Anda di halaman 1dari 45

“GAYA BELAJAR SISWA/SISWI PROGRAM LULUS

DUA TAHUN SMAN 1 PAMEKASAN”

KAYA TULIS ILMIAH (KTI)

Disusun oleh :
Mohammad Farhan Maulana
NIS 13692

SMA NEGERI 1 PAMEKASAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
1 HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Gaya Belajar Siswa/Siswi Lulus Dua Tahun SMA

Negeri 1 Pamekasan.

2. Nama lengkap : Mohammad Farhan Maulana

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat e-mail : farhanmaulanaa.05@gmail.com

3. Guru Pembimbing : Eka Juwita Wijdaniyah S.P.d

Disahkan pada tanggal,

Pamekasan,……………………

Mengesahkan

Eka Juwita Wijdaniyah , S.P.d


2 KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas Rahmat dan

hidayah-nya, penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gaya

Belajar Siswa/Siswi Program Lulus Dua Tahun SMA Negri 1 Pamekasan”.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepad Ibu Eka Juwita selaku

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam

mengerjakan karya tulis ini. Penulis juga mengycapkan terima kasih kepada

teman-teman yan telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Karya tulis ini berisi hal-hal yang terkait gaya belajar yang digunakan oleh

siswa/siswi program lulus dua tahun. dann untuk mengetahui gaya belajar ang

dipakai olehsiswa/siswi program lulus dua tahun.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya imiah ini. Oleh sebab iu,

sara dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga

berharap semoga karya tulis ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan yang

lebih pada pembacanya.

Pamekasan, 31 oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
3 ABSTRAK

Kelas akselerasi merupakan kelas khusus untuk anak-anak berbakat yang

program kegiatan kelasnya dipercepat dalam hal waktu dan kurikulum

pembelajaran. Misalnya, SMP membutuhkan waktu 3 tahun untuk lulus, namun

pada kelas akselerasi, waktu belajar hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun saja.

Program belajar mengajarnya di dalamnya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

membuat anak-anak ‘pintar dan berbakat’ mencapai prestasi maksimal sesuai

dengan potensinya yang dimilikinya.

Di SMA Negeri 1 Pamekasan sendiri terdapat 10 kelas dengan diisi siswa

reguler dan siswa program lulus dua tahun. setiap kelas berisi satu sampai tiga

siswa dengan program lulus dua tahun. maka dari itu penelitian ini dilaksanakan

sebagai motivasi belajar bagi siswa/siswi SMA Negeri 1 Pamekasan .

Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan

wawancara. Responden dalam penelitia ini sebanyak 10 orang, 10 orang ini

termasuk siswa yang lulus dua tahun. berdasar penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa gaya belajar siswa/siswi lulus dua tahun memiliki gaya belajar

mereka masing-masing, seperti gaya beljar visual, dan lainnya.

Kata kunci : gaya belajar siswa/siswi lulus dua tahun.


4 BAB 1
5 Latar Belakang

5.1 Konteks Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting bagi pembangunan nasional dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui sistem pendidikan yang baik

setiap warga negara diharapkan dapat menjadi pribadi yang unggul dan mampu

menghadapi keadaan dimasa mendatang. Upaya penyempurnaan kurikulum yang

telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini adalah dengan penerapan

Kurikulum 2013.Kurikulum 2013 diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014

berdasarkan Permendikbud nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakukan

Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 melalui pelaksanaan secara terbatas.1

Di tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia memberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk jenjang SMP dan

SMA/MA. Penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) ditingkat Sekolah Menegah

Atas/MA ini bertujuan untuk memberikan peluang kepada siswa untuk

berkesempatan memilih mata pelajaran dan beban belajarnya sendiri sesuai

dengan kemampuan dan kecepatan dalam menerima pembelajaran.Kebijakan

penerapan SKS disekolah merupakan hal baru yang berbeda dengan SKS

diperguruan tinggi dan penerapannya diawali dengan penyusunan struktur

1
kurikulum yang menggunakan kurikulum regular yang ada yaitu kurikulum 2006

dan kurikulum 2013 sebagai basisnya.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang

menyatakan dengan pendidikan “Menjamin hak peserta didik dalam mendapatkan

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya serta

menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar”.Dengan

demikian perlu adanya suatu inovasi dalam sistem pendidikan yang dapat

mencangkup potensi peserta didik melalui program pendidikan khusus.

Mukhammad (2017) Program pendidikan khusus merupakan suatu program yang

mengakomodasi potensi anak gifted (berbakat). Program tersebut bertujuan agar

potensi yang dimiliki peserta didik teraktualisasi. Jenis program pendidikan

khusus tersebut yaitu dengan pembelajaran berbasis Sistem Kredit Semester

(SKS)merupakan program yang menggantikan program akselerasi.

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap

pengetahuan dan bagaimana informasi atau pengetahuan yang diperoleh diatur

dan diproses Menurut James dan Gardner dalam bukunya yang berjudul gaya

belajar gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap

dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan

memanggil Kembali apa yang telah mereka pelajari. Gaya belajar siswa

merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Setiap siswa

tentu memiliki gaya belajar yang berbeda. Mengetahui gaya belajar siswa

yang berbeda ini dapat membantu para guru dalam menyampaikan bahan

pembelajaran kepada semua siswa shingga hasil belajar akan lebih efektif.
Setiap siswa menggunakan ketiga gaya ini pada tahapan tertentu, akan

tetapi salah satu dari ketiganya cenderung lebih menonjol. Aanya perbedaan

tersebut, guru harus mampu mengakomoasi kebutuhn siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tepenuhi

secara maksimal. Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alam

(bawaan) dan faktor lingkungan. Bahkan setiap siswa tidak dapat berubah secara

pribadi. Tetapi ada hal-hal yang dapat dilatih dan disesuaikan dengan lingkungan

yang tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar tidak serta merta membuat siswa

menjadi lebih pintar. Namun, adanya gaya belajar memungkinkan siswa untuk

menentukan metode pembelajaran yang efektif. Gaya belajar adalah kombinasi

dari bagaimana seseorang menyerap pengetahuan dan bagaimana informasi atau

pengetahuan yang diperoleh diatur dan diproses.

, Memahami gaya belajar adalah cara yang konsisten bagi siswa untuk

memahami mengingat, berpikir dan memecahkan masalah dengan rangsangan dan

informasi. Gaya belajar adalah cara favorit seseorang dalam memproses

pengalaman dan informasi. Gaya belajar didefinisikan sebagai cara siswa secara

konsisten dalam membangun pengetahuan, termasuk mempromosikan kreativitas

antara empat model pembelajaran yang memiliki dampak signifikan pada

pengetahuan, keterampilan, atau sikap melalui pembelajaran atau pengalaman.

Gaya belajar atau dengan kata lain yang disebut sebagai modalitas belajar.

Istilah lain untuk modalitas adalah ketajaman sensorik. Ini berarti suatu sistem

milik manusia yang untuk mengakses dunia dan tetap terhubung dengan dunia

luar. Dalam bahasa Indonesia, kata sensory berarti indera atau sensasi. Manusia
memiliki panca indera untuk memetakan informasi yang diakses dari dunia kecil:

tubuh, jiwa, dan roh yang terhubung ke dunia luar. Panca indera tersebut adalah

peglihatan(visual), pendengaran(auditory), peraba atau perasaan(kinesthetic),

pencium(olfactory), dan pengecapan(gustatory).

Para ahli di bidang Pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai

gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang

mudah dan menyenangakan. Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi agar

dapat memahami konsep yang dipelajari. Situsi dan kondisi untuk berkonsentrasi

sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika seseorang dpat mengenali gaya

belajar sendiri, maka orang tersebut dapat mengelola kondisi apa, dimana, kapan

dan bagaimana seseorang dapat memaksimalkan belajar.

Menurut penelitian dari Syamsu Rizal dan Suhadi gaya belajar adalah

sikap siswa berperan sebagai penunjang dalam mencapai sustu tujuan

pembelajaran sikap dipengaruhi perasaan mendukung atau tidak mendukung

terhadap suatu objek. Terdapat banyak asumsi bahwa ada hubungan yang positif

antara sikap siswa dengan hasil belajarnya. Dengan kata lain, bahwa siswa yang

mempunyai sikap positif terhadap pelajaran tertentu cenderung lebih tekun dalam

belajar sehingga mencapai asil yang memuaskan. Dan sebaliknya, siswa yang

memiliki sifat negatif terhadap pelajaran, dia tidak akan semangat belajar

sehmgga hasilnya kurang memuaskan.

Gaya belajar seseorang cukup berpengaruh terhadap pencapaian hasil

belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2003), yang mengemukakan

bahwa setiap metode mengajar bergantung pada cara atau gaya siswa belajar,
pribadinya serta kesanggupannya. Dengan demikian, guru dalam mengajar

hendaknya memperhatikan gaya belajar atau Learning Style siswa, yaitu cara

siswa bereaksi dan menggunakan stimulus-stimulus yang diteria dalam proses

pembelajaran.

Setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang

dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan

dengan waktu dan pengalaman. Pola atau gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan

atau bidang yang digeluti, yang selanjutnya akan turut mempengaruhi keberhasilan

seseorang dalam meraih prestasi yang diharapkan (Susilo, 2006).

Karakteristik siswa pada dasarnya dapat diidentifikasi dari berbagai sudut

pandang antara lain: kemampuan awal siswa, latar belakang budaya siswa,

pengalaman belajar siswa, gaya belajar siswa, dan sebagainya. Karakteristik gaya

belajar siswa cukup penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar

siswa adalah karakteristik gaya belajar siswa (Asri, 2004).

Siswa unggul yang sering disebut anak berbakat dalam lingkungan kelas

memerlukan pembelajaran dan penyesuaian dalam mengikuti pembelajaran. Siswa

unggul memiliki kemampuan pada aspek kognitif yang melebihi diswa reguler

lainnya. Soemantri (2007)mendeskripsikan bahwa anak unggul adalah anak yang

memiliki kemampuan kognitif yang luar biasa dan dapat mengarah pada

munculnya perilaku kreatif.

Anak-anak berbakat juga dapat mengetahui gaya belajar mereka lebih

condong ke ceramah, diskusi, belajar dengan rekan, latihan dn pengulangan,

projek, belajar mandiri, pengalaman, intruksi mandiri, atau permainan melalui

stimulasi.
5.2 Fokus Penelitian

1. Bagaimana cara belajar siswa untuk menempuh sistem SKS selama dua

tahun?

2. Apa saja kendala yang dialami siswa cara belajar system SKS untuk lulus

selama dua tahun?

3. Apa saja upaya penyelsaian kendala yang dialami siswa dalam

pembelajaran sistem SKS?

5.3 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui cara belajar siswa dalam menempuh sIstem SKS dan

lulus dalam dua tahun

2. Untuk mengetahui kendala yang dialai oleh para siswa Ketika menjalani

sIstem SKS

3. Untuk mengetahui penyelesaian yang dilakukan dalam pembelajaran

sistem SKS

5.4 Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini, berdasarkan keputusan peneliti dimulai dari

cara yang digunakan oleh siswa yang menempuh sistem SKS untuk lulus
selama dua tahun, dan batasan ahirnya adalah penyelesaian permasalahan

yang dialami oleh siswa yang sedang menjalani sistem SKS.

5.5 Definisi Operasional

Pengertian Gaya belajar menurut James dan Gardner adalah cara

yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif

dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil Kembali apa

yang telah mereka pelajari. Gaya belajar siswa merupakan kunci untuk

mengembangkan kinerja dalam belajar. Dapat disimpulkan, bahwasannya

gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap

pengetahuan dan bagaimana informasi atau pengetahuan yang diperoleh

diatur dan diproses. Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang

berbeda. Mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda, hal ini dapat

membantu para guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada

semua siswa shingga hasil belajar yang lebih efektif.


BAB 2

Kajian Pustaka

6 2.1 Penjelasan Variabel

Gaya Belajar adalah cara yang konsisten dilakukan oleh seorang murid

dalam menangkap stimulus atu informasi, cara mengingat, berpikir, dan

memecahkan soal. Sedangkan menurut Bobby De Porter dan Mike dan

Hernacki,terjemahan Alwiyah Abdurrahman, Quantum Learning nyaman dan

menyenangkan (Bandung: Kaifa, 2011), hal.110-111. “gaya belajar adalah

kombinasi dari baaimana ia menyerap. dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi. sedangkan menurut Kemp dalam bukunya Tutik Rachmawati dan

Daryanto yang berjudul Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik,

(Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2015), hal.17. menyatakan bahwa “gaya belajar”

adalah cara mengenali berbagai metode belajar yang disukai yang mungkin efektif

bagi peserta didik tersebut”. Berarti gaya belajar yang dimaksudkan yaitu cara

memahami metode-metode yang dirasa paling disukai oleh pserta didik yang

menjadikan pembelajaran menjadi efektif.

Menurut James dan Garner dalam M. Nur Guffron dan Risnawati, Gaya

Belajar Kajian Teoritik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013). hal. 42.

menjelaskan bahwa: “gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa

meganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, meyimpan

dan emanggil Kembali apa yang telah mereka pelajari”. Sedangkan menurut

Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2009), hal. 94 “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan

oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,

berfikir dan memecahkan soal. Dapat diartikan bahwasanya gaya belajar

merupakan suatu cara atau kebiasaan belajar yang dianggap paling disukai dan

nyaman digunakan ketika menerima, menyerap, memproses dan mengolah

menjadikan siswa mudah mengingatnya dalam memori otaknya.

Menurut Hamzah B. Uno Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajar,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 180 gaya belajar adalah: “kemampuan

seseorang untuk memehami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda

tingkatannya, ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang lambat”. Oleh karena itu,

seseorang atau siswa sering kali harus menempuh cara yng berbeda untuk bisa

memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Ada siswa yang senang

melihat hal-hal yang telah disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran

berlangsung. Ada siswa yang lebih senang mendengarkan materi yang

disampaikan oleh guru, serta ada juga yang lebih senang praktik secara langsung.

Dari beberapa definisi gaya belajar diatas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar

adalah cara yang digunakan seseorang dalam proses belajar yang meliputi

bagaimana sesorang menyerap, mengatur, dan mengelolainformasi yang

didapatkan sehingga pelajaran dapat dipahami dan berjalan secara efektif.

2.1.1 Macam-Macam Gaya Belajar


Gaya belajar setiap siswa memiliki kerekteristik masing-masing dan telah

di jelaskan oleh De Porter dan Hernacki : “bahwa terdapat 3 modlitas (tipe) dakam

gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Pelajar visual belajar melalui apa

yangmereka lihat. Auditorial belajar dengan cara mendengardan kinestetikbelajar

lewat gerak dan menyentuh. Meskipun masing-masing siswa atau seseorang

belajar dengan menggunakan modalitas ketiganya dalam tahapan tertentu, akan

tetapi disisi lain kebanyakan orang cenderung hanya menggunakan salah satu dari

ketiga modalitas yang dimiliki.

1) Gaya belajar visual

Siswa bergaya belajar visual dapat dilihat dari ciri-ciri utama yaitu

menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan Indera mata.

Artinya, bukti-bukti konkret harus diperhatikan terlebih dahulu

agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual

adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap

informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Siswa

dengan gaya belajar visual lebih mengingat apa yang mereka lihat,

seperti bahasa tubuh/ekspresi muka gurunya, diagram, buku

pelajaran bergambar dan video, sehingga mereka bisa mengerti

dengan baik mengenai posisi/lokal, bentuk, angka,dan warna siswa

visual cenderung rapi dan teratur dan tidak terganggu dengan

keributan ada, tetapi ereka sulit menerima intruksi verbal.

2) Gaya belajar auditorial


Siswa yag gaya belajar auditorial dapat dikenali dengan ciri-cirinya

lebih banyak menggunakan modalitas belajar denagn kekuatan

Indera pendengaran yakni telinga, seperti yang dijelaskan oleh De

Porter dan hernacki dalam buku Rachmawati dan Daryanto Teori

Belajar…,hal. 18-19. menyatakan: “orang bergaya belajar

auditorial lebih dekat dengan ciri seperti lebih suka berbicara

daripada menulis, Kata-kata khas yang diguanakan oleh orang

auditorial dalam pembicaraan tidak jauh dari ungkapan “aku

mendengar apa yang kau katakana” dan kecepatan bicarsnys

sedang. Dalam menyerap informasi umumnya orang bergaya

belajar auditorial menerapkan strategi penengaran yang kuat

dengan suara dan ungakapan yang berciri pendengaran.

3) Gaya belajar kinestetik

Menurut De Porter dan Hernacki Teori Belajar…,hal 18-19

“bahwa orang yang bergaya belajar kinestetik lebih dekat dengan

ciri seperti saat berfikir lebih baik ketika bergerak atau berjalan,

lebih menggerakkan anggota tubuh ketika bicara dan merasa sulit

duduk diam. Umumnya oaring yang bergaya belajr kinestetik

dalam menerapkan strategi fisikal dan ekpresi yng berciri fisik”

2.1.2 Cara merangsang modalitas (gaya belajar)

Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk merngsang ketiga modlaitas

tersebut yaitu:
1) Gaya belajar visual

a) Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna

b) Menggantungkan grafik di dinding sekeliling ruang kelas yang

berisi tentang informasi penting dalam materi

c) Mendorong peserta didik untuk menggambarkan informasi

yang diterimanya dengan menggunakan peta pikiran, diagram,

tulisan berwarna.

d) Membagikan fase-fase atau garis besar setiap materi

pembelajaran yang disampaikan dengan memberikan ruangan

yang kosonng untuk menambahkan catatan.

e) Memberikan kode warna untuk tiap-tiap materi yang hendak

disampaikan.

f) Menggunakan Bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada

diri anak. Misalnya: bayangkan bola dunia yang sedang

berputar mengelilingi matahari (jika sedang mempelajari

revolusi bumi), dan sebagainya.

2) Gaya belajar auditorial

a) Menggunakan variasi vokal (ritme, volume, suara, intonasi)

yang digunakan pada saat menyampaikan materi pembelajaran.


b) Menggunakan pengulangan dengan cara meminta peserta didik

mengulangi Kembali konsep-konsep kunci yang telah

dipelajari.

c) Mengembangkan dan mendorong peserta didik untuk membuat

“jembatan keledai” untuk menghadapi konsep kunci. Misalnya:

warna pelangi adalah “mijikuhibiniu” (merah, jingga, kuning,

hijau, biru, nila, ungu)

d) Menggunakan music sebagai aba-aba melalui sebagai suatu

kegiatan.

e) Mendorong peserta didik terutama unuk belajar auditorial

untuk mereka, informasi-informasi penting untuk kemudian

didengarkan ulang karena pelajaran auditorial tidak terlalu

senang mencatat.

f) Mengijinkan peserta didik berbicara secara perlahan pada saat

sedang mempelajari konsep yang harus dipahaminya.

3) Gaya belajar kinestetik

a) Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk

menmbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep

kunci.

b) Menggunakan simulasi konsep agar setiap peserta didik dapat

mengalami sendiri
c) Mencoba berbicara dengan peserta didik secara pribadi setiap

hari, misalnya: ibu senang kamu sudah terlibat aktif di kelas

hari ini”.

d) Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan

kesempatan kepada setiap peserta idik untuk mencoba

mempelajari Langkah demi Langkah.

e) Melakukan peran pendek dapat membantu peserta didik untuk

memahami materi yang dipelajarinya. Setiap peserta didik

didorong untuk membuat peran pendek tentang materi yang

dipelajari.

2.2 Program lulus dua tahun

Pendidikan akselerasi (acceleration) atau percepatan adalah

penyelengaraan Pendidikan dimana mereka yang cerdas dapat belajar menguasai

materi secara cepat sesuai dengan kematangan dan kemampuan mereka, dan jika

perlu naik kelas secara loncat. Sistem inilah yang sering disebut dengan sistem

akselerasi (acceleration)atau juga sering disebut sistem peloncatan (exceltation).


Istilah akselerasi memiliki arti pemberian perlakuan apapun yang

memungkinkan bagi peserta didik yang cerdas, yang berbakat, yang talemta untuk

menyelesaikan studinya secara cepat sesuai dengan tingkat kemampuan dan

kematangan mereka sehingga dapat menyelesaikan pendidikan formalnya dalam

waktuyang lebih singkat. Tiga sistem Pendidikan bagi mereka yang cerdas yakni:

(1) Segregation atau terpisah, (2) Enrichment atau pengayaan, (3) Acceleration

atau percepatan. Sistem segregation adalah penyelenggaraan pendidikan khusus

bagi mereka yang cerdas secara tersendiri dan terpisah dari yang lain, mereka bisa

sekolah khusus, atau di kelas khusus. Sistem ini sering disebut segregation, atau

exclusive, atau grouping.

Sistem enrichment atau pengayaan adalah penyelenggaraan Pendidikan

dimana mereka yang cerdas berada di sekolah regular atau bisa di sekolah khusus

namun diberikan materi tambahan sebagai pengayaan. Dalam praktik Pendidikan

di sekolah, bisa menggabungkan atau tidak menggabungkan sistem-sistem

tersebut, sebab masing-masing memiliki plus dan minusnya. Menurut Eliot dkk,

Terdapat empat prinsip dalam mengakomodasi perbedan individual pada sekolah

akselerasi yakni: (1) Siswa masuk sekolah berdasar usia mental dan bukan usia

kronologis. (2) Loncat kelas. (3) Waktu Pendidikan dipersingkat. (4) Masuk

sekolah menengah atau universitas lebih awal.

Prinsip inilah yang diyakini efektif untuk mempercepat mencetak bibit

unggul dalam usia muda, akan banyak doktor-doktor muda dalam usia 21 tahun.

Hitung saja jika peserta didik masuk sd usia 6 tahun ditambah belajar di SD 4

tahun, SMP 2 tahun, SMA 2 tahun, S1 3 tahun, S2 2 tahun, maka lulus doktor
pada usia 21 tahun. Dan bakan mungkin dapat dipersingkat lagi, maka akan

banyak lhir doctor diusia muda. Oleh sebab itu tidak heran jika berbagai negara

maju lahir doctor dalam usia belasan tahun.

2.3 Teori Program Lulus Dua Tahun

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:64) akselerasi diartikan (1)

proses mempercepat; (2) peningkatan kecepatan; percepatan; (3) aju perubahan

kecepatan. Program percepatan belajar biasa juga disebut dengan akselerasi.

Menurut akbar dan Hawadi (2010:104) bahwa akselerasi berasal dari Bahasa

Inggris (Acceleration) yaitu cara penanganan anak berbakat intelektual (super

normal) dengan memperbolehkan naik kelas secra meloncat atau menyelesaikan

program reguler dalm jangka waktu yang lebih singkat.

Sedangkan dalam Pedoman Penyelenggaran Program Perceptan Belajar

SD,SMP,dan SMA menuliskan bahwa Program akselerasi adalah pemberian

pelayan an pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan

dan/atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam waktu

yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program

tersebut. artinya peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di

SD/MI dalam jangka waktu 5 tahun, di SMP/MTs atau SMA/MA dalam jnagka

waktu 2 tahun pada aplikasi riilnya, pelaksanaan program akselerasi selalu

dibarengkan dengan program ekskalasi atau pengayaan/pemberian waktu belajar

tambahan untuk memperluas dan memperdalam materi pembelajaran.

Terdapat tiga bentuk atau model penyelenggaraan sekolah akselerasi

yakni: (1) Kelas reguler, dimana peserta didik berada dalam kelas reguler pada
sekolah regulernamu memporoleh perlakuan akselerasi sehingga dapat loncat

kelas dan dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah itu lebih awal disbanding

kelas reguler. (2) Kelas khusus, dimana beberapa peserta didik dikelompokkan

berada dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun memperoleh perlakuan

akselerasi sehingg dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah itu lebih awal

dibandingkan dengan kelas reguler. (3) Sekolah khusus yakni beberapa peserta

didik pada sekolah khusus akselerasi memperoleh perlakuan akselerasi dengan

waktu Pendidikan yang lebih singkat disbanding sekolah reguler.


BAB 3

Metode Penelitian

3.1 Jenis dan pendekatan penellitian

Penelitian yang berjudul “Gaya belajar siswa lulus dua tahun” menggunakan

pendekatan kualiatatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih

ditojolkan dalam penelitian kualitatif. Landasa teori dimanfaaatkan sebagai

pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta lapangan.

3.2 Data dan Sumber Data

Sumber data yang menjadi dasar penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu data primer dan data skunder.

3.2.1 Data primer

Data primer merupakan kebutuhan yang menghasilkan informasi yang

menggambarkan kebenaran sesuai dengan kondisi factual, jadi informasi

yang dihasilkan bisa berguna bagi peneliti dalam menghasilkan keputusan.

Data primer mrupakan acuan seorang peneliti dalam melakukan sebuah

penelitian. Adapun sumber data primer yang digunakn peneliti dalam

penelitian ini adalah jurnal yang diambil dari Google Scholar.

3.2.2 Data skunder


Data skunder menurut Amiriin merupakan data yang didapatkan melalui

sumber yang bukan asli berisi informasi maupun data penelitian. Data

skunder adalah sumber data yang memberikan data yang memberikan

data secara tidak langsung yaitu melalui orang lain maupun melewati

dokumen yang dapat menjadi sumber penunjang dan pembanding yang

berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Sumber data skunder yang

yamg dapat menunjang penelitian gaya belajar lulus dua tahun

3.3 Instrumen penelitian

Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpil data. Instrumen selain manusia (seperti; angket, pedoman

wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi

fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen kunci.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti adalah mutlak,

karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non

manusia yang ada dalam kancah penelitian. Pada kesempatan kali ini peneliti

menggunakan metode wawancara.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap

muka dan tanya jawab langsung anatara peneliti dan narasumber.Seiring

perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan dengan media-

media tertentu, misalnya telepon, email, atau video call mellui zoom atau skype.

Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancar terstruktur dan tidak

terstruktur.
3.2.1 Wawancara terstruktur

Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti

informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini,

peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis.

Peneliti juga bisa menggunakan berbagai intsrumen penelitian seperti alat

bantuan recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lainnya.

3.2.2 Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak testruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan

spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin

digali dari responden

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses atau upaya mengolah data menjadi informasi

baru. Proses ini diperlukan agar karakteristik data menjadi lebih mudah

dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu permasalahan, khususnya yang

berkaitan dengan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam pnelitian

ini adalah analisis naratif.

Teknik analisis naratif fokus pada bagaimana suatu ide atau cerita

dikomunikasikan kepada seluruh bagian terkait. Metode penelitian ini biasanya


digunakan untuk membuat interpretasi tentang penilaian pelanggan, proses

operasional, perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, dan lain-lain.

Teknik analisis data kualitatif naratif dapat membantu kita memahami dan

mengembangkan kultur atau budaya suatu organisasi seperti perusahaan. Metode

penelitian kualitatif naratif juga membantu kita dalam membuat rencana strategi

pemasaran.

3.6 Keabsahan hasil temuan

Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat

me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.” (Moleong,

2007:334).
BAB IV
Pembahasan

4.1 Penyajian Data

4.1.1 Wawancara

Dalam proses pengumpulan data dengan cara wawancara, peneliti

Melakukan wawancara dengan beberapa siswa program lulus dua tahun

Adapun hasil dari wawancara tersebut sebagai berikut:

4.1.1.1 Apakah ada teknik khusus dalam belajar selama menjadi siswa

Lulus dua tahun ?

a. Responden 1 menjawab, ada ia menggunakan sistem

belajar 30+5 dimana 30 menit belajar dan lima menit

istirahat yang membuat tidak mudah bosan dalam belajar.

b. Responden 2 menjawab tidak ada, dia tidak menggunakan

teknik belajar apapun

c. Responden 3 menjawab ada, ia menggunakan teknik

belajar visual yakni (membaca, merangakaum, menulis)

d. Responden 4 menjawab tidak ada, ia tidak menggunakan

teknik belajar apapun selama menjadi siswa lulus dua

tahun ia hanya meningkatkan porsi belajar dari waktu

belajar biasanya.
e. Responden 5 menjawab ada, ia menggunakan tipe belajar

yang cocok dengan dirinya. Sehingga memudahkan untuk

mengerti materi.

f. Responden 6 menjawab tidak ada, ia tidak menggunakan

teknik belajar selama menjadi siswa lulus dua tahun. Ia

hanya menambah porsi belajar dari yang sebeluumnya.

g. Responden 7 menjawab tidak ada, ia tidak menggunakan

teknik belajar selama menjadi siswa lulus dua tahun. hanya

bermodalkan konsisten.

h. Responden 8 menjawab tidak ada, ia hanya berusaha

konsisten dalam belajar.

i. Responden 9 menjawab tidak ada, dia tidak menggunakan

teknik belajar apapun.

j. Responden 10 menjawab tidak ada, dia tidak menggunakan

teknik belajar selamamenjadi siswa lulus dua tahun

4.1.1.2 Apakah anda mengikuti bimbingan belajar khusus selama

menjadi siswa lulus dua tahun?

a. Responden 1 menjawab iya, ia baru mengikuti bimbel

karena

Sebelum menikuti bimbel ia sudah terbiasa belajar mandiri

b. Responden 2 menjawab tidak,

c. Responden 3 menjawab tidak, ia tidak mengikuti bimbel

khusus selama menjadi siswa lulus dua tahun hanya belajar


mandiri dirumah denagn sesekali menonton video

pembelajaran di yuotube.

d. Responden 4 menjawab iya, dia mengikuti beberapa bimbel

dan les privat

e. Responden 5 menjawab iya, dia mengikuti bimbingan

belajar untuk membantu memahami materi.

f. Responden 6 menjawab iya, ia mengikuti suatu Lembaga

belajar.

g. Responden 7 menjawab iya, ia bahkan mengikuti

bimbingan belajar sebelum menjadi siswa lulus dua tahun.

h. Responden 8 menjawab iya, dia mengikuti bimbingan

belajar

Selama menjadi siswa lulus dua tahun.

i. Responden 9 menjawab iya, dia mengikuti bimbingan

belajar selama menjadi siswa lulus dua tahun.

j. Responden 10 menjawab tidak ada, dia tidak mengikuti

bimbel apapun selama menjadi siswa lulus dua tahun.

4.1.1.3 Bagaimana anda mengatur waktu dalam belajar ?

a. Responden 1 menjawab, untuk mengatur waktu belajar dia

mendahulukan hal-hal yang menjadi priortas utama.

Walaupun dalam beberapa kasus lalai.


b. Responden 2 menjawab, ia mendahulukan tugas dibanding

kegiatan lainnya, dan ketika saat waktu kosong dia memilih

untuk mengerjakan tugas.

c. Responden 3 menjawab, untuk mengatur waktu belajar ia

menggunakan hari efektif untuk belajar materi lulus dua

tahun di samping ikut materi reguler.

d. Responden 4 menjawab, untuk mengatur waktu belajarnya

dengan mengisi waktu luang saat jam pelajaran dengan

mengerjakan tugas tugas yang belum terselesaikan, dan

ketika dirumah dia belajar seperti biasa.

e. Responden 5 menjawab, untuk mengatur waktu belajarnya

dia mendahulukan pelajaran yang penting untuk dupelajari

dan membuat list materi.

f. Responden 6 menjawab, dia mengatur waktu belajarnya

dengan menggunakan aplikasi belajar.

g. Responden 7 menjawab, untuk mengatur waktu belajar dia

membuat jadwal belajar harian supaya lebih konsisten

dalam belajar.

h. Responden 8 menjawab, dia kurang bisa mengatur waktu

belajarnya karena lebih mengandalkan perasaan.

i. Responden 9 menjawab, untuk mengatur waktu belajarnya

dia membiasakan diri untuk disiplin.


j. Responden 10 menjawab, jika ada tugas baru langsung

dikerjakan

4.1.1.4 Bagaimana kiat kiat anda bisa bertahan menjadi siswa lulus dua

tahun.

a. Responden 1 menjawab, dia meluangkan waktu setiap

harinya untuk bermain agar tidak terlalu tertekan pada

pelajaran.

b. Responden 2 menjawab, menjaga Kesehatan, memiliki

suport system yang siap mendukung kapan saja, nonton

kpop, dan memiliki ambisi untuk menjadi mahasiswa di

universitas Impian.

c. Responden 3 menjawab, yaitu dengan memanajemen waktu

sebaik mungkin, serta membuat tujuan dari awal sebagai

motivasi agar tidak menyerah di Tengah jalan.

d. Responden 4 menjawab, dengan cara menyesuaikan belajar

saat mengikuti program lulus dua tahun dan juga bisa

membagi waktu antara belajar dan main.

e. Responden 5 menjawab, dukungan orang tua dan keridhoan

menjadi kunci dia bisa bertahan selama ini.

f. Responden 6 menjawab, dengan konsisten dalam belajar .

g. Responden 7 menjawab, menyeimbangkan waktu antara

belajar dan bermain supaya tidak suntuk.


h. Responden 8 menjawab, harus menyeimbangkan waktu

belajar dengan bermain agar tidak merasa tertekan.

i. Responden 9 menjawab, dengan cara membiasakan diri

j. Responden 10 menjawab, dengan belajar, doa dan berusaha

4.1.1.5 Dengan menjadi siswa lulus dua tahun apakah anda masih

punya kesempatan untuk bisa bersantai Bersama teman-teman

dan keluarga.

a. Responden 1 menjawab, dia masih bisa berkumpul dengan

teman-temannya walaupun waktunya tidak lama

dikarenakan tugas program lulus dua tahun.

b. Responden 2 menjawab, selama menjadi siswa lulus dua

tahun ia selalu menyempatkan diri untuk bersnatai dengan

teman-teman.

c. Responden 3 menjawab, selama menjadi siswa lulus dua

tahun ia masih mempunyai kesempatan berkumpul teman

laiannya yang bukan siswa lullus dua tahun.

d. Responden 4 menjawab, iya, ketka dia sudah menyelesaikan

tugasnya.

e. Responden 5 menjawab, selama menjadi siswa lululs dua

tahun dia selalu meneyempatjkan wakatunya untuk

berkumpul dengan keluarga dan teman meskipun waktunya

tidak begitu banyak.


f. Responden 6 menjawab, iya ia terkadang memeiliki waktu

untuk bersantai.

g. Responden 7 menjaawab, iya, dia selalu menyisihkan

waktunya untuk bermain Bersama teman-teman.

h. Responden 8 menjawab, ada, ketika bersekolah daia selalu

menyempatkan waktunya untuk bersantai bersam teman-

teman, dan bersam keluarag ketika berada di rumah.

i. Responden 9 menjawab, selama menjadi siswa lulus dua

tahun ia masih punya waktu bersantai dengan teman dan

keluarga.

j. Responden 10 menjawab, bisa asal pintar mengatur waktu

4.1.1.6 Adakah kesulitan yang anda alami selama menjadi siswa lulus

dua tahun ?

a. Responden 1 menjawab, ada, kesulitan yang ia alami adalah

Susahnya kordinasi dengan guru pengajar.

b. Responden 2 menjawab, ada , kesulitan dia alami yakni

stress karena nilai, hubungan engan teman menjadi

renggang, dan menjaga mental dan fisik agar tidak sakit.

c. Responden 3 menjawab, ada , kesulitan yang dialami

adalah perbedaan dari masing -masing guru dalam

menyampaikan materi.
d. Responden 4 menjawab, tidak, dia hanya kesulitan

bersosialisasi dengan teman teman, karena waktu yang

terbatas.

e. Responden 5 menjawab, ada beberapa mapel yang

lumayan susah baginya , hal tersebut membutuhkan

perhatian lebih baginy seperti lebih memperdalam

mempelajarinya.

f. Responden 6 menjawab, banyak, seperti kesulitan

memahami materi dengan waktu yang singkat

g. Responden 7 menjawab, susah konsisten dalam belajar,

karena sering merasa lelah karena kegiatan yang padat.

h. Responden 8 mejawab, ada, ia sering merasa kelelahan

karean tugas yang banyak.

i. Responden 9 menjawab ada, kurangnya waktu tidur

j. Responden 10 menjawab, tidak ada kuncinya hanya rajin

belajar.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Teknik belajar yang digunakan siswa lulus dua tahun di SMAN 1

Pamekasan

Teknik belajar tiap siswa berbeda-beda intinya siswa harus rajin

dan konsisten dalam belajar agar bisa bertahan menjadi siswa lulus da
tahun. dari hasil wawancara yang kami lakukan ada beberapa teknik

belajar yang mereka lakukan. Yakni sebagai berikut.

a. Sistem belajar 30 menit, digunakan untuk belajar dan lima menit

untuk istirahat agar tidak bosan dan tidak Lelah.

b. Sistem belajar visual yaitu belajar (membaca ,merangkum, dan

menulis ) dan menyelesaikan tugas terlebih dahulu.

c. Meningkatkan porsi belajar dari biasanya. Yang sebelum menjadi

siswa lulus dua tahun hanya belajar 30 menit kini setelah menjadi

siswa lulus dua tahun menjadi 1 jam.

d. Menemukan tipe belajar yang cocok misalkan, kita lebih cocok

menggunakan tipe belajar auditorial, maka tipe belajar terdsebut

diterapkan oleh siswa tersebut.

e. Konsisten yakni, konsisten dalam mengatur waktu belajar misalkan

selalu belajar apa yang menjadi pelajaran di keesokan harinya.

f. Jika ada tugas dari sekolah tidak ditunda-tunda langsug dikerjakan

pada waktu itu juga.


4.2.2 Peran Lembaga bimbingan belajar bagi siswa lulus dua tahun.

Dalam mengikuti program lulus dua tahun beberapa siswa/siswi

mengikuti bimbingan belajar bahkan ada siswa yang mengikuti

bimbingan belajar jauh sebelum masuk/terjaring dalam program lulus

dua tahun. Adapun tujuan dari bimbel itu sendiri adalah memberikan

bantuan bagi peserta didik agar mendapat orestasi atau hasil belajar yang

lebih optimal di sekolah.

Dengan mengikuti bimbingan belajar peserta didik akan

mendapatkan banyak keuntungan yang meliputi semakin kemampuan

pemahamannya terhadap mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit,

mengembangkan kemampuan untuk bersosialisasi, dan juga

meningkatkan prestasi dari peserta didik itu sendiri.

4.2.3 Manajemen waktu siswa program lulus dua tahun SMAN 1 Pamekasan

Bagi sebagian besar siswa mengatur waktu belajar merupakan hal

yang dianggap remeh, padahal mengatur waktu belajar sangatlah penting

bagi siswa itu sendiri. Berikut merupakan cara siswa program lulus dua

tahun mengatur waktu dalam belajar.

a. Mendahulukan tugas yang telah diberikan guru pengajar daripad

melakukan hal lainnya.

b. Menggunakan hari efektif untuk mempelajari materi program lulus

dua tahun, yakni hari dimana sekolah dibebskan untuk mengisi

kegiatan belajar. Boleh pembelajaran seperti biasa atau kegiatan lain

yang penting masih berhubungan dengan pendidikan


c. Menggunakan waktu jam kosong saat pembelajaran untuk

mengerjakan tugas-tugas yang belum terselesaikan.

d. Mempelajari materi yang pentig untuk dipelajari, semisal ketika ada

ulangan mereka lebih mendahulukan mempelajarinya.

e. Dengan menggunakan aplikasi belajar yang tersedia di handphone

masing-masing siswa, contoh aplikasi belajar yakni; Ruang Guru,

Zenius, Quipper, brainly, dan yang lainnya.

f. Membuat jadwal harian supaya lebih disiplin,dan konsisten

g. Belajar ketika malam hari, yakni disaat tidak beraktivitas Kembali.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa

program lulus dua tahun menggunakan waktunya untu mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan daripada bersenang-senang bersama teman-

temannya yang lain.

Hal ini yang membuat mereka lebih cepat menamatkan sekolah yang

semula 3 tahun menjadi 2 tahun.

4.2.4 Usaha siswa/siswi program lulus dua tahun SMAN 1 Pamekasan untuk

bertahan menjdi siswa lulus dua tahun.

Adapun kiat-kiat mereka sebagai berikut:

a. Meluangkan waktu untuk bermain game agar tidak stress dan

tertekan dengan pelajaran.


b. Menjaga Kesehatan dengan baik, yakni dengan tidak makan

makanan sembarangan, serta olahraga secara rutin

c. Memanajemen waktu sebaik mungkin, yang mana pembagian waktu

dibuat seimbang antara waktu bermain dengan waktu belajar.

d. Menyesuaikan cara belajar dengan progron lulus dua tahun,yakni

menggunakan cara belajar yang tepat sesuia dengan program lulus

dua tahun.

e. Dukungan orang tau dan keridhoan kedua orang tua yang dapat

menguatkan mereka dalam menjalani program lulus dua tahun.

f. Konsisten dalam belajar, yakni harus tekun dalam belajar tidak boleh

bermalas-malasan.

g. Membiasakan diri dalam menghadapi tugas yang banyak .

4.2.5 ketersediaan waktu luang untuk bersantai bersama teaman dan keluarga

siswa/siswi program lulus dua tahun.

Mereka yang termasuk siswa/siswi program lulus dua tahun

memiliki waktu lebis sedikit untuk bersnatai dengan teman-teman dan

keluarganya.

a. Mereka mempunyai waktu luang untuk bermain bermain Bersama

walaupun waktunya hanya sedikit

b. Masih bisa karena siswa/siswi pogram lulus dua tahun kelasnya tidak

heterogeny alias masih bisa Bersama-sama bareng teman-teman


lainnya. Bahakn diperbolehkan untuk mengikuti ekstrakurikuler

lainnya selai OSN

c. Ketika disekolah mereka selalu menyempatkan waktunya untuk

berkumpul bersama teman-temannya

4.2.6 kesuliatan yang dialami oleh siswa/siswa program lulus dua tahun

Selama menjadi siswa/siswi program lulus dua tahun mereka

memiliki beberapa masalah atau kesulitan diantaranya;

a. Mereka memiliki beberapa masalah seperti susahnya/kurangnya

koordinasi dengan guru pengajar.

b. Tertekan karena nilai yang tidak sesuai ekspektasi, hubungan dengan

teman kelas renggang, dan menjaga Kesehatan fisik dan mental agar

tidak sakit.

c. Perbedaan megajar tiap guru pengajar

d. Ada beberapa maple yang masih belum bisa dikuasai oleh

siswa/siswi program lulus dua tahun.

e. Susah konsisten dalam belajar, karena banyaknya kegiatan

f. Kurangnya waktu tidur, akibat dari banyaknya kegiatan dan tugas

yang harus diselesaikan.

Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa siswa/siswi program

lulus dua tahun rata-rata rentan terken stress, kelelahan fisik, dan

mengalami kesenjangan sosial.


BAB V
Penutup

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan pada pembahasan

sebelumnya, dapat di tarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Gaya belajar yang digunakan oleh siswa/siswi program Lulus dua tahun

berbeda-beda.

Gaya belajar yang digunakan oleh tiap siswa/siswi program Lulus

dua tahun berbeda-beda. Ada yang menggunakan teknik belajar 30+ 5

dimana 30 menit digunakan untuk belajar dan lima menit untuk istirahat,

dengan menggunakan teknik belajar ini para siswa tidak mudah lelah dan

bosan dalam belajar setiap harinya.

Adapula yang menggunakan teknik belajar visual, teknik belajar

yang mengandalkan proses pengelihatan sebagai penerima informasi dan

pengetahuan.

2. Siswa/siswi program lulus dua tahun mempunyai Teknik tersendiri

sehingga mereka lebih mudah mengatur waktu untuk belajar.

Siswa/siswi program lulus dua tahun rata-rata mengutamakan

menyelesaikan apa yang mejadi prioritasnya terlebih dahulu daripada

belajar Pelajaran reguer mereka. Siswa/siswi juga tidak melupakan doa

dan keridhoan orang tua mereka.


3. Siswa/siswi program lulus dua tahun rentan terkena stress akibat tekanan

tugas dan materi.

Hal ini dikarenakan kurangnya waktu luang bersam teman-teman

dan keluarga dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar.

Adapula yang merasa kesulita bersosialisi, dan hubungan dengan teman

kelasnya merenggangang.

5.2 Saran

Dari penelitian kami beberapa saran yang dapat kami tuliskan untuk

peneliti Selanjutnya sebagai berikut;

a. Bagi peneliti selanjutnya, saran yang dapat diberikan berkaitan dengan

penelitian ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah

dari narasumber dari berbagai kalangan.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya terpaku pada satu

narasumber serta memperluas obyek penelitian,

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari lebih banyak sumber teori

yang ada.

d. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan fakta tersembunyi

lainnya yang masih belum terungkap

e. Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya membahas topik-topik dasar,

dalam kata lain penelti selanjutnya diharapkan dapat memperdalam topik

bahasannya.
f. Peneliti selanjutya diharapkan dapat mendapatkn data-data yang lebih

akurat
Daftar Pustaka

Fachrudin Tarbawi. 2020, “Penyelenggaraan Program Akselerasi Bagi Anak

Berbakat Di Smart Ekselensia Indonesia”.

https://stai-binamadani.e-journal.id/Tarbawi

Imam Mutasim. 2018, “Evaluasi Pelaksanaan Program Akselerasi Pada Sekolah

Menengah Pertama Dan Madrasah Tsanawiyah

https://media.neliti.com/media/publications/499096-none-e49315c5.pdf

NH Yoenanto, 2012, "Hubungan antara Self-regulated Learning dengan

Selfefficacy pada Siswa Akselerasi Sekolah Menengah Pertama di Jawa

Timur

https://journal.unair.ac.id/filerPDF/3-12_2.pdf

Jurnal Raudhah, 2017, “BAB II Kajian Teori”

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/19404/5/BAB%20II.pdf

M Nazir. 2011, “BAB III Metode Penelitian”

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/4085/

Anda mungkin juga menyukai