Anda di halaman 1dari 5

KODE BIRU (BLUE CODE)

RSUD SERUI No. Dokumen:


KABUPATEN Revisi: Halaman:
03/445.SPO.2.0/
KEPULAUAN 01 1/4
RS/2019
YAPEN
Ditetapkan oleh,
Tanggal terbit:
Direktur RSUD Serui
11 April 2019
Standar
Prosedur
Operasional

dr. Jhonny B. Abaa, M.Kes


Pembina Utama Muda/Golongan IVc
NIP. 19690712 200012 1 007
Pengertian Istilah ”Kode Biru“ adalah suatu bentuk isyarat
komunikasi yang menyatakan adanya suatu keadaan
emergensi medik/ mengancam nyawa, yang dialami
oleh seseorang/ pasien disuatu tempat di dalam
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Serui dan
harus segera mendapatkan pertolongan.
Tujuan 1. Untuk memanggil bantuan tim emergensi medik
(Blue Team) lengkap dengan peralatan medik gawat
darurat, dalam rangka memberikan pertolongan
medik secepat mungkin kepada seorang pasien yang
mengalami kegawat daruratan medik di suatu ruang
perawatan/ suatu tempat dalam lingkungan Rumah
Sakit.
2. Supaya tidak menimbulkan kepanikan/ salah
pengertian kepada petugas RS dan pengunjung RS
lain yang tidak berhubungan dengan adanya kegawat
daruratan pada seseorang pasien di suatu ruang
perawatan/ tempat dalam lingkungan RS.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Serui
Nomor 040/RSABM/SK-DIR/ V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Awal Bros
Makassar.
Prosedur 1. Perawat / Petugas terdekat apabila menemukan
seseorang/ pasien yang diketahui dalam keadaan
gawat (termasuk dalam kategori Triase Merah;
Kesadaran menurun, Frekuensi pernapasan kurang
dari 10 kali permenit/ tidak bernapas atau lebih dari
30 kali permenit, Denyut nadi radialis/ karotis tak
teraba, Waktu pengisian kembali kuku/Capillary refill
lebih dari 2 detik) supaya segera melakukan:
a. Evaluasi terhadap bahaya yang masih mengancam
disekitar pasien (seperti posisi pasien, api, aliran
listrik, benda berat yang bisa terjatuh menimpa
pasien/ penolong).
b. Usahakan supaya Pasien dan penolong berada di
posisi aman untuk menolong dan ditolong.
2. Perawat / Petugas segera memberikan pertolongan
bantuan hidup dasar, dengan cara berikan Oksigen
dengan masker/ bantuan napas dengan bagging
(dengan Ambu Bag), pasang orpharyngeal airway,
meninggikan posisi kaki, pasang infus.
3. Perawat / Petugas Segera memanggil Team Code
Blue di UGD dengan menelpon ke pesawat 789
paging via operator telepon, serta memberitahukan
adanya “Code Blue” di ruang/tempat pasien gawat
darurat berada.
4. Perawat / Petugas dapat melakukan Resusitasi
Jantung Paru dengan perbandingan 30 kali
kompresi dan 2 kali pernapasan bantu. serta
mempersiapkan suction Unit, Alat monitor
jantung/defibrilator (kalau ada), dll ,sambil
menunggu Team Code Blue
5. Petugas Blue Team (1 Dokter dan 1 Perawat UGD
yang sedang berdinas), setelah menerima berita
Code Blue, supaya segera mempersiapkan/
membawa peralatan Blue Team menuju ketempat
pasien yang berstatus Code Blue.
6. Team Code Blue dapat menggunakan Peralatan
medik untuk tindakan Resusitasi Jantung Paru
yang berada di lokasi terdekat dengan pasien gawat
darurat (kalau ada) untuk menolong pasien dengan
Code Blue.
7. Team Code Blue dapat membawa peralatan
Resusitasi Jantung Paru yang diperlukan dari UGD
apabila tidak tersedia di lokasi tersebut
8. Petugas Code Blue Team supaya segera lakukan
pertolongan medik bantuan hidup yang diperlukan
sesuai dengan kondisi pasien. (pasang infus,
Intubasi, Resusitasi Jantung Paru, pemberian obat-
obatan, defibrilasi, pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan Sesuai tahapan ABCD primer) setelah
melakukan penilaian cepat (Rapid Assesment)dan
dibantu oleh perawat dan dokter yang berdinas di
lokasi kejadian.
9. Dokter Blue Team menjadi pimpinan pada saat
prosedur Code Blue, Apabila pada saat itu ada
dokter yang lebih senior dalam hal kegawat
daruratan, pimpinan Prosedur Code Blue dapat
dialihkan ke dokter tersebut.
10. Dokter ruangan/dokter lain serta perawat ruangan
supaya bergantian membantu melakukan Resusitasi
Jantung Paru/tindakan medik lain yang diperlukan
apabila Dokter/ Perawat blue team mengalami
kelelahan dalam menjalankan prosedur Code Blue.
11. Perawat ruangan/UGD supaya melakukan proses
rekam medik dengan mengisi formulir Code Blue
selama pelaksanaan prosedur Code Blue. (waktu
kejadian, tindakan medik yang dilakukan, obat-
obatan/alkes yang dipakai dll),
12. Dokter Blue Team menentukan berapa lama
prosedur Code Blue dapat di laksanakan, atau
kapan harus diakhiri dengan memperhatikan data-
data sosio medis yang ada pada pasien/keluarga
pasien,
13. Dokter/ Perawat segera persiapkan pemindahan
pasien ke ruang ICU/ ICCU (beritahukan hal
tersebut kepada perawat ICU/ ICCU/ Dokter ICU/
ICCU dan dokter spesialis yang merawat pasien
tersebut) apabila tindakan RJP/Prosedur Code Blue
memberikan hasil yang baik.
14. Petugas keamanan dapat membantu membebaskan
jalur lintas yang akan dilewati pasien menuju ke
ICU/ICCU. (Persiapkan Lift, bebaskan jalur lintas
dari barang - barang yang mengganggu)
15. Dokter / Perawat harus tetap memasang dan
memastikan berfungsi dengan baik Selama dalam
perjalanan Pasien menuju ke ICU/ICCU, Monitor
defibrilator, infus, bantuan oksigen, ETT, pemberian
obat2an, bantuan pernapasan/ bagging kalau perlu
dapat dilakukan RJP ulang sambil berjalan.
16. Dokter / perawat melakukan serah terima kasus
kepada dokter ICU/ ICCU/ Perawat ICU/ICCU,
beserta ber- kas rekam mediknya setibanya diruang
ICU/ICCU.
17. Dokter /Perawat selanjutnya akan melaksanakan
seperti prosedur perawatan jenazah apabila setelah
prosedur Code Blue, tidak memberikan hasil yang
baik/ pasien meninggal dunia.

Unit Terkait 1. UGD


2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai