Anda di halaman 1dari 4

Teori Penunjang

Ginjal berperan besar dalam homeostasis yaitu mengatur komposisi elektrolit, volume,
osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta mengeluarkan semua produk sisa metabolisme
tubuh kecuali CO2. Ginjal melaksanakan fungsi regulatorik ini dengan mengeluarkan bahan-
bahan yang tidak diperlukan tubuh melalui urine, misalnya zat sisa metabolik dan kelebihan
garam atau air yang masuk, sekaligus menahan bahan-bahan yang bermanfaat. Ginjal berperan
dalam homeostasis melalui cara-cara spesifik berikut: Ginjal dapat mengekskresikan urine
dengan volume dan konsentrasi bervariasi untuk menahan atau mengeluarkan H20, masing-
masing bergantung pada apakah tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan cairan. Pada
tubulus ginjal terjadi reabsorpsi aktif Na+ yang sekaligus mendorong reabsorpsi pasif H20
melalui osmosis. Jadi pengaturan volume H2O dapat bergantung juga pada seberapa besar Na+
pada cairan tubuh.

Diuresis adalah peningkatan ekskresi urine, sedangkan diuretik adalah zat-zat yang mampu
menyebabkan terjadinya diuresis. Diuresis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
peningkatan volume air pada plasma tubuh, hormon, stress, obat-obatan maupun adanya
kelainan lain seperti diabetes. Semua hal ini dikontrol ketat oleh ginjal melalui berbagai
mekanisme reseptor pendeteksi yang berada di ginjal maupun organ lain. Urin sebagai sistem
eksresi cairan paling penting dalam tubuh memiliki peran penting dalam mempertahankan
homeostasis cairan pada tubuh. Diuretik dapat bekerja dengan meningkatkan eksresi air,
natrium dan klorida sehingga mampu menyeimbangkan cairan ekstrasel dan menurunkan
volume darah dalam tubuh. Diuretik dapat berasal dari sintetis seperti yang sering digunakan
sebagai pengobatan yang paling terkenal dari golongan tiazid. Serta adapula diuretik alami
yang berasal dari makanan atau minuman.

Salah satu tanaman yang dapat memiliki efek diuretik alami yaitu teh hijau (Camellia sinensis
L.). Teh hijau memiliki kandungan senyawa seperti polifenol, tanin, alkaloid, steroid dan
flavonoid. Senyawa flavonoid dalam teh hijau dapat menghambat aktivitas ACE.
Penghambatan ACE inhibitor tersebut terbukti secara ekperimental dapat memberikan efek
diuretik yang bekerja dengan cara meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl- pada tubulus ginjal.
Apabila eksresi Na+ meningkat maka juga menyebabkan terjadinya peningkatan ekskresi H2O
melalui urine. Ketika terjadi peningkatan eksresi H2O urine yang dikeluarkan akan memiliki
volume lebih banyak dengan berkurangnya tingkat kepekatan urin yang ditunjukkan dengan
berat jenis rendah dan warnaya menjadi tidak terlalu keruh.

Jawaban Pertanyaan

P.4. Apa efek yang diharapkan akan terjadi?


Jawab : Teh memiliki kandungan senyawa flavonoid yang bersifat diuretik, sehingga efek yang
diharapkan terjadi adalah peningkatan diuresis yang dibuktikan dengan peningkatan volume
urin. Senyawa flavonoid bekerja dengan cara meningkatkan ekskresi Na+ di tubulus ginjal
sehingga yang terjadi adalah peningkatan osmosis air yang terekskresi pula akibat dari
perbedaan gradien osmolaritas yang tercipta oleh Na+. Oleh karena itu setelah minum teh yang
terjadi adalah peningkatan volume urin yang menyebabkan urin menjadi lebih encer sehingga
berat jenisnya turun dan warnanya menjadi tidak terlalu pekat.

Hasil Percobaan

Nama O.P. : Putri Angraeni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal : 30/01/2024

Kelompok :3
Volume BJ Warna pH Glukosa
urin (ml)
U-PRA 83 ml 1,010 Kuning
kemerahan
U-0 43 ml 1,020 Kuning 0,6 -
kecoklatan
U-60 PASCA PERLAKUAN 36 ml 1,015 Kuning
kemerahan

Pembahasan
Pada hasil praktikum setelah dilakukan perlakuan minum teh sebanyak 300 cc tidak didapatkan
peningkatan volume urin seperti pada teori namun berat jenis dan juga warna urin menunjukkan
terbentuknya urin yang lebih encer. Berat jenis menunjukkan penurunan dibandingkan sebelum
perlakuan menunjukan bahwa urin yang terbentuk memiliki konsentrasi yang lebih encer
kemungkinan akibat dari peningkatan volume cairan pada urin. Begitu pula pada warnanya
juga lebih terlihat kuning kemerahan tidak sepekat sebelum perlakuan yaitu kuning kecoklatan,
ini juga menunjukkan bahwa urin menjadi lebih encer.

Pada praktikum tidak terjadi peningkatan volume kemungkinan karena terdapatnya kesalahan
saat melalukan praktikum seperti OP yang terlalu banyak aktivitas fisik yang tidak disadari
atau hal lain yang dapat meningkatkan heatloss sehingga volume urin menjadi berkurang.
Kemungkinan lain yang juga bisa terjadi adalah tingkat flavonoid pada jenis teh yang diminum
tidak tinggi sehingga tidak menimbulkan efek diuretik seperti yang diharapkan.

Urine normal memiliki pH antara 4,5-8,0 dengan nilai rata-rata 6,0. Nilai pH urine didapatkan
dari hasil pengaturan ion H+ di tubulus ginjal. pH ini terjadi untuk menyesuaikan pH darah
agar tetap normal. Pada praktikum didapatkan hasil pH adalah 6,0 yang menunjukkan urine
pada OP memiliki pH yang normal. Serta urine pada OP juga tidak terdapat glukosa sehingga
normal. Glukosa secara normal akan diserap kembali di glomerulus ginjal dan tidak terdapat
pada urine. Apabila terdapat glukosa pada urin kemungkinan terjadi gangguan pada filtrasi
glomerulus atau gangguan metabolisme glukosa pada tubuh seperti diabetes melitus.
Kesimpulan

Kontrol homeostasis cairan dalam tubuh yang utama diatur oleh ginjal. Pada ginjal terdapat
banyak reseptor yang dapat mendeteksi baik volume cairan tubuh, jumlah elektrolit maupun
pH. Sistem eksresi ginjal berupa urine sehingga urine diatur oleh ginjal agar dapat
mengekskresikan urine dengan kadar tertentu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Diuresis adalah peningkatan ekskresi urine dari ginjal. Diuretik merupakan zat-zat yang
mampu menyebabkan terjadinya diuresis. Teh merupakan salah satu senyawa diuretik alami.
Teh mengandung senyawa flavonoid yang dapat meningkatkan proses diuresis. Pada hasil
praktikum tidak terjadi peningkatan volume urin kemungkinan akibat kesalahan saat praktikum
atau jenis teh yang diminum tidak tepat. Namun, hasil praktikum sudah menunjukkan penuruan
berat jenis dan pengurangan tingkat kepekatan urin yang merupakan salah satu tanda
peningkatan diuresis.

Sumber
1. Sherwood Introduction to Human Physiology, 8 ed. 2013.
2. Susilowati A. Perbandingan Aktivitas Diuretik pada Berbagai Produk Seduhan Teh
Hijau (Camellia Sinensis L.). Majalah Farmasetika, 6;2021. 71-79.
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i0

Anda mungkin juga menyukai