Anda di halaman 1dari 2

Assalamu’alaikum wr.wb.

Perkenalkan saya Sevia Linda Suciani Calon Guru Penggerak angkatan 9 dari
Kabupaten Tulungagung. Pada kesempatan kali ini, saya akan melakukan wawancara bersama Ibu
Kepala Sekolah saya yaitu bu . . . . . . . . . Hari ini saya akan melakukan wawancara sesuai dengan
modul 3.1 yaitu tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Selamat mengikuti.

WAWANCARA 1 SDN SUKOANYAR

1. Sevia : Selama ini, bagaimana Ibu mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika
atau bujukan moral?

KS : Berdasarkan kasus tersebut adanya dilema etika harus memutuskan diantara pilihan
yang sama-sama memiliki alasan yang masuk akal. Sehingga untuk mengidentifikasi antara
dilemma etika dan bujukan moral dapat dilihat dari alasan pembuatan keputusan. Jika ada
alasan masuk akal dan dibenarkan maka masuk kedalam dilema etika, sedangkan jika alasannya
tidak sesuai maka masuk kedalam bujukan moral.

2. Sevia : Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Ibu, terutama
untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama
mengandung nilai kebajikan?

KS : Selama ini dalam menjalankan pengambilan keputusan harus dimusyawarahkan dulu


dengan seluruh rekan guru.

3. Sevia : Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa ibu lakukan selama ini?

KS : Langkah/prosedur yang bisa dilakukan adalah mengajak rekan guru untuk berdiskusi
melalui rapat internal.

4. Sevia : Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilemma etika?

KS : Hal yang dianggap efektif dalam pengambilan keputusan adanya tindakan preventif
sebelum terjadi permasalahan.

5. Sevia : Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika?

KS : Tantangan dalam pengambilan keputusan adalah kurangnya ketegasan jika dihadapkan


dengan persoalan yang melibatkan kemanusiaan.

6. Sevia : Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyeleseian
kasus dilema etika, apakah Ibu langsung menyeleseikan ditempat, atau memiliki sebuah jadwal
untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Ibu jelaskan?

KS : Tidak ada jadwal khusus dalam penyeleseian kasus dilemma etika, karena langsung
diseleseikan dengan melakukan koordinasi dengan seluruh dewan guru.

7. Sevia : Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu
Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilemma etika?

KS : Yang bisa membantu atau mempermudah dalam pengambilan keputusan adalah rekan-
rekan guru.

8. Sevia : Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dalam
pengalaman Ibu mengambil keputusan dilemma etika?

KS : Pembelajaran yang bisa diambil adalah tidak semua yang kita anggap benar itu “benar”,
karena harus dilihat dari berbagai sisi.
Sevia : Assalamu’alaikum wr.wb Bu Endang..
KS : Wa’alaikumsalam wr.wb Bu Sevia..
Sevia : Terimakasih ibuk atas waktu yang sudah diberikan untuk saya, InsyaAllah saya akan
melaksanakan wawancara yang terkait dengan pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan sebagai
seorang pemimpin. Boleh diperkenalkan sekilas tentang Ibu Endang, monggo.
KS : Baiklah. Perkenalkan nama saya ………………………. Kepala Sekolah SDN GOMBANG 1

WAWANCARA 2 SDN GOMBANG 1

1. Sevia : Selama ini, bagaimana Ibu mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika
atau bujukan moral?

KS : Berdasarkan kasus tersebut, terjadi dilema etika yang ditandai dengan adanya pilihan
yang sama-sama benar. Tidak ada bujukan moral dalam kasus ini karena tidak ada pelanggaran
hukum yang terjadi. Sehingga sulit untuk mengidentifikasi antara dilema etika dan bujukan
moral, dimana perlu dilihat dari tipe kasus dan pilihan yang muncul.

2. Sevia : Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Ibu, terutama
untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama
mengandung nilai kebajikan?

KS : Selama ini dalam menjalankan pengambilan keputusan harus dimusyawarahkan dulu


dengan rekan guru, agar mendapatkan pertimbangan dalam memutuskan suatu permasalahan.

3. Sevia : Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa ibu lakukan selama ini?

KS : Langkah atau prosedur yang bisa dilakukan dalam melakukan musyawarah adalah
dengan para guru, selanjutnya di rapatkan kembali dengan komite sekolah.

4. Sevia : Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilema etika?

KS : Hal yang dianggap efektif dalam pengambilan keputusan adanya komunikasi antara guru
dan komite sekolah.

5. Sevia : Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika?

KS : Tantangan dalam pengambilan keputusan adalah kurangnya kesadaran tentang


pentingnya pendidikan dari diri siswa dan orang tua siswa.

6. Sevia : Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyeleseian
kasus dilema etika, apakah Ibu langsung menyeleseikan ditempat, atau memiliki sebuah jadwal
untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Ibu jelaskan?

KS : Tidak ada jadwal khusus dalam penyeleseian kasus dilema etika, karena langsung
diseleseikan dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

7. Sevia : Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu
Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilemma etika?

KS : Para guru yang selama ini membantu dalam pengambilan keputusan dilema etika.

8. Sevia : Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dalam
pengalaman Ibu mengambil keputusan dilema etika?

KS : Pembelajaran yang bisa diambil adalah perlu memperhatikan budaya lingkungan sekolah
untuk mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai