Anda di halaman 1dari 6

Teknik Evaluasi Media Pembelajaran

1. Teknik Non Tes

Teknik Non Tes ini terdiri dari :

a. Skala Bertingkat (Rating Scale) Skala yang menyatakan suatu nilai yang berbentuk angka sebagai hasil
pertimbangan. Hampir semuanya dapat dievaluasi dalam skala besar. Dengan tujuan agar
pencatatannya obyektif, penilaian terhadap gambaran penampilan dan kepribadian seseorang disajikan
dalam bentuk skala.

b. Kuisioner

Pada dasarnya kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang diukur (responden).

Kuisioner ini memungkinkan orang mengetahui situasi data pribadi, pengalaman, pengetahuan, sikap
dan pendapat, dll.

Mengenai jenis kuisioner, dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :

1) Terkait dengan pertanyaan siapa yang akan menjawab adalah sebagai berikut:

a) Kuisioner Langsung

Kuisioner dikatakan langsung apabila kuisioner dikirimkan dan diselesaikan langsung oleh orang yang
akan dimintai jawaban.

b) Kuisioner Tidak Langsung

Kuisioner tidak langsung adalah kuisioner yang dikirimkan dan diisi oleh orang lain selain orang yang
dimintai keterangannya.

Kuisioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mengetahui informasi tentang bawahan, anak,
saudara, tetangga, dll.

2. Terkait dengan pertimbangan untuk jenis respons :


a. Kuisioner Tertutup

Kuisioner Tertutup adalah Kuisioner yang dibuat dengan menyediakan serangkaian pilihan respons
secara lengkap, dan pengisi hanya perlu menandai jawaban yang dipilih, misalnya dengan memberi
tanda centang.

b. Kuisioner Terbuka

Kuisioner Terbuka adalah kuisioner yang dirancang agar peserta dapat menyampaikan pendapatnya
secara bebas.

Kuisioner terbuka dibuat ketika jenis jawaban yang akan dimasukkan tidak ditentukan dengan jelas dan
jawabannya bervariasi.

c. Daftar Cocok (Check List)

Daftar Cocok adalah seperangkat pernyataan yang mengharuskan responden yang dievakuasi cukup
dengan mengisi tanda (v) yang sesuai pada kolom yang tersedia.

Ada pendapat menyatakan bahwa skala penilaian sebenarnya dapat dikategorikan ke dalam daftar
cocok karena skala tersebut juga mengharuskan responden untuk memberikan penilaian yang sesuai
untuk pilihan yang benar.

d. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari
responden melalui pertanyaan tanya jawab sepihak. Wawancara ini disebut sepihak karena orang yang
diwawancarai tidak mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan apapun.

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Wawancara bebas

Responden bebas mengemukakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh kriteria yang ditetapkan oleh
evaluator.

2) Wawancara Terpimpin
Dengan kata lain, ini adalah wawancara di mana penilai mengajukan pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya.

e. Observasi

Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan cara observasi teliti dan pencatatan secara sistematis.

Ada dua jenis observasi yaitu :

1) Observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh seorang pengamat yang masuk dan ikut
serta dalam kegiatan kelompok yang diamati.

2) Pengamatan yang sistematik

Artinya, observasi di mana faktor-faktor yang diamati dicantumkan secara sistematis dan disusun
menurut kategori.

3) Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental dilakukan apabila pengamat bukan merupakan bagian dari kelompok.

f. Riwayat Hidup

Riwayat hidup adalah gambaran keadaan seseorang dalam hidupnya.

Dengan mempelajari riwayat hidup, subjek evaluasi dapat menarik kesimpulan tentang watak,
kebiasaan, dan sikap objek yang dinilai.

2. Teknik Tes
Teknik Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh secara
memadai data atau informasi yang diperlukan tentang seseorang.

Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model menurut pemakaian dan waktu atau
kapan digunakannya tes tersebut.

Model-model tes tersebut, yaitu:

a. Tes Seleksi

Tes seleksi ini sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tes ini juga dapat dianggap sebagai tes
seleksi bagi siswa baru yang ingin masuk sekolah.

Materi ujian yang digunakan dalam tes ini hanyalah materi prasyarat untuk memulai atau melanjutkan
pelatihan lebih lanjut. Misalnya, setelah mahasiswa melanjutkan studi pada program studi bahasa Arab
di Perguruan Tinggi IAIN, mereka mengikuti ujian atau tes pilihan ganda dengan soal-soal yang berkaitan
dengan bahasa Arab.

Apabila nilai yang dicapai memenuhi persyaratan dan mahasiswa mempunyai prestasi yang baik, maka
mahasiswa tersebut dapat melanjutkan studinya di IAIN. Tes ini juga dapat dilakukan secara lisan,
tertulis, atau perilaku.

b. Tes Awal

Test ini sering kita dengar istilah “pretest”.

Tes ini digunakan guru untuk menguji materi yang diajarkan kepada siswa untuk mengetahui seberapa
baik siswa menguasai materi tersebut. Tes ini mempunyai satu arti, Dengan kata lain: Tes dijalankan
sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Materi ujian yang diberikan harus relevan dengan materi yang diajarkan, dan soal-soal harus sederhana
namun konsisten dengan pokok-pokok yang harus dapat dikuasai siswa.

c. Tes Akhir

Tes ini biasa disebut dengan post-test.


Tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran materi untuk melihat seberapa baik siswa memahami
materi dan apa saja poin-poin penting dari materi yang dipelajarinya.

Materi tes ini mengacu pada materi yang telah diajarkan sebelumnya kepada siswa, khususnya materi
yang berkaitan dengan sub mata pelajaran utama.

Naskah tes akhir sama dengan tes awal, sehingga guru dapat menentukan mana dari kedua hasil tes
yang lebih dipahami siswa.

Suatu program pendidikan dikatakan berhasil apabila peserta didik mempunyai pemahaman yang lebih
mendalam terhadap materi setelah proses pembelajaran.

d. Tes Diagnostik

Tes ini dirancang untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dan memberikan perlakuan yang tepat
berdasarkan kelemahan tersebut.

Keuntungan tes diagnostik adalah dapat mengidentifikasi kelemahan siswa dalam bidang tertentu.

e. Tes Formatif

Artinya, untuk mengetahui seberapa besar perkembangan seorang mahasiswa setelah menyelesaikan
suatu program tertentu.

Manfaat tes formatif bagi siswa:

1) Digunakan untuk memeriksa apakah siswa telah menguasai materi pelajaran secara utuh.

2) Penguatan bagi siswa.

Ketika siswa mengetahui bahwa mereka mendapat nilai tinggi pada ujian yang mereka harapkan,
mereka merasa bahwa guru telah memberi mereka anggukan, dan ini menunjukkan bahwa mereka
memiliki pengetahuan yang benar.

3) Pekerjaan perbaikan.

Melalui umpan balik pasca-tes, siswa mengetahui kelemahan mereka.

4) Sebagai diagnosa.

Materi pelajaran yang dipelajari siswa adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, atau konsep.
Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dapat melihat dengan jelas bagian mana dari materi
pembelajaran yang masih menimbulkan kesulitan.

Manfaat tes formatif bagi guru.

Dengan mengetahui hasil tes formatif yang dilakukan memungkinkan guru untuk:

1) Menentukan seberapa baik materi pelajaran diterima siswa

2) Memahami bagian mana dari materi pembelajaran yang belum dimiliki siswa.

3) Dapat memprediksi keberhasilan atau kegagalan setiap program yang diterapkan.

f. Tes Sumatif

Tes ini diberikan setelah selesainya kelompok program atau program yang lebih besar.

Keuntungan pengujian sumatif:

1) Carilah nilainya.

Jika tes formatif digunakan untuk memberikan informasi guna meningkatkan penyampaian, bukan
untuk memberikan nilai atau menentukan kedudukan anak di antara teman sebayanya, maka hasil tes
sumatif digunakan untuk menentukan nilai dan posisi.

2) Untuk menentukan apakah seorang anak dapat bergabung dalam suatu kelompok untuk program
selanjutnya.

3) Catatan lengkap kemajuan siswa mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) Wali siswa (2) Kelompok
bimbingan dan penasehat sekolah (3) Jika siswa melanjutkan ke sekolah lain, pihak lain dapat berpindah
dan melanjutkan atau memulai studinya, atau kehidupan kerja.

Anda mungkin juga menyukai