Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Faktor Penyebab Masalah


Nama : Dyan Enny Suprapti
Asal sekolah : SMP Negeri 5 Trenggalek

Instruksi
1. Identifikasi faktor-faktor penyebab dari masalah-masalah yang ditemukan di sekolah.
2. Tuliskan dengan detail pada setiap faktor penyebab (bila tidak teridentifikasi faktor penyebab pada salah satu kolom, silahkan dikosongkan).
3. Bila terdapat faktor penyebab yang tidak termasuk pada faktor fisik, psikologis, dan lingkungan, silahkan tuliskan pada kolom lainnya.

Masalah yang Faktor penyebab timbulnya masalah


ditemukan di Fisik Psikologis (emosi, pikiran Lingkungan keluarga Lingkungan sosial Lainnya
sekolah dll)
Hasil Observasi Anak jarang mau untuk - Perhatian orangtua dalam Anak lebih sering menyendiri dan Normawati
guru mapel, membaur atau bermain memenuhi kebutuhan kurang menjauh dari temanya disekolah. (2010:28),
dengan teman
walikelas dan guru sebayanya,ada rasa malu optimal sehingga siswa yang meneliti
BK dan takut salah ngomong merasa tidak seperti temanya. Wawancara dengan temanya : tentang
Siswa kurang smart - Kurang adanya komunikasi Bila diajak berbicara dikelas tidak kesulitan
Peserta didik dan tampak lesu. Wawancara dengan guru dalam satu keluarga mau menjawab hanya diam saja. bersosialisasi
lebih senang mapel dan walikelas :
Nada bicara Diajak bermain diluar juga ndak dengan
menyendiri di Bahwa siswa cenderung
pelan,hampir tidak pendiam, malu dan jarang Wawancara dengan siswa : mau kecuali dengan teman teman sebaya
sekolah. terdengar. keluar kelas waktu Ibunya kerja,ayah kerja luar sebangkunya. bahwa hasil
(Bid.Pribadi Adakalanya siswa istirahat. kota dan dirumah ada saudara penelitiannya
juga melamun saat lain yang tinggal bersama. Kajian Teori: MenurutAsrori adalah anak
Wawancara dengan siswa
pelajaran. Wawancara dengan orang (2008:79), yang
: Malu bila berbicara
tua : “Kesulitan berhubungan sosial kesulitan
dengan teman yang
Siswa enggan membantu dengan teman sebaya disebabkan bersosialisasi
banyak.
orang tua. oleh timbul dan berkembangnya memiliki
Kajian Teori : Kalau mempunyai keinginan perasaan takut yang berlebihan karakteristik
Menurut Normawati harus terpenuhi pada anak sehingga tidak berani antara lain
(2010:28)bahwa anak yang
sulit bergaul memiliki mengambil keputusan, dan tidak :pendiam,
karakteristik antara lain Kajian Teori berani memutuskan pemalu, dan
:pendiam, pemalu dan Menurut hasil studi Davis dan pilihan teman yang dipandang menarik diri
menarik diri dari kegiatan Forsythe (dalam Mu'tadin, cocok dari
kegiatan kelompok
2002), faktor yang kegiatan-
mempengaruhi keterampilan kegiatan
sosial (sosial skill) yaitu: kelompok.
-Keluarga Faktor yang
-Lingkungan mempengaru
-Kepribadian hi kesulitan
-Rekreasi bersosialisasi
-Pergaulan dengan
-Pendidikan teman sebaya
-Lapangan kerja. yaitu faktor
internal
berupa factor
psikologis
meliputi
:intelegensi,
kematangan,
minat,
motivasi, dan
emosi dan
factor
fisiologis
meliputi :
keadaan
jasmani
subyek kasus
berupa
kesehatan
Peserta didik Berpakaian tidak Siswa belum mampu Pengawasan dan pemantauan Bergaul dengan temanyang
belum mampu rapi memahami norma dan orangtua yang kurang efektif usianya lebih dewasa dan putus
dan sering berkata
berperilaku sopan kotor. etika kepada orang yang sekolah.
santun bertutur lebih tua Wawancara dengan orang
kata terhadap Wawancara tua siswa : Orangtua cuek Wawancara dengan teman
guru. dengan guru mapel Wawancara dengan dan tidak tau teman- teman disekolah :
: Bahwasanya siswa
(Bid. Sosial) rekan guru BK anaknya.
tersebut sering kali
berkata kotor. Siswa yang bergaul dengan Temanya lebih banyak dari luar
Pakaian sering teman sebaya yang putus Dirumah kalau berbicara sekolah dan umurnya lebih
dikeluarkan sekolah dan usia lebih dengan orangtua dan dewasa dari dia.
dewasa akan lingkungan sekitar rumahnya
Kajian Teori:
Menurut Hurlock mempengaruhi sikap selalu menggunakan bahasa Kalau bermain selalu ingin
dalam (wartini,dkk perilakunya yang dia suka. menang sendiri selalu bersuara
2013) bahwa keras.
pengaruh dari luar Kajian Teori : Menurut Kajian Teori : Menurut
dalam pembentukan
social siswa juga Marlinda (2013:23),faktor- Mahfudz dalam Kajian Teori: Menurut Hartono
mempunyai peranan faktor yang mempengaruhi Rusmini (2012:7)Bahwa (2007), perilaku sopan santun
yang sangat penting pergaulan adalah sebagai kurangnya sopan santun pada bukan merupakan sesuatu yang
bagi sikap sosial dan berikut : anak disebabkan oleh terjadi secara ototmatis pada diri
pola perilaku anak
1.Kondisi fisik beberapa hal.sehingga dalam seseorang, melainkan ada factor
2.Kebebasan emosional hal ini sangat mempengaruhi yang mempengaruhi yaitu
3.Interaksi Sosial penanaman karakter sopan meliputi lingkungan sekitar,
santun.Diantaranya yaitu : sosial ekonomi dan kebudayaan.
4.Pengetahuan terhadap *Anak-anak tidak mengerti
kemampuan diri aturan yang ada, atau
5.Penguasaan diri terhadap ekspektasi yang diharapkan
nilai nilai moral dan agama dari dirinya jauh melebihi apa
yang dapat mereka cerna pada
tingkatan pertumbuhan
mereka saat itu
*Anak-anak menginginkan
hal-hal yang diinginkan dan
kebebasannya.
*Anak-anak cenderung
meniru perbuatan orantua
*Adanya perbedaan perlakuan
disekolah dan dirumah.
Semangat dalam Siswa dikelas mudah Siswa belum memahami Orangtua yang kurang Lingkungan pergaulan siswa
mengikuti KBM mengantuk Siswa, arti pentingnya belajar perhatian, sibuk dengan yang tidak membawa pengaruh
positif sehingga menjadikan
rendah mudah sakit. untuk meraih nilai prestasi urusan kerja, sehingga siswa siswa sulit untuk menerima
(Bid. Belajar) dan bekal masa depanya, merasa bebas. teman yang tidak memiliki
Wawancara kesamaan.
dengan guru mapel Hasil wawancara dengan
Hasil wawacara dengan
dan wali kelas : Wawancara dengan siswa : Orangtua tidak pernah
tetangga: Bahwa siswa kerap
Bahwasanya siswa rekan sejawat BK bahwa bertanya dan cuek. kali membawa pulang teman
tersebut ketika di siswa kurang paham akan kerumahnya dengan keadaan
kelas selalu terlihat arti pentingnya belajar. Kajian Teori: merokok,pakaia n tidak rapi.
lelsh, lesu, dan tidur Menurut Pambudi pada tahun
Kajian Teori : Menurut Astrid
di kelas. Kajian Teori: 2019 kurangnya perhatian (2019)
Slameto(2010) dari orang tua dapat menyatakan bahwa untuk
menjabarkan beberapa membentuk moivasi belajar akan
Kajian teori : indikator minat belajar mempengaruhi perencanaan dipengaruhi dari faktor keinginan
menurut Ahmad yaitu: studi lanjut siswa. yang ada dalam dirinya sendiri
(Bekti, 2017) Faktor 1.Perhatian siswa, Menurut Winata (dalam seperti keinginan untuk berhasil
penyebab rendahnya Seseorang yang berminat Susilawati, 2011) Motivasi maupun adanya rasa kebutuhan
motivasi belajar pada suatu obyek pasti belajar rendah adalah tidak dan juga faktor dari luar dirinya
siswa Kurang Sehat : perhatiannya akan terpusat adanya seperti dari lingkungan dan
anak yang pada suatu obyek tersebut. arahan untuk belajar membuat suasana belajar yang membentuk
kurang sehat dapat tidakada semangat dalam diri sebuah keinginan untuk belajar.
mengalami kesulitan 2.Perasaan senang, siswa
belajar, sebab ia perasaan senang yang sehingga tujuan yang
mudah capek, dimaksud merupakan dikehendaki
mengantuk, pusing, perasaan senang dalam tidak dapat tercapai.
daya mengikuti dan tertarik
konsentrasinya dalam kegiatan
hilang, kurang pembelajaran
semangat pikiran
terganggu. 3.Konsentrasi, siswa yang
memiliki konsentrasi
dalam belajar akan
mengikuti pelajaran
dengan baik.

4.Kesadaran siswa dalam


mengikuti pelajaran, waktu
dan tanggung jawab pada
tugas yang diberikan
5. Kemauan siswa dalam
mempelajari suatu bahan
pelajaran tanpa adanya

Peserta didik Siswa belum memiliki Keadaan ekonomi Siswa mengikuti


bingung untuk gambaran yang jelas akan orangtua siswa yang temanya yang masalahnya sama.
kemana, rendah (Tukang becak)
menentukan Tingkat pendidikan
sekolah lanjutan Pengaruh pandangan orangtua yang minim. Wawancara dengan siswa: Siswa
SMA atau SMK orangtuanya yang masih bingung,ragu akan
(Bid. Karier) seakan mengharuskan memilih studi lanjut ke SMA atau
melanjutkan ke SMK
SMK
dengan harapan lulus
dapat ketrampilan dan Wawancara dengan
bekerja. orangtua : Kajian Teori: Zaques
Tidak punya biaya dan (2008:36)menyat akan rasa malas
Wawancara dengan menginginkan anaknya
sebagai keengganan seseorang
siswa mengatakan sekolah di SMK dengan
bahwa siswa masih harapan setelah lulus bisa untuk melakukan sesuatu yang
ragu akan memilih kerja seharusnya dilakukan.
kemana karena orantua
tidak punya biaya. Kajian Teori: (Sulistyo,2012
Kajian Teori ) menyatakan bahwa proses
Santrock (2016) pengambilan keputusan studi
menyatakan bahwa lanjut dipengaruhi oleh
remaja seringkali beberapa hal, diantaranya
memandang eksplorasi
karier dan pengambilan potensi akademik, dukungan
keputusan disertai orantua,kesiapan mental serta
perasaan bimbang,ragu pengetahuan dan pemahaman
ketidakpastian dan orientasi karir.
stress

Anda mungkin juga menyukai