PENDAHULUAN
soal tes yang diberikan merujuk pada angkah-langkah proses pemecahan masalah
matematis (Lampiran E1)
Hasil pengukuran kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
kelas VIII 2 SMP Negeri 17 Pekanbaru dengan menggunakan pedoman penskoran
dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Persentase Peserta Didik yang Mendapat Skor Maksimal pada Setiap
Indikator KPMM
(a)
(b)
Gambar 1.2 menyatakan bahwa peserta didik belum melakukan langkah yang
kedua dari pemecahan masalah, karena peserta didik langsung membuat
penyelesaian dari masalah yang diberikan tanpa membuat perencanaan
pemecahan masalah terlebih dahulu.
Pada indikator melaksanakan rencana pemecahan masalah, 15 peserta didik
menuliskan penyelesaian setengah atau sebagian besar penyelesaian benar, 13
peserta didik menuliskan penyelesaian tetapi penyelesaian salah atau hanya
sebagian kecil penyelesaian benar, dan 10 peserta didik tidak menuliskan
penyelesaian masalah. Salah satu jawaban peserta dalam melaksanakan rencana
pemecahan masalah didik disajikan pada Gambar 1.3 berikut.
4
Gambar 1.4 Jawaban peserta didik pada indikator menafsirkan hasil yang
diperoleh
Gambar 1.4 menyatakan peserta didik sudah menafsirkan hasil yang
diperoleh, namun masih kurang tepat kerena hasil yang dituliskan berbeda dengan
5
didik dan mata pelajaran (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016), sedangkan dari
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, terlihat bahwa model pembelajaran yang
digunakan masih bersifat konvensional.
Pada kegiatan penutup, guru hanya memberikan soal untuk dijadikan
pekerjaan rumah dan salam penutup. Pada kegiatan penutup guru seharusnya: 1)
membuat simpulan pelajaran; 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan; 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; 4) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individu maupun kelompok; dan 5) menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016).
Guru telah melakukan usaha perbaikan dalam proses pembelajaran peserta
didik kelas VIII 2 SMPN 17 Pekanbaru diantaranya : (1) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dimiliki oleh guru sudah menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning, namun dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas guru belum menggunakan langkah-langkah Discovery
Learning; (2) memberikan masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik yang bersifat kontekstual, tetapi masih banyak
peserta didik yang kesulitan menyelesaikannya sehingga guru hanya memberikan
soal-soal rutin; (3) guru mengajak peserta didik untuk menuliskan hasil kerjanya
di papan tulis, (4) mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan agar mendapat nilai tambahan kepada peserta didik.
Salah satu upaya perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik adalah dengan
penerapan model pembelajaran yang tepat dan dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Salah
satu model pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik pada kegiatan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual), bekerjasama
dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan dengan
suasana aktif dan menyenangkan sehingga pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
8
2. Bagi guru, sebagai masukan untuk guru matematika kelas VIII 2 SMP Negeri
17 Pekanbaru dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.
3. Bagi sekolah, model Problem Based Learning diharapkan dapat menjadi
masukan kepada SMP Negeri 17 Pekanbaru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik.
4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
keterampilan peneliti sehingga dapat diterapkan saat mengajar.