Anda di halaman 1dari 37

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KONSTRUKSI
(RK3K)

Paket Pekerjaan :

PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN


SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC
Lokasi : KAB. SEMARANG - Semarang (Kab.)

POKJA PEMILIHAN 42 BP2JK WILAYAH JAWA TENGAH TA 2024


SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS PEMALI JUANA
SUMBER DANA : A P B N
TAHUN ANGGARAN 2024

PT. BUMI LASINRANG


GENERAL CONTRACTOR, SUPPLIER & CIVIL ENGINEER

JAGALAH KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : SAKKA S, ST
Jabatan : Direktur Utama
: PT. BUMI LASINRANG
Bertindak utk & atas nama
Alamat : Jl. Kadrie Oening Komp. Bersama Permai Blok C No.68
Samarinda – Kalimantan Timur

Dalam rangka pengadaan paket pekerjaan : PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN


SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC
Pada Pokja Pemilihan : POKJA PEMILIHAN 42 BP2JK WILAYAH JAWA TENGAH TA 2024
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident,
dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Samarinda, 02 Januari 2024


Penyedia Jasa,
PT. BUMI LASINRANG

SAKKA S, ST
Direktur Utama
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

(RK3K)
Digunakan Untuk Usulan Penawaran :

PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH;


PT. BUMI LASINRANG KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC

DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1.Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2.Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1.Sumber Daya
C.2.Kompetensi
C.3.Kepedulian
C.4.Komunikasi
C.5.Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1.Perencanaan Operasi
D.2.Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja PT. BUMI LASINRANG dalam menjalankan dan menyusun program
Rencana K3 Konstruksi (RK3K) yang mana RK3K adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi di Bidang Pekerjaan Umum dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
pekerjaan PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG;
3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC, yang dibuat oleh PT. BUMI LASINRANG sebagai penyedia Jasa dan
disetujui oleh SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS PEMALI JUANASNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU
BBWS PEMALI JUANA sebagai Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi
antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam menyelenggarakan SMK3 Konstruksi pada pekerjaan
tersebut.

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal


Kami Selaku Pimpinan PT. BUMI LASINRANG dengan Ini kami memberikan Pakta Komitmen
Keselamatan Konstruksi atas nama perusahaan PT. BUMI LASINRANG bahwa kami akan
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya ZERO ACCIDENT dalam
Melaksanakan Kegiatan Konstruksi PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA
TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Selaku Pimpinan PT. BUMI LASINRANG juga akan menjamin atas nama perusahaan akan
menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Melaksanakan
Kegiatan Konstruksi sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cidera dan sakit akibat kerja serta
melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap manajemen dan kerja.
2. Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3 yang ada di
Perusahaan PT. BUMI LASINRANG.
3. Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi sasaran
MK3.
4. Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara berkala
dengan mengacu pada sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit pendukungnya.
5. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan bagi
perusahaan PT. BUMI LASINRANG.
6. Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.

7. Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3 yang
berkesinambungan.

Pimpinan PT. BUMI LASINRANG memberikan bukti perlibatannya pada pengembangan dan
penerapan sistem manajemen mutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki keefektifannya dengan
jalan :

1. Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya memenuhi


persyaratan pelanggan, K3, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
2. Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
3. Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan hingga sasaran mutu
dan K3 unit-unit kerja yang mendukungnya.
4. Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang pelaksanaannya
diatur dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).

Pimpinan PT. BUMI LASINRANG menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat
keputusan yang mencakup :

1. Maksud dan Tujuan Perusahaan.


2. Ikrar Perlibatan untuk Memenuhi persyaratan dan terus menerus memperbaiki Sistem
Manajemen K3.
3. Tersedianya Kerangka Kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran MK3.
4. Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam Organisasi dan didokumentasikan.
5. Pelaksanaan Tinjauan pada waktu terjadwal, sehingga dapat dilakukan penyesuaian terus-
menerus.

A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi


1. PT. BUMI LASINRANG menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
2. Direktur PT. BUMI LASINRANG mengesahkan Kebijakan K3.
3. Kebijakan K3 PT. BUMI LASINRANG yang ditetapkan memenuhi ketentuan :
a. Sesuai dengan sifat dan kategori resiko K3;
b. Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), berpedoman pada Permen PU. Nomor :
09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU;
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dangan rencana dan waktu yang telah di tentukan;
d. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3/OHSAS;
e. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
f. Sebagai kerangka untuk enyusun dan mengkaji sasaran K3;
g. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
h. Dikomunikasikan kepada semua personil yang bekerja dibawah pengendalian agar
peduli terhadap K3;
i. Dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan; dan
j. Dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan K3 masih relevan dan
sesuai.
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Penyedia jasa wajib membuat identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.


Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3 dan Peluang serta Penanggung jawab sesuai dengan format Tabel IDENTIFIKASI BAHAYA
PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN ( IBPRP ) pada Tabel 1.

B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)


1. Sasaran (Sasaran Khusus)
a. Sasaran Umum
Nihil Kecelakaan kerja yang fatal ( Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan Konstruksi.
b. Sasaran Khusus
Sasaran Khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang disusun guna
tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan dan Program
K3.

2. Program K3 (Program Khusus)


Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indicator pencapaian, monitoring dan
penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan dan Program K3.
DEFINISI
 Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan
yang dapat timbul dari sumbe bahaya tertentu yang terjadi pada
pekerjaan konstruksi.
 Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang
dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko
dan mengendalikan risiko.

 Penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan dengan


memadukan nilai kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa bahaya
K3 dengan keparahan/kerugian/dampak kerusakan yang
ditimbulkannya.
RISIKO K3
Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3
dg akibat yg ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.

 Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu peluang/probability dan


akibat/konsekuensi

 RISIKO = Probability/Peluang x Konsekuensi / Akibat

KATEGORI TINGKAT RISIKO K3


 Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya berisiko
sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan
lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.

 Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya dpt


berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia
serta terganggunya kegiatan konstruksi.

 Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya tidak


membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya
kegiatan konstruksi.

DEFINISI

Bahaya: Segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian
lainnya, atau Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi
menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya.
PENGERTIAN
ANALISA RISIKO / RISK ANALYSIS

Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara


menentukan besarnya kemungkinan / probability dan
tingkat keparahan dari akibat / consequences suatu
risiko bahaya

PENILAIAN RISIKO/RISK ASSESSMENT

Menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya


terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat
ditoleransi/ditetapkan

TUJUAN ANALISYS

Segala Upaya untuk meniadakan risiko

PERMEN PU No.05/PRT/M/2014 Pasal 19 huruf J

tentang tugas dan tanggung jawab Penyedia Jasa


Melakukan pengendalian risiko K3 Konstruksi, termasuk inspeksi
yang meliputi :
1. Tempat Kerja
2. Perlatan Kerja
3. Cara Kerja
4. Alat Pelindung Kerja
5. Alat Pelindung Diri
6. Rambu - rambu dan
7. Lingkungan Kerja Konstruksi sesuia RK3k
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIANNYA :
1) Mengakomodasi kegiatan rutin.
2) Mengakomodasi kegiatan non rutin.
3) Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.
4) Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.
5) Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan kesel.
6) Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan kegiatan kerja
penyedia jasa.
7) Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja yang disediakan
oleh penyedia jasa atau pihak.
8) Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya
pada operasi, proses dan kegiatannya.
9) Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait dengan penilaian
risiko dan penerapan pengendalia.
10) Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan
instruksi kerja termasuk penyesuaian terhadap kemampuan manusia.

ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO


- Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang
lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
- Identifikasi bahaya; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.

ANALISA RISIKO:
 Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi
yang akan terjadi.

 Menentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel


tersebut (Probabilitas x Konsekuensi) atau ( Peluang x Akibat)

EVALUASI RISIKO:

• Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.

• Menetapkan tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat


tingkatan prioritas manajemennya.

• Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam
kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan
saja tanpa harus melakukan pengendalian.
PENGENDALIAN RISIKO:
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang
ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa
dengan transfer risiko, dan lain-lain.

MONITOR DAN REVIEW:


Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang
dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan.

KOMUNIKASI DAN KONSULTASI:


Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan
internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil
manajemen risiko yang dilakukan.
JENIS BAHAYA
Benda Bergerak
Lurus Putar Acak Angkut/Angkat

Benda Diam
Gravitasi / Elevasi Rusak Ambruk Kunci / Pengikat Lemah

Benda Phisik
Cahaya Bising Suhu Radiasi Getaran Tekanan

Aliran Listrik
Lebih Beban Tersentuh Loncatan Api Isolasi Buruk Gagal Fungsi

Bahan Kimia
Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi

Biologi
Bisa Kuman Virus Jamur Serangga
,

Ergonomi
Berdiri Duduk Ukuran Jangkauan

Phsycologis
Strees Tidak Harmonis Habis Dimarahi
MANAJEMEN RESIKO
Penilaian Resiko (Matriks Resiko)
Tingkat KEPARAHAN
TINGKAT RISIKO = Tingkat
Sangat Sangat
Keparahan x Frekuensi Ringan Sedang Berat
Ringan Berat
Kemungkinan
1 2 3 4 5

Sangat 5 10 15 20 25
Sering
5
( SEDANG ) ( TINGGI ) ( EKSTRIM ) ( EKSTRIM ) ( EKSTRIM )
Frekuensi KEMUNGKINAN

4 8 12 16 20
Sering 4
( SEDANG ) ( SEDANG ) ( TINGGI ) ( EKSTRIM ) ( EKSTRIM )

3 6 9 12 15
Sedang 3
( RENDAH ) ( SEDANG ) ( TINGGI ) ( TINGGI ) ( EKSTRIM )

2 4 6 8 10
Jarang 2
( RENDAH ) ( RENDAH ) ( SEDANG ) ( SEDANG ) ( TINGGI )

Sangat 1 2 3 4 5
Jarang
1
( RENDAH ) ( RENDAH ) ( RENDAH ) ( SEDANG ) ( SEDANG )
PENGERTIAN (DEFINISI) BAHAYA DAN 5 FAKTOR BAHAYA K3 DI TEMPAT KERJA
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun
aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau
3. Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
penyakit akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara - Ketinggian.
umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor - Konstruksi (Infrastruktur).
bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor - Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah - Ruangan Terbatas (Terkurung).
merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas : - Tekanan.
- Kebisingan.
- Suhu.
1. Faktor Bahaya Biologi
- Cahaya.
- Jamur. - Listrik.
- Virus. - Getaran.
- Bakteri. - Radiasi.
- Tanaman.
- Binatang.
4. Faktor Bahaya Biomekanik
- Gerakan Berulang.
- Postur/Posisi Kerja.
2. Faktor Bahaya Kimia
- Pengangkutan Manual.
- Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya. - Desain tempat kerja/alat/mesin.
- Beracun.
- Reaktif.
5. Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
- Radioaktif.
- Mudah Meledak. - Stress.
- Mudah Terbakar/Menyala. - Kekerasan.
- Iritan. - Pelecehan.
- Korosif. - Pengucilan.
- Intimidasi.
- Emosi Negatif.
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3


Nama Perusahaan : PT. BUMI LASINRANG
Kegiatan : PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC
Lokasi : KAB. SEMARANG - Semarang (Kab.)
Tanggal dibuat : Samarinda, 02 Januari 2024
DISKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO
PENGENDALIAN KEMUNGKIN NILAI TINGKAT PENGENDALIAN NILAI TINGKAT
NO. URAIAN IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA PERSYARATAN PEMENUHAN PERATURAN KETERANGAN
AWAL AN KEPARAHAN RESIKO RESIKO LANJUTAN KEKERAPAN KEPARAHAN RESIKO RESIKO
PEKERJAAN (Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) (F) (A) (FxA) (TR) (F) (A) (FxA) (TR)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Pekerjaan Galian Tanah 1. Tertimbun Material Benda Bergerak - Akan disediakan peralatan kerja yang Melakukan 2 2 4 1 Bahan/Peralatan K3 4 4 16 4 Cheklist :
( luka ringan/luka berat ) (Lurus,Putar,Acak,An sesuai standard; Pelatihan Kepada (Minor) 1 Set, Pengadaan (Major)
dengan Alat gkut/Angkat) - Akan disediakan safety sesuai Pekerja/Menggun Rambu Peringatan "Ada"
2. Terperosok kedalam galian tanah Benda Diam standard kerja (sepatu bot/ sepatu akan Rambu 2 4 8 2 Bahaya diLokasi 4 2 8 2 atau
(Gravitasi / safety, sarung tangan, rompi, helm, (Moderet) Pekerjaan & (Moderet) "Tidak Ada"
peringatan dan
( luka ringan/luka berat ) Elevasi,Rusak,Ambru masker, kaca mata safety dll); Petugas K3 1
Barikade/Menggu
k,Kunci / Pengikat - Perlengkapan P3K; 3 4 12 2 Orang 3 2 6 2
nakan APD yang
3. Tertabrak Kendaraan / Alat Berat Lemah) - Perlengkapan Safety Traffic; dan (Moderet) (Moderet)
sesuai
( luka berat/cacat/meninggal ) (Pendarahan Akibat - Rambu peringatan ditempat yang
Benda Tajam & mudah terlihat.
Tumpul)

Samarinda, 02 Januari 2024 Dibuat Oleh,


Pimpinan, Penanggung Jawab K3
PT. BUMI LASINRANG PT. BUMI LASINRANG

SAKKA S, ST Ir. AFRIZAL


Direktur Utama Petugas K3 Konstruksi
B.2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN & PROGRAM)

TABEL 2. PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan : PT. BUMI LASINRANG
Kegiatan : PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC
Lokasi : KAB. SEMARANG - Semarang (Kab.)
Tanggal dibuat : Samarinda, 02 Januari 2024
SASARAN KHUSUS PROGRAM KHUSUS
NO URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO JADWAL BENTUK
URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA INDIKATOR PENCAPAIAN PENANGGUNG JAWAB
PELAKSANAAN MONITORING
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Pekerjaan Galian Tanah Melakukan Pelatihan Kepada Tersedianya Instruksi Lulus Test dan Paham Rambu Peringatan, Sebelum memulai 100% Check List Pelaksana K3 1 Orang
Pekerja/Menggunakan Rambu Kerja / Tersedia mengenai system SDM Sesuai bekerja harus sudah
dengan Alat peringatan dan Metodenya / Seluruh keselamatan pada item- Kebutuhan, Masker, lengkap dan terjaga
Sesuai Standard Sesuai Personil yang di
tawarkan
Barikade/Menggunakan APD Lokasi diberikan item pekerjaan Sepatu Safety, Helm, selama kegiatan
yang sesuai rambu peringatan dan Pekerjaan Galian Tanah Kaca mata, Sarung hingga pekerjaan Adalah
barikade sesuai dengan Alat & Tangan selesai
standard tercapainya Zero Ir. AFRIZAL
Incidance
Petugas K3 Konstruksi

Samarinda, 02 Januari 2024 Dibuat Oleh,


Pimpinan, Penanggung Jawab K3
PT. BUMI LASINRANG PT. BUMI LASINRANG

SAKKA S, ST Ir. AFRIZAL


Direktur Utama Petugas K3 Konstruksi
B.3. Standar Dan Peraturan Perundangan
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 Konstruksi Indonesia secara umum yang terakhir
diperbarui pada tanggal 07 Februari 2020 dan akan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 pada
paket pekerjaan konstruksi PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN
SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC di antaranya adalah sebagai berikut :

Undang-undang K3
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
2. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang Ketenagakerjaan.

Peraturan Pemerintah terkait K3


1. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).
2. Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Peredaran
Pestisida.
3. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan.
4. Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan
Minyak dan Gas Bumi.

Peraturan Menteri terkait K3


1 1. Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
2 2. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan
Penebangan Kayu.
3 3. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
4 4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
5 5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
6 6. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
7 7. Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan.
8 8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
9 9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10 10. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
11 11. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
12 12. Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
13 13. Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
14 14. Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15 15. Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16 16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
17 17. Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
18 18. Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
19 19. Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.
20 20. Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
21 21. Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
22 22. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
23 23. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan
Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
24 24. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
25 25. Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter Penasehat.
26 26. Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan
Orang dan Barang.
Keputusan Menteri terkait K3
1 1. Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2 2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun 1986 No
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
3 3. Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4 4. Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
5 5. Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
6 6. Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7 7. Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8 8. Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
9 9. Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No SNI-04-0225-
2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
10 10. Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan,
Keselamatan atau Moral Anak.
11 11. Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.

Instruksi Menteri terkait K3


1 1. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran.

Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
terkait K3
1 1. Surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
Departemen Tenaga Kerja RI No 84 Tahun 1998 tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis
Statistik Kecelakaan.
2 2. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No 407
Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.
3 3. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No 311
Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.

ARTI LOGO / LAMBANG K3


C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
C.1. Sumber Daya
1. Latar belakang
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan Pelaksanaan pekerjaan dilapangan,
Membuat suatu manajemen yang mengatur dan mengelola Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan
Resmi dari Pemerintah seperti tersebut diatas.

2. Persyaratan
Secara umum Sistem Manajemen MK3 Perusahaan adalah sebagaimana tergambar
dalam skema berikut :

P
L

C.2. Kompetensi
1. Setruktur organisasi
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, struktur organisasi telah ditetapkan untuk
menjamin peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan mendelegasikan wewenang
untuk memfasilitasi SMK3 yang efektif.

Direksi menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi seperti yang terlampir


pada Manual MK3 ini. Tugas dan wewenang setiap Personil baik yang terkait
dengan mutu maupun K3 ataupun terkait dengan struktur organisasi, untuk tingkat
Kepala Divisi/ Bagian dibuat oleh Kepala Divisi / Bagian bersama dengan Direksi /
Pimpinan Cabang kemudian disahkan oleh Direksi / Pimpinan Cabang. Untuk tingkat
dibawah Kepala Divisi / Bagian sampai tingkat terbawah, dibuat oleh Kepala Divisi /
Bagian bersama dengan Divisi / Bagian SDM direview oleh Direksi / Pimpinan
Cabang dan disahkan oleh Kepala Unit Kerja masing-masing. Sedangkan untuk
Proyek dibuat oleh Kepala Proyek bersama dengan Kepala Divisi / Bagian Teknik,
direview Direksi / Pimpinan Cabang dan disahkan oleh Kepala Divisi / Bagian
Teknik.
ORGANISASI K3

2. Maksud
Perusahaan memastikan bahwa metodologi untuk identifikasi bahaya dan penilaian
risiko K3 mempertimbangkan :
a. Lingkup, Karakteristik, waktu dan bersifat proaktif.
b. Tersedianya Informasi mengenai :
- Identifikasi Bahaya
- Klasifikasi Resiko K3
- Resiko K3 yang akan dihilangkan atau diminimalkan
c. Pengalaman Operasi dan kemampuan pengendalian resiko K3 yang ada
Informasi tentang :
- Persyartan-persyaratan fasilitas dan peralatan
- Persyaratan Pelatihan
- Persyaratan pengembangan pengendalian Resiko
- Persyaratan pemantauan & pengukuran untuk memastikan efektifitas
implementasi

3. Tujuan
Untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan di
PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN
SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC, telah mencakup / menjamin hal-
hal tentang :
1. Pemakaian peralatan/perlengkapan yang memadai
2. Dapat mengidentifikasi sumber-sumber/potensi bahaya
3. Melaksanakan metode yang benar (menyediakan tempat-tempat khusus
untuk material yang memerlukan penanganan khusus, bongkar muat)

C.3. Kepedulian
1. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini hanya berlaku pada Paket Pekerjaan PEMBANGUNAN EMBUNG
KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015
M3/DETIK; F; K; SYC.

2. Definasi :
a. Pekerjaan ini adalah Paket Pekerjaan :PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN
SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015
M3/DETIK; F; K; SYC. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk
memberikan suatu dasar dalam bekerja yang menuju kearah tujuan akhirnya,
yakni mencegah terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang
disebabkan karena kejadian dan keadaan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
b. Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan ringan
atau pada prinsipnya tidak membutuhkan perawat I rawat inap di Rumah
Sakit.
c. Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
sedang / korban luka berat atau mebutuhkan rawat inap di rumah sakit.
d. Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
berat / korban meninggal dunia.

3. Ketentuan Umum :
a. Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan maupun
pimpinan perusahaan
b. Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA (Quality
Assurance), dengan memastikan melakukan inspeksi secara berkala.
c. Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang sesuai
dengan lingkup dan tugasnya.
d. Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan terjadinya
bahaya, harus menyediakan petunjuk - petunjuk / informasi - informasi yang
tepat cara penanganan dan pencegahan bahaya - bahaya yang mungkin
terjadi. (gbr 1.1 – 1.2)
e. Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri,
dilatih bagaimana cara menggunakan, dan digunakan tempat yang
seharusnya.
f. Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat dan diperlakukan
sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari kemungkinan terjadinya kebakaran.

g. Alat-alat penyelamat harus tersedia diareal atau tempat-tempat yang membutuhkan.

h. Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan keselamatan, seperti
pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau dan diketahui oleh pegawai yang berada dilokasi
tersebut.

i. Peralatan / kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu kelayakannya.

j. Pihak Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen mengenai safety secara
berkala.

k. Setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara berkelompok.

l. Masing-masing kelompok harus disediakan sarana untuk berkomunikasi.

m. Pada saat bekerja pegawai disarankan mengenakan identitas pengenal.

n. Semua pegawai dari Pihak Penyedia Jasa untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN EMBUNG
KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH; KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015
M3/DETIK; F; K; SYC diasuransikan kesehatannya oleh Perusahaan.
C.4. Komunikasi
No Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan
1. Induksi Keselamatan Konstruksi Ir. AFRIZAL
sebelum mulai pelaksanaan proyek
(Safety Induction) Petugas K3 Konstruksi
2. Pertemuan Pagi Hari Ir. AFRIZAL
setiap Pagi sebelum mulai kerja
(Safety Morning) Petugas K3 Konstruksi
3. Pertemuan Kelompok Kerja Ir. AFRIZAL
Setiap Hari
(Toolbox meeting) Petugas K3 Konstruksi
4. Rapat Keselamatan Konstruksi Ir. AFRIZAL
2 x 1 minggu
(Construction safety meeting) Petugas K3 Konstruksi

Tabel. Program Jadwal Komunikasi


TANGGUNG JAWAB
1. Manajer Proyek
a. Menyetujui konsep Instruksi Safety yang akan dilaksanakan diproyek
b. Memimipin penerapan program K3 di proyek yang menjadi tanggung jawabnya
c. Memimpin rapat tinjauan manajemen atau rapat koordinasi tentang pelaksanaan program K3

d. Memimpin upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program K3

2. Penanggung Jawab Quality Assurance


a. Menyusun konsep Instruksi tentang Safety yang sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan dan membahasnya
bersama bagian-bagian yang terkait.
b. Merekomendasikan Konsep yang telah dibahas kepada Manajer proyek.
c. Memeriksa, memonitor, mengevaluasi pelaksanaan K3 ditingkat proyek.
d. Melaporkan penerapan dan pelaksanaan K3 ditingkat proyek kepada Manajer Proyek.
e. Membuat resume tentang pelaksanaan K3.
3. Pelaksana
a. Bertanggung jawab akan keselamatan karyawan yang berada dibawah pengawasannya.
b. Terjadi keadaan yang kurang aman, tidak aman atau darurat.

PENANGANAN KECELAKAAN
1. Tangani segera apabila ada kecelakaan Kerja dan utamakan keselamatan Jiwa Manusia
2. Segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan jenis kecelakaan
3. Apabila perlu, segera dibawa ke Puskesmas/dokter/ rumah sakit yang telah dirujuk pada alamat yang ditentukan.
4. Hubungi kepolisian Babinsa setempat apabila kecelakaan tersebut memerlukan pertolongan yang serius.

PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN


1. Apabila terjadi kebakaran kecil agar ditangani sendiri dengan menggunakan peralatan Pemadam kebakaran.
2. Beritahukan kepada personil yang berada dilokasi bahwa terjadi bahaya kebakaran.
3. Jika terjadi kebakaran besar yang tidak dapat ditangani sendiri,utamakan manusia dengan memberitahukan agar
menjauhi lokasi.
4. Laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung jawab safety.

Catatan :
1. Jika di lokasi pekerjaan banyak terdapat kayu-kayu kering, yang diperhatikan adalah :
- Dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan.
- Bara-bara api / bekas api unggun harus dipastikan telah benar-benar padam ketika akan meninggalkan tempat.
2. Peralatan pemadam api / Fire extinguisher, harus disediakan pada tempat-tempat rawan tertentu yang memerlukan.

C.5. Informasi Terdokumentasi


PERALATAN KESELAMATAN PEGAWAI
Setiap personil yang bertugas pada pelaksanaan pekerjaan, untuk paket pekerjaan yang berisiko tinggi terutama yang
dilapangan wajib menggunakan Peralatan Pelindung Diri Yang sesuai dengan Standar yaitu :

1. Helm Proyek, disarankan dipakai setiap kelapangan dan diwajibkan dipakai pada
tempat-tempat yang berisiko tinggi terhadap kejatuhan / benturan material;
2. Sepatu Proyek, Dipakai setiap hari dilapangan / site;
3. Pakaian Seragam, dan identitas pengenal diri;
4. Masker, jika bekerja didaerah yang beracun / berbau yang bisa mengakibatkan
terganggunya kesehatan;
5. Sarung Tangan, bila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las Diwajibkan);
6. Kacamata Pelindung, jika hal tersebut diperlukan.
7. Body Protector (pelindung Badan), apabila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las Diwajibkan);

8. Life Jacket (Pelampung), untuk bekerja diatas air dipakai setiap menggunakan transportasi air;

9. P3K, disediakan ditempat-tempat yang memerlukan;


10. Perlengkapan P3K harus diperiksa kembali kelengkapannya setelah dipergunakan;
11. Setiap Pembantu Pelaksana, pelaksana, koordinator pengukuran harus dilengkapi dengan sarana komunikasi;

12. Memastikan sarana komunikasi berfungsi dengan baik; dan


13. Disediakan layout ruangan ditempat-tempat strategis.

Helm Pengaman
Sepatu Proyek
Kaca Mata Pelindung
Jacket Pengaman

TARGET YANG INGIN DICAPAI :


- ZERO ACCIDENT
- MUST BE USE HELMET, SAFETY SHOES & OTHERS SAFETY EQUIPMENT
- KEEP IN ORDER
- PROJECT CLEAN, NEAT AND HEALTH

PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMATOKAN


Untuk pegawai bagian pengukuran / surveyor serta pematokan diharuskan melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengenakan peralatan pelindung diri.


2. Mengetahui lay out daerah yang akan dikerjakan dengan memahami gambar teknik yang menjadi tanggung
jawabnya.
3. Pada saat Pelaksanaan di lapangan harus dipastikan apakah lokasi yang diinjak adalah rawa atau bukan dengan
cara menggunakan ranting yang ditusukkan ketanah.
4. Penguasaan terhadap peralatan yang digunakan.
5. Membawa perlengkapan P3K, perlengkapan tidur / istirahat yang layak pakai ; tenda tidak tembus air, lindungi
tempat berkemah dengan garam untuk menghindari binatang-binatang hutan mendekat.

Bagi tim perintis, patahkan batang-batang sebagai jejak untuk membantu agar tidak tersesat pada waktu kembali.

PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN


1. Mengenakan peralatan pelindung sesuai dengan yang disyaratkan
2. Operator mempunyai surat ijin mengoperasikan peralatan
3. Operator bekerja atas perintah Pelaksana
4. Operator harus mengetahui area yang akan digali atau ditimbun
5. Operator Melaksanakan Pengoperasian alat sesuai instruksi kerja yang berlaku di proyek
6. Menggunakan Alat bantu jika diperlukan
7. Operator bekerja dalam keadaan fit / sehat
8. Membuat Rambu-rambu Pengaman untuk menghidari kejadian kecelakaan kerja
PERJALANAN DAN FASILITAS TRANSPORTASI
Perjalanan dan fasilitas transportasi di / ke lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan jalan darat, untuk itu perlu
diperhatikan / diwajibkan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1. Mengenakan peralatan pelindung / penyelamat sesuai dengan yang disyaratkan
2. Semua fasilitas transportasi terutama dump truck dan mobil harus operasi dengan izin resmi dari pihak yang
berwenang
3. Semua Pengemudi harus mempunyai SIM
4. Kendaraan harus dilengkapi P3K secukupnya serta untuk perbaikan kecil
5. Semua Penggunaan Transport harus menggunakan Sabuk pengaman selama perjalanan
6. Kendaraan disarankan tidak melebihi kecepatan 60 km /jam
7. Pengoperasiaan kendaraan tidak boleh melebihi kapasitas
D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
D.1. Perencanaan Operasi
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh
upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur Organisasi K3
beserta Uraian Tugas
2. Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh Tabel 1,
Indentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung
Jawab.

ORGANISASI K3
PT. BUMI LASINRANG
Penanggung Jawab K3
Ir. AFRIZAL

Emergency /
Kedaruratan P3K Kebakaran

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, struktur organisasi telah ditetapkan untuk menjamin peran,
tanggung jawab, akuntabilitas dan mendelegasikan wewenang untuk memfasilitasi SMMK3 yang efektif.

Tabel Contoh Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analisys)

Nama Pekerja : (Isi nama pekerja)


Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN SEMARANG; JAWA TENGAH;
KABUPATEN SEMARANG; 3 UNIT; 0.015 M3/DETIK; F; K; SYC
Tanggal Pekerjaan : mulai s/d selesai

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:


Nama/Jenis Keterangan
No.
Alat Pelindung Diri "Ada" "Tidak"
1. Topi Perlindungan 
2. Pelindung Mata 
3. Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker) 
4. Sarung Tangan (Kulit, Katun dan Karet) 
5. Sepatu Keselamatan 
6. Rompi Keselamatan (Safety Vest) 
Identifikasi
No. Urutan Langkah Pekerjaan Pengandalian Penanggung Jawab
Bahaya
1. PEKERJAAN PERSIAPAN Pelaksana K3 1 Orang
Sesuai Personil yang di
2. Pekerjaan Galian Tanah tawarkan
dengan Alat Adalah

Ir. AFRIZAL

Petugas K3 Konstruksi

tertera pada tabel

tertera pada tabel


D.2. KESIAPAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
KECELAKAAN DAN PENANGANAN

NO. JENIS KECELAKAAN CARA PENANGANAN KECELAKAAN

1 Luka
a Pendarahan Akibat Benda Tajam - Benda Tajam tersebut jangan dulu dicabut dari
lukanya
- Tentukan pendarahan dan lindungi dengan kapas
dan perban
- Ikat pangkal / aliran sumber darah dengan kain,
15- 30 menit sekali dibuka selama 1 menit
- Bersihkan luka dengan betadine
- Bawa korban segera kerumah sakit / dokter
dengan posisi luka diatas jantung

b Pendarahan Akibat Benda Tumpul - Gejala Sesak Nafas dan memar, segera dibawa
Puskesmas / dokter / rumah sakit untuk
diobservasi Pertama selama 12 jam

2 Keracunan
a Keracunan akibat makanan atau - Segera berikan susu/putih telur/air kelapa atau
minuman yang tidak diketahui air putih
- Gejala : mual, pusing, kaki dingin, bola mata
membesar sebelah

b Keracunan Akibat makanan atau - Segera dimuntahkan


minuman yang mudah terbakar : - Segera berikan susu/puith telur/air kelapa atau
minyak tanah, bensin, baygon, dll air putih

c Keracunan Akibat Alkohol - segera berikan 3 sendok Air the/kopi dalam 1/2
gelas

3 Luka Bakar
- Luka Bakar Ringan I - Dinginkan / Kompres dengan Air
- Luka Bakar Ringan II - Berikan Minuman Sebanyak-banyaknya
- Luka Bakar Ringan III - Keluarkan Cairan yang terjadi akibat luka bakar
dan berikan Betadine
NO. JENIS KECELAKAAN CARA PENANGANAN KECELAKAAN

4 Dipatuk / Digigit Ular - Menghentikan penyebaran racun dengan


mengikat bagian pangkal atau sumber aliran

5 Disengat Lebah - Kompres dengan air es pada bekas sengayan


- Digosok-gosok dengan pasir atau bunga-bungaan

6 Gatal - Gatal - Segera berikan Talk atau serbuk yang


mengandung antiseptic
- Berikan CTM

7 Panas / Overhead - Bawa ketempat yang teduh


- Berikan air putih secukupnya
- Sedot lendir pada hidung jika ada
- Untuk mnghindari dehidrasi, minum air, minum
air sebanyak-banyaknya bila bekerja dibawah
panas matahari
- Panas akan berakibat ke paru-paru atau nafas
- Untuk dilakukan :
a Bila ada teman 2 orang
5 x dada (agak kiri) ditekan secukupnya lalu 1 x
ditiup dari hidung atau mulut (Salah satu ditutup)
terus-menerus selama ± 15 Menit
b Bila
sendi
15 x dada ditekan secukupnya lalu ditiup 2 x
E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI
E.1. Pemantauan dan evaluasi
Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian
B (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2 (Sasaran dan Program K3).
Bulan Ke -
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 6 7 8 9
Ir. AFRIZAL
1. Inspeksi Keselamatan Konstruksi
Petugas K3 Konstruksi
Ir. AFRIZAL 240 (dua ratus empat puluh)
2. Patroli Keselamatan Konstruksi
Petugas K3 Konstruksi hari kalender
Ir. AFRIZAL
3. Audit Internal
Petugas K3 Konstruksi
Tabel. Jadwal Pelaksanaan K3
E.2. Tinjauan manajemen
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. Diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan
tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada table 2. Sasaran dan Program K3.

Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peningjauan ulang
untuk di ambil tindakan perbaikan.

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab Kegiatan SMK3

3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.


4. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
5. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko pada Tabel 1 kolom (5)
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7. Persyaratan Operator Alat Angkat :
- Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi Operator alat angkat.
- Setiap Operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi) alat yang di keluarkan
oleh Badan yang berwenang
8. Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran :
- Penempatan Rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
- Rambu peringatan/larngan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca
9. Alat Pelindung Diri :
- Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
- Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan
10. Tamu/pengunjung dan pihak luar :
- Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja
- Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri)
- Induksi K3
- Persyaratan tanggap darurat

Samarinda, 02 Januari 2024


Penyedia Jasa,
PT. BUMI LASINRANG

SAKKA S, ST
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai