Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

POST NATAL CARE (PUERPERIUM / MASA NIFAS)

A. PENGERTIAN
Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan
fisiologis yang terjadi selama kehamilan. Puerperium (masa nifas) atau
periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6-12 minggu setelah
kelahiran anak.
Lama masa nifas, bisa berbeda-beda pada setiap ibu. Namun, cepat
lambatnya darah berhenti, bukan merupakan indikasi singkat-lamanya masa
nifas itu sendiri.
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
a. Periode pasca persalinan yaitu: 24 jam pasca persalinan
b. Periode puerperium dini yaitu: minggu pertama pasca persalinan
c. Periode puerperium lanjut yaitu: 6 minggu sampai 12 minggu pasca
persalinan

B. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI


a. Involusi rahim
Setelah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10
uterus tidak terba lagi dari luar.
b. Involusi tempat placenta
Mengecil dengan cepat pada akhir minggu ke-2 yaitu 3-4 cm dan pada
akhir masa nifas 2-3 cm.
c. Pembuluh darah rahim
Setelah persalinan pembuluh-pembuluh darah akan mengecil kembali
karena darah yang diperlukan tidak sebanyak waktu hamil.
d. Servik dan vagina
Pada servik terbentuk sel-sel otot baru pada minggu ketiga post partum
rugae kembali nampak, luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 6-7 hari.
e. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
namun berangsur-angsur akan pulih kembali dalam 6 minggu.
f. Saluran kencing
Dapat terjadi udem, dan hyperemia, pada masa nifas (puerperium)
kandung kemih kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga
kandung kencing masih terdapat urine residual sisa urine dan trauma
kandung kemih waktu persalinan akan memudahkan terjadinya infeksi.
g. Laktasi
Keadaan buah dada / payudara 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan
kolostrum. Mulai 3 hari post partum buah dada membesar, keras dan nyeri.
h. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam nifas.
Macam-macam lochea :
1) Lochea rubra (cruenta)
Merupakan darah segar dan terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vetriks caseosa, lanugo dan mechonium selama 2 hari post
partum.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kekuningan berisi darh dan lendir, 3-7 hari post
partum.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Hari 7-14 post partum.
4) Lochea alba
Cairan berwarna putih setelah 2 minggu post partum.
5) Lochea purulenta
Bila terjadi infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk.
i. Perubahan-perubahan penting lainya
1) Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt
antara sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan shunt akan hilang
secara tiba-tiba, sehingga volume darah ibu relatif akan bertambah dan
dapat menimbulkan beban pada jantung sehingga dapat menimbulkan
decompensasi cordis. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi timbulnya hemokonsentrassi. Hal ini terjadi pada hari ke 3
sampai 15 hari post partum.
2) Laktasi
Sejak kehamilan muda sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar mamae, perubahan pada kedua mammae antara lain :
a) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar – kelenjar dan alveolus
mammae dan lemak.
b) Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum).
c) Hipervaskularisasi, terdapat pada permukaan maupun pada bagian
dalam mammae.
d) Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron
terhadap hipofise hilang dan berpengaruh timbulnya hormon
laktogenic (prolaktin), sehingga mammae yang terlah dipersiapkan
terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu.
Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar
susu berkontraksi sehingga terjadi pengeluaran air susu yang
berlangsung pada hari 2-3 post partum.

C. PENANGANAN MASA NIFAS (PUERPERIUM)


a. Kebersihan diri
- Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh.
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah alat kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa klien mengerti untuk
membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,
baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu
untuk membersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2x sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci
dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan disetrika.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
- Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
berlebihan.
- Sarankan untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
- Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam:
 Mengurangi jumlah asi yang diproduksi.
 Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
c. Latihan
- Diskusikan pentingnya otot-otot panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada panggul.
- Jelaskan pentingnya latihan untuk memperkuat tonus otot jalan lahir
dan dasar panggul (kelgel exercise). Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5
kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
d. Gizi
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
- Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui.
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari post partum.
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayi melalui air asinya.
e. Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada puting susu.
- Menggunakan Bra yang menyokong payudara.
- Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetap menyusui dimulai
dari puting susu yang tidak lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
- Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan gunakan sisi
tangan untuk mengurut payudara.
- Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
f. Senggama
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri.
- Banyaknya budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai pada masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.

D. PENGAMATAN PADA MASA NIFAS


a. Keadaan umum ibu
b. Suhu tubuh
c. Nadi dan tekanan darah
d. Miksi
e. Defekasi
f. Tinggi fundus uteri
g. Lochea
h. Payudara

E. PERLUNYA ASUHAN MASA NIFAS


a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
b. Deteksi masalah, pengobatan dan rujukan
c. Penyuluhan kesehatan
d. Pelayanan KB

F. KOMPLIKASI POST PARTUM


a. Perdarahan pasca persalianan
b. Infeksi pada masa nifas, kejang dan panas
c. Metritis
d. Bendungan ASI
e. Infeksi payudara
f. Abses payudara

G. PEMERIKSAAAN POST NATAL ATAU POST PARTUM


a. Pemeriksaan umum : tanda-tanda vital, keluhan
b. Payudara : ASI, puting susu
c. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, dll
d. Sekret yang keluar (lochea, fluor albus)
e. Keadaan alat reproduksi
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah lengkap : Hb , WBC , PLT
- Elektrolit sesuai indikasi

I. DISCHARGE PLANNING
a. Fisiotherapi post natal
b. Menyusui bayi
c. Melakukan gymnastik sehabis bersalin
d. Merencanakan KB untuk menjarangkan kehamilan
e. Mengimunisasi bayi

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (laserasi, episiotomi).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan, prosedur invasif.
3. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, nyeri perineal.
6. Kurang pengetahuan: perawatan diri / perawatan bayi berhubungan dengan
kurangnya paparan informasi.
7. Kelelahan berhubungan dengan perubahan pola tidur, sensasi nyeri,
lamanya proses persalianan.
8. Retensi urine berhubungan dengan adanya hambatan (oedema perineum).
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, 2002 , Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Abdul Bari Saifuddin, 2001 , Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Hacher / Moore, 2001, Esensial Obstetric Dan Ginekologi, Hypokrates , Jakarta.
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana, EGC, Jakarta.
Marlyn Doenges,Dkk, 2001,Rencana Perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta.
Sarwono, 1989, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Sarwono, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai