PAKET PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
| SPESIFIKASI TEKNIS i
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI II
PASAL 1. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................... 4
PASAL 2. PEMASANGAN PAPAN NAMA PROYEK ...................................................................... 27
PASAL 3. PEKERJAAN PENGUKURAN ULANG DAN PEMBUATAN BOUWPLANK, STAGE
OUT DENGAN ALAT UKUR THEODOLITE ................................................................... 28
PASAL 4. BIAYA SMK3 DAN ASURANSI BPJS KETENAGAKERJAAN....................................... 29
PASAL 5. PEMBUATAN PAGAR SEMENTARA ............................................................................. 36
PASAL 6. LISTRIK DAN AIR KERJA............................................................................................... 37
PASAL 7. PEMBUATAN DIREKSI KEET......................................................................................... 38
PASAL 8. PEMBUATAN KM/WC SEMENTARA.............................................................................. 39
PASAL 9. PEMBUATAN GUDANG KERJA ..................................................................................... 40
PASAL 10. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT....................................................................... 40
PASAL 11. PEKERJAAN LAND CLEARING ..................................................................................... 41
PASAL 12. UJI LABORATORIUM SAMPEL BETON ........................................................................ 43
PASAL 13. ADMINISTRASI, PELAPORAN DAN DOKUMENTASI ................................................... 44
PASAL 14. PEKERJAAN PENGEBORAN TANAH BOR PILE.......................................................... 46
PASAL 15. PEKERJAAN GALIAN TANAH ....................................................................................... 47
PASAL 16. PEKERJAAN URUGAN PASIR ....................................................................................... 49
PASAL 17. PEKERJAAN URUGAN TANAH KEMBALI .................................................................... 50
PASAL 18. PEKERJAAN URUGAN TANAH DIDATANGKAN .......................................................... 51
PASAL 19. PEKERJAAN PEMADATAN URUGAN TANAH TIMBUNAN DIDATANGKAN .............. 52
PASAL 20. PEKERJAAN LANTAI KERJA ........................................................................................ 54
PASAL 21. PEKERJAAN BETON BORED PILE ............................................................................... 55
PASAL 22. PEKERJAAN PONDASI PILE CAP ................................................................................. 60
PASAL 23. PEKERJAAN PEDESTAL KOLOM, KOLOM, SLOOF DAN TANGGA .......................... 66
PASAL 24. PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG ................................ 71
PASAL 25. PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG .............................................................. 77
PASAL 26. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA ............................................................................. 83
PASAL 27. PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG .................................................................... 87
PASAL 28. PEKERJAAN LISPLANK GRC WOODPLANK ............................................................... 89
PASAL 30. PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR ........................................................................ 90
PASAL 31. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH .......................................................................... 93
PASAL 32. PASANGAN DINDING BATU .......................................................................................... 95
PASAL 33. PEKERJAAN PLESTERAN ............................................................................................. 97
PASAL 34. PEKERJAAN ACIAN ....................................................................................................... 99
PASAL 35. PEKERJAAN OPENING KUSEN PINTU DAN JENDELA ............................................ 100
PASAL 36. PASANGAN REILING TANGGA DAN RAM STAINLESS STELL ................................ 102
PASAL 37. PEKERJAAN FINISHING .............................................................................................. 103
| SPESIFIKASI TEKNIS ii
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 1.
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
| SPESIFIKASI TEKNIS 4
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 5
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
1.5. Situasi
1) Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Pemborong, sebagaimana keadaannya.
Untuk itu Pemborong harus meneliti keadaan tapak, terutama keadaan tanah (kontur, letak
bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain yang dapat mempengaruhi
harga penawarannya.
2) Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam mengevaluasi keadaan lapangan segala
sesuatunya menjadi tanggung-jawab Pemborong dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
1.6. Ukuran / Dimensi
1. Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan mutlak harus
ditepati.
2. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :
a. Milimeter (mm).
b. Centimeter (cm).
c. Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan umum yang
berlaku.
3. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam jenis yang sama,
maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar (gambar detail).
4. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar ME atau
ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi menurut point no.
3 diatas, Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk
diberi keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan/acuan di dalam pelaksanaan
pekerjaan.
5. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya Pekerjaan) diambil
yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak saling menghilangkan, demikian
pula gambar-gambar, antara gambar Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling
melengkapi dan tidak saling menghilangkan.
6. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tetap bertanggung jawab dan menepati semua ketentuan
dalam Dokumen Kontrak.
7. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memeriksa kebenaran ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas apabila
ditemukan perbedaan.
8. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dalam memperbaiki kesalahan gambar dan pelaksanaan
setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
9. Pengambilan ukuran-ukuran yang salah dalam pelaksanaan tetap menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Oleh karena itu, sebelumnya kepadanya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar dan kondisi di
lapangan.
1.7. Letak Bangunan
Keterangan mengenai letak bangunan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal
pelaksanaan harus diadakan pengukuran dulu dibawah Konsultan Pengawas.
1.8. Tinggi Lantai (PEIL)
1. Tinggi Peil lantai Bangunan diambil diatas Peil banjir setempat dari tanah bangunan yang ada
yang ditentukan oleh Direksi, atau sesuai dengan penjelasan pekerjaan / aanwijzing.
| SPESIFIKASI TEKNIS 6
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
2. Ukuran yang merupakan tanda tetap, tidak boleh berubah letak dan ukurannya. Dengan ini
tanda tersebut harus dibuat dengan beton atau tembokan yang harus dijaga dan dipelihara
selama pelaksanaan dan sampai pekerjaan selesai.
3. Supaya dibuat beberapa patok duga juga untuk ordinat / koordinat dan elevasi yang dibuat dari
patok beton yang kuat dan terpelihara sehingga bangunan tidak kehilangan ukuran awal.
1.9. Penanggung Jawab Pelaksanaan
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan yang bertindak sebagai wakil
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di lapangan dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan-keputusan teknis dengan tanggung jawab penuh di lapangan untuk menerima semua
instruksi dari Konsultan Pengawas.
1.10. Hal yang harus Dipenuhi Penyedia:
Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa wajib memenuhi persyaratan,
yakni sebagai berikut:
1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat ijin usaha :
a) Surat ijin usaha jasa konstruksi (SIUJK) Non Kecil Non BUMN yang masih berlaku.
b) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi non
kecil (Menengah) yang masih berlaku sekurang-kurangnya sampai dengan
penandatanganan dengan kriteria sebagai berikut;
▪ SBU Pelaksana Konstruksi dengan subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Pendidikan (BG007) dengan Kualifikasi Menengah.
▪ Memiliki pengalaman bangunan Sejenis dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,
dengan perhitungan Kemampuan Dasar (KD), dengan ketentuan:
KD = 3 NPt;
NPt = Nilai pengalaman tertinggi dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
▪ Dalam hal kemitraan yang diperhitungkan adalah KD perusahaan yang mewakili
kemitraan;
▪ KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai HPS;
▪ Pengalaman perusahaan dinilai dari nilai kontrak dan status peserta pada saat
menyelesaikan kontrak sebelumnya;
▪ untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan pada sub bidang
klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan dan lingkup pekerjaan Bangunan
Pendidikan dan Pekerjaan yang sejenis yaitu Bangunan Gedung Pendidikan
(BG007), dengan bukti kontrak kerja yang dilampirkan dengan Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan (BAST) I dan (BAST) II.
▪ Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilaipekerjaan sekarang
dengan present value menggunakan perhitungan sebagai berikut:
NPs = Npo x (ls/lo)
NPs= Nilai pekerjaan sekarang
Np = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah
terima pertama
lo = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulanserah terima pertama
ls = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi(bila belum ada dapat
dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan
sebelumnya).
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang sesuai yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan.
| SPESIFIKASI TEKNIS 7
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
2. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001 :2015, Sertifikat Manajemen Lingkungan ISO
14001:2015, Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISO 45001:2018 yang masih
berlaku, Memiliki Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yang masih berlaku, beserta audit terakhir yang masih berlaku.
3. Menyampaikan sertifikat Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan perusahaan dilampiri bukti
setoran 3 bulan terakhir (scan asli);
4. Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahannya (bila ada), untuk badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, harus dilampiri bukti pengesahan dari Kementerian Hukum dan
HAM.
5. NPWP Perusahaan.
6. Bukti telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT Tahunan tahun 2020/2021) / Valid
Pajak.
7. Memiliki pengalaman pekerjaan, paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman sub kontrak kecuali bagi penyedia barang/jasa baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun dibuktikan dengan melampirkan kontrak kerja asli dilengkapi dengan Berita Acara Serah
Terima I atau II/bukti potongan pajak (PPn & PPh).
8. Surat pernyataan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan konstruksi.
9. Memiliki Kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk melaksanakan paket pekerjaan konstruksi.
10. Dalam hal peserta melakukan kemitraan, peserta harus mempunyai/ mengunggah Perjanjian
Kerja Sama Operasi/ kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang
mewakili kemitraan tersebut.
11. Memiliki alamat Kantor yang jelas dan dapat dijangkau (dibuktikan dengan Surat Keterangan
Domisili serta bukti kepemilikan berupa sertifikat/akte atau perjanjian sewa).
12. Membuat surat pernyataan tidak menuntut apabila proses pemilihan penyedia barang/jasa
dibatalkan karena DPA tidak ditetapkan atau alokasi anggaran dalam DPA yang ditetapkan
kurang dari nilai pengadaan tersebut, kepada penyedia barang/jasa tidak diberikan ganti rugi.
13. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan/KSO:
a) Penyedia Jasa dapat melakukan kemitraan atau kerja sama yang dibuktikan dengan Akte
Notaris Hal Kemitraan atau KSO;
b) Penyedia Jasa wajib mempunyai perjanjian Kemitraan/kerjasama operasi yang memuat
presentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut.
c) Bagi perusahaan yang melakukan kemitraan persyaratan pada angka a, b. I, atau b. II. i, c
s.d, q dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO (persyaratan
point b. II. i) dapat dipenuhi oleh salah satu perusahaan yang bermitra wajib dimiliki oleh
lead firm). untuk perusahaan yang melakukan kemitraan/ KSO (sebagai mitra atau KSO
untuk jasa konstruksi), evaluasi persyaratan pada angka a, b. II. i, e s.d o dan q dilakukan
untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO.
| SPESIFIKASI TEKNIS 8
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
14. Penyedia memiliki atau mempunyai kemampuan finansial/keuangan sebesar 20% dari Nilai
HPS. dan dibuktikan dengan cash flow perusahaan dan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
yang terdaftar pada IAPI yg diakui/disetujui dan terdaftar pada OJK Kementerian Keuangan
15. Mengyampaikan rek. Koran 3 bulan terakhir
Pada saat PCM Personil harus di hadirkan, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan
nama-nama tenaga yang dipergunakan di atas lengkap dengan curriculum vitaenya serta bagan
organisasinya.
1. Semua instruksi Konsultan Pengawas harus ditindak lanjuti Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor.
2. Penanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus selalu berada di tempat pekerjaan
selama jam-jam kerja dan saat diperlukan dalam pelaksanaan.
3. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas didalam pelaksanaan disampaikan langsung
kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan setiap saat menjalankan disiplin dan tata tertib
yang ketat terhadap semua pekerja, pegawai, termasuk petugas yang mengurus material.
5. Siapapun diantara mereka yang tidak berwenang, melanggar peraturan umum, mengganggu
ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak sopan dan melakukan perbuatan yang merugikan
pelaksanaan pembangunan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah
Konsultan Pengawas.
| SPESIFIKASI TEKNIS 9
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
1. Penyedia barang/jasa harus mengunggah daftar peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasinya, meliputi jenis peralatan, kapasitasnya, komposisi
dan jumlahnya
2. Apabila peralatan milik sendiri, Penyedia barang/jasa wajib mengunggah bukti kepemilikan
(kuitansi pembelian peralatan) dalam bentuk hasil scan dokumen asli.
3. Jika peralatan merupakan sewa, Penyedia barang/jasa wajib mengunggah surat perjanjian
kerjasama/sewa dengan pemilik peralatan (asli di atas materai Rp 10.000,00) dan jaminan dari
pemilik bahwa peralatan tersebut siap untuk digunakan dalam pelaksanaan paket pekerjaan
ini.
4. Wajib memiliki sertifikat layak/Laik pakai dari masing2 alat yang akan dipergunakan dan masih
berlaku masa uji serta dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang
Catatan :
Gedung Pembangunan penyedia spesialis melampirkan :
Pada Pekerjaan Subkontraktor Spesialis pada Pekerjaan Tanah Galian (SP 004) Memiliki/
Melampirkan:
a) Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan kode
KBLI untuk masing-masing Pekerjaaan.
b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU),
c) Daftar Pengalaman Perusahaan beserta bukti kontrak pekerjaan tersebut
d) SIUJK
e) izin lokasi / domisili
| SPESIFIKASI TEKNIS 10
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 11
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 12
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
1. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa memberitahukan
sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/ pemeriksaan kepada Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor atau SubPelaksana Pekerjaan/ Kontraktor :
a. Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site;
b. Terhadap gudang penyimpanan barang-barang
c. Terhadap pengolahan material maupun sumber-sumbernya.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan Konsultan
Pengawas tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan bagian
pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk
kepentingan pemeriksaan.
3. Jika diperlukan, pengawasan oleh Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan di luar jam-jam
kerja. Untuk itu segala biaya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Permintaan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut harus dengan tertulis dan disampaikan kepada
Konsultan Pengawas, minimal 6 (enam) jam sebelumnya
4. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugasnya.
5. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan bekerja lembur dimana item pekerjaan
tersebut diperlukan oleh Pelaksana PekerjaanlKontraktor, maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus memberitahukan satu hari sebelumnya dan biaya tersebut
termasuk biaya lembur petugas-petugas Konsultan Pengawas yang besarnya sesuai
dengan aturan gaji mereka yang menjadi tugas Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
1.20. Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan (K3)
1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mengadakan semua
peralatan K3 yang diperlukan untuk menjamin keamanan, keselamatan dan kesejahteraan
manusia/barang di proyek.
2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memenuhi segala peraturan tata tertib, peraturan
pemerintah daerah ataupun pemerintah setempat.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab atas biaya, kerugian ataupun tuntutan
ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya peristiwa yang mengakibatkan lukanya atau
meninggalnya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan, yang disebabkan oleh kelalaian
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
4. Guna keamanan dan keselamatan kerja di lapangan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib
untuk mengadakan :
a. Tabung pemadam kebakaran type ABC berat 5 kg. jumlahnya minimal 1 buah pada
setiap lantai bangunan dan 1 buah pada direksi keet.
b. Perlengkapan K3 bagi seluruh pekerja proyek (Helm proyek, sepatu kerja, sabuk
keselamatan, jaring pengaman, dll).
c. Penerapan K3 di proyek harus mutlak dilaksanakan oleh kontraktor, pelanggaran
terhadap ketentuan ini menjadi resiko kontraktor.
1.21. Ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas
1. Kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor seperti:
a. Tanpa ada alasan ternyata meninggalkan pekerjaan sebelum pekerjaan seluruhnya
selesai;
b. Apabila tidak mengindahkan semua instruksi yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas;
c. Apabila tidak dapat melanjutkan pekerjaan secara teratur dan baik;
d. Menyerahkan apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada orang lain tanpa
| SPESIFIKASI TEKNIS 13
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
persetujuan tertulis.
e. Tidak menghadiri rapat-rapat teknis, maka Konsultan Pengawas dapat mengeluarkan
peringatan tertulis pertama kepadanya.
2. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima peringatan tertulis tersebut masih
belum ada tanda - tanda adanya perubahan yang berarti atau belum dilaksanakan
peringatan dimaksud, Konsultan Pengawas akan mengeluarkan peringatan tertulis kedua.
3. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya peringatan tertulis kedua, masih
belum ada perubahan yang berarti maka Konsultan Pengawas dapat mengambil tindakan
dengan tidak mempertimbangkan alasan-alasan apapun yang terjadi sebelumnya. Tindakan
tersebut dapat berupa dialihkannya tugas dimaksud kepada pihak lain dengan biaya
dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
4. Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut mengalami kebangkrutan
(bankrupt) atau telah terjadi pengambilan alihan oleh pihak lain atas perusahaannya secara
hukum atau tindakan-tindakan lain yang senada dengan tindakan tersebut diatas, maka
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di bawah kontrak ini akan diadakan tindakan
lebih lanjut.
5. Pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan sesuai dengan kontrak tersendiri, hanya apabila telah
terdapat persetujuan antara Pemberi Tugas dengan pihak lain yang telah mengambil alih
semua kegiatan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut.
6. Apabila dengan tindakan seperti tercantum di atas, ternyata pekerjaan tidak dapat berjalan
dengan baik dan lancar, maka:
a. Pemberi Tugas akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan memberikan kepada
pihak lain,' dengan menggunakan semua peralatan yang telah berada di lapangan
seperti bangunan-bangunan darurat, gudang, peralatan-peralatan kerja, barang-
barang, material-material, termasuk barang-barang yang telah dibeli (tetapi belum
sampai di tempat) yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan.
b. Bila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas maka dalam waktu
10 (sepuluh) hari sesudah dikenakannya suatu tindakan, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus tetap menyerahkan barang-barang dan material yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sesuai isi kontrak ini, melalui
supplier atau Sub-Pelaksana/Kontraktor yang menyerahkan barang-barang dan
material sesuai dengan kontrak, yang ternyata sebegitu jauh belum dibayar oleh
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor yaitu dengan memotong bagian yang harus
dibayarkan kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sesuai penilaian prestasi.
c. Apabila dianggap perlu oleh Pemberi Tugas maka semua milik Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor yang masih tinggal di lapangan seperti peralatan-peralatan
kerja, barang-barang material dan barang-barang yang disewanya, harus segera
dikeluarkan dari lapangan dan semua biaya untuk hal tersebut menjadi beban
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari ternyata hal
tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka akan diselesaikan menurut kebijakan
Pemberi Tugas, dengan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau hilangnya
barang-barang tersebut.
d. Ketentuan tersebut juga berlaku bagi Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang karena
satu dan lain hal ternyata dihentikan kontrak kerjanya oleh Pemberi Tugas.
1.22. Kewajiban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan secara Iengkap seluruhnya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak.
2. Kontraktor harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Bank atau
Badan Keuangan lain yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
| SPESIFIKASI TEKNIS 14
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
3. Apabila jaminan Pelaksanaan belum diserahkan kapada Pemberi Tugas didalam jangka
waktu tersebut, maka berarti Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor mengundurkan diri dari
Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak ini.
4. Apabila terjadi kontrak kritis, maka akan mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No.
07/PRT/M/2019 dengan ketentuan “ Deviasi > 10% pada tahan rencana kerja 0-70% dan
Deviasi >5% pada tahap rencana 70-100% pada anggaran tahun berjalan
5. Apabila terjadi didalam gambar-gambar kontrak terdapat perbedaan-perbedaan atau
penyimpangan-penyimpangan dengan apa yang telah tercantum di dalam kontrak sehingga
akan menimbulkan keraguan-keraguan dalam pekerjaan, maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus segera memberitahu hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk
diadakan penyelesaian.
6. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar- gambar dengan ketentuan-
ketentuan di dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (RKS), maka ketentuan yang
dianggap paling lengkap oleh Konsultan Pengawas adalah yang mengikat.
7. Yang dimaksud dengan "gambar" adalah gambar pelaksanaan, gambar kerja, gambar-
gambar detail dan gambar- gambar lainnya yang dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar tersebut, maka gambar
yang berskala besar yang lebih mengikat.
8. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Konsultan Pengawas diadakan perubahan-
perubahan dalam penggunaan bahan, ukuran-ukuran dan konstruksi, maka pada akhir
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyerahkan 5 (lima) set gambar-
gambar perubahan yang dikerjakan di atas cetakan gambar asli dengan perubahan
dikerjakan dengan tinta warna.
9. Atas perintah Konsultan Pengawas dan kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat
dimintakan gambar-gambar penjelasan dan rincian atas bagian pekerjaan khusus, yang
kesemuanya atas beban Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor. Gambar-gambar tersebut harus
telah disetujui Konsultan Pengawas untuk selanjutnya dianggap sebagai gambar pelengkap
dan menyerahkan 5 (lima) set cetakannya kepada Konsultan Pengawas
10. Biaya pembuatan semua keperluan gambar-gambar yang dibutuhkan selama masa kontrak,
baik gambar shop drawing dan atau gambar perubahan yang diperlukan dalam pelaksanaan
untuk kepentingan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor maupun gambargambar yang
memerlukan persetujuan dari Konsultan Pengawas harus dibuat di atas kertas minimal
ukuran A3, biaya percetakan gambar-gambar tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
11. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK),
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus telah dimulai dengan pekerjaan pembangunan fisik
dalam arti kata yang nyata. Untuk itu syarat-syarat yang diwajibkan agar dapat dimulainya
pekerjaan harus dipenuhi terlebih dahulu.
12. Pada akhir pekerjaan pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor diwajibkan
menyerahkan 5 set dalam bentuk Kertas ukuran minimal A3 gambar-gambar instalasi
terakhir sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawings) yang telah disetujui Konsultan
Pengawas dan Perencana, buku sistem beroperasi (Manual operation book) untuk mesin-
mesin dan peralatan-peralatan yang dipasang, disertai surat- surat ijin dan keterangan resmi
dari pihak yang berwajib yang diperolehnya mengenai instalasi yang telah dipasangnya.
13. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,
peraturan - peraturan Pemerintah, persyaratan - persyaratan umum maupun suplemennya,
persyaratan standard International dan persyaratan yang dikeluarkan produsen serta tidak
menyimpang dari ketentuan di dalam dokumen pelelangan serta segala petunjuk-petunjuk
tertulis yang telah dikeluarkan.
| SPESIFIKASI TEKNIS 15
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 16
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 17
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Material, peralatan, perkakas, aksesories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama
Negara dari pabrik yang menghasilkannya, catalog dan selanjutnya menguraikan data yang
menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang digunakan adalah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik/Perencana.
36. Seluruh peralatan, material yang digunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material
harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap Pekerja harus
mempunyai keterampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat
diperlukan dan Kontraktor harus melengkapi Surat sertifikat yang sah untuk setiap personil
ahli yang menyatakan bahwa personil tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus
ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-
masing.
37. Apabila dalam Dokumen Perencanaan ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
38. Perlindungan terhadap orang, harta benda dan pekerjaan
a. Perlindungan terhadap milik umum :
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan para penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggungjawab penuh
terhadap kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua
harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggungjawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan
malam.
Pemberi tugas tidak bertanggungjawab terhadap Kontraktor dan Sub Kontraktor,
atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan Pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengamanan yang layak untuk memelihara para pekerja dan tamu yang datang ke
lokasi.
| SPESIFIKASI TEKNIS 18
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 19
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
887.2.
− Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
− Peraturan Muatan Indonesia 1983.
− Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut di
atas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau
persyaratan teknis dari pabrik/produsen yang bersangkutan.
− Dan lain-lain yang secara nyata termasuk di dalam Dokumen/Gambar, RKS,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan
ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat
pula :
− Gambar Bestek yang dibuat Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
− Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS).
− Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
− Berita Acara Penunjukkan.
− Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
− Surat Perintah Kerja (SPK).
− Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
− Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
− Kontrak/Surat Perjanjian Pemborong.
1.23. Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub Kontraktor
1. Penunjukan Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor hanyalah dapat dilakukan dengan
sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan Pengawas serta mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.
2. Apabila hasil kerja Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor tidak memenuhi persyaratan
dalam kontrak ini ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus dicapai pada suatu
tahap pekerjaan, maka Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Sub Kontraktor tersebut
dengan yang lain, dan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus menjalankan instruksi tersebut.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk meninggalkan kewajibannya dengan
cara menyerahkan kontrak ini sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain (Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Sub-Kontraktor) tanpa seizin/persetujuan Pemberi Tugas.
4. Apabila tidak disebutkan di dalam kontrak, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak
dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang menjadi kewajibannya tanpa
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
5. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, maka
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung jawab penuh atas segala
kelalaian dan kesalahankesalahan yang dibuat oleh subnya, sehingga kelalaian atau
kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu sendiri.
6. Sub pelaksana Pekerjaan/Kontraktor hanyalah pihak- pihak yang mempunyai kontrak
langsung dengan Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, yaitu dalam menyediakan dan
mengerjakan bagianbagian pekerjaan khusus sesuai dengan keahliannya.
7. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil
pekerjaan Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
1.24. Koordinasi Pelaksanaan di Lapangan
1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan seluruh pekerjaan yang tercakup didalam proyek ini, termasuk didalamnya
| SPESIFIKASI TEKNIS 20
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 21
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
b. Instruksi untuk menyingkirkan material/bahan yang tidak memenuhi syarat dan ha rus
diangkut keluar areal proyek;
c. Instruksi untuk mengganti Pelaksana (foreman) dari kontraktor yang dianggap
kurang mampu (un-skilled);
d. Instruksi untuk suatu pekerjaan perubahan (Pengurangan dan penambahan
pekerjaan) yang sudah waktunya dilaksanakan dengan segera;
e. Instruksi untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang dianggap
kurang mampu, baik dari segi mutu kerja maupun kecepatan kerja;
f. Instruksi untuk mempercepat pelaksanaan suatu bagian pekerjaan berupa
penambahan tenaga kerja;
g. Instruksi-instruksi lainnya yang termasuk dalam lingkup tugas Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
4. Bilamana ada instruksi lain, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut, atau mengadakan konfirmasi kepada Konsultan Pengawas. Tetapi
sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
pekerjaan yang telah dilaksanakan tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.
1.26. Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Rencana Kerja
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kuliah Bersama, Penyedia Jasa
harus menyusun metoda pelaksanaan pekerjaan pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan (PCM-Pre Construction Meeting) dengan memperhitungkan aspek kelayakan
teknis, waktu, kekuatan, keawetan, kualitas dan estetika secara rasional, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan berdasarkan sumber daya dan teknik
pengerjaan yang dimiliki, serta menggambarkan penguasaan teknologi membangun dalam
penyelesaian pekerjaan meliputi :
a. Metode Pelaksanaan Setiap Item Pekerjaan yang menjelaskan metoda yang digunakan
serta menjelaskan : (1) perhitungan waktu (2) kebutuhan bahan, (3) kebutuhan alat, (4)
kebutuhan tenaga, (5) kualitas hasil dan performance pengerjaan.
b. Metode pengendalian waktu.
c. Metode pengendalian mutu.
d. Metode pengendalian teknis.
e. Metode pengendalian biaya.
f. Metode penggunaan dan penempatan peralatan bantu di lapangan.
g. Rencana pengaturan penempatan material (setting material) di lapangan, dengan
mempertimbangkan tingkat gangguan agar aktifitas kampus tetap berjalan tanpa
terganggu aktifitas pelaksanaan Konstruksi.
h. Time Schedule / Rencana Jadwal Pelaksanaan/ Kurva S yang ditawarkan dengan waktu
yang sesuai dengan yang telah ditentukan. Kurva S harus menggambarkan dimana pada
50% (lima puluh persen) waktu pelaksanaa, rencana kemajuan fisik minimal mencapai
30% (tiga puluh persen).
i. Metode / Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta Protokol
Kesehatan Pencegahan Covid-19, yang minimal memuat:
1. Kebijakan K3;
2. Organisasi K3;
3. Konsultan Pengawasan K3;
4. Pengendalian dan program K3;
| SPESIFIKASI TEKNIS 22
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 23
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
1. Rapat Koordinasi
a. Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap bulan,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang setidaknya
diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga spesialis pekerjaan yang
ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh
ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta menunjuk
staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat persiapan
dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
yang ada.
e. Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
2. Rapat Lapangan
a. Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh
Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang setidaknya
diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga Spesialis pekerjaan yang
ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh
ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta menunjuk
staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat persiapan
dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
yang ada.
e. Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
| SPESIFIKASI TEKNIS 24
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
4. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat diteliti
kembali oleh Konsultan Pengawas setiap saat.
5. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan mem buat foto-foto dan video kegiatan proyek
dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sebagai
dokumentasi proyek.
6. Untuk setiap progress pelaksanaan pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36 eksemplar
foto berwarna yang dicetak dalam ukuran post card.
7. Video yang memuat seluruh proses pekerjaan di lapangan dan minimum 3 (tiga) buah.
8. Album foto berikut soft copy masing- masing diserahkan minimum sebanyak 3 (tiga) set
kepada Pemberi Tugas.
9. Semua biaya untuk pembuatan foto dan video tersebut menjadi tanggungjawab
Pelaksana/Kontraktor.
10. Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor membuat
"Laporan Bulanan" di dalam form yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
1.29. Perubahan Rencana
1. Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas atau Perencana
berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang telah ada dengan memberi
instruksi tertulis kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk dilaksanakan. Dalam hal ini
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor haus bertanggungjawab atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan instruksi tersebut.
2. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain kualitas maupun
kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar-gambar kerja (Kontrak),
berupa modifikasi maupun altematif. Perubahan tersebut termasuk penambahan,
pembatalan dan atau penggantian dari suatu pekerjaan, peralatan atau standard material.
3. Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan Pengawas menurut
ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila diperlukan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor diberi kesempatan untuk mengikuti perhitungan yang dibuat. Untuk
perhitungan nilai dan perubahan, metode atau cara berikut ini harus dipakai :
a. Harga-harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung nilai dari item
pekerjaan yang bersifat sama.
b. Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga-harga yang tertera di dalam
Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang nilai yang didapat adalah
wajar.
1.30. Penyerahan Pekerjaan
1. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal yang telah
ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan, sesuai dengan penjelasan tentang waktu
penyelesaian yang ditetapkan dalam aanwijzing.
2. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasanalasan tersebut sesuai
dengan alasan- alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam RKS dan disetujui oleh pemberi
tugas.
3. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan Pengawas,
selambat-Iambatnya 1 (Satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud, Konsultan Pengawas
akan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan sesuai dengan Dokumen
Kontrak. Semua perubahan-perubahan yang terjadi dituangkan dalam as built
drawing/installed drawing, dimana gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas
sebelum mengajukan termijn (tagihan) prestasi pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan ini akan
disampaikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Sebelum penyerahan pertama,
| SPESIFIKASI TEKNIS 25
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
pemeriksaan dapat diadakan lebih dari satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun
penyerahan dibuat Berita Acara.
4. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan permohonan
perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu penyerahan adalah keadaan-
keadaan force majeure.
5. Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :
a. banjir;
b. hujan terus menerus dari hari ke hari;
c. kebakaran;
d. demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap jalannya
pekerjaan;
e. dan keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
6. As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor secara bertahap sesuai
dengan pekerjaan yang dilaksanakan untuk kebutuhan pemeriksaan setiap saat. As built
Drawing harus dibuat dengan gambar (Autocad). Soft copy gambar As built Drawing harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam bentuk Hardisk.
7. Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula Surat Pernyataan, Sertifikat dan Surat.
Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah dilaksanakan, sertifikat yang dikeluarkan
oleh instasi yang terkait, berwewenang, seperti Depnaker, produsen dan applicator.
1.31. Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan
1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100%, maka Konsultan Pengawas dan Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor bersama-sama menandatangani Berita Acara Penyerahan I. Bertepatan
dengan ini berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
2. Masa pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal
dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor kepada
Pemberi Tugas.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab untuk mengganti atau memperbaiki cacat-
cacat maupun kekurangan-kekurangan yang timbul dalam masa pemeliharaan yang
disebabkan oleh pemakaian bahan-bahan maupun kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan di dalam kontrak.
4. Penggantian ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin setelah ditemukannya
cacat-cacat atau kekurangankekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan,
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan
perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
5. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, boleh mengeluarkan instruksi agar Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor memperbaiki segala cacat, susut dan kesalahan lainnya yang timbul
dalam masa pemeliharaan, dan yang disebabkan oleh bahan-bahan dan cara-cara
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.
6. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan Berita Acara.
7. Setelah masa pemeliharaan dilampui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan dilaksanakan
dengan baik, Konsultan Pengawas akan mengeluarkan rekomendasi mengenai selesainya
pekerjaan dan perbaikan yang berarti penyerahan kedua dari pihak Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor kepada Pemilik Proyek.
1.32. Pekerjaan Tambah Kurang
| SPESIFIKASI TEKNIS 26
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
1. Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan rencana/desain dituangkan
dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100%
(penyerahan pertama peker jaan).
2. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama pekerjaan, maka
dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan tersebut sudah
termasuk Berita Acara Tambah Kurang.
3. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama pekerjaan, maka
pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan dalam Berita Acara di lampiri dengan
Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan.
PASAL 2.
PEMASANGAN PAPAN NAMA PROYEK
| SPESIFIKASI TEKNIS 27
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 3.
PEKERJAAN PENGUKURAN ULANG DAN PEMBUATAN BOUWPLANK, STAGE OUT DENGAN ALAT
UKUR THEODOLITE
| SPESIFIKASI TEKNIS 28
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
8) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
PASAL 4.
BIAYA SMK3 DAN ASURANSI BPJS KETENAGAKERJAAN
| SPESIFIKASI TEKNIS 29
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
02/PRT/M/2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor
10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, serta
peraturan terkait lainnya.
d) Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi
resiko tinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potensi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil
Pengguna Jasa.
e) Pekerjaan dengan tingkat resiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/ terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout/tagout), penggalian, bekerja
di ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh Penyedia Jasa
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
f) Penyedia Jasa harus melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
g) Memastikan perlindungan terhadap pihak ke-3 dan lingkungan sekitar sudah
direncanakan dengan aman. Seluruh area konstruksi harus tertutup jaring pengaman
selama masa konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh keluar area.
h) Membuat laporan berkala Kinerja K3 dan dilaporkan kepada pihak yang berwenang
dan pihak yang berkepentingan. Laporan ke instansi pemerintah yang berwenang dan
unit K3 setiap minggu, memuat Kinerja K3, daftar alat berat dan operator, rencana, dan
aktual K3.
2) Sosialisasi, Promosi, dan Pelatihan
a) Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction)
Penyedia Jasa harus melakukan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang
diberikan kepada pekerja baru, subkon baru ataupun para tamu yang baru pertama kali
datang di lokasi proyek tersebut.
b) Pelatihan Keselamatan Konstruksi:
• Perilaku berbasis keselamatan (Budaya berkeselamatan konstruksi)
Penyedia Jasa harus menyediakan Pelatihan Keselamatan Konstruksi dalam hal
ini perilaku berbasis keselamatan (budaya berkeselamatan konstruksi) untuk
semua pekerja dalam proyek minimal 1 (satu) waktu pelatihan.
c) Simulasi Keselamatan Konstruksi
Penyedia Jasa harus mengadakan simulasi keselamatan konstruksi untuk semua personil,
simulasi harus jelas, tepat dan akurat. Sehingga semua personil mampu meningkatkan
dan keahlian melaksanakan keselamatan kerja dalam bidang konstruksi.
d) Spanduk (banner)
Penyedia Jasa harus menyediakan spanduk (banner) K3 kepada pihak ketiga atau
lingkungan sekitar proyek harus dipasang pada setiap lokasi yang sesuai. Ukuran dan
jumlah spanduk (banner) disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi.
Spesifikasi: material cetak spanduk/ banner flexy, ukuran cetak menyesuaikan
(400x150cm/75x200cm)
| SPESIFIKASI TEKNIS 30
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
e) Poster/leaflet
Penyedia Jasa harus menyediakan poster yang digunakan sebagai media menyampaikan
pesan-pesan K3. Poster harus menjadi media yang efektif sehingga staff, pekerja, dan
tamu tertarik membaca, terinspirasi, dan mengikuti sesuai isi pesan dalam poster. Ukuran
dan jumlah poster disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi.
Spesifikasi: dicetak dimedia kertas/ bahan banner, ukuran menyesuaiakn (A4/A3/A2 dst).
| SPESIFIKASI TEKNIS 31
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Logo Perusahaan
Spesifikasi: Material kayu, multipleks, banner cetak K3 Board. Ukuran= tinggi 200-
265cm, panjang 244cm (1 lembar tripleks)
3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
a) Alat Pelindung Kerja (APK)
• Jaring Pengaman (Safety Net)
Material yang digunakan adalah jaring pengaman (polinet). Dipasang di seluruh perancah
yang digunakan sebagai platform (perancah tetap)/ kemungkinan ada material yang jatuh
atau material yang terbawa angin dari dalam gedung. Ukuran jaring disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan. Pada area-area yang menjadi akses masuk, harus dibuat kanopi yang
melindungi pekerja dari kejatuhan benda dari area perancah. Pemasangan jaring pengaman
ini ditempatkan pada lokasi-lokasi seperti: perancah eksternal, jaring vertikal pada bekisting
atas, jaring pengaman di perimeter gedung, jaring pengaman di terminal material, jaring
pengaman sisi luar gedung.
• Tali Keselamatan (Life Line)
Penyedia Jasa harus menyiapkan tali keselamatan (life line) yang merupakan tali pengaman
fleksibel yang terbuat dari serat kawat atau anyaman. Standar dari tali keselamatan harus
memiliki kekuatan daya tarik minimum 2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60mm.
• Pagar Pengaman (Guard Railling)
Pagar pengaman (guard railling) merupakan pagar pengaman keliling proyek. Pagar
pengaman sementara dari seng gelombang ini memiliki tinggi 2meter, dengan bahan: dolken
kayu diameter 8-10/400cm, semen portland, seng gelombang, pasir beton, koral beton/ split
20-30mm, kayu 5/7, paku biasa 2”-5”, meni besi.
• Pembatas Area (Restricted Area)
Untuk bangunan lebih dari 2 lantai, resiko jatuh dari ketinggian bangunan menjadi perhatian
yang sangat serius dalam penerapan K3. Untuk menghindari hal tersebut, maka harus
dilakukan hal-hal sebagai berikut: pemasangan pipa pagar tangga darurat perancah,
pemasangan pipa pagar perancah, pemasangan tali keselamatan, pemasangan pipa pagar
tangga darurat area gedung, pemasangan pipa area bekisting.
b) Alat Pelindung Diri (APD)
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dalam proyek pembangunan wajib bagi semua personil
yang ada di proyek. Pemakaian alat pelindung diri perorangan merupakan suatu keharusan dan
setiap karyawan diharapkan untuk secara aktif memberikan saran-saran dalam menyeleksi alat
pelindung diri yang digunakan dan membantu dalam melaksanakan program K3 pada proyek
konstruksi ini.
| SPESIFIKASI TEKNIS 32
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 33
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Sepatu keselamatan harus standart ANSI Z.41-1999 atau minimal standar SIN 7079-2009
dan SIN 0111-2009.
| SPESIFIKASI TEKNIS 34
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
a) Rambu petunjuk
Spesifikasi: dicetak di media kertas/ bahan spanduk (bannder) sticker/ papan safetty sign,
ukuran print kertas A4/ A3, standar rambu Simbol: 60x60cm, standar rambu Tulisan: 20x60cm.
b) Rambu larangan
Spesifikasi: dicetak di media kertas/ bahan spanduk (bannder) sticker/ papan safetty sign,
ukuran print kertas A4/ A3, standar rambu Simbol: 60x60cm, standar rambu Tulisan: 20x60cm.
c) Rambu peringatan
Spesifikasi: dicetak di media kertas/ bahan spanduk (bannder) sticker/ papan safetty sign,
ukuran print kertas A4/ A3, standar rambu Simbol: 60x60cm, standar rambu Tulisan: 20x60cm.
d) Rambu kewajiban
Spesifikasi: dicetak di media kertas/ bahan spanduk (bannder) sticker/ papan safetty sign,
ukuran print kertas A4/ A3, standar rambu Simbol: 60x60cm, standar rambu Tulisan: 20x60cm.
e) Rambu informasi
Spesifikasi: dicetak di media kertas/ bahan spanduk (bannder) sticker/ papan safetty sign,
ukuran print kertas A4/ A3, standar rambu Simbol: 60x60cm, standar rambu Tulisan: 20x60cm.
f) Krucut lalu lintas (Traffic Cone)
g) Lampu Putar (Rotary Lamp)
h) Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick)
8) Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, termasuk
biaya pengujian/pemeriksaan lingkungan
a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR); 10kg
b) Sirine
| SPESIFIKASI TEKNIS 35
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
c) Bendera K3
Spefifikasi: bentuk bendera persegi panjang (90x135cm), ukuran tiang 3-4m (Tinggi bendera
merah putih harus lebih tinggi 30 s/d 50cm dibanding bendera lainnya). Dipasang didepan pada
gerbang masuk lokasi proyek/ tempat kerja, atau dipasang didepan pada pintu utama bangunan
kantor.
PASAL 5.
PEMBUATAN PAGAR SEMENTARA
| SPESIFIKASI TEKNIS 36
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
d) Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm, dalam 50 cm dari permukaan
tanah setempat. Beton dengan adukan 1Pc :3 Ps : 5 Kr
e) Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
5.3 Pelaksanaan:
1. Pembuatan pagar pengaman dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, tempat penimbunan bahan-bahan, dan tidak
mengganggu operasional kegiatan sekitarnya.
2. Pagar dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.
5.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan Biaya SMK3 dan Asuransi BPJS Ketenagakerjaan, ditentukan seperti yang
disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 6.
LISTRIK DAN AIR KERJA
| SPESIFIKASI TEKNIS 37
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 7.
PEMBUATAN DIREKSI KEET
7.3 Pelaksanaan:
1. Pembuatan Direksi keet dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, tempat penimbunan bahan-bahan, dan tidak
mengganggu operasional kegiatan sekitarnya.
2. Letak kantor Direksi lapangan harus cukup dekat dengan kantor Penyedia Jasa tetapi terpisah
dengan tegas.
3. Direksi keet dibuat sesuai ukuran yang ada di RAB, sehingga dapat bertahan/kuat sampai
pekerjaan selesai.
7.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
| SPESIFIKASI TEKNIS 38
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 8.
PEMBUATAN KM/WC SEMENTARA
8.3 Pelaksanaan:
1. Pembuatan KM/WC dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan yang sedang dilakukan, tempat penimbunan bahan-bahan, dan tidak mengganggu
operasional kegiatan sekitarnya.
2. Letak KM/WC lapangan harus cukup dekat dengan kantor Penyedia Jasa tetapi terpisah dengan
tegas.
3. KM/WC dibuat sesuai ukuran yang ada di RAB, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan
selesai.
8.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
| SPESIFIKASI TEKNIS 39
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 9.
PEMBUATAN GUDANG KERJA
PASAL 10.
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT
| SPESIFIKASI TEKNIS 40
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Mobilisasi dan Demobilisasi yang dimaksud adalah mencakup transportasi peralatan konstruksi yang
berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran atau Peralatan konstruksi
yang dibutuhkan lainnya, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan
untuk Penyedia Jasa pekerjaan ini.
10.2 Pelaksanaan:
1) Dengan selalu disertai izin Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/ atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi
dan instalasinya (Pengambilan Keputusan harus melalui rapat koordinasi yang mengikut sertakan
tim teknis dinas terkait).
2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan untuk
disetujui;
10.3 Pengukuran dan Dasar Pembayaran:
1) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi dan demobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan atas
dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui.
2) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lum sum menurut jdwal pembayaran yang diberikan di bawah,
dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua peralatan, walaupun demikian Pengawas Pekerjaan dapat setiap saat selama Penyedia
Jasa pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu
tanpa menyebabkan perubahan harag lump sum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 50% selesai (tidak termasuk instalasi konstruksi, telah
lengkap domobilisasi menurut tahapannya.
20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
30% (tiga puluh persen) bila seluruh Demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua
batas waktu yang disyaratkan atau keterlambatan setiap tahapan mobilisasi peralatan utama yang
terkait terhadap jadwalnya, maka jumlah yang disahkan Pengawas Pekerjaan untuk pembayaran
adalah presentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1%
(satu persen) nilai angsuran tersebut untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian
sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Mobilisasi Dan Demobilisasi Lump Sum
PASAL 11.
PEKERJAAN LAND CLEARING
| SPESIFIKASI TEKNIS 41
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
11.3 Pelaksanaan
a) Semua penghalang di dalam batas lahan/halaman yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing sisa-sisa bangunan, harus
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b) Semua akar-akar harus dimusnahkan dan disingkirkan sehingga nantinya dapat diyakini
semak-semak dan rumput-rumput tidak tumbuh kembali.
c) Lubang-lubang bekas penyingkiran dan akar-akar harus diisi kembali atau ditimbun lagi dengan
bahan-bahan yang cocok dan memenuhi syarat kemudian dipadatkan kembali.
d) Sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus di bakar dalam
daerah yang lapang sehingga selama pembakaran tidak akan merusak atau membahayakan
daerah sekitarnya.
e) Semua bara api hasil pembakaran harus dipadamkan sebelum ditinggalkan.
f) Pelaksanaan pembersihan lahan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas, tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
g) Apabila dalam pekerjaan pembersihan lahan ditemukan benda/barang penting oleh Penyedia
Jasa harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
12.7 Pembersihan Selama Pelaksanaan
a) Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, jembatan-
jembatan, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa,
sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan darioperasi pekerjaan
lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
b) Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas dari bahan-bahan
lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
c) Kontraktor harus menjaga / mengeringkan secara teratur rambu-rambu lalu lintas dan
sejenisnya, sehingga terbebas dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lainnya.
d) Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan
dan sesuai dengan peraturan-peraturan / perundangan yang berlaku secara Nasional dan
Peraturan Pemerintah Daerah setempat dan harus mentaati Undang-Undang Anti Pencemaran.
e) Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak
atau minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran yang ada.
f) Juga tidak diperkenankan menumpuk / membuang bahan sisa kedalam sungai-sungai atau
saluran air.
g) Jika Kontraktor memperhatikan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem
drainase dipakai, baik oleh karyawan Kontraktor atau orang lain, untuk pembuangan yang lain-
lain diluar air permukaan, pihak Kontraktor harus segera melaporkan hal yang terjadi ke Direksi
Teknik dan segera mengambil tindakan yang perlu sesuai petunjuk Direksi Teknik untuk
mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
| SPESIFIKASI TEKNIS 42
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
pembersihan akhir. Daerah kerja yang diperkeras dan seluruh daerah fasilitas umum yang
diperkeras yang terletak di dekat daerah lokasi kerja harus di sikat bersih. Seluruh permukaan-
permukaan harus dibersihkan dengan garu dan sampah-sampahnya harus dibuang seluruhnya.
PASAL 12.
UJI LABORATORIUM SAMPEL BETON
| SPESIFIKASI TEKNIS 43
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya
seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 13.
ADMINISTRASI, PELAPORAN dan DOKUMENTASI
13.3 Pelaksanaan:
- Satu minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, Penyedia Jasa harus telah siap dengan:
1) Bagan skema kemajuan pekerjaan (progress schedule) sesuai dengan batas waktu maksimal
yang telah ditetapkan dalm waktu penyelesaian pekerjaan. Progress schedule tersebut harus
sesuai dengan bagan yang disusun dan dilengkapi:
a) Barchart (bagan secara konvensional);
b) Network Planning bila diperlukan (sesuai petunjuk Direksi);
c) Volume masing-masing pekerjaan;
d) Mandays (tenaga kerja) yang diperlukan;
e) S-curve;
f) Gambaran mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan schedule yang
dibuat Penyedia Jasa.
| SPESIFIKASI TEKNIS 44
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
2) Penyedia Jasa harus menyusun ”Bagan Pengarahan Tenaga dan Pengerahan alat-alat berat” /
alat Pendukung.
3) Penyedia Jasa harus menyusun pula ”Bagan penyediaan bahan” yang diperlukan.
- Penyedia Jasa setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang berhubungan
dengan Penyedia Jasa pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun administratif;
- Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya;
- Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
petugas-petugas Pengawas/ Direksi Lapangan. Berdasarkan laporan harian tersebut maka setiap
minggu dibuat “Laporan Mingguan” yang disampaikan langsung oleh Pengawas/ Direksi Lapangan;
- Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas/
Pengawas Lapangan dan Direksi Lapangan. Shop drawing merupakan gambar detail Penyedia Jasa
di lapangan yang harus dibuat oleh Penyedia Jasa berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang
telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
- Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan Pengawas/ Pengawas Lapangan dan Direksi
Lapangan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua
bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/ Dokumen
Kontrak maupun di dalam Buku ini.
- Penyedia Jasa wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas/ Pengawas
Lapangan/ Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/
Pengawas Lapangan/ Direksi (selambat-lambatnya adalah sebelum proses MC 0% (Mutual Check
0%) dilaksanakan).
- Semua gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dan diajukan kepada Konsultan Pengawas/
Pengawas Lapangan/ Direksi untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari
proyek digambar pada kertas A3 yang dapat diperbanyak.
- Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Penyedia Jasa berkewajiban membuat gambar-
gambar yang telah dikerjakan/ dibangun oleh Penyedia Jasa (As-Built Drawing).
- Penyedia Jasa wajib membuat Dokumen Pekerjaan Akhir yang bertujuan untuk menyiapkan
informasi nyata menyangkut semua aspek pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat,
untuk memungkinkan modifikasi rancangan dikemudian hari dapat dilaksanakan tanpa pengukuran
ulang yang lama dan mahal, tanpa investigasi dan pemeriksaan ulang. Dokumen pekerjaan harus
mencakup:
a) Syarat-syarat Kontrak;
b) Gambar dalam kontrak dan Gambar Terlaksana;
c) Spesifikasi;
d) Addendum (bila ada);
e) Rencana Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan laporannya;
f) Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan;
g) Dokumentasi Penyedia Jasa.
| SPESIFIKASI TEKNIS 45
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya
seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Administrasi, Pelaporan dan Dokumentasi Lump Sum
PASAL 14.
PEKERJAAN PENGEBORAN TANAH BOR PILE
| SPESIFIKASI TEKNIS 46
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 15.
PEKERJAAN GALIAN TANAH
| SPESIFIKASI TEKNIS 47
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
• Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab dari
Penyedia Jasa, yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Penyedia Jasa
harus membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan
dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
• Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang cukup kuat
untuk menahan tekanan tanah dibelakang galian. Konstruksi-konstruksi turap tersebut
harus direncanakan dan dihitung oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Selama Penyedia Jasa tanah dibelakang galian tidak boleh longsor. Semua
biaya turap dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.
• Penyedia Jasa diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian
yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama masa
Kontrak dan Masa Perawatan.
7) Titik duga untuk rambu-rambu penunjuk tidak boleh dibongkar sebelum mendapatkan ijin tertulis
dari ahli, sedang rambu-rambu yang dapat dipakai harus dipelihara dan disimpan ditempat-tempat
yang disediakan Penyedia Jasa.
8) Tanah humus harus digali dan dipisahkan dari lapisan dan tanah dibawahnya, pengupasan
(stripping) dengan rata-rata 30 cm dan akan digunakan sebagai lapisan penutup untuk urugan
sekeliling bangunan atau tempat yang langsung berdekatan yang ditunjukkan oleh Pengawas
Lapangan.
9) Jika tebal tanah humus lebih tebal dari 20-30 cm, seluruh tebal humus akan digali dan digunakan
sebagai urugan lapisan penutup, seperti uraian diatas sesuai dengan instruksi Pengawas
Lapangan dan biaya yang diakibatkan dianggap telah termasuk dalam kontrak dan tidak akan
diajukan sebagai tambahan biaya.
10)Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk Penyedia Jasa pekerjaan atau seperti diperlukan untuk
pemindahan tanah macam apapun yang ada dan tidak dibutuhkan serta galian tanah tersebut akan
digunakan baik untuk urugan atau dibuang tergantung instruksi Pengawas Lapangan.
11)Persetujuan terhadap pengambilan tanah. Semua tempat pengambilan tanah untuk memenuhi
kebutuhan tanah, pekerjaan pengurugan seluruhnya harus dari kualitas yang sama hanya dipakai
jika ada persetujuan dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu. .
12)Penyedia Jasa harus memberikan keterangan yang lengkap kepada Pengawas Lapangan tentang
jumlah, kualitas dan keragaman dari tempat penggalian yang dimaksud, sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) hari sebelum mulai penggalian ditempat dan harus menyerahkan kepada Pengawas
Lapangan contoh-contoh tanah yang diambil dari tempat tersebut menurut cara yang disetujui.
13)Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas maka penggalian untuk pondasi harus
mempunyai lebar yang cukup untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting
yang diperlukan.
14)Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tidak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam
gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah sampai disetujui
Konsultan Pengawas untuk mana pekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.
15)Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga mencapai kedalaman yang melebihi apa
yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka kelebihan
diatas harus di timbun kembali dengan pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan
kepada Pemilik.
16)Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana, maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut tidak
merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.
15.4 Pengukuran dan Pembayaran:
1) Pengukuran
| SPESIFIKASI TEKNIS 48
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
a) Untuk Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Pile cap P1 harus diukur untuk pembayaran
sebagai pembayaran dalam meter kubik sedalam >1 s.d 2 m.
2) Pembayaran
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 16.
PEKERJAAN URUGAN PASIR
| SPESIFIKASI TEKNIS 49
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Urugan Pasir Meter Kubik
PASAL 17.
PEKERJAAN URUGAN TANAH KEMBALI
| SPESIFIKASI TEKNIS 50
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya
seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Meter Kubik
PASAL 18.
PEKERJAAN URUGAN TANAH DIDATANGKAN
| SPESIFIKASI TEKNIS 51
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
• Setelah mengatur kadar air dapat dicapai kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera
dipadatkan hingga mencapai kepadatan seperti yang ditentuakan. Harus diusahakan agar lebar
timbunan baru dapat menampung alat pemadat yang dipergunakan.
• Pada pengukuran hasil pekerjaan timbunan hanya volume tanah yang diperlukan untuk
seluruh timbunan yang dihitung.
• Selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa harus dengan semua cara yang disetujui Pengawas
Pekerjaan, menjamin supaya tidak terjadi genangan-genangan air yang sanggup mengganggu/
merusak semua pekerjaan galian atau urugan;
18.5 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya
seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Urugan Tanah Didatangkan Meter Kubik
PASAL 19.
PEKERJAAN PEMADATAN URUGAN TANAH TIMBUNAN DIDATANGKAN
| SPESIFIKASI TEKNIS 52
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
5. Material timbunan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mecapai kepadatan
yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot (sprinklers) dan dicampur sampai
merata (homogen).
6. Material timbunan yang mengandung kadar air lebih tinggi seharusnya tidak boleh dipadatkan
sebelum cukup dikeringkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk dipakai.
7. Cara-cara pengeringan tanah basah tersebut dapat dengan cara digelar atau cara lain yang umum
dipakai.
8. Pekerjaan pemadatan tanah timbunan harus dilaksanakan pada kadar air optimum sesuai dengan
sifat alat pemadat yang tersedia.
9. Bila material timbunan tersebut terdiri dari sifat-sifat yang sangat berbeda seperti lempung, kapur
atau pasir dan didapat dari sumber asal yang berbeda-beda, maka harus dihamparkan lapis demi
lapis menurut macamnya, lebar dan tebalnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
10.Batu-batuan lempung dan material yang berupa bongkah-bongkah besar harus dihancurkan dan
tidak bolehkan adanya pengumpulan bongkah-bongkah tersebut pada kaki timbunan.
11.Pada pelaksanaan Pemborong harus mengambil langkah-langkah yang perlu agar pada pekerjaan
tersebut air hujan dapat mengalir dengan lancar dan harus dipersiapkan kemungkinan adanya
pengerutan atau pengembangan (swelling) tanah.
12.Bila diakibatkan oleh penurunan timbunan memerlukan tambahan material tidak lebih dari tebal 30
cm sehingga dicapai kembali permukaan yang ditentukan bagian atas dari konstruksi timbunan
harus digaruk sebelum material tambahan itu dihampar.
13.Permukaan air akan dicapai harus diperbaiki kembali sesuai dengan keperluan kemiringan
melintang dan sebagainya menurut ketentuan yang disyaratkan. Talud samping harus dibentuk
sedemikian sesuai dengan gambar pelaksanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
14.Pemborong bertanggung jawab atas stabilitas dari timbunan dan harus mengganti bagian-bagian
yang rusak yang menurut Konsultan Pengawas mengakibatkan karena kecerobahan atau
keteledoran dari Pemborong dan atau akibat dari aliran air tapi disebabkan oleh gerakan tanah
dasar timbunan.
15.Selama pelaksanaan timbunan harus tetap dijaga bentuknya dan diusahakan agar terhindar dari
bahaya air.
16.Bila material yang sudah tidak memenuhi syarat digunakan untuk konstruksi timbunan, maka
Pemborong harus membongkar dan menggantikannya dengan material yang sesuai, untuk hal ini
tidak diadakan tambahan biaya.
17.Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan segala cara yang disetujui Konsultan
Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat menggangu/merusak
semua pekerjaan galian ataupun urugan.
19.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Pemadatan Urugan Tanah Timbunan Meter Kubik
Didatangkan
| SPESIFIKASI TEKNIS 53
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 20.
PEKERJAAN LANTAI KERJA
| SPESIFIKASI TEKNIS 54
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
▪ Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja dengan
atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
▪ Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di Lembaga
Pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu-raguan mengenai mutu air
tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
20.3 Pelaksanaan:
1. Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan secara khusus
didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1 : 2 : 3 atau kualitas
setara B – 0;
2. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan dengan alat
pemadat serta diurug lapisan pasir;
3. Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan tidak
boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya. Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan berhak
membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerja tersebut belum disetujui olehnya;
4. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus dalam
gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm;
5. Lantai kerja merupakan beton mutu f’c = 16,9 MPa (K200).
20.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Lantai Kerja f’c = 16,9 MPa (K200) Meter Kubik
PASAL 21.
PEKERJAAN BETON BORED PILE
| SPESIFIKASI TEKNIS 55
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 56
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
a) Sebelum memulai Penyedia Jasa pekerjan penulangan terlebih dahulu harus dilakukan
test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari Penyedia Jasa. Test
mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
SNI 2847 : 2013.
a) Pemasangan pembesian dan dijaga agar tidak menempel pada tepi lubang galian,
sehingga pada waktu pengecoran terbungkus oleh beton.
b) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Bilamana ada
kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan diperiksa kembali dan bila perlu akan
dibersihkan. Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada
Penyedia Jasa. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya.
c) Penyedia Jasa harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun ukuran-ukurannya.
d) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan yang ada maka;
• Penyedia Jasa dapat menambah ekstra baja tulangan dengan tidak mengurangi
penulangan yang tertera dalam gambar, secepatnya dapat diinformasikan kepada
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jika hal tersebut di atas akan dimintakan Penyedia Jasa sebagai kerja lebih maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
e) Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
f) Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter baja
tulangan yang terdekat, dengan catatan:
• Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jumlah baja tulangan persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (jumlah luas penampang).
• Penggatian tidak boleh mengakibatkan keruwetan penulangan ditempat tersebut
atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
• Mutu baja tulangan tetap sama.
2) Pengecoran
a) Kualitas beton yang harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah f’c = 31,2
MPa, (K350), slump (12±2) cm, w/c = 0,48. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan SNI 2847 : 2013.
b) Pengecoran harus dilaksanakan pada keadaan dasar pondasi bersih dari longsoran tanah
atau lumpur/genangan air dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c) Selama Proses pengecoran bord piled harus dicegah adanya getaran-getaran yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada beton tiang bored piled.
d) Sebelum dihubungkan dengan Pile Cap atau Tie Beam, beton tiang bor bagian atas
harus merupakan beton yang murni dan tidak bercampur dengan lumpur dan kotoran-
kotoran lain, yang hasil akhirnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
| SPESIFIKASI TEKNIS 57
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
e) Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperlihatkan data-data Penyedia Jasa dilain tempat dengan mengadakan
trial mix.
f) Selama Penyedia Jasa harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013, mengingat bahwa 33,2/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-
0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 2847 :
2013.
g) Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, laporan tersebut harus
dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
h) Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa. Pengujian kubus selanjutnya
secara periodik mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SNI 2847 : 2013.
i) Jika perlu digunakan juga pembuatan kubus percobaan umur 7 (tujuh) hari dengan
ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika
hasil tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus
dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam SNI 2847 :
2013.
j) Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah yang tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
k) Pengadukan beton dalam angker tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk ke dalam mixer.
l) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degradasi komponen-komponen beton.
m) Harus menggunakan pipa tremi untuk pemadatan beton yang memenuhi ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013.
n) Selama Penyedia Jasa melakukan pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan
letak penulangan agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi
sehingga menyebabkan perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul
akibatnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
o) Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar Penyedia Jasa. Air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang
sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
p) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan baja tulangan beton, pemasangan
instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta penyiapan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus mendapat
perseujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
q) Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari
zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton
tidak diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut
cukup keras.
r) Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas akan memeriksa hasil pekerjaan pembetonan
terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada pkerjaan
pembetonan maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya kembali atas biaya Penyedia
Jasa.
s) Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah
menjadi wewenang Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa wajib
melaksanakannya.
| SPESIFIKASI TEKNIS 58
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
3) Perawatan Beton
a) Beton harus dirawat (cured) dengan air, minimum selama 14 (empat belas) hari secara
terus menerus, setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara pipa-
pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas. Air yang digunakan pada perawatan harus memenuhi
syarat sesuai dengan spesifikasi air untuk campuran beton.
b) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen
serta pengerasan beton.
c) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan
lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 33,2/C.
4) Beton Ready Mixed
a) Bila beton yang digunakan adalah berupa ready mix maka harus didapatkan dari sumber
yang disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, dengan takaran, adukan serta
cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a.
b) Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh
Penyedia Jasa dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
c) Batas temperatur beton ready mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 32°C.
d) Penambahan bahan aditive dalam proses pembuatan beton ready mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat aditive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih jenis
bahan aditive maka Penyedia Jasanya harus dikerjakan secara terpisah.
e) Dalam Penyedia Jasanya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63.
f) Jumlah pemakaian air untuk campuran harus sudah diperhitungkan benar sesuai dengan
slump yang dibutuhkan dan dimasukan langsung ditempat pembuatan beton sehingga
tidak dibolehkan melakukan penambahan air dilapangan.
g) Penyedia Jasa pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
h) Proses pengeluaran beton ready mix di lapangan proyek dari alat pengaduk dikendaraan
pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat
pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut diatas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Perpanjangan
waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
i) Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Penyedia Jasa harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam adukan
beton dalam kondisi tersebut.
21.4 Posisi dari Bored Pile
Kedudukan tiang bor harus memenuhi toleransi posisi sebagai berikut :
1) Posisi bored pile tidak boleh mempunyai deviasi lebih dari 75 mm dari posisi tiang bored
pile yang ditentukan gambar rencana.
2) Posisi vertikal dari tiang sumuran, perbandingan deviasi lateral terhadap panjang tidak boleh
lebih dari 1 : 20.
| SPESIFIKASI TEKNIS 59
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
3) Bila deviasi yang terjadi lebih besar dari pada syarat-syarat di atas, segala perbaikan
(pembuatan) harus dilakukan dan menjadi beban Pemborong.
21.5 Laporan Pelaksanaan Tiang Pondasi
Pemborong harus memberikan laporan bagi setiap sumuran dalam waktu 24 jam setelah akhir
pengecoran kepada Konsultan Pengawas, yang terdiri dari :
1) Ukuran :
a) Panjang dan diameter lubang bor.
b) Ground level pondasi bored pile.
c) Panjang Tiang.
d) Deviasi pada centre dari posisi rencana
e) Panjang dan detail dari pada pembesian : apabila terdapat penyimpangan dari design
semula maka akan diadakan penelitian kembali.
2) Ground Condition.
a) Lapisan dasar pendukung bored pile
b) Hasil test yang dilakukan pada tanah dalam lubang
c) Tinggi muka air tanah
d) Kekuatan atau mutu kubus beton.
e) Tanggal pelaksanaan, waktu pelaksanaan.
f) Catatan lain, hal-hal khusus yang terjadi pada waktu pelaksanaan
g) Volume beton yang tercor.
21.6 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Pondasi Pile cap dan tangga
- Beton f’c = 31,2 MPa, (K350) Meter Kubik
- Besi Tulangan Kilogram
PASAL 22.
PEKERJAAN PONDASI PILE CAP
| SPESIFIKASI TEKNIS 60
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 61
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
- Kawat Beton
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar-gambar struktur, jenis dan mutu besi beton yang
dipakai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah baja polos diameter 10 mm sampai 19 mm,
mempunyai kekuatan tarik lelah maksimum 3200 kg/cm2 atau U-32, Khusus untuk jenis-jenis
baja tulangan yang berdiameter 19 mm ke atas, didatangkan dalam keadaan lurus (tidak
boleh ditekuk) dari pabriknya.
5) Bekisting :
- Papan Kayu kelas III
- Paku 5-12cm
- Minyak bekisting
- Balok kayu kelas II
- Plywood tebal 9mm
- Dolken kayu Ø8-10, panjang 4m
Perancah (scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan
rangkaiannya sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau dapat pula
dari kayu dolken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak minimal antar tiang
perancang adalah 50 cm.
22.3 Pelaksanaan:
3) Pemasangan Bekisting (Acuan)
a) Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama Penyedia Jasa dapat ditiadakan, juga cukup
rapat untuk menghindarkan keluarnya adaukan (mortar leakage). Susunan bekisting
dengan penunjang-penunjang harus teratur hingga pengawasan atas kekurangannya
dapat mudah dilakukan.
b) Bekisting merupakan dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu dengan mortar tipe N,
fc’ 5,2 Mpa (setara sampuran 1SP:2PP)
c) Pasangan dinding bata harus lurus, tegak, rata dalam lapisan-lapisan sejajar dan
waterpass. Tidak satupun bata yang dipakai berukuran kurang dari 10 cm, kecuali
dikehendaki ukuran yang lebih banyak;
d) Sebelum dipasang, batu bata harus dicelup air hingga jenuh terutama jika pengerjaannya
dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan pasangan tidak terlalu cepat
sehingga dapat terjadi ikatan yang sempurna antara bata dengan adukan. Siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm, sehingga terdapat alur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran
dimulai;
4) Penulangan
g) Sebelum memulai Penyedia Jasa pekerjan penulangan terlebih dahulu harus dilakukan
test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari Penyedia Jasa. Test
mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
SNI 2847 : 2013.
h) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Bilamana ada
kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan diperiksa kembali dan bila perlu akan
dibersihkan. Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada
| SPESIFIKASI TEKNIS 62
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Penyedia Jasa. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya.
i) Penyedia Jasa harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun ukuran-ukurannya.
j) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan yang ada maka;
• Penyedia Jasa dapat menambah ekstra baja tulangan dengan tidak mengurangi
penulangan yang tertera dalam gambar, secepatnya dapat diinformasikan kepada
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jika hal tersebut di atas akan dimintakan Penyedia Jasa sebagai kerja lebih maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
k) Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
l) Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter baja
tulangan yang terdekat, dengan catatan:
• Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jumlah baja tulangan persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (jumlah luas penampang).
• Penggatian tidak boleh mengakibatkan keruwetan penulangan ditempat tersebut
atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
• Mutu baja tulangan tetap sama.
5) Pengecoran
t) Kualitas beton yang harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah f’c 26,4 MPa.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan SNI 2847 : 2013.
u) Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperlihatkan data-data Penyedia Jasa dilain tempat dengan mengadakan
trial mix.
v) Selama Penyedia Jasa harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013, mengingat bahwa 33,2/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-
0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 2847 :
2013.
w) Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, laporan tersebut harus
dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
x) Jumlah semen minimum 3 340 kg/m3 beton, khusus pada atap, pondasi, luifel jumlah
minimum tersebut dinaikan menjadi 365 kg/m3 beton (atau adukan standar minimum
1:1,25:2,5 dan 1:2:3).
y) Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa. Pengujian kubus selanjutnya
secara periodik mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SNI 2847 : 2013.
z) Jika perlu digunakan juga pembuatan kubus percobaan umur 7 (tujuh) hari dengan
ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika
hasil tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus
dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam SNI 2847 :
2013.
| SPESIFIKASI TEKNIS 63
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
aa) Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah yang tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
bb) Pengadukan beton dalam angker tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk ke dalam mixer.
cc) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degradasi komponen-komponen beton.
dd) Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton yang memenuhi ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013.
ee) Penempatan siar-siar Penyedia Jasa sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar
struktur, harus mengikuti ketentuan dalam SNI 2847 : 2013 dan sebelum pengecoran
beton dilaksanakan Penyedia Jasa harus membuat gambar Penyedia Jasa (shop drawing)
siar-siar tersebut yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
ff) Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen yang diberi campuran
bahan pengikat (calbond atau sejenis) atas persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
gg) Selama Penyedia Jasa pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak
penulangan agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi sehingga
menyebabkan perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul akibatnya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
hh) Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar Penyedia Jasa. Air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang
sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
ii) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta
penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
mendapat perseujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
jj) Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari
zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton
tidak diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut
cukup keras.
kk) Penyedia Jasa harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat
menyerap (absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan
pengecoran beton di atas dasar permukaan tanah.
ll) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka
penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut adalah bagian pekerjaan itu.
mm) Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas/P engawas akan memeriksa hasil
pekerjaan pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat
pada pkerjaan pembetonan maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya kembali atas
biaya Penyedia Jasa.
nn) Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah
menjadi wewenang Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa wajib
melaksanakannya.
6) Perawatan Beton
| SPESIFIKASI TEKNIS 64
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
d) Beton harus dirawat (cured) dengan air, minimum selama 14 (empat belas) hari secara
terus menerus, setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara pipa-
pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas. Air yang digunakan pada perawatan harus memenuhi
syarat sesuai dengan spesifikasi air untuk campuran beton.
e) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen
serta pengerasan beton.
f) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan
lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 33,2/C.
g) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut Penyedia Jasa perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung
basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
7) Beton Ready Mixed
h) Bila beton yang digunakan adalah berupa ready mix maka harus didapatkan dari sumber
yang disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, dengan takaran, adukan serta
cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a.
i) Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh
Penyedia Jasa dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
j) Batas temperatur beton ready mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 32°C.
k) Penambahan bahan aditive dalam proses pembuatan beton ready mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat aditive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih jenis
bahan aditive maka Penyedia Jasanya harus dikerjakan secara terpisah.
l) Dalam Penyedia Jasanya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63.
m) Jumlah pemakaian air untuk campuran harus sudah diperhitungkan benar sesuai dengan
slump yang dibutuhkan dan dimasukan langsung ditempat pembuatan beton sehingga
tidak dibolehkan melakukan penambahan air dilapangan.
n) Penyedia Jasa pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
o) Proses pengeluaran beton ready mix di lapangan proyek dari alat pengaduk dikendaraan
pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat
pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut diatas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Perpanjangan
waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
p) Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Penyedia Jasa harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam adukan
beton dalam kondisi tersebut.
22.4 Dasar Pembayaran:
| SPESIFIKASI TEKNIS 65
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 23.
PEKERJAAN PEDESTAL KOLOM, KOLOM, SLOOF DAN TANGGA
| SPESIFIKASI TEKNIS 66
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Aggregate kasar, kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847 : 2013. Aggregates
berupa koral atau crushed stone yang mempunyai susunan gradasi baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah
jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali. Dimensi
minimum dari aggregates kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak lebih dari 0,25 dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
- Air
Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur,
minyak, asam dan bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air yang dipakai, dianjurkan untuk mengirim
contoh air itu ke Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan yang disetujui Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas Lapangan/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa, untuk
diselidiki sampai seberapa jauh ait itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton /
tulangan.
- Admixture/ aditif (bahan-bahan tambahan dalam adukan beton)
Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures, bila
diperlukan dapat diusulkan kepada Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalam penggunaan bahan aditif tersebut yang
diakibatkan karena saat Penyedia Jasa maka Penyedia Jasa wajib membongkar dan
mengganti pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi semula
2) Besi Tulangan:
- Besi Beton Ulir dan Polos
- Kawat Beton
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar-gambar struktur, jenis dan mutu besi beton yang
dipakai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah baja polos diameter 10 mm sampai 25 mm,
mempunyai kekuatan tarik lelah maksimum 3200 kg/cm2 atau U-32, Khusus untuk jenis-jenis
baja tulangan yang berdiameter 19 mm ke atas, didatangkan dalam keadaan lurus (tidak
boleh ditekuk) dari pabriknya.
3) Bekisting Kolom:
- Papan Kayu kelas III
- Paku 5-12cm
- Minyak bekisting
- Balok kayu kelas II
- Plywood tebal 9mm
- Dolken kayu Ø8-10, panjang 4m
Perancah (scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan
rangkaiannya sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau dapat pula dari
kayu dolken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak minimal antar tiang
perancang adalah 50 cm.
23.3 Pelaksanaan:
1) Pemasangan Bekisting (Acuan)
a) Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama Penyedia Jasa dapat ditiadakan, juga cukup
rapat untuk menghindarkan keluarnya adaukan (mortar leakage). Susunan bekisting
dengan penunjang-penunjang harus teratur hingga pengawasan atas kekurangannya
dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkarannya tidak akan rusak.
| SPESIFIKASI TEKNIS 67
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
b) Cukup penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa,
demikian juga kedudukand an dimensi yang tepat dari bekisting adalah menjadi tanggung
jawabnya.
c) Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d) Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan
tindakan untuk menghindari pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
e) Pemasangan pipa-pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi, untuk itu lihat Pasal 5,7 ayat 1 dari PBI.
2) Penulangan
a) Sebelum memulai Penyedia Jasa pekerjan penulangan terlebih dahulu harus dilakukan
test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari Penyedia Jasa. Test
mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
SNI 2847 : 2013.
b) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Bilamana ada
kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan diperiksa kembali dan bila perlu akan
dibersihkan. Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada
Penyedia Jasa. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya.
c) Penyedia Jasa harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun ukuran-ukurannya.
d) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan yang ada maka ;
• Penyedia Jasa dapat menambah ekstra baja tulangan dengan tidak mengurangi
penulangan yang tertera dalam gambar, secepatnya dapat diinformasikan kepada
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jika hal tersebut di atas akan dimintakan Penyedia Jasa sebagai kerja lebih maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
e) Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
f) Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter baja
tulangan yang terdekat, dengan catatan:
• Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jumlah baja tulangan persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (jumlah luas penampang).
• Penggatian tidak boleh mengakibatkan keruwetan penulangan ditempat tersebut
atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
• Mutu baja tulangan tetap sama.
3) Pengecoran
a) Kualitas beton yang harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah f’c 26,4 MPa.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan SNI 2847 : 2013.
b) Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperlihatkan data-data Penyedia Jasa dilain tempat dengan mengadakan
trial mix.
| SPESIFIKASI TEKNIS 68
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
c) Selama Penyedia Jasa harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013, mengingat bahwa 33,2/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-
0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 2847 :
2013.
d) Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, laporan tersebut harus
dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
e) Jumlah semen minimum 3 340 kg/m3 beton, khusus pada atap, pondasi, luifel jumlah
minimum tersebut dinaikan menjadi 365 kg/m3 beton (atau adukan standar minimum
1:1,25:2,5 dan 1:2:3).
f) Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa. Pengujian kubus selanjutnya
secara periodik mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SNI 2847 : 2013.
g) Jika perlu digunakan juga pembuatan kubus percobaan umur 7 (tujuh) hari dengan
ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika
hasil tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus
dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam SNI 2847 :
2013.
h) Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah yang tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i) Pengadukan beton dalam angker tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk ke dalam mixer.
j) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degradasi komponen-komponen beton.
k) Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton yang memenuhi ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013.
l) Penempatan siar-siar Penyedia Jasa sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar
struktur, harus mengikuti ketentuan dalam SNI 2847 : 2013 dan sebelum pengecoran
beton dilaksanakan Penyedia Jasa harus membuat gambar Penyedia Jasa (shop drawing)
siar-siar tersebut yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
m) Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen yang diberi campuran
bahan pengikat (calbond atau sejenis) atas persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
n) Selama Penyedia Jasa pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak
penulangan agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi sehingga
menyebabkan perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul akibatnya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
o) Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar Penyedia Jasa. Air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang
sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
p) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta
penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
mendapat perseujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
q) Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari
zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton
tidak diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut
cukup keras.
| SPESIFIKASI TEKNIS 69
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
r) Penyedia Jasa harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat
menyerap (absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan
pengecoran beton di atas dasar permukaan tanah.
s) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka
penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut adalah bagian pekerjaan itu.
t) Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas/P engawas akan memeriksa hasil pekerjaan
pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada
pkerjaan pembetonan maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya kembali atas biaya
Penyedia Jasa.
u) Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah
menjadi wewenang Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa wajib
melaksanakannya.
4) Perawatan Beton
a) Beton harus dirawat (cured) dengan air, minimum selama 14 (empat belas) hari secara
terus menerus, setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara pipa-
pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas. Air yang digunakan pada perawatan harus memenuhi
syarat sesuai dengan spesifikasi air untuk campuran beton.
b) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen
serta pengerasan beton.
c) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan
lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 33,2/C.
d) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut Penyedia Jasa perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung
basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5) Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pada lapisan/ tingkat ke N dapat dilakukan setelah memnuhi
ketentuan sebagai berikut :
a) Umur cor beton pada lapis / tingkat ke N tersebut minimum sudah mencapai 28 hari.
b) Jika pada lapis / tingkat berikutnya (ke N+1) msih ada pekerjaan pembetonan lagi, maka
umur cor beton pada lapis ke N+1 tersebut harus sudah mencapai paling sedikit 21 hari.
6) Beton Ready Mixed
a) Bila beton yang digunakan adalah berupa ready mix maka harus didapatkan dari sumber
yang disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, dengan takaran, adukan serta
cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a.
b) Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh
| SPESIFIKASI TEKNIS 70
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Penyedia Jasa dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
c) Batas temperatur beton ready mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 32°C.
d) Penambahan bahan aditive dalam proses pembuatan beton ready mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat aditive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih jenis
bahan aditive maka Penyedia Jasanya harus dikerjakan secara terpisah.
e) Dalam Penyedia Jasanya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63.
f) Jumlah pemakaian air untuk campuran harus sudah diperhitungkan benar sesuai dengan
slump yang dibutuhkan dan dimasukan langsung ditempat pembuatan beton sehingga
tidak dibolehkan melakukan penambahan air dilapangan.
g) Penyedia Jasa pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
h) Proses pengeluaran beton ready mix di lapangan proyek dari alat pengaduk dikendaraan
pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat
pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut diatas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Perpanjangan
waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
i) Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Penyedia Jasa harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam adukan
beton dalam kondisi tersebut.
23.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Pedestal Kolom, Kolom, Sloof dan Tangga
- Beton f’c = 26,4 MPa (K300) Meter Kubik
- Besi Tulangan Kilogram
- Bekisting Kolom Meter Persegi
PASAL 24.
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG
| SPESIFIKASI TEKNIS 71
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 72
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar-gambar struktur, jenis dan mutu besi beton yang
dipakai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah baja polos diameter 10 mm sampai 25 mm,
mempunyai kekuatan tarik lelah maksimum 3200 kg/cm2 atau U-32, Khusus untuk jenis-jenis
baja tulangan yang berdiameter 19 mm ke atas, didatangkan dalam keadaan lurus (tidak
boleh ditekuk) dari pabriknya.
3) Bekisting Balok:
- Papan Kayu kelas III
- Paku 5-12cm
- Minyak bekisting
- Balok kayu kelas II
- Plywood tebal 9mm
- Dolken kayu Ø8-10, panjang 4m
Perancah (scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan
rangkaiannya sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau dapat pula dari
kayu dolken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak minimal antar tiang
perancang adalah 50 cm.
24.3 Pelaksanaan:
1) Pemasangan Bekisting (Acuan)
a) Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama Penyedia Jasa dapat ditiadakan, juga cukup
rapat untuk menghindarkan keluarnya adaukan (mortar leakage). Susunan bekisting
dengan penunjang-penunjang harus teratur hingga pengawasan atas kekurangannya
dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkarannya tidak akan rusak.
b) Cukup penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa,
demikian juga kedudukand an dimensi yang tepat dari bekisting adalah menjadi tanggung
jawabnya.
c) Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d) Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan
tindakan untuk menghindari pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
e) Pemasangan pipa-pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi, untuk itu lihat Pasal 5,7 ayat 1 dari PBI.
2) Penulangan
a) Sebelum memulai Penyedia Jasa pekerjan penulangan terlebih dahulu harus dilakukan
test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari Penyedia Jasa. Test
mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
SNI 2847 : 2013.
b) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Bilamana ada
kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan diperiksa kembali dan bila perlu akan
dibersihkan. Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada
Penyedia Jasa. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya.
c) Penyedia Jasa harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun ukuran-ukurannya.
| SPESIFIKASI TEKNIS 73
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
d) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan yang ada maka ;
• Penyedia Jasa dapat menambah ekstra baja tulangan dengan tidak mengurangi
penulangan yang tertera dalam gambar, secepatnya dapat diinformasikan kepada
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jika hal tersebut di atas akan dimintakan Penyedia Jasa sebagai kerja lebih maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
e) Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
f) Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter baja
tulangan yang terdekat, dengan catatan:
•Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
•Jumlah baja tulangan persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (jumlah luas penampang).
• Penggatian tidak boleh mengakibatkan keruwetan penulangan ditempat tersebut
atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
• Mutu baja tulangan tetap sama.
3) Pengecoran
a) Kualitas beton yang harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah f’c 26,4 MPa.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan SNI 2847 : 2013.
b) Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperlihatkan data-data Penyedia Jasa dilain tempat dengan mengadakan
trial mix.
c) Selama Penyedia Jasa harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013, mengingat bahwa 33,2/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-
0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 2847 :
2013.
d) Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas, laporan tersebut harus
dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
e) Jumlah semen minimum 3 340 kg/m3 beton, khusus pada atap, pondasi, luifel jumlah
minimum tersebut dinaikan menjadi 365 kg/m3 beton (atau adukan standar minimum
1:1,25:2,5 dan 1:2:3).
f) Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa. Pengujian kubus selanjutnya
secara periodik mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SNI 2847 : 2013.
g) Jika perlu digunakan juga pembuatan kubus percobaan umur 7 (tujuh) hari dengan
ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika
hasil tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus
dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam SNI 2847 :
2013.
h) Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah yang tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i) Pengadukan beton dalam angker tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk ke dalam mixer.
| SPESIFIKASI TEKNIS 74
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
j) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degradasi komponen-komponen beton.
k) Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton yang memenuhi ketentuan dalam
SNI 2847 : 2013.
l) Penempatan siar-siar Penyedia Jasa sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar
struktur, harus mengikuti ketentuan dalam SNI 2847 : 2013 dan sebelum pengecoran
beton dilaksanakan Penyedia Jasa harus membuat gambar Penyedia Jasa (shop drawing)
siar-siar tersebut yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
m) Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen yang diberi campuran
bahan pengikat (calbond atau sejenis) atas persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
n) Selama Penyedia Jasa pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak
penulangan agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi sehingga
menyebabkan perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul akibatnya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
o) Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar Penyedia Jasa. Air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang
sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
p) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta
penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
mendapat perseujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
q) Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari
zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton
tidak diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut
cukup keras.
r) Penyedia Jasa harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat
menyerap (absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan
pengecoran beton di atas dasar permukaan tanah.
s) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka
penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut adalah bagian pekerjaan itu.
t) Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas/P engawas akan memeriksa hasil pekerjaan
pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada
pkerjaan pembetonan maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya kembali atas biaya
Penyedia Jasa.
u) Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah
menjadi wewenang Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa wajib
melaksanakannya.
4) Perawatan Beton
a) Beton harus dirawat (cured) dengan air, minimum selama 14 (empat belas) hari secara
terus menerus, setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara pipa-
pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang disetujui oleh Direksi
| SPESIFIKASI TEKNIS 75
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 76
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam adukan
beton dalam kondisi tersebut.
24.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 25.
PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG
| SPESIFIKASI TEKNIS 77
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
diatas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat, sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar
antara 80 % dan 90 % berat.
- Batu Split 20-30mm
Aggregate kasar, kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847 : 2013.
Aggregates berupa koral atau crushed stone yang mempunyai susunan gradasi baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Butir-butir keras, bersih dan tidak
berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandung zat-
zat aktif alkali. Dimensi minimum dari aggregates kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari 0,25 dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
- Air
Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas dari
lumpur, minyak, asam dan bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya
dalam jumlah yang dapat merusak.
Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air yang dipakai, dianjurkan untuk mengirim
contoh air itu ke Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan yang disetujui Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas Lapangan/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa, untuk
diselidiki sampai seberapa jauh ait itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton /
tulangan.
- Admixture/ aditif (bahan-bahan tambahan dalam adukan beton)
Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures, bila
diperlukan dapat diusulkan kepada Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalam penggunaan bahan aditif tersebut yang
diakibatkan karena saat Penyedia Jasa maka Penyedia Jasa wajib membongkar dan
mengganti pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi semula
2) Besi Tulangan:
- Besi Beton Ulir dan Polos
- Kawat Beton
Jika tidak ditentukan lain dalam gambar-gambar struktur, jenis dan mutu besi beton yang
dipakai dalam pekerjaan struktur beton ini adalah baja polos diameter 10 mm sampai 25 mm,
mempunyai kekuatan tarik lelah maksimum 3200 kg/cm2 atau U-32, kecuali untuk diameter 8
mm dipakai U-24. Khusus untuk jenis-jenis baja tulangan yang berdiameter 19 mm ke atas,
didatangkan dalam keadaan lurus (tidak boleh ditekuk) dari pabriknya.
3) Bekisting Tangga Beton:
- Papan Kayu kelas III
- Paku 5-12cm
- Minyak bekisting
- Balok kayu kelas II
- Plywood tebal 9mm
- Dolken kayu Ø8-10, panjang 4m
Perancah (scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan
rangkaiannya sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau dapat pula dari
kayu dolken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak minimal antar tiang
perancang adalah 50 cm.
25.3 Pelaksanaan:
1) Pemasangan Bekisting (Acuan)
| SPESIFIKASI TEKNIS 78
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
a) Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama Penyedia Jasa dapat ditiadakan, juga cukup
rapat untuk menghindarkan keluarnya adaukan (mortar leakage). Susunan bekisting
dengan penunjang-penunjang harus teratur hingga pengawasan atas kekurangannya
dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkarannya tidak akan rusak.
b) Cukup penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa,
demikian juga kedudukand an dimensi yang tepat dari bekisting adalah menjadi tanggung
jawabnya.
c) Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d) Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan
tindakan untuk menghindari pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
e) Pemasangan pipa-pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi, untuk itu lihat Pasal 5,7 ayat 1 dari PBI.
2) Penulangan
a) Sebelum memulai Penyedia Jasa pekerjan penulangan terlebih dahulu harus dilakukan
test mutu besi di Laboratorium Konstruksi Beton dengan biaya dari Penyedia Jasa. Test
mutu besi selanjutnya dilakukan secara periodik mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
SNI 2847 : 2013.
b) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Bilamana ada
kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan akan diperiksa kembali dan bila perlu akan
dibersihkan. Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada
Penyedia Jasa. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya.
c) Penyedia Jasa harus melaksanakan supaya besi terpasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar, baik letak kedudukannya maupun ukuran-ukurannya.
d) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan dan perlu penyempurnaan penulangan yang ada maka ;
• Penyedia Jasa dapat menambah ekstra baja tulangan dengan tidak mengurangi
penulangan yang tertera dalam gambar, secepatnya dapat diinformasikan kepada
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jika hal tersebut di atas akan dimintakan Penyedia Jasa sebagai kerja lebih maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
e) Jika diusulkan perubahan dari jalannya penulangan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
f) Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter baja
tulangan yang terdekat, dengan catatan:
• Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
• Jumlah baja tulangan persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (jumlah luas penampang).
| SPESIFIKASI TEKNIS 79
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 80
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
o) Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar Penyedia Jasa. Air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang
sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
p) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta
penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
mendapat perseujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
q) Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari
zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton
tidak diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut
cukup keras.
r) Penyedia Jasa harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat
menyerap (absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan
pengecoran beton di atas dasar permukaan tanah.
s) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka
penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut adalah bagian pekerjaan itu.
t) Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas/P engawas akan memeriksa hasil pekerjaan
pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada
pkerjaan pembetonan maka Penyedia Jasa harus memperbaikinya kembali atas biaya
Penyedia Jasa.
u) Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah
menjadi wewenang Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa wajib
melaksanakannya.
4) Perawatan Beton
a) Beton harus dirawat (cured) dengan air, minimum selama 14 (empat belas) hari secara
terus menerus, setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara pipa-
pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas. Air yang digunakan pada perawatan harus memenuhi
syarat sesuai dengan spesifikasi air untuk campuran beton.
b) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen
serta pengerasan beton.
c) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan
lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 33,2/C.
d) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut Penyedia Jasa perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung
basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5) Pembongkaran Bekisting
| SPESIFIKASI TEKNIS 81
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 82
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 26.
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA
| SPESIFIKASI TEKNIS 83
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 84
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
▪ Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang
yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
c) Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotongan, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm, pada pelat setebal
6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
d) Memotong dengan Las Pemotong
▪ Las pemotongan digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap.
▪ Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan untuk
menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.
▪ Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus diselesaikan sedemikian
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
e) Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las
▪ Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah Pengawasan langsung seorang
yang menurut anggapan Konsultan Pengawas mempunyai training dan pengalaman yang
sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
▪ Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
▪ Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan jenis dan
ukuran serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus diajukan kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum pekerjaan las
listrik dapat dilakukan.
▪ Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur listrik, yang digunakan
pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan
dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
▪ Pelat-pelat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las.
▪ Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya
harus disingkirkan.
f) Mengebor
▪ Semua lubang harus di bor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka
semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang dan di bor menembus seluruh tebal sekaligus.
▪ Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini di bor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
▪ Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal.
Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya
dapat dilepas bila perlu.
▪ Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas, adalah 1.50 mm lebih besar dari pada
diameter yang tertera pada gambar rencana.
▪ Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan.
▪ Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh
tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu
dan kemudian pada saat montase percobaan.
| SPESIFIKASI TEKNIS 85
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
| SPESIFIKASI TEKNIS 86
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
e) Pada batang-batang yang saling berimpit dan jarak antaranya sempit, terlebih dahulu harus
dicat dasar sebelum batang-batang tersebut digabung.
f) Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai persyaratan cat
yang digunakan.
g) Untuk lubang-lubang high strengh baut dan unfinished baut sesudah dibersihkan,
permukaan baja dilapisi satu kali dengan cat yang ditentukan sebelum pemasangan dan
satu kali setelah selesai baut dipasang.
5. Persyaratan Pengujian.
a) Semua bahan yang dilakukan dan pekerjaan-pekerjaan baja harus dimungkinkan untuk
diperiksa atau ditest baik di work shop maupun di lapangan oleh Konsultan Pengawas dan
semua biaya ditanggung Pemborong.
b) Untuk sambungan-sambungan baud dan las dilakukan pemeriksaan visual, kecuali
pengelasan dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan dengan radiografic test
atau X-ray test.
c) Konsultan Pengawas wajib minta kepada pemborong untuk melakukan radiografic test / X-
ray test untuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja. Semua biaya untuk pengetasen
tersebut ditanggung oleh Pemborong.
6. Peralatan.
a) Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang sesuai dengan
yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan lainnya dapat memuaskan.
b) Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 25 - 40 volt dan 200 - 1000 amphere.
c) Pemeriksaan dengan radiografic test atau X-ray test.
PASAL 27.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG
| SPESIFIKASI TEKNIS 87
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
1) Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya, termasuk
pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian dan syarat-syarat serta memenuhi spesifikasi
dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.
2) Melaksanakan pekerjaan penutup atap hingga diperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
Tidak ada celah untuk kebocoran ke dalam bangunan..
3) Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang ditentukan seperti yang
ditunjukkan / diisyaratkan dalam gambar atau dalam tabel rincian jenis pekerjaan.
4) Pekerjaan meliputi pekerjaan penutup atap genteng plentong berglazur.
9.2 Spesifikasi Bahan:
1) Produk atap ex. Jatiwangi atau setara.
2) Atap keramik terbuat dari tanah liat yang bermutu tinggi dan khusus digunakan untuk bahan
genteng keramik, diproses secara mekanis didalam pabrik dan dibakar dalam oven dengan
suhu yang sesuai.
3) Permukaan atap di glasur hingga menghasilkan warna dan kilap permukaan yang rata dan
seragam (lapisan permukaan dari kelas heavy duty).
4) Standar mutu tingkat 1, serta memenuhi peaturan standar SII.
5) Warna yang dipakai secara visual harus sama pada semua kondisi.
6) Aplikasi tidak boleh ada bagian retak, mengalami kebocoran, warna yang pudar atau tidak
memiliki finishing yang baik.
7) Bentuk bahan rapih, dan sesuai dengan gambar kerja yang diberikan.
8) Bubungan Genteng Plentong berglazur dengan kualitas baik.
9) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan bahan yang digunakan harus
sesuai dengan sample yang telah disetujui dan dalam kemasan asli dari pabrik.
10) Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa sehingga
bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.
11) Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas, diantaranya rangka atap, pekerjaan gording.
9.3 Pelaksanaan :
1) Kontraktor harus mengkoreksi semua area aplikasi yang tidak sesuai berkaitan dengan Area
aplikasi dan sekitarnya harus kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak, kotoran, dan
sebagainya.
2) Gambar kerja, metode pelaksanaan, besaran volume dan jenis bahan yang akan dipakai
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
3) Genteng yang harus dipasang dipilih yang tidak cacat / pecah baling,
ukuran seragam dan presisi yang baik dengan warna matang.
4) Seluruh daerah sekitar area aplikasi dibersihkan dari vlek-vlek, cat dll yang menempel pada
permukaan dengan cara dikupas atau diamplas dengan hati-hati. Jika ada bagian yang
didempul semen maka semen tersebut dikupas terlebih dahulu dengan hati-hati sampai
bersih.
5) Area aplikasi yang akan dipasang atap keramik telah bersih dari berbagai macam kotoran.
6) Pemasangan atap keramik harus dikerjakan oleh pekerja yang ahli dan terampil dalam
aplikasi material tsb.
| SPESIFIKASI TEKNIS 88
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
7) Pemasangan keramik harus tersusun rapih, rata dan lurus ke segala arah dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan dari pabrik. Koneksi antar modul harus tertutup rapat dan saling
mengunci satu sama lain sehingga tidak memberi celah untuk kebocoran
8) Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah. Ujung lapisan
pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung genteng ke ujung listplank
max. 7 cm.
9) Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat pemotong yang
baik.
10) Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan harus dipasang
besi beton 2 batang dengan diameter 8 mm yang diikatkan pada kepala paku 12 cm yang
dipakukan pada balok jurai dengan jarak paku masing-masing 60 cm.
11) Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc : 4 ps. Pada kiri
kanan bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi
bubungan.
12) Ujung bubungan dibentuk sesuai dengan petunjuk Direksi dan dipasang ikut celedu dari
Paras diukir , atau bahan sesuai dengan petunjuk Direksi.
13) Pekerjaan selesai bila sudah bersih dan bebas dari bintik-bintik, retak atau tergores. Pastikan
tidak ada celah untuk air dan debu masuk.
9.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Penutup Atap Genteng Plentong Berglazur Meter Persegi
Pekerjaan Bubungan Genteng Plentong Berglazur Meter Panjang
PASAL 28.
PEKERJAAN LISPLANK GRC WOODPLANK
| SPESIFIKASI TEKNIS 89
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
pada Lisplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini sanggup bervariasi, sanggup dibentuk antara
20cm s/d 40cm (sepanjang profil menjang Lisplank GRC tersebut), supaya terkunci dengan baik
dan kuat.
4) Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap Sekrup Lisplank dan
Sambungan antar Papan Lisplank, sebelum melaksanakan pengecatan. Gunakan dempul yang
berkualitas baik dan tahap terhadap Cuaca (hujan dan panas).
2.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Lisplank GRC Woodplank Meter Panjang
PASAL 30.
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR
| SPESIFIKASI TEKNIS 90
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI
1971.
c. Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/Penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi
NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Konaultan Manajemen Konstruksi dapat minta
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan (PBI 1971). Bila
dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material,
misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.
30.4 Pelaksanaan:
1) Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah fc’ = 22.5 Mpa atau fc' = 15
Mpa dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
2) Pembesian
a) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-1971.
b) Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
c) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
| SPESIFIKASI TEKNIS 91
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
d) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
3) Cara Pengadukan
a) Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b) Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.
c) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10
cm.
4) Pengecoran Beton
a) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
c) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada
beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
d) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
| SPESIFIKASI TEKNIS 92
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 31.
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH
| SPESIFIKASI TEKNIS 93
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
syarat yang tercantum di dalam PUBI 1982 dan SII.0079-79. Batu kali bulat tidak boleh dipakai.
Sedangkan untuk campuran beton menggunakan K-175.
2) Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada RKS ini.
3) Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratanyang
dicantumkan dalam PUBI 1970 ayat 12.1. dan 12.2.
4) Air yang akan dipakai untuk pasangan batu kali harus memenuhi ketentuan yang tercantum
pada RKS ini.
31.3 Pelaksanaan:
1) Persiapan
Pondasi Pondasi untuk struktur pasangan batu disiapkan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding
penahan tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding.
2) Pemasangan Batu
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan
sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama. Batu dipasang dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang
terpasang. Batu ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang
telah terpasang. Peralatan yang cocok disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari
ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada
pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
3) Penempatan Adukan
Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang
cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan disebar pada
sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. Tebal dari landasan adukan pada
rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa
seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. Banyaknya adukan untuk landasan yang
ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut
dipasang lagi dengan adukan yang baru.
4) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
Sambungan antar batu pada permukaan Kami kerjakan hampir rata dengan permukaan
pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
Permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu dikerjakan dengan tambahan adukan tahan
cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng
melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu
dibersihkan dari bekas adukan. Penyedia Jasa akan melakukan perawatan pekerjaan yang
sudah selesai sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Bilamana pekerjaan pasangan batu yang
dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan
pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh pihak Pengawas.
31.4 Dasar Pembayaran:
| SPESIFIKASI TEKNIS 94
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Pondasi Batu belah Adk. 1:4 Meter Kubik
PASAL 32.
PASANGAN DINDING BATU
| SPESIFIKASI TEKNIS 95
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
b) Butiran-butirannya harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari tangan serta
kadar lumpurnya tidak boleh lebih tinggi dari 5%.
c) Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan yang berlubang persegi 3 mm.
32.3 Pelaksanaan:
1) Pasangan dinding bata harus lurus, tegak, rata dalam lapisan-lapisan sejajar dan waterpass.
Tidak satupun bata yang dipakai berukuran kurang dari 10 cm, kecuali dikehendaki ukuran
yang lebih banyak;
2) Sebelum dipasang, batu bata harus dicelup air hingga jenuh terutama jika pengerjaannya
dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan pasangan tidak terlalu cepat sehingga
dapat terjadi ikatan yang sempurna antara bata dengan adukan. Siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm, sehingga terdapat alur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran dimulai;
3) Dalam satu waktu pengerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 m,
Pekerjaan baru boleh diteruskan setelah pasangan sebelumnya betul-betul mengeras. Untuk
setiap bidang dinding bata yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi rangka penguat dari
beton tulangan praktis dan tempat dimana angker-angker kusen berada harus dicor 1 PC : 2
Ps : 3 Kr sebagai ikatan;
4) Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5) Pasangan dinding Bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-
siar telah dikerok dan dibersihkan.
6) Pemasangan dinding Bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7) Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran minimal 10 x 10 cm atau sesuai gambar ,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm.
8) Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
9) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 50 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata yang patah 2 melebihi dari 5 % yang patah atau lebih
dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
11) Pasangan Bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan
untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan harus cermat, rapi, dan benar-benar
tegak lurus.
12) Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus-menerus selama paling
sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
13) Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur besi
beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan beton yang berhubungan langsung dengan
dinding bata harus diketrik atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat
dengan baik.
14) Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesi menjadi kering
sehingga membentuk lekukan agar plesteran dapat merekat dengan baik.
15) Semua keperluan pekerjaan listrik, pemipaan, dan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan
pasangan bata harus dipersiapkan sesuai dengan gambaran semua dinding bata harus
difinishing dengan plesteran, kecuali disebutkan lain dalam gambar.
| SPESIFIKASI TEKNIS 96
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
PASAL 33.
PEKERJAAN PLESTERAN
| SPESIFIKASI TEKNIS 97
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
5) Untuk pasangan dinding beton aerasi menggunakan bahan adukan dan plesteran dari bahan
instan yang sesuai.
33.4 Pelaksanaan:
1) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan
Syarat Pekerjaan ini.
2) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding Bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
3) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitektur
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan
bentuk profilnya.
4) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding Bata yang berhubungan dengan udara luar,
dan semua pasangan Bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
perrnukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai
adukan plesteran 1PC : 3 pasir.
• Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan bahan perekat khusus, dengan perbandingan 1
bagian PC: 1 bagian bahan perekat khusus.
• Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC: 4 pasir.
• Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk
adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan dosis 200-250
gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
• Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan
kedap air.
5) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
6) Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting
atau form tie harus tertutup aduk plester.
7) Untuk bidang pasangan dinding Bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai
plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
8) Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
9) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
10) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
11) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran maksimum 2,5 cm,
jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya
lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan Pengawas.
| SPESIFIKASI TEKNIS 98
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
12) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
13) Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
14) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba- tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
15) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
16) Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan
air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
17) Selama pemasangan dinding Bata/beton bertulang belum finish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap
kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
18) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.
33.5 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Plesteran Dinding Batu Bata Adk. 1:4 Meter Persegi
PASAL 34.
PEKERJAAN ACIAN
| SPESIFIKASI TEKNIS 99
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA
TAHUN 2022
i) Semen yang telah disimpan lebih dari 4 (empat) bulan, harus dites kembali sebelum dipakai
atau dipergunakan dengan dibawa ke Laboratorium pemeriksaan bahan-bahan bangunan dan
hasilnya segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan,
untuk ini segala pembiayaannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
2) Air
j) Air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik,
alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat
beton, seperti minyak dan lemak.
3) Alat Bantu Kerja
k) Waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dan lain-lain.
34.3 Pelaksanaan:
1) Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur);
2) Permukaan plesteran sebelum di aci terlebih dahulu disiram air.
3) Sebelum di aci, maka permukaan yang akan di aci harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
sikat baja yang dibasahi dengan air;
4) Mempersiapkan alat dan bahan; bahan yang digunakan adalah bahan semen dengan mutu baik
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan Acian serta telah mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan;
5) Sementara air yang digunakan dalam campuran harus bebas dari kotoran debu minyak dan lain-
lain yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara bidang Acian dengan pasangan/ beton;
6) Melaksanakan pengadukan adukan dengan metode yang telah mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan;
7) Bagian Acian harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya jangan sampai terkena matahari
secara langsung untuk menghindari penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan
menurunkan kekuatan dari Acian itu sendiri;
8) Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
34.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Acian Dinding Meter Persegi
PASAL 35.
PEKERJAAN OPENING KUSEN PINTU DAN JENDELA
1) Semen Portland
a) Semen yang dipakai/dipergunkan dalam pekerjaan ini harus berkwalitas baik, memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam N.I – 8 (Normalisasi Indonesia – 8) dan untuk seluruh
konstruksi hanya diperbolehkan memakai 1 (satu) macam semen (satu pabrik).
b) Dalam pengangkatannya, semen harus terlindung dari hujan, harus dalam zak/ kantong yang
asli dari pabrik, dalam keadaan tertutup rapat, tidak kena air dan diletakkan pada tempat yang
telah ditinggikan paling rendah 30 cm dari lantai/ tanah.
c) Semen yang telah disimpan lebih dari 4 (empat) bulan, harus dites kembali sebelum dipakai
atau dipergunakan dengan dibawa ke Laboratorium pemeriksaan bahan-bahan bangunan dan
hasilnya segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan,
untuk ini segala pembiayaannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
2) Air
Air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik,
alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat
beton, seperti minyak dan lemak.
3) Alat Bantu Kerja
Waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dan lain-lain.
35.3 Pelaksanaan:
1) Persiapkan permukaan yang akan di opening dengan dibersihkan dan dibasahi dengan air
siarnya dikorek sedalam 1 cm;
2) Opening diselesaikan dengan papan acian dan jidar (kayu perata) atau menggunakan sekop
baja;
3) Setiap sambungan antara opening dibuat mulus;
4) Proses pengeringan dilaksanakan selama 7 hari tetap dibasahi atau disiram dengan air pada
permukaannya;
5) Untuk permukaan beton yang akan di opening terlebih dahulu dibuat kasar dan disiram air
sebelum dilaksanakan pekerjaan opening seperti pada Penyedia Jasa pekerjaan opening pada
permukaan dinding bata;
6) Semua permukaan acian setelah melalui tahapan pengeringan permukaan plesteran kemudian
dilaksanakan pekerjaan opening semen PC dan digosok sampai rata dan halus serta tidak
berombak atau bergelombang;
7) Bagian opening harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya jangan sampai terkena
matahari secara langsung untuk menghindari penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan
menurunkan kekuatan dari opening itu sendiri.
35.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Opening Kusen Pintu Dan Jendela Meter Panjang
PASAL 36.
PASANGAN REILING TANGGA DAN RAM STAINLESS STELL
PASAL 37.
PEKERJAAN FINISHING
a) Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan semua
permukaan yang akan dipletser dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata
sesuai perintah Konsultan Pengawas, dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain
adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm.
b) Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum pekerjaan dimulai.
c) Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (20 mm), ratakan dengan roskam
kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama kurang lebih 3 hari
d) Plesteran dengan perekat campuran 1 PC : 4 PS pada beton;
e) Sebelum dimulai pekerjaan plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram/ dibasahi
dengan air terlebih dahulu sampai basah selanjutnya diplester sampai rata dan tegak lurus;
f) Setelah plesteran cukup kering, baru dilicin dengan air dan PC sampai rata (diaci) dan apabila
dicampur dengan pasir pasang maka pasir harus disaring dengan kawat ayakan 3-6 mm.
1) Acian
a) Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur);
b) Permukaan plesteran sebelum di aci terlebih dahulu disiram air.
c) Sebelum di aci, maka permukaan yang akan di aci harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
sikat baja yang dibasahi dengan air;
d) Mempersiapkan alat dan bahan; bahan yang digunakan adalah bahan semen dengan mutu
baik yang memenuhi persyaratan sebagai bahan Acian serta telah mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan;
e) Sementara air yang digunakan dalam campuran harus bebas dari kotoran debu minyak dan
lain-lain yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara bidang Acian dengan pasangan/
beton;
f) Melaksanakan pengadukan adukan dengan metode yang telah mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan;
g) Bagian Acian harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya jangan sampai terkena
matahari secara langsung untuk menghindari penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan
menurunkan kekuatan dari Acian itu sendiri;
h) Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
37.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Finishing Lantai Meter Persegi
Pekerjaan Finishing Listplank Meter Panjang
PASAL 38.
PEKERJAAN GRANIT
b) Butiran-butirannya harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari tangan serta
kadar lumpurnya tidak boleh lebih tinggi dari 5%;
c) Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan yang berlubang persegi 3 mm.
38.3 Pelaksanaan:
1) Penyedia Jasa melakukan pengukuran dengan alat ukur theodolite untuk memilih dan
menandai (marking) lokasi untuk awal/ start pemasangan Lantai Granit Homogeneus tile;
2) Tentukan garis dasar pasangan serta peil lantai untuk seluruh kesatuan, kedudukan benang
harus datar dan siku. Apabila dinding yang ada merupakan dinding Granit Homogeneus tile
maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding;
3) Rendam Granit Homogeneus tile terlebih dahulu dalam air hingga jenuh sebelum dipasang;
4) Pasang Granit Homogeneus tile sebagai pasangan kepala, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang pada posisinya dengan bantuan angkur mati dan angkur sementara. Arah
pemasangan dimulai dari bawah dan kedudukan Granit Homogeneus tile harus sesuai dengan
waktu penggelaran;
5) Untuk Granit Homogeneus tile yang tidak sama dimensinya, dipotong dengan alat potong
gerinda Granit Homogeneus tile;
6) Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap pemasangan Granit Homogeneus tile;
7) Gunakan palu karet untuk mendatarkan/ meratakan agar permukaan Granit Homogeneus tile
tidak rusak/ cacat;
8) Lanjutkan pemasangan Granit Homogeneus tile dengan pertolongan benang, dan lakukan
pengecekan dengan waterpass setiap kali memasang sebuah Granit Homogeneus tile;
9) Granit Homogeneus tile dipasang dengan menggunakan adukan speci. Buat kepalan adukan
dengan jarak 1-1,5 meter supaya adukan yang ditebar permukaannya yang rata/ flat. Tebar
adukan/ speci secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
10) Isi sela-sela nat dengan bahan semen warna, pengisian nat dilakukan apabila kedudukan
Granit Homogeneus tile telah kuat atau spesi telah kering;
11) Granit Homogeneus tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat, naad serapat mungkin,
maksimum 1 mm. Pada bagian-bagian yang dipasang vertikal harus diperkuat dengan kaitan-
kaitan dari pelat baja st. steel yang dipaku kuat kepada dinding;
12) Bersihkan permukaan Granit Homogeneus tile dari sisa-sisa cor nat dengan menggunakan kain
lap sampai bersih;
13) Setelah itu dipoles dengan mesin poles sehingga betul-betul rata dan dikilapkan dengan wax
khusus untuk keperluan tersebut atau rubbing compound;
14) Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Granit Homogeneus tile harus dihindarkan dari
injakan/pemberian beban;
15) Bila terjadi kerusakan/cacat, Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
38.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 39.
PEKERJAAN PLINT GRANIT HOMOGENEUS
1) Penyedia Jasa melakukan pengukuran dengan alat ukur theodolite untuk memilih dan
menandai (marking) lokasi untuk awal/ start pemasangan Lantai Granit Homogeneus tile;
2) Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan,kontraktor agar meneliti gambar- gambar dan
kondisi dilapangan.
3) Kontraktor agart erlebih dahulu membuat shop-drawing lengkap dengan petunjuk dari Direksi/
Pengawas Lapangan meliputi gambar denah lokasi,ukuran,bentuk dan kualitas.
4) Pengisian siar keramik harus dengan cara kering. Tidak dibenarkan menyiram air semen
kepermukaannya. Seluruh rongga pada permukaan bagian belakang harus terisi dengan
adukan sewaktu keramik dipasang.
5) Dinding yang akan dipasang Plint Granit Homogeneus tile pada bab bawah jangan diplester
dan aci dahulu supaya tidak ada pekerjaan bobokan;
6) Rendam plint plint granit homogeneus tile dalam air;
7) Pasang plint plint Granit homogeneus tile pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
memakai acian;
8) Pada ketika pemasangan, tekan plint granit homogeneus tile atau pukul dengan palu karet
untuk mendapat permukaan plint granit homogeneus tile yang rata;
9) Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk
Pengawas/Perencana
10) Bila diperlukan pemotongan Homogeneus tile, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik.
11) Garis-garis tepi keramik yang berbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar harus sama
yaitu maksimum 0,5mm dengan kedalaman 2 mm
12) Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi dan aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
13) Selama 3x24jam setelah pemasangan Homogeneus tile harus dihindarkan dari injakan
/benturan atau pemberian beban.
14) Cek kerataan pasangan plint granit homogeneus tile dengan waterpass;
15) Grouting/ isi nat antara plint granit homogeneus tile dengan semen khusus semen warna.
39.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 40.
PEKERJAAN LANTAI GRANIT HOMOGENEUS ROCKTILE 60x60 cm
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan meliputi:
1) Pekerjaan Pasangan Lantai Granit Homogeneus Rocktile 60 x 60
2) Pekerjaan Pasangan Lantai Granit Homogeneus Rocktile 60 x 60 Ram Difabel.
40.2 Persyaratan Bahan:
1) Granit Homogeneus Rocktile 60x60cm, Roman;
a) Granit Homogeneus 60x60cm jenis Rocktile/ Unpolished;
b) Guna persetujuan Direksi/ Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-
contoh semua bahan yang akan dipakai Homogenous Rocktile/ Unpolished;
c) Untuk kebutuhan penentuan bahan material oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, Penyedia
Jasa harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan digunakan;
d) Ukuran dan warna setiap keping/ buah harus sama, tidak boleh berbeda-beda, atau
ditetapkan lain oleh Direksi.
2) Semen Porland
a) Semen yang dipakai/dipergunkan dalam pekerjaan ini harus berkwalitas baik, memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam N.I – 8 (Normalisasi Indonesia – 8) dan untuk seluruh
konstruksi hanya diperbolehkan memakai 1 (satu) macam semen (satu pabrik).
b) Dalam pengangkatannya, semen harus terlindung dari hujan, harus dalam zak/ kantong yang
asli dari pabrik, dalam keadaan tertutup rapat, tidak kena air dan diletakkan pada tempat yang
telah ditinggikan paling rendah 30 cm dari lantai/ tanah.
c) Semen yang telah disimpan lebih dari 4 (empat) bulan, harus dites kembali sebelum dipakai
atau dipergunakan dengan dibawa ke Laboratorium pemeriksaan bahan-bahan bangunan dan
hasilnya segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan,
untuk ini segala pembiayaannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
3) Semen Warna
a) Semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan
penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni;
b) Memiliki daya rekat yang tinggi dan dapat menghasilkan permukaan acian yang lebih halus;
c) Tidak mudah retak, dan terkelupas.
4) Pasir Pasang
a) Pasir yang dipergunakan untuk adukan harus pasir yang berkualitas baik dan harus
memenuhi persyaratan yang tercantum P.B.I 1971;
b) Butiran-butirannya harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari tangan serta
kadar lumpurnya tidak boleh lebih tinggi dari 5%;
c) Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan yang berlubang persegi 3 mm.
40.3 Pelaksanaan:
1. Penyedia Jasa melakukan pengukuran dengan alat ukur theodolite untuk memilih dan menandai
(marking) lokasi untuk awal/ start pemasangan Lantai Granit Homogeneus Rocktile;
2. Tentukan garis dasar pasangan serta peil lantai untuk seluruh kesatuan, kedudukan benang harus
datar dan siku. Apabila dinding yang ada merupakan dinding Granit Homogeneus Rocktile maka
kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding;
3. Rendam Granit Homogeneus Rocktile terlebih dahulu dalam air hingga jenuh sebelum dipasang;
4. Pasang Granit Homogeneus Rocktile sebagai pasangan kepala, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang pada posisinya dengan bantuan angkur mati dan angkur sementara. Arah pemasangan
dimulai dari bawah dan kedudukan Granit Homogeneus tile harus sesuai dengan waktu
penggelaran;
5. Untuk Granit Homogeneus Rocktile yang tidak sama dimensinya, dipotong dengan alat potong
gerinda Granit Homogeneus Rocktile;
6. Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap pemasangan Granit Homogeneus Rocktile;
7. Gunakan palu karet untuk mendatarkan/ meratakan agar permukaan Granit Homogeneus Rocktile
tidak rusak/ cacat;
8. Lanjutkan pemasangan Granit Homogeneus Rocktile dengan pertolongan benang, dan lakukan
pengecekan dengan waterpass setiap kali memasang sebuah Granit Homogeneus Rocktile;
9. Granit Homogeneus Rocktile dipasang dengan menggunakan adukan speci. Buat kepalan adukan
dengan jarak 1-1,5 meter supaya adukan yang ditebar permukaannya yang rata/ flat. Tebar
adukan/ speci secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
10. Isi sela-sela nat dengan bahan semen warna, pengisian nat dilakukan apabila kedudukan Granit
Homogeneus Rocktile telah kuat atau spesi telah kering;
11. Granit Homogeneus Rocktile dipasang dengan menggunakan bahan perekat, naad serapat
mungkin, maksimum 1 mm. Pada bagian-bagian yang dipasang vertikal harus diperkuat dengan
kaitan-kaitan dari pelat baja st. steel yang dipaku kuat kepada dinding;
12. Bersihkan permukaan Granit Homogeneus Rocktile dari sisa-sisa cor nat dengan menggunakan
kain lap sampai bersih;
13. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Granit Homogeneus Rocktile harus dihindarkan dari
injakan/pemberian beban;
14. Bila terjadi kerusakan/cacat, Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
40.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Lantai Granit Homogeneus Rocktile 60x60 cm Meter Persegi
PASAL 41.
PEKERJAAN DINDING KERAMIK 30x60 cm
2. Permukaan dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering;
3. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/tangga/dinding yang ada,
pemasangan keramik dinding dimulai dari tulangan ini;
4. Sebelum dipasang, keramik dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu;
5. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang;
6. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakkan, dengan
menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga menggunakan perekat keramik, diaduk baik air
1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel bergigi dengan tebal
adukan ± 3 mm.
7. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus
sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
8. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.
9. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
10. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang
tertera didalam gambar.
11. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
12. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
13. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar
arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis
lurus.
14. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan
pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan
bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
15. Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan kotoran
lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi keramik selama 14 hari
setelah pemasangan.
16. Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
17. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar siap
pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan busa (spons).
18. Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan harus
memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing disetujui Konsultan Pengawas.
PASAL 42.
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 30 x 30 cm (ROCK TILE)
c) Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan yang berlubang persegi 3 mm.
42.3 Pelaksanaan:
1. Umum
a) Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan setelah
studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan ubin, joints
dan curing, untuk diusulkan kepada Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara instalasi,
sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan
disetujui Konsultan Pengawas.
c) Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan dengan finishing lain dan
dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Konsultan Pengawas.
d) Pemilihan Tile
e) Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan
warna yang telah ditentukan.
f) Pemotongan Tile
g) Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu
2. L e v e l.
a) Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum pada
gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang
rata.
b) Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang ditentukan
mempunyai kemiringan.
c) Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang dari 25 mm
pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm
pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan
genangan.
d) Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan,
kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan jalan
keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a) Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang diperlukan,
sebelum memasang ubin/keramik.
b) Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Konsultan Pengawas tiap
kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c) Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus dikasarkan dan
dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan plesteran,
permukaan ini harus dibebaskan.
d) Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2 mm,
pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan kedalaman diisi dengan mortar
(1 : 2), sehingga plesteran dasar (Setting bed) mempunyai ketebalan yang sama
4. Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)
a) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk
menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan
untuk pemasangan selanjutnya.
b) Kecuali ditentukan lain pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke bagian
atas.
c) Pada pemasangan keramik, tempelkan dibagian belakang keramik adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian
permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian
belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.
d) Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari
ketentuan berikut :
- 1,2 m – 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m -0,9 m, untuk tile tinggi 90 – 120 mm,
- Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
e) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di nat (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang mengotori
permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
f) Pemasangan tile grant (pengisian nat) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
5. Pemasangan Ubin Keramik
a) Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed. Komposisi adukan untuk screeding :
- Area kering : 1 pc : 4 ps
- Area basah : 1 pc : 2 ps
b) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontiniu. Dan harus
disediakan ‘Kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m. Pemasangan tile
lainnya berpedoman pada guide line ini.
c) Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses pemasangan tile
berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
d) Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
6. Pemeriksaan (Inspection)
a) Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang, secara
random, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan baik pada bagian
belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b) Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di exterior.
c) Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan tiap hari kerja
dan sampel diambil secara random jika umur pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari,
kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.
7. Perlindungan dan Pembersihan
a) Perlindungan
Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan harus
mengganti, atas biaya sendiri kerusakan yang terjadi, Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih.
Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya; hanya untuk yang
penting saja.
b) Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan
memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan
dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh
asam. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak
ada campuran asam yang tersisa.
42.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Lantai Keramik 30x30 cm (Rock tile) Meter Persegi
PASAL 43.
PEKERJAAN PAVING BLOCK NATURAL
timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus
dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk
itu.
Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Pengawas Lapangan tentang tahapan-tahapan
persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Penyedia Jasa harus mengulangi pekerjaan
pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau
disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh
lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya
telah ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian menggeser
kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan
rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-
retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal
lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu strukturnya.
b) Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui
kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang
dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.
2) Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block
a) Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan tanah/
kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan
harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
b) Penghamparan pasir/ bedding sand:
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan
terlihat permukaan yang tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat kembali,
pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata.
Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga
pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas/ belum dipadatkan
biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang
disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang belum
dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas,
sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama.
Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk
dan diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak
terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari
yang sama.
3) Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block
a) Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai
dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai
diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus
merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan benang
pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.
b) Cara meletakkan paving block dan pengisian celah antara :
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-
lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara
yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah
lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan
ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan
yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah
kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar,
Penyedia Jasa wajib membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.
c) Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator",
dengan karekteristik sebagai berikut:
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan
block tidak boleh kurang dari 1,50 m.
Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan
block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas
karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang
mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m
diukur dari akhir pemasangan/ pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya
melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.
Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh
menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan
pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah sambungan atau celah antar block terisi pasir dan
dipadatkan.
d) Pasir pengisi (joint filling):
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410). Pasir ini
harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini bebas
dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus
segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar
dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus
benar-benar terisi oleh pasir kasar. Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan harus dipadatkan dengan
mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata
dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
e) Toleransi:
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi maximum
tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dan lain-lain.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh melebihi
8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh
melebihi 2 mm.
43.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Pavingblock Natural t.8 cm Meter Persegi
PASAL 44.
PEKERJAAN WATERPROOFING
PASAL 45.
PEKERJAAN WATERPROOFING MEMBRANE
Lembaran membrane untuk atap dan struktur beton bagian luar harus memenuhi persyaratan
berikut :
a) Buatan pabrik, produk komposit dengan ketebalan minimum 1,5 mm terdiri dari 1,4 mm
rubberized asphalt dan 0,1 mm cross laminated polyethylene film.
b) Tensile strength tidak kurang dari 2800 kpa (ASTM D.412)
2) Primer
Untuk semua area yang akan ditutup dengan waterproofing membrane memakai: rubber
based liquid type.
3) Mastic
Untuk semua perlengkapan yang menembus bagian waterproofing membrane dan retak-retak
kecil pada beton sebelum pemasangan material waterproofing harus memakai: Rubberized
Asphaltic Type.
4) Polystyrene Protection Board.
Expanded high density polystyrene board, sesuai FSHH-1-524 C, type I, class A,tebal 30 mm.
5) Protection Board Adhesive.
Tipe yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat waterproofing membrane dan sesuai
dengan membrane.
45.3 Pelaksanaan:
1) Sebelum pekerjaan lapisan waterproofing dilakukan, kontraktor harus mengajukan contoh
bahan dan brosur.
2) Membuat Gambar Kerja lengkap dengan detail dan ukuran-ukurannya.
3) Membuat mock-up di proyek pada tempat-tempat yang akan dilapisi waterproofing.
4) Lapisan permukaan dinding, beton, harus dikupas/dibersihkan dari debu dahulu. Setelah semua
lapisan dikupas, lalu dikeringkan dan dibersihkan dari debu, puing-puing, sampah-sampah dan
kotoran lainnya.
5) Pekerjaan waterproofing harus dilakukan oleh pekerja yang ditunjuk oleh pabrik pembuatnya.
6) Tata cara pelaksanaan pekerjaan/aplikasi dan pemakaian lapisan bahan harus mengikuti
petunjuk spesifikasi material dan metode aplikasi yang disyaratkan oleh Hitchins.
7) Setelah waterproofing dikerjakan, lalu diadakan pengetesan di mana permukaan talang yang
telah dilapis waterproofing harus direndam air selama 14 hari setinggi 5-10cm, lubang-lubang
talang selama pengetesan harus disumbat.
8) Bila ternyata hasil test rendam menunjukkan tidak ada kebocoran, maka kontraktor harus
membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan Direksi Pekerjaan, bahwa pemasangan
waterproofing tersebut telah ditest dan telah dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran.
9) Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan waterproofing yang telah
dikerjakan terhadap kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor lainnya.
45.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 46.
PEKERJAAN SILICONE SEALANT
4) Untuk kaca, alumnium, concrete dan steel sebelum diberi perlakuan sealant harus
dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya yang mengakibatkan
berkurangnya daya rekat sealant.
5) Pembersihan dilakukan dengan Toluol.
6) Pemasangan Sealant harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara, karena dapat
mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan udara untuk memperoleh
pengisian joint yang cukup.
7) Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasi oleh pabrik pembuat
sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum sealant mengering (kira-kira 10 - 15
menit).
8) Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunakan kain lap yang
dibasahi dengan cairan pelarut.
9) Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapihkan dengan pisau cutter yang
tajam.
10) Ukuran joint yang digunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan perbandingan lebar
dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm, dalam 6 mm).
46.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 47.
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
11) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
12) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi
dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna
yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.
13) Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
14) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.
15) Profil Almunium yang digunakan:
- Bahan : Aluminium framing system sesuai standard mutu SNI dengan
bahan baku aluminium menggunakan Alloy 6063 dengan T5.
Dari bahan Aluminium framing system Alexindo, YKK;
- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/ Pengawas
Lapangan;
- Warna profil : Hitam, putih, coklat;
- Lebar profil : Tebal 4” dengan ketebalan 1,3mm (lebar bahan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar);
- Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi pabrik;
- Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.
16) UPVC
- Bahan : Dari bahan Unplasticised Polyvinyl Chloride setara CONCH,
SASH Door;
- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/ Pengawas
Lapangan;
- Warna profil : Putih (White);
- Lebar profil : Kusen lebar 6 cm, untuk profil pintu lebar 10cm;
- Tebal profil : 2mm:
- Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.
17) Pintu Besi
a) Double Swing
b) Single Swing
Rambuncis Solid/Dekson
20) Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis silicon sealant
yaitu “Silicon Glazing Sealant” setara Dow Corning.
47.3 Pelaksanaan:
11) Sebelum memulai pelaksaan Penyedia Jasa diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan
dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain);
12) Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-hubungan antar
komponen, cara pengangkuran dan lokasinya, penempatan hardware, dan detail-detail
pemasangan.
13) Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi.
14) Shop drawing harus dikoordinasikan dengan "Ironmongery" guna ketepatan perkuatan-
perkuatan yang diperlukan serta lokasi dari hardware tersebut.
15) Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca, gasket, serta sealant.
16) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/ Pengawas Lapangan meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran;
17) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan tekstur,
finishing dan warna. Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk
aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.
18) Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis alloy, warna dan
pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
19) Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik, lengkap dengan
instruksi-instruksi pemasangan.
20) Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan kemungkinan pecah.
21) Pekerjaan Alumunium:
j) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
k) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
l) Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
m) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
n) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
o) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
p) Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
q) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan
sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
r) Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut :
- Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
- Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
- Untuk sistem partisi, Harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
- Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
s) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
t) Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
u) Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka kusen
terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada
ambang bawah dan atas harus waterpass.
v) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
w) Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam dan di
luar sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
x) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
22) Pekerjaan UPVC:
a) Sebelum memulai Penyedia Jasa Penyedia Jasa diwajibkan meneliti gambar- gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia Jasa
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil
UPVC yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
b) Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk
Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Penyedia Jasa
juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan
dimensi profil UPVC terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang diminta/ berlaku.
Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
c) Semua frame/ kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
d) Pemotongan profil UPVC hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hatihati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
e) Pengelasan/ welding dibenarkan menggunakan alat pemanas khusus dengan suhu
minimal 250°C. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
f) Angkur-angkur untuk rangka/ kusen UPVC terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm.
g) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat, sedemikian
rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat
kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen UPVC
harus ditutup oleh karet list.
h) Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen UPVC akan bertemu
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
i) Toleransi pemasangan kusen UPVC disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian
diisi dengan beton ringan / grout.
j) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan
double door.
k) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
l) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
m) Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
n) Profil UPVC yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh persetujuan
Direksi/ Pengawas Lapangan.
23) Pekerjaan Pintu Besi:
a) Check ukuran opening, garis elevasi pada kedua frame, tentutkan elevasi garis finishing
lantai. Tentutkan center line, dan tentukan titik-titik posisi angkur;
b) Frame sesuaikan dengan ketentuan elevasi, center line, garis pinjaman, kemudian las
angkur frame;
c) Gouting celah disekeliling frame (gunakan grouting yang telah disetujui oleh Direksi/
Pengawasa Lapangan);
d) Setelah grouting keras dan pekerjaan plesteran disekitar frame berumur minimal 1 hari
dapat dipasang daun pintu besinya.
24) Pekerjaan Kaca
a) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam spesifikasi ini;
b) Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian;
c) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan;
d) Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci;
e) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus;
f) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur
kaca pada kusen;
g) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca;
h) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus
diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik;
i) Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/
pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan.
25) Alat Penggantung Dan Pengunci:
a) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang ±
32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara
kedua engsel tersebut. Pintu/Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya
daun pintu/jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2mm maksimal 3mm dan untuk bawah pintu mempunyai
celah minimal 4mm dan maksimal 6mm;
b) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut;
c) Penarik pintu (door pull) dipasang 1050mm (as) dari permukaan lantai;
d) Pemasangn lockease, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas Lapangan
apabila hal tersebut tidak tercapai, Penyedia Jasa akan wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya;
e) Track Roller With Top Rail dipasang diatas daun pintu sesuai dengan gambar.
Pemasangan harus kuat dan berfungsi;
f) Automatic Sliding Door dikerjaan oleh tenaga khusus, dipasang diatas daun pintu sesuai
dengan gambar;
g) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus;
h) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
47.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Pintu, jendela dan BV Unit
PASAL 48.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x
6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak
kunci.
3) Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a) Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel / bebas
dan anti karat.
b) Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel yang
dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
c) Seluruh kunci-kunci yang disebutkan diatas harus tercakup dalam satu sistim general
Masterkey.
d) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
4) Pekerjaan Engsel.
a) Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas baik,
dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan rippet
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b) Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge)
double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan
dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c) Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d) Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi single
action.
e) Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-masing
pintu.
48.3 Pelaksanaan:
a) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
b) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
c) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
e) Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
f) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
g) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
h) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap
di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
i) Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas.
48.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Penggantung dan Pengunci Unit
PASAL 49.
PEKERJAAN KACA CERMIN
f) Harus bebas dari benang (string) dan gelompang (wave) benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berobah dan
mengganggu pandangan.
g) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
h) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i) Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
11) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm
12) Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
13) Kaca bening dari jenis sheet glass dengan ketebalan 3 mm dan 5 mm.
14) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
15) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
49.3 Pelaksanaan:
1) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
2) Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
3) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
4) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat
dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
5) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
6) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk kedalam alur kaca
pada kusen.
7) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pemberih kaca.
8) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi
dengan lem silicon. Warna trasnparant cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
9) Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak
dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
10) Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua terpasang
harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi, jenis cermin sesuai dengan yang telah
disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis
ini type VVV polished, tebal 5 mm.
11) Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.
12) Pemasangan Cermin :
a) Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada kios-kios di dimding,
kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit
aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop penutup stainless steel.
b) Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung
ammonia.
49.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Kaca Cermin Unit
PASAL 50.
PEKERJAAN PLAFOND PVC + RANGKA HOLLOW
9) Dilanjutkan dengan pemasangan rangka hollow dengan dilengkapi penggantung dengan tujuan
untuk mendapatkan kerataan rangka dan kekuatan rangka tersebut untuk menahan penutup
palfond;
10) Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
11) Setelah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
12) Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat dan list serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran PVC dapat mulai dipasang. Memasang palfon PVC sesuai
urutannya;
13) Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala sekrup
hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran PVC.
14) Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm
15) Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan
rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil pemasangan harus
rata/tidak melendut.
16) Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan PVC sebelum menjalankan mesin bor untuk
memasukkan sekrup. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal
30 cm.
17) Setelah lembaran PVC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
18) Tahap selanjutnya melakukan pemeriksaan dan perapian pada setiap bagian plafon yang
masih terlihat belum rapi.
50.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Plafond PVC t.8mm + Rangka Hollow Galvanis Meter Persegi
PASAL 51.
PEKERJAAN LIST PLAFOND PVC
3) Penyedia Jasa melakukan pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan List Plafond
PVC;
4) Penyedia Jasa melakukan approval material yang akan digunakan kepada Direksi/ Pengawas
Lapangan;
5) Potong List menjadi sudut 45º kemudian ditempatkan pada sisi-sisi dinding;
6) Pada plafond PVC, List plafond dikerjakan terlebih dahulu, dikarenakan List tersebut sebagai
pengunci Plafond PVC;
7) Kencangkan List plafond dengan sekrup pada rangka hollow agar tidak jatuh dan goyang.
51.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 52.
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 53.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
e) Pemeliharaan
f) Pemberian jaminan
g) Perizinan
2) Syarat-syarat Umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada beberapa klausul
dari Syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam Persyaratan Teknis, berarti menuntut perhatian
khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya
dari Syarat-syarat Umum. Klausul-klausul dari Syarat- syarat Umum hanya dianggap tidak
berlaku bila dinyatakan secara tegas dalam Persyaratan Teknis.
3) Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan,
bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan
penyetelan (adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
4) Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar Teknis yang
menyertainya. Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah satu dari
kedua dokumen tersebut, maka Pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
5) Yang menjadi dasar utama sehingga suatu pekerjaan berhasil dalam mencapai target, mutu,
waktu dan biaya, maka seorang pelaksana lapangan harus menguasai
a) Sistem pekerjaan secara menyeluruh.
b) Gambar kerja yang akan dilaksanakan.
c) Spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
d) Standard dan peraturan yang berlaku.
e) Petunjuk dan ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, baik untuk
peralatan maupun material.
f) Koordinasi dengan pekerjaan terkait lainnya seperti struktur, arsitektur mekanikal dan
elektrikal sendiri.
4) Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya digambar atau ditulis dalamspesifikasi
teknis.Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistem pemasangan atau
kerjaatau lazim terdapat dalam praktek agar sistim dapat berjalan sebagaimana mestinya,maka
hal itu menjadi kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya.
5) Gambar–gambar Arsitektur dan Struktur Sipil, harus dipakai Referensi untuk pelaksanaan
maupun detail finishing dari instalasi.
6) Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjukan dalam gambar
atau sebaliknya harus dipasang atas beban kontraktor, seperti halnya pekerjaan lain yang
disebut oleh spesifikasi dan ditunjukan dalam gambar.
7) Ukuran panjang, lebar, tinggi dan elevasi dari mesin atau peralatan lainnya yangtercantum
dalam gambar, adalah ukuran yang didapat dari data-data lain sepertigambar arsitektur,
struktur atau brosur-brosur, Kontraktor wajib menyesuaikan denganstandar pabrik yang dimiliki.
8) Adanya Penggunaan bahasa asing pada sebagian spesifikasi disebabkan belumadanya
padanan kata yang tepat, dan juga untuk menghindari penyimpangan maksuddan tujuan, serta
menghindari persepsi yang berbeda.
9) Pada saat pengajuan penawaran, kontraktor wajib melampirkan konfirmasi designterhadap
semua system dan peralatan. Konfirmasi berupa pernyataankesanggupan/kesesuaian system
atau peralatan yang ditawarkan terhadap systematau peralatan yang dipersyaratkan dalam
dokumen perencanaan, termasuk dalamkonfirmasi design adalah daftar penyimpangan
(deviation list) jika ada. Konfirmasidesign harus mendapat dukungan dari agen tunggal
peralatan. Kontraktor dapatmengajukan surat dukungan lebih dari satu merek peralatan.
53.4 Persyaratan Bahan
1) Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam lingkup
pekerjaan kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum
dipasang. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus
ditunjukkan dan disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
2) Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat persetujuan konsultan perencana.
Pengajuan perubahan material maksimum 4 (empat) minggu sebelum jadwal persetujuan atau
4 (empat) minggu sebelum jadwal pengajuan gambar kerja/shop drawing.
3) Keterlambatan pengajuan material/shop drawing/schematic diagram sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor,
dan kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan penambahan/pengunduran jadwal.
4) Penolakan lebih dari satu kali atas material/shop drawing/schematic diagram yang tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor, dan kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan penambahan/pengunduran jadwal.
5) Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja
(gudang) agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
53.5 Jaminan dan Garansi
1) Jaminan atas material / bahan peralatan dan unit mesin.
2) Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik atas kesalahan
pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kerusakan akibat kesalahan dalam pengiriman
mapun kerusakan selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun kalender terhitung sejak material
tersebut dibeli.
3) Jaminan atas hasil pekerjaan dan masa pemeliharaan.
4) Kontraktor harus menjamin atas hasil pekerjaan dengan membuat surat jaminan secara tertulis
dengan uraian sebagai berikut :
a) Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan manual dari QMS
(Quality Management System)
b) Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurai atau menghilangkan
bahan – bahan atau peralatan – peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak
disesuaikan secara nyata dalam buku ini atau tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar–gambar yang menyertai buku ini.
c) Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor.
d) Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi ditetapkan selama 6 (enam) bulan
setelah barang diserahkan kepada Pemilik / Pengawas, ytang meliputi :
• Performance system secara keseluruhan.
• Pelatihan secara Cuma – Cuma terhadap Pemilik Gedung (Tenaga Teknik) terkait
Cara Pengoperasian Peralatan dan Maintenance Praktis sehingga menjadi
operator yang terampil.
e) Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang
baik maka Pemborong harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut
sampai dapat berfungsi dengan baik.
f) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang
akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan biaya.
g) Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
h) Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Pemilik /
Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka pihak Pemilik
/ Pengawas berhak menyerahkan perihal tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor
pelaksana.
5) Klaim atau tuntutan.
a) Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, PEMBERI TUGAS
harus bebas dari segala tuntutan / klaim atas hak – hak khusus seperti hak patent, lisensi
dan sebagainya.
b) Bila ada hal – hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib mengurus dalam arti
menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang berhubungan dengan hal
tersebut diatas beban biaya ditanggung kontraktor.
6) Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat menunjukkan :
a) Sertifikat Keaslian Barang ( Original )
b) Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang ( Quality )
c) Sertifikat Keamanan ( Safety Inspector )
d) Sertifikat Welding Inspector
e) Garansi material, Service dan Sparepart serta Surat Dukungan dari Agen Tunggal di
Indonesia ( Bermeterai cukup )
7) Hal – hal yang berkaitan tersebut diatas harus disertakan bukti data ( 1 kopi dilampiri Data Asli )
2) Untuk itu Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari
peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta
ukuran dan lokasi yang tepat.
3) Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pihak Owner (bila ditunjukkan pada
gambar) pintu-pintu service (access panel) untuk setiap peralatan dan asessories yang berada
dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
4) Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel tersebut sehubungan dengan letak
peralatan / accessories dan kaitannya dengan arsitek interior, perlu dibicarakan dengan pihak
Owner untuk disetujui.
53.10 Proteksi
1) Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilakukan proteksi yang
baik terhadap cuaca dan harus diusahakan agar selalu dalam keadaan bersih.
2) Semua ujung-ujung pipa konduit dan bagian-bagian peralatan yang tidak dihubungkan harus
diberi pelindung, disumbat, atau ditutup dengan baik untuk mencegah masuknya kotoran.
3) Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-peralatan,
bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak atau
cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang
tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).
4) Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan di adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang
rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian
instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).
53.11 Pengecatan
1) Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan / pengapalan
atau pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna aslinya sehingga nampak
seperti baru kembali.
2) Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng yang di galvanis
harus dicat dasar dan cat finish.
3) Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala
kotoran yang melekat.
4) Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat finish terdiri atas 2
lapis cat copolymer.
5) Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan, penyimpanan
dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang
ditentukan Pihak Owner.
6) Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
53.12 Sleeve, Peralatan Yang Tertanam di Dinding
1) Peralatan Bantu, Sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus concrete atau
tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk itu ukuran, posisi yang
disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan Manajer Proyek /MK dan
disertai gambar detail.
2) Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clearance 20 mm
(3/4”) jika duct atau pipa berisolasi, clearance tetap dibutuhkan 20 nn (3/4”) antara isolasi dan
sleeve. Sleeve yang menembus atap lantai.
3) Setelah pemasangan pipa atau duct clearance harus diisi dengan sealang tahan api.
53.13 Penomoran, Nama Peralatan / Assesories
Semua peralatan terpasang dan asesoriesnya harus diberi kode nama peralatan dan nomor,
sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum
pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau asesories yang belum mempunyai kode nama dan
nomer, kontraktor wajib mengusulkan kepada manajer proyek / MK dan ini semua sudah harus
tercantum dalam as-built drawing.
53.14 Penjagaan
1) Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di
tempat kerja (gudang lapangan).
2) Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab pemborong.
53.15 Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan
1) Pemborong harus selalu menjaga keadaan ruang kerja mereka dalam keadaan bersih dan baik
selama tahap konstruksi.
2) Semua sampah dan bahan yang tidak berguna lagi harus diangkut ke luar site.
3) Pada saat penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus memeriksa seluruh pekerjaan,
meninggalkannya dalam keadaan rapih, bersih dan siap pakai.
4) Selama Pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, Kantor, Gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
sekitar bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
5) Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun di luar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
6) Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas pada
waktu pelaksanaan.
7) Guna semua keamanan pekerjaan, peralatan dan bahan / material di proyek, Kontraktor harus
menempatkan petugas keamanan secukupnya disekitar proyek.
8) Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang
mungkin terjadi.
9) Kontraktor harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan proyek, antara lain tidak akan
menyebabkan gangguan lalu lintas umum, tidak akan mengganggu ketenangan penduduk /
masyarakat disekitarnya dan tidak akan mengganggu pekerjaan dari Rekanan lain.
53.16 Perbaikan dan Pembersihan
Kontraktor harus melakukan dan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan perbaikan dan
pemberisihan, antara lain :
a) Perbaikan kembali akibat adanya pembobokan.
b) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
c) Melaksanakan pembersihan lapangan dan lain-lainya serta tempat pembuangannya akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
53.17 Asuransi
Kontraktor harus mengasuransikan secara total semua peralatan dan material mulai dari pabrik
pembuatnya, pengiriman ke lapangan, selama di gudang penyimpanan, sampai peralatan tersebut
terpasang. Kontraktor juga harus mengasuransikan seluruh tenaga yang melaksanakan pekerjaan
di lapangan.
53.18 Penyimpangan di Lapangan
1) Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Pemberi Tugas / Pengawas.
2) Kontraktor harus menyerahkan gambar setiap perubahan yang ada kepada pihak Konsultan
Pengawas.
3) Perubahan material dan lainnya harus diajukan kontraktor kepada Pemberi Tugas / Pengawas
secara tertulis dan akibat tersebut ( pekerjaan tambah/kurang ) harus disetujui oleh Pemberi
Tugas / Pengawas secara tertulis.
53.19 Pengujian di Pabrik
Semua peralatan harus melalui pengujian di pabrik sebelum dikirim serta kontraktor harus
menyerahkan sertifikat pengujiannya kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas sebanyak 3
(tiga) rangkap.
53.20 Kecelakaan dan Peti PPPK
1) Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban,
serta melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi dan Departemen yang bersangkutan /
berwenang (dalam hal ini Polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama harus
selalu ada di tempat pekerjaan.
53.21 Testing & Comissioning
1) Petunjuk Umum
d) Prosedur Pengujian
▪ Kontraktor harus mengajukan rencana dan prosedur pengujian kepada Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
▪ Metode pengetesan dan pengujian harus mengikuti standar teknis yang berlaku
▪ Sebelum Testing & Comissioning dilaksanakan, Kontraktor wajib mengajukan terlebih
dahulu Program ( Jadwal ) Testing & Comissioning.
▪ Kontraktor harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua)
minggu sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara
pengujian tersebut kepada Pengawas untuk disetujui.
e) Pencatatan
▪ Kontraktor harus melakukan pencatatan yang baik terhadap pengetesan dan
pengujian. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengetesan dan pengujian kepada
Konsultan Pengawas.
▪ Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu
dan / atau yang dimintai oleh pihak Pemilik / Pengawas untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta.
f) Saksi dan Tenaga Ahli
▪ Semua pengetesan dan pengujian yang dilakukan oleh kontraktor harus disaksikan
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
▪ Jika diperlukan Testing & Comissioning harus dilakukan oleh Tenaga Ahli yang
ditunjuk oleh Pabrikan perangkat tersebut atau oleh tenaga ahli yang pernah
mendapat pendidikan dan sertifikat khusus untuk maksud tersebut maka pihak Pemilik
/ Pengawas berhak menyerahkan perihal tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
▪ Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala biaya yang diperlukan untuk training
tersebut.
c) Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku Cadang
▪ Kontraktor harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas sbg berikut :
- 1 (satu) set Kertas Kalkir dan 5 (lima) set Cetak Biru, ukuran A1
- 1 (satu) set soft copy
▪ Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan perawatan
peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemberi Tugas dan
Pengawas.
▪ Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan
perawatan peralatan yang terpasang yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Pemilik, dan sebuah singkatan dari buku petunjuk harus dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruangmesin utama atau tempatlain
yang ditunjuk Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
d) Pemeliharaan dan Garansi:
▪ Kontraktor harus menggaransi semua peralatan dan instalasi yang dipasang selama 1
(satu) tahun setelah serah terima pertama.
▪ Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa
garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya penggantian perawatan
selama masa garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor.
▪ Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply dan juga terhadap
sistem, minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua.
▪ Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan untuk
selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima.
2) Perijinan.
a) Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya
Kontraktor.
b) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta
kemungkinan tututan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini
Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
c) Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang diperoleh
mengenai instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas /Konsultan Manajemen Konstruksi
atau pihak ditunjuk, sebelum penyerahan dilakukan.
d) Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
e) Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan
setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini,
semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut.
PASAL 54.
PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN DAN TENAGA
1) Mempunyai surat ijin kerja Instalatir Listrik (SIKA) tahun kerja yang berlaku dengan Pas.
Instalatir Kelas C. dari Instansi terkait atau bekerja sama dengan SIKA-PLN.
2) Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (Tanda Daftar Rekanan) untuk tahun kerja yang berlaku,
sesuai dengan KEPPRES No.80 Tahun 2003.
3) Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan Surat Kemampuan Pengalaman Kerja dalam
mengerjakan pekerjaan yang sejenis.
53.3 Gambar–Gambar Instalasi
1) Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan sesuatu
yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
2) Gambar- gambar instalasi menunjukkan secara teknis pekerjaan instalasi yang harus
dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran bahan-bahan instalasi serta keterangan lain yang
diperlukan.
3) Pelaksanaan dilapangan selain yang tertera pada gambar disesuaikan dengan kondisi
lapangan atas petunjuk direksi / pengawas lapangan secara tertulis / lisan.
4) Bila kontraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran / konstruksi dalam
pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengajukan alternatif atau Shop drawing yang dikehendaki
dan mendapat persetujuan dari Pengawas / Pemilik Proyek.
53.4 Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga ahli yang sudah
berpengalaman.
2) Pelaksana yang dianggap tidak cukup ahli / perpengalaman oleh Direksi / Pengawas Lapangan,
harus segera diganti dengan orang lain setelah mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
3) Kontraktor harus menempatkan seorang Supervisor yang ahli, berpengalaman dan profesional
untuk masing-masing bidang yang bertanggung jawab untuk menjadi supervisi, management
proyek.
4) Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli di bidangnya, bila tidak berpengalaman & ahli
harus diganti. Bila tidak dihiraukan pengawas akan mengambil tindakan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
5) Segala sesuatu yang diperlukan guna kesempurnaan pekerjaan harus, dilengkapi sesuai
permintaan pengawas dengan biaya dibebankan kepada Kontraktor.
53.5 Persyaratan Bahan
Semua material yang terbuat dari besi (Armatur) dan pipa yang dipergunakan untuk konstruksi,
penyangga, penggantung dan lain-lain harus diproses sebagai berikut :
1) Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat dan bebas dari karat.
2) Dicat dasar / meni anti karat (Zincromate) kualitas baik 2 kali.
3) Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna yang akan ditentukan kemudian /
sesuai dengan penggunaan.
4) Kecuali material yang terbuat dari plastik, Stinless stell dan alumunium tidak perlu dicat, cukup
dibersihkan saja.
53.6 Konstruksi Panel Listrik
1) Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau besi plat
yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish dengan cat bakar
powder coating warna abu-abu.
2) Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
c) Panel-panel listrik baru adalah jenis In-door / outdoor type, terbuat dari plat baja.
d) Untuk type out-door ditambahkan konstruksi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga air
hujan tidak dapat masuk.
e) Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan Dynabolt 8 mm, konstruksi ini
disesuaikan dengan perlatan/komponen yang terpasang.
f) Semua bagian perlatan yang bertegangan harus mempunyai jarak yang cukup dengan
bagian peralatan yang lain. Apabila perlu harus diberi tambahan Isolator untuk
menghindari adanya hubung singkat.
g) Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari jenis cat bakar 2 kali
yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk rangkanya harus dibersihkan dari karat,
bila perlu digunakan bahan kimia penghilang karat (RUST REMOVER).
h) Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pentanahan, baut terminal harus dilas
penuh pada rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8”.
i) Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel menggunakan kawat tembaga
Flexible (NYMHY 1 x 6 mm²) untuk pentanahan pintu panel.
j) Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel menggunakan wartel mur sesuai
ukuran kabel.
53.7 Bus-Bar / Rel Tembaga
1) Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding)
dan busbar pengetanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pertanahan.
2) Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk sistim 3 phase, 4 kawat dan
mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah yang terdiri dari 3 busbar untuk
phase R-S-T, 1 busbar untuk Neutral, dan 1 busbar unbtuk grounding. Kapasitas busbar harus
mampu mengalirkan arus minimal sebesar 2 kali dari rating pengaman utama. Setiap busbar
harus diselubungi bahan isolatif dengan warna standar untuk identifiksi phasa.
3) Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak. Galvanisasi ini, termasuk pula
bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan lain-lain.
4) Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus disusun dan dipegang oleh
isolator dengan baik, sehingga mampu menahan elektron mekanikal force akibat arus
hubungan singkat terbesar yang mungkin terjadi.
5) Penyusunan busbar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam perawatan,
penambahan breaker dan kegiatan lainnya dimasa yang akan datang.
6) Busbar harus memiliki kemurnian tembaga diatas 95%, dan harus tidak menyebabkan
keretakan permukaan jika ditekuk 90°.
53.8 Circuit Breaker
1) Peralatan pengaman / Circuit Breaker (MCCB / MCB) yang dipasang pada Base Plate atau plat
dasar yang terpasang kuat pada rangka panel.
2) Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap MCCB / MCB dan peralatan
penting yang lain harus diberi nama / nomor saluran yang dapat dibaca dengan jelas / mudah.
3) Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB yang dilengkapi dengan thermal
overcurrent release dan electromaghnetic overcurrent release yang rating ampere trip dapat
disetel ( adjustable ) untuk jenis MCCB.
4) Circuit breaker harus mampu mengamankan beban apabila terjadi arus lebih, hubung singkat,
tegangan sangat rendah, tegangan sangat tinggi, hilang salah satu fasa. Circuit breaker harus
dilengkapi dengan kendali motor (motorized) seperti pada gambar peleksanaan.
5) Setiap circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dan proteksi arus hubung
singkat.
6) Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi indikasi / label / sign plates
mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatat daya listriknya. Label itu harus harus
dibuat dari plat aluminium atau standar DIN 4070.
7) Sekering/Fuse (jika ada) harus tipe HRC/HHC dan mampu menahan arus hubung singkat
diatas 100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan dudukan dan rumah sekering (Safety Fuse
Holder).
53.9 Alat Ukur / Indikator
1) Panel dilengkapi dengan alat – alat ukur ( Sesuai spesifikasi gambar) antara lain :
a) Volt meter
b) Ampere meter
c) Frekuensi Meter
d) KW meter
e) Cos Phi Meter
f) RPR Meter
g) Selector switch
h) Trafo arus
i) Indicator lamp. & Fuse
2) Tidak semua panel dilengkapi peralatan diatas melainkan harus disesuaikan dengan gambar
perencanaan. Voltmeter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 posisi.
a) 3 Kali phase terhadap netral
b) 3 Kali phase terhadap phase
c) Posisi Off
3) Alat ukur / metering yang digunakan adalah jenis ‘semi flush mounting’ didalam kotak tahan
getaran ukuran 96x96mm dengan ketelitian skala 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta
memiliki sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum satu buah untuk setiap jenis alat ukur).
4) Ukuran peralatan ukur adalah 9 cm, surface mounted dilengkapi dengan pengaman arus lebih
dan arus hubung singkat.
5) Ampere meter yang digunakan mempunyai range pengukur sesuai dengan ranting incoming
CBnya.
6) Lampu indikator yang digunakan adalah :
a) Warna merah untuk phase R
b) Warna Kuning untuk phase S
c) Warna hijau untuk phase T
d) Lampu–lampu indikator harus diproteksi dengan menggunakan fuse jenis diazed.
53.10 Sistem Pentanahan
1) Penghantar Pengaman yang biasa digunakan adalah : kawat tembaga telanjang atau BC (Bare
Conductor).
2) Pembumian biasanya dilakukan pada :
a) Titik netral sistem listrik pada generator atau transformator.
b) Bagian konduktif terbuka perlengkapan (peralatan listrik) dan isolasi listrik.
3) Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada Instalasi ini adalah sistem PNP
(Pentanahan Netral Pengaman), sesuai aturan yang digunakan pada PUIL 1987.
4) Elektroda pentanahan menggunakan “Elektroda Pipa” dengan ground rod 5/8” dan kawat BC
yang ditanam sedalam minimal 6 (enam) meter hingga dicapai tahanan pentanahan minimal 1
Ohm. Apabila tidak tercapai keadaan 1 Ohm, maka harus diusahakan dengan memparalelkan
beberapa ground rod hingga tercapai keadaan yang diinginkan.
5) Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dan panel harus dipisahkan
penanamannya sejauh minimum 3 meter satu dengan yang lain.
53.11 Sistem Instalasi
1) Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
a) Kabel daya
▪ Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara panel
satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu dibutuhkannya.
▪ Setiap kabel daya ujungnya harus diberi end cup marking colour, untuk
mengidentifikasi warna phasa. Warna tanda harus tidak boleh berubah atau pudar
karena temperatur kabel.
▪ Setiap tarikan kabel / sirkit harus tidak diperbolehkan adanya sambungan kecuali
untuk kabel instalasi penerangan.
▪ Kabel Tegangan Rendah
- Kabel Tegangan Rendah ( 0,6 / 1 KV ) mulai digunakan dari trafo ke Panel
Tegangan Utama Tegangan Rendah ( PUTR ) dan seterusnya hingga kesetiap titik
beban.
- Kabel Tegangan Rendah (0,6 / 1 KV ) digunakan pada instalasi yang langsung
berhubungan dengan tanah.
- Untuk kabel jenis NYFGBY, metal armournya harus digunakan sebagai grounding
body.
b) Instalasi penerangan
Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel–kabel menghubungkan antara
panel–panel penerangan dengan fixture penerangan. Dalam instalasi penerangan ini harus
termasuk juga peralatan–peralatan bantu instalasi seperti conduit, sparing, doos
penyambung, doos pemasangan dan lain–lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
instalasi penerangan.
c) Instalasi tenaga
▪ Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan panel–
panel daya dengan beban–beban stop kontak, peralatan tata udara (exhaust fan, air
conditioning) pompa–pompa listrik (pompa air bersih, pompa kebakaran, pompa
hydrant, pompa jockey, pompa bahan bakar) lift, dan lain–lainnya sesuai dengan
gambar perencanaan. Dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya,
condut, sparing, doos penyambung, doos pemasang, dan peralatan–peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi daya.
▪ Untuk pengabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :
2) Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku yang diakui di
negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang digunakan minimal harus
sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah direkomendasi oleh LMK.
a) Inti Tembaga
b) Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c) Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat keterangan
dari distributor / pabrik.
d) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang jelas dan
tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e) Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal 7.2.
f) Penyambungan :
▪ Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan adalah
tanggung jawab kontraktor.
▪ Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai dengan model
terminal peralatan yang terpasang.
▪ Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus dilakukan didalam
kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari bahan yang sama dengan conduit
dipasang tutup dengan skrup. Tutup kotak dengan cara clip tidak diijinkan. Setiap
sambungan harus memakai alat penyambung berupa las dop.
▪ Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah perjalanan
kecuali apabila panjang kabel / saluran melebihi standard panjang yang telah
ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan penyambungan kabel.
▪ Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang dari standar
pangjang pabrik maka sistem/cara penyambungan harus dibicarakan dengan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
▪ Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan sambungan puntir
dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.
g) Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur penanaman
kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan ‘TR/TM’.
h) Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa galvanized
minimum 2,5 kali penampang kabel.
3) Pemipaan ( Konduit )
a) Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum digunakan
pada bangunan tinggi adalah “Isolasi PVC High Impact (HI)” yang khusus digunakan untuk
instalasi penerangan saja.
b) Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi yang sudah direkomendasi oleh LMK, bila
diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
c) Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1 (satu)
konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987) berlaku faktor
pengisian maksimum = 50 %.
d) Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi klem.
e) Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada tembok
harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku tidak
dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus menggunakan
hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
4) Tahanan Isolasi
a) Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal 213.B.2 PUIL 1987
adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan nominal.
b) Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor yang
terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel. Kecuali untuk instalasi yang
harus beroperasi pada keadaan darurat.
5) Rak Kabel
a) Rak kabel digunakan untuk menunjang kabel-kabel utama (feeder cable), atau kabel
lainnya yang berada dalam jumlah yang cukup banyak.
b) Rak kabel umumnya buatan pabrik yang telah digalvanized dan dalam pemasangannya
harus dibumikan.
c) Dimensi rak kabel harus mencukupi kebutuhan kabel yang akan dilayaninya. Seluruh kabel
yang ada diatas rak kabel harus diikat dengan pengikat kabel (cable ties).
d) Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling menyilang.
6) Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus ditanahkan secara
sempurna, pada sambungan rak kabel dimana sambungan tersebut tidak menggunakan las
maka kedua bagian rak harus ‘jumper’ dengan konduktor tembaga minimal berpenampang
2,5mm2.
7) Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan dengan extra hati-
hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena terkena peralatan gali (pacul, ganco,
dsb), kontraktor harus mengganti kabel tersebut tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya
perawatan pekerja yang mengalamai kecelakaan hingga sembuh benar.
8) Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN) merupakan Pekerjaan
dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
53.12 Armatur Lampu
1) Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar-gambar detail Elektrikal.
a) Semua rumah lampu khususnya untuk kebutuhan penerangan general harus produksi di
pabrik yang berada di dalam negeri serta mempunyai jaringan distribusi penjualan atau
kantor cabang resmi yang berada disetiap wilayah kota di Indonesia.
b) Pabrikan rumah lampu bersedia memberi jaminan atas tersedianya barang dalam jangka
waktu minimal 5 tahun kedepan sehingga apabila ada beberapa produk membutuhkan
sperpat pengganti maka barang tersebut masih tersedia dan terjamin kontinuitasnya.
c) Pabrikan rumah lampu yang diguanakan adalah pabrikan yang dapat memberikan garansi
atas produk yang dikeluarkanya minimal 1 tahun sejak barang terpasang di proyek.
d) Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
e) Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan
kapasitor yang cukup untuk mencapai faktor daya 90% - 95%.
f) Diffuser/reflector lampu-lampu harus terbuat dari bahan yang cukup kuat terhadap
kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
2) Jenis dan type yang diperkenankan adalah sebagai berikut :
a) Ballast harus leak proof, mempunyai temperatur kerja rendah, noiseless, rumahan dari
bahan polyester. Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.
b) Starter switch, terminal dan tube fitting, dengan sistem rotary lock. Stater untuk lampu
fluorescent mempunyai reability tinggi, terbuat dari high quality white polycarbonate. Rating
stater disesuaikan dengan rating lampu TL.
c) Kapasitor yang digunakan harus Kapasitor yang dapat menghasilkan p.f. 0.95 (kapasitas +
3.25 s/d 4.5 micro farad).
d) Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) material dari white plastic polycarbonate
dengan proteksi Uncorosive dan Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator
contact.
3) Pemasangan Out-Bouw / Surface / Permukaan menempel plafond.
a) Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan minimal 0,6 mm atau ketebalan
total setelah finis sekitar +- 0,7 mm, pembuatan harus dengan mesin peralatan lampu
Built-in dan dengan proses melalui sistem Pre Treatment dengan penyempurnaan finishing
cat powder coating.
b) Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar dapat dibuka
/ dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada di dalamnya. Armature
dan reflektor harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan
perbaikan. Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan / gantungan.
4) Persyaratan pemasangan titik lampu dan Peralatannya :
c) Seluruh instalasi pekerjaan lampu dan peralatan pada dasarnya dilaksanakan dengan
menggunakan kabel jenis NYM, dengan luas penampang penghantar sekurang-
kurangnya 2.5 mm2 dan pipa conduit PVC HI dengan diameter sekurang-kurangnya 20
mm².
d) Kontraktor diwajibkan mengkoordinasikan rencana kerjanya dengan disiplin lainnya,
sehingga kemungkinan timbulnya persilangan lintasan antar instalasi yang berlebihan
dapat dihindarkan.
e) Pemasangan instalasi lampu dan peralatan tidak dibenarkan membebani kerangka ceilling
yang ada, melainkan harus dipasang pada cable trays yang tersedia atau dilekatkan
langsung pada bagian bawah dari plat dan, dengan menggunakan klem dan concrete
fastener yang sesuai, sekali-kali penggunaan paku sangat dilarang dalam pengerjaan ini.
f) Jarak pemasangan klem-klem pengikat pipa conduit tidak diperkenankan melebihi 100 cm.
53.13 Emergency Battery
1) Komponen lampu Emergency yang dilengkapi Battery charger harus dipasang pada rumah
lampu jenis TL yang diletakan pada daerah yang membutukan penerangan atau area evakuasi
bila terjadi lampu mati atau kebakaran dan berfungsi sebagai penerangan darurat sesrta
berfungsi sebagai penunjuk jalan pada saat terjadi pemadaman listrik.
2) Lampu Emergency harus berfungsi menyala minimal 2 jam saat terjadi pemadaman listrik.
3) Tegangan input pada komponen Emergency adalah 220 V, 50 Hz, dilengkapi dengan indicator
LED dan peralatan push to Check battery.
53.14 Soket & Outlet
4) Saklar dan kotak-kotak.
a) Socket Outlet
b) Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII dan PLN atau
standart lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
c) Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi minimal sebagai berikut:
Rated Voltage : 250 volt
Rated Cutled : 10 A, 13A, 16A
d) Switches / Saklar
Saklar yang digunakan sesuai dengan standard PLN atau SII atau standard lain yang
berlaku dan diakui di Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Current : minimal 10 / 16 A
5) Persyaratan pemasangan saklar dan stop kontak :
a) Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan terpendam (In-Bow) rata
dengan permukaan plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi tersendiri /
khusus.
b) Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow / rata dengan permukaan plesteran
dinding atau didalam partisi dengan konstruksi tersendiri / khusus dengan menggunakan
In-Bow doos yang terbuat dari bahan yang sama dengan kotak kontaknya. Pemasangan
kotak kontak pada doosnya menggunakan sekrup.
c) kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai / sesuai permintaan user (disesuaikan
dengan alat) dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata dengan permukaan plester
dinding atau didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.
53.15 Testing & Comissioning
6) 1. Macam pemeriksaan dan pengujian :
a) Pemeriksaan Visual.
▪ Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
▪ Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak kabel diatas instalasi
pipa atau duct VAC untuk menghindari adanya tetesan air.
▪ Kelengkapan komponen panel.
▪ Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah
bagiantersebut tertutup.
▪ Apabila terjadi kerusakan fisik atau tidak berfungsinya sistem harus diperbaiki oleh
pemborong sampai berfungsi sebagai mana mestinya. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggunan kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah atau
biaya tambah.
b) Pemeriksaan Sambungan Listrik Maupun Mekanis.
▪ Sambungan dan terminasi kabel pada panel atau beban harus rapi dan tersambung
dengan kuat. Kabel serabut atau berurat banyak (multicore) harus dilengkapi dengan
sepatu kabel (cable shoe).
▪ Kabel didalam panel ditata dengan rapi dan disediakan cadangan panjang kabel
(spare) untuk mengantisipasi bila terjadi kesalahan terminasi, kabel masih cukup
panjang untuk disambung pada terminal yang lain.
c) Pengukuran Tahanan Isolasi dan Tahanan Pentahanan.
▪ Sistem listrik yang sudah dipasang harus diuji dengan seksama sebelum siap untuk
dipergunakan. Pesawat uji yang dipakai untuk pengujian sebelum digunakan harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang
berwenang (Pemberi Tugas atau Direksi Pengawas). Hasil pengujian direkam pada
format daftar simak dan didokumentasikan.
▪ Pengetesan juga dilakukan pada Grounding Existing untuk mengetahui apakah
tahanan pentanahan grounding tersebut masih baik/memenuhi syarat atau tidak.
d) Pengukuran tegangan listrik dengan multitester yaitu :
PASAL 54.
PEKERJAAN PENERANGAN
- Rak kabel dan penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir yang warnanya
ditentukan oleh konsultan perencana;
- Bahan-bahan untuk rak kabel dan penggantung buatan Krakatau Steel atau yang setara;
4) Pengadaan Dan Pemasangan Lampu
Pada dasarnya semua lampu yang dipasang harus yang direkomendasikan oleh pabrik sebagai
lampu hemat energi. Disarankan Lampu dan Armatur yang dipergunakan adalah setara
Artolite, Interlite, Hannochs, Suwilite. Perlengkapan Instalasi:
- Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi
agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan;
- Saluran Klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik;
- Seluruh kabel instalasi dilindungi dengan konduit 20 mm dari produk setara CLIPSAL, MK,
BROCO;
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus
sama;
- Juction box/ doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup;
- Juction box/ doss yang digunakan dari merk setara CLIPSAL, EGA.
Panasonic
Fitting Philips/ Schwabe/
BJB
Armature Creation / Interlite /
Edgelite / Panasonic
LED Down Light Lampu LED Philips/ Osram /
Panasonic
54.3 Pelaksanaan:
1) Panel
a) Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar dan disesuaikan dengan kondisi
setempat, apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Pengelola Proyek/ Konsultan Pengawas;
b) Panel distribusi dipasang inbouw (tertanam) sehingga permukaan pintu panel sebidang
dengan permukaan dinding. Kabel-kabel dari/ke terminal panel dimasukkan melalui
belakang dinding atau didalam shaft dengan menggunakan tangga kabel (cable ladder);
c) Penyambungan kabel keterminal harus menggunakan sepatu kabel (cable plug) yang
sesuai. Pemasangan sepatu kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d 16
mm2 dan hydraulic crimping tool untuk ukuran sampai dengan 400 sqm. Penyambungan ini
harus baik dan tidak akan menimbulkan gejala elektris yang membahayakan;
d) Ketinggian pemasangan panel yang dipasang pada dinding (wall- mounted), dengan
ketinggian bagian atas panel = 1,50 meter dari peil lantai setempat;
e) Sebelum pemasangan panel, Penyedia Jasa akan mengajukan gambar kerja dan
persetujuan kepada perencana dan Pengelola Proyek/ Konsultan Pengawas.
2) Penarikan Kabel Bawah Tanah
a) Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar perencanaan dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan;
b) Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label dari timah yang menunjukan arah di setiap jarak
1 meter;
c) Kedalaman galian minimum 60 cm dibawah permukaan tanah;
d) Sebelum kabel dimasukkan, galian diisi dengan pasir setebal 10 cm, kemudian kabel
diletakkan diatas pasir;
e) Kemudian ditutup dengan pasir kembali setebal 10 cm dan ditutup dengan papan ulin
sepanjang jalur kabel, dan setelah itu ditimbun dengan tanah bekas galian. Tidak
diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas memeriksa dan
menyetujui perletakan kabel tersebut;
f) Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60 cm
dan bertuliskan “KABEL TANAH". Patok- patok ini dicat kuning bertuliskan merah;
g) Kabel-kabel yang menembus dinding, lantai atau melintas jalan menggunakan pipa sleeve,
dari bahan GIP dengan diameter minimal 1,5 x diameter kabel; 8). Penyambungan kabel
feeder tidak diperbolehkan;
h) Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan;
i) Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya. Diatas belokan
tersebut diletakan patok beton bertuliskan "KABEL TANAH” dan arah belok;
j) Penanaman tidak boleh dilakukan pada malam hari.
3) Pentanahan
a) Sistim pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yanq
ditunjukan dalam gambar perencanaan dan Spesifikasi Teknis yang diberikan;
b) Saluran panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan kabel BC dengan ukuran min. 6 sgmm dan max. 50 sgmm atau ukuran
sesuai gambar penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug);
c) Dalamnya pentanahan min. 4 m dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah yang rendah (max. 1 ohm); 4).
d) Pengukuran pentanahan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa akan setelah mendapat
persetujuan dari Pengelola Proyek/ Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan
Konsultan Pengawas dan diberikan tembusan laporan ke Perencana.
4) Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
a) Letak lampu dan stop kontak sesuai dengan kondisi setempat, apabila terjadi kesukaran
dalam menentukan letak tersebut, dapat, meminta petunjuk Pengelola Proyek/ Konsultan
Pengawas;
b) Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 cm, sedangkan ketinggian stop kontak adalah 30
cm. Kecuali pada tempat-tempat tertentu (misalnya : ruang pompa, dapur dll). Ketinggian
stop kontak tenaga misalnya untuk AC disesuaikan dengan letak peralatan yang akan
dihubungkan;
c) Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus menggunakan rak kabel atau tangga kabel.
Kabel ini harus diletakan secara teratur dan diikatkan pada rak kabel dengan menggunakan
gland cable, serta disusun sehingga tidak saling tindih;
d) Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam kolom dan pelat beton harus
dilaksanakan sebelum pengecoran. Pipa pelindung tersebut dilengkapi kawat pancing dan
dijaga agar tidak pecah atau bocor;
e) Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam dinding bata harus dilaksanakan
sebelum dinding diplester;
f) Tidak diperkenankan meng-klem kabel ke rangka plafon. Bila jarak rak kabel ketitik
penerangan cukup jauh, harus digunakan pipa pelindung/PVC dan di-klem pada plat beton
diatasnya;
g) Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan dalam junction box/doos;
h) Semua armature lampu harus dipasang sesuai petunjuk dalam brosur, bilamana tidak
ditunjukkan dalam gambar maka Penyedia Jasa akan harus mengajukan gambar kerja cara-
cara pemasangan lampu tersebut untuk mendapatkan persetujuan.
5) Testing/Commisioning
a) Pengertian Umum
Setelah pekerjaan listrik seluruhnya diselesaikan oleh Penyedia Jasa akan, maka harus
dilakukan pengujian /commisioning.
b) Comminsioning/Testing meliputi:
- Pengujianan tahanan instalasi.
- Pengujian instalasi keseluruhan.
- Pengujian tahanan pentanahan.
- Uji operasi 3 x 24 jam non stop dengan:
• Beban kosong (No Load)
• Beban penuh (Full Load).
- No Load
Test Test ini dilakukan tanpa beban, artinya di test satu persatu:
o Penerangan/lampu-lampu;
o Motor-motor listrik, Air Condition (AC) yang ada;
o Test socket out lest;
o Phase-nol apakah benar 220 V ataukah 380 V dan periksa kebocoran.
c) Full Load Test (Test Beban Penuh)
Test beban penuh ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa akan sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi:
- Test nyala lampu-lampu dengan semuanya;
- Test semua peralatan alat-alat listrik, dengan jalan dioperasikan dihidupkan dan
dimatikan.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non-stop dengan beban penuh, dan semua biaya
dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Penyedia Jasa akan, dengan schedule
pengaturan waktu oleh Pengelola Proyek/ Konsultan Pengawas. Selesai test 3 x 24 jam harus
dibuatkan Berita Acara test 3 x 24 jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.
6) Pekerjaan Pemasangan Instalasi Penangkal Petir
a) Lingkup Pekerjaan
1. Ruang lingkup pekerjaan dari system penangkal petir meliputi 4 pekerjaan utama, yaitu:
Pemasangan instalasi terminal udara (air terminal);
2. Pemasangan instalasi pernghantar pertanahan (down conductor);
3. Pemasangan instalasi terminal dan elektroda pertanahan;
4. Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut diatas. Disamping hal tersebut
diatas, jika diperrlukan harus ijin/ pengesahan dari lembaga/ badan yang berwenang.
b) Sistem
- Air Terminal (Terminal Udara)
Sistem air terminal ini harus mampu melindungi seluruh bangunan serta sekelilingnya dari
sambaran petir dan tidak mempengaruhi peralatan elektrik yang ada dalam bangunan.
Terminal udara (air terminal) yang digunakan ada 2 macam, yaitu system Radio aktif air
terminal(terminal udara radio aktif) dan Non Radio Aktif Air terminal (terminal udara non
radio aktif).
- Down Conductor (Penghantar
Down conductor terdiri dari satu jalur menghubungkan secara listrik dengan sempurna
antara air terminal dengan system pertanahan. Down conductor terdiri dari kabel korial
(kabel BC) dari air terminal hingga kotak sambung (junction box) di lantai dasar.
- Sistem Pertanahan (Grounding System)
Elektroda pertanahan harus dimasukan ke dalam tanah secara vertical, batang tembaga
harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar tembaga.
- Terminal Pertanahan (Bak Kontrol).
c) Penyedia Jasa/ Pemasangan
Pemasangan system penangkal petir dalam suatu bangunan harus sesuai dengan gambar
dan spesifikasi yang dipersyaratkan. Diantara yang harus diperhatikan, antara lain:
• Air Terminal/ terminal udara (lighting electrode) dipasang diatas dengan ketinggian
yang mampu melingkup perlindungan terhadap sambaran petir untuk seluruh
bangunan (minimal 10m dari tanah);
• Down Conductor (penghantar) sepanjang high rise building harus dipasang klemp
dengan jarak 1 m;
• Kotak sambung harus dipasang setinggi 2 m dari tanah;
• Elektroda pertanahan harus dimasukan tanah secara vertical, batang tembaga
harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar tembaga.;
• Letak titik pertanahan ditentukan berdasarkan gambar. Pipa galvanis 1” ditanam
secara vertical sampai ke dalam tanah hingga nilai resistensinya bila diukur
dibawah 5 ohm. Kemudian pipa dicabut kembali hingga akan meninggalkan lubang.
Lubang tersebut diisi dengan serbukarang dan kemudian elektroda pertanahan
ditanam kembali;
• Terminal pertanahan harus terletak di dalam bak control;
• Tahanan pertanahan harus dicek secara periodik dan nilai tahanan pertanahan
maksimum 5 ohm.
d) Pemeriksaan dan Pengujian (Test)
Pengetesan sistem Penangkal Petir meliputi:
- Grounding Test.
Pengukuran tahanan tanah menggunakan metode standar dan memakai megger.
Tahanan maksimum tidak boleh melebihi 5 ohm;
- Sistem instalasi penangkal petir harus mendapat rekomendasi.
54.4 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Pekerjaan Instalasi Gedung Titik
Pekerjaan Lampu Down Light 4" outbow Buah
LED INLITE 7W Lengkap
Pekerjaan Lampu Down Light 3" outbow Buah
LED 4.5W Lengkap
Pekerjaan Lampu Exit Lamp Green 1x8 Buah
ACR 2 MK
Pekerjaan Lampu TL LED 1x16 W Buah
dilengkapi dengan Battery Emergenly
Pekerjaan Lampu Down Light 4" inbow Buah
Lampu LED 20 W
Pekerjaan Lampu Down Light 3" inbow Buah
Lampu LED 8 W
Pekerjaan Stop Kontak Lengkap Buah
Pekerjaan Stop Kontak AC Arde Lengkap Buah
Pekerjaan Saklar Tunggal Lengkap Buah
Pekerjaan Saklar Ganda Lengkap Buah
Pekerjaan Saklar Triple Lengkap Titik
Pekerjaan Saklar Hotel Lengkap Buah
Pekerjaan Lampu RM M5 LED T8 1200mm Buah
2x
Pekerjaan Kabel Tray 400x100 lengkap Meter Panjang
dengan penggantung
Pekerjaan Tray tek equal tee tray 400x100 Meter Panjang
lengkap dengan penggantung
PASAL 55.
PEKERJAAN FIRE ALARM
3) Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah namun tidak terbatas pada :
a) Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA dan sistem yang sudah
terpasang.
b) Pengadaan, pemasangan dan pengetesan instalasi kabel dari MCFA ke Anounciator.
c) Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator Lamp, Alarm
Bell, dan sistem Fire Intercom (master & slave).
d) Pengadaan, pemasangan Junction Box.
e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan interface dengan:
▪ Sistem Tata Suara dan Telepon
▪ Sistem Listrik.
▪ Sistem Air Conditioning dan Fan.
f) Membantu Pemberi Tugas dalam mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi Fire
Alarm dari instansi yang berwenang.
g) Melakukan testing dan commissioning.
h) Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku technical manual.
i) Semua system instalasi pada pekerjaan fire alarm ini harus ter-supervisi dengan system
instalasi Class A.
55.2 Persyaratan Bahan:
1) Peralatan dan bahan yang diajukan haarus bermutu tinggi.
2) Peralatan dan bahan yang diajukan harus dalam keadaan baru 100%.
3) Barang – barang yang diajukan harus disertai dengan data teknis.
4) Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
a) Detector Conventional
b) Master Control Panel Addressable
c) Annunciator
d) Operator Console
5) Smoke Detector Convensional
a) Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response lamp dan
mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response technology).
b) Data-data teknis lainnya :
▪ Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
▪ Operating Voltage : ± 20 V DC
▪ Quescent Current : ± 100 mA
▪ Alarm Current : maks. 100 mA
6) Manual Call Point
a) Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull) dilengkapi dengan
mounting.
b) Data–data teknis lainnya :
▪ Temperature Range : 0 - 50° C
▪ Material : Lexan Polycarbonate
▪ History Log
10) Pipa Konduit
a) Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik
yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertikal).
Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow.
b) Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tertutup sehingga
tidak akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus
terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.
11) Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
▪ NYA 3 x 1,5 mm2 : kabel power dari MCFA ke Module di terminal box
▪ NYA 2 X 1,5 mm2 : kabel power horn & strobe
55.3 Pelaksanaan:
1) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan bahan yang digunakan harus sesuai dengan
sample yang telah disetujui dan dalam kemasan asli dari pabrik.
2) Gambar kerja, metode pelaksanaan, besaran volume dan jenis bahan yang akan dipakai
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
3) Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan peralatan-peralatan lain
dari sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada gambar.
4) Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada ketinggian 1,5
m dari lantai.
5) Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m dari detector
tanpa ada timbunan barang atau alat-alat lainnya.
6) Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond (horizontal) maupun
yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan kabel harus sesuai gambar
rencana.
7) Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan Shop-
drawing.
8) Interconnecting Interlock
Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik dan Peralatan
lainnya termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti yang disebutkan dalam
Gambar Perencanaan.
9) Testing/Commissioning
a) Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan, yang
disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
b) Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.
c) Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
10) Lain–Lain
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja dengan
baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
PASAL 56.
PEKERJAAN DATA
IEEE 8.02.11
56.3 Pelaksanaan:
4) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan bahan yang digunakan harus sesuai dengan
sample yang telah disetujui dan dalam kemasan asli dari pabrik.
5) Gambar kerja, metode pelaksanaan, besaran volume dan jenis bahan yang akan dipakai
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
6) Penarikan kabel LAN dari tempat router yang akan dipasang menuju ke setiap client sesuai
dengan gambar layout dan Pemberian label pada setiap jalur tarikan kabel UTP untuk
memudahkan penempatannya.
Pada langkah ini pastikan semua kabel UTP dari penyedia ISP telah ditarik ke tempat router
yang akan dipasang dan diberi tanda/label untuk tanda jalur ke setiap client.
7) Proses crimping kabel UTP dan pemasangan outlet RJ-45. Pada langkah ini pastikan urutan
warna jangan sampai tertukar karena tidak akan koneksi bila tertukar.
Urutan warna pada kabel UTP ke Connector RJ-45 sebagai berikut;
- Coklat
- Coklat Garis
- Hijau
- Biru Garis
- Biru
- Hijau Garis
- Orange
- Orange Garis
Urutan warna pada kabel UTP ke Outlet RJ-45 sebagai berikut;
- Coklat
- Coklat Garis
- Orange Garis
- Orange
- Biru Garis
- Biru
- Hijau
- Hijau Garis
Pada outlet RJ-45 disetting straight karena agar terhubung dengan switch hub.
8) Pemasangan Router dan Acces Point beserta koneksi jalur LAN pada Router.
9) Setting dan Testing
Setelah semua peralatan telah terpasang, maka dilakukan setting dan Testing untuk
mengkoneksikan data LAN ke internet.
a) Setting IP Router
Bertujuan untuk dapat terhubung dengan internet.
PASAL 57.
PEKERJAAN CCTV
4) Peralatan utama seperti ; Network Video Recorder , diletakan pada ruang control lantai 4 atau
seperti ditunjuk dalam gambar rencana.
5) Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control menggunakan
Kabel UTP Cat.6 yang semuanya dalam pelaksanaan harus dimasukkan dalam pipa PVC high
impact dia. 20 mm.
6) Testing dan commissioning
Setelah semua peralatan telah terpasang, maka dilakukan setting dan Testing dari fungsi
masing-masing peralatan yang terpasang yang disaksikan oleh Pengawas lapangan.
57.4 Referensi Produk
1) Peralatan, bahandan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2) Referensi produk yang dapat dipakai adalahsebagai berikut :
PASAL 58.
PEKERJAAN PLUMBING
▪ Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan
pengujian secara sempurna dan terpadu, sehingga merupakan sistim saluran air bekas,
kotoran dan penghawaan berfungsi dengan baik.
▪ Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran dan
penghawaan beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana.
▪ Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin / disaksikan
Direksi Lapangan.
d) Material / Bahan Yang Dipakai
▪ Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar rencana
dengan persetujuan Direksi Lapangan.
▪ Fitting-fitting untuk penyambungan terbuat dari bahan dan produksi yang sama.
3) Cara Pemasangan
a) U m u m
▪ Kontraktor harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing sesuai dengan
gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
▪ Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum.
Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja
oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
b) Pemasangan Pipa :
▪ Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan
pipa, fitting serta peralatan lainnya.
▪ Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak
membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam
getaran.
c) Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan
▪ Pipa Tegak
- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang
dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga
maksimum 3 meter.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus lantai beton atau
dinding harus diberi bahan Waterprofing untuk semua ujung pipa harus diberi “Cap”
yang tidak memungkinkan adanya kebocoran.
▪ Pipa Mendatar
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.
▪ Penyambungan Pipa
- Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas harus disambung dengan rubbering joint.
- Pipa PVC kurang dari dia. 2 ½” disambung dengan solvent cement.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.
▪ Pipa Dalam Tanah
Disekitar fitting pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tersebut
tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di atasnya.
c) Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah;
d) Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat;
e) Khusus untuk sambungan ke sanitair (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan
seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.
6) Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Kotor dan Air Bekas
a) Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
b) Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
c) Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
d) Pasangan clean out dan accessories lainnya.
e) Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa
diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
f) Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester +
aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban
air.
g) Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
h) Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya
sambungan dapat lengket dengan kuat.
i) Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak
kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
j) Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
k) Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
l) Buat sumur resapan dan bak kontrol.
7) Testing dan commissioning
a) Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu
tidak boleh ada penurunan tanah.
b) Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari
kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang
clean out.
c) Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila
ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
d) Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.
58.5 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
PASAL 59.
PEKERJAAN SANITAIR
Bolsena KS 3131)
7 Floor Drain & Roof Drain Lengkap TOTO Stenlis Steel Ø4”
8 Kran Air Lengkap TOTO Type TX130L
9 Handrail Stenlis Steel Difabel TOTO Type T113BL9
10 Tanki Air Kapasitas 1000 liter Pinguin Fiber
59.3 Pelaksanaan:
1) Pasangan Kloset Lengkap
• Kloset duduk dengan segala kelengkapannya yang dipakai adalah dengan fitting dan warna
standar;
• Kloset jongkok menggunakan setara type TOTO. Warna akan ditentukan kemudian dalam
dapat Panitia Proyek;
• Kloset dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat dan
tidak disetujui oleh Panitia Proyek;
• Pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dari waterpass. Semua noda-noda harus
dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
2) Pasangan Wastafel lengkap + Kran
- Wastafel yang digunakan adalah type Toto lengkap dengan asesorisnya seperti tercantum
dalam brosurnya dengan warna standar;
- Semua pekerjaan Wastafel ditanam didalam meja beton + 70 cm atau ditanam didinding,
sesuai dengan gambar;
- Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan;
- Konstruksi pemasangan harus disesuaikan petunjuk pemasangan dari produsennya dalam
brosur;
- Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bersih dari semua kotoran dan
noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
3) Pasangan Floor Drain lengkap
• Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom type bulat
ukuran Ø3" dan atau Ø4” dilengkapi dengan siphon;
• Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar;
• Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan;
• Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain penutup lantai harus dilubangi dengan
rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut;
• Pasangan Floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, dibersihkan dari noda-noda
semen dan tidak ada kebocoran.
4) Pasangan Kran Air lengkap
- Semua kran yang dipakai adalah dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair;
- Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring kedudukan yang
harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran yang dipasang dihalaman harus
mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan pipa leher angsa (extension);
- Stop kran digunakan dengan putaran segitiga, diameter dan penempatannya sesuai
gambar;
- Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
PASAL 60.
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
b) Sistim pentanahan ini terdiri dari terminal pentanahan dan elektroda pentanahan.
Elektroda pentanahan dari batang tembaga dengan diameter tidak kurang dari 3/4" dan
harus dimasukkan kedalam tanah secara vertikal dengan kedalaman minimal 6 meter.
c) Batang tembaga harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang
tembaga.
d) Terminal pentanahan terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan pengecekan
tahanan secara berkala.
e) Tahanan pentanahan maksimum 3 ohm.
NO Spesifikasi
Bahan/ Peralatan Merk
Teknis
1 Penangkal Petir Viking Radius 60 M Copper Air Rod Furse, RTS, Erico
2 Kabel NYY 1 x 70 mm2 (lengkap Supreme, Kabel Metal
dengan conduit PVC 3/4 aw, alat bantu Indonesia,
terpasang) Extrana
3 Tiang Penangkal Petir
4 Pentanahan menggunakan tembaga Polymer Furse, RTS, Erico
massif dengan kedalaman minimum 12 Inspection Pits /
M, Maksimum tahanan yang Bak Kontrol
dikehendaki sebesar 1 V dan - 5/8" Rod
dilengkapi dengan bak kontrol ukuran Coupling
40 cm x 40 cm x 40 cm - 5/8" x 2000 mm
Extensible
Copperbond
Rod
- Rod cable
clamp
- 5/8" Drive Stud
60.4 Pemasangan
1) Cara-cara pemasangan sistem penangkal petir ini harus sesuai dengan gambar, dan harus
mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
2) Batang kepala penangkal petir dipasang pada ujung pipa galvanized yang dilengkapi dengan
ulir.
3) Dengan baut yang kuat, pengantar tembaga telanjang (bare conductor) dihubungkan pada
batang kepala penangkal petir.
4) Kotak sambung dipasang menempel pada dinding setinggi + 200 Cm dari permukaan lantai.
5) Elektroda pentanahan ditanam kedalam tanah dengan jarak minimal 300 cm dari dinding
saluran penghantar.
6) Box kontrol dan terminal penyambung mengikuti ketentuan pada sub bab Sistem Pembumian
Untuk Pengaman.
60.5 Pengujian dan Pemeriksaan
1) Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk memastikan
dipenuhinya persyaratan ini.
2) Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu
sebelum tertutup atau tersembunyi.
3) Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar harus segera diganti,
tanpa membebankan biaya tambahan pada Pemberi Tugas.
4) Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya, dengan
metoda Grounding Resistant Test :yaitu dengan mengukur tahanan pentanahan memggunakan
methoda standar.
60.6 Dasar Pembayaran:
Kuantitas Pekerjaan ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayara tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam pasal ini.
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
Penangkal Petir Viking Radius 60 M Unit
Kabel NYY 1 x 70 mm2 (lengkap dengan conduit PVC 3/4 Meter panjang
aw, alat bantu terpasang)
Tiang Penangkal Petir Buah
Pentanahan menggunakan tembaga massif dengan Unit
kedalaman minimum 12 M, Maksimum tahanan yang
dikehendaki sebesar 1 V dan dilengkapi dengan bak kontrol
ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm
PASAL 61.
PEKERJAAN SUMUR BOR
▪ Dalam hal Kontraktor menggunakan alat bor tipe Rotary maka harus dipakai larutan
pengeboran. Untuk pengukuran sifat dari larutan pengeboran, Kontraktor harus
menyediakan alat peng-ukur yang di perlukan.
▪ Pemeliharaan larutan pengeboran dengan karakteristik dan kontrolnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
b) Pipa Casing
▪ Semua pipa casing dan accessories yang disediakan Kontraktor harus dalam keaadaan
baru. Bahan harus dari baja dan harus memenuhi standar AWWA, ASTM, atau API yang
lazim digunakan untuk pipa casing.
▪ Casing dari material lain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
▪ Sambungan pipa casing dapat dilakukan dengan cara:
▪ Pengelasan dengan las listrik yang memenuhi standar “American Welding Society”
▪ Dengan sambungan ulir (Threaded and Coupled Joints)
▪ Pembungkus Semen (Cement Grout)
▪ Bagian antar lubang bor dnegn dinding luar/upper casing, diisi dengan pembungkus
semen (Cement grout). Pembungkus sement dibuat dengan campuran 1 sak 25 liter air,
untuk mengurangi penyusutan dapat ditambahkan “Bentonite” (maksimum 2% dari berat
semen) atau cement aid lainnya.
c) Pipa Saringan (Well Screen)
▪ Saringan yang akan dipasang harus disetujui jenisnya oleh konsultan pengawas.
▪ Bahan saringan adalah baja tah karat / stainless steel (lowcarbon steel) tipe “Countinous
Slot”, staraf dengan Johnsonscreen” atay “Sure-screen” atau jenis dan merk lain yang
disetujui oleh Konsultan Pegawas / Ahli.
▪ Panjang pipa saringan 1 m di atas laposan aquifer. Jumlah dan lokasi saringan tertgantung
dari banyaknya aquifer yagn diperoleh dan harus sepengetahuan konsultan Pengawas /
Ahli.
▪ Untuk itu akan ada pekerjaan tamabah kurang, yagn harus dijelaskan oleh Kontraktor
dalam surat penawaran.
▪ Ujung bawah dari pipa sumuran di sambung dengan blank pipe, yaitu pipe yang ujungnya
ditutup dengan panjang minimal 6m.
d) Batu kerikil Penutup Saringan (Gravel Pack)
▪ Batu kerikil yang fipakao harus bersih, tidak menganfung kotoran-kotoran/debu, keras,
padat/tidak rapuh, berwarna hitam dengan bentuk bundar Ø 0,5 – 1 cm dengan uniformity
coefficient tidak lebih dari 2,0. sebelum sipergunakan kerikil harus direndam dalam larutan
kaporit 5% selama 30 menit.
e) Penyekatan antara Pipa naik dan Pipa Casing
▪ Penyekatan antara kedua macam pipa di atas dapat dilakukan dengan “Lead Slip Packer”.
f) Pompa
▪ Jenis pompa Turbin Submersible Multistage kapasitas minimal 180 l/menit total head
minimal 70 mka dengan effisiensi minimum 60%. Head pompa harus disesuaikan dengan
kondisi yang ada, dan mampu memompa air sampai dengan tangki bawah tanah.
▪ Pompa harus dilengkapi dengan peralatan deteksi muka air di dalam sumur dalam (untuk
proteksi pompa), deteksi muka air di dalam tangki bawah (atas dan bawah), untuk
pengoperasian secara otomatis.
pemboran tercapai sesuai dengan kontrak dan sebelum pemasangan casing. Hasil evaluasi
dari vertikal electric logging ini agar segera dilaporkan letak kedalaman, tebal dan jumlah
total dari saringan yang akan dipasang.
4) Pemasangan Pipa Casing, Pipa Naik Dan Pipa Saringan
Kontraktor harus melaksanakan pemasangan pipa-pipa tersebut di atas, sesuai dengan cara
umum yang biasa dipraktekan dalam pembuatan sumur dalam. Pemberi Pekerjaan berhak
untuk menentukan lain dari cara pemasangan pipa tersebut jika dipandang perlu, berdasarkan
pertimbangan teknis.
5) Peletakan Kerikil (Gravel Packing)
Ruang antara lubang bor, pipa naik dan pipa saringan diisi dengan kerikil seperti terlihat dalam
gambar terlampir. Cara pengisian kerikil kedalam lubang bor haris dengan pipa pengantar
(casing).
2) Banyak air yang dipompa dari sumur akan diukur dengan alat ukur yang disediakan oleh
Kontraktor.
3) Demikian pula muka air di dalam sumur harus selalu diukur secara teliti. Letak pompa untuk
mengetes sumur sedemikian sehingga didapat hasil maksimal dari sumur, seperti yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemompaan uji terdiri dari step draw down test dan time
recovery test. Konsultan Pengawas akan menentukan lamanya pemompaan uji sampai tercapai
hasil memuaskan.
4) Step Draw Down Test
a) Kapasitas pemompaan bertahap 1,2 dan 3 l/detik.
b) Tiap tahap lamanya pemompaan dua jam atau lebih.
c) Prosedur pengukuran:
▪ Sebelum pompa dijalankan, muka air statis di dalam sumur harus diukur dan dicatat.
Pada saat mulai dilakukan pemompaan maka besarnya debit pemompaan diatur seteliti
mungkin sesuai dengan yang dikehendaki.
▪ Setelah kapasitas pemompaan tertentu dicapai maka muka air dalam sumur akan
diukur setiap 1 menit selama 5 menit, tiap 5 menit antara 5 sampai 60 menit kemudian
tiap 10 menit antara 60 sampai 120 menit. Segera setelah tahap pertama pemompaan
uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan dinaikan ke tahap pemompaan
berikutnya dan prosedur ini terus diikuti sampai tahap terakhir selesai.
▪ Apabila pompa mengalami kerusakan sewaktu pengetesan sedang berlangsung maka
diperlukan waktu secukupnya dimana water level telah cukup pulih kembali dan
kemudian test diulang dari muka.
5) Time Drawdown Test
a) Kapasitas pemompaan tergantung dari kapasitas maksimum yang dapat dicapai.
b) Lamanya test 3 x 24 jam.
c) Prosedur pengukuran:
▪ Ukur muka air statis di dalam sumur. Pemompaan ini lamanya 3 x 24 jam.
▪ Untuk waktu 2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran seperti step drawdon test
tersebut di atas, dan kemudian pengukuran muka air di dalam sumur dilakukan tiap
selang 30 menit pada waktu pemompaan di mulai dan jam-jam waktu dilakukan
pengukuran muka air harus dicatat dengan betul.
6) Time Recovery Test
Segera setelah time drawdown terst selesai dan pada pemompaan tepat berhenti, maka time
recovery test dilakukan selama 15 menit pertama, pengukuran terhadap kenaikan muka air di
dalam sumur bor dilakukan tiap selang 1 menit, selama 2 jam berikut pengukuran muka air tiap
selang 30 menit. Test ini terus dilakukan sampai muka air sama atau hampir sama seperti
sebelum dimulainya time drawdown test tersebit di atas.
7) Catatan Test
Setelah selesainya pengetesan sumur, Kontraktor harus menyerahkan catatan test kepada
Konsultan Pengawas termasuk semua copy catatan harian pelaksanaan pekerjaan.
8) Pembuangan Air
a) Selama pengetesan sumur, Kontraktor harus membuang air ke dalam saluran air pembuang
terdekat atau ketempat lain yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
b) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah agar air buangan tidak merusak jalan,
bangunan dan lain-lain.
c) Pembuangan air diusahakan agar tidak masuk kembali ke dalam sumur bor secara
lambsung atau tidak langsung.
9) Penutup Sumur
Bagian atas dari upper casing, dimana diletakan fitting dan accesories pompa, dibuat dari
beton bertulang dengan ukuran dan bentuk sesuai yang terlihat pada gambar.
10) Pemeliharaan dan Pembersihan Lapangan
a) Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memelihara keadaan lapangan sehingga
tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang merugikan.
b) Alat-alat dan barang-barang yang akan dipergunakan dalam pekerjaan harus dijaga oleh
Kontraktor dengan baik, karena kerusakan/kehilangan barang tersebut akan memperlambat
pekerjaan.
c) Setelah selesainya pengetesan sumur, Kontraktor harus membersihkan benda-benda yang
tinggal di dalam lubang sumur, dengan carayang biasa dilakukan dalam pekerjaan
pembuatan sumur dalam (bailing atau sand pumping)
d) Pada waktu ditinggalkan, maka Kontraktor harus mengusahakan agar lapangan dalam
keadaan bersih dan tempat parkir diperbaiki sampai seperti keadaan semula.
PASAL 62.
PENUTUP
1) Apabila dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan,
tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan
yang termasuk harus dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
2) Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini, tetapi tidak
diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong/Kontraktor
3) Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis serta membuat gambar
penjelasan (shop drawing) dan berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
4) Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (As-built Drawing)
yang harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali
kegiatan.
Demikian Spesifikasi Teknis ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, apabila masih terdapat hal-
hal yang belum termasuk dalam Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini akan ditetapkan kemudian.