Anda di halaman 1dari 18

Pengelolaan Etika Administrasi

Tujuan mempelajari Etika Administrasi

1. Menggugah kepekaan moral (setiap individu


hidup dalam sistem tatanan nilai, dapat
menempatkan diri pada posisi orang lain)
2. Dapat memahami, mengidentifikasi masalah-
masalah etika dan moral, khususnya dalam
tugas pekerjaan
3. Membangun sikap dan perilaku toleran
Ruang Lingkup

• Studi tentang Prinsip-prinsip moral


Tindakan-tindakan moral

Dalam
Sistem politik/Organisasi publik
(Group morality)

Mengembangkan komitmen/
pemahaman dasar
Tentang baik buruk, benar-salah
Etika dan Moral
• Apa yang dimaksud dengan Etika?
Secara umum, etika menunjuk pada perilaku benar dan
salah (right and wrong behaviors).
Etika (bhs Yunani ethos)= kebiasaan, adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap/cara berpikir. Dalam bentuk
jamak ta etha= adat istiadat.
• Filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 sM)
Filsafat moral Etika (sebagai bidang studi) ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan, atau ilmu tentang
adat kebiasaan
• Istilah Etika (Yunani) dekat dengan Moral (Latin)
Moral -dari bhs Latin mos (jamak mores)
Moral juga berarti adat istiadat atau kebiasaan
(Bertens, K 1997 Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h 1-7)
Lebih lanjut Etika & Moral
• Secara singkat Etika dapat diartikan sebagai:
 sistem nilai
 kumpulan asas atau nilai moral
 ilmu tentang yang baik atau buruk

• Etika dapat diartikan sebagai filsafat moral;


berbicara mengenai Moralitas (moral)
suatu perbuatan atau tindakan

(Bertens, K 1997 Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h 6-7)


Etika dan Etiket
ETIKA ETIKET
1. Berarti moral 1. Berarti sopan santun
2. Bahasa Inggris: Ethics 2. Bahasa Inggris: Etiquette
3. Tidak terbatas pada cara 3. Mengenai cara suatu perbuatan
dilakukannya perbuatan, Etika harus dilakukan (sopan santun)
memberi norma tentang perbuatan 4. Hanya berlaku dlm pergaulan, bila
itu sendiri. Apakah perbuatan itu tidak ada orang lain (saksi) hadir,
boleh atau tidak boleh dilakukan etiket tidak berlaku. Misalnya: Cara
4. Lebih bersifat absolut (tidak kita makan
dapat ditawar-tawar 5. Bersifat—segi lahiriah manusia
5. Etika (segi dalam manusia) saja (bisa jadi musang berbulu ayam)

Persamaan Etika dan Etiket


1. Sama-sama menyangkut perilaku manusia
2. Mengatur perilaku manusia secara normatif tentang apa yang harus
dilakukan atau apa yang tidak boleh dilakukan (Bertens, K 1997, 8-11)
Hukum dan Etika
Hukum dan etika sama-sama mengatur prilaku
HUKUM ETIKA
• Bersifat eksternal • Internal (personal subyektif)
• Keyakinan individual
• Dapat ditegakkan tanpa
melibatkan perasaan
•Banyak kasus secara hukum
• Basisnya etika (prinsip: Equity,
dibenarkan tapi secara etika?
justice, & fairness)
-Pengangkatan jabatan publik
•Dalam konteks administrasi, untuk mantan narapidana
hukum adalah Instrumen korupsi
kekuasaanSK Jabatan/otoritas -Anggota KPU (mantan) jadi
anggota parpol, dsb.
Pengelolalan Etika Administrasi
Etika Filsafat & Moral (baik dan buruk); Kajian luas

Administrasi Mewujudkan apa yang diinginkan; tugas2


dapat diselesaikan “Get the job done!”
Prinsip-prinsip:
*efisiensi & efektifitas
*produktifitas
*ketertiban & disiplin
*kemanfaatan
*transparansi
*akuntabilitas

Perilaku Etis:
Individu -kelompok - organisasi
Beberapa prinsip Etika

• Prinsip otonomi (autonomy)


• Prinsip kejujuran (honesty)
• Prinsip tidak berbuat jahat (no evil)
• Prinsip keadilan (justice)
• Prinsip hormat kepada diri sendiri (self respect)
• Prinsip semangat melayani (altruism)
Dimensi Perilaku Individu
Three level of Uniqueness in Human mental programming

Specific to Inherited
individual (Diwariskan/bawaan)
Personality & learned (belajar)
(Kepribadian)

Learned
Specific to group
or category
Culture (Budaya) (belajar)

Inherited
Universal Human Nature (Diwariskan)
(Manusiawi)

Hofstede, Geert (1994) Cultures and Organizations: Software of the


Mind , London: HarperCollins, p6
Individu Hati nurani (kalbu)
• Hati nurani, adalah penghayatan tentang baik atau
buruk yang terkait perilaku konkret kita,
• Hati nurani kenyataan bahwa manusia mempunyai
kesadaran; (hanya manusia yang mempunyai
kesadaran),
• Hati nurani adalah semacam saksi tentang perbuatan-
perbuatan moral kita,
• Hati nurani norma moral yg subyektif /personal (dipengaruhi
oleh perasaan, kehendak dan rasio)
• Semestinya setiap orang bertindak tidak bertentangan dengan
hati nuraninya.
• Manusia wajib mengembangkan hati nurani-nya.
(Bertens, K 1997 Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h 6-7)
Mengelola Perilaku Etis dalam Organisasi
• Behave ethically yourself (memulai dari diri sendiri)
• Screen potential employees (dari awal seleksi, memilih
karyawan yang punya kecenderungan prilaku baik)
• Develop meaningful code of ethics (membangun
kode etik)
• Provide ethics training (mengadakan pelatihan etika)
• Reinforce ethical behavior (mendorong perilaku etis)
• Create positions, units & other structural
mechanism to deal with ethics (membentuk jabatan,
unit, dan mekanisme terstruktur yang mengurus etika dalam
organisasi)
Drummond & Bain 1994, p64
Pentingnya Peraturan Etika
• Pencegahan terhadap prilaku mengutamakan
kepentingan pribadi.

• Etika bersifat kompleks dan terkadang dilematis,


karenanya diperlukan pedoman untuk memberikan
kepastian (mana baik-buruk; benar-salah)

• Penegakkan peraturan etika diharapkan dapat


meningkatkan perilaku etis

• Organisasi publik banyak dihujat: kinerjanya dinilai


buruk, karena itu perlu pengembangan pemahaman
& penerapan etika berorganisasi
Beberapa aspek etika administrasi

 Transparansi & korupsi (transparency and corruption)

 Legitimasi (legitimating)

 Diskresi administratif (administrative discretion)

 Konflik kepentingan (conflict of interest)

 Peniup peluit (Whistle blowing)

 Membangun iklim etis (establishing ethical climate)

 Non discriminasi (non discrimination)


Diskresi (discretion)
• Diskresi  ruang untuk melakukan manuver dalam
pembuatan keputusan yang dimiliki pejabat publik.
Dalam kenyataannya diskresi tidak ada yang absolut
atau sebaliknya absent berada dalam kontinum antara
tinggi dan rendah;

• Decision maker mempunyai tingkat diskresi tinggi jika


dia hanya dibekali standard aural yang terbatas/ tidak
jelas -> jadi hanya berdasarkan pada pedoman public
interests dan “fair and reasonable”

Jeffrey L. Jowell Law and Bureaucracy: Administrative Discretion and


The Limits of Legal Action 1975, New York: Dunellen, p156
Whistle blowing
• Whistle blower pegawai yang menyampaikan informasi tentang
pelanggaran, pemborosan, atau penyalahgunaan kekuasaan dalam pemerintah
termasuk tindakan-tindakan yang mencederai keselamatan dan kebebasan
anggota organisasi dan masyarakat umum.

• Tahapan whistle blowing


1. Pegawai menyadari adanya tindakan tidak etis dan
membahayakan dalam organisasi
2. Menyampaikan keluhan tentang hal itu kepada atasan langsung
3. Tidak puas dengan tindakan yang diambil pihak-pihak yang
bertanggung jawab dalam organisasi, kemudian membawa issue
atau membocorkannya ke luar organisasi (media massa atau
kelompok kepentingan

• Whistle blowers  sering mendapat tekanan dari atasannya (dipecat)


Berisiko tapi dianggap tindakan terpuji  tapi perlu pertimbangan masak

Robert B Denhart Public Administration an Action Orientation. 1999, New York: Harcourt, p133-134
Ethical
philosophy Past
Reinforcement of
Individual Utilitarianism Ethical Decision
Factors Right
Personality Justice
Ego strength Ethical
Machiavellianism Ethical Decision
Locus of Control Decision History
Ideology
Socialization
Situationist Ethical
Sex roles
Subjectivist Organizational behavior in
Religion
Factors organizations
Age Absolutist
Work experience Exceptionist Managerial
Significant others
philosophy
External Managerial
Forces behavior Drummond & Bain
Economic Reinforcement
1994, p64
conditions system
Scarce Characteristics of
resources the job
Multiple
stakeholders Model of Ethical Behavior
Political
Relativitas Etika Administrasi
Tindakan etis (an Ethical action)
Dalam kenyataannya tidak hitam putih
Tindakan immoral di sutu tempat 
dalam kondisi tempat tertentu jadi bermoral

Untuk memahami masalah etika

1. Klarifikasi fakta (Clarify the fact): daripada ribut soal etis & tidak
etis, lebih baik cari tahu lebih jelas misalnya tentang ukuran polusi

2. Analisis Argumentasi yg berkembang –keberagaman pendapat

3. Kesepakatan bersama (agreement) atas prinsip-prinsip dasar:


menetapkan standard moral (misal SOP)

Anda mungkin juga menyukai