Anda di halaman 1dari 102

HASIL CARIAN BAGI PERKATAAN/FRASA akhir zaman BERJAYA MENCAPAI 681 HADIS DARI KOLEKSI SAHIH BUKHARI SAHIH

MUSLIM SUNAN AT-TERMIZI SUNAN AN-NASAI SUNAN IBNU MAJJAH SUNAN ABU DAUD 1 Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0490. Diceritakan oleh Saib bin Yazid, katanya: "Azan Jumaat dimulai setelah imam duduk di mimbar. Begitulah yang dilakukan di zaman Nabi saw., di zaman Abu Bakar dan di zaman Umar. Adapun di zaman Usman r.a., kerana orang Islam sudah bertambah banyak, maka beliau menambah dengan azan yang ketiga di Zaura'." 2 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1315. Dari Abi Said Al Khudri r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: "Akan datang suatu zaman, di mana beberapa golongan manusia berperang. Lalu ditanyakan: "Adakah dalam golongan kamu orang yang menjadi sahabat Nabi s.a.w"?" Di jawab: "Ya!" Lalu diberi kemenangan." Kemudian datang pula suatu zaman. Ditanyakan: "Adakah dalam golongan kamu orang yang bersahabat dengan sahabat-sahabat Nabi s.a.w"?" Dijawab: "Ya". Lalu diberi kemenangan. Kemudian datang lagi suatu zaman. Lalu ditanyakan: "Adakah dalam golongan kamu orang yang bersahabat dengan sahabat-sahabat Nabi s.a.w. ?" Dijawab: "Ya!" Lalu diberi kemenangan". 3 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0151. Hannad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhair dari Al A'masy dari Shalih dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya solat itu mempunyai awalan dan akhiran. Sesungguhnya awal waktu solat zuhur adalah ketika matahari tergelincir dan akhir waktunya ketika Asar masuk. Sesungguhnya awal waktu solat Asar adalah ketika waktunya masuk, akhir waktunya adalah ketika matahari menguning. Sesungguhnya awal waktu maghrib ketika matahari terbenam dan akhir waktunya adalah ketika apa yang tampak di cakerawala (mega) itu hilang. Awal waktu Isyak akhir (maghrib adalah Isyak awal = pen.) adalah ketika apa yang nampak pada cakerawala itu hilang dan akhir waktunya adalah ketika separuh malam. Dan awal waktu Subuh adalah ketika terbit fajar dan akhir waktunya adalah ketika tebit matahari." Ia berkata: "Di dalam bab ini terdapat hadis dari Abdullah bin Amr". Abu Isa berkata: "Saya mendengar Muhammad berkata: "Hadis Al A'masy dari Mujahid mengenai waktu-waktu solat adalah lebih sahih daripada hadis Muhammad bin Fudhail dari Al A'masy, sedangkan hadis Muhammad bin Fudhail adalah salah, padanya Muhammad bin Fudhail salah". Hannad menceritakan kepada kami. Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq Al Fazari dari Al A'masy dari Mujahid berkata: "Adalah diucapkan "Sesungguhnya solat mempunyai awal dan akhir". Lalu ia menyebutkan seperti hadis Muhammad bin Fudhail dari Al A'masy seperti itu dengan makanannya. 4 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2227. Qutaibah bin Said menceritakan kepada kami, Al-Laits memberitahukan kepada kami dari Abi Qabil dari Syafi bin Mani' dari Abdullah bin Amr berkata: "Rasulullah SAW keluar menjumpai kami, sedang ditangannya terdapat dua catatan lalu bersabda: "Apakah kamu mengerti apa kedua catatan ini.". Kami berkata: "Tidak, Wahai Rasulullah, kecuali kalau engkau memberitahukan

kepada kami". Lalu Beliau bersabda mengenai catatan yang berada di tangan kanannya: "Ini adalah catatan dari Tuhan semesta alam di dalamnya terdapat nama-nama orang-orang penghuni syurga serta nama ayah mereka dan qabilah mereka kemudian disempurnakan sampai penghuni syurga yang paling akhir lalu mereka tidak ditambah dan tidak dikurangi selama-lamanya".Kemudian Beliau bersabda mengenai catatan yang ada ditangan kirinya: "Ini adalah catatan dari Tuhan semesta alam, di dalamnya terdapat nama-nama penghuni neraka serta nama ayah dan kabilah mereka kemudian disempurnakan sampai penghuni neraka yang paling akhir lalu mereka tidak ditambah dan tidak dikurangi selama-lamanya". Para sahabat berkata: "Untuk apa amal perbuatan wahai Rasulullah, kalau sesuatu telah selesai ditulis di zaman azali.". Beliau bersabda: "beristiqamahlah di dalam perbuatanmu dan lakukanlah amal perbuatan dengan sederhana kerana sesungguhnya penghuni syurga diakhiri dengan perbuatan penghuni syurga walaupun dia berbuat perbuatan apapun. Dan sesungguhnya penghuni neraka diakhiri dengan perbuatan penghuni neraka walaupun di berbuat perbuatan apapun". Kemudian Rasulullah SAW memberi isyarat dengan kedua tangannya lalu membuang kedua catatan tersebut, kemudian Beliau bersabda: "Tuhanmu telah selesai mencatat hambahambaNya, sekelompok berada di syurga dan sekelompok yang lain berada di neraka". 5 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4553. Dari Abu Salamah dan Sulaiman ibnu Yasar dan beberapa sahabat berkata, bahawasanya qasamah itu hukum yang telah ada pada zaman Jahiliyah, kemudian Rasulullah saw menentukan qasamah sebagaimana yang pernah terjadi di zaman Jahiliyah; iaitu dalam keputusan beliau pada seorang Ansar yang ditemukan mati terbunuh di sebuah telaga seorang Yahudi Khaibar; kemudian orang-orang menuduh pada Yahudi itu sebagai pembunuhnya." 6 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 1579. Ishaq bin Manshur menceritakan kepada kami, Yahya bin Said Al-Qaththan menceritakan kepada kami dari 'Ubaidullah bin 'Umar dari Nafi' dari Ibnu 'Umar. dari 'Umar dimana ia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya pernah bernazar untuk beriktikaf pada suatu malam di Masjidil Haram pada zaman Jahiliyyah". Beliau bersabda: "Laksanakanlah nazarmu itu." Di dalam bab ini terdapat hadis dari 'Abdullah bin 'Amr dan Ibnu 'Abbas. hadis 'Umar itu adalah hadis hasan sahih. Sebahagian ulama' sependapat dengan hadis ini, dimana mereka mengatakan: "Apabila seseorang masuk Islam dan ia mempunyai nazar (untuk) ketaatan maka ia harus melaksanakannya." Sebahagian ulama' dari kalangan sahabat Nabi saw dan yang lain berkata: "Tidak ada iktikaf kecuali dengan puasa." Sebahagian ulama' yang lain berkata: "Orang yang beriktikaf itu tidak harus berpuasa kecuali bila ia mewajibkan dirinya sendiri untuk berpuasa". Mereka berhujjah dengan hadis 'Umar bahawasanya ia mempunyai nazar untuk beriktikaf pada suatu malam di zaman Jahiliyyah, kemudian Nabi saw memerintahkan untuk melaksanakannya. Demikian itulah pendapat Ahmad dan Ishaq. 7 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2485. Mewartakan kepada kami 'Al-'Abbas bin Ja'far; mewartakan kepada kami Musa bin Dawud; mewartakan kepada kami Muhammad bin Muslim Ath-Tha-ifiy,

dari 'Amr bin Dinar, dari Abusy-Sya'tsa-, dari Ibnu 'Abbas, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Setiap pembagian yang pernah dibagikan pada zaman jahiliyyah: maka pembagian tersebut tetap seperti yang sudah dibagikan. Dan setiap pembagian yang di dapati pada zaman Islam, maka pembagian tersebut adalah menurut pembagian Islam". 8 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0805. 'Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, 'Abdur Razzaq memberitahukan kepada kami, Ma'mar memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari AzZuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah di mana ia berkata: "Rasulullah s.a.w. selalu memberi dorongan untuk menghidupkan bulan Ramadan tanpa memerintahkan kepada mereka dengan suatu perintah yang tegas, dan baginda bersabda: "Barangsiapa yang menghidupkan bulan Ramadan dengan iman dan mengharapkan pahala maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." Kemudian Rasulullah s.a.w. wafat sedangkan perintah itu tetap saja demikian. Demikian pula pada zaman khalifah Abu Bakr dan permulaan dari zaman khalifah 'Umar bin Khattab, perintah itu tetap atas yang demikian itu." Masalah yang sama diriwayatkan pula dari 'Aisyah. Hadis ini adalah hadis hasan sahih. Hadis ini diriwayatkan pula dari Az-Zuhri dari 'Urwah dari 'Aisyah dari Nabi s.a.w. 9 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3754. Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad; mewartakan kepada kami Waki', dari Al-'Umariy, dari Nafi', dari Ibnu 'Umar, dia berkata: "Kisah itu belum ada pada zaman Rasulullah saw., Abu Bakar maupun pada zaman 'Umar". 10 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2630. Mewartakan kepada kami Ishaq bin Manshur Al-Marwaziy; memberitakan kepada kami Yazid bin Harun; memberitakan kepada kami Muhammad bin Rasyid, dari Sulaiman bin Musa, dari 'Amr bia Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahawasanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa dibunuh dengan tidak sengaja, maka diyatnya adalah unta. Tiga puluh bint Makhadh*, tiga puluh bint Labun*, tiga puluh Hiqqah serta sepuluh ibnu labun". Dan adalah Rasulullah saw. menentukan diyat bagi penduduk desa. sebesar empat ratus dinar, atau perak yang senilai itu. Dan beliau menetapkan diyat tersebut mengikuti zaman (tinggi rendahnya harga) unta. Apabila harga unta mahal, maka beliau menaikkan harganya. Dan jika harga unta rendah, maka beliau mengurangi harganya, seperti zaman yang sudah-sudah. Dan pada masa Rasulullah saw. harga unta mencapai empat ratus sampai lapan ratus dinar. Atau sebanding dengan lapan ribu dirham perak. Dan Rasulullah saw. (juga) memutuskan: Bahwa barangsiapa yang diyatnya itu sapi (bagi pemilik sapi), sejumlah dua ratus ekor sapi. Dan barangsiapa diyatnya itu kambing (bagi pemilik kambing), sejumlah dua ribu ekor kambing". Keterangan:*Lihat dalam Kitabuz-Zakat. 11 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4103.

Mewartakan kepada kami Muhammad bin Ash-Shabbah; memberitakan kepada kami Jarir, dari Manshur, dari Abu Wail, dari Samurah bin Sahm, seseorang dari kaumnya berkata: "Aku singgah di tempat Hasyim bin 'Utbah, saat itu dia kena penyakit Tha'un. Lalu Mu'awiyah datang menjenguknya. Maka Abu Hasyim menangis. Mu'awiyah bertanya: "Apa yang membuatmu menangis wahai pakcik? Apakah sakit itu yang mengacaukan fikiranmu atau engkau menangis kerana dunia, sungguh telah hilang kesetiaannya?" Dia menjawab: "Semuanya tidak, akan tetapi Rasulullah saw. pernah berpesan sesuatu kepadaku, dan aku ingin sekali kalau saja aku dapat mengikuti pesannya itu. Beliau bersabda: "Sesungguhnya engkau mungkin akan menemui -zaman-, dimana harta kekayaan itu akan dibagi-bagikan kepada orang ramai. Dan sesungguhnya cukup bagimu untuk (mendapatkan) seorang pembantu dan kenderaan untuk berperang di jalan Allah dari harta kekayaan itu". Maka aku menemui zaman tersebut, sedangkan aku mengumpulkan harta kekayaan". 12 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0828. Dari Salim Al Barrad dia berkata: Kami pergi mendatangi Uqbah bin Amr Al Anshari Abu Mas'ud R.A., lalu kami berkata kepadanya: "Ajarkanlah cara solat Rasulullah S.A.W. kepada kami!" Maka dia berdiri di depan kami di dalam masjid, lalu bertakbir. Ketika berukuk, dia meletakkan kedua tangan di atas kedua lututnya, dan jemarinya diletakkannya lebih rendah, sedang kedua sikunya direnggangkannya sampai semua tubuhnya tetap (thuma'ninah). Setelah itu, mengucapkan Sami'allaahu li-man hamidahu-Maha mendengar Allah bagi siapa yang memuji-Nya. Lalu berdiri sampai semua tubuh tetap (thuma'ninah). Kemudian betakbir dan bersujud, diletakkannya kedua telapak tangannya pada tanah, direnggangkannya antara kedua sikunya sampai semua (anggota tubuhnya) tetap (thuma'ninah). Kemudian dia mengangkat kepala, lalu duduk sampai semua tubuhnya tetap (thuma'ninah). Dia lakukan yang demikian itu juga, lalu melakukan solat empat rakaat seperti rakaat ini. Setelah selesai mengerjakan solatnya itu, kemudian berkata: "Demikianlah kami melihat Rasulullah S.A.W. mengerjakan solat"1)*. 1)*. Hadis ini juga dikeluarkan oleh Nasaai. Selanjutnya, perlu kami terangkan pula tentang: "BAGAIMANA CARA RASULULLAH S.A.W. MENYINGKAT SOLAT" Cara solat Rasulullah S.A.W.: Qiyam, rukuk, iktidal, sujud, duduk antara dua sujud, sujud dan duduk antara salam dan bubar beliau itu hampir sama lamanya. Begitulah menurut hadis Bukhari dan Muslim dari Barra' bin Azib R.A., dan hadis Muslim dari Syu'bah dari Hakam. Sedangkan lapal Bukahri ada perkeculaiannya, iaitu: .. .selain qiyam dan duduk (tasyahhud) hampir sama". Sudah barang tentu, bahawa qiyam dan duduk tasyahhud itu lebih lama dari pada rukunrukun lainnya dengan sempurna, maka solat beliau itu menjadi hampir sama. Sebab itulah, maka masing-masing kedua macam riwayat itu saling tunjang menunjang. Dan Barra' terkadang meriwayatkannya dengan sebutan"...hampir sama" tidak menentukan batas ukurannya lalu tidak menyebutkan qiyam dan duduk tasyahhud. Dan terkadang meriwayatkannya dengan perkecualian (istisna') serta menentukan batas ukurannya, sebab itu memerlukan sebutan qiyam dan duduk tasyahhud, sehingga ada sebahagian yang keliru faham terhadap perkecualian itu, dikira qiyam dari rukuk (iktidal) dan duduk antara dua sujud, beliau melakukannya dengan singkat, tidak dilakukan hampir sama dengan rukun-rukun yang lain dan pengertian yang sangat keliru, mengingat pengertian kelanjutan hadis iiu tidak demikian. Jelas sekali banyak hadis sahih yang menyatakan, bahawa Rasulullah S.A.W. memanjangkan kedua rukun ini (iktidal dan duduk antara dua sujud). Antara lam, hadis Muslim yang menyatakan kcbenaran Abu Ubaidah melakukan solat oleh Barra' bin Azib R.A.

dengan memperpanjang iktidal rukuk. Demikian pula hadis Muslim dari Hammad bin Salamah, melalui Tsabit dari Anas dan Abu Daud, lihat hadis nombor 600 dan 601. Maka dalam hadis ini, Anas meriwayatkan dengan jelas, bahawa Rasulullah S.A.W. melakukan solat yang dipersingkat itu dengan cara sempurna, yang antara lain memperpanjang sekali kedua iktidal , iaitu dari rukuk dan sujud itu, sebagaimana yang telah diceritakannya. Bahkan dia ungkapkan, tidak pernah rnelihat orang yang melakukan solat, sesingkat dan sesempurna seperti beliau. Hadis 601. Sebab itu, Wallaahu a'lam, rupa-rupanya yang dipersingkat beliau itu adalah qiyam dan yang tetap dilakukan dengan sempurna adalah rukuk, sujud dan dua rukun iktidal rukuk dan iktidal sujud. Sebab ini, maka solat itu disebut dipersingkat tapi sempurna. Betullah kata-kata Anas itu: "Aku belum pernah melihat sesingkat dan sesempurna itu....", sebab itu, maka hadis Barra' dan hadis-hadis Anas serasi yang menunjukkan bahawa Nabi S.A.W. memperpanjang rukuk, sujud dan dua iktidal (dari rukuk dan dari sujud), lebih lama dari yang biasa dilakukan kebanyakan imam. Hadis-hadis riwayat Bukhari, Muslim ternyata memang menunjukkan demikian, seperti hadis Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas, ulangi hadis Muslim ter-jemahan kami nombor 329 dan hadis Bukhari dari Syu'bah dari Tsabit, yang kese-muanya menjelaskan bahawa Nabi S.A.W. memanjangkan dua rukun iktidal rukuk dan iktidal sujud yang pada masa hidup Tsabit orang-orang sudah banyak menekorinya sehingga Tsabit mengingkari cara mereka yang demikian itu. Jelas sekali dalam hadis sahih Bukhari dan Muslim yang menyatakan, bahawa Nabi S.A.W. mengerjakan solat di malam hari dengan membaca surat Al Baqarah, An Nisa' dan Ali Imran, serta berukuk hampir seperti lama qiyamnya, iktidal dari rukuk hampir seperti lama rukuknya, bersujud, hampir seperti lama qiyam dari rukuknya, dan duduk antara dua sujud hampir seperti lama sujudnya". Termasuk pula tanda bukti do'a-do'a dalam iktidal seperti dalam sahih Muslim dari riwayat Ibnu Abbas, Abu Said dan Abdullah Ibnu Abi Aufa R.A., yang semuanya itu adalah do'a-do'a dan dzikir yang menunjang hadis riwayat Anas R.A. yang menyatakan lama diam rukuk sampai kiranya beliau itu menggugurkan sujud kedua dan dikira qiyam kembali. kerana terlalu lama iktidal dari rukuk. Ulangi hadis nombor 60 di depan. Penguat juga adalah hadis riwayat Nasaai dan Abu Daud dari Said bin Jubair didengarnya dari Anas bin Malik, yang dijelaskannya dalam rukuk dan di dalam sujud Rasulullah S.A.W. membaca sepuluh kali tasbih. Isnad hadis ini Tsiqat. Dalam sahih Muslim juga dari Abu Qaz'ah yang mendatangi Abu Said Al Khudri ketika sedang didatangi orang ramai, di mana dia bertanya tentang solat Rasulullah S.A.W., m aka diceritakannya, bahawa pada waktu solat Zuhur dibacakan iqamat, lalu ada salah seorang sahabat pergi buang air besar ke Baqi' (tanah luas berpepohonan) kemudian pulang mengambil air wuduk lalu kembali ke masjid sedang dia masih menututi Rasulullah S.A.W. pada rakaat pertama (kerana panjangnya rakaat beliau itu). Dari hadis ini maka memberi pengertian kepada kita, bahawa di masa Abu Said Al Khudri itu sendiri orang-orang ramai melakukan penekoran rakaat solat dengan memperpendeknya sependek-pendeknya dibanding dengan rakaat Rasulullah S.A.W. dibanding dengan rakaat Rasulullah S.A.W. Di dalam sahih Bukhari-Muslim juga dinyatakan, bahawa Rasulullah S.A.W. biasa membaca enam puluh sampai seratus ayat dalam solat Subuh dengan tartil, tadabbur dan lamban. Dalam hadis riwayat Nasaai dengan sanad sahih dari Aisyah beliau biasa membaca surat Al A'raf dalam solat Maghrib yang dibagi menjadi dua rakaat. Dalam sahih Bukhari-Muslim Nabi S.A.W. membaca surat Thulath Thulayain dalam solat Maghr ib. Hadis ini dari Jubair bin Muth'im. Lihat hadis 569 di depan dan Bukhari hadis 428 terjemahan kami. Dalam sahih Bukhari-Muslim juga dari Ibnu Abbas dari ibunya Ummul Fadhl, beliau membaca suat Wal Mursalati 'urfaa pada akhir hayatnya

dalam solat Maghrib. Sebab itu maka kelirulah orang, kalau cara memperpanjang ini dikatakan mansukh. Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah, bahawa sahabat pernah mengaku kepada Nabi S.A.W. kerana mereka merasa kesulitan dalam melakukan sujud, maka beliau bersabda: "Bantulah dengan lutut". Kata Ibnu Ajlan: "Cara itu dengan meletakkan kedua siku di atas kedua lutut apabila bersujud lama dan telah merasa letih". Yang demikian itu menunjukkan bahawa Nabi S.A.W. biasa memperpanjang sujud, sehingga sahabat memerlukan bantuan penunjang, iaitu meletakkan kedua siku di atas kedua lutut. Di dalam sahih Bukhari-Muslim, juga dinyatakan bahawa beliau menyingkat solat yang sebenarnya beliau melalukannya panjang, lalu dipersingkat mengingat terdengar tang isan seorang anak, agar tidak memberatkan ibunya. Lihat hadis 501 di depan dan Bukhari hadis nombor 409 terjemahan kami. Tentang hadis Jabir bin Samurah di dalam sahih Muslim yang berbunyi "bahawa Nabi S.A.W. dalam solat Subuh biasa membaca surat Qaaf Wal Qur'aanil Mas-jiid", dan sKalat beliau sesudahnya diperingan", maka maksudnya: Wallaahu a'lam, bahawa solat beliau sesudah solat Fajar (Subuh) diperingan. iaitu berarti beliau memperpanjang solat Subuh dan mempersingkat bacaan solat-solat lainnya. Yang demikian itu dapat kita ambil dari dua macam segi: Muslim meriwayatkan hadis dalam sahihnya dari Sammak bin Harb katanya: Aku pernah bertanya kepada Jabir bin Samurah tentang solat Nabi S.A.W., maka dia berkata: "Beliau biasa mempersingkat solat, namun beliau tidak melakukan solat seperti orangorang ini". Katanya pula, dan dia memberitakan pula kepadaku, bahawa Rasulullah S.A.W. biasa membaca surat "Qaaf Wal Qur'aanil Majiid" dan seum-pakcikya pada solat Fajar (Subuh). Lihat Muslim 285 dan Bukhari 408 terjemahan kami. Dalam hadis itu Jabir meriwayatkannya dengan komplet antara cara Rasululah S.A.W. mempersingkat solat dan pembacaan beliau dalam solat Fajar dengan surat Qaaf. Semua sahabat sepakat bahawa cara yang demikian ini adalah cara solat Rasulullah S.A.W. yang dilakukan terus oleh beliau, tak seorang pun meriwayatkan bahawa beliau menyunatinya sampai akhir hayat beliau. Ummul Fadhl memberitahukan, bahawa dalam solat Maghrib beliau membaca sural Al Mursalat pada akhir hayat beliau. Para Fuqaha' juga berijma' bahawa sunnah pada solat Subuh membaca ayat-ayat Al Mufashshal yang panjang-panjang. Tentang ungkapan Jabir bin Samurah di atas yang berbunyi "Namun beliau tidak melakukan solat seperti orang-orang ini", kalimat ini mengandung dua pengertian: 1. Beliau tidak menyunati sebagaimana mereka tapi melakukan solat dengan sempurna. 2. Beliau tidak biasa memperpanjangnya sebagaimana mereka. kerana itu baiklah kita ikuticara beliau melakukan solat, sebagaimana di bawah ini: Dalam Musnad Ahmad dan Sunan Nasaai dari Abdullah bin Umar R.A. dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah S.A.W. menyuruh kita mempersingkat solat sedang beliau menjadi imam kita dengan membaca surat Ash safaal". Dengan demikian maka beliau memerintahkan sesuatu yang beliau kerjakan. Beliau itu memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan solat sebagaimana solat beliau. kerana itu beliau mengerjakan solat di atas mimbar dan bersabda: "Sungguh aku melakukan ini, hanyalah agar kamu mengikutiku (sebagai imam kamu) dan agar kamu mengetahui solatku. Demikian pula hadis Malik bin Huwairits dan kawanya meriwayatkan hadis yang berbunyi: "solatlah sebagaimana kami melihat aku solat". solat itulah, maka tak satu pekerjaan biasanya dianggap singkat, melainkan kerana adanya yang lebih singkat dan pendek. Sebab itu, masalah panjang dan singkatnya solat itu tidak dapat diukur menurut segi bahasa dan adat kebiasaan. Sebab, ketentuan-ketent uan ibadat itu, semuanya kembali kepada legislatornya (yang membuat peraturan ibadat) iaitu Allah S.W.T. dan Rasulullah S.A.W.. Kalau hal itu boleh kita kembalikan kepada ukuran adat, tentu cara solat akan berbeza-beza, sesuai

dengan ukuran adat, suku, bangsa setiap periode umat, dan negeri bahkan menurut ukuran kaum tani, buruh, kebun, majikan, tukang sepatu, cara mereka akan berlainan solatnya, sebab masing-masing mempunyai objek, tujuan, dan kebiasaan tersendiri yang tentunya tidak akan sama dengan adat kebiasaan lainnya. Allah S.W.T. di setir oleh hawa nafsu dan keinginan manusia. Sebab itulah telah dilakukan Rasulullah S.A.W., di mana beliau melakukan solat, sedang yang berjemaah terdiri dari berbagai macam orang, ada yang sakit yang lemah dan banyak keperluan. Maka perintah beliau juga kembali kepada yang telah diteladankan beliau. Sebab beliau mustahil memerintahkan suatu perkata yang berlawanan dengan contoh yang diberikan kepada kita, terkecuali hal itu memang telah dimansuk h. Dalam sahih Muslim dari Ammar bin Yasir dia Derkata: Rasulullah S.A.W. bersabda: "Sesungguhnya panjang solat seseorang dan pendeknya khutbahnya adalah suatu pertanda bahawa dia mengerti agamanya. Maka perpanjanglah solat dan perpendeklah khutbah, sesungguhnya diantara kepandaian berbicara itu benar-benar mempesonakan". Muslim hadis nombor 411 terjemahan kami. Maka beliau nyatakan, bahawa petanda seorang itu mengerti ilmu agama, ialah memperpanjang solatnya dan beliau juga memerintahkannya. Sedang perintah beliau itu bisa mengandungi erti untuk semua solat dan bisa pula untuk solat Jumaat. Apabila perintah itu mengandung erti umum untuk semua solat, yang demikian memang sudah jelas. Dan jika mengandungi maksud khusus untuk solat Jumaat, sudah barang tentu jemaah solat Jumaat itu bermacammacam ada yang lemah, tua banyak keperluannya, bahkan pelaksanaannya pada masa terik matahari, dan pelaksanaannya didahului dengan khutbah, loh masih diperintahkan agar solatnya diperpanjang. Betapa pula pada solat Subuh yang pada waktu itu udara segar dan orang pun sedikit berjamaah tetapi beliau melakukannya dengan cara sebagaimana diriwayatkan Nasaai dalam kitab Sunan-nya, bahawa Nabi S.A.W. membaca surat Ar Ruum dalam solat Fajar (Subuh). Dalam sunan Abu Daud dari Jabir bin Samurah dinyatakan bahawa Nabi S.A.W. apabila matahari condong ke barat beliau mengerjakan solat Zuhur dan membaca sebangsa surat Wal Laili idza yaghsyaa, dan demikian pula pada solat Asar dan semua solat yang lain kecuali solat Subuh maka beliau memperpanjangnya". Ulangi hadis nombor 565. Imam Ahmad dan Nasaai meriwayatkan hadis yang sanadnya terdiri dari orang-orangnya Muslim dari Sulaiman bin Yasar dari Abu Hurairah dia berkata: "Aku tidak pernah mengerjakan solat dibelakang seseorang, yang solatnya lebih menyerupai solat Rasulullah dari Si Fulan". Kata Sulaiman: Dia memperpanjang dua rakaat pertama solat Zuhur dan mempersingkat dua rakaat lainnya. Dia pula mempersingkat solat Asar, dan di solat Maghrib dia membaca surat-surat Al Mufashashal yang pertengahan (tidak panjang dan tidal pendek) di solat Subuh dia membaca surat Al Mufashshal yang panjangpanjang. Di dalam sahih Bukhari-Muslim juga dinyatakan dari Abu Barzah dia berkata: Rasulullah S.A.W. biasa mengerjakan solat Subuh, maka selesai solat seseorang mengenali teman sekedudukannya. Dan beliau dalam dua rakaat atau salah satu dari kedua rakaat itu membaca Al Quran antara enam puluh sampai seratus ayat banyaknya". Ulangi Bukhari hadis nombor 325 terjemahan kami. Hadis ini memberi dua pengertian kepeda kita, iaitu: Beliau mengerjakan solat Subuh di waktu masih gelap dan beliau memperpanjang pelaksanaan solat Subuh. Mungkin ada orang berkata: "Hadis-hadis yang telah anda kemukaku.. itu berlawanan dengan pengertian yang sebenarnya, kerana menurut sunnah, agar dipersingkat berdasar-kan hadis-hadis berikut ini: 1. Riwayat Abu Daud dalam Sunahnya dari hadis Ibnu Wahb, tentang solat Anas bin Malik di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, di mana solatnya singkat seperti solat musafir saja atau mendekati solat musafir, yang kemudian setelah dilegorinya maka Anas menyebutkan sabda Rasulullah S.A.W.: Janganlah kamu

memberatkan diri, sehingga dirimu merasa berat, kerana suatu kaum yang telah memberatkan diri mereka, sehingga diri mereka merasa berat, adalah sisa-sisa pertapaan para rahib di lempat-tempat pertapaan dan dirumah-rumah yang diciptakan mereka yang tidak kami perintahkan kepada mereka'. 2 Dalam sahih Bukhari-Muslim juga Anas R.A. berkata: Rasulullah S.A.W. biasa mempersingkat solat dan menyempurnakannya". 3. Dalam sahih Bukhari-Muslim juga dinyatakan oleh Anas katanya: Aku tidak pernah mengerjakan solat sama sekali di belakang seorang imam yang paling singkat solatnya dan paling sempurna dari pada solat Nabi S.A.W". Selanjutnya Bukhari menambahkan: "Sungguh pernah beliau mendengar tangisan anak-anak, lalu beliau mempersingkatnya, kerana takut ibunya tergoda (terganggu)". 4. Dalam Sunan Abu Daud dari seorang laki-laki Juhainah, bahawa dia mendengar Nabi S.A.W. dalam solat Subuh membaca "Idzaa zulzilatil ardhu" dalam dua rakaat kedua-duanya. Aku tidak tahu apakah Rasulullah S.A.W. lupa atau memang sengaja melakukannya itu. 5. Dalam sahih Muslim dari'Jabir bin Samurah bahawa Nabi S.A.W. membaca surai "Wal Laili idzaa yaghsyaa" dalam solat Zuhur. Dan demikian pula dalam solat Asar. 6. Dalam Sunan Ibnu Majah dari Ibnu Umar dia berkata: Nabi S.A.W. membaca surat "Qul yaa ayyuhal kaafiruun" dan surat "Qul Huwallaahu Ahad" dalam solat Maghrib". 7. Dalam Sunan Ibnu-Majah dari Amr bin Huwarits dia berkata: Seolah aku mendengar suara Rasulullah S.A.W. dalam solat Subuh membaca surat "Fa laa uqsimu bil khunnas, Al jawaaril khunnas" (Surat At Takwir). 8. Dalam Sunan Abu Daud dari Jabir bin Samurah dia berkata: Rasulullah S.A.W. dalam solat Zuhur dan Asar membaca "Was Samaai dzaatil buruuj" dan Was samaai wath thaariq" dan sepadan dengannya. 9. Dalam sahih Muslim dari Jabir juga dia berkata: Nabi S.A.W. dalam solat Zuhur membaca surat "Wal Laili idzaa yaghsyaa", dalam solat Asar seperti itu pula dan di dalam solat Subuh lebih panjang dari itu". 10. Dalam sahih Bukhari-Muslim dari Barra' bin Azib, bahawa Nabi S.A.W. dalam solat Isya' membaca surat "Wat Tiimi waz Zaituuni" waktu perjalanan. 11. Dalam sebahagian kitab Sunan dinyatakan bahawa Nabi S.A.W. dalam solat Subuh membaca Al Mu'awwidzatain". 12. Dalam Shihih Bukhari-Muslim dari Jabir, bahawa Nabi S.A.W. bersabda kepada Mu'adz: Pemfitnah kamu wahai Mu'adz? Tidakkah kamu solat dengan membaca "Sabbihisma robbikal A'laa; Wasy syamsi wa dhuhaahaa; dan wal Laili idzaa yaghsyaa?"!". 13. Dalam sahih Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah bahawa Nabi S.A.W. bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu mengerjakan solat untuk orang ramai, maka persingkatlah, kerana di antara mereka itu ada yang lemah. yang sakit dan yang sepuh. Dan apabila seseorang di antara kamu mengerjakan solat untuk dirinya sendi-ri, maka perpanjanglah sekehendaknya". Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari hadis Usman bin Abil Ash. 14. Dalam sahih Muslim dari Anas dia berkata: Pernah Rasulullah S.A.W. mendengar tangisan anak-anak bersama ibunya, sedaang beliau dalam solat. Maka beliau membaca surat yang pendek. JAWABAN DARI PERTANYAAN TERSEBUT SEBAGAI BERIKUT! Sebenarnya semua hadishadis ini tak ada perselisihan dan pengertian yang tertolak belakang, akan tetapi masing-masing itu sating berkaitan dan tunjang menunjang serta kuat menguatkan. Penjelasan sebagai berikut ini: 587 1. Apa yang telah dijelaskan oleh Anas tentang Rasulullah S.A.W. mempersingkat solat beliau itu, juga bersama itu dijelaskannya bahawa solat itu beliau lakukan dengan sem- purna. Sebagaimana tersebul dalam hadis di muka, iaitu dinyatkannya, bahawa beliau memperpanjang dua rukun iktidal (dari rukuk dan dari sujud) sehingga mereka mengira beliau menggugurkan rukuk dan sujud kerana lama iktidal nya. Demikian pula. bahawa Anas menuturkan solat Umar bin Abdul Aziz, bahawa solatnya itu menyerupai solat Nabi S.A.W., yang diukur oleh mereka dengan bacaan tasbih sepuluh kali. Sedangkan pernyataan Anas dengan

memperpanjang rukuk dan sujud. Yang demikian itu diterangkan dengan jelas di dalam hadis-hadis, yang antara lain: a. An Nasaai meriwayatkan dari Qutaibah dari Al 'Aththaf bin Khalid dari Zaid bin Aslam dia berkata: Kami pernah pergi menghadap kepada Anas bin Malik, lalu dia berkata: "Sudah solatkah anda?". Kami jawab: "Ya". Dia berkata: "Wahai seorang gadis! Ambilkan air wuduk untuk kami. Aku belum pernah mengerjakan solat di belakang seorang, yang solatnya paling menyerupai solat Rasulullah S.A.W. dari pada imam kamu ini!". Kata Zaid: Adalah Umar bin Abdul Aziz biasa menyempurnakan rukuk dan sujud, dan mempersingkat qiyam dan duduk (tasyahud)". Hadis ini hadis sahih, dan Aththaf bin Khalid Al Makhzumi dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Main (Lihat Taqribut Tahdzib II, 24). Juga kata Ahmad: Dia adalah seorang tsiqoh lagi sahih hadisnya. b. Jelas pula dalam hadis Imran bin Hushain, ketika mengerjakan solat di belakang Ali di Bashrah katanya: "Orang ini membuat aku teringat solat Rasulullah S.A.W., di mana solat Rasulullah S.A.W. itu sedang, iaitu mempersingkat qiyam dan duduk (tasyahhud) dan memperpanjang ^.A.W. berhampiran". Dan hadis Barra' bin Azib: "bahawa qiyam Rasulullah S.A.W., rukuk dan sujud beliau itu hampir sama". Maka semua hadis ini menjadi satu tujuan, iaitu beliau biasa memperpanjang rukuk dan sujud, dan mempersingkat qiyam. Cara yang demikian itu berbeza dengan pelaksanaan sebahagian pembesar yang dinyatakan tidak benar (ditegor) oleh para sahabat, kerana mereka memperpanjang qiyam, lebih dari yang biasa dilakukan Rasulullah S.A.W., dan memperpendek rukuk, sujud dan dua rukun iktidal . Sebab itu pula Tsabit menegor mereka kerana memperpendek dua rukun iktidal tersebut dan berkata: "Anas adalah melakukan sesuatu yang tidak (sama) aku lihat kamu melakukannya". Sedang hadis Ibnu Ibik Amya' menyatakan hadis yang didalamnya dinyatakan: "Sesungguhnya solat Anas adalah singkat", di mana kesingkatan itu Anas telah menjelaskan cara singkatnya solat yang dilakukan oleh Rasulullah S.A.W., yang mana solat itu pula yang paling menyerupai solat Umar bin Abdul Aziz, iaitu memperpanjang rukuk, sujud dan rukun iktidal . Dan hadishadisnya itu tidak bertentangan. Hal itu, maka istilah "mempersingkat" meru pakan suatu ukuran relatif, suplemen dan pelengkap. Justeru sepuluh kali pembacaan tasbih dan dua puluh ayat adalah bisa lebih singkat dari pada seratus tasbih dan dua ratus ayat. Sebab itulah, maka siapakah yang menyatakan bahawa hadis-hadis sahih tersebut itu bertentangan?!. 2. Tentang Nabi S.A.W. yang mempersingkat solat ketika mendengar tangisan anak-anak, hal tersebut tidak bertentangan dengan cara solat Rasulullah S.A.W. (yang biasa), bahkan dalam hadis itu sendiri telah dinyatakan: "Sesungguhnya aku mema-suki solat, dan aku hendak memperpanjangnya lalu aku mendengar tangisan anak-anak maka aku persingkatnya". Dalam suasana ini, beliau mempersingkatnya kerana suatu hal yang melintangi iaitu sebagaimana dalam alasan hadis tersebut. Dan hal itu memang sunnah sebagaimana halnya aral melintang yang dapat mempersingkat solat dengan adanya di perjalanan dan peperangan. Dan semua perbuatan yang dipersingkat itu adalah kerana adanya suatu aral, sebagaimana dalam hadis: "bahawasanya beliau dalam perjalanan pada waktu solat Isya' membaca surat "Wat Titni waz zaituuni" adalah di waktu dalam perjalanan juga. Sebab itulah maka Allah tidak membebankan dosa terhadap umat mereka mempersingkat (memperpendek) solat dalam perjalanan dan peperangan (solat khauf). Pelaksanaan qAsar (memperpendek) solat itu ada dua macam, iaitu: Memperpendek rukunrukunnya dan memperpendek (mengurangi) bilangannya. Apabila dua ilat bersamaan, iaitu ilat perjalanan dan ilat khauf, maka kedua pelaksanaan qAsar itu bersamaan pula, artinya sama-sama dilakukan. Apabila hanya ilat perjalanan saja yang ada, maka hanya pelaksanaan qAsar bilangan sajalah yang dilakukannya. Atau hanya ilat khauf saja yang ada, maka hanya qAsar rukun-rukunnya saja yang berlaku. Dengan

demikian, maka diketahuilah rahasia qAsar yang diungkapkan di dalam Al Quran dengan ilat perjalanan dan khauf. kerana itu, qAsar yang mutlak, yang men-cakup kedua macam qAsar di atas itu, adalah qAsar yang mengandung satu ilat saja, maka hanya berlaku satu cara qAsar saja, iaitu kalau bukan qAsar bilangannya maka qAsar kadar (rukun-rukunnya). Dan sekiranya Rasulullah S.A.W. mempersingkat solat tanpa uzur, maka hal itu merupakan perlajaran "hukum boleh" kita lakukan, sedangkan penyingkatan (ersebut untuk uzur dan sebagainya itu adalah dicukupkan dengan memenuhi yang wajib saja. Kalau dinyatakannya hal itu sunnah dan lainnya, makruh, pada hal Nabi S.A.W. lebih sering melakukannya, maka hal itu sama sekali tidak benar dan tidak benar. Coba saja perhatikan, bahawa riwayat-riwayat tentang mempersingkatnya, bahkan para perawi yang meriwayatkan biasa. Maka janganlah pilih-pilih terhadap sunnah-sunnah Rasulullah S.A.W., tapi hendaklah masing-masing sunnah itu dikerjakan tepat pada tempatnya. Rasulullah S.A.W. mempersingkat solat pertanda hukum boleh, sedangkan beliau memperpanjangnya adalah pertanda hukum afdhal (lebih utama); tapi ingat, bahawa terkadang beliau mempersingkatnya itulah yang menjadi pertanda lebih utama dari pada diperpanjang, apabila ada suatu aral datang untuk membuat solat itu lebih baik dipersingkat. Akhirnya solat itu lebih baik kalau tepat pada tempatnya, demikian pula memperpanjang solat itu juga lebih baik jika tepat pada tempatnya pula. Maka sebaiknya kita ikuti cara y ang sesuai dengan apa yang dicomohkan oleh Rasulullah S.A.W., serta kita ditempatkan di tempat yang lebih baik dari pada pembefian nabi pada umatnya. Dan beliaulah yang pantas menjadi tolok ukur dan imam kita. 3. Tentang hadis Mu'adz, maka hadis itu dibuat pedoman oleh orang-orang yang mengerjakan solat dengan bercocok-cocok bagai burung, dan pencuri rukun solatnya, kerana mereka tidak mengetahui jalan sejarahnya dan kelanjutannya. Sebab Mu'adz ketika itu mengerjakan solat Isya' di akhir waktu bersama Nabi S.A.W., kemudian Mu'adz pulang ke kaumnya iaitu Bani Amr bin Auf di Quba', lalu menjadi imam mereka dengan membaca surat Al Baqarah, kemudian seorang di antara mereka yang bernama Hazm bin Ubai bin Ka'b (F.Bari II, 133) keluar dari barisan jemaah dan mengerjakan solat sendirian "Yang akhirnya Rasulullah S.A.W. bertanya kepada Mu'adz: Tukang fitnahkah kamu wahai Mu'adz? Tidakkah kamu membaca surat "Sabbihisma robbikal A'laa" "Wasy Syamsi wa dhuhaahaa" dan "Wal laili idzaa yaghsyaa"?. Lihat hadis Bukhari nombor 405 dan 407 dan hadis Muslim nombor 289 terjemahan kami. Dengan inilah maka kita ambil kesimpulan, iaitu muslahab kalau solat itu dilakukan dengan surat-surat ini dan yang sepadan dengannya. Maka dari itu, apa hubungannya dengan para muslimin kita yang melakukan solat terburu-buru (colat-colet), dan sengaja menokori solat?". Sebagaimana diketahui, bahawa pada waktu itu Rasulullah S.A.W. mengakhirkan solat Isya', sedangkan Mu'adz setelah mengerjakan solat itu bersama Rasulullah S.A.W. pulang ke kampungnya di Bani Amr bin Auf di Quba', toh masih saja memperpanjang solat Isya'nya yang kedua kalinya bersama kaumnya dengan membaca surat Al Baqarah, sedang kaumnya menunggu-nunggunya dan waktu memang sudah larut malam. Cara demikian itulah yang tidak disetujui oleh Nabi S.A.W. kepada Mu'adz, sehingga beliau tegur sebagaimana tersebut dalam hadis itu. Dan begitu pulalah maksud hadis lain yang menyatakan "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya di antara kamu adalah orang-orang yang membuat bercerai-berai " Bukhari hadis nombor 79 dan 406 dan Muslim hadis nombor 318 terjemahan kami. Kita ketahui pula, bahawa para sahabat tak ada yang lari dan menjauh dari solat Rasulullah S.A.W., dan solat yang sama lamanya dan cara melaksanakannya dengan cara solat Rasulullah S.A.W.. Akan tetapi mereka itu menjauh dan bercerai-berai dari solat yang pelaksanaannya jauh lebih panjang dan melebihi dari cara pelaksanaan Rasulullah

S.A.W.. Itulah yang menjadikan orang menjauh. KEKURANGAN SOLAT, AKAN DITAMBAHI SOLAT SUNNAH Tentang ukuran lama pelaksanaan solat yang dilakukan oleh orang-orang yang melaksanakan solat dengan malas-malas, dan kebanyakan orang yang salah dan biasa mengerjakan solat tergesa-gesa (colat-colet) sebagaimana solat orang-orang munafik, yang memang tidak merasakan manisnya solat dan tidak lega mengerjakan solat, maka ukuran yang demikian itu tak bererti dan tak ada ertinya, iaitu tak dapat dijadikan alasan untuk mempersingkat dan mempersingkat solat sehingga lepas dari sunnah Rasulullah S.A.W. Sebab mereka lebih cepat waktunya di pergunakan untuk kepentingan sang makhluk dari pada untuk menghadap sang Khaliknya. Bahkan kalau di perhitungkan hanya sekelumit saja yang itu juga orang tersebut merasa berat sekali hatinya dan sudah merasa lama sekali, tak ubahnya dengan seorang yang berdiri tegak di dekat api, merasa kepanasan hendak pindah. Jika orang yang pengkhidmatannya terhadap Tuhannya seperti halnya ini, kita jadikan ukuran, sedang orang seperti itu tidak lega hatinya untuk meng hadap ke hadhrat Tuhannya, maka Allah sudah barang tentu lebih tidak suka terhadap pengkhidmatannya dari orang tersebut. Hanya Allah jua tempat kita minta tolong. Bacalah Aunul Ma'but III. 106 - 115. 13 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4077. Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad, mewartakan kepada kami 'AbdurRahman bin Al-Muharibiy, dari Isma'il bin Rafi', yaitu Abu Rafi', dari Abu Zur'ah, Asy-Syaibaniy, yaitu Yahya bin Abu 'Amr, dari Abu Umamah Al-Bahiliy, dia berkata: Rasulullah saw. berkhutbah kepada kami, sementara kebanyakan khutbahnya itu pemberitaan yang kami mewartakannya mengenai Dajjal, dan beliau menakut-nakuti agar waspada terhadap Dajjal. Nabi bersabda: "Bahwasanya tidak terjadi fitnah di bumi semenjak Allah menciptakan anak cucu Nabi Adam yang lebih berat daripada fitnah Dajjal. Dan sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang nabi kecuali dia menakut-nakuti umatnya akan Dajjal. Dan saya adalah akhir para Nabi, sedangkan kamu sekalian adalah umat yang ierakhir. Dan dia "yakni Dajjal- keluar di tengahtengah kaUan, tidak dapat tidak. Kalau dia keluar, sementara saya berada di tengahtengah kalian, maka saya dapat membela setiap orang muslim. Tapi kalau dia keluar sepeninggalku, maka setiap orang adalah dapat membela dirinya masing-masing. Sedangkan Allah adalah Dzat yang mengurusi setiap orang muslim kerana saya. Dan sesungguhnya Dajjal itu keluar dari jalan antara Syam dan Iraq. Lalu dia membuat kerusakan sebelah kanan dan kiri -yakni: daerah yang dilaluinya-. Wahai hambahamba Allah, tetaplah kamu sekalian pada agama Islam. Sebab sesungguhnya saya itu akan menyebutkan kepada kalian sifat/identiti Dajjal yang tidak pernah disebutkannya oleh seorang nabipun sebelumku. Sesungguhnya dia (Dajjal) mulai berkata: "aku adalah seorang nabi dan tidak ada nabi setelah aku". Kemudian dia memuji, lalu berkata: "Aku adalah tuhanmu sekalian". Kamu sekalian tidak dapat melihat Tuhan kalian, sehingga (sebelum) kalian meninggal dunia. Sesungguhhya Dajjal itu matanya buta sebelah, sementara Tuhan kalian tidak buta sebelah matanya. Dan sesungguhnya Dajjal itu, di antara kedua matanya tertulis: KARR, yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik yang dapat menulis maupun yang tidak dapat. Dan termasuk fitnahnya adalah dia disertai oleh syurga dan neraka. Maka neraka Dajjal adalah surga, dan syurganya justru neraka. Maka barangsiapa yang mendapat cubaan dengan nerakanya, maka hendaklah dia mohon pertolongan kepada Allah, dan hendaklah dia membaca pembukaan surat Al-Kahfi; maka neraka itu menjadi terasa dingin dan mensejahterakan baginya, sebagaimana yang pernah terjadi api pada nabi Ibrahim.

Sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu dia -Dajjal-mengatakan kepada seorang Badui - yakni: Arab kampung-: "Bagaimana pendapatmu, kalau aku membangkitkan ayah dan ibumu kepadamu, apakah kamu mahu bersaksi bahawasanya aku adalah tuhanmu?" Lalu dia menjawab: "Ya". Kemudian ada dua orang Setan yang berujud ayah dan ibunya, lalu -Dajjal" adalah tuhanmu". Dan sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu dia diberi kuasa untuk menguasai seseorang, lalu dia membunuhnya dan menggergajinya dengan gergaji, sehingga terbuang menjadi dua bahagian Kemudian dia berkata: "Lihatlah oleh kalian kepada hambaku ini. Sesungguhnya aku telah membangkitkannya sekarang, kemudian dia malah menganggap bahawa dia mempunyai Tuhan selain diriku". Selanjutnya, Allah membangkitkannya. Dan Dajjal berkata kepadanya: "Siapakah tuhanmu.". Maka dia menjawab: "Tuhanku adalah Allah, dan kamu adalah musuh Allah. Kamu adalah Dajjal. Demi Allah, bukankah aku setelah itu, pada hari ini justru lebih mengetahui tentang kamu". Abul-Hasan AthThanafisiy berkata: Maka mewartakan kepada kami Al-Muharibiy, mewartakan kepada kami 'Ubaidullah bin AL-Walid AlWashshafiy, dari 'Athiyah, dari Abu Sa'id, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Orang tersebut adalah umatku yang paling tinggi darjatnya di dalam syurga". Dia --perawi-- berkata: Abu Said berkata: Demi Allah, kami tidak mengetahui orang yang tersebut itu melainkan bernama 'Umar bin Al-Khaththab, sehingga dia telah melalui jalannya. Al-Muharibiy berkata: Kemudian kami merujuk kepada hadisnya Abu Rafi'. Beliau saw. bersabda: "Dan sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu Dajjal memerintahkan langit agar menurunkan hujan, maka langit terus hujan. Dia memerintahkan bumi agar menumbuhkan -tetumbuhan-, maka terus bumi menumbuhkannya. Dan sesungguhnya termasuk fitnahnya, yaitu Dajjal melalui suatu perkampungan, penduduknya mendustakannya dan tidak tersisa satupun binatang piaraan, kecuali musnah/mati. Dan termasuk fitnahnya (lagi), yaitu Dajjal melalui suatu perkampungan lalu penduduknya membenarkan ucapannya. Selanjutnya Dajjal memerintahkan langit agar menurunkan hujan, lalu terus langit menurunkan hujan. Dan dia memerintahkan bumi agar menumbuhkan - tetumbuhan-, lalu terus bumi menumbuhkannya, sehingga binatang-binatang ternak mereka pulang pada hari itu gemuk dan besar, perutnya kenyang, dan susunya penuh air susu. Bahwasanya tidak ada suatu bumipun yang tersisa, kecuali Dajjal telah menginjaknya dan membuat kerusakan, selain Mekah dan Madinah. Dajjal tidak dapat mendatangi keduanya dari jalan di antara dua gunung Mekah dan Madinah, kecuali ada malaikat yang menampakkannya dengan pedang-pedang terhunus, sehingga dia singgah di gunung kecil yang merah, yaitu di tanah yang kering/tandus. Maka Madinah menggoncang penduduknya tiga goncangan, lalu tidak tertinggal orang munafik, pria atau wanitanya, kecuali dia keluar menuju ke gunung kecil yang merah itu. Maka Madinah meniadakan orang yang buruk, seperti halnya tempat bara api menghilangkan kotoran/karat besi. Hari demikian itu disebut hari pembersihan". Ummu Syarik binti Abul-'Akar berkata: "Ya Rasulullah, dimanakah orang Arab waktu itu?" Beliau menjawab: "Mereka, pada waktu itu, sedikit. Sebagian besar mereka berada di Baitul-Maqdis, sedangkan pemimpin mereka adalah seorang lelaki yang saleh. Maka sewaktu pemimpin/imam mereka maju untuk mengerjakan solat Subuh mengimami mereka, tiba-tiba 'Isa bin Maryam turun kepada mereka di waktu Subuh. Selanjutnya, sang imam kembali ke belakang, berjalan mundur agar Nabi 'Isa maju mengimami solat orang-orang. Kemudian 'Isa meletakkan tangannya pada antara kedua bahu sang imam, kemudian mengatakan kepadanya: "Majulah dan kerjakanlah solat "sebagai imam-. Sebab solat itu sudah diiqamatkan untukmu". Kemudian imam mereka mengerjakan solat dengan mereka. Maka ketika dia mahu pergi, maka 'Isa as. berkata: "Bukakanlah olehmu sekalian pintu itu" lalu pintu dibuka, sedangkan dibelakang pintu ada Dajjal yang

disertai oleh 70 (tujuh puluh) ribu orang Yahudi, yang setiap mereka mempunyai pedang yang dihiasi dan bertoga hijau. Maka bila Dajjal melihat beliau -nabi 'Isa-, maka dia lebur-hancur sebagaimana hancurnya garam dalam air, dan dia lari ketakutan. Dan 'Isa as. berkata: "Sesungguhnya aku mempunyai suatu pukulan kepadamu yang kamu tidak bakal mendahului/menghindarkan pukulan dariku". Lalu beliau dapat menyusul Dajjal di pintu Lud sebelah timur (yakni: Sebuah tempat di Syam. Menurut informasi lain: tempat di Palestina), maka beliau 'Isa dapat membunuh Dajjal, lalu Allah mengusir orang Yahudi hingga porak poranda. Tidak ada sesuatu ciptaan Allah yang dapat dijadikan bersembunyi oleh orang Yahudi kecuali Allah menjadikan sesuatu itu dapat berkata-kata. Tidak ada batu, pohon, dinding dan binatang (kecuali Gilarqad/pohon berduri. Sebab dia itu termasuk pohon mereka. Dia tidak mahu berbicara) melainkan dia mengatakan: "Wahai hamba Allah yang muslim, inilah orang Yahudi. Kemarilah, bunuhlah ia -yakni: Yahudi itu-". Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya harinya/masanya itu adalah selama 40 (empat puluh) tahun. Setahun seperti setengah tahun, setahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu/sejum'ah dan akhir hari-harinya adalah bagaikan bunga api. Di pagi hari, salah seorang di antara kalian tiba di pintu Madinah, tapi dia tidak sampai di pintunya yang lainnya hingga petang hari". Lalu ditanyakan kepada beliau saw.: "Wahai Rasulullah bagaimana kami dapat mengerjakan solat di hari-hari yang pendek itu?" Beliau menjawab: "Yaitu kamu sekalian menghitung solat pada waktu itu, sebagaimana kalian memperkirakan pada hari-hari yang panjang ini, kemudian solatlah kamu sekalian". Rasulullah saw. bersabda: "Maka akan ada 'Isa bin Maryam di tengah-tengah umatku adalah sebagai hakim yang adil, pemimpin yang berlaku adil. Beliau menghancurkan palang salib membunuh babi dan meletakkan -tidak menerima pembayaran pajak dari orang kafir-. Beliau meninggalkan sedekah/zakat - lantaran banyak harta-. maka tidak ada kambing dan unta yang dijalankan. Permusuhan dan kebencian dihilangkan. Racun dari setiap yang memiliki racun dilenyapkan. Racun dari setiap yang memiliki racun dilenyapkan, sehingga seorang bocah/anak kecil memasukkan tangannya kedalam ular, maka tidak membahayakannya. Seorang bocah perempuan membawa lari singa, maka tidak membahayakannya. Serigala di tengahtengah kambing adalah dia itu bagai anjing yang menjaganya -yakni: bersahabat-. Bumi dipenuhi kedamaian, sebagaimana bejana dipenuhi oleh air. Hanya ada satu ungkapan: Tidak boleh disembah kecuali kepada Allah dan perang berhenti/selesai. Orang Quraisy kerajaannya dirampas. Dan bumi adalah bagaikan piring besar dari perak, yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya di masa Adam, sehingga suatu kaum berkumpul/merubung setandan anggur, maka dapat mengenyangkan mereka. Dan suatu kaum merubung buah delima, maka buah itu dapat mengenyangkan mereka. Lembu hanya seharga harta begini, begitu. Dan kuda hanya beberapa dirham". Mereka "para sahabat" bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkan harga Kuda murah .". Beliau menjawab: "Karena dia tidak dipakai/dinaiki untuk berperang selama-lamanya". Ditanyakan kepada beliau saw.: "Lalu apa yang menyebabkan lembu harganya mahal.". Beliau menjawab: "Dia dipakai' untuk membajak tanah semuanya. Dan sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal selama 3 (tiga) tahun kekeringan yaitu: Manusia mengalami musibah kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan langit, pada tahun yang pertama, agar ia menahan 1/3 (sepertiga) hujannya, dan memerintahkan bumi agar. menahan 1/3 (sepertiga) tumbuh-tumbuhannya. Kemudian memerintahkan langit, pada tahun kedua, agar ia menahan 2/3 (dua pertiga) hujannya dan memerintahkan bumi agar menahan 2/3 (dua pertiga) tumbuh-tumbuhannya. Kemudian Allah memerintahkan langit, pada tahun ketiga, maka ia menahan hujannya semuanya, lalu tidak meneteskan sama sekali. Dan

memerintahkan bumi, maka ia menahan tumbuh-tumbuhannya semuanya, lalu ia tidak menumbuhkan tetumbuhan yang hijau sama sekali, lalu tidak ada tersisa binatangbinatang yang mempunyai kuku berbelah kecuali musnah, melainkan -pa yang dikehendaki oleh Allah". Ditanyakan kepada beliau: "Lalu apa yang menyebabkan hidupnya manusia pada zaman tersebut.". Beliau menjawab: "Yaitu bacaan: Tahlil, takbir, tasbih, tahmid, dan yang demikian itu berjalan pada mereka seperti jalannya makanan". Abu 'Abdullah berkata: Saya mendengar Abul-Hasan Ath-Thanafisiy mengatakan: Saya mendengar 'Abdur-Rahman Al-Muharibiy mengatakan: Seyogyanya hadis ini diserahkan kepada seorang pendidik, sehingga dia mengajarkannya kepada anak-anak dalam pengajaran. 14 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0511. Dari Abu Bakar bin Abi Musa dari ayahnya katanya: "Ketika ada seorang yang bertanya pada Nabi saw tentang waktu-waktu solat, Nabi tidak menjawab secara lisan, tetapi beliau menyuruh Bilal azan subuh ketika fajar menyingsing. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk azan zuhur ketika matahari telah tergelincir. Beliau menyuruh Bilal untuk azan maghrib ketika matahari telah terbenam, Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk azan isyak ketika warna kemerah-merahan telah hilang. Pada keesokan harinya beliau menyuruh Bilal untuk sedikit mengakhirkan azan solat subuh hingga matahari mulai terang. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengakhirkan solat zuhur hingga mendekati waktu solat asar. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengakhirkan azan asar ketika matahari agak kemerah-merahan. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengakhirkan azan maghrib hingga warna kemerah-merahan di langit mulai akan berakhir. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengakhirkan solat isyak hingga sepertiga malam. Sabda beliau: "Waktu-waktu solat fardhu adalah diantara waktu-waktu solat fardhu yang kami lakukan kelmarin dan hari ini." 15 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 3952. Dari Al-Azraq ibnu Qais dari Syarik ibnu Syihab berkata: "Aku ingin bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah untuk bertanya tentang sifat-sifat kaum Khawarij. Pada hari raya aku bertemu dengan Abu Barzah bersama beberapa orang sahabatnya. Aku bertanya padanya: "Adakah kamu telah mendengar Rasulullab saw pernah menyebut-nyebut tentang kaum Khawarij?" la menjawab: "Ya, aku telah mendengar dengan kedua telingaku dan menyaksikan secara langsung dengan kedua mataku ini, bahawasanya ketika Rasulullah saw mendapat harta sedekah, maka ia membahaginya dan memberikan pada orang yang disebelah kanannya dan prang disebelah kirinya, sedangkan beliau tidak memberikan pada orang yang dibelakangnya. Maka seorang yang berkulit hitam berambut panjang dan berbaju putih yang berada di belakang beliau dan berkata: "Wahai Muhammad, kamu tidak adil dalam memberikan harta ini." Rasulullah saw sangat marah, kemudian beliau bersabda: "Demi Allah, sepeninggalku kelak, kamu sekalian tidak akan mendapatkan seorangpun yang lebih adil dariku." Kemudian beliau bersabda: "Pada akhir zaman nanti, akan ada suatu kaum, mereka pandai membaca Al Quran tetapi hati mereka tidak tertembus oleh ajaran Islam. Mereka keluar dari Islam secepat terlepasnya anak panah dari busurnya. Mereka akan selalu ada hingga orang terakhir dari golongan mereka akan muncul bersama Dajjal. Dan orang ini adalah termasuk dari golongan mereka. Jika kamu mendapatkan mereka, maka bunuhlah mereka adalab sejahat-jahatnya makhluk."

16 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0789. Harun bin Ishaq Al-Hamdani menceritakan kepada kami, 'Abdah bin Sulaiman memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Hisyam bin 'Urwah dari ayahnya dari 'Aisyah di mana ia berkata: "Rasulullah s.a.w. biasa beri'tikaf pada sepuluh terakhir dalam bulan Ramadan, dan bersabda: "Bersungguh-sungguhlah kamu (untuk mendapatkan) Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadan." Masalah yang sama diriwayatkan pula dari 'Umar, Ubayy bin Ka'b, Jabir bin Samurah, Jabir bin 'Abdullah, Ibnu 'Umar, Al-Falatan bin 'Ashim, Anas, Abu Sa'id, 'Abdullah bin Unais, Abu Bakrah, Ibnu 'Abbas, Bilal dan 'Ubadah dan Ash-Shamit. Abu 'Isa berkata: "Hadis 'Aisyah itu adalah hadis hasan sahih; sedangkan kata yujaawiru ertinya adalah beri'tikaf. Banyak riwayat dari Nabi s.a.w. bahawasanya baginda bersabda: "Carilah Lalatul Qadar itu pada sepuluh terakhir pada setiap yang ganjil." Diriwayatkan dari Nabi s.a.w. tentang Lailatul Qadar iaitu bahawasanya Lailatul Qadar itu adalah pada malam 21, 24, 25, 27, 29 dan malam terakhir dari bulan Ramadan." Asy-Syafi'i berkata: "Itu hanyalah pendapat saya. Dan Allah Maha Mengetahui; di mana Nabi s.a.w. menjawab suatu pertanyaan sewaktu ditanya tentang Lailatul Qadar. Dikatakan kepada baginda bahawa kam mencarinya pada malam ini, kemudian baginda bersabda: "Carilah Laiatul Qadar itu pada malam ini." Asy-Syafi'i berkata: "Riwayat yang paling kuat menurut pendapat saya ialah bahawa Lailatul Qadar itu jatuh pada malam tanggal 21." Abu 'Isa berkata: "Diriwayatkan dari Ubbay bin Ka'b bahawasanya ia bersumpah bahawa Lailatul Qadar itu berada pada malam 27 di man ia berkata: "Rasulullah s.a.w. memberitahukan kepada kami dengan tanda-tanda malam itu kemudian kami menyebut-nyebut dan menghafalnya." Diriwayatkan dari Abu Qilabah bahawasanya ia berkata: "Lailatul Qadar itu berkisar pada sepuluh terakhir." 'Abd bin Humaid memberitahukan yang demikian kepada kami, 'Abdur Razzaq memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Ma'mar dari Ayyub dari ABu Qilabah dengan maksud seperti itu." 17 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0938. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Pada masa Rasulullah saw. masih hidup, kami membayar zakat fitrah untuk setiap orang, baik anak kecil maupun dewasa, merdeka maupun budak, iaitu satu gantang makanan berupa keju, atau gandum, atau kurma, atau anggur kering. Pada masa pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, dia berpidato di hadapan jemaah haji atau 'umrah, katanya antara lain: "Dua mud gandum negeri Syam sama dengan segantang kurma." Kerana pidatonya itu maka orang banyak membayar zakat fitrahnya seperti itu. Kata Abu Sa'id, "Tetapi aku tetap saja membayar seperti apa yang telah ku lakukan sejak zaman Nabi sampai akhir hayatku." 18 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4685. Dari Jami' ibnu Syaddad dari Thariq Al-Muhariby, bahawasanya ada seseorang mengadu: "Wahai Rasulullah, pada zaman Jahiliyah Bani Tsa'labah itu telah membunuh Fulan, maka kini kami menuntut balas." Akhirnya Rasulullah saw mengangkat kedua tangan beliau, hingga aku melihat putih ketiak beliau, sambil bersabda: "Janganlah kesalahan seorang ibu dilimpahkan kepada anaknya untuk kedua kalinya."

19 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3035. Dan Ahdiil A'la ibnu 'Ady Al Bahrany dari Tsaubah (maula Rasulullah saw) berkata: "Rasulullah .saw. bersabda; "Dua golongan dari umatku pasti akan dibebaskan Allah dari api neraka . Golongan yang turut dalam perang India dan golongan yang pada akhir zaman turut bersama Nabi isa as. 20 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 0168. Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abdullah bin Amir bin Zurarah, mereka berkata. Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Ayyasy, dan Ashirn, dari Zirrin, dari 'Abdullah bin Masuud, dia berkata. Rasulullah SAW. bersabda. "Akan keluar di akhir zaman sekelompok kaum yang muda umurnya dan lemah akalnya. Mereka mengucapkan perkataan dari sebaik-baik perkataan manusia. Mereka membaca Al-Quran, tapi tidak sampai melalui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam, seperti keluarnya anak panah yang mengenai buruannya. Maka barangsiapa menjumpai mereka, maka bunuhlah mereka. Kerana membunuh mereka adalah suatu pahala, di sisi Allah, bagi orang yang membunuhnya". 21 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2283. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin 'Ayyasy memberitahukan kepada kami, dari Ashim dari Zirr dari Abdillah berkata Rasulullah SAW bersabda: "Di akhir zaman keluar suatu kaum yang muda umurnya serta bodoh akalnya, mereka membaca AI Quran yang tidak melalui tulang antara leher dan bahu (tidak diterima bacaannya) mereka bersemboyan berdasarkan sabda sebaik-baik manusia serta mereka keluar dari agama seperti anak panah yang menembus." Dalam bab ini terdapat hadis dari Ali bin Abi Said dan Abu Dzarr. Hadis ini adalah hasan sahih. Dan diriwayatkan dalam selain hadis ini sifat kaum tersebut iaitu orang-orang yang membaca Al-Quran yang tidak melalui tulang antara leher dan bahu mereka memanah dengan agama seperti panah keluar dari haiwan yang terkena panah. Sesungguhnya mereka adalah golongan Khawarij Haruriyah dan lainnya dari golongan Khawarij. 22 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2515. aksudnya :Suwaid menceritakan kepada kami, Ibnu Mubarak memberitahukan kepada kami, Yahya bin Ubaidullah memberitahukan kepada kami, ia berkata ;"Aku mendengar Abu Hurairah berkata :"Rasulullah SAW bersabda :"Muncul pada akhir zaman orang-orang yang menipu dunia dengan agama, mereka memakai kulit kambing agar tampak lemah lembut kepada manusia, dan mulutnya lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka bagaikan hati serigala". Allah berfirman :"Apakah kerana Aku kamu terpedaya atau terhadap Aku kamu berani, maka demi Aku, Aku bersumpah sungguh Aku mengirimkan atas mereka dari mereka akan cubaan yang membiarkan orang-orang yang santun itu menjadi bingung".Hadis ini adalah hadis gharib dari Ibnu Umar yang aku tidak mengetahui selain dari sanad ini. 23 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1026.

Dari Suwaid bin Ghafalah r.a., katanya 'Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Berbicara mengenai hadis Rasulullah saw., aku lebih suka tersungkur dari langit, daripada aku mengucapkan hadis yang tidak pernah diucapkan oleh beliau. Lain halnya bila aku berbicara denganmu membicarakan persoalanku dengan kamu; maka sesungguhnya perang itu adalah tipu muslihat. Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Nanti bakal muncul di akhir zaman, pemuda-pemuda berfikiran bodoh, pandai mengucapkan kata yang merdu-merdu dan berbicara manis, pandai membaca Quran tetapi tidak melalui kerongkongan mereka (hanya sekadar baca-baca saja). Mereka keluar dari agama Islam bagaikan anak panah yang keluar dari busurnya (tidak pernah kembali). Apabila kamu bertemu dengan mereka, bunuhlah mereka! Kerana sesungguhnya membunuh mereka itu dapat pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat." 24 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4547. Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ra berkisah: "Qasamah (sumpah untuk membebaskan diri dari tuduhan pembunuhan) yang pertama kali terjadi pada zaman Jahiliyah, iaitu; bahawanya pada suatu hari ada seorang dari Bani Hasyim menyewa tenaga kerja seorang dari suku Quraisy; kemudian ia dan pekerjanya itu pergi membawa untauntanya. Di tengah perjalanan, pekerja itu bertemu dengan seorang dari Bani Hasyim yang sedang terputus tali karungnya; orang itu berkata: "Tolong, berilah aku seutas tali untuk mengikat karungku agar untaku tidak lari." Maka pekerja itu memberinya seutas tali untuk mengikat karung. Ketika istirahat, semua unta diikat kecuali seekor unta yang belum diikat; maka tanya majikan itu: "Mengapa seekor unta ini belum diikat?" Jawab pekerja itu: "Tidak ada talinya." Tanya majikan: "Di mana talinya?" Jawabnya: "Tadi ada seorang dari Bani Hasyim bertemu denganku, kerana ia terputus tali karungnya, maka ia meminta seutas tali padaku untuk mengikat karungnya supaya untanya tidak lari, maka aku memberinya seutas tali." Tiba-tiba majikan itu melempar tongkat padanya sehingga menyebabkan kematiannya. Ketika pekerja itu masih dalam keadaan sakit, ia bertemu dengan seorang penduduk Yaman; ia bertanya kepada orang Yaman itu: "Apakah kamu akan menghadiri musim haji?" Jawab orang itu; "Mungkin saja ya". Pekerja itu bertanya: "Pada suatu waktu, mahukah kamu menyampaikan beritaku pada keluargaku?" Jawab orang itu: "Ya". Kemudian pekerja itu berpesan: "Bila kamu menghadiri musim haji di sana, panggillah keluarga Quraisy; bila mereka menyambut panggilanmu, panggil pula keluarga Hasyim; dan bila mereka menyambut panggilanmu, carilah Abu Thalib dan beritahukan padanya, bahawa si Fulan telah membunuhku dikeranakan seutas tali." Setelah itu pekerja tersebut meninggal dunia. Ketika majikannya tiba di Mekah, Abu Thalib datang kepadanya dan bertanya: "Bagaimana khabar kawan kami?" Jawabnya: "Ketika ia sakit aku sudah memperlakukannya dengan baik, tetapi kemudian ia meninggal, maka akupun menguburnya." Tanya orang itu: "la masih ada tali kekeluargaan denganmu." Maka Abu Thalib diam. Kemudian seorang Yaman yang telah diberi pesan oleh pekerja (yang telah meninggal dunia) itu datang pada musim haji; maka ia memanggil: "Wahai keluarga Quraisy". Jawab Quraisy: "Di sinilah kami." Kemudian ia memanggil: "Wahai keluarga Hasyim". Jawab Bani Hasyim: "Di sinilah kami." la bertanya: "Manakah Abu Thalib?" Jawab Abu Thalib: "Aku adalah Abu Thalib". la berkata: "Si Fulan, pekerja yang meninggal itu, telah berpesan padaku untuk menyampaikan suatu khabar padamu, bahawa Fulan telah membunuhnya kerana ia telah memberikan seutas tali pada seseorang." Maka Abu Thalib datang pada majikan itu dan berkata: "Pilihlah salah satu dari tiga keputusan dari kami, kerana kamu telah membunuh kawan kami tanpa sengaja; apakah kamu akan menebusnya dengan

seratus ekor unta, atau kamu akan mencari lima puluh orang dari kaummu supaya mereka bersumpah bahawa kamu tidak membunuhnya, dan jika kamu tidak mahu, maka kami akan membunuhmu kerana kematiannya." Akhirnya majikan itu datang pada kaumnya dan menyampaikan hal itu pada mereka. Kata kaumnya: "Kami akan bersumpah". Tiba-tiba ada seorang wanita dari Bani Hasyim - isteri dari keluarga si pembunuh itu dan memiliki seorang anak dengannya - datang pada Abu Thalib dan berkata: "Aku ingin tidak engkau samakan anakku ini dengan seorang dari lima puluh orang itu, janganlah kamu memaksa mengambil sumpahnya." Maka Abu Thalib menerimanya. Kemudian seorang dari keluarga si pembunuh datang dan berkata: "Wahai Abu Thalib, jika kamu menghendaki sumpah dari lima puluh orang sebagai ganti dari seratus ekor unta, bererti setiap sumpah seorang dapat mengganti dua ekor unta, maka dari itu, terimalah dua ekor unta ini, dan janganlah kamu memaksa sumpahku". Abu Thalib menerima dua ekor unta itu, maka tinggallah empat puluh lapan orang (48 orang) yang datang untuk bersumpah, untuk membebaskan Fulan dari tuduhan membunuh". Kata Ibnu Abbas: "Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, belum ada setahun, keempat puluh lapan orang itu telah mati semua." 25 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1238. Dari Aisyah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. kalau hendak bepergian, beliau undi antara isteri-isteri beliau. Siapa di antaranya yang keluar undiannya, beliau membawanya berangkat. Beliau mengundi antara kami untuk pergi kepada suatu peperangan. Maka keluarlah undian saya. Lalu saya berangkat bersama beliau sesudah turun ayat hijab (perintah bertutup muka). Saya dibawa dan ditumpangkan di atas sekedup, lalu kami berjalan. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai dari peperangan itu, beliau berangkat pulang. Setelah kami berhenti dekat Madinah, malam harinya diberitahukan untuk berangkat. Ketika pemberitahuan itu, saya pun berdiri lalu berjalan hingga saya melampaui tentera. Setelah saya menyiapkan keperluan, dan saya bersiap-siap untuk berangkat, saya raba dada saya, kebetulan kalung saya jaz'i azfar (sebangsa akik) telah putus. Segera saya kembali mencari kalung saya, sehingga saya terlambat kerana mencarinya. Mereka yang akan berangkat itu datang ke tempat saya tadi, lalu mereka angkat sekedup saya dan mereka letakkan di atas punggung unta kenderaan saya. Mereka mengira saya dalam sekedup itu, kerana perempuan waktu itu berbadan ringan tiada berat badannya dan tiada banyak dagingnya, kerana mereka makan hanya sedikit. Orang itu tiada curiga ketika mengangkatnya, lalu sekedup itu mereka bawa. Mereka menyuruh unta berdiri dan terus berjalan. Kalung saya dapat kembali sesudah tentang pergi. Saya datang ke tempat tentera tetapi tiada seorang juapun lagi di situ, maka saya tujulah tempat yang saya tempati semula, kerana menurut dugaan saya, tentu setelah mereka tahu bahawa saya hilang, mereka akan mencari saya. Ketika saya sedang duduk, mata saya mengantuk, lalu saya tertidur. Safwan bin Mu'aththal Assulami Zakwani berjalan di belakang tentera. Waktu subuh ia tiba dekat tempatku, maka dilihatnya bayangan manusia sedang tidur. Lalu ia datang menemui saya, dan ia pernah melihat saya sebelum bertutup, lalu saya terbangun kerana ia membaca: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, ketika ia menyimpuhkan untanya. Kemudian diinjaknya tangan unta itu, lalu saya kenderai, dan ia pun berjalan mengheret unta saya, sehingga kami sampai kepada tentera ketika mereka sedang beristirehat waktu mulai tengah hari. Maka curigalah orang yang curiga. Yang memelopori khabar dusta itu ialah Abdullah bin Ubayy bin Salul. Kemudian kami sampai di Madinah dan saya sakit selama sebulan. Mereka menyiarkan khabar bohong. Saya merasakan sewaktu saya sakit, saya tiada melihat kesayangan Nabi s.a.w. sebagaimana biasa saya lihat kalau

saya sakit. Hanya waktu beliau masuk, beliau memberi salam, kemudian bertanya: "Bagaimana keadaanmu?" Saya tiada mengetahui hal yang demikian itu sampai saya sembuh. Waktu saya telah sembuh, saya ke luar bersama Ummu Misthah ke tempat buang air besar. Kami hanya keluar malam hari. Itu sebelum kami membuat bilik air dekat rumah kami. Dan keadaan kami sebagaimana keadaan orang Arab zaman dahulu, buang air di tengah padang. Lalu saya berjalan bersama Ummu Misthah binti Abu Ruhmin. Ia terbentur (tertarung) pada kainnya, lalu berkata: "Celaka Misthah!" Saya berkata kepadanya: "Alangkah jeleknya perkataanmu! Mengapa engkau caci laki-laki yang turut serta dalam peperangan Badar?" Jawabnya: "Hai! Tidakkah engkau tahu apa yang mereka perkatakan?" Lalu diceritakannya kepada saya berita bohong itu. Maka bertambah hebatlah penyakit saya di samping sakit yang telah ada. Setelah saya kembali ke rumah. Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat saya, lalu beliau memberi salam dan bertanya:"Bagaimana keadaanmu?" Kata saya: "Izinkan lah saya menemui ibu bapa saya". Kata Aisyah: Ketika itu saya hendak meyakinkan tentang pekhabaran itu dari keduanya. Rasulullah mengizinkan saya, lalu saya datang menjumpai ibu bapa saya. Saya bertanya kepada ibu: "Apakah yang ramai dibicarakan orang banyak?" Jawabnya: "Wahai anakku! Janganlah engkau perdulikan keadaan itu terhadap dirimu! Demi Allah, sesungguhnya jaranglah perempuan cantik di samping laki-laki yang mengasihinya dan ia bermadu, tentulah madunya akan memperbanyak cacian kepadanya." Kata saya: "Subhanallah! Benarlah orang banyak membicarakan hal ini!" Kata Aisyah: Malamnya saya tinggal di situ sampai pagi. Air mata ku mengalir tiada putus-putus, dan saya tidak boleh tidur. Pada paginya, Rasulullah s.a.w. memanggil Ali bin Abu Thalib dan Usamah bin Zaid, ketika wahyu lambat (terhenti) turunnya. Beliau bermusyawarat dengan keduanya mengenai perpisahan dengan isteri beliau. Adapun Usamah memberikan pandangannya kepada beliau dengan nama Tuhan yang mengetahui diri beliau tentang kasihnya terhadap mereka. Usamah berkata: "Dari hal isteri tuan hai Rasulullah! Demi Allah, tiada yang kami ketahui melainkan baik." Ali bin Abu Thalib berkata: "Hai Rasulullah! Tuhan tiada akan menyulitkan tuan. Perempuan yang lain masih banyak. Tuan tanyalah jariyah (hamba), dia akan berkata benar kepada tuan!" Rasulullah s.a.w. memanggil Barirah, lalu beliau bertanya: "Hai Barirah! Adakah engkau ketahui pada Aisyah sesuatu yang mencurigakan engkau?" Barirah menjawab: "Tidak, demi Tuhan yang mengutus tuan dengan hak. Tiada hamba ketahui padanya keadaan yang dapat hamba cela. Tapi ia hanya seorang perempuan yang muda usianya. Ia tidur meninggalkan tepung yang dibasahi untuk dibuat roti, dan binatang-binatang kecil datang memakannya." Hari itu Rasulullah s.a.w. berdiri berkhutbah. Beliau menyatakan keberatan terhadap Abdullah bin Ubayy bin Salul. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapakah yang akan menolong saya terhadap laki-laki yang saya dengar mengganggu isteri saya. Demi Allah! Saya hanya mengetahui isteri saya sebagai seorang yang baik. Dan mereka menyebut laki-laki yang menurut pengetahuan saya orang baik. Ia tiada pernah masuk ke rumah isteri saya selain dengan saya." Maka Saad bin Muaz berdiri lalu berkata: "Hai Rasulullah! Demi Allah, saya menolong tuan terhadapnya. Kalau ia dari golongan Aus, kami penggal lehernya. Kalau ia saudara kami dari golongan Khazraj perintahkan lah kepada kami. supaya kami lakukan perintah tuan. "Saad bin Ubadah lalu berdiri. Dia pemimpin Khazraj. Sebelum itu dia seorang laki-laki yang baik. Tetapi dia didorong oleh rasa kesukuan (kesombongan), katanya: "Demi Allah! Engkau bohong! Jangan engkau bunuh dia dan engkau tidak boleh membunuhnya." Usaid bin Hudair berdiri pula, katanya: "Demi Allah! Engkau bohong. sesungguhnya kami mesti membunuhnya. Sebenarnya engkau munafik, engkau membela orang-orang munafik." Maka ributlah dua golongan Aus dan Khazraj, sehingga terjadi keributan

dan hampir berbunuh-bunuhan dan Rasulullah s.a.w. sedang di atas mimbar. Segera beliau turun, lalu beliau tenangkan mereka, sehingga mereka diam dan beliau diam pula. Kata Aisyah: Hari itu saya menangis, air mata ku tiada putus-putusnya dan saya tidak boleh tidur. Pagi harinya ibu bapa berada di sisi saya. Saya telah menangis sehari dua malam, hingga saya kira tangis itu membelah hatiku. Ketika keduanya sedang duduk di sisi saya dan saya menangis, tiba-tiba seorang perempuan Ansar minta izin masuk, lalu saya izinkan ia duduk menangis bersama saya.Kata Aisyah: Ketika kami dalam keadaan demikian, tiba-tiba Rasulullah s.a.w. masuk lalu beliau duduk. Beliau tiada duduk di sisi saya semenjak hari orang memperkatakan diri saya. Selama satu bulan beliau tiada menerima wahyu mengenai keadaan saya. Kata Aisyah: Nabi mengucapkan syahadat membaca: (Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah), kemudian beliau bersabda: "Hai Aisyah! Saya telah mendapat berita tentang diri mu begini dan begitu. Kalau engkau tiada bersalah (suci), maka Tuhan akan membebaskan engkau. Tetapi kalau engkau berbuat dosa, maka mohonlah ampunan kepada Allah dan taubatlah kepadaNya. Sesungguhnya seorang hamba kalau mengakui dosanya, kemudian ia taubat. Tuhan akan menerima taubatnya." Setelah Rasulullah s.a.w. selesai bersabda, keringlah air mata saya hingga tiada terasa setitis pun. Saya berkata kepada bapa saya: "Bapa, tolonglah jawabkan kepada Rasulullah." Saya berkata kepada ibu: "Ibu, tolonglah jawabkan kepada Rasulullah!" Jawabnya: "Saya tidak mengetahui apa yang akan saya katakan kepada Rasulullah!" Kata Aisyah selanjutnya: "Saya seorang perempuan yang masih muda, tiada banyak membaca Quran." Katanya: "Demi Allah! Sesunguhnya saya mengetahui bahawa tuan telah mendengar apa yang diperbincangkan manusia dan masuk ke dalam hati tuan dan tuan pun membenarkannya. Demi, jika saya katakan kepada tuan, bahawa saya tiada bersalah (dan Allah mengetahui bahawa sesungguhnya saya tiada bersalah) tuan tiada juga akan membenarkan saya tentang itu. Demi, jika saya mengaku bersalah (sedang Allah mengetahui bahawa saya tiada bersalah) tentulah tuan akan membenarkan. Demi Allah, tiada saya dapati perumpamaan antara saya dan tuan, melainkan ketika bapa Yusuf berkata: "Hanyalah sabar yang lebih elok! Dan Allah tempat minta tolong terhadap apa yang kamu terangkan." Kemudian saya pindah ke tikar tempat tidur saya, sambil mengharapkan dibebaskan (disucikan) Tuhan saya kiranya. Tetapi, demi Allah, tiada saya kira bahawa wahyu diturunkan mengenai keadaan saya. Saya sendiri merasa terlalu kecil untuk disebutkan keadaan saya di dalam Quran. Hanya saya mengharapkan bahawa Rasulullah s.a.w. akan melihat (bermimpi) waktu tidur suatu mimpi, bahawa Tuhan membebaskan saya (menyatakan tiada bersalah). Demi Allah sebelum beliau hendak pergi ke majlis beliau, dan belum seorang pun dari isi rumah yang ke luar, maka diturunkan lah wahyu kepada beliau. Beliau merasa payah, sehingga keringat beliau bercucuran seperti mutiara, pada hal waktu itu musim dingin. Setelah wahyu kepada Rasulullah s.a.w. selesai, beliau tertawa. Perkataan pertama yang beliau katakan dihadapkan kepada saya: "Hai Aisyah! Pujilah Allah! Sesungguhnya Tuhan telah membebaskan engkau (menyatakan tiada bersalah)." Ibu berkata kepada saya: "Berdirilah engkau menghadap Rasulullah s.a.w.!" Jawab saya: "Tidak, demi Allah! Saya tidak akan berdiri menghadap beliau, dan tiada yang akan saya puji melainkan Allah!" Tuhan yang Maha Tinggi telah menurunkan ayat yang ertinya: "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah golongan kamu juga sampai akhir ayat. (Surat An Nur, 11 . 12). Setelah Tuhan menurunkan ayat tentang kesucian saya, Abu Bakar Siddik, yang membelanjai Misthah bin Asasah kerana kerabatnya, berkata: "Demi Allah, untuk selamanya saya tiada akan membelanjai Misthah sedikit pun, sesudah ia memperkatakan tentang hal Aisyah." Tuhan yang Maha Tinggi lalu

menurunkan ayat yang ertinya: "Orang-orang yang mempunyai kekayaan dan kelapangan di antara kamu janganlah bersumpah bahawa mereka tiada akan memberi pertolongan kepada kerabat sampai Tuhan itu Pengampun dan Penyayang". (Surat An Nur, ayat 22). Kemudian Abu Bakar berkata: "Demi Allah, sesungguhnya saya suka bahawa Tuhan akan mengampuni saya." Lalu ia kembali membelanjai Misthah sebagai dahulu. Dan Rasulullah s.a.w.. menanyakan pada Zainab binti Jahsy dari hal keadaanku. Nabi bertanya: "Apakah yang engkau ketahui tentang apa yang engkau lihat?" Jawab Zainab: "Hai Rasulullah! Saya menjaga pendengaran dan penglihatan saya. Demi Allah, tiada saya ketahui tentang dirinya melainkan baik." Katanya Aisyah: "Dan dia (Zainab) yang menyamai saya, maka Tuhan memeliharanya dengan wara' (taqwa kepada Tuhan)." 26 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4920. Dari Sa'id ibnu Jubair dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Pada akhir zaman, ada kaum yang menyemir rambutnya dengan warna hitam bagaikan dada burung merpati, mereka adalah orang-orang yang tidak akan mendapatkan harumnya syurga." 27 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2393. Al-Hasan bin Ali Al-Khallal memberitahukan kepada kami, Abdur Razzaq memberitahukan kepada kami, Maamar memberitahukan kepada kami dari Ayyub dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw bersabda: "Di akhir zaman mimpi seorang mukmin hampir-hampir tidak dusta dan sebenar-benar mereka dalam mimpi adalah sebenar-benar mereka dalam perkataan. Mimpi ada tiga macam iaitu mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah, mimpi yang ditimbulkan oleh perkataan seseorang kepada dirinya dan mimpi buruk yang ditimbulkan syaithan. Apabila seseorang dari kamu melihat mimpi yang tidak dia sukai, maka janganlah menceritakannya kepada orang lain, lalu hendaklah melakukan solat." Abu Hurairah berkata, "aku senang ikatan dan aku benci belenggu". Ikatan adalah keteguhan dalam menjalankan agama. Abu Nurairah berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Mimpi seorang mukmin adalah satu bahagian dari empat puluh enam bahagian dari kenabian." Abdul Wahhab Ats Tsaqafi meriwayatkan hadis ini dari Ayyub secara marfu', dan Hammad bin Zaid meriwayatkannya dari Ayyub secara mauquf. 28 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 5007. Telah menceritakan padaku Abdur Rahman ibnu Tharafah dari Arjafah ibnu Kuraib (kakeknya) berkisah, bahawasanya pada zaman Jahiliyah, hidungnya telah terluka di hari 'Kulab', maka dia mengganjal hidungnya dengan perak, tetapi lama-lama perak itu menjadi busuk di hidungnya, akhirnya Rasulullah saw membolehkannya mengganjal hidungnya dengan emas. 29 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 3951. Dari Suwaid ibnu Ghafalah dari Ali ra, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw telah bersabda: "Pada akhir zaman kelak, akan ada suatu kaum yang suka berbuat kerukan gigi dan pemikirannya cetek, mereka pandai berbicara tetapi sebenarnya iman mereka tidak dapat menembusi hati mereka, mereka keluar dari Islam secepat anak panah

yang terlepas dari busurnya. Maka jika kamu menjumpai mereka, bunuhlah mereka, kerana seorang yang membunuh mereka akan mendapat pahala dihari kiamat." 30 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2704. Mewartakan kepada kami Ahmad bin Al-Azhar; mewartakan kepada kami 'Abdurrazzaq bin Hammam; memberitakan kepada kami Ma'mar, dari Asy'ats bin 'Abdullah, dari Syahr bin Hausyab, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan ahli kebaikan selama tujuh puluh tahun. Ketika dia berwashiyat, menyimpang dalam washiyatnya. Maka diakhiri hidupnya dengan amalannya yang jahat itu, akhirnya diapun masuk neraka. Dan sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan ahli kejahatan selama tujuh puluh tahun. Dan dia bertindak adil dalam washiyatnya. Lalu diakhiri hidupnya dengan amalannya yang baik itu, akhirnya diapun masuk syurga". Abu Hurairah berkata: "Bacalah jika kalian mahu (yang ertinya: Itulah hukum-hukum Allah-sampai firman Allah-adzab yang menghinakan) 31 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1187. Mewartakan kepada kami Abdullah bin Sa'id, mewartakan kepada kami Ibnu Abu Ghaniyyah, mewartakan kepada kami Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Rasulullah SAW. beliau bersabda: "Barangsiapa yang khawatir kalau tidak dapat bangun di akhir malam, maka solatlah Witir di awal malam, kemudian tidurlah dia. Barangsiapa yang ingin sekali di antara kamu sekalian bangun di akhir malam, maka hendaklah solat Witir di akhir malam. Sebab solat di akhir malam itu dihadiri "malaikat-. Dan yang demikian itu lebih utama." 32 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0214. Dari Ghudhaif bin Harits dia berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah R.A.: Tahukah egnkau, apakah Rasulullah S.A.W. biasa mandi junub di awal malam hari atau di akhirnya? Kata Aisyah: "Kadang-kadang beliau mandi di awal malam, dan kadang-kadang di akhirnya". Kataku: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan perkara ini lapang." Kataku: Tahukah engkau, apakah Rasulullah S.A.W. biasa mengerjakan solat witir di awal malam hari atau di akhirnya? Kata Aisyah: "Kadangkadang beliau mengerjakan solat witir di awal malam hari, dan kadang-kadang di akhirnya". Kataku: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan perkara ini lapang". Kataku: Tahukah engkau, apakah Rasulullah S.A.W. biasa membaca Al Quran (dalam solat malam) dengan suara nyaring atau membacanya dengan suara perlahan? Kata Aisyah: "Kadang-kadang beliau menyaringkannya, dan kadangkadang membacanya perlahan." Kataku: "Segala puji bagi Allah yang telah membuat perkara ini lapang". 1)* 1)* Hadis ini juga dikeluarkan oleh Nasaai dan Ibnu Majah dengan singkat dan senada dengan hadis ini pula oleh Muslim, Bukhari, dan Tirmidzi. 33 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0923. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, 'Abdur Rahman bin Mahdi memberitahukan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Abuz Zubair dari Ibnu 'Abbas dan 'Aisyah "bahawasanya Nabi s.a.w.

mengakhirkan tawaf ziyarah sampai waktu malam." Abu 'Isa berkata: "Hadis ini adalah hadis hasan. Sebahagian ulama' memberikan keringanan untuk mengakhirkan tawaf ziyarah sampai waktu malam. Sebahagian ulama' yang lain menganggap sunat untuk berziarah pada hari Nahar; dan sebahagian yang lain memberi kelonggaran untuk mengakhirkannya walaupun sampai akhir dari hari-hari Mina." 34 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1918. Dari Zaid bin Tsabit r.a. katanya: Saya disuruh datang oleh Abu Bakar bertalian dengan pertempuran di Yamamah, dan di dekatnya ada Umar. Abu Bakar mengatakan bahawa Umar datang kepadanya dan berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang hafal Quran telah banyak yang tewas dalam perang Yamamah. Saya khuatir akan banyak pula orang-orang yang hafal Quran itu tewas di setiap medan pertempuran, sehingga menyebabkan sebahagian besar dari Quran itu hilang. Sebab itu, saya berpendapat supaya " engkau memerintahkan pengumpulan Quran dalam satu buku." Saya (Abu Bakar) menjawab: "Bagaimana saya akan berani memperbuat sesuatu yang belum pernah diperbuat oleh Rasulullah saw?" Kata Umar: "Demi Allah! Itu suatu hal yang baik. Umar terus mendesak saya untuk mengerjakan hal itu, sampai Allah membukakan hati saya sesuai dengan yang telah dibukakan Allah kepada hati Umar, sehingga saya berpendapat tentang pengumpulan Quran itu sesuai dengan pendapat Umar." Zaid mengatakan, bahawa Abu Bakar mengatakan kepadanya: "Sesungguhnya engkau seorang pemuda yang cerdas dan kami tidak menambah curiga kepada engkau dan engkau biasa menuliskan wahyu atas perintah Rasulullah saw. Kerana itu, periksalah ayat-ayat Quran dan kumpulkan semuanya!" Kata Zaid: "Demi Allah! Kalau saya dibebani memindahkan sebuah bukit di antara bukit-bukit nescaya tidak akan lebih berat bagi saya dari apa yang dibebankan kepada saya, iaitu mengumpulkan Quran." Kata Zaid (kepada Abu Bakar dan Umar): "Bagaimana engkau keduanya membuat sesuatu .yang belum diperbuat oleh Rasulullah saw?" Jawab Abu Bakar: "Demi Allah! Hal itu sangat baik!" Abu Bakar sentiasa mendesak saya dan akhirnya Allah membukakan hati saya sesuai dengan yang dibukakanNya kepada Abu Bakar dan Umar, dan akhirnya saya sependapat tentang itu dengan pendapat keduanya. Lalu ayat-ayat Quran itu saya cari di mana-mana dan saya kumpulkan dari tulisan-tulisan pada pelepah korma, kertas dan batu, dan dari hafalan beberapa orang. Akhirnya Surat Taubah yang berbunyi: "Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari bangsa kamu juga sampai akhir ayat, saya dapat dari Khuzaimah atau Abu Khuzaimah. Lalu saya persambungkan ayat itu dalam surat Taubah. Quran (yang telah terkumpul) itu disimpan oleh Abu Bakar semasa hidupnya. Dan sesudah beliau meninggal, disimpan oleh Umar semasa hidupnya. Sesudah Umar wafat disimpan oleh Hafshah binti Umar. 35 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3330. Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami dari Sufyan bin Malik bin Mi'wal dari Thalhah bin Musharraf dari Murrah dari Ibnu Mas'ud berkata: "Ketika Rasulullah SAW. sampai di Sidradulmuntaha beliau bersabda: "Berakhir padanya sesuatu yang naik dari bumi (perbuatan yang baik dan ruh) dan batas akhir yang turun dari atas (wahyu). Allah memberi kepada beliau di tempat itu tiga perkara yang belum pernah Dia berikan kepada seorang Nabi sebelumnya iaitu pertama diwajibkan atas beliau solat lima kali dan kedua beliau diberi ayat-ayat akhir surat Al-Baqarah dan ketiga Allah mengampuni bagi ummat

beliau dosa-dosa yang besar selama mereka tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah. Ibnu Mas'ud membaca ayat:(Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya). An Najm: 16.Dia berkata Sidratulmuntaha berada di langit keenam.Sufyan berkata dalam menafsiri sesuatu yang meliputinya, rama-rama dari emas dan Sufyan berisyarat dengan tangannya lalu menggetarkannya. Selain Malik bin Mighwal berkata: "Sampai di Sidratulmuntaha batas akhir ilmu makhluk, mereka tidak memperoleh ilmu lebih dari pada itu." Hadis ini adalah hadis hasan sahih. 36 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0461. Dari Abu Said Al Khudri katanya: "Pernah kami memperkirakan berdirinya Rasulullah saw ketika solat zuhur mahupun solat asar. Bila berdiri pada kedua rakaat pertama dalam solat zuhurnya, beliau berdiri selama bacaan tiga puluh ayat atau sama dengan bacaan surat As Sajadah. Sedangkan pada dua rakaat akhir dalam solat zuhurnya beliau berdiri pada dua rakaat pertama dalam solat asar beliau berdiri seperti ketika beliau berdiri pada dua rakaat akhir dalam solat zuhurnya. Sedangkan pada dua rakaat akhir solat asarnya beliau berdiri separuh dari dua rakaat akhir dari solat zuhurnya." 37 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 4181. Dari Atha' dari Jabir berkata: "Dulu pada zaman Rasulullah kami telah memakan daging kuda." Aku (Atha') bertanya pada Jabir: "Bagaimana dengan daging bighal". la menjawab: "Tidak pernah." 38 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1366. Diberitahukan oleh As Saib Ibnu Yazid: "Pada mulanya azan untuk solat Jumaat dilakukan imam telah duduk di atas mimbar. Hal itu berlangsung mulai pada zaman nabi saw hingga Abu Bakar dan Umar. Pada masa khalifah Utsman ketika umat Islam makin bertambah banyak Utsman menyuruh azan untuk solat Jumaat sebanyak dua kali ditambah dengan iqamah. Azan yang pertama dilakukan di Zaura' (Suatu tempat di pasar kota Madinah). Demikianlah hal itu terus berlaku hingga sekarang." 39 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1541. Dari Ali r.a., katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Akan timbul pada akhir zaman golongan pemuda yang kurang akal. Mereka mengucapkan perkataan yang amat baik. Mereka keluar dari Islam bagai panah keluar dari busurnya. Keimanan mereka tiada melampaui kerongkongannya. Bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai. Sesungguhnya siapa yang membunuh mereka memperoleh pahala di hari kiamat". 40 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 1634. Humaid bin Masadah menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, Husain Al-Mu'allim menceritakan kepada kami dari 'Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahawasanya Rasulullah di dalam khutbahnya bersabda: "Tepatilah sumpah (pada zaman) Jahiliyyah kerana sesungguhnya sumpah itu tidak akan menambahnya, maksudnya Islam, melainkan (beban) berat, dan janganlah kamu

berbicara dengan bersumpah dalam Islam." Di dalam bab ini cerdapat hadis dari 'Abdur Rahman bin 'Auf, Ummu Salamah, Jubair bin Muth'im, Abu Hurairah, Ibnu 'Abbas dan Qais bin 'Ashim. Hadis ini adalah hadis hasan sahih. 41 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2847. Mewartakan kepada kami 'Ally bin Muhammad, mewartakan kepada kami 'Abdullah bin Numair, dari 'Ubaidullah, dari Nafi', dari Ibnu 'Umar, dia berkata: Kuda milik 'Umar hilang, kemudian diambil oleh seorang musuh. Lalu kaum muslimin menundukkan mereka, maka dikembalikan -kuda- kepadanya di zaman Rasulullah saw. Ibnu 'Umar berkata, selanjutnya: Budak milik 'Umar minggat, lalu dia kedapatan ada di negeri Roma. Kemudian kaum muslimin menundukkan mereka, maka Khalid bin Al-Walid mengembalikannya kepadanya -'Umar-, setelah wafatnya Rasulullah saw. 42 Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2519. Dari Shuhaib r.a. katanya Rasulullah saw. bercerita: "Pada zaman dahulu ada seorang raja mempunyai seorang tukang sihir. Ketika usia tukang sihir itu bertambah lanjut, dia berkata kepada raja, "Aku sudah tua. Kerana itu kirimlah kepada ku seorang pemuda supaya ku ajari dia ilmu sihir." Maka dikirimlah kepadanya oleh raja seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir. Di jalan yang dilalui si pemuda setiap hari hendak pergi belajar sihir ada seorang pendeta. Si pemuda selalu singah ke tempat pendeta tersebut dan menyemak ajaran-ajarannya. Ternyata ajaran pendeta tersebut sangat dikagumi si pemuda. Apabila dia terlambat sampai ke tempat tukang sihir, dia dipukul oleh tukang sihir. Hal itu diadukannya kepada pendeta. Kata pendeta, "Jika engkau takut dimarahi tukang sihir katakan kepadanya bahawa engkau terlambat kerana halangan keluarga. Dan jika engkau takut dimarahi keluargamu, katakan bahawa engkau terlambat pulang kerana tukang sihir." Sementara keadaan berjalan demikian rupa, pada suatu hari muncul seekor binatang besar menghambat orang ramai lalu lintas di jalan raya. Kata si pemuda, "Hari ini aku harus tahu, mana yang lebih ampuh ilmu tukang sihir dengan ilmu pendeta." Maka diambilnya batu lalu dia mendoa, "Wahai Allah! Jika ilmu pendeta yang lebih Engkau sukai dari ilmu tukang sihir, maka bunuhlah binatang ini supaya orang ramai dapat lalu." Lalu dilemparnya binatang itu dan mati seketika itu juga, sehingga orang ramai dapat lalu. Si pemuda datang kepada pendeta menceritakan peristiwa yang baru dialaminya. Kata pendeta, "Hai anak ku! Mulai hari ini ternyata engkau lebih unggul daripada ku. Engkau telah mencapai sasaran yang ku duga. Tetapi engkau akan mendapat ujian. Jika engkau diuji, janganlah engkau mengatakan bahawa aku gurumu. Si pemuda sudah pandai mengubati orang bisu, mengubati penyakit kusta, dan mengubati berbagai penyakit orang banyak. Hal itu terdengar oleh seorang Menteri Raja yang buta matanya. Maka didatanginya si pemuda dengan membawa berbagai hadiah yang banyak. Katanya, "Jika engkau dapat menyembuhkan dari kebutaan, maka hadiah-hadiah ini ku berikan kepada mu." Jawab pemuda, Aku tidak dapat menyembuhkan seseorang. Yang menyembuhkan sesungguhnya hanya Allah. Anda mahu iman kepada Allah, aku akan mendoa semoga Dia berkenan menyembuhkan Anda." Maka imanlah dia kepada Allah, lalu Allah Ta'ala menyembuhkannya. Kemudian Menteri Raja datang ke majlis raja sebagaimana biasa. Sang Raja bertanya kepadanya, "Siapa yang mengembalikan penglihatanmu?" Jawab Menteri, "Tuhan ku!" Titah Raja, "Engkau punya Tuhan selain aku?" Jawab Menteri, "Tuhan ku dan Tuhan Anda ialah Allah!" Maka

diseksanya Menteri tersebut, sehingga dia terpaksa menunjukkan pemuda yang mengubatinya. Maka diiringlah si pemuda ke hadapan raja. Titah Raja, "Hai anak ku! Sungguh hebat ilmu sihirmu. Engkau dapat menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penderita kusta, dan engkau telah berjasa begini dan begitu." Jawab pemuda "Aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Sesungguhnya yang menyembuhkan hanya Allah Ta'ala semata-mata." Maka diseksanya lah si pemuda sehingga dia terpaksa menunjukkan pendeta. Maka digiring pula pendeta ke hadapan raja. Titah Raja, "Keluarlah (murtadlah) dari agamamu. Pendeta menolak perintah raja tersebut. Raja memerintahkan supaya mengambil gergaji dan diletakkan di tengah-tengah kepala pendeta. Lalu dibelah kepalanya sehingga kedua belahannya jatuh. Kemudian dihadapkan pula Menteri Raja. Maka diperintahkan kepadanya, "Keluarlah (murtadlah) kamu dari agamamu!" Menteri Raja menolak. Maka diletakkan gergaji di tengah-tengah kepalanya, lalu dibelah sehingga kepalanya jatuh. Kemudian dihadapkan si pemuda. Maka diperintahkan pula kepadanya, "Keluarlah kamu dari agamamu!" Tetapi si pemuda menolak lalu dia diserahkan kepada para pengawal raja. Titah Raja, "Bawa dia ke puncak-puncak gunung. Sampai di sana, jika dia mahu keluar dari agamanya, jangan diapa-apakan. Tetapi jika dia menolak, lemparkan ke jurang yang dalam. Maka berangkatlah mereka membawa si pemuda ke puncak gunung. Sementara itu si pemuda mendoa, "Wahai Allah, selamatkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara apa saja yang Engkau kehendaki." Maka bergoncanglah (gempa) gunung, sehingga para pengawal raja jatuh semuanya ke jurang. Dan si pemuda pulang kembali ke istana raja dengan berjalan kaki. Raja bertanya, "Mana para pengawal, apa yang terjadi dengan mereka?" Jawab pemuda, "Allah menyelamatkan dari kejahatan mereka." Maka diserahkannya si pemuda kepada para pengawal yang lain dengan titahnya, "Bawa dia dengan perahu ke tengahtengah lautan. Jika dia mahu keluar dari agamanya, biarkan dia. Tetapi jika dia menolak, lemparkan dia ke laut. Maka berangkatlah mereka membawa si pemuda. Si Pemuda mendoa, "Wahai Allah! Selamatkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara bagaimanapun Engkau kehendaki." Maka terbaliklah perahu mereka sehingga para pengawal tenggelam semuanya. Si pemuda pulang kembali ke istana raja dengan berjalan kaki. Tanya Raja, "Ke mana para pengawal, apa yang terjadi?" Jawab pemuda, "Allah melindungi ku dari kejahatan mereka." Kata pemuda kepada raja, "Anda tidak akan dapat membunuh ku sebelum Anda lakukan perintah ku." Tanya Raja, "Apa itu?" Jawab pemuda, "Kumpulkan seluruh rakyat di suatu lapangan. Lalu salib aku di situ pada sebatang pohon. Kemudian ambil anak panah dari tempat panah ku dan letakkan di busur dengan membaca : Bismillahi rabbil ghulam (Dengan nama Allah, Tuhan Pemuda ini). Sesudah itu panahlah aku. Bila Anda lakukan seperti itu maka Anda akan berhasil membunuh ku." Maka dikumpulkannya lah seluruh rakyat di suatu lapangan. Lalu disalibnya si pemuda pada sebatang pohon. Kemudian di ambilnya panah lalu dipasangnya pada busur dengan membaca: Bismillahi rabbil ghulam. Maka dipanahnya lah si pemuda, kena pelipisnya. Si pemuda meletakkan tangannya di tempat yang kena panah lalu dia mati. Maka berkata orang banyak, "Kami iman dengan Tuhan si pemuda! Kami iman dengan Tuhan si pemuda! Kami iman dengan Tuhan si pemuda!" Pernyataan rakyat tersebut dikhabarkan orang kepada raja. Kata mereka, "Tahukah Anda, bahawa apa yang Anda takutkan selama ini sungguh telah terjadi. Rakyat telah menyatakan iman kepada Allah." Maka diperintahkan oleh raja supaya membuat parit di pintu-pintu jalan utama, lalu dibuat orang parit yang di dalamnya dinyalakan api. Titah raja, "Siapa tidak keluar dari agamanya, lemparkan dan bakar mereka dalam parit." Maka dilaksanakanlah perintah raja tersebut. Pada giliran seorang wanita yang sedang menggendong bayi,

wanita itu mundur maju akan masuk ke dalam parit. Maka berkata bayinya, "Wahai ibu! Tabahkanlah hati ibu kerana ibu berada dalam kebenaran. " 43 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1229. Dari Umar bin Khattab r.a., katanya: "Manusia di zaman Rasulullah s.a.w. berhukum dengan dasar wahyu, dan sekarang wahyu telah tidak turun lagi. Sekarang kamu kami hukum menurut apa yang nyata bagi kami tentang kerjamu. Barangsiapa yang nyata bagi kami baik, kami amankan dan kami benarkan. Kami tiada mengetahui sesuatu yang dirahsiakan: hanya Tuhan yang menghitung (memeriksa) yang dirahsiakannya itu. Siapa yang nyata bagi kami jahat, tidak kami amankan dan tidak kami benarkan, walaupun mengatakan bahawa yang dirahsiakan hatinya baik". 44 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 4078. Dari Abu Malih dari Nubaisyah (seorang dari bani Hudzail) berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya aku telah melarang kamu memakan daging korban lebih dari tiga hari agar tidak memberatkan kamu. Kini Allah telah mendatangkan kebaikan bagi kalian, kerana itu sekarang makanlah, bersedekahlah dan simpanlah sisanya, sesungguhnya hari ini adalah hari kurban, hari untuk makan dan minum dan untuk berzikir kepada Allah". Orang itu bertanya: "Pada zaman Jahiliyah dulu kami biasa menyembelih ternak pada bulan Rajab untuk sesaji; kini apakah yang kamu perintahkan kepada kami?" Sabda beliau: "Sembelihlah ternak untuk Allah pada bulan apa saja, dan berbaktilah pada Allah serta berilah makanan pada orang lain." Orang itu bertanya lagi: "Dulu kami juga biasa menyembelih ternak korban untuk sesaji, kini apa yang kamu perintahkan pada kami?", sabda beliau: "Setiap ternak yang mencari makan sendiri, ada wajib kurbannya, tetapi biarkanlah ternak korban itu sampai menjadi besar hingga ia kuat mengangkut barang. Jika sudah besar, sembelihlah dan sedekahkanlah dagingnya kepada ibnu sabil. Kerana yang demikian itu lebih baik." 45 Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0822. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Saya bertanya kepada Nabi saw. tentang dinding (tembok dekat) Kaabah, apakah tembok itu termasuk bahagian Kaabah?" Jawab beliau, "Ya!" Aku bertanya lagi, "Apa sebabnya tidak mereka masukkan saja ke dalam bangunan Kaabah?" Jawab beliau, "Kaum engkau kekurangan biaya." Tanya ku, "Apa sebabnya pintunya ditinggikan?" Jawab beliau, "Kaum engkau membuat seperti itu untuk memudahkan mereka meneliti siapa orang yang dibolehkannya masuk dan siapa yang tidak diingini mereka. Kalaulah bukan kerana kaum engkau dalam masa peralihan dari zaman jahiliyah, maka aku khuatir kalau-kalau hati mereka akan membangkang, kalaulah bukan kerana hal itu, nescaya pagar itu ku masukkan ke dalam bahagian Kaabah dan pintunya aku rendahkan sama rata dengan bumi." 46 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3309. Ali bin Said Al-Kindi menceritakan kepada kami, Abu Muhayyah memberitahukan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair dari anak laki-laki saudara ku Abdullah bin Salam berkata: "Ketika Utsman hendak dibunuh, Abdullah bin Salam datang lalu Utsman berkata kepadanya: "Apa yang mendorong kamu datang?' Dia menjawab:

"Aku datang untuk menolongmu." Utsman berkata: "Keluarlah, hadapilah orangorang itu lalu usirlah mereka dari sisiku kerana kamu keluar adalah lebih baik bagi ku daripada kamu masuk di dekatku." Rawi berkata: "Lalu Abdullah bin Salam keluar menghadapi orang-orang yang mengepung Utsman kemudian dia berkata: "Hai manusia! sesungguhnya namaku pada zaman Jahiliyah adalah Fulan lalu Rasulullah SAW memberi nama kepada ku Abdullah dan ayat-ayat dari kitab Allah turun mengenai aku dan turun mengenai aku ayat:(Dan seorang dari Bani Israil mengakui kebenaran yang serupa dengan yang tersebut dalam Al Quran lalu ia beriman, sedangkan kau menyombongkan diri, Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang zalim). (Al-Ahqaqj. 10). Dan turun pula ayat mengenai aku: (Cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dan antara kamu atas kebenaranku dan orang yang memiliki pengetahuan Al-Kitab). S. Ar Ra'ad. 43. Sesungguhnya Allah mempunyai pedang yang berada dalam sarungnya dari pada kamu dan sesungguhnya para malaikat bertetangga denganmu di negeri ini di mana Nabimu tinggal di dalamnya, maka takutlah kepada Allah dari membunuh orang ini (Utsman bin Affan). Demi Allah kalau kamu membunuhnya, sungguh kamu telah mengusir tetanggatetanggamu iaitu para malaikat dan sungguh kamu akan ditanya tentang pedang yang ada dalam sarungnya dari kamu maka pedang itu tidak dimasukkan dalam sarungnya sampai hari Qiamat". Rawi berkata: Mereka berkata: "Bunuhlah orang Yahudi ini dan bunuhlah Utsman." Hadis ini adalah hadis gharib dan Syuaib bin Sofwan juga meriwayatkannya dari Abdul Malik bin Umair dari Ibnu Muhammad bin Abdillah bin Salam dari datuknya iaitu Abdillah bin Salam. 47 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0098. Dari Ibnu Syumamah Al Mahri r.a., katanya: "Kami menyaksikan 'Amru bin 'Ash ketika dia hendak meninggal. "Dia lama menangis sambil menghadapkan mukanya ke dinding. Kerana itu anaknya berujar, "Wahai Ayahku! Bukankah Rasulullah saw. telah menyampaikan berita gembira bagi Ayah, begini dan begitu. (Kenapa Ayah masih menangis?)" Lalu 'Amru bin 'Ash menengok kepada anaknya seraya berkata, "Sesungguhnya perbekalan kita yang paling utama ialah syahadat: Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasulullah. Aku ini telah mengalami tiga zaman. Pertama, aku menyedari, tidak ada orang yang paling benci kepada Rasulullah saw. melebihi benci ku. Ketika itu tidak ada yang lebih ku inginkan kecuali menangkapnya lalu membunuhnya. Kalaulah aku meninggal ketika itu, tentu aku masuk neraka. Kedua, tatkala Allah menanamkan Islam ke dalam dada ku, aku datangi Nabi saw., lalu aku berujar, "Hulurkanlah tangan Anda, aku hendak berjanji setia (bai'at) dengan Anda." Beliau mengulurkan tangannya dan menjabat tangan ku sambil berkata, "Apa maksud mu hai 'Amru?" Jawab ku, "Aku hendak masuk Islam dengan syarat." Tanya beliau, "Apa syarat yang engkau minta?" Jawab ku, "Supaya segala dosa ku diampuni." Kata beliau, "Apakah engkau belum tahu, bahawa Islam menghapus segala dosa yang sebelumnya? Hijrah dan Haji juga menghapus dosa-dosa yang sebelumnya?" Semenjak itu aku merasakan, tidak ada orang paling cinta kepada ku melebihi cinta Rasulullah saw. Dan tidak ada orang yang paling terhormat di mata ku melebihi beliau. Sebab itu, aku tak kuasa menatapnya demi untuk memuliakannya. Sehingga andaikan aku diminta orang untuk menggambarkan bentuk beliau, aku tak sanggup, kerana aku tak pernah mengangkat pandanganku kepada beliau. Kalaulah aku mati ketika itu, sungguh besar harapan ku bahawa aku masuk syurga. Ketiga, Kemudian aku menjabat berbagai jabatan pemerintahan, di mana aku sendiri tidak tahu bagaimana sesungguhnya keadaan ku selama dalam jabatan-jabatan itu. Kerana

itu jika aku mati, janganlah jenazah ku dihantar para wanita peratap dan jangan pula membawa api. Apabila aku telah dikubur, timbunlah jenazahku dengan tanah sampai rata, kemudian tunggulah kira-kira selama orang menyembelih korban dan membagibagikan dagingnya, supaya aku tidak kesepian bersama mu, tatkala aku memikirkan jawapan terhadap malaikat yang dikirim Tuhan mu untuk menanyai ku." 48 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 2415. Dari Ma'bad ibnu Khalid dari Haritsah ra. berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Bersedekahlah kamu, kerana kelak akan datang suatu zaman yang mana ada seorang yang berjalan keliling membawa sedekahnya, tetapi tidak ada orang yang mahu menerimanya, bahkan orang yang akan diberinya berkata: "Andaikata sedekah itu kamu berikan kemarin, nescaya aku akan menerimanya, tetapi kini aku tidak memerlukannya." 49 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1844. Dari Ali r.a katanya: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Nanti di akhir zaman akan lahir suatu kaum, muda umurnya, singkat akalnya dan pandai mengucapkan perkataan orang-orang yang amat baik, tetapi keimanan mereka tidak sampai melampaui kerongkongnya. Mereka lepas dari agama sebagai anak panah lepas dari busurnya. Sebab itu, di mana saja kamu menemui mereka, bunuhlah, kerana dengan membunuh mereka, pembunuhnya akan mendapat pahala dihari kiamat." 50 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 0257. Mewartakan kepada kami Ali bin Muhammad dan Al-Husain bin Abdur-Rahman, mereka berkata: Mewartakan kepada kami Abdullah bin Numair, dari Mu'awiyah AnNashriy, dari Nahsyal, dari Adh-Dhahhak, dari Al-Aswad bin Yazid dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: Kalau sekiranya ahli ilmu memelihara ilmunya dan meletakkannya kepada ahlinya juga, tentu mereka akan menjadi mulia di zamannya sebab ilmunya. Akan tetapi mereka justru menyerahkannya kepada pemegang dunia buat memperoleh kemewahan dunia kerana ilmunya, maka mereka menjadi hina. Saya -Abdullah bin Mas'ud- mendengar Nabimu SAW. bersabda: "Barangsiapa yang menjadikan segala cita-citanya meninggal pada cita-cita akhiratnya, maka Allah akan mencukupi cita-cita dunianya. Dan barangsiapa yang bercabang-cabang minatnya dalam tujuan-tujuan dunia, maka Allah tidak memperdulikan ia binasa di jurang dunia manapun". Abul-Hasan berkata: Mewartakan kepada kami Hazim bin Yahya, mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Abdullah bin Numair, mereka berkata: Mewartakan kepada kami Ibnu Numair, dari Muawiyah An-Nashriy, beliau ini adalah orang terpercaya, kemudian menuturkan hadis seperti di atas dengan isnadnya. Dalam Az-Zawaid: Isnad hadis ini daif. Di dalamnya ada yang bernama Nahsyal bin Said. Menurut suatu pendapat, bahawa diriwayatkan beberapa hadis munkar/tidak dikenal. Bahkan ada yang mengatakan, dia meriwayatkan hadisi mauduk. 51 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4646.

Dari 'Amr ibnu Syu'aib dari ayahnya dari datuknya bahawa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang terbunuh kerana ketidak sengajaan pembunuhnya, maka diyatnya seratus ekor unta; tiga puluh ekor (30 ekor) unta betina yang berumur setahun, tiga puluh ekor (30 ekor) unta betina yang berumur dua tahun, tiga puluh ekor (30 ekor) unta betina yang hampir berumur empat tahun dan sepuluh ekor (10) ekor unta jantan yang berumur satu tahun. Kemudian Rasulullah saw menaksirkan harganya kepada penduduk kota dengan wang senilai empat ratus dinar (400 dinar) atau wang lain yang senilai dengan satu; bila harga unta bertambah mahal, maka jumlah wangnya bertambah, dan bila harga untuk turun, maka jumlah wangnya berkurang sesuai dengan keadaan zaman. Adapun pada masa Rasulullah, nilai seratus unta itu berkisar antara 400 dinar sampai 800 dinar dan boleh dengan wang lain yang senilai dengan itu. Di samping itu Rasulullah saw menetapkan, bahawasanya barangsiapa yang diyatnya berupa sapi, maka diyatnya sebanyak dua ratus ekor (200 ekor) sapi; dan barangsiapa yang diyatnya berupa kambing, maka diyat itu sebanyak dua ribu ekor (2000 ekor) kambing. Kemudian Rasulullah saw menjelaskan, bahawa diyat itu diwarisi oleh ahli waris orang yang terbunuh dan pembahagiannya berdasarkan pembahagian hak waris, kerana itu jika diyat itu masih ada sisanya, maka sisanya itu untuk ashabah. Dan beliau juga menetapkan diyat bagi seorang wanita yang terbunuh dan mereka tidak mewarisi diyat itu sedikitpun, kecuali dari sisanya/ashabahnya. Dan jika wanita itu terbunuh, maka diyatnya dibagi di antara pewarisnya atau mereka membunuh si pembunuhnya." 52 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4678. Dari Aswad ibnu Hilal dari Tsa'labah ibnu Zahdam Al-Yarbu'iy berkisah: "Pada suatu hari ketika Rasulullah saw berkhutbah di hadapan sebahagian kaum Ansar, maka mereka berkata: "Wahai Rasulullah, pada zaman Jahiliyah Bani Tsa'labah ibnu Yarbu' telah membunuh Fulan." Maka Rasulullah bersabda sambil membisikkan suaranya: "Ketahuilah, janganlah kesalahan seseorang dilimpahkan pada orang lain." 53 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0876. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Dawud memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Syu'bah dari Abu Ishaq dari Al-Aswad bin Yazid bahawasanya Ibnuz Zubair berkata kepadanya: "Ceritakanlah kepada ku apa yang diberitahukan kepada mu oleh Ummul Mu'minin yakni 'Aisyah". Ia berkata: " 'Aisyah menceritakan kepada ku bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: "Seandainya kaummu tidak baru saja meninggalkan zaman Jahiliyyah nescaya aku robohkan Ka'abah itu dan aku buat dua buah pintu untuknya." Oleh kerana itu ketika Ibnuz Zubair berkuasa, ia merobohkan Ka'abah dan membuat dua pintu untuknya. Abu 'Isa berkata: "Hadis ini adalah hadis hasan sahih." 54 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2278. Mewartakan kepada kami 'Abdullah bin Sa'id; mewartakan kepada kami Isma'il bin 'Ulayyah; mewartakan kepada kami Dawud bin Abu Hind, dari Sa'id bin Abu Khairah, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Kelak akan datang kepada manusia suatu zaman, tidak ada seorangpun yang tertinggal melainkan menjadi pemakan riba. Adapun orang yang tidak memakan, dia telah terkena debunya".

55 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3217. Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar, mewartakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy, mewartakan kepada kami Abu Bakr Al-Hudzaliy, dari Syahr bin Hausyab, dari Tamim Ad-Dariy, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Bakal ada di akhir zaman suatu kaum yang memotong punuk unta dan memotong ekor kambing. Ingatlah, sesuatu yang dipotong dari hewan yang hidup, maka potongan itu adalah bangkai". Dalam Az-Zawa-id: Dalam isnadnya ada Abu Bakr Al-Hudzaliy, dia itu daif. 56 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1839. Dari Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah saw. bersabda: "Dilukai binatang ternakan tidak ada tuntutan apa-apa. Jatuh ke dalam telaga tidak ada tuntutan apa-apa. Di timpa (jatuh ke dalam) lombong tidak ada tuntutan apa-apa. Barang galian zaman kuno, zakatnya seperlima." 57 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1884. Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah saw. bersabda: Belum akan terjadi kiamat sebelum timbul peperangan antara dua pasukan besar, antara keduanya timbul perang besar, sedang seruan keduanya sama. Dan sebelum lahir beberapa dajjal (penipu besar) yang amat pandai berbohong, hampir sebanyak tiga puluh orang, semua mendakwakan dirinya utusan Allah. Dan sebelum ilmu pengetahuan diambil (berkurang), banyak kegoncangan, zaman bertambah cepat, kekacauan bermaharajalela dan banyak huruhara, iaitu pembunuhan. Dan sebelum harta sampai melimpah-ruah, sehingga orang yang berharta ingin hendak memperoleh orang yang akan menerima sedekahnya dan ditawarkannya (kian ke mari), tetapi orang yang ditawar untuk menerima sedekah itu mengatakan tidak lagi memerlukannya. Dan juga sebelum orang banyak bermegahmegah (bersenang-senang) dalam gedung-gedung besar. Dan sebelum seseorang melalui kubur orang lain, Lalu dia mengatakan: "Wahai, hendaknya saya menggantikan orang itu." Dan sebelum matahari terbit di tempat terbenamnya. Setelah matahari terbit (sebelah barat) dan kelihatan oleh orang banyak mereka beriman semuanya, tetapi ketika itu keimanan tidak berguna kepada seseorang yang belum beriman sebelumnya atau keimanannya belum menimbulkan usaha-usaha yang baik. Ketika kiamat terjadi, dua orang yang hendak berjual beli telah mengembangkan kain di hadapan keduanya, tidak sempat lagi meneruskan jual beli dan tidak pula sempat melipat kain. Ketika kiamat terjadi, seseorang yang baru selesai memerah susu lembunya, tidak sempat lagi meminumnya. Ketika kiamat terjadi, seseorang yang sedang memperbaiki tepi kolamnya tidak sempat lagi meminum airnya. Ketika kiamat terjadi, seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya, tidak sempat lagi memakannya." 58 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1559. Dari Salman r.a., katanya: Zaman fitrah (tidak ada Rasul) antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad s.a.w. enam ratus tahun. 59 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 2322.

Dari Amr ibnu Abu Sufyan dari Muslim ibnu Tsafinah berkata: "Ibnu 'Alqamah menugaskan ayahku untuk mengatur urusan kaumnya dan memerintahkannya memungut zakat dari mereka. Kemudian ayah mengutus-ku pergi kesuatu kaum dari mereka untuk memungut zakat. Ketika aku datang pada seorang tua yang bernama Sa'ad, saya berkata: "Ayahku telah mengutus-ku datang padamu untuk memungut zakat dari kambingmu." Jawabnya: "Wahai anak saudaraku, kambing manakah yang ingin kau ambil?" Jawabku: "Aku akan memilih dulu hingga saya menemukan kambing yang besar susunya." Maka dia berkata: "Wahai anak saudaraku, ketahuilah pada zaman Rasulullah saw saya telah berada di lembah ini bersama ternak kambingku, dan telah datang padaku dua utusan Rasulullah saw dengan menaiki unta, mereka berkata padaku: "Kami adalah utusan Rasulullah saw, yang kami diutus datang padamu untuk memungut zakat dari kambingmu." Aku bertanya: "Zakat apa yang harus aku keluarkan?" Jawab mereka: "Seekor kambing". Maka aku lalu mengambil kambing yang gemuk, yang banyak susu dan lemaknya. Setelah kambing itu saya bawa pada mereka, maka kata meraka: "Ini kambing yang sedang bunting, sedang Rasulullah saw telah melarang kami untuk mengambil kambing yang bunting." Maka aku mencari kambing lain, yang tidak sedang beranak dan tidak sedang bunting, kemudian aku membawanya kepada mereka, kata mereka: "Kami terima kambing ini". Maka kambing itu kemudian aku angkat keatas unta mereka dan dibawa pergi bersama mereka." 60 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0750. Harun bin Ishaq Al-Hamdani menceritakan kepada kami, 'Abdah bin Sulaiman memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari 'Urwah dari ayahnya dari 'Aisyah di mana ia berkata: " 'Asyura' adalah hari di mana bangsa Quraisy berpuasa pada zaman jahiliyah, dan Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari itu. Setelah baginda masuk ke Madinah, baginda berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa pada hari itu. Ketika bulan Ramadan diwajibkan maka (puasa) bulan Ramadan itu menjadi wajib dan 'Asyura' ditinggalkan; oleh kerana itu sesiapa yang mahu berpuasa, boleh berpuasa dan sesiapa yang mahu, boleh meninggalkan puasa pada hari 'Asyura'." Di dalam bab ini terdapat hadis dari Ibnu Mas'ud, Qais bin Sa'd, Jabir Samurah, Ibnu 'Umar dan Mu'awiyah. Abu 'Isa berkata: "Pengamalan tentang hadis ini menurut ulama' dengan berdasarkan pada hadis 'Aisyah adalah hadis hasan sahih, iaitu mereka tidak berpendapat bahawa puasa 'Asyura' itu tidak wajib kecuali bagi orang yang ingin mengerjakan puasa pada hari itu; kerana disebutkan adanya keutamaan pada hari itu." 61 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0136. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Jibril a.s. mendatangi Rasulullah saw. ketika beliau sedang bermain-main dengan beberapa orang anak (di zaman kanak-kanak). Tiba-tiba Jibril memegang dan membaringkan beliau, lalu membelah dan mengeluarkan jantung beliau, kemudian dibuangnya segumpal darah dari jantung itu seraya berkata: Ini menguntungkan syaitan dari diri mu. Kemudian dibersihkannya dalam sebuah bejana emas dengan air zamzam. Sesudah itu diletakkannya ditempatnya dan dijahitkannya kembali. Anak-anak yang menyaksikan peristiwa itu segera lari kepada ibu susu beliau, mengabarkan bahawa Muhammad dibunuh orang. Mereka

segera mencarinya, dan didapatinya Muhammad masih dalam keadaan pucat." Kata Anas, "Aku melihat bekas jahitan itu di dada Nabi saw." 62 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3277. Nashr bin Ali AI lahdhami menceritakan kepada kami, Abdul-A'la memberitahukan kepada kami, Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Az Zuhri dari Ali bin Husain dari Ibnu Abbas berkata: "Ketika Rasulullah SAW duduk di tengah-tengah kelompok orang dari sahabat beliau, tiba-tiba ada bintang yang terlempar maka bersinar, lalu Rasulullah SAW. bersabda: "Apakah yang kamu katakan terhadap peristiwa seperti ini pada zaman jahiliyyah apabila kamu melihatnya?" mereka berkata: "Kami berkata: "Orang besar akan meninggal dunia atau orang besar akan dilahirkan", kemudian Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya bintang dilempar bukan kerana kematian seseorang dan bukan pula kerana hidupnya seseorang, tetapi Tuhan kita Yang Maha Suci dan Maha Tinggi apabila memutuskan perkara maka para malaikat pembawa singgahsana membaca tasbih. Kemudian penduduk langit yang dekat dengan mereka membaca tasbih. Kemudian penduduk langit yang dekat dengan mereka sehingga bacaan tasbih sampai di langit. Kemudian penduduk langit yang keenam bertanya kepada penduduk langit yang ketujuh: "Apakah yang difirmankan Tuhan-mu?" Rasul berkata: "Lalu mereka (penduduk langit ketujuh) memberitahukan kepada penduduk langit keenam apa yang difirmankan Allah. Kemudian penduduk setiap langit bertanya sehingga berita itu sampai ke penduduk langit dunia dan syaitan-syaitan mencuri dengan mendengarkan berita itu maka mereka dilempar dengan bintang. Lalu mereka melempar apa yang mereka dengar kepada kekasih mereka (para tenung dan para peramal). Apa yang mereka bawa dengan apa adanya maka itu adalah benar tetapi mereka merobahnya dan menambahnya." Hadis ini adalah hadis hasan sahih. Dan hadis ini diriwayatkan dari Az Zuhri dari Ali bin Husain dari lbnu Abbas dari orang-orang golongan Ansar mereka berkata: "Kami berada di sisi Nabi SAW." 63 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1379. Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; mewartakan kepada Sufyan bin 'Uyainah, dari Yazid bin Abu Ziyad, dari 'Abdullah bin Al-Harits, dia berkata: Aku bertanya, (di zaman 'Utsman bin 'Affan, ketika itu orang sangat banyak, atau lengkap) tentang solat dhuha. Namun aku tidak mendapati seseorang yang memberitahuku bahawa beliau pernah mengerjakan, yakni Nabi Saw., selain Ummu Hani-. Dia memberitahuku bahawa Nabi Saw. mengerjakan solat dhuha lapan rakaat." 64 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2701. aksudnya :Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Husain bin Ali Al-Ju'fi memberitahukan kepada kami dari Fudhail bin 'Iyadh dari Hisyam bin Hassan, dari Hasan berkata :"Utbah bin Shazwan berkata di atas mimbar kita ini iaitu mimbar Bashrah dari Nabi SAW bersabda :"Sesungguhnya batu yang besar dilemparkan dari bibir Jahannam lalu jatuh di dalamnya tujuh puluh tahun belum sampai ke dasarnya". Utbah berkata :"Umar berkata :"Perbanyaklah ingat kepada neraka kerana sesungguhnya panasnya amat sangat, sesungguhnya dasarnya jauh dan sesungguhnya alat pemukulnya terbuat dari besi".Aku tidak mengetahui Hasan mendengar dari Utbah bin Ghazwan hanya saja Utban bin Ghazwan pernah datang ke Bashrah pada

zaman pemerintahan Umar. Sedangkan Hasan dilahirkan dua tahun sebelum habis pemerintahan Umar. 65 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1462. Salamah bin Syabib, Ishaq bin Mansur, Hasan bin Ali Al Khallal dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar menceritakan kepada kami dari Zuhri dari Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah dari Ibnu Abbas dari Umar bin Khattab berkata: "Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad dengan hak dan Allah telah menurunkan kepadanya kitab (Alqur'an). Salah satu ayat yang diturunkan kepadanya adalah ayat rejam, maka Rasulullah saw melaksanakan hukuman rejam dan orang-orang sesudahnya juga melaksanakan hukuman rejam, saya khuatir manusia pada zaman akan datang ada seseorang yang berkata, kita tidak mendapatkan hukuman rejam di kitab Allah, maka orang-orang banyak yang sesat dengan meninggalkan kewajiban yang telah diturunkannya. Ingat, sesungguhnya hukum rejam itu hak bagi orang yang berzina ketika dia sudah baligh, ada saksi atau dia hamil atau dengan pengakuannya (sendiri.". Hadis ini sahih. 66 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4552. Abu Salamah dan Sulaiman ibnu Yasar mengkhabarkan dari seorang sahabat Ansar berkata, bahawasanya Rasulullah saw telah menentukan qasamah sebagaimana yang terjadi di zaman Jahiliyah." 67 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2469. Abdullah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Abdul-Majid Al-Hanafi memberitahukan kepada kami, Abdurrahman memberitahukan kepada kami, dia putra Abdullah bin Dinar, Abu Hazim memberitahukan kepada kami dari Sahl bin Sa'ad bahawa ia ditanya : "Apakah Rasulullah makan roti dari gandum yang putih". Sahl menjawab :"Rasulullah tidak pernah melihat roti yang dibuat dari gandum yang putih sampai wafat menghadap Allah". Lalu ditanya :"Apakah kamu punya alat pemutih gandum pada zaman Rasulullah SAW ?" Dia menjawab :"Kami tidak punya alat pemutih. Lalu ditanya :"Bagaimana cara kamu membuat roti dari gandum?" Dia menjawab :"Kami meniupnya lalu sebahagian berterbangan kemudian kami membasahinya lalu membuat adunan roti" Hadis ini adalah Hasan sahih. 68 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1583. Dari 'Abdullah r.a., katanya: "Di zaman Rasulullah saw., kami adalah pemuda-pemuda yang tidak memiliki apa-apa. Rasulullah saw. berkata kepada kami: "Hai para pemuda! Siapa yang mampu berumah-tangga, kahwinlah! Perkahwinan itu melindungi pandangan mata dan memelihara kehormatan. Tetapi siapa yang tidak sanggup kahwin, berpuasalah, kerana puasa itu merupakan perisai baginya." 69 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3830. Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad, pada tahun 231 H., mewartakan kepada kami Waki', pada tahun 195 H. dia berkata: Mewartakan kepada kami Sufyan, dalam majlis pengajiannya AlA'masy, sejak 50 tahun, mewartakan kepada kami; 'Amr

bin Murrah ASJamaliy pada zaman Khalid, dari 'Abdullah bin Al-Harits Al-Mukattib, dari Yunus bin Thalq Al-Hanafiy, dari Ibnu 'Abbas, bahawasanya Nabi saw. mengucapkan dalam doanya (yang artinya): "Ya Tuhan, bantulah aku menghadapi musuh dan janganlah Engkau membantu musuh mengalahkan aku. Tolonglah saya menghadapi/mengalahkan musuh dan janganlah Engkau menolong- musuh-untuk mengalahkan aku. Berilah aku siasat-untuk mengalahkan musuh- dan janganlah Engkau memberi siasat untuK mengalahkan aku, Tunjukilah aku, serta mudahkanlah petunjuk kepadaku dan tolonglah aku terhadap orang yang menganiaya aku. Ya Tuhanku, jadikanlah aku sebagai orang yang banyak bersyukur kepadaMu, orang yang banyak mengingat-Mu, orang yang selalu takut kepadaMu, orang yang selalu taat kepada-Mu, orang yang selalu khusyu' dan tawadhu' kepada-Mu, orang yang selalu penghiba dan suka kembali-Mu (taubat) ya Tuhanku, terimalah taubatku, cucilah dosaku, perkenankanlah doaku, tunjukilah hatiku, benarkanlah lisanku, tetapkanlah hujjahku dan lepaskanlah kedengkian hatiku". Abul-Hasan Ath-Thanafisiy berkata: Saya bertanya kepada Waki': Apakah aku dapat mengucapkannya dalam doa qunut witir? Dia menjawab; Ya. 70 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1846. Dari 'Aisyah r.a. sesungguhnya dia berkata: Permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. ialah mimpi yang benar di waktu tidur. Setiap Nabi bermimpi, dilihatnya dengan terang seperti di pagi hari. Kemudian itu, beliau pergi ke gua Hira' dan beribadat di situ selama beberapa malam. Untuk itu beliau membawa perbekalan. Kemudian setelah perbekalan habis, beliau kembali kepada Khadijah dan disiapkannya pula perbekalan seperti yang dahulu. Akhirnya kebenaran (wahyu) datang kepada beliau dengan tiba-tiba, ketika sedang berada di gua Hira'. Maka datanglah malaikat (Jibril) ke situ dan mengatakan: "Bacalah!" Nabi menceritakan: Jawab ku: "Aku tidak boleh membaca." Lalu malaikat itu memegang dan memeluk ku sampai merasa letih. Kemudian aku dilepaskannya dan katanya sekali lagi: "Bacalah!" Aku tetap menjawab: "Aku tidak bisa membaca." Lalu aku dipeluknya sekali lagi, sehingga aku merasa letih. Kemudian dilepaskannya pula dan mengatakan: "Bacalah!" Aku tetap menjawab: "Aku tidak bisa membaca." Lalu aku dipeluknya kali yang ketiga, sampai aku merasa letih. Kemudian itu dilepaskannya sambil mengucapkan: "Bacalah dengan nama Tuhan mu yang menciptakan..mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Kemudian itu Nabi kembali pulang dengan perasaan goncang. Setelah bertemu dengan Khadijah, beliau mengatakan: "Selimuti aku, selimuti aku!" Lalu beliau diselimuti oleh Khadijah sampai hilang takutnya. Nabi berkata: "Hai Khadijah! Apakah gerangan yang terjadi pada diriku?" Diceritakan oleh Nabi kepada Khadijah peristiwa yang telah dialaminya. Kemudian mengatakan: "Sesungguhnya aku cemas terhadap diriku." Khadijah menjawab: "Jangan khuatir! Hendaklah engkau bergembira. Demi Allah, Tuhan tidak akan menimpakan kehinaan kepada engkau buat selamanya, kerana engkau seorang sentiasa memperhubungkan kasih sayang (silaturrahim), berkata benar, menolong orang yang sengsara, memuliakan tamu dan menolong orang yang korban kerana mempertahankan kebenaran." Kemudian itu Nabi bersama Khadijah pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza bin Qusai, seorang anak saudara bapa Khadijah. Waraqah itu telah memeluk agama Nasrani dizaman jahiliyah dan pandai menulis dalam bahasa Arab. Ditulisnya dari Kitab Injil dalam bahasa Arab seberapa kesanggupan yang diberikan Tuhan kepadanya. Umurnya telah sangat tua dan matanya telah buta. Kata Khadijah kepada Waraqah: "Hai anak pakcikku. Dengarlah cerita dari anak saudara mu (maksudnya

Nabi Muhammad)!" Kata Waraqah: "Hai anak saudaraku! Apakah yang telah anda lihat?" Lalu diceritakan oleh Nabi saw. apa yang telah dialaminya. Kata Waraqah:"Itu Namus (Jibril) yang telah diutus kepada Musa. Wahai, hendaknya saya masih (muda dan masih hidup, ketika anda diusir oleh kaum anda!" Rasulullah saw. bertanya: "Apakah mereka nanti akan mengusir aku?" Jawab Waraqah: "Betul! Setiap orang yang mengemukakan serupa dengan apa yang anda kemukakan ini pasti akan dimusuhi. Kalau seandainya saya mendapati hari itu, nescaya saya akan membantu anda dengan sekuat-kuatnya." Tidak lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu berhenti buat sementara, sehingga sangat menyedihkan hati Nabi. Menurut ceritanya, kerana kesedihan itu beberapa kali Nabi hendak menjauhkan dirinya dari puncak bukit. Tetapi hati itu tidak sampai terjadi, kerana setiap kali Nabi sampai di puncak bukit hendak menjatuhkan dirinya dari situ, malaikat Jibril menampakkan diri dan mengatakan: "Hai Muhammad! Engkau sebenarnya Rasulullah". Kerana itu hati Nabi menjadi tenteram dan jiwanya kembali tenang sehingga dia pulang saja. Setelah wahyu terhenti sampai sekian lama. Nabi hendak berbuat pula sebagai dahulu, tetapi setelah sampai di puncak bukit, kelihatan lagi malaikat Jibril, lalu mengucapkan perkataan serupa yang diucapkannya dahulu. 71 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 4554. Dari Az-Zuhry dari Ibnu Musayyab berkata: "Qasamah itu adalah hukum yang pernah ada pada zaman Jahiliyah, tetapi kemudian Rasulullah menetapkannya dalam keputusan beliau pada seorang Ansar yang ditemukan mati terbunuh di telaga seorang Yahudi; orang-orang Ansar berkata: "Yahudi itu telah membunuh kawan kami." 72 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 4361. Dari Salim dari ayahnya berkata: "Rasulullah saw telah melarang dua hal yang samar atau tidak jelas dan beliau melarang penjualan dengan dua cara hak pilih bagi si pembeli, iaitu dengan cara pelemparan atau pemegangan barang sebagai hak pilih pembeli. Dua cara ini adalah sistem jual beli pada zaman Jahiliyah." 73 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3957. Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar dan Muhammad bin Ash-Shabbah, mereka berdua mengatakan: Mewartakan kepada kami 'Abdul-'Aziz bin Abu Hazim, mewartakan kepadaku ayahku, dari 'Umarah bin Hazm, dari 'Abdullah bin 'amr, bahawasanya Rasulullah saw. bersabda: "Bagaimana keadaanmu serta kiamat yang hampir saja tiba, yaitu orang-orang bagai diayak dalam ayakan zaman dan yang tinggal hanyalah orang-orang yang hina-bejat (moralnya). Janji dan amanat mereka kacau-balau, maka mereka berselisih. Dan mereka adalah seperti ini.". (Beliau masukkan jemari tangannya pada sebahagian lainnya), mereka berkata: "Bagaimana dengan keadaan kami, wahai Rasulullah, bila hal itu terjadi.". Nabi menjawab: "Kalian mengambil sesuatu yang kalian ketahui dan meninggalkan hal-hal yang kalian ingkari. Kalian mendatangi orangorang yang terbaik di antara kalian serta meninggalkan urusan orangorang kebanyakan di antara kamu". 74 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 3093.

Mewartakan kepada kami Muhammad bin Yahya; mewartakan kepada kami 'Abdurrazzaq; memberitakan kepada kami Ma'mar, dari Yahya bin Abu Katsir, dari 'Abdullah bin Abu Qatadah, dari ayahnya, dia berkata; "Aku keluar bersama Rasulullah saw. di zaman Hudaibiyah. Lalu sahabat-sahabat beliau berihram, sedangkan aku sendiri tidak berihram, lalu aku melihat seekor keldai. Lalu aku memburunya dan menangkapnya. Kemudian aku menuturkan perihal keldai itu kepada Rasulullah saw., dan aku juga menuturkan bahawa aku tidak berihram. Dan aku hanya memburunya untukmu. Lalu Nabi saw. memerintahkan para sahabat supaya memakannya. Sedangkan beliau sendiri tidak memakannya, ketika aku memberitahu beliau bahawa aku memburu keldai datuknya". 75 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1520. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: "Manusia itu bagai logam lombongan (berlain-lain asalnya). Orang-orang yang baik (pilihan) pada masa jahiliah, mereka itu orang yang baik di zaman Islam, bila mereka mengerti. Kamu dapati juga orang yang amat baik dalam urusan ini (keagamaan) ialah orang yang sangat membencinya. Dan kamu dapati manusia yang amat jahat ialah orang yang bermuka dua datang pada orang ini dengan muka yang satu dan datang kepada yang lain dengan muka yang lain pula". 76 Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2471. Dari Abu Sa'id dan Jabir bin Abdullah r.a., kedua-duanya berkata bahawa Rasulullah saw. bersabda: "Akan muncul di akhir zaman, Khalifah yang membahagi-bahagi harta tanpa menghitungnya." 77 Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0459. Diceritakan oleh lbnu Abbas r.a., "Sesungguhnya berzikir dengan mengeraskan suara setelah selesai solat fardu ada dilakukan di zaman Nabi saw. Kata Ibnu Abbas meneruskan,." Aku tahu setelah orang-orang selesai solat wajib, saya dengar begitu." 78 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0069. Dari Nafi' dari Ibnu Umar katanya: "Adalah kaum lelaki dan wanita di zaman Rasulullah saw berwuduk secara bersama."*l0) *10) Diwaktu itu belum turun ayat Hijab 79 Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1225. Dari 'Urwah r.a., dari bapanya, dari 'Aisyah r.a., katanya: "Aku berpendapat, jika seseorang tidak saai antara Safa dan Marwah tidak membatalkan hajinya." Tanya 'Aisyah, "Apa alasanmu?" Jawab ku, "Firman Allah Taala yang berbunyi: "Sesungguhnya Safa dan Marwah sebahagian dari syi'ar agama Allah. " (Al Baqarah: 158). Kata 'Aisyah, "Tidak sempurna haji dan umrah seseorang tanpa saai antara Safa dan Marwah. Kalau benarlah apa yang kamu katakan, tentu firman Allah Ta'ala itu seharusnya berbunyi: Tidaklah berdosa orang yang tidak saai antara keduanya. Tahukah kamu sebabnya? Sebabnya ialah: Di zaman jahiliyah, orang-orang Ansar menyembah dua berhala yang terletak di tepi pantai, iaitu berhala yang disebut Isaf

dan Nailah. Sesudah mereka mendatangi kedua berhala itu, mereka saai antara Safa dan Marwah, dan sesudah itu mereka bercukur. Setelah Islam datang, mereka enggan saai antara keduanya, kerana mereka tak ingin mengingat perbuatan mereka semasa jahiliyah. Kata 'Aisyah, lalu Allah menurunkan ayat: "Sesungguhnya Safa dan Marwah sebahagian daripada syiar agama Allah." (Al Baqarah : 158). Maka sejak itu, mereka saai antara keduanya." 80 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1192. Dari Hisyam r.a., dari bapanya, katanya: "Orang-orang Arab zaman dahulu tawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang bulat, kecuali Al Hums. Al Hums ialah orang-orang Quraisy dan turunannya. Orang-orang Arab itu tawaf dalam keadaan telanjang, kecuali apabila mereka diberi pakaian oleh orang Quraisy, yang lelaki memberi pakaian kepada lelaki dan perempuan kepada perempuan. Orang Quraisy tidak berangkat dari Muzdalifah, tetapi orang ramai semuanya pergi ke Arafah. Kata Hisyam, dari bapanya, dari 'Aisyah r.a., "Orang-orang Quraisy (Al Hums) inilah yang telah menyebabkan Allah 'Azza wa Jalla menurunkan ayat pada mereka, "Kemudian berangkatlah kamu dari tempat berangkatnya orang ramai "(Al Baqarah : 199) Kata 'Aisyah, "Orang banyak berangkat dari Arafah, sedangkan mereka (Al Hums) berangkat dari Muzdalifah." Kata mereka, "Kami tidak akan berangkat melainkan dari Tanah Haram." Maka ketika ayat di atas turun, mereka sama-sama pergi ke Arafah." 81 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1521. Dari Abu Hurairah r.a.: Nabi s.a.w. bersabda: "Manusia itu dalam urusan ini mengikut orang Quraisy. Yang Islam mengikut Islam dan yang kafir mengikut yang kafir. Dan manusia itu bagai logam lombong (berlain-lain asalnya). Orang yang baik (pilihan) pada masa jahiliah, mereka itulah orang yang baik dalam zaman Islam, bila mereka mengerti. Kamu dapati manusia yang lebih baik ialah yang sangat membencinya, kemudian ia sampai masuk ke dalamnya". 82 Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0499. Berita dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Pada suatu ketika di zaman Nabi, terjadi musim kemarau. Ketika Nabi saw. membaca khutbah Jumaat, tiba-tiba seorang Arab dusun berdiri dan berkata: Ya, Rasulullah! Harta benda telah binasa dan rakyat kelaparan. kerana itu mendoalah kepada Allah swt. untuk kita semua." Nabi mendoa dengan mengangkat kedua belah tangannya. Ketika Nabi mulai mendoa itu kami tidak menampak awan sedikit pun di langit. Demi Allah yang diri ku dalam kekuasaanNya, belum sampai Nabi menurunkan tangannya, awan mendung telah kelihatan bergulunggulung seperti bukit. Nabi saw. belum turun dari mimbar, namun hari telah hujan, sehingga kelihatan air hujan bertitikan dari janggut Nabi saw. Hujan lebat turun pula hari itu, esok, lusa dan seterusnya beberapa hari berikutnya sampai hari Jumaat pula. Arab dusun itu atau mungkin juga Arab yang lain berdiri dan berkata pula: "Ya, RasuLullah! Bangun-bangunan telah roboh dan harta benda telah habis tenggelam. kerana itu mendoalah kepada Allah (mohon diselamatkan). Nabi mengangkat kedua belah tangannya dan mendoa: "Ya, Allah! Di sekitar kami saja dan jangan di atas kami." Beliau menunjuk dengan tangannya ke suatu penjuru berawan, maka kelihatan,

awan itu menyingkir. Di atas kota Madinah kelihatan lingkaran-lingkaran seperti lubang yang bundar. Lembah-lembah padang pasir mengalirkan air selama sebulan. Setiap orang yang datang dari segenap penjuru memberitakan kemurahan yang melimpah-ruah." 83 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3959. Mewartakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, mewartakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, mewartakan kepada kami 'Auf, dari Al-hasan, mewartakan kepada kami Asid bin Al-Mutasyammis, dia berkata: Mewartakan kepada kami Abu Musa, mewartakan kepada kami Rasulullah saw. "Sesungguhnya menjelang kiamat terdapat kekacau-bilauan". Abu Musa berkata: Saya bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kekacau-bilauan itu.". Beliau menjawab: "Yaitu, pembunuhan". Sebagian kaum muslimin berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami, sekarang membunuh orang-orang musyrik begini dan begitu, pada tahun yang satu". Beliau menjawab: '"Bukan membunuh orang-orang musyrik, tapi justru di antara kalian membunuh sebahagian yang lainnya, sehingga seseorang membunuh tetangganya, anak pamannya dan keluarga dekatnya sendiri"." Dan di antara kaum muslimin berkata: "Wahai Rasulullah, apakah kami mempunyai akal pada waktu itu.". Rasulullah .saw. menjawab: "Tidak mempunyai Akal pada sebahagian besar orang-orang zaman itu sudah dicabut dan digantikan oleh orangorang yang hina (-bejat moralnya), mereka tidak mempunyai akal". Selanjutnya (Abu Musa) Al-Asy'ariy berkata: "Aku bersumpah kepada Allah, sesungguhnya aku mengira bahawa keadaan itu menyusulku dan kalian. Demi Allah, tidak ada bagiku dan bagi kalian suatu jalan keluar dari kemelut itu, kalau keadaan itu menemui kita dalam masalah yang telah dijanjikan oleh Nabi saw. kepada kita, kecuali kalau kita keluar sebagaimana kita masuk di dalamnya". 84 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 4470. Dari Nafi' dari Ibnu Umar, bahawasanya Rasulullah saw melarang menjual janin seekor binatang yang masih berada di dalam perut induknya. Kerana yang demikian itu adalah jual beli yang biasa ada pada zaman Jahiliyah; iaitu seseorang telah membeli seekor anak unta yang belum dilahirkan oleh seekor induknya. '' 85 Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2372. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., bahawasanya Nabi saw. bersabda: "Zaman dahulu ada seorang pembunuh yang telah membunuh korbannya sembilan puluh sembilan orang. Lalu dia bertanya kepada penduduk negeri, "Siapa ulama yang paling alim di negeri ini?" Maka ditunjukkan orang seorang rahib (pendeta Yahudi). Lalu didatangi rahib itu seraya mengatakan bahawa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian dia bertanya apakah pintu taubat masih terbuka baginya atau tidak? Jawab Rahib: "Tidak!" Maka dibunuhnya rahib itu, dan genaplah korban pembunuhannya seratus orang. Kemudian dia bertanya pula kepada penduduk; "Siapa ulama di negeri ini?" Maka ditunjukkan orang kepadanya seorang ulama yang alim. Dia menceritakan kepada orang alim itu bahawa dia telah membunuh korbannya seratus orang. Kemudian bertanya apakah pintu taubat masih terbuka baginya atau tidak? Jawab ulama, "Ya, sudah tentu. Pintu taubat selamanya tidak pernah tertutup. Siapa yang sanggup menutup pintu taubat bagi Anda. Pergilah Anda ke negeri Anu, kerana di sana

penduduknya menyembah Allah. Sembahlah Allah bersama-sama dengan mereka dan jangan kembali lagi ke negeri Anda, kerana negeri Anda telah rosak." Maka pergilah orang itu ke negeri yang ditunjuk sang ulama. Setengah perjalanan tiba-tiba orang itu meninggal. Maka bertengkarlah malaikat rahmat dengan malaikat 'adzab. Kata malaikat rahmat, "Orang ini telah taubat dan dia sedang menghadap dengan hati yang taubat itu kepada Allah Ta'ala." Kata malaikat 'adzab, "Dia belum pernah melakukan kebaikan sedikit jua pun." Tiba-tiba datang seorang malaikat dengan rupa manusia, lalu dia berdiri di tengah-tengah mereka seraya berkata, "Ukurlah jarak kedua negeri itu, ke mana yang lebih dekat bawalah dia ke situ." Setelah diukur ternyata yang lebih dekat ialah negeri yang di tujunya. Maka dibawalah dia oleh malaikat rahmat." 86 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3891. Ali bin Said Al-Kindi menceritakan kepada kami, Abu Mahyah Yahya bin Ya'la memberitahukan kepada kami dari AbdulMalik bin Umair dari anak laki-laki saudara laki-laki Abdillah bin Salam berkata: "Ketika Utsman hendak dibunuh. Abdullah bin Salam datang lalu Utsman berkata kepadanya: "Apa yang mendorong kamu datang?" dia menjawab: "Aku datang menolongmu". Utsman berkata: "Keluarlah, hadapilah orang-orang itu lalu usirlah mereka dari sisiku kerana sesungguhnya Kamu keluar lebih baik bagi ku dari pada kamu masuk di dekat ku." Rawi berkata: "lalu Abdullah bin Salam menghadapi orang-orang yang mengepung Utsman kemudian berkata: "Hai manusia! sesungguhnya nama ku pada zaman jahiliyyah adalah Polan lalu Rasulullah SAW memberi nama kepada ku Abdullah dan ayat-ayat dari kitab Allah turun mengenai aku dan turun mengenai aku ayat: (Dan seseorang darl Bani Israil mengakui kebenaran yang serupa dengan yang tersebut dalam Al-Quran lalu ia beriman sedangkan kamu menyombongkan diri, sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim) Al Ahqaat: 10 dan turun ayat mengenai ku: (katakanlah: Cukuplah sebagai saksi antara aku dan kamu atas kebenaranku dan orang yang memiliki pengetahuan Al-Kitab) S. Al-Isra': 96). sesungguhnya Allah memiliki pedang yang berada dalam sarungnya dari pada kamu dan sesungguhnya pada Malaikat bertetangga denganmu di negeri ini dimana Nabimu tinggal di dalamnya, maka takutlah kepada Allah dari membunuh orang ini (Utsman bin Affan), demi Allah kalau membunuhnya, sesungguh kamu telah mengusir para malaikat dan sungguh kamu akan ditanya pedang yang berada di sarungnya dari pada kamu, maka pedang itu tidak dimasukkan dalam sarungnya sampai hari Qiamat, mereka berkata: bunuhlah orang Yahudi ini dan bunuhlah Utsman". Hadis ini adalah gharib yang aku hanya mengetahuinya, dari hadis Abdul-Malik bin Umair dan Suaib bin Shafwan juga meriwayatkan hadis ini dari Abdul- Malik bin Umair lalu Umar bin Muhammad bin Abdillah bin Salam berkata dari datuknya iaitu Abdillah bin Salam. 87 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2270. Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah memberitahukan kepada kami dari Aamasy dari Zaib bin Wahb dari Hudzaifah berkata: "Rasulullah SAW menceritakan kepada kami dua hadis yang aku telah mengerti salah satunya sedangkan aku menunggu hadis yang lain. Beliau menceritakan (hadis yang pertama) kepada kami bahawa amanat turun pada hati orang-orang. Kemudian Al-Quran turun lalu mereka mengerti hukum dari AI-Qut'an dan mengerti hukum dari As Sunnah. Kemudian beliau menceritakan (hadis kedua) kepada kami tentang diangkatnya (hilangnya) amanat lalu beliau bersabda: "Seseorang tidur sejenak lalu amanat diambil dari

hatinya lalu jadilah amanat seperti bekas titik. Kemudian ia tidur sejenak Ialu amanat diambil dari hatinya lalu jadilah bekas amanat seperti bekas kerja dalam tapak tangan seperti bara api yang kamu gelindingkan atas kakimu lalu luka. Kemudian kamu melihatnya bengkak dan tidak ada di dalamnya sesuatu yang berguna. Kemudian beliau mengambil batu kecil lalu menggelindingkannya atas kakinya lalu bersabda: "Kemudian manusia pagi-pagi melakukan jual beli hampir saja tidak ada seorangpun yang menyampaikan amanat sehingga dikatakan sesungguhnya dalam keturunan si Fulan ada orang yang dipercaya dan sehingga dikatakan kepada seseorang: "Betapa kuatnya, betapa cerdiknya dan betapa pintarnya" tetapi didalam hatinya tidak terdapat seberat biji sawi dari iman". Hudzafah berkata: "Benar-benar zaman pernah datang kepada ku dan aku tidak perduli kepada siapa di antara kamu aku jual beli kalau dia seorang muslim nescaya agamanya mencegahnya untuk mengkhianati ku dan kalau dia orang Yahudi atau Nashrani nescaya pemimpinnya mencegahnya untuk mengkhianati ku. Adapun hari ini maka aku tidak jual beli diantara kamu selain kepada si Fulan dan si Fulan." Hadis ini adalah hasan sahih. 88 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3749. Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad; mewartakan kepada kami Waki'. Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami 'Affan, keduanya berkata: Mewartakan kepada kami Hammad bin Salamah; memberitakan kepada kami' 'Abdullah bin Syaddad, dari Abu 'Udzrah, dia berkata: (Dia telah menjumpai zamannya Nabi saw.), dari 'Aisyah, bahawasanya Nabi saw. melarang kaum pria dan kaum wanita masuk di tempat-tempat mandi. Kemudian beliau memberi kelonggaran kepada kaum pria untuk memasukinya dengan memakai sarung. Namun beliau tidak memberi kelonggaran kepada kaum wanita. 89 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1165. Dari Khabbab r.a., katanya: Saya adalah seorang tukang besi di zaman jahiliah. 'Ash bin Wail berhutang kepada saya beberapa dirham. Saya datang kepadanya menagih hutang itu. Ia menjawab: "Saya tidak akan membayar hutang kepada mu sebelum engkau kafir dengan Muhammad." Saya berkata: "Tidak, demi Allah! Saya tidak akan kafir dengan Muhammad s.a.w., walaupun engkau dimatikan Tuhan lalu dihidupkannya kembali." Kata 'Ash: "Biarlah saya mati, kemudian dihidupkan kembali, lalu saya diberi harta dan anak, baru saya bayar hutang saya kepada mu." Maka turunlah ayat yang bererti: "Adakah engkau lihat orang yang engkar terhadap tanda kebesaran Kami tetapi kendati pun begitu, ia berkata: Saya telah pasti akan diberi harta dan anak." (Haryam, 77) 90 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1477. Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, ia berkata: "Saya mendengar Qatadah bercerita dari Anas dari Nabi saw: "Bahwasanya Nabi didatangi oleh seorang lelaki yang telah meminum khamar, maka Nabi mencambuknya dengan dua pelepah (kurma) sebanyak empat puluh kali. Abu Bakarpun melakukannya. Maka setelah zamannya Umar (menjadi Khalifah) orang-orang bermusyawarah, dan Abdurrahman bin Auf berkata: "Hukuman-hukuman yang paling ringan itu adalah lapan puluh dera. Kemudian Umar memerintahkan dengan hukuman lapan puluh dera

itu." Hadisnya Anas adalah hadis hasan sahih. Melaksanakan hadis ini menurut beberapa ulama' dari sahabat-sahabat Nabi saw dan yang lainnya; bahawasanya hukuman bagi pemabuk adalah lapan puluh kali dera. 91 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1830. Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya pada tahun penaklukan Mekah ada seorang dari suku Bani Khuzaah membunuh seorang laki-laki dari suku Bani Laits sebagai pembalasan dari pembunuhan di zaman jahiliyah. Lalu Rasulullah saw. berdiri dan bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mempertahankan negeri Mekah dari serangan pasukan bergajah dan Tuhan memberikan kekuasaan kepada RasulNya dan orang yang beriman. Ketahuilah! Tidak boleh dilanggar kesuciannya oleh seseorang sebelumku dan tidak pula oleh seseorang kemudianku. Kepadaku hanya diberikan kebebasan untuk bertindak sesaat saja di waktu siang. Ketahuilah, bahawa di saatku ini Mekah tetap suatu Tanah Suci, tidak boleh dicabut durinya, tidak boleh dipotong pohonnya, tidak boleh diambil yang tercicir, kecuali untuk diumumkan. Siapa yang terbunuh keluarganya, dia boleh memilih di antara dua: meminta bayaran (diat) atau menuntut kisas. Lalu berdiri seorang laki-laki dari penduduk Yaman, " namanya Abu Syah, katanya: "Tulislah untuk saya, ya Rasulullah!" Rasulullah berkata: "Tuliskan itu untuk Abu Syah!" " Kemudian berdiri seorang suku Quraisy, katanya: "Ya Rasulullah! Hendaknya selain izkhir (sebangsa rumput yang harum baunya), kerana izkhir itu kami letakkan di rumah dan di kubur kami." Rasulullah berkata: "Selain izkhir." 92 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1329. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Pernah Nabi s.a.w. berdoa dalam qunut: "Ya Allah! Selamatkan kiranya Salamah bin Hisyam! Ya Allah! Selamatkan kiranya 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah. Ya Allah! Selamatkanlah kiranya orang-orang mukmin yang lemah! Ya Allah! Turunkanlah kiranya seksaan keras kepada kaum Mudar! Ya Allah! Hukumlah mereka dengan musim kemarau seperti musim kemarau zaman Yusuf!" 93 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1094. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Di zaman jahiliyah, orang-orang Quraisy melakukan puasa pada hari 'Asyura. Dan Rasulullah saw. pernah pula mempuasakannya. Tatkala beliau hijrah ke Madinah beliau mempuasakannya bahkan memerintahkan supaya umatnya mempuasakannya pula. Maka tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, beliau bersabda: "Siapa yang suka puasa di hari 'Asyura silakan, dan siapa yang tidak suka, tidak mengapa." 94 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 1854. Muhammad bin Baysyar menceritakan kepada kami, AbdulWahhab Ats Tsaqafi menceritakan kepada kami dari Yahya bin Said AlAnshari dari Malik bin Anas dari Az Zuhri dari Abdillah dan Al-Hasan kedua anak laki-laki Muhammad bin Ali dari ayah mereka dari Ali berkata: "Rasulullah SAW melarang kahwin mutaah (kahwin dengan batas waktu) pada zaman perang Khaibar dan melarang makan daging keldai jinak."

95 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4053. Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad, mewartakan kepada kami Wali', dari Al-A'masy, dari Zaid bin Wahb, dari Hudzaifah, dia berkata: Mewartakan kepada kami Rasulullah saw. akan dua hadis. Sungguh saya melihat salah satunya, sedang saya menunggu yang satunya lagi. Beliau mewartakan kepada kami: "Bahwasanya Amanat itu turun berada di lubuk hati orang-orang lelaki". (Ath-Tbanafisiy berkata: Yaitu, di tengah-tengah hati orang-orang lelaki). Al-Qur'an turun, lalu saya mengetahui amanat dengan Al-Qur'an dan mengetahui amanat As-Sunah. Selanjutnya, beliau mewartakan kepada kami akan hilangnya amanat. Beliau bersabda: "Seorang lelaki tidur nyenyak, lalu amanat itu diangkat dari hatinya. Lalu bekasnya itu bagai sebuah titik tanpa warna. Kemudian dia tidur lagi nyenyak, lalu amanat dicabut dari hatinya, lalu bekasnya itu menjadi bagaikan bekas jerawat yang mengeras, seperti bara yang kamu gulirkan terinjak oleh kakimu, dan melepuh. Lalu kamu melihatnya luka menjadi bengkak dan di dalamnya tidak ada apa-apanya". Kemudian Hudzaifah mengambil segenggam pasir, lalu dia menggulirkannya pada betisnya. Nabi berkata selanjutnya: "Orang-orang saling berjual-beli, dan hampir-hampir orang tidak dapat melaksanakan amanat, sehingga dikatakan: Sesunggunya ada di dalam anak-anak si Fulan terdapat seorang lelaki yang dapat dipercaya, sehingga dikatakan kepada orang lelaki itu: Apa yang membuatnya dia berakal, membuatnya sabar dan membuatnya pintar, sementara dalam hatinya tidak terdapat iman sebesar biji sawi sekalipun". Sungguh telah datang kepadaku suatu zaman, dan aku (Yakni: Hudzaifah) tidak memperdulikan yang mana kepada kalian aku mengadakan perjanjian. Sungguh kalau dia muslim, tentu keislamannya akan mendorongnya menepati janji kepadaku. Dan kalau dia itu Yahudi atau Nasharani, tentu walinya/pengampunya akan mendorong menepati janjinya kepadaku. Adapun hari ini, maka aku tidak mengadakan perjanjian, kecuali kepada si Fulan dan si Fulan. 96 Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0823. Dari' Aisyah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Wahai, 'Aisyah! Kalau bukanlah kerana kaum engkau masih dalam masa peralihan dari zaman jahiliyah, akan ku perintahkan mereka memperbaiki Kaabah, apa-apa yang sekarang berada di luar, dan akan ku rendahkan pintunya sampai ke tanah. Juga akan ku buat dua buah pintu, sebuah di sebelah Timur dan sebuah lagi di sebelah Barat. Dengan begitu aku telah menuruti pula dasar Nabi Ibrahim 'alaihis salam." 97 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 0175. Mewartakan kepada kami Bakr bin Khalaf dan Abu Bisyer," mewartakan kepada kami Abdur-Razzaq, dari Makniar, dari Qatadah dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah SAW. bersabda; "Akan keluar sekelompok kaum di akhir zaman (atau: para umat ini), mereka membaca Al Quran, tapi tidak sampai melepasi kerongkongan tenggorokan- mereka. Tanda-tanda mereka adalah kepalanya dicukur pelontos. Bila kalian melihat mereka (atau: bila kalian menjumpai mereka), maka bunuhlah mereka". 98 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2488.

Mewartakan kepada kami 'Abdu. Rabah bin Khalid AnNumairiy, Abul-Mughallas; mewartakan kepada kami Al-Fudhail bin Sulaiman; mewartakan kepada kami Musa bin 'Uqbah; mengkhabarkan kepadaku Ishaq bin Yahya bin Al-Walid, dari 'Ubadah bin Ash-Shamit, bahawasanya Rasulullah saw. memutuskan tentang (pemilikan) sebuah pohon kurma, dua buah pohon kurma dan tiga buah pohon kurma pada seseorang (apabila dia menanamnya di tanah mati). Maka hak-hak merekapun berbeza dalam hal itu. Beliau memutuskan bagi setiap pohon kurma dari pohon-pohon kurma itu, dimulai dari yang bawah sampai sejauh pelepahnya merupakan hariemnya. Dalam Az-Zawa-id; isnadnya munqathi' daif, oleh kerana Ishaq bin Yahya meriwayatkan dari "Ubadah, padahal dia tidak mendapatinya (tidak sezaman). 99 Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2267. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Manusia itu seperti bahan galian emas dan perak. Mereka yang pilihan di zaman jahiliyah, pilihan juga di dalam Islam, selama mereka memahami ajaran Islam itu. Dan ruh (jiwa) adalah bagaikan parajurit yang aneka ragam. Bila saling mengenal bersatulah mereka, dan bila tidak saling mengenal, mereka berpecah belah." 100 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1360. Dari Abdullah bin Umar r.a.: Seorang perempuan didapati mati terbunuh dalam suatu peperangan di zaman Nabi s.a.w. Lalu Rasulullah s.a.w. tidak membenarkan membunuh perempuan dan anak-anak. 101 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 2027. Dari Anas katanya: "Pada suatu kali, ketika Nabi saw mendengar suara dari sebuah kuburan, maka beliau bertanya: "Sudah berapa lamakah penghuni kubur ini meninggal dunia?" Jawab mereka: "Penghuni kubur ini meninggal dunia di zaman jahiliyah": Mendengar jawapan mereka Rasulullah saw nampak gembira, kemudian beliau bersabda: "Sungguh, andaikata aku tidak takut dikeranakan kalian tidak akan menguburkan jenazah-jenazah kalian, pasti aku akan berdoa kepada Allah agar Allah memperdengarkan kalian suara seksa kubur." 102 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 3666. Dari Zahdam, ia berkata: Saya mendengar 'Imran ibnu Hushain ra menyebutkan bahawa Rasulullah saw bersabda: "Wahai umatku, sebaik-baik kamu adalah umat yang hidup ada zamanku, kemudian umat yang sesudahnya, kemudian umat yang sesudahnya, kemudian umat yang sesudahnya". Aku tidak ingat, apakah beliau menyebutkan kata "sesudahnya" dua kali atau tiga kali, kemudian beliau menyebutkan tentang kaum yang suka berkhianat dan mereka tidak bisa dipercaya, mereka menyaksikan tetapi mereka tidak bisa dijadikan saksi, mereka bernazar, tetapi mereka tidak melaksanakannya, dan badan mereka tampak gemuk." 103 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0746.

Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Isma'il bin 'Ulabbah memberitahukan kepada kami, Ayub memberitahukan kepada kami di mana keduanya berkata: "Hammad bin Zaid memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Ghailan bin Jarir dari 'Abdullah bin Ma'bad Az-Zamani dari Abu Qatadah bahawasanya nabi s.a.w. bersabda: "Puasa pada hari 'Arafah, sesungguhnya saya memohon kepada Allah, agar dapat menghapus dosa satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya." Di dalam bab ini terdapat hadis dari Abu Sa'id. Abu 'Isa berkata: "Hadis Abu Qatadah tersebut adalah hadis hasan. Para ulama' menganggap sunat untuk berpuasa pada hari 'Arafah kecuali di 'Arafah." 104 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0749. Qutaibah dan Ahmad bin 'Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami di mana keduanya berkata: "Hammad bin Zaid memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Ghailan bin Jarir dari 'Abdullah bin Ma'bad Az-Zamani dari Qatadah bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Puasa hari 'Asyura' itu; sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya." Masalah yang sama diriwayatkan pula dari 'Ali, Muhammad bin Shaifi, Salamah bin Al-Akwa', Hind bin Asma', Ibnu 'Abbas, Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz bin 'Afra' dan Abdur Rahman bin Salamah Al-Khaza'i dari pamannya dan 'Abdullah bin Zubair; di mana mereka menyebutkan dari Nabi s.a.w. bahawasanya baginda memberi dorongan untuk berpuasa pada hari 'Asyura'. Abu 'Isa berkata: "Kami sama sekali tidak mengetahui tentang riwayat-riwayat yang menyebutkan: "Puasa hari 'Asyura' itu menghapuskan dosa satu tahun" ; kecuali dalam hadis Abu Qatadah. Ahmad dan Ishaq mempunyai pendapat (seperti itu) dengan berdasarkan pada hadis Abu Qatadah tersebut. 105 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2483. Mewartakan kepada kami Abdul-Mughallas; mewartakan kepada kami Fudhail bin Sulaiman; mewartakan kepada kami Musa bin 'Uqbah, dari Ishaq bin Yahya bin AlWalid, dari 'Ubadan bin AshShamit, bahawasanya Rasulullah saw. memutuskan perihal penyiraman pohon kurma dari air banjir. Bahwa yang berada di bagian paling atas menyiram sebelum yang bawah, dan air tersebut hendaklah ditinggal sampai setinggi mata kaki. Kemudian air tersebut dialirkan ke bagian bawah yang berikutnya. Begitulah hingga kebun-kebun itu beres atau air tersebut habis. Dalam Az-Zawa-id: Dalam isnadnya ada Ishaq bin Yahya. Ibnu 'Adiy berkata: Dia meriwayatkan hadis dari "ubadah namun dia tidak pernah menjumpai (zaman) nya. Demikian inilah yang dikatakan selainnya. (Ibnu 'Adiy). 106 Hadis Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis Nombor 1472. ari Abu Hurairah r.a.: Ada orang bertanya: "Hai Rasulullah! Siapakah manusia yang termulia?" Beliau menjawab: "Yang paling bertaqwa kepada Allah (mematuhi perintahNya)". Mereka berkata: "Bukan ini yang hendak kami tanyakan kepada tuan". Beliau bersabda: "Jika begitu, Yusuf Nabi Allah anak Nabi Allah dan anak kekasih Allah". Mereka berkata: "Bukan ini yang hendak kami tanyakan kepada tuan". Beliau bersabda: "Kalau begitu, tentu kamu hendak menanyakan kepada saya tentang keperibadian orang Arab. Mereka yang baik pada masa jahiliah, mereka itulah yang lebih baik dalam zaman Islam, jika mereka mengerti".

107 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3031. Dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Tholhah dari Anas bin Malik ketika rasulullah saw seperti ke Quba, maka beliau singgah di rumah Ummu Milhan. Setelah menghidangkan makanan bagi Rasulullah saw, maka ia duduk untuk menyisir kepala suaminya iaitu Ubadah Ibnu Shamit, sedang Rasulullah saw tidur. Ketika beliau bangun ,beliau tertawa." Sehingga Ummu Milhan tertanya: "Apa yang menyebabkan kau tertawa?" Sabda beliau: "Telah diperlihatkan dalam mimpiku, ada beberapa orang dari Ummatku yang berjihad di jalan Allah dengan naik perahu, mereka bagaikan raja-raja yang duduk diatas singgahsananya. Kata Ummu Milhan: "Wahai Rasulullah doakan aku termasuk salah seorang di antara meraka." Setelah beliau mendoakan bagi Ummu Milahan, maka beliau lidur lagi. Ketika beliau bangun, maka beliau tertawa sehingga Ummu Milhan bertanya: "Wahai Rasulullah mengapa engkau tertawa?" Sabda beliau: "Telah diperlihatkan dalam mimpiku ada berapa orang dari umatku yang berjihad di jalan Allah dengan naik perahu mereka bagaikan raja-raja yang duduk di atas singgahsananya." Kata Ummu Milhan: "Wahai Rasulullah doakan aku termasuk salah seorang diantara mereka." Sabda beliau: "Kamu termasuk golongan pertama dari mereka." Pada zaman Muawiyah ketika ia ikut di dalam rombongan pasukan yang berjuang dengan menyeberangi lautan, maka ia terjatuh dari kenderaannya setelah ia turun dari perahu hingga ia tewas ditempat itu. 108 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3556. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fadhl memberitahukan kepada kami dari Muhammad bin Said Al Anshad dari Abdillah bin Rabi'ah Ad Damasyqiy berkata: Aidullah Abu Idris Al Khaukni menceritakan kepada kami dari Abi Darda' berkata: Rasulullah SAW bersabda "Termasuk doa Nabi Dawud adalah Dia membaca doa: (Wahai Allah sesungguhnya aku memohon kepada Mu untuk mencintai Mu dan mencintai orang-orang yang mencintai Mu dan amal perbuatan yang menyebabkan aku mencintai Mu. Wahai Allah jadikanlah cintaku kepada Mu lebih aku cintai dari pada diri ku sendiri dan keluargaku dan air yang dingin). Abud Darda' berkata: "Rasulullah SAW jika menyebut Nabi Dawud menceritakan tentangnya, beliau bersabda: "Dia adalah paling banyak ibadah di antara manusia pada zamannya." Hadis ini adalah hasan gharib. 109 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1692. Dari Sa'ad ibnu Hisyam dari Aisyah katanya: "Biasanya Rasulullah saw jika melakukan solat malam sembilan rakaat, maka beliau tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat yang ke lapan, setelah bertahmid, berzikir dan berdoa, maka beliau berdiri kembali untuk melanjutkan solatnya pada rakaat yang ke sembilan, kemudian beliau duduk untuk tasyahud akhir. Dalam tasyahud itu beliau berzikir dan berdoa, kemudian beliau mengakhiri solatnya dengan satu salam dengan suara keras sehingga kami dapat mendengarnya. Kemudian beliau melakukan solat sunat fajar dua rakaat sambil duduk. Ketika usia beliau bertambah lanjut dan keadaan beliau telah menurun, maka beliau mengerjakan solat malam sebanyak tujuh rakaat, tanpa duduk kecuali pada rakaat yang ke enam. Kemudian beliau berdiri kembali untuk melanjutkan solatnya pada rakaat yang ke tujuh. Kemudian beliau mengakhiri solat malamnya itu

dengan satu salam. Setelah itu beliau melakukan solat sunat sebelum fajar dua rakaat sambil duduk." 110 Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0992. Dari Ibnu Umar r.a., katanya: "Bahawasanya beberapa orang lelaki sahabat , Nabi saw. diperlihatkan kepada mereka Malam Qadar dalam tidur mereka pada tujuh yang akhir (bulan Ramadhan). Rasulullah saw. bersabda: "Aku melihat apa yang kamu lihat, dan aku setuju dengan tujuh yang akhir. Maka siapa hendak mencari-carinya carilah pada tujuh yang akhir." 111 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1135. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya beberapa orang sahabat Nabi saw. bermimpi melihat malam qadar dalam tidur mereka pada tujuh hari yang akhir bulan Ramadhan. Maka bersabda Rasulullah saw., "Aku juga bermimpi seperti mimpimu itu, melihat malam qadar jatuh bertepatan pada tujuh yang akhir bulan Ramadhan. Maka siapa yang mencarinya, carilah di tujuh yang akhir itu." 112 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1211. Zainab berkata: Saya mendengar dari ibuku, bahawa Ummi Salamah berkata: "Datanglah seorang perempuan kepada Rasulullah saw, ia berkata: "Hai Rasulullahl Sesungguhnya anak perempuanku telah ditinggal mati suaminya dan kedua matanya sakit, apakah kami boleh mencelaki matanya? Rasulullah saw bersabda: "Jangan". Beliau mengatakannya sampai dua kali atau tiga kali. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari dan berkabungnya orangorang jahiliah dahulu yaitu ia melempar kotoran unta pada masa akhir tahun". Di dalam satu bab ini, hadis ini diriwayatkan dari Furaiah binti Malik bin Sinan yaitu saudara perempuan Abu Said Al Khudzri dan Khafshah binti Umar. Hadisnya Zainab adalah hadis hasan sahih. Melaksanakan hadis ini menurut sahabat-sahabat Nabi saw dan yang lainnya; Sesungguhnya perempuan yang ditinggal mati suaminya di dalam iddahnya ia harus menjauhkan minyak dan berhias dan inilah pendapat Sofyan As Tsauri, Malik, Syafie, Ahmad dan Ishaq. 1) Kebiasaan bangsa jahiliah, jikalau ada perempuan yang ditinggal mati suaminya, maka harus masuk rumah yang sempit, ia memakai pakaiannya yang paling buruk, tidak boleh memakai minyak dan berhias sampai masa satu tahun, kemudian di akhir tahun ia diperintah untuk melemparlempar kotoran unta atau himar untuk mengakhiri masa sedihnya. 2) Zhihar adalah ucapan seorang suami kepada isterinya: "Engkau terhadap saya, seperti punggung ibuku (dalam keharamannya). 113 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1892. Mewartakan kepada kami Hisyam bi 'Ammar, mewartakan kepada kami 'Isa bin Yunus, mewartakan kepadaku ayahku, dari kakekku, yaitu Abu Ishaq, dari AbdulAhwash, dari 'Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: Rasulullah SAW. diberi semua kebajikan dan segala akhir kebajikan. (atau kata Ibnu Mas'ud: beliau semua awal kebajikan). Kemudian beliau mengajari kami khutbah solat dan khutbah Hajat. Khutbah Solat, yaitu (artinya): "Segala penghormatan adalah bagi Allah, Demikian

pula segala rahmat dan segala kebajikan. Keselamatan semoga atas engkau, wahai Nabi, rahmat Allah dan berkat-Nya -pula-. Keselamatan semoga atas kita dan atas hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi, bahawa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahawasanya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya". Khutbah HaJat, yaitu (artinya): "Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya, mohon pertolongan-Nya dan mohon ampunan pada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa kami dan kejelekan amal-perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada orang yang menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada orang yang menunjukinya. Dan aku bersaksi, bahawa tidak ada Tuhan melainkan Allah sahaja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahawasanya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya". Kemudian hubungan khutbahmu dengan 3 (tiga) ayat Al-Qur'an (artinya): "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dengan taqwa yang sebenarbenarnya.... hingga akhir ayat (QS. 3 : 102). Bertaqwalah kalian kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kalian saling meminta ....", hingga diakhir ayat (QS. 4:1) "Bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, nescaya Allah memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan 70-71). 114 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1473. Dari Yahya bin Sa'id katanya: " 'Aisyah pernah memberitahu: "Pada suatu hari ketika Rasulullah saw keluar dari rumah, maka terjadilah gerhana Matahari. Pada waktu itu, para isteri Nabi berkumpul di kamar beliau, setelah Rasulullah saw datang mendekati pertengahan hari, maka beliau segera melakukan solat gerhana berjamaah. Dalam solatnya itu beliau memanjangkan berdirinya, kemudian beliau rukuk sambil memanjangkan rukuknya. Kemudian beliau bangkit dari rukuk dan beliau berdiri dan memanjangkan berdirinya, tapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuk tapi kurang dari rukuknya yang pertama. Setelah beliau berdiri dari rukuk, maka beliau sujud. Ketika berdiri pada rakaat yang kedua, maka beliau mengerjakan seperti yang beliau kerjakan pada rakaat pertama, hanya saja beliau agak memendekkan berdirinya dan rukuknya dari yang telah dilakukannya pada rakaat yang pertama. Kemudian beliau sujud, dan seterusnya beliau menyempurnakan solatnya hingga akhir. Beliau mengakhiri solatnya setelah gerhana matahari berakhir. Kemudian beliau duduk di atas mimbar untuk berpidato. Dalam pidatonya itu beliau bersabda: "Sesungguhnya manusia akan mengalami ujian didalam kuburnya, sebagaimana dia mengalami ujian semasa timbulnya Dajjal. 115 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2970. aksudnya :"Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Dawud At Thayalisyi memberitahukan kepada kami, dari Syukbah dari 'Atha' bin Sa'ib ia berkata; saya mendengar Abu Hafash Ibnu Umar menceritakan dari Ya'la bin Murrah :"Sesungguhnya Nabi SAW melihat lelaki memakai minyak "Khaluq", maka Nabi SAW bersabda :"Pergilah, cucilah, cucilah dan jangan kembali". Hadis ini hasan. Sebahagian riwayat berbeza pendapat di dalam isnad dari 'Atha' bin Saib. Ali berkata; Yahya bin Said mengatakan: "Siapa yang dahulu mendengar dari 'Atha' bin Saib, maka apa yang di dengar adalah benar. Syukbah dan Sufyan yang mendengar dari 'Atha' bin Saib juga benar, kecuali dua hadis yang diriwayatkan dari 'Atha' bin Saib dari Zaadzan". Syukbah berkata; saya mendengar dua hadis dari dia pada akhir-akhir ini; kerana ada yang mengatakan bahawa 'Atha' bin Saib pada masa akhir umurnya

hafalannya buruk.Dan di dalam bab ini ada hadis yang diriwayatkan dari Ammar. Abu Musa dan Anas. 116 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2613. aksudnya : Hannad menceritakan kepada kami, Abul Ahwash memberitahukan kepada kami dari Laits dari Syahr bin Hausyab dari Abdur Rahman bin Ghanam dari Abu Dzarr berkata :"Rasulullah SAW bersabda :"Allah 'Azza Wa Jalla berfirman :"Hai hamba-hamba Ku, kamu semua tersesat kecuali orang yang aku beri petunjuk maka mintalah kepada Ku akan petunjuk, tentu Aku beri petunjuk. Kami semua fakir kecuali orang yang Aku beri kekayaan, maka mintalah kepada Ku, tentu Aku beri kamu rezeki. Dan kamu semua salah kecuali orang yang orang Aku maafkan. Barang siapa mengerti di antara kamu bahawa Aku mempunyai kemampuan untuk memberi ampunan, lalu ia minta ampun kepada Ku, tentu Aku ampuni dosanya tanpa aku perduli. Dan seandainya orang pertama dari kamu dan orang yang terakhir dari kamu, orang yang hidup dan orang yang mati dari kamu, pemuda dan orang tua dari kamu berkumpul pada hati seorang yang paling taqwa dari hamba Ku maka demikian itu tidak menambah terhadap kerajaan Ku sesayap nyamuk. Dan seandainya orang pertama dan orang terakhir dari kamu, orang yang hidup dan orang yang mati dari kamu, dan pemuda dan orang tua dari kamu berkumpul pada hati orang yang paling celaka dari hamba Ku maka demildan itu tidak mengurangi sekecil sayap nyamuk dari kerajaan Ku. Dan seandainya orang pertama dan orang terakhir dari kamu, orang hidup dan orang yang mati dari kamu, dan remaja dan orang tua dari kamu berkumpul di tanah luas rata lalu setiap orang meminta segala sesuatu yang ada dalam puncak angan-anganNya lalu Aku memberi setiap peminta maka demikian itu tidak mengurangi dari kerajaan Ku melainkan bagaikan seseorang dari kamu melalui lautan lalu ia membenamkan sebuah jarum di dalamnya kemudian mengangkatnya kembali. Demikian itu menunjukkan sesungguhnya Aku Maha Dermawan, Maha Punya, Maha Mulia, Aku berbuat menurut apa yang Aku kehendaki, pemberian Ku adalah perkataan dan seksa Ku adalah perkataan, sungguh urusan Ku terhadap sesuatu apabila Aku menghendaki cukup Aku berfirman :"Jadilah, maka jadilah sesuatu itu". Ini Hadis hasan sahih. sebahagian ahli hadis meriwayatkan hadis ini dari Syahr bin Hausyab dari Ma'dikariba dari Abu Dzarrin dari Nabi SAW seperti hadis tersebut. 117 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1579. Dari Jubair ibnu Nufair dari Abu Dzarr katanya: "Di suatu bulan Ramadhan, kami berpuasa bersama Rasulullah saw. Sejak pertama beliau tidak pernah keluar untuk melakukan solat malam bersama kami, sampai pada malam kedua puluh tiga. Di malam itu beliau melakukan solat malam hingga sepertiga malam telah berakhir. Pada malam yang kedua puluh empat beliau tidak keluar. Pada malam yang kedua puluh lima beliau keluar dan melakukan solat malam bersama kami hingga separuh malam berakhir. Waktu itu aku berkata kepada Rasulullah saw: "Wahai Rasulullah, mahukah engkau memberi keringanan sedikit pada kami di malam ini?" Sabda Nabi saw; "Seorang yang bersabar diri menyertai seorang imam sampai selesainya, maka ia ditulis oleh Allah sebagai seorang yang beribadah semalam suntuk". Pada malam kedua puluh enam beliau tidak keluar. Pada malam kedua puluh tujuh beliau keluar dan melakukan solat malam bersama kami hingga diakhir malam, sampai kami takut bila kami tidak sempat mendapatkan waktu untuk makan sahur."

118 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3672. Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah, dari 'Amr bin Dinar, dia mendengar Nafi' bin Jubair mengkhabarkan hadis dari Abu Syuraih Al-Khuza'iy, bahawasanya Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam". 119 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0355. Dari Zainab binti Jahsyin katanya: "Aku pernah mengadu pada Nabi saw tentang darah istihadza yang selalu keluar dari kelaminku". Sabda Nabi saw: "Tinggalkanlah solat selama tiba masa haidmu dan jika telah berakhir masa haidmu, maka bersucilah kamu. Kamu diperbolehkan mengakhirkan solat zuhur dan menyegerakan solat asar. Untuk kedua solat itu kamu diperbolehkan berwuduk satu kali. Kemudian kamu diperbolehkan mengakhirkan solat maghrib dan menyegerakan solat isyak dan untuk kedua solat itu kamu diperbolehkan berwuduk satu kali. Demikian pula untuk solat subuh." 120 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1467. ari Abdillah ibnu Abbas katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari, maka Rasulullah bersama sahabatnya melakukan solat gerhana, dalam solatnya itu beliau memanjangkan berdirinya, seperti beliau menghabiskan surah Al Baqarah. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya, kemudian beliau berdiri dari rukuk dengan memanjangkan berdirinya, tapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama kali. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya, tapi kurang dari rukuknya yang pertama, kemudian beliau sujud. Ketika beliau berdiri dalam rakaatnya yang kedua, beliau memanjangkan berdirinya tapi kurang dari berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya tapi kurang dari rukuknya yang pertama. Selanjutnya beliau berdiri lagi, sambil memanjangkan berdirinya tapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama. Selanjutnya beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya, tapi kurang dari waktu rukuknya yang pertama, kemudian beliau sujud. Dan seterusnya beliau menyempurnakan solatnya hingga akhir. Beliau mengakhiri solatnya setelah gerhana Matahari telah berakhir. Setelah selesai, maka beliau bersabda: "Sesungguhnya gerhana Matahari atau Bulan merupakan salah satu bukti dari kekuasaan Allah. Tidaklah terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan, disebabkan oleh matinya atau lahirnya seseorang. Kerana itu, jika kalian melihat gerhana, maka bergegaslah untuk mengerjakan solat gerhana". Kata para sahabat: "Wahai Rasulullah, tadi kami lihat seolah-olah engkau hendak memegang sesuatu, sedangkan engkau masih berada di tempatmu. Kemudian kami lihat pula engkau undur ke belakang, mengapa demikian?" Sabda beliau: "Tadi aku diperlihatkan syurga, sehingga aku ingin memetik salah satu dari buah-buahan syurga, andai kata aku dapat mengambilnya pasti kalian akan memakannya dan buah tersebut akan tetap tidak habis selama-lamanya. Demikian pula, aku diperlihatkan neraka, kulihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita", Tanya para sahabat: "Mengapa demikian, wahai Rasulullah?" Sabda beliau: "Kebanyakan kaum wanita

dimasukkan kedalam neraka, dikeranakan mereka banyak yang ingkar". Tanya para sahabat: "Apakah mereka, banyak yang ingkar kepada Allah?" Jawab Nabi: "Tidak, kebanyakan mereka tidak pandai berterima kasih pada kaum suami, walaupun kalian telah berbuat baik terhadap mereka, tetapi jika sekali saja kamu tidak berbuat baik, pasti mereka akan berkata: "Sedikitpun tidak pernah aku menerima kebaikan dari kamu." 121 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0190. Dari Abu Hurairah r.a., katanya, Rasulullah saw., bersabda: "Apabila seseorang muslim atau mukmin berwuduk, maka ketika dia mencuci muka hilanglah segala dosa matanya hanyut bersama air hingga titis yang penghabisan. Apabila dia mencuci tangan, maka hilang pulalah segala dosa yang diperbuat tangannya, hanyut bersama air hingga titis yang terakhir. Apabila dia mencuci kaki, hapus pulalah dosa-dosa yang dilakukan kakinya, hanyut bersama air hingga titis yang terakhir. Sehingga akhirnya dia bersih dari segala dosa." 122 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0649. Dari Abu Hurairah R.A. dia berkata: Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik saf laki-laki adalah saf yang pertama dan sejelek-jeleknya adalah saf yang terakhir. Dan sebaik-bik saf wanita adalah yang terakhir, sedangkan sejelek-jeleknya adalah saf yang pertama" 2)Hadis ini juga dikeluarkan oleh Muslim, Tirmizi, Nasaai dan Ibnu Majah. Kata Nawawi, kalau jemaah ini wanita solat dengan lelaki. Kalau tidak solat bersama mereka, seperti jemaah wanita dalam satu tempat khusus bersama wanita, maka hukumnya sama dengan kaum laki-laki. Hal ini kerana saf pertama wanita sangat berdekatan dengan kaum lelaki demikian pula saf terakhir kaum lelaki. Aunul Ma'bud II, 374 123 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1329. Dari Abu Sa'id Al Khudri: "Pada mulanya Rasulullah saw beriktikaf pada sepuluh hari kedua hingga pada malam kedua puluh. Kemudian beliau dan orang-orang yang ikut iktikaf pulang ke rumahnya masing-masing. Kemudian beliau kembali pada malam kedua puluh satunya. Di saat itu beliau berpidato; "Tadinya aku hanya ingin iktikaf pada 10 hari yang kedua saja, tapi akhirnya aku ingin melanjutkan iktikaf pada 10 hari yang terakhir ini. Kerana itu, mereka yang ikut iktikaf bersamaku, hendaknya mereka melanjutkan iktikafnya. Aku telah diperlihatkan malam "Lailatul Qadar" pada malam ini, tetapi aku terlupa, kerana itu carilah "Lailatul Qadar" di malammalam ganjil di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Dan aku terlihat, sujud di atas air dan tanah". 124 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1456. Kata Abu Sa'ib: "Aku telah diberitahu oleh Abdullah bin Amru ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw maka beliau melakukan solat gerhana bersama para sahabat. Dalam solatnya itu beliau memanjangkan berdirinya, kemudian beliau memanjangkan rukuknya. Demikian pula ketika beliau duduk diantara dua sujud, maka beliau memanjangkan duduknya. Kemudian beliau sujud kembali dan

memanjangkan sujudnya. Ketika berdiri pada rakaat yang kedua, beliau juga memanjangkan berdirinya, rukuknya, sujudnya dan duduknya. Di akhir sujudnya pada rakaat yang kedua, beliau sempat menangis seraya berkata dalam sujudnya: "Sungguh Engkau tidak menjanjikan padaku bahawa Engkau akan menyeksa mereka (umat Islam) selagi aku masih berada ditengah mereka ataupun selagi kami masih mahu memohon ampun padaMu". Beliau mengakhiri solatnya ketika gerhana Matahari telah berakhir. Setelah selesai solatnya, maka beliau memulakan pidatonya dengan memujinya kepada Allah, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan hanyalah sebahagian bukti dari tanda kekuasaan Allah. Kerana itu jika kalian melihat adanya gerhana Matahari ataupun Bulan, maka bergegaslah untuk menyebut nama Allah Azza Wajalla, demi Allah yang memegang jiwa Muhammad, tadi aku telah diperdekatkan dengan syurga, hampir saja aku memetik salah satu dari buah-buahan yang ada di syurga, demikian pula aku telah diperdekatkan dengan neraka sampai aku menjauhkan diri kerana takut. Didalamnya aku melihat ada seorang wanita dari suku Himyar yang diseksa dikeranakan dia telah mengikat kucingnya dan membiarkannya kelaparan dan kehausan, sampai dia mati tanpa diberi makan atau minum. Aku lihat kucing itu merobek-robek tubuh wanita itu, baik ketika dia maju mahupun ketika dia undur. Aku lihat pula didalam neraka, seorang dari suku Bani Da'da' yang ditusuk dengan tongkat dari api yang bercabang dua. Demikian pula aku lihat seorang yang pernah mencuri dengan tongkatnya waktu haji, dia disandarkan pada tongkatnya di api neraka seraya berkata: "Aku adalah seorang pencuri." 125 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0791. Humaid bin Mas'adah menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, 'Uyainah bin 'Abdur Rahman memberitahukan kepada kami di mana ia berkata: "Ayahku memberitahukan kepada ku di mana ia berkata: "Masalah Lailatul Qadar itu disebut-sebut di hadapan Abu Bakrah kemudian ia berkata: "Saya tidak mencarinya kerana sesuatu yang saya dengar dari Rasulullah s.a.w. kecuali pada sepuluh terakhir, kerana sesungguhnya saya mendengar baginda bersabda: "Carilah Lailatul Qadar itu pada sembilan malam yang masih tersisa, atau tujuh malam yang masih tersisa, atau lima malam yang masih tersisa, atau tiga malam atau malam terakhir." Ia berkata: "Abu Bakrah mengerjakan solat pada 20 hari bulan Ramadan itu seperti solat-solatnya pada saat-saat yang lain di sepanjang tahun, apabila telah masuk sepuluh (terakhir) maka ia bersungguh-sungguh." Abu 'Isa berkata: "Hadis ini adalah hadis hasan sahih." 126 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1450. Kata Yahya bin Sa'id Al-Anshari: "Aku pernah mendengar Amrah berkata: "Aku pernah mendengar 'Aisyah bercerita: "Pada suatu kali ada seorang wanita Yahudi berkata padaku: "Semoga Allah melindungi engkau dari seksa kubur", Ketika Rasulullah saw datang, maka aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah manusia akan diseksa didalam kuburnya?" Setelah memohon perlindungan kepada Allah, maka beliau mengenderai kenderaannya. Tidak lama setelah beliau keluar terjadilah gerhana Matahari. Ketika itu aku bersama isteri-isteri Rasulullah saw kebetulan sedang berada di kamar beliau saw, Setibanya di rumah, maka Rasulullah saw, menyeru sahabatsahabatnya untuk bersama-sama melakukan solat gerhana Matahari. Dalam solatnya, beliau memanjangkan berdirinya, kemudian beliau rukuk dan beliau memanjangkan

rukuknya. Setelah mengangkat kepalanya dari rukuk, maka beliau memanjangkan berdirinya, tapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk dan memanjangkan rukuknya tapi kurang dari rukuknya yang pertama. Kemudian beliau berdiri dari rukuk dan agak memanjangkan berdirinya. Kemudian beliau sujud dan memanjangkan sujudnya. Selanjutnya ketika beliau berdiri pada rakaat kedua, maka beliau agak memendek waktu berdirinya dan waktu rukuknya. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari rukuk dan beliau agak memendek berdiri dan rukuknya dari yang telah dikerjakan sebelumnya. Demikianlah beliau mengakhiri solatnya dengan empat kali rukuk dan empat kali sujud. Beliau mengakhiri solatnya ketika gerhana matahari berakhir. Setelah itu beliau berdiri untuk berpidato. Dalam pidatonya beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian akan mengalami cubaan dalam kubur sama dengan cubaan dimasa timbulnya Dajjal". Kata 'Aisyah: "Maka sejak kejadian itu kudengar Rasulullah saw mohon perlindungan dari seksa kubur." 127 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0406. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Kami pernah mengira-ngirakan berapa lama Rasulullah saw. berdiri ketika solat Zohor dan Asar. Perkiraan kami ialah: pada dua rakaat pertama Zohor beliau berdiri selama membaca surah "Alif Lam Mim Tanzil", sedang pada dua rakaat yang akhir, kira-kira seperdua itu. Kemudian kami kirakirakan pula lama beliau berdiri pada dua rakaat pertama solat Asar ialah kira-kira selama berdirinya pada dua rakaat yang akhir solat Zohor, sedang pada dua rakaat yang akhir kira-kira seperdua itu." 128 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2953. aksudnya :"Qasim bin Dinar Ai Kuufi menceritakan kepada kami, Mush'ab Al Miqdam memberitahukan kepada kami dari Hasan bin Shalih dari Laits bin Abu Sulaim dari Thawus dari Jabir, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : "Barang siapa percaya kepada Allah dan hari akhir, maka jangan memasukkan (memberi izin masuk) isterinya ke tempat mandi. Barang siapa percaya kepada Allah dan hari akhir, maka jangan masuk ke tempat mandi dengan tanpa kain, dan barang siapa percaya kepada Allah dan hari akhir, maka jangan duduk di meja makan yang disediakan khamar". Hadis ini hasan gharib, saya tidak mengerti hadis ini dari Thawus dari Jabir kecuali dari sanad ini. ,Muhammad bin Ismail berkata : Laits bin Abu Sulaim orang yang dapat dipercaya, tetapi mungkin ia disangka yang lain, kemudian Muhammad berkata; Ahmad bin Hambal mengatakan; Laits hadisnya kurang di senangi. 129 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1673. Dari Ubay ibnu Ka'ab dikatakan bahawasanya Rasulullah saw pernah melakukan solat witir tiga rakaat. Pada rakaat yang pertama beliau membaca surah Al-A'la, pada rakaat yang kedua beliau membaca surah Al-Kaafiruun, dan pada rakaat yang ketiga beliau membaca surah Al-Ikhlas. Kemudian sebelum rukuk yang terakhir beliau membaca doa qunut. Dan setelah mengakhiri solatnya dengan salam, maka beliau membaca "Subhaanal malikil qudduus", sebanyak tiga kali dan beliau memanjangkan pada ucapannya yang terakhir." 130 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0452.

Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Zakaria bin Abu Zaidah memberitahukan kepada kami dari Israil dari Isa bin Abu Gharrah dari Sya'bi dari Abu Tsaur Al Azdi dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw memerintahkan kepada ku untuk solat witir sebelum tidur." Isa bin Abi Gharrah berkata: "Sya'bi mengerjakan solat witir di awal malam kemudia tidur." Di dalam bab ini terdapat hadis dari Abu Dzarr. Abu Isa berkata: "Hadis Abu Hurairah adalah hadis hasan gharib dari sanad ini. Abu Tsaur Al Azdi namanya Habib bin Abi Mulaikah. Segolongan ulamak dari sahabat-sahabat Nabi dan orang yang sesudahnya lebih senang untuk tidak tidur sebelum melakukan solat witir. Dan diriwayatkan dari Nabi saw, bahawasanya beliau bersabda: "Barangsiapa kuatir untuk tidak bangun di akhir malam, maka solat witirlah di awal malam, dan barangsiapa ingin sekali melaksanakan solat di akhir malam, sesungguhnya membaca Al Quran di akhir malam adalah khusyu' dan itulah yang lebih afdal." 131 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 2302. Dan Abu Amr Alghudany bahawasanya Abu Hurairah r.a. berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa saja yang memiliki kekayaan unta dan ia tidak mengeluarkan zakatnya, baik dalam keadaan sukar maupun dalam keadaan lapang, maka pada hari kiamat kelak, unta-unta itu akan menjadi lebih besar, lebih gemuk dan lebih galak, lalu ia akan ditelungkupkan di tanah lapang dan diinjak-injak oleh unta-untanya itu, jika telah sampai giliran untanya yang terakhir, maka unta-unta yang pertama tadi akan kembali lagi, demikian itu berlangsung selama satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun didunia, hingga tiba saatnya ia diadili dihadapan semua manusia, setelah itu, maka ia akan mengetahui jalannya. Dan siapa saja yang mempunyai kekayaan sapi yang tidak dikeluarkan zakatnya, baik dalam keadaan sukar maupun dalam keadaan lapang, maka pada hari kiamat nanti sapi-sapi itu akan lebih besar, lebih gemuk dan lebih galak. Lalu orang itu akan ditelungkupkan di tanah lapang kemudian ia akan ditanduk dan diinjak-injak oleh sapinya itu, setiap telah berlalu sapi yang terakhir, maka sapi yang pertama akan kembali lagi, demikian itu berlangsung selama satu hari yang lamanya kira-kira sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia, sampai tiba saatnya ia diadili dihadapan seluruh manusia, setelah itu akan mengetahui jalannya. Dan siapa saja yang mempunyai kekayaan kambing yang tidak dikeluarkan zakatnya, baik dalam keadaan sukar maupun dalam keadaan lapang, maka kelak pada hari kiamat kambing-kambing itu akan menjadi lebih'besar, lebih gemuk dan lebih galak; lalu orang itu akan ditelungkupkan di tanah lapang, kemudian kambing-kambingnya itu akan menginjak-injaknya dengan kuku yang panjang dan menanduknya dengan tanduk yang lancip, setiap telah berlalu kambing terakhir, maka kambing yang pertama kembali lagi; demikian itu berlangsung selama satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia, hingga tiba saatnya ia diadili di hadapan semua manusia; setelah itu baru ia mengetahui jalannya." 132 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 2124. Dari Abi Athiyah katanya; "Aku pernah berkata kepada Aisyah: "Kami mempunyai dua teman dari sahabat Rasulullah saw. Yang satu, suka menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur. Sedang yang lain suka mengakhirkan berbuka puasa dan menyegerakan sahur, bagaimanakah pendapatmu?" Tanya Aisyah: "Siapa diantara keduanya yang suka menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur?" Jawabku: "Dia adalah Abdullah bin Mas'ud". Kata Aisyah: "Yang dikerjakan

Abdullah bin Mas'ud itulah yang sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw." 133 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0777. Dari Amr bin Syu'aid dari ayahnya dari datuknya (Abdullah bin Amr bin 'Ash R.A.) dia berkata: Tak satu surah pun dari surah Mufashshal baik yang kecil maupun yang besar, kecuali aku telah mendengar Rasulullah S.A.W. membacanya dalam solat fardhu, menjadi imam orang ramai". 1)*. 1)*. Yang dimaksud dengan surat Al Mufashshal, ulama' banyak bermacam pendapat walaupun mereka sepakat bahawa surat mufashshal itu sampai akhir Al Quran. Maka hal itu ada yang berpendapat, bahawa awalnya ada yang menyatkan dari awal surat Ash saffaat, Al Jaatsiyah, Al Qitaal, Al Path, Al Hujuraat, Qaaf, Ash saf, Tabarak, Sabbih Wadh Dhuhaa sampai akhir Al Quran. Jadi mereka bermacam-macam pendapat tentang dari surah yang mana awalnya. Hanyalah yang kuat dari antara beberapa pendapat ini, bahawa awal Mufashshal itu dari surat Al Hujurat sampai akhir Al Quran. Aunul Ma'bud III, 28. 134 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0721. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, 'Abdur Rahman bin Mahdi memberitahukan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari 'Ashim bin 'Ubaidullah dari 'Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah dari ayahnya dimana ia berkata: "Saya melihat Nabi s.a.w. memberus gigi dengan tidak boleh hitung padahal beliau sedang berpuasa." Di dalam bab ini terdapat hadis dari 'Aisyah. Abu 'Isa berkata: "Hadis 'AMir bin Rabi'ah itu adalah hadis hasan. Pengamalan terhadap kandungan hadis ini menurut pendapat para ulama' iaitu bahawasanya mereka tidak melihat adanya halangan untuk memberus gigi bagi orang yang sedang berpuasa, hanya mereka tidak suka orang yang berpuasa memberus dengan kayu yang makin basah dan memberus pada akhir waktu siang. Asy-Syafi'i tidak melihat adanya halangan untuk memberus gigi pada awal mahupun akhir waktu siang. Akan tetapi Ahmad dan Ishaq tidak menyukai untuk memberus gigi pada akhir waktu siang. 135 Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 1122. Dari Abu Hurairah r.a., "Rasulullah saw. menugaskan daku untuk menjaga Zakat Ramadhan (Zakat Fitrah). Kemudian datang seseorang kepada ku, maka diambilnya segenggam makanan, dan orang itu dapat ku tangkap. Lalu aku berkata kepadanya, "Nanti ku adukan engkau kepada Rasulullah saw." Katanya, "Saya perlu, kerana saya mempunyai keluarga dan keperluan yang amat sangat." Kata Abu Hurairah, "Kerana itu, saya biarkan saja orang itu." Esok pagi Nabi saw. bersabda, "Hal, Abu Hurairah! Apakah yang diperbuat tawanan mu malam tadi?" Jawab ku, "Ya, Rasulullah! Ia mengatakan sangat perlu, kerana mempunyai keluarga. Maka saya merasa kasihan, lalu saya biarkan saja dia." Sabda Nabi, "Sebenarnya dia dusta kepada mu dan ia akan kembali." Saya yakin bahawa ia akan kembali kerana pemberitahuan Rasulullah saw. itu. Lalu saya intip dia. Memang benar, orang itu datang lagi lalu diambilnya segenggam makanan, dan terus saya tangkap. Kataku, "Nanti ku adukan engkau kepada Rasulullah saw." Katanya, "Biarkanlah saya, kerana saya sangat perlu dan mempunyai keluarga. Sesudah ini tidak akan saya ulangi lagi." Saya pun merasa kasihan, lalu saya biarkan dia. Pagi-pagi Rasulullah saw. bersabda pada ku, "Hai, Abu Hurairah! Apakah yang diperbuat tawanan mu malam tadi?" Jawab ku, "Ya,

Rasulullah! Ia mengatakan sangat perlu dan berkeluarga. Aku merasa kasihan kepadanya, lalu ku biarkan saja dia." Sabda beliau, "Sebenarnya ia dusta kepada mu, dan ia bakal kembali." Saya intip dia untuk ketiga kalinya. Memang benar, ia pun datang lalu diambilnya segenggam makanan, lantas saya tangkap, seraya berkata. "Engkau mesti saya adukan kepada Rasulullah saw. Inilah yang ketiga kalinya engkau mengatakan tidak akan kembali, tetapi nyatanya engkau kembali juga." Katanya, "Lepaskanlah aku, nanti ku ajarkan kepada mu kalimah-kalimah yang diberi manfaat oleh Allah kepada mu, apabila engkau membaca kalimah itu." Kataku, "Apakah kalimah itu?" Jawabnya, "Apabila engkau hendak tidur, bacalah ayat Kursi: Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum, (Al Baqarah, 2 : 255) hingga sampai akhir ayat. Maka engkau sentiasa dalam pemeliharaan Allah, sedangkan syaitan tidak akan berkati mu sampai pagi." Setelah itu saya biarkan dia. Pagi Rasulullah saw. bersabda kepada ku, "Apa yang diperbuat tawanan mu tadi?" Kataku, "Ya, Rasulullah! Dia ajarkan kepada ku beberapa kalimah katanya diberi manfaat oleh Allah apabila seseorang membacanya. Kerana itu ku biarkan dia." Sabda beliau, "Apakah kalimah itu?" , Jawab ku, "Ia mengatakan kepada ku, apabila engkau hendak tidur, bacalah ayat kursi dari awal sampai akhir. Yakni. Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum.(hingga akhirnya). Katanya kepada ku: Engkau akan sentiasa, dalam pemeliharaan Allah, dan syaitan tidak akan mendekati mu sampai pagi." Dan biasanya para sahabat itu sangat, mengingini kebaikan. Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya ia telah benar kepada mu. Padahal ia sangat pendusta. Tahukah engkau, dengan siapa engkau bercakap-cakap selama tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?" Jawab Abu Hurairah, "Tidak!" Sabda beliau. "Itulah syaitan!" 136 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 2125. Dari Khaitsaman dan Abu 'Athiyah katanya: "Aku pernah berkata pada Aisyah: "Kami mempunyai dua teman dari sahabat Rasulullah saw. Yang satu suka menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur. Sedangkan yang lain suka mengakhirkan berbuka puasa dan menyegerakan sahur, bagaimana pendapatmu?" Tanya Aisyah: "Siapa diantara kalian yang suka menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur?" Jawabku: "Dia adalah Abdullah ibnu Mas'ud." Kata Aisyah: "Yang dikerjakan oleh Abdullah ibnu Mas'ud. itulah yang sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw." 137 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0468. Hannad menceritakan kepada kami, Mulazim bin Amr memberitahukan kepada kami, dia berkata: "Abdullah bin Badar menceritakan kepada ku dari Qais bin Thalq bin Ali dari ayahnya berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada dua solat witir di dalam satu malam." Abu Isa berkata: "Hadis ini hasan gharib." Ahli ilmu berbeza pendapat mas'alah witir di awal malam, kemudian witir lagi di akhir malam. Sebahagian ahli ilmu dari sahabat-sahabat Nabi saw dan orang-orang sesudahnya menganggap batal witir pertamanya dan mereka berkata: "Hendaknya dia menambah lagi satu rakaat kemudian mengerjakan solat yang belum dia kerjakan, dan di akhir solatnya ditutup dengan witir, kerana tidak ada solat dua witir di dalam satu malam". Seperti inilah Ishaq sependapat. Sebahagian ahli ilmu dari sahabat-sahabat Nabi dan yang lainnya berkata: "Ketika dia sudah mengerjakan witir di awal malam lalu ia tidur dan bangun di akhir malam, maka ia boleh mengerjakan solat apa yang ia kehendaki dan tidak membatalkan solat witirnya. Seperti inilah pendapat Sofyan Ats Tsauri

Malik bin Anas, Ahmad dan Ibnu Mubarak, hadis ini lebih ashah, kerana diriwayatkan dari beberapa rawi, bahawasanya Nabi saw mengerjakan solat sesudah mengerjakan solat witir. 138 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0728. Dari Jabir r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang takut tidak terbangun di akhir malam, maka solat witirlah di awalnya. Tetapi siapa yang penuh harapannya akan terbangun tengah malam, sebaiknyalah dia witir di akhir malam, kerana solat di akhir malam itu disaksikan para malaikat, dan itulah yang lebih baik." 139 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0157. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al Laits menceritakan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Sa'id Ibnul Musayyab dan Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Apabila sangat panas maka tunggulah agak dingin dalam melaksanakan solat kerana sangat panas itu dari panasnya jahanam. Ia berkata: "Di dalam bab ini terdapat hadis dari Abu Sa'id Abu Dzarr, Ibnu Umar, Al Mughirah, Qasim bin Shafwan dari ayahnya, Abu Musa, Ibnu Abbas dan Anas". Ia berkata: "Ia meriwayatkan dari Umar dari Nabi saw mengenai ini dan tidak sah." Abu Isa berkata: "Hadis Abu Hurairah adalah hadis hasan sahih." Suatu kaum dari ahli ilmu memilih untuk mengakhirkan solat zuhur dalam keadaan sangat panas. Itu pendapat Ibnul Mubarak, Ahmad, dan Ishaq. Asy Syafi'i berkata: "Menunggu dingin solat Zuhur itu apabila penghuni masjid tertimpa panas kerana jauh. Adapun mushalla sendiri dan orang yang solat di masjid kaumnya maka yang saya sukai baginya untuk tidak mengakhirkan solat dalam sangat panas. Abu Isa berkata: "Pengertian orang yang berpendapat untuk mengakhirkan solat zuhur kerana sangat panas adalah lebih utama dan lebih sesuai untuk diikuti. Adapun pendapat yang dipegangi oleh Asy Syafi'i bahawasanya Rukhshah (keringanan) bagi orang yang tertimpa (panas) kerana jauh dan kerana kesulitan atas manusia kerana di dalam hadis Abu Dzarr terdapat sesuatu yang menunjukkan perbezaan apa yang dikatakan Asy Syafi'i. Abu Dzarr berkata: "Kami bersama Nabi saw dalam perjalanan lalu bilal azan untuk solat Zuhur maka Nabi saw bersabda: "Hal Bilal tunggulah sampai dingin." Seandainya urusan itu menurut apa yang menjadi pendapat Asy Syafi'i maka pada waktu itu tidak ada ertinya untuk menunggu dulu kerana mereka berkumpul dalam perjalanan dan mereka tidak butuh untuk tertimpa panas kerana jauh." 140 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 0906. Mewartakan kepada kami Al-Hasan bin Bayan; mewartakan kepada kami Yizad bin 'Abdullah; mewartakan kepada kami Al-Masaudiy, dari 'Aun bin 'Abdullah, dari Abu Fakhitah dari Al-Aswad bin Yazid, dari 'Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: "Apabila kamu sekalian berselawat atas Rasulullah Saw. maka perbaguslah (cara kamu) berselawat atasnya. Karena sesungguhnya kamu sekalian tidak mengetahui semoga hal itu disampaikan atasnya." Dia berkata: "Maka merekapun berkata: "Ajarkanlah kepada kami." dia berkata: "Bacalah: "Alia-humma IJ'al solataka wa rahmatika wa barakaatika 'alaa sayyidil mur-saliin wa imaamil-muttaqiln wa khaatimin-nabiyyiin. Muhammadin 'abdika wa rasulika, Imaamil-khairi, wa qaa-ldil-khairi wa rasulirrahmah. Allahumma ib'ats maqaaman mahmuuda., yaghblthuhu blhi Al-Awwaluun wa Al-Aakhiruun. Allahumma shalli 'alaa Muhammadin waalaa aali Muhammad kamaa.

shallaita 'alaa Ibrahlma wa 'Alaa aali Ibrahlm. Innaka hamll dummaJUd. Allahumma baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kamaa baarakta 'alaa Ibrahim wa 'alaa aali Ibarhlm. Innaka hamlidummaJlld. Ertinya: Ya Allah, jadikanlah kesejahteraan-Mu dan rahmat-Mu serta kurnia-Mu atas pemimpin para Rasul, dan imam orang-orang bertakwa, dan penutup para Nabi, Muhammad hamba dan RasulMu, imam bagi kebaikan dan pemimpin bagi kebaikan dan Rasul pembawa rahmat. Ya Allah, bangkitkanlah beliau di tempat yang terpuji, yang membuat iri orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terakhir (sebelum dan sesudah). Ya Allah, berikanlah rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi rahmat atas Nabi Ibrahim dan atas keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berikanlah kurnia atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi kurnia atas Nabi Ibrahim dan atas keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Dalam Az-Zawaid: Isnadnya terpercaya, hanya saja Al-Musuudi rosak akalnya semasa akhir hayatnya, sehingga tidak dapat dibezakan hadisnya yang terdahulu dan yang terakhir. Maka berhak ditinggalkan, demikian dinyatakan Ibnu Hibban. 141 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1461. Dari Qilabah dari Qubishah Al Hilali katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari di masa Rasulullah saw, maka Rasulullah saw melakukan solat gerhana dengan empat kali rukuk. Beliau mengakhiri solatnya tepat ketika gerhana berakhir. Setelah selesai solatnya, maka beliau berpidato: "Sesungguhnya gerhana Matahari dan Bulan, bukanlah dikeranakan oleh matinya atau lahirnya seseorang. Terjadinya gerhana Matahari dan Bulan merupakan suatu bukti kekuasaan Allah yang diperlihatkan pada hambaNya, agar hambaNya tunduk padaNya. Kerana itu jika kalian menyaksikan gerhana Matahari atau Bulan, maka lakukanlah solat gerhana sampai berakhirnya gerhana, atau sampai terjadi sesuatu yang dikehendaki oleh Allah." 142 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0167. Hannad menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah berkata: "Nabi saw bersabda: " Seandainya tidak kerana aku menyulitkan terhadap umat ku nescaya memerintahkan untuk mengakhirkan solat Isyak kepada sepertiga malam atau tengah malam. Di dalam bab ini terdapat hadis Jabir bin Samurah, Jabir bin Abdillah, Abu Barzah, Ibnu Abbas, Abu Sa'id Al Khidri, Zaid bin Khalid dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata: "Hadis Abu Hurairah adalah hadis hasan Sahih. Abu Isa berkata: " Hadis Abu Hutairah adalah hadis hasan sahih. Itulah suatu yang dipilih oleh kebanyakkan ahli ilmu dari para sahabat Nabi saw, tabi'in dan selain mereka. Mereka berpendapat untuk mengakhirkan solat Isyak yang akhir (Isya'). Dan dengannya Ahmad dan Ishaq berpendapat. 143 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0370. Dari Ibnu Syihab dia berkata: Pernah Umar bin Abdul Aziz duduk (berpidato) di atas mimbar, sehingga agak mengakhirkan Asar. Maka Urwah bin Zubair berkata kepadanya: "Ingatlah, bahawa Jibril S.A.W. telah memberitahukan tentang waktu solat kepada Muhammad S.A.W.?" Maka Umar berkata kepadanya: "Ketahuilah apa

katamu!" Maka Urwah berkata: "Saya mendengar Basyir bin Abi Mas'ud berkata: "Saya mendengar Abu Mas'ud Al Anshari berkata: "Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda: "Jibril S.A.W. turun memberitahukan waktu solat kepadaku. Maka aku mengerjakan solat bersama dia, kemudian mengerjakan solat bersama dia, kemudian mengerjakan solat bersama dia, kemudian mengerjakan solat bersama dia, kemudian mengerjakan solat bersama dia". Beliau menghitung lima kali solat dengan jemarinya. Lalu aku melihat Rasulullah S.A.W. mengerjakan solat Zuhur ketika matahari condong; terkadang beliau mengakhirkannya, ketika matahari panas terik. Aku melihat beliau mengerjakan solat Asar sedangkan matahari panas terik. Aku melihat beliau mengerjakan solat Asar sedangkan matahari masih tinggi dan bercahaya terang, belum mulai menguning, sehingga orang yang selesai mengerjakan solat ini, yang pergi ke Dzul Hulaifah, sampai di sana sebelum matahari terbenam. Beliau mengerjakan solat Maghrib ketika matahari terbenam. Beliau mengerjakan solat Isya', ketika ufuk gelap, terkadang beliau mengakhirkannya sampai jemaah berkumpul. Dan beliau mengerjakan solat Subuh, sekali dikerja-kannya di pagi buta (awal waktu), kemudian sekali pula beliau mengerjakannya pada waktu pagi telah terang. Kemudian setelah itu, solat beliau adalah pada waktu pagi buta sampai beliau wafat, dan belum pernah mengulangi lagi mengerjakan solat Subuh pada waktu pagi terang". * Hadis ini juga dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, Nasaai dan Ibnu Majah. 144 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1464. Dari Nu'man ibnu Basyir katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw, maka segera Rasulullah saw bergegas pergi ke masjid. Kemudian beliau melakukan solat gerhana Matahari hingga berakhirnya gerhana tersebut. Setelah selesai solatnya, maka beliau bersabda: "Sesungguhnya, umat jahiliyah beranggapan bahawa terjadinya gerhana Matahari atau Bulan, dikeranakan oleh kematian salah seorang penguasa. Padahal terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan, bukanlah disebabkan oleh kematian atau lahirnya seseorang. Terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan, merupakan salah satu bukti dari kekuasaan Allah, yang sengaja diperlihatkan oleh Allah bagi para hambaNya, kerana itu jika kalian melihat adanya gerhana Matahari ataupun Bulan, maka kerjakanlah solat gerhana hingga berakhirnya gerhana tersebut, atau sampai Allah menjadikan sesuatu." 145 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1581. Qari Al-'A'raj dari Abu Hurairah katanya: "Rasulullah saw pernah bersabda: "Jika salah seorang dari kamu tidur, maka syaitan mengikatnya dengan tiga ikatan. Ketiga ikatan tersebut menjadikan dia terlelap dalam tidurnya semalam suntuk. Tetapi jika dia terjaga kemudian dia menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Kemudian ketika dia berwuduk, maka akan terlepas pula satu ikatan lagi, dan akhirnya jika dia melakukan solat, maka terlepas pula ikatan yang terakhir, sehingga di pagi harinya hati orang itu akan bersih dan penuh semangat. Akan tetapi jika dia tertidur sampai subuh, maka pagi harinya dia akan kotor jiwanya dan ia tidak mempunyai ghairah apapun." 146 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3566. Muhammad bin Yahya Ats Tsaqafi Al-Mirwazi menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats memberitahukan kepada kami, dari Ibnu juraij dari Abdur Rahman bin

Sabith dari Abi Umamah berkata: "Ditanyakan: "Wahai Rasulullah apa doa yang paling cepat dikabulkan?" Beliau bersabda: "Doa pada tengah malam akhir dan setelah solat fardhu". Hadis ini adalah hadis hasan. Dan juga diriwayatkan dari Abi Dzarr dan Ibnu Umar dari Rasulullah SAW bahawa Beliau bersabda: "Doa pada tengah malam akhir itu lebih utama dan lebih bisa diharapkan". Dan seperti hadis Abi Umamah. 147 Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0380. Aswad r.a. bercerita: "Pada suatu kali kami berada dekat Aisyah r.a., lalu kami berbincangkan masalah menetapi solat berjemaah dan memuliakannya. Kata 'Aisyah, "Ketika Rasulullah saw. sedang solat keras menjelang akhir hayat beliau, waktu solat tiba dan orang pun telah azan; maka berkata beliau, "Suruhlah Abu Bakar supaya dia mengimami solat berjemaah dengan orang banyak." Dijawab orang, "Abu Bakar seorang penyedih hati. Kalaulah dia yang menggantikan anda, dia tidak akan sanggup solat menjadi imam bagi orang banyak." Rasulullah mengulangi perintahnya sampai tiga kali, tetapi orang itu mengulangi jawabnya pula hingga tiga kali. Akhirnya Rasulullah saw. bersabda: "Kamu semua (wanita) sahabat-sahabat Yusuf. Suruhlah Abu Bakar solat dengan orang banyak!" Abu Bakar datang, dia solat menjadi imam bagi orang banyak. Ketika Nabi merasa agak ringan penyakitnya, beliau datang ke masjid dengan dipapah oleh dua orang (Abbas dan Ali). Seolah-olah masih kelihatan olehku bagaimana Nabi mengheret kakinya kerana sakit. Dan Abu Bakar hendak undur ke belakang. Tetapi diisyaratkan oleh Nabi kepadanya supaya dia tetap di tempatnya. Kemudian beliau dipapah/didudukkan orang di dekat Abu Bakar." 148 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 3066. aksudnya : "Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Said memberitahukan kepada kami, Ismail bin Abi Khalid memberitahukan kepada kami, Qais bin Abi Hazm memberitahukan kepada kami dari Uqbah bin Amir Al Juhani dari Nabi SAW bersabda :"Allah telah menurunkan beberapa ayat kepada ku yang tidak ada perumpamaannya; Yaitu :"Qul 'Audzu Birabbin Naas sampai akhir ayat dan :"Qul 'Audzu Birabbil Falaq" sampai akhir surah". Hadis ini hasan sahih. 149 Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2133. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a. katanya Nabi saw pernah bersabda mengenai para korban perang Uhud. Beliau naik ke mimbar seolah-olah memberi amanat kepada yang masih hidup dan yang telah syahid. Sabda beliau. "Aku mendahului kalian ke telaga, Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhtah. Aku tidak menyangsikan bahawa kamu akan kembali musyrik sepeninggal ku. Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia. Kemudian kamu berbunuh-bunuhan dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat yang sebelum kalian." Kata 'Uqbah, "Itulah yang terakhir kali aku melihat Rasulullah saw. berpidato di mimbar." 150 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0580. Dari Anas katanya: "Biasanya jika hendak menyegerakan bepergian, maka Rasulullah saw mengakhirkan solat zuhur hingga menjamaknya dengan solat asar dan beliau

mengakhirkan solat zuhur hingga menjamaknya dengan solat isyak di waktu solat isyak telah tiba." 151 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1142. Dari 'Aisyah r.a., katanya : "Apabila Rasulullah saw. hendak i'tikaf pada sepuluh yang akhir bulan Ramadhan, beliau solat Subuh lebih dahulu, sesudah itu barulah beliau masuk ke tempatnya i'tikaf, iaitu sebuah bilik kecil yang dibuatkan khusus untuknya. Beliau bermaksud hendak i'tikaf selama sepuluh hari yang akhir bulan Ramadhan. Tetapi Zainab minta dibuatkan pula bilik kecil untuknya, begitu pula para isteri beliau yang lain, maka dibuatkan orang semuanya. Ketika Rasulullah saw. solat Subuh, dilihatnya banyak bilik-bilik kecil berbaris lalu beliau bersabda: "Kebajikan macam manakah yang kalian inginkan?" Lalu beliau perintahkan supaya bilik-bilik itu dibongkar semuanya. Sedangkan beliau mengurungkan i'tikafnya pada Ramadhan itu dan menggantinya dengan i'tikaf pada sepuluh awal bulan Syawal." 152 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2567. aksudnya :Abu Bakar bin Abi Nadhr menceritakan kepada kami Abu Aqil Ats Tsaqafi memberitahukan kepada kami, Abu Farwah Yazid bin Sinan At Tamimi memberitahukan kepada kami, Bukair bin Fairuz menceritakan kepada kami, dia berkata aku mendengar Abu Hurairah berkata :"Rasulullah SAW bersabda :"Barang siapa takut maka ia berjalan di akhir malam /permulaan malam dan barang siapa berjalan di akhir malam/permulaan malam maka ia mencapai tempat tujuan. Ingatlah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal harganya. Ingatlah sesungguhnya barang dagangan Allah adalah syurga". Ini hadis hasan gharib yang tidak kami ketahuinya kecuali dari hadis Abi Nadhr. 153 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 3092. aksudnya :"Qutaibah menceritakan kepada kami, Al Laits memberitahukan kepada kami dari Muawiyah bin Saleh dari Abdullah bin Abu Qais, ia berkata :"Saya bertanya kepada Aisyah tentang solat witir Rasulullah SAW. bagaimana beliau melakukan solat witirnya, di awal malam atau di akhir malam ?", Aisyah menjawab :"Semua itu dilakukannya, terkadang beliau melakukan solat di awal malam dan terkadang di akhir malam". Saya berkata :"Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan perkara ini lapang". Dan saya bertanya :"Bagaimana bacaan beliau, apakah dengan suara perlahan ataukah dengan suara keras ?". Aisyah menjawab :"Semua itu dilakukannya, terkadang dengan suara perlahan terkadang dengan suara keras". Saya berkata :"Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan perkara ini lapang".Abdullah bin Abu Qais berkata : Saya bertanya :"Bagaimana beliau ketika waktu jinabah ? apakah beliau mandi sebelum tidur apa beliau tidur sebelum mandi ?". Aisyah berkata :"Semua itu beliau kerjakan, terkadang beliau mandi dulu dan tidur, terkadang beliau wuduk dan tidur". Saya berkata : Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan perkara ini lapang".Hadis ini hasan gharib dari arah ini. 154 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1069.

Dari Anas r.a., katanya: "Pada suatu malam di bulan Ramadhan, Rasulullah saw. solat. Aku datang dan berdiri di samping beliau. Kemudian datang pula sahabat yang lain, lalu dia berdiri pula, sehingga akhirnya kami menjadi satu rombongan. Tatkala Nabi saw. merasa bahawa kami solat di belakang beliau, maka beliau pendekkan solatnya, kemudian beliau masuk ke rumahnya, dan di sana beliau solat sendirian." Kata Anas, "Pagi-pagi kami bertanya kepada beliau: Apakah anda tahu perbuatan kami semalam?" Jawab beliau, "Ya, aku tahu. Itulah yang menyebabkan aku masuk ke rumah dan di sana aku solat sendirian." Kata Anas selanjutnya, "Beberapa hari di akhir bulan (Ramadhan) Rasulullah melakukan puasa wishal. Kerana itu beberapa orang sahabat melakukannya pula. Maka bersabda Rasulullah saw.: Mengapalah orang-orang ini ikut-ikutan berpuasa wishal. Kamu semua tidak seperti aku. Ketahuilah! Demi Allah! Kalaulah bulan ini bertambah panjang, aku akan terus puasa wishal sehingga orang-orang yang memberati dirinya dalam melakukan suatu amal ibadah tidak terkerjakan sendiri." 155 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0002. Ishaq bin Musa AI Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n bin Isa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami. Dan Qutaibah menceritakan kepada kami dari Malik dari Suhail bin Abu Shalih dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Apabila hamba yang muslim itu bertawadhuk atau hamba yang mu'min lalu ia membasuh mukanya maka dari wajahnya keluarlah setiap kesalahan yang mana ia melihatnya dengan kedua matanya bersamaan dengan air atau bersama akhir tetesan air atau seperti ini. Apabila ia membasuh kedua tangannya maka dari kedua tangannya itu keluarlah setiap kesalahan yang mana kedua tangannya itu menempeleng bersamanya dengan air atau bersamaan dengan air atau bersamaan dengan akhir tetesan air sehingga ia keluar dengan bersih dari dosa." Abu Isa berkata: "Ini hadis hasan sahih, iaitu hadis Malik dari Suhail dai ayahnya dari Abu Hurairah dan Abu Shalih iaitu Walid bin Suhail, dia adalah Abu Shalih As Samman, namanya Dzakwan. Sedangkan Abu Hurairah itu diperselisihkan tentang namanya. Ada yang menyatakan Abdu Syamsin, ada yang menyatakan Abdullah bin Amrin. Demikianlah Muhammad bin Ismail berkata. Dan itulah yang paling sahih. Abu Isa berkata: "Dalam bab ini ada hadis dari Utsman bin Affan, Tsauban dan Shanabihi, Amr bin Abasah, Salman dan Abdullah bin 'Amr. Shunabihi yang meriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq itu tidak mendengar dari Rasulullah saw. Namanya adalah Abdur Rahman bin Usailah dan ia dijuluki Abu Abdillah. la bepergian kepada nabi saw. lalu nabi saw. wafat, sedangkan ia masih di tengah perjalanan. la meriwayatkan beberapa hadis dari nabi saw. Shunabih bin Al A'sar Al Ahmasi, sahabat nabi saw. dipanggil: Ash Shanabihi juga. hadisnya hanyalah ia mengatakan: "Saya mendengar nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya saya berbanyakbanyakkan kepada umat yang lain dengan kamu, maka janganlah kamu berbunuhbunuhan setelah aku." 156 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 4158. aksudnya :"Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahb memberitahukan kepada kami dari Huyayin dari Abu Abdurrahman Al Hubali dari Abdullah bin Amr ia berkata :"Akhir surah yang diturunkan iaitu surah Al Maidah dan surat Al Fath". Hadis ini hasan gharib diriwayatkan dari Ibnu Abbas,

bahawasanya dia berkata :"Akhir surah yang diturunkan iaitu :(Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangannya). 157 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0149. Dari 'Atha' bin Yazid Al Laytsi r.a., katanya Abu Hurairah r.a., mengabarkan kepadanya, bahawa orang ramai bertanya kepada Rasulullah saw., "Dapatkah kami melihat Tuhan kami nanti di hari kiamat?" Jawab Rasullullah saw., "Apakah kamu mendapat kesulitan melihat bulan purnama di malam empat belas?" Jawab mereka "Tidak, ya Rasulullah!" Tanya, "Apakah kamu merasa sulit melihat matahari di langit tak berawan?" Jawab mereka, "Tidak, ya Rasulullah!" Sabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya anda semua akan melihatNya nanti seperti itu. Di hari kiamat kelak, Allah akan mengumpulkan seluruh umat manusia, lalu Dia berfirman: "Siapa yang menyembah selain Aku, hendaklah dia mengikutinya!' Maka siapa yang menyembah matahari, diikutinya matahari, siapa yang menyembah bulan diikutinya bulan, dan siapa yang menyembah berbagai berhala, diikutinya pula berhala-berhala itu. Maka tinggallah umat ini (orang-orang mukmin), yang di dalamnya termasuk pula orangorang munafik. Allah Tabaraka wa Ta'ala mendatangi mereka dalam bentuk lain yang tidak mereka kenal. Lalu Allah berfirman, "Akulah Tuhanmu! (Ikutilah aku!)" Jawab mereka, "Kami berlindung dengan Allah dari tipu-dayamu. Kami akan tetap di tempat kami ini sampai Tuhan kami datang menjemput kami. Apabila Tuhan kami telah datang, kami akan mengenal-Nya." Maka datanglah Allah Ta'ala dalam bentuk yang mereka kenal, seraya berfirman, "Akulah Tuhanmu!" Jawab mereka, "Ya, Engkaulah Tuhan kami!" Kata Nabi saw. melanjutkan, "Lalu dibentangkan titian pada kedua sisi neraka jahanam. Aku dan umatkulah yang pertama-tama melalui titian itu. Pada hari itu tidak ada yang diperkenankan berbicara kecuali para Rasul. Doa mereka itu, "Wahai, Allah! Selamatkanlah! Selamatkanlah!" Di dalam neraka jahanam ada semacam kaitan seperti pancing, runcing bagaikan duri sa'dan. Pernahkah Anda semua melihat duri Sa'dan? Jawab mereka, "Pernah, ya Rasulullah!" Sabda Nabi saw., "Nah! Seperti duri Sa'dan itu tetapi tidak terkira-kirakan besarnya, selain hanya Allah yang dapat mengetahuinya. Kaitan itu akan mengait setiap umat manusia yang lalu di titian itu kerana amal perbuatan mereka. Orang-orang yang beriman akan terlepas dari bahaya itu sesuai dengan amal mereka, dan ada pula yang dihukum beberapa lama, sampai ia bebas dari hukuman itu. Setelah Allah selesai mengadili perkara para hamba-Nya, Ia ingin mengeluarkan dengan rahmat-Nya penduduk neraka yang dikehendaki-Nya, lalu Dia memerintahkan para malaikat supaya mengeluarkan orangorang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain-lain. Yaitu orang yang mengakui tidak ada Tuhan selain Allah. Para malaikat mengenal mereka yang di neraka itu dengan tanda-tanda bekas sujud. Sesungguhnya api memakan tubuh anak Adam di neraka, selain bekas sujud. Kerana Allah mengharamkan bagi api memakan tanda bekas sujud itu. Lalu mereka dikeluarkan dari neraka dalam keadaan hangus. Kemudian mereka disiram dengan air kehidupan, dan mereka dapat hidup bagaikan semaian tanaman yang tumbuh di atas lumpur yang dibawa banjir. Setelah semuanya selesai dikeluarkan, ternyata masih ada ketinggalan seorang lelaki yang menghadapkan mukanya ke neraka. Itulah penduduk syurga yang terakhir sekali masuk syurga. Orang itu berkata, "Wahai Tuhan! Palingkanlah muka ku dari neraka ini, kerana anginnya terasa bagaikan racun dan nyalanya serasa membakar diriku." Dia sentiasa mendoa kepada Allah. Kemudian Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Jika Aku kabulkan permintaanmu itu, apakah kamu akan meminta pula yang lain-lain?" "Tidak! Aku tidak akan meminta lagi yang lain-lain," katanya berjanji. Lalu dengan

kehendak Allah, mukanya terpaling dari neraka. Setelah dia menghadap dan melihat ke syurga, dia terdiam beberapa lamanya, lalu berkata, "Wahai Tuhanku!Bawalah aku ke pintu syurga. Maka berfirman Allah kepadanya, "Bukankah engkau telah berjanji tidak akan meminta lagi padaKu selain apa yang telah Ku beri? Celaka engkau, hai anak Adam. Engkau betul-betul penipu." Tetapi orang itu terus mendoa dan mendoa, sehingga akhirnya Allah berfirman kepadanya, "Berjanjilah, jika permintaanmu itu Aku kabulkan, kamu tidak akan meminta lagi yang lain-lain." "Tidak! Demi kebesaranMu," kata orang itu berjanji. Lalu dia dibawa ke pintu syurga. Setelah ia sampai di sana, pintu itu terbuka lebar baginya, sehingga ia dapat melihat dengan jelas segala isinya berupa kenikmatan dan kebahagiaan. Kerana itu dia terdiam pula seketika, kemudian dia mendoa pula, "Wahai, Tuhan ku! Masukkanlah aku ke syurga!" Firman Allah Tabaraka wa Ta'ala, "Bukankah engkau sudah berjanji tidak akan meminta lagi selain apa yang telah Kuberikan? Celaka engkau hai anak Adam! Alangkah penipunya kamu!" Jawab orang itu, "Wahai, Tuhan ku! Janganlah aku dijadikan makhlukMu yang celaka!" Dia sentiasa mendoa dan mendoa seperti itu, sehingga Allah tertawa kerana gembiraNya. Maka berfirman Allah, "Masuklah kamu ke syurga.". Setelah dia berada di syurga, Allah berfirman pula kepadanya, "Mintalah apa yang kau inginkan!" Lalu dia memohon segala yang diinginkannya, sehingga Allah mengingatkannya (membatasi) ini dan itu. Setelah permintaannya terkabul semuanya, Allah Ta'ala berfirman pula kepadanya, "Semua permintaanmu telah Kukabulkan, bahkan akan Kutambah sebanyak itu lagi (menurut hadis Abu Sa'id r.a. bahkan Allah menambah sepuluh kali lipat permintaannya)." 158 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1782. Dari Sahal r.a., bahawa ada seorang laki-laki yang paling cukup keberaniannya mempertahankan kaum Muslimin dalam suatu peperangan bersama dengan Nabi saw. Lalu beliau memperhatikan laki-laki itu dan berkata: "Siapa yang ingin hendak memperhatikan seorang isi neraka, hendaklah diperhatikannya orang: Ini!" Lalu ada seorang di antara orang banyak mengikuti laki-laki itu, sedang dia ketika itu masih termasuk seorang yang amat berani melawan kaum musyrik. Akhirnya dia luka dan ingin hendak cepat mati. Maka diletakkannya ujung pedangnya antara dua susunya sehingga pedang itu keluar (tembus) di antara kedua bidang bahunya. Orang yang mengikuti laki-laki yang bunuh diri itu segera datang menemui Rasulullah saw. dan mengucapkan: "Saya mengakui bahawa anda sebenarnya Utusan Allah." Nabi bertanya: "Mengapa begitu?" Jawabnya: "Anda mengatakan kepada si Anu, bahawa siapa yang ingin hendak memperhatikan seorang isi neraka, maka hendaklah memperhatikan orang itu, padahal dia termasuk orang ya ng paling berani membela kaum Muslimin. Kerana itu, saya merasa, bahawa dia tidak akan mati dalam keadaan serupa itu. Setelah menderita luka, dia ingin cepat mati, lalu dibunuhnya dirinya." Ketika itu Nabi bersabda: "Sesungguhnya ada seorang yang mengerjakan pekerjaan isi neraka, pada hal dia termasuk isi syurga. Dan ada pula yang mengerjakan pekerjaan isi syurga, padahal dia termasuk isi neraka. Sesungguhnya pekerjaan itu dinilai menurut akhirnya." 159 Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1745. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya Abu Sufyan mengisahkan kepadanya dari mulut Abu Sufyan sendiri cerita berikut: "Pada masa berlangsungnya perjanjian damai antaraku dengan Rasulullah saw., aku pergi berniaga ke Syam. Ketika aku sedang berada di

sana, disampaikan orang sepucuk surat dari Rasulullah saw. kepada Kaisar Heraelius, Penguasa Agung Rumawi. Yang membawa surat itu ialah Dihyah Al Kalbi kepada pembesar Bushra, kemudian pembesar Bushra ini menyampaikannya kepada Heraelius. Tanya Heraelius, "Adakah di sini, orang-orang dari bangsa lelaki yang mendakwakan dirinya menjadi Nabi itu?" Jawab mereka, "Ada!" Lalu aku dipanggil mereka menghadap Heraelius bersama beberapa orang Quraisy kawan-kawanku. Kami masuk dan duduk di hadapan baginda. Tanya Heraelius, "Siapakah di antara kalian yang dekat pertalian darahnya dengan orang yang mendakwakan dirinya menjadi Nabi itu?" Jawab ku, "Aku!" Mereka menyuruh ku duduk ke depan, sedang kawan-kawanku duduk di belakangku. Sesudah itu dipanggilnya penterjemah sambil berkata, "Katakan kepada mereka, bahawa aku menanyakan kepada mereka perihal lelaki yang mendakwakan dirinya sebagai Nabi. Jika dia berdusta, katakan dia dusta." Kata Abu Sufyan, "Demi Allah! Kalaulah aku tidak takut akan dicap pendusta, sungguh telah ku dustai dia." Kemudian Heraelius berkata kepada penterjemah, "Tanyakan kepadanya, bagaimana kebangsaan orang itu di kalanganmu?" Jawab ku, "Dia seorang bangsawan di kalangan kami." Tanya, "Apakah dia turunan raja?" Jawab ku: "Tidak!" Tanya, "Pernahkah kalian mengatakannya pembohong sebelum ia mengaku jadi Nabi?" Jawab ku, "Tidak! " Tanya, "Siapakah yang jadi pengikutnya, orang-orang besar atau rakyat kecil?" Jawab ku, "Hanya rakyat kecil." Tanya, "Apakah pengikutnya selalu bertambah atau berkurang?" Jawab, "Mereka selalu bertambah." Tanya, "Adakah di antara pengikutnya itu yang murtad kerana benci kepada agama yang dikembangkannya itu?" Jawab, "Tidak!" Tanya, "Pernahkah kamu berperang dengannya?" Jawab, "Ya, pernah!" Tanya, "Bagaimana jalannya peperanganmu dengannya?" Jawab, "Peperangan kami berjalan silih berganti antara menang dan kalah. Kadang-kadang kami yang menang, dia kalah; kadang-kadang kami yang kalah, dia menang." Tanya, "Pernahkah dia mungkir janji?" Jawab, "Tidak! Bahkan kami sedang dalam masa perjanjian damai, iaitu tidak akan serang menyerang dengannya. Aku tidak tahu apa yang akan dibuatnya terhadap perjanjian itu." Kata Abu Sufyan selanjutnya, "Demi Allah, tidak ada kalimat lain yang dapat ku ucapkan selain daripada itu." Tanya, "Apakah ada orang lain sebelum dia, yang mengaku menjadi Nabi seperti dia pula?" Jawab, "Tidak!" Kemudian dia berkata kepada penterjemahnya, "Katakan kepadanya, ku tanyakan kepada mu tentang bangsanya (status sosialnya), maka engkau katakan dia bangsawan. Memang demikianlah halnya semua Rasul-rasul; mereka dibangkitkan dari kalangan bangsawan kaumnya." Ku tanyakan pula kepada mu, " Apakah dia turunan raja?" Jawabmu, "Tidak!" Kataku, "Kalau adalah bapa atau datuknya yang menjadi raja, tentu kerana dia ingin mengembalikan kekuasaan nenek moyangnya." Ku tanyakan pula tentang pengikutnya, apakah terdiri dari rakyat kecil atau dari orang-orang besar? Kamu jawab, hanya terdiri dari rakyat kecil. Memang merekalah pengikut para rasul. Ku tanyakan pula, pernahkah kamu menuduhnya sebagai pembohong sebelumnya?" Jawabmu, "Tidak!" Aku tahu, dia tidak akan pernah berdusta terhadap manusia, apalagi berdusta terhadap Allah. Saya tanyakan kepada mu, "Adakah pengikutnya yang murtad, kerana setelah dipeluknya agama baru itu lalu dia membenci agama itu. Jawabmu, "Tidak!" Memang begitulah halnya apabila iman telah tertanam dalam hati seseorang. Kutanya pula, "Apakah pengikutnya berkurang?" Jawabmu, "Bahkan mereka selalu bertambah." Ya, seperti itulah iman hingga sempurna. Kutanya pula, "Pernahkah kamu memeranginya?" Jawabmu, "Memang, kamu memeranginya. Dan peperangan berjalan silih berganti, kadangkadang menang, dan kadang kalah." Memang demikianlah halnya, para Rasul itu selalu diuji. Namun demikian, kemenangan terakhir selalu berada di pihak mereka. Ku

tanyakan pula, "Pernahkah dia mungkir janji?" Jawabmu, "Tidak pernah!" Memang demikian, para Rasul tidak pernah mungkir janji. Ku tanya pula engkau, "Adakah orang lain sebelum dia yang mengaku menjadi Nabi seperti dia?" Jawabmu, "Tidak!" Kataku, "Kalau ada orang lain sebelumnya yang mengaku jadi Nabi seperti dia, mungkin dia hanya ikut-ikutan dengan orang yang sebelumnya itu." Kemudian dia bertanya, "Apa saja yang diperintahkannya kepadamu?" Jawab ku, "Dia menyuruh kami solat, membayar zakat, menghubungkan silaturahim, dan hidup suci." Katanya, "Jika yang kamu katakan itu benar semuanya, maka tak salah lagi orang itu sesungguhnya Nabi. Aku telah tahu bahawa dia akan muncul, tetapi aku tidak menduga bahawa dia akan muncul di kalangan kalian. Kalaulah aku yakin bahawa aku dapat bertemu dengannya, aku memang ingin benar bertemu dengannya. Dan kalau aku telah berada di dekatnya, akan ku basuh kedua tapak kakinya. Dan daerah kekuasaannya kelak, akan sampai ke daerah kekuasaanku ini." Kata Abu Sufyan, "Kemudian dimintanya surat Rasulullah saw. tersebut, lalu dibacanya. Di dalamnya tertulis: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad Rasulullah, kepada Heraelius, Pembesar Rumawi. Berbahagialah orang yang mengikuti petunjuk. Kemudian, aku mengajak Anda masuk Islam. Islamlah Anda, nescaya Anda selamat. Islamlah Anda, nescaya Allah akan memberi Anda pahala berlipat ganda. Jika Anda menolak, maka Anda akan memikul dosa seluruh rakyat Anda. Hai, Ahli Kitab! Marilah kita bersatu dalam kalimat yang sama antara kita semua. Iaitu, bahawa kita tidak akan menyembah selain hanya kepada Allah semata-mata; tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain, dan tidak menjadikan sebahagian kita menjadi Tuhan sebahagian yang lain, kecuali hanya Allah semata-mata. Jika mereka menolak, maka katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah bahawa kami adalah orang-orang muslim." Setelah Heraelius selesai membaca surat itu, terdengar suara heboh di sekitarnya. Dia memerintahkan kami supaya keluar. Sampai di luar aku berkata kepada kawan-kawanku, "Sungguh luar biasa urusan Ibnu AbiKabsyah! Sehingga dia ditakuti oleh raja bangsa kulit kuning. Kerana itu aku sentiasa yakin, bahawa agama Rasulullah saw. ini pasti menang, sehingga akhirnya Allah memasukkan Islam ke dalam hati sanubari ku." 160 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 5248. Dari Al-A'raj dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw berkisah, bahawa ada dua orang wanita pergi dengan membawa anak mereka masing-masing, tiba-tiba seekpr srigala datang dan mengambil salah satu dari anak itu. Kemudian keduanya mengadu kepada Nabi Daud untuk memperebutkan seorang anak yang masih ada. Lalu Nabi Daud memutuskan, bahawa anak itu adalah kepunyaan wanita yang berbadan besar. Tetapi yang berbadan kecil tidak mahu menerima keputusan Nabi Daud, akhirnya keduanya datang kepada Nabi Sulaiman dan meminta beliau untuk memutuskan masalah keduanya. Tanya Nabi Sulaiman: "Apa yang telah terjadi di antara kamu berdua?" Setelah keduanya menyampaikan pengaduannya masing-masing, dan masing-masing dari mereka mengakui memiliki anak itu, maka sabda Nabi Sulaiman: "Tolong beri aku pisau untuk membelah anak itu, supaya aku dapat membahagi anak ini untuk keduanya masing-masing." Maka wanita yang kecil berkata: "Jangan kamu lakukan itu wahai Nabiyullah, biarlah anak ini menjadi miliknya." Akhirnya Nabi Sulaiman memutuskan bahawa anak itu adalah milik wanita yang kecil.'' 161

Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0028. ari Aisyah R.A. bahawa Nabi S.A.W. apabila telah keluar dari tandas beliau mengucap: "Ghufraanaka-Aku memohon ampunan-Mu." Hadis ini juga dikeluarkan oleh Tirmizi, Nasaai dan Ibnu Majah. Dan Tirmizi berkata: Ini Hadis Gharib Hasan. Dan kami tidak mengetahui tentang bab ini kecuali hadis Aisyah. Ini akhir kata Tirmizi. Dan tentang bab ini ada hadis Abu Dzar katanya: Nabi S.A.W. apabila telah keluar dari tandas, beliau mengucap: "Al-hamdulillaahil ladii adzhaba 'annil adzaa wa 'aafaanii-Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan telah menyembuhkan aku." Dan seperti itu pula hadis Anas bin Malik dari Nabi S.A.W. Dalam suatu lafal lain: "Al hamdulillaahil hadzii ahsana ilayya fii awwalihii wa aakhirihii-Segala puji bagi Allah yang telah berbuat baik kepadaku di awal dan akhirnya. Dan hadis Abdullah bin Umar, bahwa Nabi S.A.W. apabila telah keluar (dari tandas), beliau mengucap: "Al hamdu lillaahil ladzii adzaaqanii ladzdzatahuu, wa abqaa fiyya quwwatahuu, wa adzhaba 'annii adzaahu-Segala puji bagi Allah yang telah membuat aku merasakan kelazatannya, menetapkan kekuatannya ke dalamku dan telah menghilangkan penyakitnya dari aku." Hanya saja hadis-hadis ini sanad-sanadnya dhaif. Sebab itu Abu Hatim Ar Arazi berkata: "Hadis yang paling sahih dalam bab ini, ialah hadis Aisyah". 162 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 5247. Abdur Rahman Al-A'raj bercerita, bahawa dia telah mendengar Abu Hurairah ra menceritakannya dari Rasulullah saw bersabda: "Ketika dua orang wanita yang sedang membawa anaknya masing-masing, tiba-tiba datang seekor srigala mengambil salah satu anak itu. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain: "Srigala itu telah membawa anakmu." Jawab wanita yang satunya: "Tidak, dia membawa anakmu." Kemudian mereka mengadukan masalah itu kepada Nabi Daud; Maka Nabi Daud memutuskan, bahawa anak yang masih ada itu adalah milik wanita yang berbadan besar, tetapi yang berbadan kurus tidak mahu menerima keputusan Nabi Daud. Akhirnya mereka mengadukan masalah itu kepada Nabi Sulaiman ibnu Daud. Tiba-tiba Nabi Sulaiman bersabda: "Tolong berikan aku sebuah pisau untuk membelah anak ini menjadi dua, agar aku dapat bahagikan di antara mereka berdua: "Maka kata wanita yang kurus: "Wahai Nabiyullah janganlah kamu lakukan itu. Biarlah anak ini menjadi miliknya." Akhirnya Nabi Sulaiman memutuskan bahawa anak itu milik wanita yang kurus." 163 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2220. Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah memberitahukan kepada kami, dari Al-Aamasy dari Zaid bin Wahb dari Abdillah bin Masud berkata: "Rasulullah SAW menceritakan kepada kami, Beliau adalah orang yang benar serta dibenarkan". Sesungguhnya seseorang dikumpulkan (bahan) ciptaanya (air mani) di perut ibunya selama empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal darah seperti itu (empat puluh hari). Kemudian menjadi segumpal daging seperti itu (selama empat puluh hari). Kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya lalu meniupkan ruh di dalamnya. Dan ditentukan dalam empat perkara iaitu dia menulis rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya dan dia orang celaka atau orang bahagia, Demi Allah yang tiada Tuhan selainNya sesungguhnya seseorang sungguh melakukan perbuatan ahli syurga sehingga tiada jarak antara dia dan antara syurga selain satu hasta kemudian catatan mendahuluinya lalu diakhiri melakukan perbuatan penghuni neraka lalu ia

memasukinya. Dan sesungguhnya seorang melakukan amal perbuatan penghuni neraka sehingga tiada jarak antara dia dan neraka, selain satu hasta kemudian catatan mendahuluinya lalu dia akhiri melakukan perbuatan ahli syurga lalu memasukinya". Hadis ini hasan sahih. 164 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1198. Dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah dikatakan: "Bahawa pada suatu kali Rasulullah saw mengakhiri solatnya setelah menyelesaikan dua rakaat. Tanya Dzul Yadain: "Wahai Rasulullah, apakah solat sengaja diqasarkan ataukah engkau lupa melengkapinya?".Tanya Rasulullah saw: "Apakah benar apa yang diucapkan oleh Dzul Yadain?" Jawab para sahabat: "Benar, wahai Rasulullah". Maka beliau segera menambahkan dua rakaat kekurangannya dan mengakhiri solatnya dengan salam." Setelah itu beliau bertakbir dan sujud seperti sujudnya dalam solat atau lebih lama sedikit. Kemudian beliau duduk kembali." 165 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 0713. Mewartakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna; mewartakan kepada kami Abu Dawud; mewartakan kepada kami Syarik, dari Simak bin Harb, dari Jabir bin Samurah, dia berkata: "Adalah Bilal tidak pernah mengakhirkan adzan dari waktunya. Dan dia seringkali mengakhirkan iqamah." 166 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1458. Dikatakan oleh Al Aswad ibnu Qais: "Aku telah diberitahu oleh Sa'labah ibnu Abhad Al 'Abdi bahawasanya dia telah mendengarkan pidato Samurah bin Jundub. Dalam khutbahnya itu Samurah menyebutkan: "Pada suatu hari ketika aku dan seorang pemuda Ansar sedang bermain kejar-kejaran dimasa Rasulullah saw, tiba-tiba terjadi gerhana Matahari yang terlihat tidak lebih dari dua atau tiga tombak tingginya. Kata kawanku: "Mari kita datang ke masjid untuk memberitahukan hal ini pada Rasulullah saw, mungkin hal ini akan menyebabkan terjadi sesuatu kejadian penting bagi umat Muhammad". Ketika kami sampai di masjid, kami dapatkan Rasulullah saw sedang mengajak manusia untuk mengerjakan solat gerhana, kemudian Rasulullah saw melakukan solat gerhana. Dalam solatnya itu beliau memanjangkan berdirinya yang selama ini belum pernah kami berdiri lama seperti dalam solat itu. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya, yang selama ini belum pernah kami melakukan rukuk yang sepanjang itu. Demikian pula ketika beliau sujud, beliau memanjangkan sujudnya yang kami belum pernah melakukan selama itu. Kemudian beliau berdiri untuk menyempurnakan solatnya sebanyak-dua rakaat. Dalam rakaat yang kedua ini, beliau juga melakukan hal yang sama seperti pada rakaat yang pertama. Beliau mengakhiri solatnya tepat ketika gerhana Matahari itu berakhir. Setelah selesai solat, maka beliau memulakan pidatonya dengan bertahmid dan memuji kepada Allah, kemudian beliau mengucapkan dua kalimah syahadat. 167 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1304. Dari Imran Ibnu Hushain: "Bahawasanya Nabi saw'pernah mengakhiri solatnya setelah tiga rakaat. Setelah salam, maka Al Khirbaaq berkata: "Wahai Rasulullah, tadi engkau masih mengerjakan tiga rakaat dalam solatmu?. Mendengar ucapan Al

Khirbaaq, maka nabi menggenapkan rakaat yang keempat. Kemudian beliau mengakhiri solatnya dengan salam. Setelah itu beliau melakukan dua kali sujud sahwi dan salam". 168 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4290. Mewartakan kepada kami Muhammad bin Yahya; mewartakan kepada kami Abu Salamah Hammad bin Salamah, dari Sa'id bin lyas Al-Jurairiy, dari Abu Nadhrah, dari Ibnu 'Abbas, dari Nabi saw., belisu bersabda: "Kita adalah umat yang paling akhir, dan yang pertama kali dihisab. Akan dikatakan: "Dimanakah "umat yang ummi dan Nabinya?" Maka kitalah umat yang terakhir dan terdahulu*". Dalam Az-Zawa-id: Isnadnya sahih, para perawinya tsiqqat. Sedangkan Abu Salamah adalah Musa bin Isma'il AI-Bashariy At-Tabudzkiy. Keterangan: ''Terdahulu dalam hisab dan masuk syurga. 169 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 0627. Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami Yazid bin Harun; memberitakan kepada kami Syarik, dari 'Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil, dari Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah, dari pamannya 'Imran bin Thalhah, dari ibunya Hamnah bint Jahsy, sesungguhnya dia berhaid di masa Rasulullah Saw. Maka dia datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata: "Sesungguhnya aku berhaid sangat deras." Beliau bersabda kepadanya: "Letakkanlah kapas di tempat keluarnya darah". Hamnah berkata padanya: "Sesungguhnya ia lebih deras daripada itu. Sesungguhnya darah itu mengalir dengan derasnya." Beliau bersabda: "Ikatlah tempat mengalir darah tersebut dengan kain, seperti kekang kuda. Dan anggaplah dirimu berhaid setiap bulan, dalam pengetahuan Allah, enam hari atau tujuh hari. Kemudian mandilah sekali. Lalu solatlah dan berpuasalah dua puluh tiga hari, atau dua puluh empat hari. Dan akhirkan solat zuhur serta dahulukan/percepatlah solat asar. Dan mandilah untuk kedua solat itu dengan sekali mandi. Dan akhirkan solat maghrib serta percepatlah solat 'Isya-. Dan mandilah untuk kedua solat itu dengan sekali mandi. Dan ini adalah dua perkara yang paling saya sukai." 170 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3641. Ahmad bin Al-Hasan menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Abdur Rahman Ad Dimasqi memberitahukan kepada kami, AlWalid bin Muslim memberitahukan kepada kami, Ibnu Juroij memberitahukan kepada kami dari Atha' bin Abi Rabah dan Ikrimah iaitu hamba sahaya Ibnu Abbas dari Ibnu Abbas bahawa ia berkata: "Ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba Ali bin Abi Thalib datang kepada beliau lalu ia berkata: "Engkau (tebusan mu) dengan ayah dan ibu ku, Quran ini hilang dari dada ku, aku menemukan diri ku tidak mampu menghafalnya". Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadanya: "Hai Abal Hasan! Mahukan aku mengajarkan kepada mu beberapa kalimat yang mudah-mudahan Allah memberi manfaat bagi mu dengannya dan juga memberi manfaat bagi orang yang kau ajarkan kepadanya dan menetapkan apa yang kau pelajari dalam dada mu? Ia menjawab: "Ya, Wahai Rasulullah! ajarkanlah kepada ku". Beliau bersabda: "Jika malam Jumaat kalau kamu mampu, agar bangun pada sepertiga malam yang akhir kerana sesungguhnya waktu itu adalah waktu yang disaksikan oleh para Malaikat dan doa di waktu itu adalah dikabulkan dan

saudara ku Ya'qub benar-benar telah berkata kepada anak-anaknya, akan aku mintakan ampun bagi mu kepada Tuhan ku". Beliau bersabda: "Sampai malam Jumaat datang, Kalau kamu tidak mampu, maka bangunlah pada pertengahan malam dan kalau kamu tidak mampu, maka bangunlah pada permulaan malam lalu solatlah empat rakaat. Pada rakaat pertama kamu membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin dan pada rakaat yang kedua surat Al Fatihah dan surat Hamim Ad Dukhan. Pada rakaat ketiga surat Al Fatihah dan surat As Sajdah dan pada rakaat keempat surat Al Fatihah dan surat Tabarak. Jika kamu selesai membaca Tasyahhud, maka pujilah Allah dan baguskanlah sanjungan kepada Allah dan bacalah Selawat kepada ku dan juga kepada semua para Nabi, dan mohon ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki maupun perempuan dan bagi saudara-saudara mu yang mendahului iman daripada kamu kemudian bacalah pada akhir doa itu:(Wahai Allah, belas kasihanilah aku dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat selama-lamanya selama. Engkau menghidupkan ku dan belas kasihanilah aku melakukan apa yang tidak penting bagi ku dan berilah kami pandangan yang baik dalam melakukan perbuatan yang dapat memperoleh keredhaan Mu terhadap diri ku. Wahai Allah! Yang menciptakan langit dan bumi, Yang memiliki keagungan dan kemuliaan dan kebesaran yang tidak bisa dituntut. Aku memohon kepada Mu, wahai Allah, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dengan keagungan Mu dan kecemerlangan wajah Mu agar Engkau menetapkan hati ku dalam menghafalkan kitab Mu sebagaimana yang telah Engkau ajarkan kepada ku dan berilah aku agar dapat membacanya menurut aturan yang memperoleh keredhaan Mu terhadap diri ku. Wahai Allah! Yang menciptakan langit dam bumi yang memiliki keagungan, kemuliaan dan kebesaran yang tidak bisa dituntut, aku memohon kepada Mu. Wahai Allah, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dengan keagungan Mu dan kecemerlangan wajah Mu agar Engkau menyinari penglihatan ku dengan kitab Mu dan fasihkanlah lidah ku dengannya dan agar Engkau melapangkan hati ku dengannya dan agar Engkau membuka dada ku dengannya dan agar Engkau mencuci badan kami dengannya kerana sesungguhnya tidak ada yang dapat menolong ku melakukan kebenaran selain Engkau dan tidak ada yang memberi kebenaran selain Engkau dan tiada daya dan upaya selain dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi serta Maha Agung) Hai Abal Hasan, kamu melakukan hal itu tiga kali Jumaat atau lima kali atau tujuh kali, nescaya kamu dikabulkan dengan izin Allah Demi Tuhan yang telah mengutus ku dengan baik, sungguh doa itu tidak meleset dari orang mukmin sama sekali." Ibnu Abbas berkata: "Demi Allah, Ali tidak berdiam selain lima kali Jumaat atau tujuh kali sehingga dia datang kepada Rasulullah SAW di majlis itu pula lalu berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku pada masa yang lalu tidak mengambil selain empat ayat atau sekitarnya dimana apabila engkau membacakan kepada diri ku maka lepaslah ayat-ayat itu sedang hari ini aku belajar empat puluh ayat dan sekitarnya lalu jika aku membacanya kepada diri kami sendiri, maka seolah-olah kitab Allah berada di kedua mata ku, dan sungguh dahulu aku mendengar hadis lalu jika mengulanginya kembali maka lepaslah hadis itu dan hari ini kami belajar beberapa hadis lalu jika aku menceritakannya kembali, maka aku dapat menceritakannya tanpa kurang satu hurufpun." Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadanya pada waktu itu: "Kamu adalah orang mukmin demi Tuhan Ka'bah hai Abal Hasan!" Hadis ini adalah hadis hasan gharib yang kami tidak mengetahuinya selain dari hadisnya AlWalid bin Muslim. 171 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1137.

Dari Salim bin 'Abdullah bin 'Amru r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda perihal malam qadar. Sabdanya: "Beberapa orang di antara kamu telah bermimpi bahawa malam qadar ita terdapat pada tujuh malam yang awal, sedangkan yang lain bermimpi terdapat pada tujuh malam yang akhir dari Ramadhan. Maka carilah dia pada sepuluh yang akhir." 172 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1694. Dikatakan oleh Zurarah ibnu Aufa bahawasanya Ketika Sa'ad ibnu Hisyam ibnu Amir datang ke kota Madinah, maka dia bertanya pada Ibnu Abbas tentang solat malam yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saw. Kata Ibnu Abbas: "Mahukah engkau aku tunjukkan dengan seorang penduduk bumi yang paling tahu tentang solat malam Rasulullah saw?" Kata Sa'ad: "Ya, siapakah orangnya?" Jawab Ibnu Abbas: "Dia adalah Aisyah". Kata Sa'ad: "Ketika kami datang ke rumah Aisyah dan setelah memberi salam padanya, maka aku berkata: "Mahukah engkau memberitahu tentang solat malam yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saw". Jawab Aisyah: "Sebelumnya kami telah mempersiapkan siwak dan air wuduk Rasulullah saw. Jika beliau bangun ditengah malam, maka beliau bersiwak dan berwuduk, kemudian beliau melakukan solat sembilan rakaat, tanpa duduk kecuali pada rakaat yang ke lapan. Dalam duduknya itu beliau bertahmid, berzikir dan berdoa. Kemudian beliau bangkit lagi untuk melanjutkan solatnya pada rakaat yang ke sembilan. Ketika duduk dalam tasyahud akhirnya, setelah bertahmid, berzikir, dan berdoa, maka beliau bersalam dengan suara keras sehingga kami dapat mendengarnya. Kemudian beliau melakukan solat sunnah dua rakaat sebelum fajar sambil duduk. Itulah sebelas rakaat malam yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saw. Setelah usia beliau bertambah dan tubuh beliau makin gemuk, maka beliau hanya melakukan solat hanya tujuh rakaat, Setelah mengakhiri solatnya dengan salam, maka beliau melakukan dua rakaat sunnah sebelum fajar sambil duduk. Itulah sembilan rakaat malam yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw. Biasanya jika melakukan solat, maka Rasulullah saw sentiasa melakukannya secara bersambungan." 173 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 4. Hadis Nombor 4040. Dari Zaid ibnu Wahab dari Abdur Rahman ibnu Abdu RabbilKa'bah katanya: "Aku datang kepada Abdullah ibnu 'Amr yang ketika itu ia sedang duduk di sekitar Ka'bah bersama orang-orang. Kemudian aku mendengar ia berkata: "Dalam suatu perjalanan kami bersama Rasulullah saw, kami turun beristirahat; diantara kami ada yang mendirikan kemah, ada yang belajar memanah dan ada pula yang berada di tempat pengembalaan ternak, tiba-tiba Muazin Rasulullah menyerukan kami untuk solat berjamaah. Setelah kami berkumpul, maka Rasulullah saw berdiri dan berceramah: "Sesungguhnya tiada satupun nabi sebelum aku melainkan ia berkewajiban menunjukkan umatnya kepada segala kebaikan dan keburukan yang diketahuinya. Sesungguhnya umat Islam ini, diberi selamat pada awalnya, tetapi pada akhirnya mereka akan ditimpa cubaan dan perkara-perkara yang tidak mereka senangi. Berbagai cubaan akan datang hingga sebahagian dari kamu membinasakan sebahagian yang lain. Tatkala suatu cubaan datang, maka seorang mukmin akan berkata: "Mungkin inilah saat kebinasaanku". Kemudian cubaan itu berlalu, ketika cubaan itu datang lagi, ia berkata: "Mungkin ini saatnya kebinasaanku". Kemudian cubaan itu berlalu lagi. Siapa yang diantara kamu yang ingin dijauhkan dari api neraka dan masuk syurga, maka hendaklah ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari

akhir, dan hendaklah ia memberikan kebaikan pada orang-orang sebagaimana ia ingin pula mendapatkannya. Dan siapa yang telah berbai'at pada seorang Imam dan memberikan ikrar padanya, maka hendaklah ia mentaatinya sesuai dengan kemampuannya. Bila ada seseorang yang ingin memerangi imamnya, maka bunuhlah ia". Kata Abdur Rahman: "Aku segera mendekati Abdullah ibnu 'Amr dan bertanya: "Adakah kamu telah mendengar sendiri Rasulullah bersabda demikian?" Jawab Abdullah ibnu 'Amr: "Ya". 174 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 1843. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abul Ahwash menceritakan kepada kami dari Abi Ishaq dari Muslim bin Nudzair dari Hudzaifah dia berkata: "Rasulullah saw. memegang betis kaki ku atau betis kaki beliau dan beliau bersabda: "Ini adalah batas akhir sarung kalau kamu tidak mahu, maka batas akhir sarung adalah lebih bawah (daripada betis kaki), lalu kamu tidak mahu maka tidak hak bagi sarung untuk menutupi dua mata kaki." hadis ini adalah hasan sahih. Ia juga diriwayatkan oleh Syu'bah dan Ats-Tsauri dari Abi Ishaq. 175 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1474. Dari 'Aisyah katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw, maka beliau saw segera mengerjakan solat gerhana. Dalam solatnya itu, beliau memanjangkan berdirinya, kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya. Ketika bangkit dari rukuk, maka beliau melanjutkan berdirinya tetapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk kembali, dengan memanjangkan rukuknya tetapi kurang dari waktu rukuknya yang pertama. Setelah itu beliau sujud. Pada rakaat kedua, maka beliau memanjangkan berdirinya tetapi kurang dari waktu berdirinya pada waktu rakaat yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya tetapi kurang dari waktu rukuknya yang pertama. Kemudian beliau berdiri kembali dengan memanjangkan berdirinya, tapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama. Demikian pula ketika beliau rukuk kembali, beliau memanjangkan rukuknya tapi kurang dari rukuknya yang pertama. Setelah sujud, maka beliau menyempurnakan solatnya hingga terakhir. Beliau menyelesaikan solatnya, ketika gerhana Matahari telah berakhir. Setelah selesai dari solatnya, maka beliau memulakan pidatonya dengan bertahmid dan memuji Allah. Sabda beliau: "Sesungguhnya terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan, bukanlah disebabkan oleh kematian atau lahirnya seseorang. Kerana itu jika kalian menyaksikan gerhana Matahari ataupun Bulan, maka bergegaslah melakukan solat, bersedekah dan berzikir kepada Allah Azza Wajal. Wahai umat Muhammad, sungguh tidak ada yang lebih keras cemburunya dari Allah, ketika melihat hambaNya baik lelaki mahupun wanita yang berzina. Wahai umat Muhammad, andai kata kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." 176 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1455. Dari Yahya ibnu Abi Katsir katanya: "Aku telah diberitahu oleh Abu Hafshah bahawasanya dia telah diberitahu oleh 'Aisyah: "Ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw. maka beliau juga berwuduk. Kemudian beliau menyuruh orang untuk mengajak manusia melakukan solat gerhana bersama-sama. Dalam solatnya itu beliau memanjangkan berdirinya, sampai aku kira bahawa beliau

membaca surah Al Baqarah. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya. Selanjutnya beliau berdiri dari rukuk sambil membaca: "Samiallahu Liman hamidah". Kemudian beliau melanjutkan berdirinya seperti berdirinya yang pertama. Setelah itu beliau rukuk untuk yang kedua kalinya. Setelah bangkit dari rukuk maka beliau melakukan sujud kedua kalinya, Setelah bangkit dari rukuk maka beliau melakukan sujud dua kali. Selanjutnya pada rakaat berikutnya beliau melakukan hal yang sama seperti yang dikerjakan pada rakaat yang pertama. Beliau mengakhiri solatnya setelah gerhana Matahari berakhir." 177 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0404. Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnul Mubarak memberitahukan kepada kami, Abdur Rahman bin Ziyad bin An'am bahawa Abdur Rahman bin Rafi' dan Bakar bin Suwadah memberitahukan kepadanya dari Abdillah bin Amr berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Apabila seseorang berhadas sedang dia telah duduk pada akhir solatnya sebelum salam maka sah solatnya." Abu Isa berkata: "Hadis ini tidak kuat sanadnya dan mereka benar-benar bergoncang dalam sanadnya". Sebahagian ahli ilmu berpegang pada hadis ini, mereka berkata: "Apabila seseorang telah duduk selama kurang lebih tasyahhud dan berhadas sebelum salam maka sempurna solatnya". Sebahagian ahli ilmu berkata: "Apabila seseorang berhadas sebelum tasyahhud atau sebelum salam maka dia harus mengulangi solatnya". Dan ini adalah pendapat Asy Syafii. Ahmad berkata: "Apabila seseorang tidak tasyahhud dan telah salam maka cukup salatnya berdasarkan sabda Rasulullah saw: "Dan akhir solat adalah mengucapkan salam". Dan tasyahhud itu tidak wajib kerana Rasulullah saw pernah berdiri pada dua rakkat lalu beliau melangsungkan solatnya dan tidak tasyahhud. Ishaq bin Ibrahim berkata: "Apabila seseorang telah tasyahhud dan belum salam maka cukup solatnya dan dia berdasarkan hadis Ibnu Mas'ud ketika Rasulullah mengajarkan tasyahhud kepadanya lalu beliau bersabda: "Apabila kamu telah selesai dari tasyahhud ini maka kamu telah melakukan apa yang menjadi kewajibanmu." Abu Isa berkata: "Abdur Rahman bin Ziyad adalah orang Afrika dan dianggap lemah oleh sebahagian ahli hadis di antara mereka adalah Yahya bin Said Al-Qaththan dan Ahmad bin Hambal. 178 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3861. Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar, mewartakan kepada kami 'AbdulMalik bin Muhammad Ash-Shan'aniy, mewartakan kepada kami Abul-Mundzir, yaitu Zuhair bin Muhammad At-Taminiiy, mewartakan kepada kami Musa bin 'Uqbah, mewartakan kepadaku 'Abdur-Rahman Al-A raj, dari Abu Hurairah, bahawasanya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Dia adalah Maha Tunggal/ganjil, yang menyukai hitungan ganjil. Barangsiapa yang menghafalkannya, maka dia masuk syurga. Nama tersebut yaitu: Allah AL-WAHID (Yang Maha Satu), ASSHAMAD (Dzat yang dituju), Al-AWWAL (Yang Pertama), ALAKHIR (Yang Akhir), AZH-ZHAHIR (Yang Nyata buktibuktinya), AL-BATHIN (Yang paling rahasia), AL-KHALIQ (Yang Maha Pencipta), AL-BARI-U (Yang Maha Pembuat), AL-MUSHAWWIR (Yang Maha membentuk rupa), AL-MALIK (Yang Maha Raja), AL-HAQQU (Tuhan yang sebenarnya), ASSALAM (Yang Maha sejahtern), AL-MUKMIN (Yang Maha memberi keamanan), ALMUHAIMIN (Yang Maha Memelihara), AL-AZIZ (Yang Maha Perkasa), AL-JABBAR (Yang Maha Kuasa), AL-MUTAKABBIR (Yang Maha memiliki segala Kebesaran),

AR-RAHMAN (Yang Maha Pengasih), AR-RAHIM (Yang Maha Penyayang), ALLATHIF (Yang Maha Halus), AL-KHABIR (Maha mengetahui), AS-SAMI' (Maha mendengar), AL-BASHIR (Maha Pemirsa), AL-'ALIM (Maha mengetahui), AL'AZHIM (Maha Agung), AL BARR (Maha membuat kebaikan) AL MUTA'Ll (Maha Tinggi), AL-JALIL (Maha Agung), AL JAMIL (Maha Bagus), AL HAYYU (Maha Hidup) AL-QAYYUM (Maha mandin, AL-QADIR (Maha kuasa), AL-QAHIR (Maha Pemaksa), ALQORIB (Maha Dekat), AL-MUJIB (Maha Mengabulkan doa), AL GHANNY (Maha kaya), AL-WAHHAB (Maha memberi), AL.WADUD (Maha Sayang), ASY-SYAKUR (Maha Mensyukuri, yakni memberi pahala dan memaafkan), AL-MAJID (Maha Pemurah), AL-WAJID (Maha Kaya), AL^WALlY (Maha Penguasa), AR-RASYID (Maha memberi Petunjuk), AL-'AFUWW (Maha Pemaaf), AL 'ALIYYU (Maha Tinggi), AL-HAKIM (Maha Bijaksana), AL-HALIM (Maha Penyantun), AL-KARIM (Maha Mulia), AT-TAWWAB (Maha menerima Taubat). AR.RABB (Maha Pemelihara), AL-MAJID (Maha Pemurah), AL-WALIY (Maha Pelindung), ASY-SYAHID (Maha Menyaksikan), AL-MUBIN (Maha Menerangkan), AL-BURHAN (Maha memberi bukti), AR-RA-UF (Maha Penyantun), AR-RAHIM (Maha Penyayang), AL-MUB-DI- (Maha memulai), AL-MU'lD (Maha mengembalikan), AL-BA'ITS (Maha Pembangkit), AL WARITS (Maha Pemberi Warisan), AL-QAWIYY (Maha Kuat), ASY SYADID (Maha Keras), ADH-DHARR (Maha memberi madharat), AN-NAFI' (Maha memberi manfaat), AL-BAQIY (Maha Kekal), AL-WAQIY (Maha Pemelihara), AL-KHAFIDM (Maha menurunkan), ARRAFI' (Maha meninggikan), AL QABIDH (Maha Mencabut), AL-BASITH (Maha memberi Lapang), AL-MU'lZ (Maha memuliakan), AL MUDZILL (Maha menghinakan), AL-MUQSITH (Maha Pemberi keadilan), AR RAZZAQ (Maha pemberi rizki), DZUL-QUWWAT (Yang mempunyai Kekuatan), AL-MATIN (Yang Maha Kokoh), AL-QA-IM (Yang Maha berdiri), AD-DA-IM (Maha Lestari), ALHAFIZH (Maha Penjaga), ALWAKIL (Maha Pemimpin), AL-FATHIR (Maha ) ASSAMI' (Maha mendengar), AL-MU'THIY (Maha memberi), AL MUHYIY, (Maha menghidupkan), AL-MUMIT (Maha mematikan), AL-MANI' (Maha Pencegah), ALJAMI' (Maha mengumpulkan) AL-HADIY (Maha memberi petunjuk), AL-KAFIY (Maha mencukupi), AL-ABAD (Maha Abadi), AL-'ALIM (Maha mengetahui), ASHSHADIQ (Maha Benar), (AN-NUR (Maha memiliki cahaya), AL-MUNIR (Maha memberi cahaya) AT-TAMM (Maha Sempurna) AL-QADIM (Maha Dahulu), ALWITR (Maha Tunggal/Ganjil), AL-AHAD (Maha Esa), ASH SHAMAD (Maha Yang dituju oleh semua makhluk), yang tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang menyamai-Nya". Zuhair berkata: Telah sampai kepada kami bukan hanya dari seorang ahli ilmu: Bahwasanya permulaan Asma Husna itu dibuka dengan kalimat: La Ilaha Illailah Wahdahu La Syarika Lahu. Lahul-Mulku wa Lahul-Hamdu, Bi Yadihil Khair Wahuwa 'Ala Kulli Syai-in Qadir. La Ilaha Illailah Lahul-Asma-ulHusna "Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Dia sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan hanya Allah yang memiliki kerajaan, dan hanya Allah yang memiliki segala puji. Di tangan-Nya-lah segala kebajikan. Dan Dia adalah maha kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan melainkan Allah, hanya bagi-Nya memiliki Nama-Nama yang bagus. Dalam Az-Zawa-id: Tidak ada seorangpun penyusun Kutubus Sittah yang mengeluarkan sejumlah Asma Husna (Nama-Nama Allah yang bagus) dari cara seperti ini, dan pula tidak dari cara lainnya, selain yang disebutkan Ibnu Majah dan AtTirmidziy, serta terdapat pembukaannya dan penutupnya. Tapi jalan Al-Tirmidziy adalah lebih sahih dalam bab ini. Berkata selanjutnya: Isnad jalan Ibnu Majah daif, kerana daifnya 'AbdulMalik bin Marwan.

179 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0524. Dari Aisyah ummul mukminin katanya: "Pada suatu malam Rasulullah mengakhirkan solat isyak hingga separuh malam telah berakhir. Semua orang di masjid telah terlelap dalam tidurnya. Ketika Rasulullah saw keluar, beliau bersabda: "Saat ini adalah sebaik-baiknya waktu untuk mengerjakan solat isyak. Andai kata aku tidak takut untuk memberatkan umatku, pasti aku perintahkan mengerjakannya seperti saat ini." 180 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0805. Dari Abu Qilabah dia berkata: Abu Sulaiman, Malik bin Huwairits R.A. pernah mendatangi masjid kami lalu berkata: "Demi Allah, sesungguhnya aku akan mengerjakan solat, (sebenarnya) tak mahu solat, tapi (kini) aku hendak memperlihatkan kepada kamu bagaimana aku melihat Rasulullah S.A.W. mengerjakan solat!". Kata Abu Qilabah: "Maka dia duduk di rakaat awal ketika bangkit dari sujud akhir" Kata Ayyub: Aku berkata kepada Abu Qilabah: Bagaimanakah Malik bin Huwairits itu mengerjakan solat? Katanya: "Seperti cara solat guru kita ini", iaitu Amr bin Salimah, imam mereka. Dan Abu Qilabah menyebutkan bahawa apabila Malik bin Huwairits bangkit dari sujud akhir pada rakaat pertama, dia duduk lalu berdiri' (1)*. Hadis ini juga dikeluarkan oleh Bukhari dan Nasaai. 1)* Hadis ini mengajarkan, bahawa disyariatkan kita melakukan duduk istirahat (jalsatul istirahah) setelah sujud kedua dan sebelum bangkit qiyam. Cara ini pegangan Syafii dan sekelompok ahli hadis. Anul Ma'bud III, 76. 181 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4339. Mewartakan kepada kami 'Utsman bm Abu Syaibah; mewartakan kepada kami Jarir, dari Manshur, dari Ibrahim, dari 'Abidah, dari 'Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya saya mengetahui ahli neraka terakhir yang keluar dari neraka, dan ahli syurga terakhir yang masuk syurga. Yaitu seorang lakilaki yang keluar dari neraka dengan merangkak-rangkak. Lalu dikatakan padanya: "Pergi, dan masuklah surga!" Maka pergilah orang tersebut ke surga, tiba-tiba terbayang olehnya seolah-olah sudah penuh, lalu dia kembali dan berkata: "Ya Tuhan, saya mendapatkannya sudah penuh". Allah berfirman: "pergi, dan masuklah surga!" Maka pergilah orang tersebut ke syurga, tiba-tiba terbayang olehnya seolah-olah sudah penuh, lalu diapun kembali dan berkata: "Ya Tuhan, saya mendapatkannya sudah penuh". Maka Allah SWT. berfirman: "Pergi, dan masuklah surga!" Maka pergilah orang tersebut ke surga, tiba-tiba terbayang oleh nya seolah-olah sudah penuh, lalu diapun kembali dan berkata: "Ya Tuhan, saya mendapatkannya sudah penuh". Maka Allah berfirman: "Pergi, dan masuklah syurga! Dan sesungguhnya bagimu -di surgaseperti dunia dan sepuluh yang semisalnya, (atau berfirman: Sesungguhnya bagimu -di surga- seperti sepuluh kali dunia) Maka orang tersebut berkata: "Apakah Engkau mengejek/mentertawakan saya, sedangkan Engkau adalah Raja.". "Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sungguh aku melihat Rasulullah saw. tertawa hingga nampak gigi gerahamnya. Dan beliau bersabda: "Inilah ahli syurga yang paling rendah tingkatannya". 182

Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1736. Dari Jabir r.a., katanya: Nabi saw. telah mengajarkan kepada kami istikharah (memohon kepada Allah agar ditunjukkan pilihan yang benar ketika berada daJam keadaan ragu) dalam segala urusan, seperti mengajarkan sebuah surat dalam Al Quran. "Kalau seorang bermaksud mengerjakan sesuatu, maka hendaklah ia solat dua rakaat, selain yang fardu, kemudian berdoa: Ya Tuhan ku! Saya mohon diberi pilihan yang benar dengan pengetahuan-Mu, saya mohon diberi tenaga dengan kekuatan-Mu, dan saya memohon kurnia-Mu yang maha besar. Engkaulah yang berkuasa, saya tidak berkuasa. Engkaulah yang mengetahui, saya tidak mengetahui. Engkaulah yang maha mengetahui segala yang ghaib (tidak kelihatan). Ya Tuhan ku! Kiranya Engkau mengetahui bahawa hal ini baik untuk saya dalam hal agama saya dan penghidupan saya dan pada akhirnya berakibat baik bagi saya, atau baik bagi saya untuk jangka pendek dan jangka panjang, maka jadikanlah saya sanggup mencapainya. Tetapi sekiranya Engkau mengetahui bahawa hal ini tidak baik bagi saya dalam soal agama saya dan penghidupan saya, dan pada akhirnya berakibat tidak baik bagi diri saya, atau tidak baik bagi saya untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang, maka jauhkanlah saya dari hal itu dan jauhkanlah hak itu dari saya. Berilah saya kesanggupan untuk memperoleh kebaikan di mana pun juga adanya, kemudian jadikanlah saya rela gembira dengan hak itu." Kemudian ia menyebutkan hak apa yang dimaksudkannya itu. 183 Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0452. Diceritakan oleh Muhammad bin Amr bin 'Atha' r.a., bahawasanya dia pernah duduk bersama beberapa orang sahabat Nabi saw., membicarakan darihal solat Nabi. Abu Humaid Saidi mengatakan, "Saya yang paling ingat di antara kamu akan solat Rasulullah Saw. Ketika takbir, ku lihat beliau mengangkat kedua belah tangannya sampai setentang dengan bidang kedua bahunya. Ketika rukuk, diletakkannya kedua tapak tangannya di atas lututnya, dan diratakannya punggungnya. Apabila beliau telah mengangkat kepala (bangkit) dari rukuk, beliau berdiri tegak, lurus, sehingga tulang punggung beliau kembali tegak lurus seperti biasa. Ketika sujud, diletakkannya kedua tapak tangannya (ke bumi), tetapi lengannya tidak diletakkan dan tidak pula dirapatkannya ke rusuk, dan ujung jari kakinya dihadapkannya ke kiblat. Apabila beliau duduk sesudah dua rakaat, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan tapak kakinya yang kanan. Duduk pada rakaat yang akhir, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan tapak kakinya yang kanan. Duduk pada rakaat yang akhir, beliau mengulurkan tapak kakinya yang kiri ke sebelah kanan dan ditegakkannya tapak kakinya yang (kanan) dan beliau duduk di punggungnya. 184 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0775. Dari Marwan bin Hakam dia berkata. Zaid bin Tsabit R.A. pernah berkata kepadaku: "Mengapakah anda sering membaca surah-surah pendek dari surat Al Mufashshal pada solat Maghrib", sedangkan aku mengetahui Rasulullah S.A.W. membaca paling panjangnya dua surah panjang. Ibnu Abi Mulaikah (perawi hadis ini) berkata: Aku berkata: "Apakah surah Thulath Thuulayain (kepanjangan 2 yang panjang) itu?", Jawab Urwah bin Zubair (perawi hadis ini dari Marwan: "Al A'raf dan Al An'am". Selanjutnya Ibnu Juraij (perawi) hadis ini dari Ibnu Abi Mulaikah) berkata: "Dan aku tanyakan kepada Ibnu Abi Mulaikah, lalu dia berkata kepadaku: menurut dia sendiri: "Surat Al Maaidah dan Al A'raaf'. 1)*. 1)*. Hadis ini juga dikeluarkan oleh Bukhan

dan Nasaai. Menurut pendapat yang sahih, bahawa surat Al Mufashshal adalah dari AL Hujurat ke akhir Al Quran. Disebut Al Mufashshal, kerana banyaknya pemisah antara surah-surah itu dengan Basmalah. Menurut Jumhur, bahawa Al Mufashshal yang pendek-pendek itu dari surat: Lam yakun sampai akhir Al Quran. Sedangkan Al Mufashshal yang panjang, dari Al Hujurat sampai Al Buruj. Dan Al Mufashshal yang pertengahan, dari Al Buruj sampai surat Lam yakun. Hadis ini menerangkan pembacaan panjang dalam solat Maghrib. Tapi perlaksanaan Nabi S.A.W. berbezabeza, kadang membaca At Thuur, Ash saffat, Ad Dukhkhan, Al A'laa, At Tiin, Mu'awwidatain, Al Mursalat dan Qisharul Mufashshal. Sural Thuulayain, ialah dua surah panjang: Al A'raf dan Al An'am. Al A'raf, surat terbanyak ayatnya setelah Al Baqarah. Sedang An Nisa', surah yang terbanyak kalimatnya, sebab 200 kalimah lebih banyak dari Al A'raf. Al Baqarah, adalah surat terpanjang dari antara Sab'uth thuwal ( Tujuh surat-surat panjang). F. Bari II, 168, Annul Ma'hml III, 28, 29 dan 32. 185 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3391. Dari Humaid ibnu Nan' berkata; "Zainab binti Abu Salamah telah menyampaikan padaku tiga hadis. la (Zainab) berkata: "Aku datang ke rumah Ummu Habibah (isteri Rasulullah saw), ketika ayahnya (Abu Sufyan ibnu Harb) meninggal dunia. Ummu Habibah meminta minyak pada budak wanitanya, kemudian budak itu mengoleskan minyak wangi di badannya dan kedua pipinya. la berkata: "Demi Allah, sebenarnya aku tidak ingin memakai minyak wangi, hanya saja aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga malam, kecuali atas kematian suaminya, maka masa berkabungnya empat bulan sepuluh hari." Kemudian aku datangi Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah), ketika saudaranya meninggal dunia. la meminta minyak wangi dan mengoleskan minyak itu kebadannya. Kemudian ia berkata: "Demi Allah, sesungguhnya aku tidak ingin memakai minyak wangi, hanya saja aku telah mendengar Rasulullah saw berkhutbah: "Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga malam, kecuali atas kematian suaminya, maka masa berkabungnya empat bulan sepuluh hari." Dan aku telah mendengar ibuku Ummu Salamah berkisah: "Seorang wanita datang pada Rasulullah dan berkata: "Sesungguhnya anak perempuanku baru saja ditinggal mati suaminya, dan kini kedua matanya sakit, bolehkah aku mencelakinya?" Jawab beliau: "Tidak boleh. Kerana iddahnya selama empat bulan sepuluh hari; Padahal dulu, wanita pada masa Jahiliyah, jika ia telah ber'iddah selama setahun, kemudian di hujung tahun ia dibebaskan setelah disucikan menurut tradisi Jahiliyah". Tanya Humaid pada Zainab: "Apa maksudnya?" Jawab Zainab: "Adat wanita Jahiliyah, bila ditinggal mati suaminya, maka ia tinggal di rumah kecil, dengan memakai baju yang paling jelek, dan ia tidak memakai minyak wangi atau yang serupa dengannya; demikian itu hingga setahun, kemudian ia dibebaskan setelah disucikan lebih dulu dengan cara tradisi Jahiliyah." 186 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3925. Mewartakan kepada kami Muhammad bin Rumh, memberitakan kepada kami AlLaits bin Sa'ed, dari Ibnul-Had, dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimiy, dari Abu Salamah bin 'Abdur-Rahman, dari Thalhah bin 'Ubaidullah, bahawasanya ada dua orang lelaki menghadap Rasulullah saw. Keduanya Islam semua. Tapi salah seorang adalah lebih bersungguh-sungguh daripada lainnya. Orang yang bersungguh-sungguh

tersebut berperang, lalu dia mati syahid. Setelah itu, yang seorang lagi masih hidup selama setahun, kemudian dia meninggal dunia. Thalhah berkata: Saya bermimpi: Sementara saya berada di depan pintu surga, tiba-tiba saya bersama dengan kedua orang tersebut. Lalu ada orang yang keluar dari syurga memberi izin kepada salah seorang yang meninggal dunia paling akhir. Kemudian dia keluar lagi, lalu memberi izin kepada orang yang mati syahid. Kemudian dia kembali kepada saya, berkata: "Kembalilah kamu. Sebab sesungguhnya kamu, saat ini, belum Selanjutnya, pagi-pagi, Thalhah menceritakannya kepada orangorang, mereka kagum akan hal itu. Lalu berita tersebut sampai kepada Rasulullah saw., mereka menceritakannya kepada beliau. Maka beliau berkata: "Perihal apa kalian heran.". Me.reka menjawab: "Wahai Rasulullah, orang ini adalah seorang lelaki yang paling bersungguh-sungguh--perang-kemudian dia mati syahid. Sedangkan orang ini yang terakhir --meninggalnya-masuk syurga sebelum dia". Lalu Rasulullah saw. berkata: "Bukankah dia ini masih hidup selama setahun setelah meninggalnya?" Mereka menjawab: "Ya, benar". Nabi berkata: "Dia mendapati bulan Ramadhan, dia melakukan puasa. Dia mengerjakan solat begini, begitu selama setahun.". Mereka menjawab: "Ya, benar". Rasulullah saw. bersabda: "Jarak antara keduanya lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi". Dalam Az-Zawa-id: Para tokoh isnadnya tsiqat, hanya saja hadis ini Munqathi'. 'Ali ibnul-Madiniy dan Ibnu Ma'in mengatakan: Abu Salamah tidak mendengar satu hadis pun dari Thalhah. 187 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0283. Dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya dari Aisyah R.A. dia berkata: Seorang wanita menderita darah penyakit di masa Rasulullah SAW, maka dia diperintahkan untuk memajukan solat Asar dan mengakhirkan solat Zuhur dengan satu kali mandi (jama'-shuri), dan mengakhirkan solat Maghrib serta memajukan solat Isya' dengan sekali mandi untuk kedua solat itu. Sedangkan untuk solat Subuh, hendaknya dia mandi sekali. Maka aku katakan kepada Abdurrahman (kata Syu'bah perawi hadits ini dari Abdurrahman): "(Apakah cara ini) dari Nabi S.A.W.?" Maka Abdurrahman berkata: "Aku hanyalah menceritakan hadis Nabi SAW kepadamu!" Hadis ini juga dikeluarkan oleh Nasaai. Wanita yang menderita darah penyakit di masa Nabi S.A.W. ada lima: 1. Hamnah binti Jahsy, 2 Saudarinya, iaitu Ummu Habibah binti Jahsy, 3. Fatimah bintu Abi Hubaisy Al Asadiyah, 4. Sahlah bintu Suhail Al Qurasyiyah Al 'Amiriyah, 5. Saudah binti Zam'ah isteri Nabi S.A.W. Dikatakan pula bahawa Zainab binti Jahsy isteri Nabi S.A.W. menderita darah penyakit. Tapi yang sahih adalah dua saudarinya, iaitu Hamnah dan Ummu Habibah. 188 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0437. Kata Yazid bin Abi Malik: "Anas bin Malik pernah bercerita pada kami: "Pada suatu kali Rasulullah saw bersabda: "Telah didatangkan padaku seekor binatang yang besarnya hampir sama dengan, kuda, langkah binatang itu sejauh mata memandang. Aku dipersilakan naik diatasnya, kemudian aku diajak pergi oleh Jibril. Ketika tiba disuatu tempat, maka aku disuruh turun dan disuruh mengerjakan solat. Setelah aku laksanakan, maka Jibril bertanya: "Tahukah kamu dimanakah tadi kamu solat?, Tempat ini adalah Madinah, tempat ini akan menjadi tempat hijrahmu". Kemudian aku melanjutkan perjalanan. Setelah itu Jibril memerintahkan aku turun dan memerintahkan aku mengerjakan solat. Kemudian Jibril memberitahu bahawa tempat ini Thur Shina, di tempat inilah Allah pernah berfirman pada Musa. Tidak lama

setelah kami melanjutkan perjalanan kami, maka Jibril menyuruh aku untuk mengerjakan solat. Kemudian Jibril memberitahu bahawa tempat itu adalah Bethlehem, di tempat ini Isa as dilahirkan. Ketika aku sampai di Baitul Maqdis, aku dapatkan para Nabi as telah berkumpul di tempat itu. Aku diperintahkan Jibril untuk menjadi imam solat dengan para Nabi. Kemudian aku diajak menuju ke langit dunia, iaitu langit pertama. Di langit pertama aku menemui Adam as. Selanjutnya aku diajak meneruskan perjalanan hingga ke langit kedua. Di langit kedua aku menemukan Isa dan Yahya as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga ke langit ke tiga. Di langit ke tiga aku menemui Yusuf as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga langit ke empat. Di langit ke empat ini aku menemui Harun as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga langit ke lima. Di langit kelima ini aku bertemu dengan Idris as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga langit keenam. Dilangit keenam aku menemui Musa as. Dan akhirnya aku diajak melanjutkan perjalanan hingga dilangit ke tujuh. Di langit yang ketujuh aku bertemu dengan Ibrahim as. Setelah itu aku diajak melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi hingga sampai di Sidratil Munthaha. Di tempat ini aku diliputi oleh awan. Kemudian aku bersujud. Di saat itulah Allah berfirman: "Sejak Aku jadikan langit dan bumi, Aku telah menetapkan bagimu dan umatmu 50 kali solat fardhu. Kerana itu kerjakanlah olehmu dan umatmu". Ketika aku melalui di tempat Nabi Ibrahim, aku tidak mendapat pertanyaan apapun dari Ibrahim. Ketika aku melalui tempat Musa, maka Musa bertanya: "Berapa solat yang difardhukan Tuhanmu bagi umatmu?" Kata Musa :"Sesungguhnya kewajiban itu terlalu berat bagimu dan umatmu, kerana itu kembalilah pada Tuhanmu dan mohonlah keringanan". Ketika aku kembali pada Tuhanku untuk memohon keringanan, maka tuhanku memberi keringanan 10. Setelah aku kembali pada Musa, maka oleh Musa aku dianjurkan untuk kembali pada Tuhanku guna memohon keringanan lagi. Demikianlah seterusnya hingga diringankan bagiku hingga menjadi 5 kali solat. Ketika aku beritahukan pada Musa, maka Musa berkata: "Kembalilah pada Tuhanmu dan mohonlah keringanan sekali lagi. Sesungguhnya telah diwajibkan atas Bani Israil hanya 2 kali solat, akan tetapi mereka tidak mampu mengerjakannya". Ketika aku kembali pada Tuhanku untuk memohon keringanan. Maka Allah berfirman: "Sejak Aku jadikan langit dan bumi telah Aku tetapkan bagimu dan umatmu 50 kali solat. Kini telah Aku ringankan menjadi 5 kali solat. Solat 5 kali itu Aku samakan dengan 50 kali solat, kerana itu terimalah kewajiban ini dan kerjakan dengan sebaiknya." Setelah aku tahu bahawa ketetapan Tuhanku tidak dapat dirobah, maka aku kembali pada Musa. Ketika Musa menganjurkan aku untuk mohon keringanan kembali, maka aku katakan bahawa: "Ketetapan akhir yang sudah ditetapkan tak akan diubah lagi oleh Tuhanku." 189 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1476. Dari Abi Bakrah katanya: "Ketika kami berada di majlis Nabi saw, tiba-tiba terjadi gerhana Matahari. Melihat hal itu, maka beliau segera menuju ke masjid sambil menyeret kain selendangnya. Kerana cepatnya jalan beliau. Kemudian beliau mengerjakan solat gerhana dua rakaat dengan berjamaah. Setelah berakhirnya gerhana Matahari tersebut, maka beliau berpidato. Sabda beliau: "Sesungguhnya terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan, merupakan salah satu bukti dari kekuasaan Allah, yang dengan keduanya sengaja Allah menakutkan hambaNya. Sesungguhnya, terjadinya gerhana Matahari atau pun Bulan, bukanlah dikeranakan oleh kematian atau lahirnya seseorang. Kerana itu, jika kalian menyaksikan gerhana

Matahari ataupun Bulan, maka bergegaslah melakukan solat dan berdoa sampai berakhirnya gerhana." 190 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1472. Dari Asma' binti Abi Bakar katanya: "Ketika melaksanakan solat gerhana Matahari, maka Rasulullah saw memanjangkan berdirinya. Kemudian beliau rukuk sambil memanjangkan rukuknya. Kemudian beliau berdiri kembali sambil memanjangkan berdirinya. Setelah itu beliau rukuk sambil memanjangkan rukuknya. Setelah berdiri dari rukuk, maka beliau sujud sambil memanjangkan sujudnya. Setelah duduk diantara dua sujud, maka beliau sujud kembali sambil memanjangkan sujudnya. Kemudian beliau berdiri pada rakaat yang kedua, sambil memanjangkan berdirinya. Kemudian beliau rukuk sambil memanjangkan rukuknya. Ketika berdiri dari rukuknya, maka beliau memanjangkan berdirinya. Setelah itu beliau rukuk kembali, sambil memanjangkan rukuknya. Setelah berdiri dari rukuk, maka beliau sujud sambil memanjangkan sujudnya. Kemudian beliau duduk diantara dua sujud. Setelah melakukan sujud yang terakhir sambil memanjangkan sujudnya, maka beliau membaca Tasyahud, dan mengakhiri solatnya dengan salam." 191 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 5. Hadis Nombor 3481. Muhammad bin Abdul Malik bin Abisy Syawarib menceritakan kepada kami, Yusuf bin Al Mujisyun memberitahukan kepada karni, dia berkata: "Ayah ku menceritakan kepada kami dari Abdurrahman Al A'raj dari Ubaidillah bin Abi Rafi' dari Ali bin Abi Thalib bahawa "Rasulullah jika melakukan solat beliau membaca: (Aku hadapkan wajah ku pada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan condong kepada agama Islam dan aku tidak termasuk golongan orang-orang yang musyrik, sesungguhnya solat ku, ibadah ku, hidup ku dan mati ku kerana Allah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagiNya, dan dengan demikian aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim. Wahai Allah Engkau adalah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Tuhan ku dan aku adalah hamba-Mu, aku telah menganiaya diri ku dan aku mengakui dosa ku, ampunilah dosa-dosa ku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau tunjukkan aku kepada akhlak yang terpuji kerana tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terpuji selain Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jelek tidak ada yang dapat menghindarkan akhlak yang jelek dari ku selain Engkau, aku beriman kepadaMu, maka Suci Engkau dan Maha Tinggi Engkau, aku memohon ampunan kepada Mu dan aku bertaubat kepada Mu) Lalu jika Beliau rukuk beliau membaca(Wahai Allah hanya kepada Mu aku rukuk dan kepada Mu aku beriman dan kepada Mu aku tunduk, pendengaran ku, penglihatan ku, otak ku, tulang ku dan urat saraf ku tunduk kepada Mu) Lalu jika mengangkat kepalanya beliau:(Wahai Allah Tuhan kami hanya bagiMu segala puji yang memenuhi langit, bumi dan antara keduanya dan memenuhi apa saja yang Engkau kehendaki). Lalu jika beliau sujud beliau membaca: (Wahai Allah hanya kepada Mu aku bersujud dan hanya kepada Mu aku tunduk, wajah ku bersujud kepada Tuhan yang menciptakannya, membentuknya dan yang memecah pendengarannya dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Pencipta). Kemudian akhir doa yang beliau baca antara tasyahud dan salam:(Wahai Allah ampunilah dosa-dosa ku yang telah lalu maupun yang akan datang, dosa-dosa yang aku rahsiakan mahupun dosa-dosa yang aku tampakkan dan dosa-dosa yang

Engkau lebih mengerti dari pada ku,Engkaulah Zat yang mendahulukan dan Zat yang mengakhirkan, tidak ada Tuhan selain Engkau. Hadis ini adalah hadis hasan sahih. 192 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0144. Abu Hafsh Amr bin Ali Al Fallas menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah dari Azrah dari Sa'id bin Abdullah Rahman bin Abza dari ayahnya dari Ammar bin Yasin bahawasanya Nabi saw memerintahnya untuk tayammum bagi muka dan dua telapak tangan. Ia berkata: "Di dalam bab ini terdapat hadis dari Aisyah dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata: "Hadis Ammar adalah hadis hasan sahih. Dan telah diriwayatkan dari Ammar dari jalan lain. Itu adalah pendapat tidak hanya seorang dari ahli ilmu dari para sahabat Nabi saw antara lain Ali, Ammar, Ibnu Abbas dan hanya seorang dari tabi'in antara lain Asy Sya'bi, Atha' dan Mak-hul. Mereka berkata: "Tayammum itu satu pukulan (ke debu) untuk muka dan ke dua telapak tangan. Dengan Ahmad dan Ishaq berpendapat. Sebagian ahli ilmu antara lain Ibnu Umar, Jabir, Ibrahim, dan Al Hasan berkata: "Tayammum itu satu pukulan untuk muka dan satu pukulan lagi untuk ke dua tangan sampai ke siku." Dan dengannya Sufyan Ats Tsauri, Malik, Ibnul Mubarak dan Asy Syafi'i berpendapat. Hadis ini telah diriwayatkan dari Ammar mengenai tayammum bahawasanya beliau bersabda: "Untuk muka dan ke dua telapak tangan" tanpa jalan lain. Telah diriwayatkan dari Ammar bahawasanya ia berkata: "Kami tayammum bersama Nabi saw sampai ke pundak dan ketiak". Sebahagian Ahli ilmu melemahkan hadis Ammar dari Nabi saw mengenai tayammum bagi muka dan ke dua telapak tangan ketika dari padanya diriwayatkan pundak dan ketiaknya. Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad Al Hanzhali berkata: "Hadis Ammar tentang tayammum bagi muka dan telapak tangan adalah hadis hasan sahih sedangkan hadis Ammar "Kami tayammum bersama Nabi saw sampai ke pundak dan ketiak" Tidaklah berlawanan terhadap hadis tayammum bagi muka dan telapak tangan kerana Ammar tidak menyebutkan bahawasanya Nabi saw memerintah mereka untuk demikian itu. Namun dia berkata: "Kami melakukan demikian dan demikian". Ketika ia tanya kepada Nabi saw maka beliau memerintahkannya untuk (mengusap) muka dan telapak tangan maka berakhirlah kepada apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw iaitu muka dan dua telapak tangan. Dalilnya adalah apa yang difatwakan oleh Ammar setelah Nabi saw mengenai tayammum bahawasanya beliau bersabda: "Muka dan dua telapak tangan". Maka di dalam hal ini terdapat dalil bahawasanya hal itu berakhir kepada apa yang diajarkan oleh Nabi saw maka ia mengajarkannya sampai kemuka dan dua telapak tangan. Ia berkata: "Saya mendengar Abu Zur'ah berkata: "Affan bin Muslim meriwayatkan dari Amr bin Ali akan suatu hadis." 193 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1199. Dari Abu Sofyan Maula Ibnu Abi Ahmad katanya: "Aku pernah mendengar Abu Hurairah bercerita: "Pada suatu kali Rasulullah mengakhiri solat asarnya hanya dua rakaat. Tanya Dzul Yadain: "Wahai Rasulullah apakah engkau sengaja mengqasar solat ataukah engkau lupa menyempurnakannya?" Jawab Rasulullah saw: "Aku tidak lupa dan aku tidak mengqasarkan solat". Tanya Rasulullah: "Apa benar yang diucapkan oleh Dzul Yadain?" Jawab para shahabat: "Benar". Maka Rasulullah saw segera menyempurnakan kekurangannya, -kemudian beliau mengerjakan sujud sahwi dua kali setelah mengakhiri solatnya dengan salam."

194 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1769. Dari Abdullah r.a. katanya: Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya aku mengetahui isi neraka yang paling akhir keluar dari neraka dan isi syurga yang paling akhir masuk ke dalamnya, iaitu seseorang yang keluar dari neraka dengan merangkak. Tuhan berkata kepadanya: "Pergilah engkau masuk syurga!" Orang itu datang ke syurga dan tergambar dalam fikirannya, bahawa syurga itu telah penuh. Kerana itu dia kembali semula dan mengatakan: "Ya Tuhan! Saya dapati syurga itu telah penuh." Tuhan berkata kepadanya: "Pergilah engkau masuk syurga, kerana untuk engkau di situ ada seluas dunia dan sepuluh kali lipat dari itu atau sekira sepuluh kali dunia." Lalu orang itu menjawab: "Apakah Engkau hendak memperolok-olokkan aku atau mentertawakan aku, sedang Engkau Raja?" 195 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0159. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al Laits menceritakan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Urwah dari Aisyah bahawasanya ia berkata: "RasuluUah saw solat Asar sedangkan matahari pada arahnya yang tidak jelas bayangan dari arahnya". Ia berkata: "Di dalam bab ini terdapat hadis dari Anas, Abu Arwa, Jabir dan Rafi' bin Khadij. Ia berkata: "Dan diriwayatkan dari Rafi' juga dari Nabi saw mengenai pengakhiran solat Asar namun hal itu tidak sahih. Abu Isa berkata: "Hadis Aisyah adalah hadis hasan sahih." Itulah yang dipilih oleh sebahagian ahli ilmu dari para sahabat Nabi saw antara lain: "Umar, Abdullah bin Mas'ud, Aisyah, Anas, dan tidak hanya seorang dari tabi'in mensegerakan solat Asar, dan mereka memakruhkan untuk mengakhirkannya. Dan dengannya Abdullah bin AI Mubarak, Asy Syafi'i, Ahmad dan Ishaq berpendapat. 196 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1444. Dari 'Aisyah katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw. maka beliau mengerjakan solat gerhana secara berjamaah dengan para sahabatnya dua rakaat, dengan tiga kali rukuk setiap rakaatnya, kemudian beliau melakukan sujud dua kali sampai ada sebahagian lelaki khuwatir kalau mereka disiram dengan air, dikeranakan lamanya beliau saw berdiri." Setiap rukuk beliau membaca takbir, dan setiap berdiri dari rukuk maka beliau membaca "Sami-Allaahu liman hamidah". Beliau tidak menyelesaikan solatnya hingga gerhana itu berakhir. Kemudian beliau berpidato, setelah memuji kepada Allah maka beliau bersabda: "Sesungguhnya terjadinya gerhana matahari atau bulan, bukanlah disebabkan oleh kematian atau lahirnya seseorang. Terjadinya gerhana matahari atau bulan hanyalah merupakan salah satu dari bukti kekuasaan Alah, kerana itu jika terjadi gerhana matahari atau bulan maka sibukkan dirimu untuk menyebut Allah hingga gerhana itu berakhir. 197 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0394. Dari Ghudhaif Ibnul Hants katanya: "Aku pernah datang rumah Aisyah dan bertanya: "Apakah Rasulullah mandi di awal malam ataukah di akhir malam?" Jawab Aisyah: "Adakalanya beliau mandi awal malam, tapi adakalanya pula beliau mandi di akhir malam Jawabku: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi keringanan bagi kami dalam hal ini."

198 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1594. Dari Kuraib dikatakan bahawasanya ibnu Abbas pernah bermalam dirumah mak ciknya Maimunah isteri Nabi saw. Pada malam itu, dia tidur dengan bantal sendiri, sedang Rasulullah saw tidur dengan bantal yang lain. Ketika telah separuh malam atau mendekatinya, maka beliau saw bangun dari tidurnya seraya mengusap wajahnya dengan tangannya, kemudian beliau membaca sepuluh ayat akhir surat Al-Imran. Setelah itu beliau menuju ketempat air. Setelah berwuduk dengan sempurna, maka beliau mengerjakan solat. Kata Ibnu Abbas: "Maka akupun bangun dari tidur dan meniru apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Setelah aku berwuduk, maka aku ikut solat disamping kiri Rasulullah saw. Ketika aku solat disamping kiri beliau, maka beliau memegang telingaku yang kanan, dan beliau memindahkan aku di sebelah kanannya. Pada malam itu beliau melakukan solat tahajud dua rakaat sebanyak enam kali. Kemudian beliau mengakhiri solat malamnya dengan solat witir satu rakaat. Setelah itu beliau berbaring sambil menunggu saat azan subuh. Setelah azan, maka beliau mengerjakan solat sunat fajar dua rakaat dengan ringkas." 199 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1524. Dari Mujahid dari Abi 'Ayyaasy Azzuraqi katanya: "Pada suatu kali ketika kami bersama Rasulullah saw menghadapi musuh didaerah 'Usfan, maka Rasulullah saw melakukan solat zuhur secara berjamaah, sedangkan Khalid ibnu Walid disuruh berjaga-jaga menghadapi pasukan musuh. Kata kaum musyrikin: "Kalau kini kami tak dapat mengadakan penyerangan terhadap mereka secara tiba-tiba, nanti bila tiba waktu solat asar, kami akan mengadakan serangan dengan tiba-tiba iaitu bila mereka sedang melakukan solat". Atas ucapan kaum musyrikin ini, maka Allah menurunkan firmanNya yang mengajarkan tentang solat khauf. Firman Allah tersebut diturunkan tepat waktu zuhur dan asar. Maka berdasarkan firman Allah diatas, Rasulullah saw melakukan solat asar dengan cara solatul khauf. Pada mulanya Rasulullah saw membahagi pasukannya menjadi dua saf. Ketika Rasulullah saw bertakbir ihram, maka pasukannya yang terbahagi menjadi dua saf itu juga ikut bertakbir bersama beliau. Ketika Rasulullah saw rukuk, maka mereka yang berada didalam kedua saf itupun juga ikut rukuk bersama-sama beliau. Ketika Rasulullah saw sujud, maka mereka yang berada di saf pertama ikut sujud bersama Rasulullah saw, sedangkan yang berada di saf kedua tetap berdiri untuk berjaga-jaga. Ketika Rasulullah saw beserta mereka yang berada di saf pertama bangkit dari sujud, maka mereka yang berada di saf kedua yang masih berjaga-jaga segera sujud dua kali. Setelah melakukan dua kali sujud, maka mereka yang berada di saf kedua berdiri pada rakaat yang kedua. Demikianlah ketika Rasulullah saw rukuk, maka mereka yang berada di saf pertama dan kedua juga ikut rukuk bersama-sama. Ketika Rasulullah saw bangkit dari rukuk, maka pasukannya yang berada di kedua saf itupun juga ikut bangkit bersama beliau. Ketika Rasulullah saw sujud, maka pasukannya yang berada di saf pertama ikut sujud bersama beliau. Sedangkan mereka yang berada di saf kedua tetap berdiri berjagajaga. Ketika Rasulullah saw dan mereka yang berada di saf pertama duduk dalam tasyahud, maka mereka yang berada di saf kedua melakukan sujud dua kali. Setelah bangkit dari sujudnya, maka mereka pun menyusul ikut duduk dalam tasyahud bersama Rasulullah saw Ketika Rasulullah saw mengakhiri solatnya dengan salam, maka mereka pun ikut mengakhiri solatnya dengan salam bersama-sama. Jadi

Rasulullah melakukan solat tersebut dua rakaat. Demikian pula kedua kelompok pasukannya juga melakukan solat dua rakaat masing-masing." 200 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 1001. Mewartakan kepada kami Ali bin Muhammad, mewartakan kepada kami Waki', dari Sufyan, dari 'Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil, dari Jabir bin 'Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: "Sebaik-baik barisan/saf lelaki adalah yang paling depan, sedangkan yang paling jelek adalah yang paling akhir. -Dan sebaik-baik barisan wanita adalah yang paling akhir, sedangkan yang paling jelek adalah yang paling depan". As-Sindiy berkata: Hadis ini dari kitab Az-Zawaid, sebagai difahami dari kitab Az-Zawaid, hanya saja pengarang tidak menerangkan keadaan isnadnya. 201 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 2723. Maksudnya: Hannad menceritakan kepada kami, Abu Mu'aiwyah memberitahukan kepada kami dari Al A'masy dari Ma'rur bin Suwaid dari Abu Dzarrin berkata: "Rasulullah SAW bersabda :"Sungguh aku mengetahui penghuni neraka yang terakhir keluarnya dari neraka dan penghuni syurga yang terakhir masuk syurga. Seseorang dihadapkan, lalu Allah berfirman: "Tanyakanlah dosa-dosanya yang kecil dan tutup dosa-dosanya yang besar.". Lalu diucapkannya kepadanya: "Kamu telah melakukan perbuatan itu dan itu pada hari itu dan itu" Beliau bersabda: "Kemudian diucapkan kepadanya "Sesungguhnya kamu memperoleh tempat setiap satu keburukan diganti dengan satu kebaikan", Beliau bersabda : " Lalu dia berkata: "Wahai Tuhan, sungguh aku melakukan dosa-dosa besar yang tidak aku lihat di sini", Abu Dzarrin berkata sungguh aku melihat Rasulullah SAW tertawa sehingga nampak gigi taring beliau". Hadis ini adalah hadis hasan sahih. 202 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3956. Mewartakan kepada kami Abu Kuraib, mewartakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan 'Abdur-Rahman Al-Muharibiy dan Waki', dari Al-A'masy, dari Zaid bin Wahb, dari 'Abdur-Rahman bin 'Abdu RabbilKa'bah, dia berkata: Saya telah sampai datang pada 'Abdullah bin 'Amr Ibnul-'Ash. Dia duduk di naungan Ka'bah, sementara orang-orang berhimpun kepadanya, Lalu saya mendengarnya berkata: Pada suatu saat kami bersama Rasulullah saw. dalam perjalanan, tiba-tiba beliau singgah di suatu tempat. Di antara kami ada orang yang mendirikan kemahnya, ada orang yang berlomba memanah -atau berpidato dan baca syair- dan ada orang yang tetap di kenderaan untanya. Tiba-tiba ada sebuah seruan: "Ash-Solatu Jami'ah --Mari solat berjamaah-" maka kami berkumpul. Kemudian Rasulullah saw. berdiri berkhutbah. Beliau berkata: "Bahwasanya tiada seorangpun Nabi sebelum aku, kecuali dia itu wajib baginya untuk memberi petunjuk kepada umatnya suatu kebajikan untuk mereka sesuai apa yang diketahuinya, serta dia menakut-nakuti mereka suatu keburukan yang diketahui olehnya. Dan sesungguhnya umat kalian ini kesejahteraannya dijadikan di awalnya. Sesungguhnya umat yang akhir mendapatkan cobaan/bala dan beberapa perkara yang kalian membencinya. Kemudian datanglah beberapa fitnah/'cobaan, yang sebahagiannya ringan atas sebahagian yang lain. Lalu seorang mukmin berkata: "Inilah kebinasaanku", lalu hilanglah cubaan itu. Kemudian datanglah suatu fitnah, lalu orang mukmin berkata: "Iniiah kebinasaanku", kemudian hilanglah cubaan itu.

Barangsiapa yang senang kalau dia akan dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah kematiannya menjemputnya, sementara dia beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta hendaklah dia mendatangi orang-orang yang dia menyenangi kalau mereka datang kepadanya. Barangsiapa berbaiah kepada seorang imam/ pemimpin, lalu dia memberinya tepukan janjinya dan buah hatinya, maka hendaklah dia taat kepada Imam semampunya. Maka bila ada orang lain datang menyelisihinya, maka hendaklah mereka memotong leher orang tersebut". 'AbdurRahman bin 'Abdu Rabbil Ka'bah berkata: Lalu saya masukkan kepalaku di antara orang-orang, lalu saya berkata: Saya menyumpah kamu dengan nama Allah. Apakah kamu mendengar hadis ini dari Rasulullah saw. Kata 'Abdur-Rahman berkata: Lalu 'Abdullah mengisyaratkan tangannya kepada dua telinganya, lalu berkata: "Kedua telinga saya mendengar hadisnya serta dipelihara oleh hatiku. 203 Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0210. Berita dari 'Imran mengatakan : "Kami menyertai Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan dan kami berjalan hingga jauh malam. Kami berhenti pada suatu perhentian dan segera mengantuk kerana lelah. Tidak ada tidur yang lebih enak bagi seorang musafir daripada tidur di bahagian akhir malam. Sehingga tidak ada yang membangunkan kami selain teriknya panas matahari. Orang yang bangun pertama kali ialah si Fulan, kemudian itu si Fulan, dan kemudian itu lagi si Fulan (nama-nama orang itu ada disebutkan oleh Abu Raja' yang menerima hadis ini dari 'Imran, tetapi 'Auf yang menerima hadis ini dari Abu Raja' telah lupa), kemudian itu bangun pula Umar bin Khathab nombor empat. Nabi saw. sendiri apabila beliau tidur, tidak ada yang berani membangunkan, sehingga beliau bangun sendiri; kerana kita tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan beliau waktu beliau tidur. Setelah Umar bangun dan melihat apa yang terjadi, padahal dia seorang yang bersikap keras, lalu dia takbir dengan suara sekeras-kerasnya sehingga Rasulullah saw. terbangun oleh suaranya itu. Setelah Nabi bangun, mereka mengadu kepada beliau apa yang telah terjadi (iaitu solat subuh mereka luput kerana tertidur). " Jawab Nabi saw., "Tidak mengapa dan marilah kita berangkat!" Setelah berangkat dan berjalan tidak berapa jauhnya, Nabi berhenti dan meminta air untuk berwuduk. Setelah wuduk dan azan, maka Nabi solat berjemaah dengan rombongannya. Setelah selesai solat, Nabi melihat seseorang yang menjauhkan diri dan tidak ikut solat berjemaah dengan rombongan. Nabi bertanya: "Hai, Fulan! Mengapa anda tidak ikut solat berjemaah bersama rombongan?" Jawabnya, "Saya kena jinabah, sedangkan air tidak ada." Sabda Nabi saw., "Gunakanlah tanah, sesungguhnya tanah itu cukup untukmu (bertayammum)." Sesudah itu Nabi saw. dan rombongan meneruskan perjalanan. Dalam perjalanan, rombongan mengadu kepada Nabi saw. bahawa mereka haus. Nabi berhenti dan memanggil si Fulan, yang namanya disebutkan oleh Abu Raja', tetapi 'Auf yang menerima hadis ini dari Abu Raja' lupa namanya, dan dipanggilnya pula' Ali bin Abi Thalib. Kata Nabi saw., "Pergilah anda berdua mencari air!" Keduanya lalu pergi mencari air. Mereka bertemu dengan seorang wanita sedang duduk di antara dua mazadah di punggung untanya. Keduanya bertanya kepada wanita itu, "Di manakah kami boleh memperoleh air?" Jawab wanita itu, "Kelmarin saya telah berjanji akan membawa air ke sini sekarang, kaum kami sedang menunggu-nunggu." Kata keduanya, "Berjalanlah sekarang juga!" Tanya wanita itu, "Kemana?" Jawab keduanya, "Kepada Rasulullah saw." Tanya wanita itu, "Apakah yang anda maksudkan orang yang disebut Ash Shabi (pembawa agama baru) itu?" Jawab keduanya, "Ya, betul orang yang anda maksudkan itu. kerana itu teruslah berjalan

kepadanya." Keduanya membawa wanita itu kepada Rasulullah saw. dan menceritakan peristiwa di atas kepada beliau. Kata Nabi saw., "Suruhlah wanita itu turun dari untanya!" Dan Nabi menyuruh mengambil sebuah bejana, lalu dituangkannya air dari, mulut kedua mazadah itu dan setelah itu ditutupnya kembali, kemudian dibukanya pula mulut mazadah yang lain. Kemudian dipanggilnya seluruh rombongan dan disuruhnya minum, "Minumlah kamu sekalian dan beri minum pula binatang-binatangmu!" Maka minumlah mereka semuanya dan memberi minum pula siapa yang hendak memberi minum binatang-binatangnya. Akhirnya Nabi saw. memberikan sebuah bejana berisi air kepada orang yang kena jinabah. Kata Nabi kepadanya: "Pergilah anda mandi!" Wanita itu berdiri saja memperhatikan apa yang dibuat orang dengan airnya. Demi Allah, setelah seluruh rombongan selesai mengambil air, kami lihat mazadah itu lebih penuh isinya dari sebelumnya. Sabda Nabi saw., "Kumpulkan barang makanan untuk wanita ini!" Maka dikumpulkan orang untuk dia, makan-makanan seperti tamar, susu, tepung. Setelah terkumpul, lalu dibungkus dengan sehelai kain, kemudian wanita itu dinaikkan ke atas untanya kembali dan bungkusan itu diletakkan di hadapannya. , Kata Nabi kepadanya, "Engkau tahu, kami tidak mengurangi airmu sedikit pun. hanya Allah swt. yang memberi minum kami. " Maka sampailah wanita itu kepada kaumnya dan dia terlambat datang. Kata mereka, "Mengapa engkau terlambat, hai, Fulanah?" Jawab wanita itu, "Sungguh ajaib! Saya bertemu dengan dua orang laki-laki, lalu saya dibawanya kepada orang yang di sebut Ash Sahbi (pembawa agama baru). Lalu dibuatnya begini dan begitu. Demi Allah, sesungguhnya dia seorang tukang sihir yang sangat pandai di antara ini dan ini (dia berkata dengan isyarat dua anak jarinya) jari tengah dan jari telunjuk, kemudian mengangkat keduanya ke langit, maksudnya antara langit dan bumi, atau dia itu benar-benar Rasulullah sesungguhnya." Tidak lama kemudian, kaum muslimin menyerang orang-orang musyrik di sekitar kampung wanita tadi, tetapi mereka tidak menyerang kaum tempat asal wanita itu sendiri. Pada suatu hari wanita itu berkata kepada kaumnya, "Saya kira kaum muslimin itu dengan sengaja tidak menyerang kamu kerana itu Islamlah kamu!" Mereka patuh akan ajakan wanita itu, lalu semuanya masuk Islam. 204 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0675. Dari Abu Salamah bin Abdur Rahman dan Abu Abdillah Al Aghar, keduanya adalah kawan Abu Hurairah. Dan keduanya telah mendengar Abu Hurairah berkata: "Solat di masjid Rasulullah saw 1.000 kali lebih afdal dari solat di masjid-masjid lain, selain di Masjidil Haram. Sesungguhnya Rasulullah saw adalah Nabi yang paling akhir. Dan masjid beliau adalah masJid yang paling akhir dibangun." 205 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0211. Dari Aisyah katanya: Dimasa Rasulullah saw, ketika ada seorang wanita yang mengeluh tentang darah istihadza yang selalu dialaminya, maka beliau saw menerangkan bahawa darah istihadza adalah suatu penyakit, kerana itu dia diperintahkan untuk mengakhirkan solat zuhur dan menyegerakan solat Asar. Dan untuk mengerjakan kedua solat fardhu itu dia disuruh bersuci hanya satu kali. demikian pula dia diperintahkan mengakhirkan solat Maghrib sampai Isyak. Dan untuk mengerjakan kedua solat fardhu itu, dia disuruh bersuci hanya satu kali, demikian pula dia diperintahkan untuk bersuci, ketika dia hendak mengerjakan solat subuh.

206 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 2911. Dari 'Atha' ibnu Abu Rabah dari budak Asma' binti Abu Bakar berkata: "Ketika aku dan Asma' binti Abu Bakar tiba di Mina pada akhir malam, saya berkata kepadanya: "Kami datang di Mina pada akhir malam." la berkata: "Akupun pernah melakukan hal ini bersama yang lebih mulia dari kamu/iaitu Nabi saw." 207 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1803. Dari Abu Hurairah katanya: "Nabi saw telah bersabda: "Jika seorang mukmin hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir, pada para malaikat rahmat datang padanya dengan membawa sehelai kain sutera yang berwarna putih seraya berkata: "Wahai jiwa yang tenang, keluarlah kamu dengan penuh keredhaan untuk menghadap kepada Tuhanmu yang tidak marah padamu". Maka roh seorang mukmin itu akan keluar dari tubuhnya dengan bau yang seharum kasturi. Kemudian roh tersebut akan dibawa oleh para malaikat hingga sampai di pintu langit. Para malaikat yang berada di pintu langit saling berkata: "Alangkah harumnya bau yang datang dari bumi ini". Ketika dihadapkan bau harum tersebut datangnya dari ruh seorang mukmin, maka mereka berebut untuk menyambutnya dengan penuh kegembiraan sebagaimana jika manusia menyambut saudaranya yang baru datang dari tempat jauh. Mereka akan menanyakannya tentang orang-orang yang masih hidup, tetapi sebahagian dari mereka mengatakan: "Biarkan dia melanjutkan perjalanannya sampai ke tempat yang amat menyenangkan, sebab dia baru saja terlepas dari kesusahan di dunia". Adapun jika seorang kafir hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka datanglah para malaikat seksa yang membawa sehelai kain kasar sambil berkata: "Wahai jiwa yang kotor, keluarlah kamu dengan kemurkaan dari Allah menuju ke tempat siksaanNya", Maka roh orang kafir itu akan keluar dengan bau busuk bagaikan bau bangkai dan dia akan keluar menuju pintu bumi, maka para malaikat akan berkata: "Alangkah busuknya bau roh ini". Kemudian roh tersebut akan dikumpulkan di tempat roh-roh orang kafir." 208 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0557. Kata Hisyam Ibnu 'Urwah: "Aku telah diberitahu oleh ayahku bahawa Ibnu Umar pernah menyampaikan sabda Rasulullah saw: "Jika matahari mulai naik, maka akhirkan solat hingga matahari telah naik/ terbit dan jika matahari telah condong ke barat, maka akhirkan solat hingga matahari telah terbenam." 209 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 1. Hadis Nombor 1000. Mewartakan kepada kami Ahmad bin 'Abdah, mewartakan kepada kami 'Abdul-Aziz bin Muhammad, dari Al-'Alaai, dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Juga dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: "Sebaikbaik barisan wanita adalah yang terakhirnya, sedangkan yang paling jelek adalah yang awalnya. Dan sebaik-baik barisan lelaki adalah yang awalnya, sedangkan yang paling jelek adalah yang paling akhir". 210 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1446.

Dari 'Aisyah katanya, "Ketika terjadi gerhana matahari di sama Rasulullah saw, maka beliau mengerjakan solat gerhana secara berjamaah, ketika berdiri beliau membaca surah agak panjang. Kemudian beliau bertakbir dan rukuk dengan rukuk yang panjang. Ketika mengangkat kepalanya dari rukuk maka beliau membaca "Samiallahu liman hamidah rabbana walakal hamdu", kemudian beliau meneruskan bacaannya yang lamanya hampir sama dengan bacaannya yang semula. Kemudian beliau bertakbir dan rukuk yang hampir sama dengan rukuk yang pertama, kemudian beliau berdiri sambil membaca "Samiallahu liman hamidah rabbanaa walakal hamdu". Setelah itu beliau melakukan sujud dua kali. Kemudian beliau menyempurnakan rakaat yang berikutnya seperti yang dikerjakannya pada rakaat yang pertama. Maka sempurnalah solat gerhana itu dengan empat kali rukuk dan empat kali sujud. Gerhana tersebut berakhir sebelum solat beliau selesai, kemudian beliau berpidato. Dalam pidatonya itu, setelah memuji kepada Allah maka beliau bersabda: "Sesungguhnya gerhana Matahari dan Bulan hanyalah sebagai bukti dari tanda-tanda kekuasaan Allah Taala. Tidak terjadi gerhana Matahari ataupun Bulan dikeranakan matinya atau lahirnya seseorang, kerana itu jika kamu melihat gerhana Matahari atau Bulan, lakukan solat hingga berakhirnya gerhana itu. Ditempatku ini, aku dapat melihat apa saja yang dijanjikan oleh Allah pada kalian. Tadi kalian melihat aku maju dikeranakan aku diperlihatkan kebun didalam syurga, dan hampir saja aku memetik salah satu dari buahnya. Tadi kalian melihat aku undur, adalah dikeranakan telah diperlihatkan padaku Neraka yang penduduknya saling mendesak yang satu dengan yang lainnya, dan aku lihat pula Ibnu Luhaiy yang telah memberikan contoh cara ibadat kepada patung, termasuk salah seorang penghuni neraka." 211 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1454. Dari Abdullah bin Amru katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw maka beliau mengerjakan solat gerhana Matahari. Dalam setiap rakaatnya beliau melakukan dua kali rukuk dan dua kali sujud. Beliau mengakhiri solatnya ketika gerhana Matahari telah berakhir. Kata 'Aisyah: "Belum pernah Rasulullah saw, memanjangkan rukuk dan sujudnya lebih lama dari rukuk dan sujud yang dikerjakan oleh beliau ketika melakukan solat gerhana." 212 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1139. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Rasulullah saw. i'tikaf pada sepuluh awal bulan Ramadhan, kemudian dilanjutkannya pada sepuluh pertengahan, dalam sebuah kubah kecil yang pintunya ditutup dengan tikar. Lalu beliau ambil tikar itu dan diletakkannya di sudut gobah. Kemudian diulurkannya kepalanya seraya berujar memanggil orang banyak. Maka mendekatlah mereka kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Aku telah i'tikaf sejak sepuluh awal bulan untuk mendapatkan Malam qadar, kemudian sepuluh yang pertengahan. Kemudian dikatakan kepada ku bahawa malam qadar itu terdapat pada sepuluh yang akhir. Maka siapa yang suka i'tikaf, silakan!" Lalu orang banyak i'tikaf bersama-sama dengan beliau. Sabda beliau pula, "Aku bermimpi melihat malam qadar di malam yang ganjil, di mana pagi-pagi aku sujud di tanah basah. Memang, pagi-pagi malam kedua puluh satu beliau solat Subuh sedangkan hari hujan sehingga masjid tergenang air. Aku melihat tanah dan air. Setelah selesai solat Subuh, Nabi saw. keluar sedangkan di kening dan di hidungnya

ada tanah basah. Malam itu ialah malam kedua puluh satu dari sepuluh yang akhir bulan Ramadhan." 213 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1959. Dari Abu Umamah katanya: "Termasuk dari amalan sunnah membaca surah AlFatihah setelah takbir yang pertama kali dalam solat jenazah, kemudian meneruskan dengan tiga kali takbir berikutnya dan mengakhiri solat jenazah dengan salam diakhirnya." 214 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0151. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Aku tahu penduduk neraka yang terakhir keluar dari neraka, dan penduduk syurga yang terakhir masuk syurga. Yaitu orang yang keluar dari neraka sambil merangkak. Allah Ta'ala berfirman kepadanya, "Pergilah dan masuklah ke syurga!" Lalu dia pergi ke syurga. Tetapi terbayang kepadanya syurga telah penuh. Kerana itu dia kembali kepada Tuhan dan berkata, "Ya, Tuhan ku! Ku dapati syurga telah penuh." Firman Allah swt., "Pergilah dan masuklah ke syurga!" Dia pun pergi ke syurga. Sementara itu terbayang pula kepadanya syurga telah penuh. Kerana itu dia kembali pula kepada Tuhannya seraya berkata, "Ya, Tuhan ku. Ku dapati syurga telah penuh." Allah berfirman pula kepadanya, "Pergilah, dan masuklah ke syurga!" Kemudian dia pergi. Tetapi tetap terbayang olehnya syurga telah penuh. Maka dia kembali lagi seraya berkata, "Ya, Tuhan ku! Ku dapati syurga telah penuh." Allah berfirman kembali, "Pergilah, dan masuklah ke syurga. Untukmu tersedia tempat sepuluh kali luas dunia." Kata orang itu, "Apakah Engkau tidak mengolok-olokku? Engkau adalah Maha Raja." Kata Abdullah menambahkan, "Aku melihat Rasulullah saw. tertawa, sehingga kelihatan gigi beliau." Beliau bersabda, "Dikatakan kepada ku, itulah tempat penduduk syurga yang paling rendah," 215 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0354. Dari Aisyah katanya: "Dimasa Nabi saw, ada seorang wanita yang mengeluh pada beliau tentang darah yang selalu keluar dari kelaminnya". Sabda beliau: "Sesungguhnya darah istihadza adalah darah penyakit, kerana itu akhirkan solat zuhur dan segerakan solat asar. Untuk kedua solat ini kamu diperbolehkan untuk berwuduk satu kali. Akhirkan solat maghrib dan segerakan solat isyak. Untuk kedua solat itu kamu diperbolehkan berwuduk satu kali. Demikian pula untuk solat subuh." 216 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0575. Dari Ibnu Abbas katanya: "Aku pernah solat bersama Nabi saw di Madinah sebanyak 8 rakaat dan 7 rakaat. Beliau mengakhirkan solat zuhur hingga menjamaknya dengan solat asar, kemudian beliau mengakhirkan solat maghrib hingga menjamakan dengan solat isya'." 217 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 2359. Dari Amru bin Dinar dari Abul Abbas dari Abdullah bin Amru katanya: "Rasulullah saw pernah bersabda padaku: "Khatamkan Al-Quran setiap bulan". Kata Abdullah:

"Waktu itu aku sentiasa mengatakan bahawa aku masih mampu mengerjakan yang lebih dari itu, sampai akhirnya Rasulullah saw menyuruh aku mengkhatamkan AlQuran setiap lima hari". Demikian pula ketika beliau menyuruh aku untuk mengerjakan puasa tiga hari setiap bulan, maka akupun sentiasa minta ditambah sampai akhirnya beliau saw bersabda: "Kerjakan puasa yang paling disenangi oleh Allah Azza wa Jalla, iaitu puasanya Daud a.s. yang mana ia berpuasa sehari dan berbuka sehari". 218 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1625. Dari Sa'ad ibnu Hisyam ibnu Amir katanya: "Ketika aku berkunjung ke kota Madinah, maka aku sempatkan berkunjung ke rumah Aisyah". Tanpa Aisyah: "Siapa namamu?" Kataku: "Aku adalah Sa'ad ibnu Hisyam ibnu Amir". Kata Aisyah: Semoga Allah merahmati ayahmu". Kataku: "Beritahukan padaku tentang solat malam Rasulullah saw". Jawab Aisyah: "Biasanya setelah melakukan solat isyak berjamaah, maka Rasulullah saw menuju ketempat pembaringannya untuk tidur. Bila tengah malam telah tiba, maka beliau bangun, kemudian beliau buang hajat dan berwuduk dengan sempurna. Setelah berwuduk, maka beliau masuk kedalam masjid. Selama di masjid, beliau melakukan solat malam sebanyak lapan rakaat. Dan beliau mengakhiri solat malamnya dengan solat witir satu rakaat Dapat dikata bahawa beliau menyamakan waktu berdirinya dengan waktu rukuk dan sujudnya. Kemudian beliau melakukan dua rakaat solat sunat sebelum fajar dengan duduk. Setelah itu beliau berbaring miring kesebelah kanan sambil menunggu datangnya Bilal untuk memberitahukan tibanya waktu solat subuh. Biasanya Bilal memberitahu tibanya waktu solat subuh sebelum beliau terlelap dalam tidur atau mungkin adakalanya baru saja beliau terlelap dalam tidur. Itulah solat malam yang biasa beliau kerjakan. Sampai ketika beliau bertambah lanjut usia dan tubuhnya bertambah gemuk, maka setelah melakukan solat isyak, beliau segera pergi tidur. Jika tengah malam telah tiba, maka beliau segera bangun dan menuju ketempat wudhunya. Setelah beliau berwuduk dengan sempurna, maka beliau masuk kedalam masjid untuk melakukan solat malam sebanyak enam rakaat. Menurutku, beliau memanjangkan waktu berdirinya sama dengan lama rukuk dan sujudnya. Selanjutnya beliau mengakhiri solat malamnya dengan solat witir satu rakaat. Setelah azan subuh, maka beliau melakukan solat sunat sebelum fajar dua rakaat sambil duduk. Setelah itu beliau berbaring miring ke kanan sambil menunggu datangnya Bilal untuk memberitahu tibanya waktu solat subuh. sebelum beliau terlelap dalam tidur, atau mungkin baru saja terlelap dalam tidurnya. Demikianlah solat malam yang biasa dikerjakan oleh Rasulullah saw setiap malamnya." 219 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 4133. aksudnya : "Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim memberitahukan kepada kami, Malik bin Mighwal memberitahukan kepada kami, Abi Safar dari Al Barra ia berkata :"Akhir ayat atau akhir sesuatu yang diturunkan iaitu : (Mereka meminta fatwa kepada mu tentang "kalalah" (orang yang mati tidak meninggalkan ayah dan anak). Hadis ini hasan. Abu Safar namanya Saad bin Ahmad ada yang memanggil Yahmad As Tsauri. 220 Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1591.

Dari Al Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Ayat yang terakhir sekali turun, ialah ayat kalalah, dan surah yang terakhir sekali turun ialah surah Baraah." 221 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4257. Mewartakan kepada kami 'Abdullah bin Sa'id; mewartakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman, dari Musa dan Al-Musayyab AtsTsaqafiy, dari Syahr bin Hausyab, dari 'Abdurrahman bin Ghanmi, dari Abu Dzar, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Tabaaraka wa ta'aala berfirman: Wahai hamba-Ku! Kalian semua berdosa kecuali yang telah aku maafkan. Maka dari itu mintalah ampunan, nescaya Aku ampuni kalian. Dan barangsiapa diantara kalian yang tahu bahawasanya Aku mempunyai kekuasaan untuk mengampuni, lalu dia meminta ampunan kepadaKu dengan kekuasaan-Ku, maka Aku ampuni dia. Dan kalian semua sesat kecuali yang telah Aku beri petunjuk. Maka dari itu mintalah petunjuk kepada-Ku, nescaya Aku beri kalian petunjuk. Dan kalian semua miskin, kecuali yang telah Aku jadikan dia kaya. Maka dari itu mintalah kepada-Ku, nescaya Aku berikan kepada kalian rezki. Dan seandainya kalian yang masih hidup dan sudah mati, yang pertama-tama sampai yang terakhir, yang masih basah sampai yang kering bergabung, dan kesemuanya merupakan satu hati dari hamba-Ku yang paling bertakwa, maka hal itu tidak menambah kerajaan-Ku walau sebesar sayap lalatpun. Dan seandainya mereka bergabung, dan kesemuanya merupakan satu hati dari hamba-Ku yang paling celaka, maka hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku walau sebesar sayap lalatpun. Dan seandainya Kalian yang masih hidup dan sudah mati, yang pertama-tama sampai yang terakhir, yang masih basah sampai yang kering bergabung menjadi satu. Dan masingmasing mengajukan permintaan yang sampai menembus angan-angannya, maka hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku kecuali hanya-seperti bila salah seorang diantara kalian lalu di tepi laut, lalu dia mencelupkan jarum kedalamnya dan lalu mengangkatnya. Itu kerana sesungguhnya Aku Maha Pemurah lagi Maha Mulia. PemberianKu adalah Kalam. Apabila Aku menghendaki sesuatu, maka cukup Aku ' katakan: Jadilah! Maka jadilah ia". 222 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0152. Ahmad bin Mani', Al Hasan bin Shabbah Al Bazzar dan Ahmad bin Muhammad bin Musa, satu makna. Mereka berkata: "Ishaq bin Yusuf Al Azraq dari Sufyan Ats Tsauri dari Alqamah bin Martsad dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw lalu ia bertanya kepada beliau tentang waktu-waktu solat lalu beliau bersabda: "Dirikanlah bersama kami insya Allah". Lalu beliau memerintah bilal maka beliau iqamah ketika terbit fajar. Kemudian beliau memerintahkannya lalu ia iqamah ketika tergelincir matahari beliau solat Zuhur. Kemudian beliau memerintahkan lalu ia iqamah lalu beliau solat Asar sedangkan matahari itu putih dan tinggi. Kemudian beliau memerintahkannya untuk solat Maghrib ketika sinar matahari itu jatuh (terbenam). Kemudian beliau memerintahkannya untuk solat Ishak lalu iqamah ketika mega itu hilang. Kemudian keesokannya beliau memerintahkannya maka (bumi) terang kerana fajar. Kemudian beliau memerintahkannya untuk solat Zuhur lalu beliau mencari waktu yang dingin dan lebih nikmat untuk waktu dingin. Kemudian beliau memerintahkannya untuk solat Asar lalu ia iqamah sedangkan matahari akhir waktunya adalah apa yang ada. Kemudian beliau memerintahkannya Lalu beliau mengakhirkan Maghrib sampai

menjelang mega itu hilang. Kemudian beliau memerintahkannya untuk solat Isyak lalu beliau mendirikan ketika hilang (lewat) sepertiga malam. Kemudian beliau bersabda: "Di manakah yang bertanya tentang waktu-waktu solat'?" maka laki-laki berkata: "Saya". Maka beliau bersabda: "Waktu-waktu solat adalah sebagaimana antara dua ini." Abu Isa berkata: "Ini adalah hadis hasan gharib sahih." Ia berkata: "Shu'bah meriwayatkannya dari Alqamah bin Martsad juga." 223 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1624. Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar, mewartakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah, dari Az-Zuhriy, dia mendengar Anas bin Malik mengatakan penglihatanku terakhir pada Nabi SAW. adalah membuka tabir/penutup, pada hari Senin. Kemudian aku melihat wajahnya, yang bersinar ceria. Sedangkan manusia (baca: Sahabat) di belakang Abu Bakar mengerjakan solat. Lalu dia hendak bergerak -mundur- maka Nabi SAW. memberi isyarat padanya supaya tetap -di tempat- dan Abu Bakar menurunkan tabir. Dan beliau SAW. meninggal dunia akhir hari tersebut. 224 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0392. Dari Abu Hurairah r.a., katanya RasuluUah saw. bersabda: "Shaf yang paling baik bagi lelaki ialah saf pertama, dan yang paling buruk ialah saf terakhir sedangkan shaf yang paling baik bagi perempuan ialah saf yang terakhir dan yang paling buruk ialah saf yang pertama." 225 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1366. Mewartakan kepada kami Abu Marwan, Muhammad 'Utsman Al-'Utsmaniy dan Ya'qub bin Humaid bin Kasib, keduanya berkata: Mewartakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah dan Abu 'Abdullah Al-Agharr, dari Abu Hurairah, bahawasanya Rasulullah SAW, bersabda: "Tuhan kita Tabaaraka wa ta'ala turun, ketika masih tertinggal sepertiga malam yang akhir, setiap malam. Kemudian Dia berfirman: "Siapakah yang minta kepada-Ku, pasti aku akan memberinya? Siapakah yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku akan mengabulkannya? Siapakah yang meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuninya?" Demikianlah-, sehingga terbit fajar." Maka dari itu, para sahabat lebih menyukai solat pada akhir malam daripada permulaan malamnya. 226 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0689. Dari Amrah dari Aisyah katanya: "Biasanya jika hendak beri'tikaf di dalam masjid, maka Rasulullah bersembahyang subuh. Kemudian, barulah beliau segera masuk ke dalam khemah yang telah dipersiapkannya. Pada suatu kali ketika beliau akan iktikaf di sepuluh terakhir di bulan ramadhan, maka beliau memerintahkan orang untuk membangun sebuah khemah di dalam masjid. Demikian pula Hafshah minta dibangun sebuah khemah di dalam masjid. Ketika Zainab melihat hal itu, maka diapun menyuruh orang untuk membangun sebuah khemah untuknya. Ketika melihat hal itu, Rasulullah berkata: "Apakah memang untuk iktikaf kalian membangunnya ataukah untuk yang lain?" Terpaksa beliau tidak jadi iktikaf di sepuluh terakhir di bulan Ramadhan, tetapi beliau menggantikannya iktikaf di sepuluh yang awal di bulan Syawwal".

227 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid .. Hadis Nombor 3549. Mewartakan kepada kami Hamn bin Hayyan, mewartakan kepada kami Ibrahim bin Musa, memberitakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman, mewartakan kepada kami Abu Janab, dari 'Abdur-Rahman bin Abu Laila, dari ayahnya, dari Abu Laila dia berkata: Saya duduk di dekat Nabi saw. , tiba-tiba ada seorang Badui datang kepadanya, lalu berkata: "Sesungguhnya saya mempunyai saudara lelaki yang sakit". Nabi bertanya: "Apa sakit saudaramu itu?" Dia menjawab: "Dia agak gila". Lalu beliau berkata: "Pergilah-pulang-, lalu datanglah kamu kepadaku dengan membawa dia". Abu Laila berkata: Kemudian dia pergi, lalu datang dengan membawa saudaranya. Lalu Nabi mendudukannya di depan beliau. Maka saya mendengar beliau menjampinya dengan surat Al-Fatihah, 4 ayat pertama dari surat Al-Baqarah, 2 ayat di tengah surah Al-Baqarah, Wal ilhukum ilahun Wahid (2:163), ayat Kursiy (2: 255), 3 ayat terakhir surat AlBaqarah, satu ayat dan surat Ah 'Imran (Saya mengira beliau mengucapkan: Syahidallahu Annahu La Ilaha Ilia Huwa -QS. 3: 18--), satu ayat surat Al-A'raf: Inna RabbaRumulahi Alladzi Khalaqa (QS. 7:54), satu ayat dari surat AlMukminun, yaitu: Wa Man Yad'u Ma' allahi ilahan Akhar La Burhana Lahu Bihi (23:117), satu ayat dari surat Al-Jin, yaitu: Wa Annahu Ta'ala Jaddu Rabbsna Mattakhadza Shahiayat terakhir surat Al-Hasyr (QS 59:22- 24), Qui Huwallahu Ailad (QS.112) dan surat Al Mu'awwidzatain (yakni QS.113 dan 114). Kemudian orang Badui tadi berdiri, sembuh, tidak gila lagi. Daiam Az-Zawa-id: Dalani isnadnya ada Abu Janab Al-Kilabiy, dia itu daif. Namanya adalah Yahya bin Abu Hayyah. Al-Hakim, dalam kitab Al-Mustadraknya dari Janab. Dia berkata: Hadis ini mahfuzh, sahih. 228 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0224. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz Muhammad menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abi Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Sebaik-baik shaf lelaki adalah shaf yang awal (pertama) dan seburukburuknya adalah shaf yang paling akhir (paling belakang). Sebaik-baik shaf perempuan adalah shaf yang paling akhir (paling belakang) dan seburuk-buruknya adalah shaf yang paling awalnya." Ia berkata: "Di dalam bab ini terdapat hadis dari Jabir, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Abu Sa'id, Ubai, Aisyah, Al Irbadh bin Sariyah dan Anas." Abu Isa berkata: "Hadis Abu Hurairah adalah hadis hasan sahih." Telah diriwayatkan dari Nabi saw bahawasanya beliau memohonkan ampunan bagi shaf pertama tiga kali, dan bagi shaf kedua satu kali. 229 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0454. Ahmad bin Manie' menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy memberitahukan kepada kami, Abu Hashin memberitahukan kepada kami dari Yahya bin Watstsab dari Marruq, bahawasanya dia bertanya kepada Aisyah tentang solat witirnya Nabi saw, maka Aisyah menjawab: "Setiap malam beliau melakukan witir di awal, di tengah dan di akhir malam, dan selesailah solat witirnya ketika beliau wafat di waktu tengah malam (waktu sahur)." Abu Isa berkata: "Abu Hashin namanya Utsman bin Ashim Al Asadi." Di dalam bab ini terdapat hadis dari Ali, Jabir, Mas'ud Al Anshari dan Abu Qatadah. Abu Isa berkata: "Hadis Aisyah hadis hasan sahih". Dan yang dipilih oleh beberapa ahli ilmu adalah di akhir malam.

230 Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0995. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Carilah malam Qadar itu pada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadhan. Malam Qadar ia berada pada hari kesembilan, tujuh atau lima yang akhir (dari bulan itu)'" 231 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0308. 'Abdah bin 'Abdullah Al-Khuza'i menceritakan kepada kami, Zaid bin Al-Hubab memberitahukan kepada kami, Ibnu Waqid memberitahukan kepada kami dari 'Abdullah bin Buraidah dari ayahnya dimana ia berkata: "Rasulullah saw biasa membaca Wasysyamsyi wadhuhaahaa dan surah-surah yang serupa pada solat Isyak yang akhir." Dalam bab ini ada hadis dari Al-Barra' bin 'Azib. Abu 'Isa berkata: "Hadis Buraidah itu adalah hadis hasan." Diriwayatkan dari Nabi saw "bahawasanya pada solat 'Isyak yang akhir, beliau membaca surah Wattiini wazzaituun." Diriwayatkan dari 'Utsman bin 'Affan bahawasanya dia biasa membaca surat yang sedang (tidak panjang dan tidak pendek) seperti surah Al-Munnaafiquun dan yang serupa dengannya pada solat 'Isya'." Diriwayatkan dari para sahabat Nabi saw dan tabi'in bahawasanya kadang-kadang mereka membaca lebih banyak, dan kadangkadang lebih sedikit dari yang disebutkan di atas. Dalam masalah ini mereka mempunyai pendapat yang luas. Yang paling baik adalah apa yang diriwayatkan dari Nabi saw bahawasanya beliau membaca Wasysyamsyi wadhuhaahaa dan Wattiini wazzaituun." 232 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0053. Dari Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Abbas dari ayahnya dari datuknya Abdullah bin Abbas dia berkata: Aku pernah semalam bermalam di rumah Nabi S.A.W.: ketika beliau bangun tidur, maka pergi mendatangi air wuduk, mengambil berus gigi lalu menggosok gigi. Setelah itu, beliau membaca ayat berikut ini sampai hampir selesai, bahkan sampai selesai ke akhir surat, iaitu ayat: "Sesungguhnya di dalam terciptanya langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, adalah menjadi tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal...". Ali Imran, 190, Setelah itu beliau berwuduk, lalu pergi ke tempat solat, mengerjakan solat dua rakaat. Setelah solat beliau kembali ke tempat tidur, lalu tidur lagi sesukanya, kemudian bangun lagi terus melakukan seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian kembali lagi ke tempat tidur dan beliau tidur lagi. Setelah bangun, beliau melakukan seperti yang dilakukan sebelumnya itu lagi. Lalu beliau kembali lagi ke tempat tidur dan tidur lagi. Setelah bangun, beliau melakukan seperti yang dilakukan sebelumnya itu lagi. Yang demikian itu semua, beliau bergosok gigi lalu mengerjakan solat dua rakaat, kemudian berwitir. Dalam riwayat lain disebutkan: "Maka beliau bergosok gigi dan berwuduk seraya mengucap: Inna fii khalqis samaawaati wal ardhi.." sampai akhir surah. Hadis ini juga dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah dengan lafal ada yang panjang dan ada yang ringkas. 233 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1465.

Dari Abi Bakrah katanya: "Ketika kami sedang berada di majlis Rasulullah saw. maka terjadilah gerhana Matahari. Rasulullah saw segera bergegas keluar sambil menyeret kain selendangnya, hingga tiba di masjid. Sesampainya di masjid, maka beliau melakukan solat gerhana Matahari berjamaah bersama mereka yang ada didalam masjid. Setelah berakhirnya gerhana Matahari, maka beliau bersabda: "Sesungguhnya, gerhana Matahari ataupun Bulan merupakan salah satu bukti dari kekuasaan Allah, sengaja Allah menakuti hamba-hambaNya dengan terjadinya gerhana tersebut. Terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan, bukanlah dikeranakan oleh matinya atau lahirnya seseorang. Kerana itu, jika kalian melihat adanya gerhana Matahari ataupun Bulan, maka lakukanlah solat gerhana, sampai berakhirnya gerhana tersebut." Rasulullah saw. bersabda demikian dikeranakan, terjadinya gerhana Matahari waktu itu tepat bersamaan dengan matinya putera beliau yang bernama Ibrahim, sehingga sebahagian orang berkata bahawa, terjadinya gerhana Matahari waktu itu disebabkan matinya Ibrahim putera Rasulullah saw." 234 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1197. Dari Muhammad Ibnu Sirin katanya: "Abu Hurairat pernah berkata: "Pada suatu hari Rasulullah saw pernah solat asar bersama kami. Setelah dua rakaat, beliau mengakhiri solatnya dengari salam. Kemudian beliau keluar sampai di serambi masjid. Sebahagian orang ada yang keluar dari pintu-pintu masjid seraya berkata: "Tadi solat telah diqasarkan." Pada waktu itu Abu Bakar dan Umar ada diantara mereka. Keduanya takut ingin menanyakan pada Rasulullah saw apakah solat telah diqasarkan atau terlupakan? Tetapi untungnya seorang .yang disebut "Dzul Yadain" berkata: "Wahai Rasulullah apakah engkau telah lupa ataukah memang sengaja mengqasarkan solat asar?" Sabda beliau: "Aku tidak lupa dan aku tidak mengqasarkan solat." Tanya Rasulullah: "Apakah yang diucapkan Dzul Yadain benar?" Jawab para sahabat: 'Apa yang diucapkan oleh Dzul Yadain memang benar". Maka Rasulullah saw segera melanjutkan solatnya yang kurang, kemudian beliau mengakhirinya dengan salam. Setelah itu beliau bertakbir lalu bersujud seperti sujudnya dalam solat ataupun lebih sedikit, kemudian beliau bertakbir dan mengangkat kepalanya dari sujud. Setelah itu beliau bertakbir kemudian sujud seperti sujudnya dalam solat atau lebih lama sedikit, kemudian beliau bertakbir seraya bangkit dari sujudnya." 235 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0520. Dari Ibnu Abbas katanya: "Nabi saw pernah mengakhirkan solat isyak hingga di pertengahan malam. Ketika telah di pertengahan malam, maka Umar menyeru pada Rasulullah saw: "Wahai Rasulullah, kaum wanita dan anak kecil telah tidur semuanya, marilah kita mengerjakan solat isyak sekarang". Rasulullah saw keluar dari kamarnya sedangkan air masih menetes dari kepala Rasulullah saw. Kata beliau: "Sungguh, andaikata aku tidak ingin memberatkan umatku pasti aku suruh mereka untuk mengerjakan solat isyak hingga di akhir malam". 236 Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0407. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Biasanya Nabi saw. membaca ayat pada solat Zohor kira-kira tiga puluh ayat pada tiap-tiap dua rakaat pertama, sedangkan pada dua rakaat yang akhir kira-kira lima belas ayat atau seperdua yang pertama. Dalam

tiap-tiap dua rakaat pertama solat Asar beliau membaca kira-kira lima belas ayat, sedang pada dua rakaat yang akhir kira-kira seperdua itu." 237 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1404. Dari Abu Hurairah katanya: "Pada suatu hari ketika aku berkunjung ke Thursina, maka di tempat itu aku bertemu dengan Ka'ab. Di tempat itu aku sempat bercengkerama dengan Ka'ab selama satu hari. Dalam seharian itu aku menyampaikan hadis-hadis dari Rasulullah, sedangkan Ka'ab menyampaikan padaku tentang isi kitab Taurat. Pada waktu itu aku sampaikan hadis Rasulullah: "Sebaik-baik hari adalah hari jumaat. Dihari itu Adam diciptakan dan dihari itu pula dia diturunkan dari syurga dan diterima taubatnya. Dihari itu pula dia wafat. Dihari jumaat, hari Kiamat dibangkitkan. Bila tiba hari jumaat tidak satu pun makhluk dibumi selain manusia, kecuali merasa akan takut, sebab mereka kuwatir kalau-kalau hari Kiamat akan tiba di hari itu juga. Dihari jumaat ada satu waktu yang apabila seorang mukmin berdoa ketika didalam solatnya, maka Allah akan mengabulkan doanya". Kata Ka'ab: "Hal itu hanya terjadi dalam satu tahun sekali." Kata Abu Hurairah: "Bahkan hal itu terjadi setiap hari jumaat". Selanjutnya kata Abu Hurairah: "Setelah Ka'ab membaca kitab Taurat, maka dia berkata: "Sungguh benar apa yang diucapkan Rasulullah saw. bahawa saat mustajab itu terjadi setiap hari jumaat." Selanjutnya kata Abu Hurairah: "Setelah aku keluar, maka aku bertemu dengan Basrah bin Abi Basrah Al-ghifari. Tanya Basrah: "Dari mana engkau?" Kataku: "Aku baru datang dari Thursina". Kata Basrah: "Sungguh andai kata aku menemui mu sebelum engkau pergi ke sana, tentunya aku akan mengatakan sesuatu yang menyebabkan kamu tidak akan ke sana". Tanyaku: "Mengapa demikian?" Jawabnya: "Sebab aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Tidak perlu mengenderai kenderaan, kecuali hanya untuk menuju ketiga Masjid saja: Masjidil Haram Masjid Nabawi, dan Masjid Baitul Maqdis". Selanjutnya kata Abu Hurairah: "Ketika aku bertemu dengan Abdullah bin Salam, maka aku katakan padanya: "Tadi aku pergi ke Thursina, lalu aku bertemu dengan Ka'ab. Di sana aku sempat bercengkerama selama satu hari untuk membicarakan tentang hadis Rasulullah saw dan diapun sempat memberitahukan tentang isi kitab Taurat kepadaku. Disaat itu aku berkata: "Rasulullah saw. pernah bersabda: "Bahawasanya sebaik-baiknya hari, adalah hari jumaat. Dihari itu Adam diciptakan dan dihari itu pula Adam diturunkan ke bumi. Dihari itu pula dia diterima taubatnya. Dan dihari itu pula dia diwafatkan. Dihari jumaat Allah akan membangkitkan hari kiamat. Kerana itu, tidak datang hari jumaat melainkan setiap makhluk -selain manusia- pasti akan merasa takut, sebab takut kalau-kalau dihari itu hari Kiamat akan dibangkitkan. Dihari jumaat terdapat satu saat mustajab yang apabila seorang mukmin berdoa pada waktu itu ketika dia sedang dalam solatnya, pasti Allah akan mengabulkannya". Kata Ka'ab: "Yang demikian itu hanya terjadi dalam satu tahun". Jawab Abdullah: "Sungguh Ka'ab telah berdusta". Kemudian setelah Ka'ab membaca kitab Taurat, maka dia berkata: "Apa yang telah diberitahukan oleh Rasulullah saw, bahawa saat mustajab itu terjadi disetiap hari jumaat, adalah benar". Jawab Abdullah: "Kalau begitu, apa yang dikatakan oleh Ku'ab itu adalah benar dan aku lebih mengetahui tentang saat mustajab itu dari Ka'ab." Kataku: "Kalau demikian ceritakan padaku, Wahai saudaraku tentang saat mustajab dihari jumaat itu". Kata Abdullah: "Saat mustajab itu terjadi diakhir waktu hari jumaat sebelum terbenamnya matahari". Kataku: "Tidakkah engkau pernah mendengar sabda Rasulullah saw.: "Disaat itu tidak seorang mukmin pun yang berdoa ketika dalam solatnya, melainkan dia akan dikabulkan oleh Allah permintaannya". Kalau tadi engkau katakan bahawa

saat mustajab itu terjadi diwaktu akhir hari jumaat sebelum terbenamnya matahari, tentunya pada waktu itu tidak ada solat apapun, bagaimana hal itu bisa terjadi?" Jawab Abdullah: "Tidakkah engkau mendengar Rasulullah saw, bersabda: "Seorang yang mengerjakan solat farduh, kemudian dia duduk untuk menunggu datangnya solat fardhu berikutnya, maka dia akan dicatat sebagai seorang yang sedang mengerjakan solat". Kataku: "Ya, memang aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda demikian". Jawab Abdullah: "Kalau demikian, seorang yang menunggu tibanya solat maghrib setelah dia melakukan solat asar dihari jumaat, maka ia termasuk seorang yang melakukan solat sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi dalam sabdanya diatas." 238 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0523. Dari Aisyah katanya; "Pada suatu malam Rasulullah saw mengakhirkan solat isyak hingga di tengah malam. Ketika Umar berseru: "Kini kaum wanita dan anak-anak kecil telah tidur, marilah kita kerjakan solat isyak wahai Rasulullah", Rasulullah saw keluar dari rumahnya seraya bersabda: "Tidak seorangpun yang kini menunggu solat isyak selain kalian, dan pada waktu ini tidak ada suatu kaum yang solat selain kaum muslimin di Madinah. Dibolehkan mengerjakan solat isyak mulai dari hilangnya warna kemerah-merahan di langit hingga di sepertiga malam terakhir'1). 1). iaitu beberapa saat sebelum fajar menyingsing 239 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1580. Kata Nuaim ibnu Ziad: "Aku mendengar Nu'man ibnu Basyir, ketika dia berpidato di atas mimbar masjid di kota Humsh". Pada malam kedua puluh tiga bulan Ramadhan kami pernah mengadakan solat malam bersama Rasulullah saw, hingga berakhirnya sepertiga malam pertama. Kemudian pada malam kedua puluh lima kami mengadakan solat malam bersama beliau hingga separuh malam berakhir. Pada malam kedua puluh tujuh kami melakukan solat malam bersama beliau saw hingga tiba waktu sahur, sampai kami takut kalau kami tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bersahur." 240 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 1. Hadis Nombor 0221. Dari Ghudzaif ibnu Hants kalanya, aku pernah datang bertanya kepada Aisyah: "Apakah Rasulullah s.a.w. biasa mandi di awal malam ataukah di akhirnya?" Jawab Aisyah: "Adakalanya beliau mandi di awal malam dan adakalanya pula beliau mandi di akhir malam." 241 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1449. Dari Yahya bin Sa'id dikatakan bahawasanya Amrah telah diberitahu oleh 'Aisyah bahawa satu kali ada seorang wanita Yahudi datang pada 'Aisyah seraya berkata:"Semoga Allah menjauhkan engkau dari seksa kubur". Ketika Rasulullah saw tiba, maka 'Aisyah berkata: "Wahai Rasulullah, apakah manusia akan diseksa didalam kuburnya?" Mendengar ucapan 'Aisyah, maka Nabi saw, mohon perlindungan Allah dari seksa kubur. Kata 'Aisyah: "Selanjutnya ketika Rasulullah saw, keluar rumah, maka terjadilah gerhana Matahari. Disaat itu kebetulan semua isteri-isteri Nabi berkumpul di rumah beliau saw. Ketika beliau kembali diwaktu mendekati tengah hari, maka beliau segera mengerjakan solat gerhana Matahari. Dalam solatnya itu beliau

memanjangkan berdirinya, kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya. Selanjutnya beliau berdiri dari rukuk dan beliau kembali memanjangkan berdirinya tapi kurang dari waktu berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan memanjangkan rukuknya tapi kurang dari rukuknya yang pertama. Kemudian beliau sujud. Selanjutnya beliau berdiri pada rakaat yang kedua dan beliau mengerjakan seperti yang telah dikerjakannya pada rakaat yang pertama, hanya saja lebih pendek sedikit dari rakaat yang pertama. Beliau mengakhiri solatnya ketika gerhana telah berakhir. Setelah selesai solatnya, maka beliau naik keatas mimbar untuk berpidato. Diantara yang disabdakan beliau dalam pidatonya itu: "Sesungguhnya manusia akan mengalami cubaan didalam kuburnya masing-masing, yang dahsyatnya seperti dahsyatnya cubaan ketika munculnya Dajjal". Kata 'Aisyah: "Maka sejak kejadian itu, Rasulullah saw. sentiasa mohon perlindungan Allah dari seksa kubur." 242 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0992. Dari Mush'ab bin Syaibah dari 'utbah bin Muhammad bin Haris dari Abdullah bin Ja'far R.A. bahawa Rasulullah S.A.W. bersabda: "Barangsiapa ragu dalam solatnya, maka bersujudlah dua kali sesudah dia memberi salam". 1)*. Hadis ini juga dikeluarkan oleh Nasaai, dan dia berkata: Mush'ab adalah Munkar hadisnya. Utbah tak dikenal, dan dikatakan pula dia Uqbah. Mush'ab bin Ma'in berkata: Mush'ab bin Syaibah adalah seorang Tsiqah. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: Mereka tidak memujinya, dan dia hafiz. Hadis ini juga diriwayatkan Ahmad dalam Musnad, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi. 1)*. Al Hafizh Al Hazimi dalam Kitabul I'tibar berkata: Tentang sujud sahwi ulama' berbeza pendapat, menjadi empat kelompok: 1. Sujud sahwi itu sesudah salam, berdasarkan hadis Zul Yadain. Ini Madzhab Abu Hanifah. Dari sahabat, ialah Ali, Sa'd dan Ibnu Zubair. Dari Tabi'in, ialah Hasan, Nakh'i, Ibnu Abi Laila, Tsauri, Hasan bin sahih dan penduduk Kufah. 2. Sujud sahwi itu sebelum salam, berdasarkan hadis Ibnu Buhainan (993), Abi Said Al Khudri (986) dan hadis Mu'awiyah riwayat Nasai. Mereka menduga, bahawa hadis Zul Yadain itu mansukh. Syafi'i mengeluarkan hadis dengan sanadnya kepada Zuhri, bahawa Rasulullah S.A.W.mengerjakan dua sujud sahwi sebelum salam dan sesudahnya. Dan akhir kedua perkara itu, adalah sebelum salam". Syafi'i memperkukuhnya pula dengan hadis Mu'wiyah tersebut (riwayat Nasaai) dan kesahabatan Mu'awiyah itu akhir. Kata Hazami: Jalan tempuh moderatnya, bahawa semua hadis sujud sebelum salam itu semuanya positif sahih, tapi ada perbezaan yang tak positif antara satu dengan lainnya mana peristiwa yang lebih dahulu, (sebelum salam atau sesudahnya). Sedang hadis Zuhri itu munqathi', kerana itu tidak menunjukkan hukum nasah dan tak dapat menentang hadis yang positif, kerana itu sebaiknya hukum ini dinyatakan luas, keduaduanya sama boleh (hanya diperselisihkan mana lebih utama saja). 3. Kalau kerana lebih, seperti rakaat umpamanya, maka sahwinya sesudah salam, berdasarkan hadis Zul Yadain, kalau kerana kurang, maka sebelum salam. Ini Madzhab Malik bin Anas. 4. Kalau bangkit dari rakaat kedua, atau ragu lalu yakin, sujud sebelum salam (hadis 993 dan 986). Kalau salam dari rakaat kedua, atau ragu lalu mampu meneliti, sujud sesudah salam (hadis 976 dan 980) Ini Madzhab Ahmad. Aunul Ma'bud HI, 345 - 347 dengan singkat. Ulangilah!. 243 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3495. Dari Ammar ibnu Abu Ammar dari Jabir Ibnu Abdullah berkata: "Ayahku telah berhutang kurma pada orang Yahudi, tiba-tiba ia gugur dalam perang Uhud dengan

meninggalkan dua kebun kurma, sedangkan hasil kurma dari dua kebun itu tidak mungkin bisa melunasi piutang orang Yahudi itu. Maka Rasulullah saw bertanya pada Yahudi; "Sekarang maukah kamu menerima separuh dari piutangmu, dan menangguhkan yang separuhnya?" Tetapi Yahudi itu menolaknya. Akhirnya Rasululah saw bersabda padaku; "Setelah kamu menuai kurmamu, maka panggillah aku." Maka aku segeralah melakukan perintah beliau, kemudian aku memanggil beliau. Beliau datang bersama Abu Bakar, kemudian beliau menakar kurma itu langsung di bawah pohonnya sambil berdoa meminta berkah. Akhirnya kami dapat melunasi semua hutang ayahku pada si Yahudi itu dari hasil kebun yang kecil tadi." Ammar menambahkah: "Kemudian aku mengundang para sahabat untuk makan kurma dan minum air segar, maka setelah mereka makan dan minum, Rasulullah saw bersabda: "Ini adalah sebahagian dari nikmat yang kalian akan ditanya oleh Allah tentang ini." 244 Hadis Sunan Abu-Daud Jilid 1. Hadis Nombor 0408. Dari Abu Hurairah R.A. bahawasanya Rasulullah S.A.W. ketika pulang dari pertempuran Khaibar, beliau berjalan di malam hari. Setelah kami merasakan mengantuk, baru beliau berhenti untuk istirahat di akhir malam dan bersabda kepada Bilal: "Jadilah kamu piket untuk kami malam ini!" Kata Abu Hurairah: "Maka Bilal pun tertidur, seraya bersandar kepada kenderaannya. Sebab' itu tak ada yang terbangun, baik Nabi S.A.W., Bilal dan seorang sahabat pun, sehingga matahari menerpa mereka, akhirnya Rasulullah S.A.W. yang mula-mula bangun di antara mereka. Maka kagetlah Rasulullah S.A.W. seraya bersabda: "Mengapa kamu tidur wahai Bilal!?" Kata Bilal: "Saya telah dibuat-Nya tertidur sebagaimana engkau telah dibuat-Nya tertidur, demi ayah dan ibu sebagai tebusan engkau wahai Rasulullah!" Lalu digeserlah kenderaan-kenderaan mereka itu sedikit, kemudian Nabi S.A.W. mengambil wuduk dan memerintahkan Bilal untuk azan. Setelah dibacakannya iqamat solat, beliau mengerjakan solat Subuh bersama mereka. Setelah mengerjakan solat beliau bersabda: "Barang siapa tidak mengerjakan solat kerana lupa, maka hendaklah dia mengerjakannya apabila dia telah ingat. Sesungguhnya Allah taalaa berfirman: "Tegakkanlah solat pada waktu ingat!" Hadis ini juga dikeluarkan oleh Muslim, Tirmizi dan Ibnu Majah. 245 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1448. Dari 'Aisyah katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari dimasa Rasulullah saw maka Rasulullah saw mengerjakan solat gerhana secara berjamaah. Dalam solatnya itu, beliau berdiri lama, kemudian beliau berdiri kembali, beliau memanjangkan berdirinya kurang dari waktu berdirinya yang pertama kali. Kemudian beliau rukuk dan memanjangkan rukuknya kurang dari waktu rukuknya yang pertama kali. Setelah itu beliau sujud dua kali. Kemudian beliau berdiri kembali dan mengerjakan seperti yang dikerjakan pada rakaat pertama tadi. Beliau mengakhiri solatnya, ketika gerhana telah berakhir. Setelah selesai solat, maka beliau memulakan pidatonya dengan memuji kepada Allah. Selanjutnya beliau bersabda: "Sesungguhnya terjadinya gerhana Matahari ataupun Bulan merupakan salah satu bukti dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Bukannya terjadi gerhana disebabkan oleh kematian atau lahirnya seseorang. Kerana itu, jika terjadi gerhana Matahari atau Bulan, maka bermohonlah kepada Allah, Agungkan Allah dan bersedekahlah kalian. Selanjutnya beliau bersabda: "Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih cemburu dari Allah bila melihat salah

seorang hamba-Nya baik lelaki ataupun wanita yang berbuat zina. Wahai umat Muhammad, demi Allah, andaikata kalian tahu dengan apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan akan banyak menangis." 246 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1185. Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, mewartakan kepada kami Abu Bakr bin 'Ayyasy, dari Abu Hushain, dari Yahya, dari Masruq, dia berkata: Saya bertanya kepada 'Aisyah tentang Witir Rasulullah SAW.: maka dia menjawab: "Dari setiap malam, beliau solat Witir. Dari Awal malam dan tengah malam, dan berakhir Witirnya, di akhir malam," sampai beliau meninggal dunia." 247 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 2. Hadis Nombor 1460. Dari Qubaisyah ibnu Mukhariq Al Hilali katanya: "Ketika terjadi gerhana Matahari waktu kami sedang bersama Rasulullah saw. di Madinah, maka Rasulullah saw. keluar dengan menyeret bajunya sambil ketakutan. Beliau segera melakukan solat dua rakaat di masjid dalam solatnya itu beliau memanjangkan berdirinya, rukuknya, sujudnya dan duduknya. Beliau mengakhiri solatnya tepat ketika gerhana telah berakhir. Setelah selesai solatnya, beliau memulakan pidatonya dengan memuji kepada Allah, kemudian beliau bersabda; "Sesungguhnya terjadinya gerhana Matahari atau Bulan, merupakan salah satu bukti dari kekuasaan Allah. Tidaklah terjadinya gerhana dikeranakan oleh matinya atau lahirnya seseorang. Kerana itu jika kalian melihat adanya gerhana, maka kerjakanlah solat gerhana". 248 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 0995. hmad bin Manik mencerikan kepada kami,Husyain menberitahukan kepada kami,Khalid,Mansur dan Hisyam memberitahukan kepada kami,adapun Khalid dan Hisyam mereka berkata dari Muhammad dan hafshah,Mansur berkata dari athiyyah,ia berkata:salah satu anak perempuan nabi saw ,maka bersabda"Mandikanlah dia olehmu perempuan-perempuan dengan bilangan ganjil;tiga kali,lima kali atau lebih banyak dari itu kalau kalian mengagap perlu dan mandikanlah dia dengan air dan daun bidara dan yang terakhir campurkanlah kapur barus atau sedikit kapur barus, bila telah semua selesai maka beritahukanlah saya. "Maka ketika kami selesai memandikannya, kami memberitahukan kepada beliau, dan beliau memberikan kainnya kepada kami seraya bersabda: "Kafanilah badannya dengan kain ini". Husyaim berkata: "Di dalam hadis selain mereka ini (Khalid, Mansur, Hisyam) mungkin Hisyam ada di dalamnya. Ummi Athiyah berkata: "Mungkin dia berkata: "dan kami campakkan tiga pintalan itu di belakangnya." Husyaim berkata; "Hadis ini diceritakan oleh Khalid yang berada di antara kaum itu kepada kami dari Hafsah dan Muhammad dari Ummi Athiyyah, ia berkata: "Dan Rasulullah bersabda kepada kami; "Mulailah membasuh anggota-anggota badannya yang sebelah kanan dan anggota-anggota wuduknya." Di dalam bab ini ada hadis yang diriwanyatkan dari Ummi Sulaim. Abu Isa berkata :hadisnya Ummi Athiyyah adalah hadis hasan sahih,dan orang-orang ahli ilmu juga melaksanakan hadis ini.Diriwanyatkan dari Ibrahim Nakhai bahawasanya ia berkata:"Memandikan orang mati seperti junub."Malik bin Anas berkata:"Bagiku memandikan orang mati itu tidak ada batas-batas atau sifat-sifat yang tertentu.pokok bersih".Syafi berkata"Ucapannya Malik adalah cara global iaitu dimandikan dan dibersihkan,dan apabila mayat bisa

bersih bila dimandikan dengan air bersih atau air lainnya,maka mandinya sudah cukup baginya; tapi bagi ku merasa senang apabila mayat dimandikan tiga kali atau lebih, jangan sampai kurang dari tiga kali kerana berdasarkan sabda Rasulullah saw: "Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali. Dan apabila bisa bersih kurang dari tiga kali, maka cukuplah. Adapun sabda Nabi saw itu adalah dari erti kebersihan tidak harus tiga kali atau lima kali. Begitu juga ucapan para ahli fiqih; merekalah yang lebih mengerti tentang erti hadis. Ahmad dan Ishaq berkata: "Membasuhnya hendaklah dicampur dengan air dan daun bidara dan basuhannya terakhir hendaklah dicampur dengan kapar barus." 249 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0456. Ishaq bin Mansur menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair memberitahukan kepada kami, Hisyam bin Urwah memberitahukan kepada kami dari ayahnya dari Aisyah berkata: "Rasulullah saw mengerjakan solat malam tiga belas rakaat, lima rakaat di antaranya adalah solat witir, beliau tidak duduk-duduk dalam lima rakaat itu, kecuali pada rakaat yang terakhir, ketika tukang azan berdiri mengumandangkan azan, maka beliau solat dua rakaat yang ringan-ringan." Di dalam bab ini terdapat hadis dari Abu Ayyub. Abu Isa berkata: "Hadis Aisyah hadis hasan sahih. Sebahagian ahli ilmu dari sahabat-sahabat Nabi saw dan yang lainnya berpendapat, bahawa solat witir itu lima rakaat yang tidak ada duduk di dalamnya, kecuali duduk pada rakaat terakhir kalinya. 250 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0641. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Rasulullah saw. berpidato di hadapan kami. Antara lain beliau bersabda: Kamu akan berjalan sejak petang dan sepanjang malam. Insya Allah baru akan bertemu air esok." Pasukan terus berjalan tanpa menoleh satu sama lain. Kata AbU Qatadah, "Ketika hari sudah larut malam, aku berada di samping beliau - Rasulullah saw. mengantuk, sehingga duduknya di atas kenderaan jadi miring. Aku mendekati beliau, dan menopang beliau tanpa membangunkannya, sehingga duduk beliau di atas kenderaan lurus kembali. Kemudian beliau miring pula kembali, lalu ku luruskan pula. Demikianlah ku lakukan sepanjang jalan pada malam itu, sehingga akhirnya ketika waktu sahur tiba, beliau sangat miring dari sebelumnya dan hampir jatuh. Aku mendekati beliau dan menopangnya. Beliau terbangun dan mengangkat kepalanya seraya berkata, "Siapa ini!" Jawab ku, "Abu Qatadah!" Tanya beliau, "Sejak bila engkau berjalan seperti ini di sampingku?" Jawab ku, "Sudah sejak sepanjang malam." Kata beliau, "Semoga Allah selalu menjagamu kerana kamu telah menjaga Nabi-Nya. Apakah kita telah ketinggalan? Masih adakah orang sekitar kita?" Jawab ku, "Ini ada beberapa orang pengendara." Ternyata kami semua ada tujuh orang. Tiba-tiba Rasulullah saw. menyimpang dari jalan, lalu merebahkan diri seraya bersabda: "Jaga waktu solat!" Yang mula-mula terbangun ialah Rasulullah saw., iaitu ketika sinar matahari telah mengenai punggungnya. Kami pun bangun dengan terkejut. Beliau bersabda, "Mari berangkat!" Kami berangkat dan terus berjalan. Ketika matahari telah agak meninggi, beliau berhenti dan meminta air yang ku bawa untuk berwuduk. Beliau berwuduk tidak seperti biasanya, tetapi agak ringan, namun melengkapi semua anggota wuduk. Setelah beliau berwuduk, air masih bersisa di timba sedikit. Sabda beliau, "Simpan air ini baik-baik, nanti akan ada gunanya bagi kita." Kemudian Bilal azan. Sesudah itu Rasulullah saw. solat dua rakaat (sunat fajar), kemudian solat Subuh, seperti yang biasa dilakukan beliau setiap hari. Kata Abu

Qatadah, "Sesudah solat, Rasulullah saw. mengenderai kenderaannya. Kami meneruskan perjalanan sambil berbisik-bisik satu sama lain, apakah kiranya tebusan perbuatan kita kerana kita telah mensia-siakan solat?" Sabda Rasulullah saw. "Bukankah peristiwa itu suatu contoh bagimu? Ketahuilah, bahawa kerana ketiduran tidak bererti mensia-siakan solat. Yang termasuk mensia-siakan solat ialah orang yang tidak solat sehingga datang waktu solat yang berikutnya. Sedangkan orang yang ketiduran, hendaklah dia solat bila dia terbangun. Selanjutnya, hendaklah dia solat tepat pada waktunya." Kemudian beliau bertanya, "Bagaimana pendapat anda tentang orang-orang yang telah dahulu dari kita? Mereka berjalan lebih dahulu tanpa Nabi mereka. Abu Bakar dan 'Umar menduga bahawa kita berada di belakang mereka. Tetapi yang lain-lain berkata, beliau telah dahulu- Kalaulah mereka mengikuti Abu Bakar dan 'Umar, tentulah mereka benar. Kata Abu Qatadah, "Kami dapat menyusul mereka ketika hari telah tinggi dan panas telah terik." Kata mereka, "Ya, Rasulullah! Celaka kami-kami kehausan!" Jawab Rasulullah saw., "Tidak! Kalian tidak akan celaka." Kemudian beliau meminta gelas dan bejana wuduknya yang berisi sisa air wuduk beliau tadi, lalu beliau tuang ke dalam gelas. Sedangkan Abu Qatadah membagi-bagikannya kepada mereka. Kerana air yang tersedia dalam bejana hanya sedikit, mereka berebut-rebutan. Maka bersabda Rasulullah saw., "Jangan berebut! Setiap kamu akan dapat minum sepuas-puasnya." Mereka patuh akan perintah Nabi saw. tersebut. Beliau terus menuangkan air ke gelas sedangkan aku membagibagikannya kepada mereka, sehingga akhirnya tidak ada lagi yang ketinggalan selain aku dan Rasulullah saw. Rasulullah saw. menuangkannya pula dan berkata kepada ku, "Sekarang giliran kamu yang minum." Jawab ku, "Aku tidak akan minum sebelum Rasulullah saw. minum." Sabda beliau. "Si pemberi minum orang banyak harusnya minum penghabisan kali." Kerana itu aku minum lebih dahulu dan sesudah itu barulah Rasulullah saw. Dengan sisa air wuduk yang sedikit itu, seluruh pasukan jadi segar dan puas."

Anda mungkin juga menyukai