Anda di halaman 1dari 19

Tugas 3.1.a.

Demonstrasi Kontekstual
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis
Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai
Pemimpin

Susanti, M.Pd
SMAN 1 Surabaya
CGP Angk. 6 Surabaya
Hasil Wawancara ke-1 di Sekolah CGP
SMAN 1 Surabaya

Nama : Khoiril Anwar, S.Pd. MM


Unit Kerja : SMA Negeri 1 Surabaya
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : Jl. Wijaya Kusuma No.48
Surabaya
Hasil Narasi / Tulis Wawancara Dengan
Kepala SMAN 1 Surabaya
Mohon maaf karena tidak diperkenankan untuk menyebar luaskan rekaman suara, maka
saya tulis narasinya.

CGP : Assalamualaikum wr. wb. Permisi pak..


Kepsek : Wa'alaikum salam wr.wb. Silahkan duduk..Ada yang bisa saya bantu?
CGP : Terkait dengan tugas CGP yaitu Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Pemimpin. Apakah bapak bisa meluangkan
waktu kira-kira 20 menit untuk wawancara terkait hal tersebut.
Kepsek : Boleh, silahkan...
CGP : Kita mulai dengan pertanyaan pertama, selama ini, bagaimana Anda
dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika
atau bujukan moral?
Kepsek : Selama ini, saya saat mengidentifikasi kasus-kasus dilema etika
yaitu dengan bermcam-macam kasus yang terjadi maka saya akan
mengelompokan kasus-kasus tersebut sesuai kualifikasinya
baik kasus yang terjadi pada guru ataupun murid. Kualifikasi yang
dimaksud adalah Kompetensi, kode etik, komitmen, pelanggaran
tata tertib, kemanusiaan, keagamaan, dan kebinekaan.
CGP : Pertanyaan kedua, selama ini, bagaimana Anda menjalankan
pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-
kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai -nilai kebajikan?
Kepsek : Saat seperti itu terkadang memang menjadi dilema bagi saya untuk
mengambil keputusuan dari permasalahan yang ada, tetapi saya
mencari solusi yang mengandung nilai-nilai kebajikan dan pada
akhirnya untuk kebaikan serta kebermanfaatan bagi banyak orang.
CGP : Baik pak, untuk pertanyaan ketiga, Langkah-langkah atau prosedur
seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Kepsek : Sebelum mengambil suatu keputusan dari suatu permasalahan yang
ada, maka langkahnya; 1) mengumpulkan fakta-fakta/bukti, 2)
menentukan siapa saja yang terlibat, 3) klarifikasi/investigasi, 4)
konferensi kasus, 5) koordinasi dengan pihak terkait, 5)
musyawarah dengan wakil dan staff saya/Guru yang
berkepentingan serta untuk mengambil suatu keputusan.
CGP : Pertanyaan ke empat, Hal-hal apa saja yang selama ini Anda
anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika?
Kepsek : Hal-hal yang menurut saya efektif bahwa keputusan yang saya
ambil tidak merugikan orang lain dengan jalan persuasif yaitu
menggunakan pendekatan secara psikologis, pendekatan sosiologis
dan kekeluargaan. Dimana setiap permasalahan bisa kita selesaikan
dengan melihat dari sisi baiknya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
CGP : Pertanyaan ke lima, Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan
tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema
etika?
Kepsek : Tantangan saya dalam pengambilan keputusan, saat kasus
tersebut sama-sama benar dan sama-sama mengandiung nilai-nilai
kebajikan tetapi kedepannya berpengaruh pada dampak pada
kebijakan sekolah terkait dengan turut campurnya pihak-pihak
luar.
CGP : Lanjut untuk pertanyaan enam, Apakah Anda memiliki sebuah
tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus
dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau
memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Kepsek : Untuk kasus yang sederhana memerlukan penyelesaian cepat
langsung saat itu, tetapi untuk kasus melibatkan banyak orang,
maka perlu kita selesaikan secara bertahap dengan melihat siapa
yang terlibat, mencari fakta kasus, investigasi/konferensi kasus,
lalu bermusyawarah dengan tim untuk mengambil keputusan yang
terbaik dan tidak merugikan semua pihak.
CGP : Pertanyaan ketujuh, Adakah seseorang atau faktor-faktor apa
yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam
pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Kepsek : Faktor-faktor yang mempermudah saya dalam pengambilan
keputusan adalah tim work/kerja sama dengan semua pihak yang
terlibat, peraturan yang disepakati bersama serta tetap melihat
nilai-nilai kebajikan serta norma yang berlaku.
CGP : Baik pak.., yang pertanyaan teralkhir. Dari semua hal yang telah
disampaikan pembelajaran apa yang Anda petik dari pengalaman
Anda mengambil keputusan dilema etika.
Kepsek : Pembelajaran yang saya dapatkan adalah dalam pengambilan
keputusan diperlukan koordinasi dan kolaborasi yang baik semua
pihak agar pengambilan keputusan tidak terkesan terburu-buru
sehingga keputusan akhir yang diambil tepat sasaran dan tidak
merugikan banyak pihak.
CGP : Terima kasih, atas waktunya yang sudah diluangkan kepada saya...
dan mohon ijin kembali bertugas.
Kepsek : Sama-sama.
CGP : Wassalamualaikum wr.wb
Kepsek : Wa'alaikum salam wr.wb.
Hasil Wawancara ke-2 di SMAN 6
Surabaya

Nama : Dra. Mamik Pujowati, M.Pd


Unit Kerja : SMA Negeri 6 Surabaya
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : Jl. Gubernur Suryo No.11
Surabaya
Hasil Narasi / Tulis Wawancara Dengan
Kepala SMAN 6 Surabaya
Mohon maaf karena tidak diperkenankan untuk menyebar luaskan rekaman suara, maka
saya tulis narasinya.

CGP : Assalamualaikum wr. wb. Permisi ibu..


Kepsek : Wa'alaikum salam wr.wb. Silahkan duduk..Ada yang bisa saya bantu?
CGP : Terkait dengan tugas CGP yaitu Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Pemimpin. Apakah ibu bisa meluangkan
waktu kira-kira 20 menit untuk wawancara terkait hal tersebut.
Kepsek : Silahkan jeng..
CGP : Kita mulai dengan pertanyaan pertama, selama ini, bagaimana Anda
dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika
atau bujukan moral?
Kepsek : Selama ini, saya saat mengidentifikasi kasus-kasus dilema etika
saya berkoordinasi dengan staf saya/waka untuk melihat kasus
tersebut siapa yang terlibat, dengan melihat kebenaran yang ada
untuk dilakukan pengujian kebenarannya, lalu musyawarah untuk
pengambilan keputusan sesuai dengan peraturan yang berlaku
yang sudah disepakati bersama.
CGP : Pertanyaan kedua, selama ini, bagaimana Anda menjalankan
pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-
kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai -nilai kebajikan?
Kepsek : Memang menjadi dilema bagi seorang pimpinan untuk mengambil
keputusuan dari permasalahan yang sama-sama benar, tetapi saya
tetap berpegang teguh pada peraturan yang sudah disepakati
bersama tetapi juga melihat nilai-nilai kebaikan dan bermanfaat
bagi banyak orang.
CGP : Baik ibu...pertanyaan ketiga, Langkah-langkah atau prosedur
seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Kepsek : Sebelum mengambil suatu keputusan dari suatu permasalahan yang
ada, dengan mencari fakta/data, pemanggilan yang bersangkutan,
koordinasi dengan pihak terkait, komunikasi bersama staf/waka
serta guru yang bersangkutan untuk meneyelesaikan permasalahan
CGP : Pertanyaan ke empat, Hal-hal apa saja yang selama ini Anda
anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika?
Kepsek : Hal-hal yang menurut saya efektif bahwa keputusan yang saya
ambil adalah melakukan konferensi internal dengan tim (waka/staf/
guru/BK.
CGP : Pertanyaan ke lima, Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan
tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema
etika?
Kepsek : Tantangan saya dalam pengambilan keputusan terkait dengan
kebijakan yang berkaitan dengan anak-anak pejabat sehingga
kedepannya memiliki dampak pada kebijakan sekolah terkait
dengan turut campurnya pihak-pihak lain (LSM/pengacara).
CGP : Lanjut untuk pertanyaan enam, Apakah Anda memiliki sebuah
tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus
dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau
memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Kepsek : Karena kasus itu munculnya tidak rutin sehingga tidak ada jadwal
khusus untuk penyelesaian kasus dilema etika,tergantung ringan
beratnya kasus. jika kasus itu ringan maka bisa diselesaikan secara
langsung saat itu juga.Tetapi jika permasalahannya berat sehingga
memerlukan penanganan melalui tahapan-tahan yang berlaku yaitu
meninjau fakta/data, komunikasi dengan semua pihak yaitu murid
lalu koordinasi/bermusyawarah dengan tim untuk mengambil
keputusan yang terbaik.
CGP : Pertanyaan ketujuh, Adakah seseorang atau faktor-faktor apa
yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam
pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Kepsek : Faktor-faktor yang mempermudah saya dalam pengambilan
keputusan adalah koordinasi yang baik dengan tim seperti wakil/
staf, guru, komite, wali murid serta peraturan yang berlaku atau
disepakati bersama.
CGP : Baik ibu.., yang pertanyaan teralkhir. Dari semua hal yang telah
disampaikan pembelajaran apa yang Anda petik dari pengalaman
Anda mengambil keputusan dilema etika.
Kepsek : Pembelajaran yang saya dapatkan adalah dalam pengambilan
keputusan adalah pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik
semua pihak agar pengambilan keputusan akhir yang diambil sesuai
sasaran dan berdampak positif serta berpihak kepada murid.
CGP : Terima kasih ibu, atas waktunya yang sudah diluangkan kepada
saya dan mohon ijin kembali bertugas.
Kepsek : Sama-sama, silahkan..
CGP : Wassalamualaikum wr.wb
Kepsek : Wa'alaikum salam wr.wb.
ANALISIS HASIL WAWANCARA KE - 1
Khoril Anwar, S.Pd.MM. Kepala SMAN 1 Surabaya

Pertanyaan 1;
Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyan-
pertanyaan mengganjal apa yang masih ada di wawancara apabila
dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Dari hasil wawancara saya dengan Bapak Khoiril Anwar, S.Pd. MM selaku
Kepala SMAN 1 Surabaya, saya menemukan bahwasannya dalam pengambilan
keputusan terdapat paradigma dilema etika yaitu individu lawan kelompok
seperti kasus beberapa murid yang mencoreng nama baik sekolah, rasa
keadilan lawan kasihan yaitu bahwasanya setiap pengambilan keputusan
tetap berpegang teguh pada peraturan sekolah yang berlaku tetapi juga
melihat sisi kemanusiaannya pada sang murid, serta jangka pendek lawan
jangka panjang yaitu penanganan kasus guru/murid dilakukan secara
persuasif yaitu melalui pembinaan sehingga kedepannya guru/murid yang
melakukan kesalahan akan menyadari kesalahannya dan menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Serta pengambilan keputusan mengacu pada 3 pinsip yaitu
berpikir berbasis peraturan, berbasis rasa peduli, dan berbasis hasil akhir
Pengambilan keputusan sudah mengikuti 9 langkah yang ada diantaranya;
mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang
terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian paradigma
benar lawan benar, prinsip resolusi, investigasi, dan buat keputusan serta
refleksi setelah mengambil keputusan. Adapun dalam wawancara ini belum
nampak jelas tentang pengujian benar atau salah.
ANALISIS HASIL WAWANCARA KE - 2
Dra. Mamik Pujowati, M.Pd. Kepala SMAN 6 Surabaya

Dari hasil wawancara saya dengan Ibu Dra. Mamik Pujowati, M.Pd selaku
Kepala SMAN 6 Surabaya, saya menemukan bahwasannya dilema yang
dihadapi dalam pengambilan keputusan terdapat paradigma dilema etika
yaitu individu (sekolah) lawan masyarakat (pengacar,LSM), rasa keadilan
lawan kasihan meskipun berpedoman pada peraturan yang disepakati,
tetapi keputusan yang berdampak pada keberpihakan pada murid. Serta
pengambilan keputusan mengacu pada 3 pinsip yaitu berpikir berbasis
peraturan, hal ini ditunjukan semua permasalahan berdasarkan data .
Pengambilan keputusan sudah mengikuti beberapa langkah dari 9 langkah
yang ada diantaranya; mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan,
menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan,
pengujian benar salah meskipun pada wawancara tidak dijelaskan secara
gamblang tentang pengujian legal, menggukanan prinsip resolusi, investigasi,
dan buat keputusan serta refleksi setelah mengambil keputusan. Adapun
yang belum terlihat dalam wawancara adalah paradigma benar lawan benar.
Pertanyaan 2;
Bagaimana hasil wawancara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah
sebuah persamaan, atau perbedaan kira-kira ada yang menonjol pada salah
satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

persamaan yang saya temukan dari hasil wawancara pada narasumbur


pertama dan kedua, diantaranya;
pada pengambilan keputusan yang dilakukan kedua narasumber tersebut,
keduanya melakukan kerjasama dengan tim work untuk melakukan
musyawarah melalui rapat untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada untuk menemukaan berbagai solusi yang dapat diambil sebelum
mengambil keputusan, untuk menghindari hal-hal bertentangan dengan nilai-
nilai dan aturan yamg berlaku.
Kedua narasumber juga mengedepankan prinsip-prinsip kepedulian dalam
pengambilan keputusan sehingga dampak yang dihasilkan dapat bermanfaat
dan berpihak kepada murid. Selain itu narasumber juga memanfaatkan
trilema sebagai konsep pengambilan dan pengujian keputusan.
Pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh narasumber pertama
m,enggunakan berpikir prinsip berbasis kepedulian dan berpikir prinsip
berbasis hasil akhir yang berdampak jangka panjang.
Sedangkan pada pengambilan keputusan narasumber yang kedua yaitu
menggunakan prinsip berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thiking),
sehingga keputusan menguntungkan banyak orang.
Kedua narasumber tersebut memiliki hal-hal yang menonjol pada
pengambilan keputusan, dimana narasumber pertama dalam pengambilan
keputusan dengan mempertimbangkan dampak dari keputusannya sehingga
keputusannya selain untuk jangka pendek, namun juga kepentingan jangka
panjang, namun tetap mengikuti peraturan yang ada. Sedangkan
narasumber kedua pada pengambilan keputusan lebih fokus pada
kebermanfaatannya terhadap orang banyak yang ada disekitarnya.
Pertanyaan 3;
Apa rencana ke depan pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan
yang mengandung unsur diilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur
efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Rencana ke depan yang akan dilakukan oleh kedua narasumber tersebut,


adalah melakukan analisis setiap permasalahan yang ada berdasakan 4
(Empat) paradigma, 3 (tiga) prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan
dan pengujian keputusan secara sistematis. Terlebih khusus pengujian
benar atau salah yang di dalamnya terdapat unsur, seperti; uji legal, uji
regulasi, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola sehingga dihara[pkan
dalam pengambilan keputusan ke depan sesuaai dengan nilai-nilai dan aturan
yang ada dan berdampak positif bagi semua orang.
Kedua narasumber akan mengukur efektifitasnya dalam setiap pengambilan
keputusan yang telah diambilnya sehinggapada setiap pengambilan
keputusan akan bemberikan dampak dan solusi bagi seluruh pihak yang
terlibat.
Pertanyaan 4;
Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan
dilema etika pada lingkungan Anda, dan pada kolega guru-guru Anda
yang lain? Kapan Anda menerapkannya?

Untuk pengambilan keputusan dilema etika baik pada lingkungan, pada


murid-murid, kolega-kolega guru yang pertama akan saya lakukan
adalah , melakukan analisis setiap permasalahan yang ada berdasakan
4 (Empat) paradigma, 3 (tiga) prinsip, dan 9 langkah pengambilan
keputusan dan pengujian keputusan secara sistematis.
Selanjutnya saya akan melakukan tahapan-tahapan bagaimana
mengenali nilai-nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat,
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar salah,
pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi,
investigasi opsi trilema, membuat keputusan berpihak pada murid, dan
melakukan refleksi pada hasil keputusan.
Dan saya akan menerapkan hal tersebut, apabila saya dihadapkan pada
pengambilan keputusan antara dua hal yang kedua-duanya sama-sama
memilikki nilai-nila kebenaran atau dilema etika.
ANALISIS HASIL WAWANCARA KE DUA KEPALA SEKOLAH

Cek list Refleksi Wawancara

1. Kepsek SMAN 1 Surabaya

2. Kepsek SMAN 6 Surabaya


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai