Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

TANAMAN

HAMA TANAMAN JAGUNG

“ Spodoptera frugiperda”

MIRANTI NURHASANAH

2011811035

AGROTEKNOLOGI 4B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2019/2020
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Spodoptera frugiperda J. E. Smith adalah hama utama pada tanaman
jagung dan bahkan lebih. Spodoptera frugiperda atau yang lebih dikenal
dengan hama ulat grayak adalah spesies hama yang paling banyak ditemukan
pada tanaman jagung. Spodoptera frugiperda memiliki kisaran inang yang
luas sehingga termasuk dalam salah satu hama invansif berbahaya karena
siklus hidupnya yang pendek (Subiono,2020).
Di pertanaman ketersediaan inang cukup berlimpah populasi S.
frugiperda melakukan preferensi alami pada berbagai tanaman di lahan,
paparan kisaran inang menjadikan populasi serangga ini membentuk koloni
yang besar walaupun inang tersebut bukan inang yang disukai. Di contohkan
oleh (Barros et al., 2010) inang kesukaan serangga ini adalah tanaman jagung
adanya faktor perubahan iklim hama ini dapat bermigrasi pada tanaman
kedelai walaupun tanaman ini bukan diet kesukaannya.
Ulat grayak menyerang tanaman dengan memakan bagian daun
tanaman. Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara
serentak. Meninggalkan sisa-sisa bagian atas epidermis daun, transparan dan
tinggal tulang-tulang daun (Tenrirawe dan Talanca, 2008).
1.2 Tujuan
Mengetahui intensitas serangan hama Spodoptera frugiperda pada tanaman
jagung.
II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2020,
pada pukul 10.00 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum yaitu di kebun warga
Balunijuk.
2.2 Cara kerja
Mengamati tanaman jagung yang terserang hama Spodoptera
frugiperdadengan ciri-ciri terdapat kotoran pada bagian pucuk daun, kotoran
tersebut berwarna coklat menggumpal kecil-kecil yang terletak pada tengah-
tengah bakal daun muda yang baru tumbuh.
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Table 1. Jumlah tanaman jagung yang terserang hama.

Nama mahasiswa Jumlah Nama mahasiswa Jumlah

Andreansyah 6/15 Yufikar 7/15

Sherly A 3/15 Ilmiatus 6/15

Bubka Batara A 5/15 Miranti N 10/15

Nanda sukowati 7/15 Kurniahayati 10/15

Vines A 8/15 Zana M 5/15

A. Fatih 7/15 Ulfa Riska N 7/15

Silvi K 5/15 Septi 4/15

Jozannita 4/15 Evita 4/15

Lila Peranita 5/15 Nanda D M 5/15

Intan Fadliya 8/15 Eko 6/15

Djordy Dhena P 5/15 Soni 4/15

Raguan Hana 7/15 Ivan 7/15

Sudania 5/15 Dairoby Z 5/15

Andika 3/15 Sobri 6/15

Anggun 6/15 Nur intan 6/15

77
Rata-rata = x 100% = 39,33 %
450
3.1 Pembahasan
Klasifikasi hama Spodoptera frugiperda
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : S. Frugiperda
Ulat ini muncul dipertanaman setelah 11 – 30 HST. Serangan pada tanaman
muda dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat mematikan
tanaman. Serangan berat pada pertanaman dapat mengakibatkan tinggal
tulang-tulang daun saja. Ngengat betina meletakkan kelompok- kelompok
telur yang ditutupi bulu-bulu halus berwarna merah sawo pada permukaan
bawah daun. Setiap kelompok telur terdiri dari 100 – 300 butir. Seekor
ngengat betina mampu bertelur 1000 – 2000 butir. Masa telur 3 – 4 hari, ulat
17 – 20 hari, kepompong 10 – 14 hari. Siklus hidupnya 36 – 45 hari
(Surtikanti, 2011).
Peledakan populasi ulat grayak dapat tiba-tiba muncul dan juga cepat
hilang. Sering ledakan populasi hanya terjadi selama satu generasi, diikuti
oleh penurunan populasi pada generasi selanjutnya (Subiono, 2020). Dari
observasi yang dilakukan setiap ada ledakan populasi oleh karena adanya
perubahan iklim terutama periode kering diikuti curah hujan dan kelembaban
yang tinggi dan disertai dengan makanan yang melimpah. Seringkali ledakan
populasi didahului oleh kondisi yang kurang menguntungkan berkembangnya
parasit dan predator.
Populasi hama ulat grayak akan semakin meningkat seiring
pertumbuhan tanaman yang lambat serta pengaruh cara budidaya
konvensionalnya, menngunakan pengendalian OPT secara berkala atau tidak
sama sekali ( Rondo et all, 2016). Naiknya intensintas serangan dan populasi
ulat grayak dapat disebabkan lahan yang cenderung lembab karena
terdapatnya mulsa sebagai penutup tanah, sehingga memberikan ruang lebih
bagi hama ini untuk berkembang (Tenrirawe dan Talanca, 2008).

Berdasarkan hasil pengamatan dengan mengambil sampel 15 tanaman


jagung per orang mendapatkan rata-rata serangan 39,33 %. Angka serangan
ini termasuk masih dalam tahap yang sedang dan masih bisa dilakukan
pengendalian. Beberapa musuh alami dari kelompok parasitoid yang dapat
dieksplorasi potensinya untuk pengendalian S. frugiperda yaitu parasitoid
larva gregarius dari ordo Hymenoptera dan soliter parasitoid dari ordo
Diptera famili Tachinidae. Selain itu, ditemukan pula entomopatogen dari
golongan bakteri dan jamur yang layak dikaji potensinya untuk pengendalian
S. frugiperda ( Maharani et all, 2019). Selain menggunakan musuh alami,
pengendalian hama S. frugiperda juga bisa menggunakan insektisida, aplikasi
insektisida secara terjadwal dapat mengakibatkan matinya serangga sasaran
dan organisme bukan sasaran seperti musuh alami dan serangga pengurai.
IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil survei menunjukkan intensitas serangan hama Spodoptera


frugiperda pada kebun warga balunijuk ini masih dalam tahap sedang dan
masih bisa dilakukan pengendalian secara berkala. Pengendalian dapat
menggunakan musuh alami dan penggunaan insektisida yang tepat. Musuh
alami yang digunakan ialah berasal dari kelompok parasitoid. Serangan hama
ini bisa saja meningkat jika kondisi lingkungan mendukung seperti
lingkungan yang lembab dan teknik budidaya yang tidak konvensional dalam
hal penanganan OPT.
DAFTAR PUSTAKA

Barros, E.; Torres, J.B.; Ruberson, J.R.; Oliveira, M.D. 2010. Development of
Spodoptera frugiperda on different hosts and damage to reproductive
structures in cotton. Entomologia Experimentalis et Applicata 137:
237 245.

Maharani Y, Dewi, Lindung K .V , Puspasari T, Rizkie L, Hidayat H ,Dono


D. 2019. Kasus Serangan Ulat Grayak Jagung Spodoptera frugiperda J. E.
Smith (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Jagung di Kabupaten
Bandung Garut dan Sumedang, Jawa Barat. Jurnal Cropsaver.
2(1): 38-46.

Subiono T. 2020. Preferensi Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae)


pada Beberapa sumber Pakan. Jurnal Agroekoteknologi Tropika
2(2): 130-134.

Surtikanti. 2011. Hama Dan Penyakit Penting Tanaman Jagung Dan


Pengendaliannya. Seminar Nasional Serealia.

Rondo F.S , Sudarsma I.M, Wijana G. 2016. Dinamika Populasi Hama dan
Penyakit Utama Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)
pada Lahan Basah dengan Sistem Budidaya Konvensional serta
Pengaruhnya terhadap Hasil di Denpasar-Bali. AGROTROP, 6 (2): 128
– 136.

Tenrirawe, A dan A.H.Talanca. 2008. Bioekologi dan Pengendalian Hama


dan Penyakit Utama Kacang Tanah. Prosiding Seminar Ilmiah dan
Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi
Selatan 464-471.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai