada perkembangan CY. CY mulai jarang kommunikasi dengan orang
sekitar dan ketika diajak komunikasi cukup lama meresponnya. Bicaranya pelat atau cadel.
Analisis

Macam
problematik
Perilaku bermasalah a Penyebab Solusi
(Bahasa/Sosi
al)
Proble 1. Tidak mau Problematika 1. Introvert 1. Mengajar
m1 berkomunikasi/be sosial 2. Sombong,didik kan anak
rgaul dengan (Maladjustme an orang tua berintera
lawan jenis nt) dan faktor ksi
2. Pilih pilih teman lingkungan dengan
3. Memperlihatkan 3. Kurangnya orang
sikap tidak empati sosial, lain dan
menyenangkan trauma melawan
terhadap orang bullying,gangg rasa malu
lain uan kesehatan 2. Menjelas
mental kan
dampak
dari sifat
sombong,
memberi
kan
pembelaj
aran
positif,
mengajar
kan
mengontr
ol diri
dan
belajar
mengharg
ai orang
lain
3. Bimbinga
n
konseling
,
memberi
kan
model
peran
positif,
memberi
kan
penyadar
an diri
terhadap
peserta
didik

Proble 1. Perkembangan Problematika 1. Kurangnya 1. Orang tua


m2 emosional lemah bahasa dukungan harus
2. bermain gadget emosional: lebih
berlebihan 2. Tidak ada perhatian
3. Suka menutup teman 2. Orang tua
diri dan ngobrol/berinte harus
menciptakan raksi mengajar
dunia sendiri 3. Mengurung diri kan anak
dan bersosiali
mengisolasi sasi
dari dunia luar 3. Orang tua
harus
memberi
kan
dorongan
semangat
untuk
menjalin
komunika
si dengan
dunia
luar

Anda mungkin juga menyukai