Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

Latar Belakang

1.1 Konteks Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting bagi pembangunan nasional dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui sistem pendidikan yang baik

setiap warga negara diharapkan dapat menjadi pribadi yang unggul dan mampu

menghadapi keadaan dimasa mendatang. Upaya penyempurnaan kurikulum yang

telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini adalah dengan penerapan

Kurikulum 2013.Kurikulum 2013 diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014

berdasarkan Permendikbud nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakukan

Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 melalui pelaksanaan secara terbatas.1

Di tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia memberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk jenjang SMP dan

SMA/MA. Penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) ditingkat Sekolah Menegah

Atas/MA ini bertujuan untuk memberikan peluang kepada siswa untuk

berkesempatan memilih mata pelajaran dan beban belajarnya sendiri sesuai

dengan kemampuan dan kecepatan dalam menerima pembelajaran.Kebijakan

penerapan SKS disekolah merupakan hal baru yang berbeda dengan SKS

diperguruan tinggi dan penerapannya diawali dengan penyusunan struktur

1
kurikulum yang menggunakan kurikulum regular yang ada yaitu kurikulum 2006

dan kurikulum 2013 sebagai basisnya.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang

menyatakan dengan pendidikan “Menjamin hak peserta didik dalam mendapatkan

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya serta

menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar”.Dengan

demikian perlu adanya suatu inovasi dalam sistem pendidikan yang dapat

mencangkup potensi peserta didik melalui program pendidikan khusus.

Mukhammad (2017) Program pendidikan khusus merupakan suatu program yang

mengakomodasi potensi anak gifted (berbakat). Program tersebut bertujuan agar

potensi yang dimiliki peserta didik teraktualisasi. Jenis program pendidikan

khusus tersebut yaitu dengan pembelajaran berbasis Sistem Kredit Semester

(SKS)merupakan program yang menggantikan program akselerasi.

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap

pengetahuan dan bagaimana informasi atau pengetahuan yang diperoleh diatur

dan diproses Menurut James dan Gardner dalam bukunya yang berjudul gaya

belajar gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap

dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan

memanggil Kembali apa yang telah mereka pelajari. Gaya belajar siswa

merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Setiap siswa

tentu memiliki gaya belajar yang berbeda. Mengetahui gaya belajar siswa

yang berbeda ini dapat membantu para guru dalam menyampaikan bahan

pembelajaran kepada semua siswa shingga hasil belajar akan lebih efektif.
Setiap siswa menggunakan ketiga gaya ini pada tahapan tertentu, akan

tetapi salah satu dari ketiganya cenderung lebih menonjol. Aanya perbedaan

tersebut, guru harus mampu mengakomoasi kebutuhn siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tepenuhi

secara maksimal. Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alam

(bawaan) dan faktor lingkungan. Bahkan setiap siswa tidak dapat berubah secara

pribadi. Tetapi ada hal-hal yang dapat dilatih dan disesuaikan dengan lingkungan

yang tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar tidak serta merta membuat siswa

menjadi lebih pintar. Namun, adanya gaya belajar memungkinkan siswa untuk

menentukan metode pembelajaran yang efektif. Gaya belajar adalah kombinasi

dari bagaimana seseorang menyerap pengetahuan dan bagaimana informasi atau

pengetahuan yang diperoleh diatur dan diproses.

, Memahami gaya belajar adalah cara yang konsisten bagi siswa untuk

memahami mengingat, berpikir dan memecahkan masalah dengan rangsangan dan

informasi. Gaya belajar adalah cara favorit seseorang dalam memproses

pengalaman dan informasi. Gaya belajar didefinisikan sebagai cara siswa secara

konsisten dalam membangun pengetahuan, termasuk mempromosikan kreativitas

antara empat model pembelajaran yang memiliki dampak signifikan pada

pengetahuan, keterampilan, atau sikap melalui pembelajaran atau pengalaman.

Gaya belajar atau dengan kata lain yang disebut sebagai modalitas belajar.

Istilah lain untuk modalitas adalah ketajaman sensorik. Ini berarti suatu sistem

milik manusia yang untuk mengakses dunia dan tetap terhubung dengan dunia

luar. Dalam bahasa Indonesia, kata sensory berarti indera atau sensasi. Manusia
memiliki panca indera untuk memetakan informasi yang diakses dari dunia kecil:

tubuh, jiwa, dan roh yang terhubung ke dunia luar. Panca indera tersebut adalah

peglihatan(visual), pendengaran(auditory), peraba atau perasaan(kinesthetic),

pencium(olfactory), dan pengecapan(gustatory).

Para ahli di bidang Pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai

gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang

mudah dan menyenangakan. Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi agar

dapat memahami konsep yang dipelajari. Situsi dan kondisi untuk berkonsentrasi

sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika seseorang dpat mengenali gaya

belajar sendiri, maka orang tersebut dapat mengelola kondisi apa, dimana, kapan

dan bagaimana seseorang dapat memaksimalkan belajar.

Menurut penelitian dari Syamsu Rizal dan Suhadi gaya belajar adalah

sikap siswa berperan sebagai penunjang dalam mencapai sustu tujuan

pembelajaran sikap dipengaruhi perasaan mendukung atau tidak mendukung

terhadap suatu objek. Terdapat banyak asumsi bahwa ada hubungan yang positif

antara sikap siswa dengan hasil belajarnya. Dengan kata lain, bahwa siswa yang

mempunyai sikap positif terhadap pelajaran tertentu cenderung lebih tekun dalam

belajar sehingga mencapai asil yang memuaskan. Dan sebaliknya, siswa yang

memiliki sifat negatif terhadap pelajaran, dia tidak akan semangat belajar

sehmgga hasilnya kurang memuaskan.

Gaya belajar seseorang cukup berpengaruh terhadap pencapaian hasil

belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2003), yang mengemukakan

bahwa setiap metode mengajar bergantung pada cara atau gaya siswa belajar,
pribadinya serta kesanggupannya. Dengan demikian, guru dalam mengajar

hendaknya memperhatikan gaya belajar atau Learning Style siswa, yaitu cara

siswa bereaksi dan menggunakan stimulus-stimulus yang diteria dalam proses

pembelajaran.

Setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang

dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan

dengan waktu dan pengalaman. Pola atau gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan

atau bidang yang digeluti, yang selanjutnya akan turut mempengaruhi keberhasilan

seseorang dalam meraih prestasi yang diharapkan (Susilo, 2006).

Karakteristik siswa pada dasarnya dapat diidentifikasi dari berbagai sudut

pandang antara lain: kemampuan awal siswa, latar belakang budaya siswa,

pengalaman belajar siswa, gaya belajar siswa, dan sebagainya. Karakteristik gaya

belajar siswa cukup penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar

siswa adalah karakteristik gaya belajar siswa (Asri, 2004).

1.2 Fokus Penelitian

1. Bagaimana cara belajar siswa untuk menempuh sistem SKS selama dua

tahun?

2. Apa saja kendala yang dialami siswa cara belajar system SKS untuk lulus

selama dua tahun?

3. Apa saja upaya penyelsaian kendala yang dialami siswa dalam

pembelajaran sistem SKS?


1.3 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui cara belajar siswa dalam menempuh sIstem SKS dan

lulus dalam dua tahun

2. Untuk mengetahui kendala yang dialai oleh para siswa Ketika menjalani

sIstem SKS

3. Untuk mengetahui penyelesaian yang dilakukan dalam pembelajaran

sistem SKS

1.4 Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini, berdasarkan keputusan peneliti dimulai dari

cara yang digunakan oleh siswa yang menempuh sistem SKS untuk lulus

selama dua tahun, dan batasan ahirnya adalah penyelesaian permasalahan

yang dialami oleh siswa yang sedang menjalani sistem SKS.

1.5 Definisi Operasional

Pengertian Gaya belajar menurut James dan Gardner adalah cara

yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif

dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil Kembali apa

yang telah mereka pelajari. Gaya belajar siswa merupakan kunci untuk

mengembangkan kinerja dalam belajar. Dapat disimpulkan, bahwasannya

gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap

pengetahuan dan bagaimana informasi atau pengetahuan yang diperoleh

diatur dan diproses. Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang

berbeda. Mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda, hal ini dapat
membantu para guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada

semua siswa shingga hasil belajar yang lebih efektif.


BAB 2

Kajian Pustaka

2.1 Penjelasan Variabel

Gaya Belajar adalah cara yang konsisten dilakukan oleh seorang murid

dalam menangkap stimulus atu informasi, cara mengingat, berpikir, dan

memecahkan soal. Menurut De Poter dan Hernacki (1999),menjelaskan secara

umum gaya belajar manusia dibedakan kedalm dua kelompok beasr, yaitu gaya

belajar visual dan gaya belajr auditorial dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar

visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan

sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan.bagi orang

yang memilaki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menagkap setiap

gejala atau stimulus (rangsangan) belajar.

Ciri-ciri individu yang memiliktipe gaya belajar visual yaitu menyukai

kerapian dan ketermpilan, jika betbicara cenderung lebih cepat, suka membuat

perencanaan yang matang untuk jangka waktu yang Panjang, sangat teliti sampai

hal-hal yang detail sifatnya, mementingkan penampilan baik dalam berpakain

maupn presentasi, leih muah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar,

mengingat sesuatu dengan penggambaran (asosiasi) visual, tidak mudah

terganggu dengan keributan saat belajar yang cepat dan tekun, lebih suka

membaca sendiri daripada dibacakan orang lain, tidak mudah yakin terhadapsetiap

masalah sebelum secara mental merasa pasti, suka mencorat-coret tanpa arti

selama berbicara di telepon atau dalam rapat, lebih suka melakukan pertunjukan
(demontrasi) daripada berpidato, lebih menyukai seni daripada music,serinkali

mengetahui apa yang harus dilakatakan akan tetapi tidak pandai dalam memilih

kata-kata, serta kadang-kadang suka kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin

memperhatikan.

2.2 Program lulus dua tahun

Pendidikan akselerasi (acceleration) atau percepatan adalah

penyelengaraan Pendidikan dimana mereka yang cerdas dapat belajar menguasai

materi secara cepat sesuai dengan kematangan dan kemampuan mereka, dan jika

perlu naik kelas secara loncat. Sistem inilah yang sering disebut dengan sistem

akselerasi (acceleration)atau juga sering disebut sistem peloncatan (exceltation).

Istilah akselerasi memiliki arti pemberian perlakuan apapun yang

memungkinkan bagi peserta didik yang cerdas, yang berbakat, yang talemta untuk

menyelesaikan studinya secara cepat sesuai dengan tingkat kemampuan dan

kematangan mereka sehingga dapat menyelesaikan pendidikan formalnya dalam

waktuyang lebih singkat. Tiga sistem Pendidikan bagi mereka yang cerdas yakni:

(1) Segregation atau terpisah, (2) Enrichment atau pengayaan, (3) Acceleration

atau percepatan. Sistem segregation adalah penyelenggaraan pendidikan khusus

bagi mereka yang cerdas secara tersendiri dan terpisah dari yang lain, mereka bisa

sekolah khusus, atau di kelas khusus. Sistem ini sering disebut segregation, atau

exclusive, atau grouping.

Sistem enrichment atau pengayaan adalah penyelenggaraan Pendidikan

dimana mereka yang cerdas berada di sekolah regular atau bisa di sekolah khusus

namun diberikan materi tambahan sebagai pengayaan. Dalam praktik Pendidikan


di sekolah, bisa menggabungkan atau tidak menggabungkan sistem-sistem

tersebut, sebab masing-masing memiliki plus dan minusnya. Menurut Eliot dkk,

Terdapat empat prinsip dalam mengakomodasi perbedan individual pada sekolah

akselerasi yakni: (1) Siswa masuk sekolah berdasar usia mental dan bukan usia

kronologis. (2) Loncat kelas. (3) Waktu Pendidikan dipersingkat. (4) Masuk

sekolah menengah atau universitas lebih awal.

Prinsip inilah yang diyakini efektif untuk mempercepat mencetak bibit

unggul dalam usia muda, akan banyak doktor-doktor muda dalam usia 21 tahun.

Hitung saja jika peserta didik masuk sd usia 6 tahun ditambah belajar di SD 4

tahun, SMP 2 tahun, SMA 2 tahun, S1 3 tahun, S2 2 tahun, maka lulus doktor

pada usia 21 tahun. Dan bakan mungkin dapat dipersingkat lagi, maka akan

banyak lhir doctor diusia muda. Oleh sebab itu tidak heran jika berbagai negara

maju lahir doctor dalam usia belasan tahun.

2.3 Teori Program Lulus Dua Tahun

Terdapat tiga bentuk atau model penyelenggaraan sekolah akselerasi

yakni: (1) Kelas reguler, dimana peserta didik berada dalam kelas reguler pada

sekolah regulernamu memporoleh perlakuan akselerasi sehingga dapat loncat

kelas dan dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah itu lebih awal disbanding

kelas reguler. (2) Kelas khusus, dimana beberapa peserta didik dikelompokkan

berada dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun memperoleh perlakuan

akselerasi sehingg dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah itu lebih awal

dibandingkan dengan kelas reguler. (3) Sekolah khusus yakni beberapa peserta
didik pada sekolah khusus akselerasi memperoleh perlakuan akselerasi dengan

waktu Pendidikan yang lebih singkat disbanding sekolah reguler.


BAB 3

Metode Penelitian

3.1 Jenis dan pendekatan penellitian

Penelitian yang berjudul “Gaya belajar siswa lulus dua tahun” menggunakan

pendekatan kualiatatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih

ditojolkan dalam penelitian kualitatif. Landasa teori dimanfaaatkan sebagai

pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta lapangan.

3.2 Data dan Sumber Data

Sumber data yang menjadi dasar penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu data primer dan data skunder.

a. Data primer merupakan kebutuhan yang menghasilkan informasi yang

menggambarkan kebenaran sesuai dengan kondisi factual, jadi informasi

yang dihasilkan bisa berguna bagi peneliti dalam menghasilkan

keputusan. Data primer mrupakan acuan seorang peneliti dalam

melakukan sebuah penelitian. Adapun sumber data primer yang digunakn

peneliti dalam penelitian ini adalah jurnal yang diambil dari Google

Scholar.

b. Data skunder menurut Amiriin merupakan data yang didapatkan melalui

sumber yang bukan asli berisi informasi maupun data penelitian. Data

skunder adalah sumber data yang memberikan data yang memberikan


data secara tidak langsung yaitu melalui orang lain maupun melewati

dokumen yang dapat menjadi sumber penunjang dan pembanding yang

berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Sumber data skunder yang

yamg dapat menunjang penelitian gaya belajar lulus dua tahun

3.3 Instrumen penelitian

Anda mungkin juga menyukai