Anda di halaman 1dari 3

TELADAN PARA SALAF DALAM MENGHINDARI BERMUDAHAN DALAM BERFATWA (2)

📝 Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiry rahimahullah,

Imam Ad-Darimiy meriwayatkan dari Muhammad (bin Sirin) berkata, Umar bin Khattab berkata kepada
Ibnu Mas'ud,

‫ أنك تفتي و لست بأمير ؟! ول حارها من تولى قارها‬- ‫ أو أنبئت‬- ‫ألم أنبأ‬

"Mengapa aku tidak diberitahu kalau kamu berfatwa, sedang kamu bukan amir (gubernur)?! Biarkan
yang menanggung panasnya itu orang yang menikmati dinginnya"

Imam Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dalam kitabnya 'Jami' Bayanil Ilmi Wa Fadhlihi' dari Ibnu Sirin
berkata, Umar bin Khattab berkata kepada Abu Mas'ud Uqbah bin Amr,

‫ أنك تفتي و لست بأمير ؟! ول حارها من تولى قارها‬- ‫ أو أنبئت‬- ‫ألم أنبأ‬

"Mengapa aku tidak diberitahu kalau kamu berfatwa, sedang kamu bukan amir (gubernur)?! Biarkan
yang menanggung panasnya itu orang yang menikmati dinginnya".

Saya (At-Tuwaijry) katakan;

Apa yang datang dalam riwayat Ibnu Abdil Barr bahwa Umar melarang Abu Mas'ud Uqbah bin Amr dari
berfatwa itu benar. Adapun apa yang datang dalam riwayat Ad-Dirimiy bahw Umar melarang Ibnu
Mas'ud dari berfatwa maka itu salah dan terjadi salah penulisan.

(Yang demikian) karena telah shahih dari Umar bahwa beliau menulis untuk penduduk kufah (yang
berbunyi), "Sungguh aku telah mengutus kepada kalian Ammar bin Yasir sebagai gubernur, sedangkan
Ibnu Mas'ud sebagai pengajar dan menteri. Keduanya termasuk orang-orang cerdas dari kalangan
shahabat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, juga termasuk veteran perang Badr. Maka taatilah keduanya,
belajarlah dari mereka, dan panutilah mereka. Sungguh, aku lebih mengutamakan Abdullah bin Mas'ud
ketimbang diriku".

Atsar ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad, Ath-Thabrani, dan Al-Hakim. Berkata Al-Hakim, "Shahih
sesuai syarat Bukhari dan Muslim". Imam Adz-Dzahabi juga menyepakatinya dalam kitab 'Talkhish'-nya.

Ucapan beliau, "Biarkan yang menanggung panasnya orang itu yang menikmati dinginnya". Ini adalah
peribahasa arab. Disebutkan oleh Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam dalam kitab 'Al-Amtsal'. Disebutkan
juga oleh selain beliau dari orang-orang yang menyusun kitab seputar peribahasa.

Ibnul Atsir menuturkan dalam kitabnya 'An-Nihayah Fi Gharibil Hadits Wal Atsar', "Pada atsar tentang
Umar yang berkata kepada Abu Mas'ud Al-Badriy, "Biarkan yang menanggung panasnya itu orang yang
menikmati dinginnya", beliau menjadikan panas sebagai kiasan untuk keburukan dan sukar, sedangkan
dingin sebagai kiasan untuk kebaikan dan enteng.

Peribahasa ini maksudnya ialah, "Biarkan yang menanggung buruknya itu orang yang menikmati
kebaikannya. Biarkan yang merasakan sukarnya itu orang yang menikmati entengnya".

Yang semisal itu juga disebutkan (beliau) dalam 'Lisanul Arab'.

Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abi Laila berkata,

‫ و ال مفت إال ود‬،‫ فما كان منهم محدث إال ود أن أخاه قد كفاه الحديث‬- ‫ أراه قال فى المسجد‬- ‫أدركت عشرين و مئة أصحاب رسول هللا‬
‫أن أخاه كفاه الفتيا‬

"Aku menjumpai 120 shahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬- (perawi berkata,) "saya kira Abdurrahman
mengatakan, 'di masjid ini (Masjid Nabawi)" - tidak ada dari mereka yang menyampaikan hadits
melainkan berharap saudaranya sudah mewakilinya menyampaikan hadits, dan tidak pula memberi
fatwa melainkan berharap saudaranya sudah mewakilinya memberi fatwa".
Ad-Darimi juga meriwayatkan demikian, adapun bunyinya sebagaimana berikut,

‫ و ال يسأل عن فتيا‬،‫ و ما منهم من أحد يحدث بحديث إال ود أن أخاه كفاه الحديث‬،‫لقد أدركت فى هذا المسجد عشرين و مائة من األنصار‬
‫إال ود أن أخاه كفاه الفتيا‬

"Aku menjumpai 120 shahabat Anshar di masjid ini (Masjid Nabawiy), tidak ada dari mereka yang
menyampaikan hadits melainkan berharap saudaranya sudah mewakilinya menyampaikan hadits, dan
tidak pula dimintai fatwa melainkan berharap saudaranya sudah mewakilinya memberi fatwa".

Ad-Darimiy juga meriwayatkan dari Dawud bin Abi Hind, berkata, "Aku bertanya kepada Asy-Sya'biy,
"Bagaimanakah kalian bila ditanya?" Beliau menjawab, "Kamu telah tepat (bertanya) kepada yang akan
memberitahumu.

Anda mungkin juga menyukai