Anda di halaman 1dari 5

KONSERVASI BANGUNAN DAN KAWASAN HERITAGE

(EAH65753)

KONSEP DESAIN BERDASARKAN


PRINSIP-PRINSIP KONSERVASI
BANGUNAN & KAWASAN HERITAGE

tambahkan nama objek


DI SUSUN OLEH :

disini SRI WAHYUNI KATILI

DOSEN PEMBIMBING :
NURNANINGSIH NICO ABDUL, ST.,MT

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023/2024
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan COVER
karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan tugas makalah ini yang berjudul KATA PENGANTAR
“KONSEP DESAIN BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP KONSERVASI BANGUNAN & KAWASAN DAFTAR ISI
HERITAGE”. Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Vierta Ramlan Tallei, BAB I PENDAHULUAN
S.T.,MT., dan Ibu Nurnaningsih Nico Abdul, S.T., M.T. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Konservasi Bangunan dan Kawasan Heritage yang telah memberikan Tugas ini kepada kami. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3. METODE PERANCANGAN
Dalam laoran ini juga saya sadar betul banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saya berharap 1.4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN LAPORAN
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah dibuat di masa yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI LAPANGAN
datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga 2.1. Terminologi / Definisi
laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah 2.2. Tinjauan pustaka tentang panduan dan regulasi konservasi cagar budaya
disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. 2.3. Tinjauan pustaka mengenai konservasi cagar budaya dalam lingkup bangunan dan kawasan
2.4. Tinjauan pustaka mengenai analisis SWOT
2.5. Studi lapangan berupa identifikasi kegiatan konservasi di Kota Gorontalo dan sekitarnya
Gorontalo,14 November 2023 BAB III TINJAUAN OBJEK BANGUNAN HERITAGE
Penyususun 3.1. Sejarah dan kepemilikan
3.2. Kondisi terkini bangunan dan tapak
3.3. Kegiatan konservasi yang pernah dilakukan
Sri wahyuni katili BAB IV ANALISIS DAN STRATEGI KONSERVASI
4.1. Analisis SWOT
4.1.1. Identifikasi faktor-faktor internal
4.1.2. Identifikasi faktor-faktor eksternal
4.2. Analisis Strategi Konservasi
4.2.1. Strategi konservasi yang pernah dilaksanakan
4.2.2. Matriks usulan strategi konservasi
BAB V KONSEP RANCANGAN KONSERVASI
5.1. Konsep Rancangan Konservasi Tapak
5.1.1. Aksesibilitas, parkir dan sirkulasi kendaraan
5.1.2. Ruang terbuka (hijau dan non hijau)
5.1.3. Jalur pedestrian
5.1.4. Penataan aktivitas
5.2. Konsep Rancangan Konservasi Bangunan
5.2.1. Jenis konservasi bangunan yang dapat dilakukan
5.2.2. Konsep fungsi bangunan
5.2.3. Konsep bentuk bangunan
5.2.4. Konsep langgam bangunan tambahan
5.2.5. Konsep material bangunan
5.2.6. Konsep struktur dan konstruksi bangunan
BAB VI SIMPULAN DAN PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya
di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Bangunan heritage, juga dikenal sebagai bangunan bersejarah atau bangunan warisan, adalah sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
struktur fisik, bangunan, atau tempat yang memiliki nilai sejarah, arsitektur, budaya, atau Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
lingkungan yang signifikan. Nilai-nilai ini sering diakui dan dilindungi oleh pemerintah atau atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria: berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
organisasi khusus karena kepentingan pelestarian dan penghargaan terhadap sejarah dan mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun; memiliki arti khusus bagi
identitas kultural. Ciri-ciri bangunan heritage meliputi: sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan memiliki nilai budaya
bagi penguatan kepribadian bangsa. Cagar Budaya perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat
➢ Nilai Sejarah dan Budaya: Bangunan heritage memiliki keterkaitan yang kuat dengan sejarah, melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan
peristiwa, tokoh, atau perkembangan penting dalam masyarakat di masa lalu. Mereka kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Cagar Budaya memiliki sifat
mencerminkan gaya arsitektur dan teknik bangunan dari periode tertentu. rapuh, unik, langka, terbatas, dan tidak terbarui, sehingga perlu dijaga dari ancaman
➢ Arsitektur yang Khas: Bangunan heritage sering memiliki arsitektur yang unik dan menonjol, pembangunan fisik.
mencerminkan karakteristik dan gaya arsitektur khusus dari suatu masa atau budaya. Arsitektur
ini sering dianggap berharga dan representatif dari periode sejarah tertentu. SWOT adalah akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
➢ Penting untuk Identitas Lokal atau Nasional: Bangunan heritage dapat dianggap sebagai simbol (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah sebuah cara, alat dan metode sistematik
penting dari identitas lokal, nasional, atau bahkan internasional. Mereka mewakili bagian penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan menggambarkan situasi yang sedang atau mugkin akan
dari warisan budaya suatu komunitas atau bangsa. dihadapi oleh organisasi atau perusahaan yang digunakan sebagai perencanaan strategis dalam
➢ Penting untuk Pendidikan dan Penelitian: Bangunan heritage menyediakan sumber daya memaksimalkan faktor dari dalam (internal), yaitu kekuatan (strengths) dan peluang
penting untuk memahami sejarah, budaya, dan evolusi masyarakat di masa lalu. Mereka sering (opportunities) serta secara bersamaan dapat meminimalkan faktor dari luar (eksternal), yaitu
digunakan untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan kegiatan budaya. kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT merupakan bentuk analisis situasi
➢ Peran dalam Pengembangan Kota dan Pariwisata: Bangunan heritage dapat menjadi daya tarik dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan
wisata yang signifikan, membantu mempromosikan pariwisata budaya dan berkontribusi pada kondisi sebagai faktor masukan, kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
ekonomi lokal. Mereka juga dapat membentuk ciri khas kota atau daerah tempat mereka berada. Analisa ini secara logis dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat
digunakan sebagai alat efektif untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi perusahaan,
Pelestarian bangunan heritage sangat penting untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tetap sebagai proses pengambilan keputusan untuk menentukan strategi.
ada untuk dinikmati oleh generasi mendatang. Banyak pihak, termasuk pemerintah, organisasi
nirlaba, dan masyarakat, terlibat dalam upaya pelestarian, restorasi, dan pemeliharaan bangunan Analisis SWOT terdiri atas empat komponen dasar, yaitu: 1) Strengths (S) adalah situasi atau
heritage agar dapat diwariskan secara baik dan tetap berfungsi sesuai dengan nilai-nilai historis kondisi kekuatan organisasi atau program pada saat ini, 2) weaknesses (W) adalah situasi atau
dan budayanya kondisi kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini, 3) opportunities (O) adalah situasi
atau kondisi peluang yang berasal dari luar organisasi, dan 4) threats (T) adalah situasi ancaman
bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada
Dalam UU No 11 Tahun 2010, Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaanberupa masa depan.
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan
Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan. UUD No 11 Tahun 2010, Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs
Cagar Budaya,
BAB II
1.2 Maksud dan Tujuan Perancangan
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan ini dimaksudkan untuk membahas tentang sejarah dan kondisi salah satu bangunan cagar
DAN STUDI LAPANGAN
budaya dengan menggunakan analisis SWOT. Sedangkan tujuan dari pembahasan ini diharapkan
dapat menerapkan konsep desain yaitu kegiatan konservasi pada bangunan Rumah Dinas Gubernur
Gorontalo
2.1. Terminologi / Definisi
2.2. Tinjauan pustaka tentang panduan dan regulasi konservasi cagar budaya
1.3 Metode Perancangan
Dalam kamus Inggris- Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung ke lokasi untuk warisan atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan
mendapatkan data primer dan data sekunder. nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian
penting dari karakter mereka.
• Data primer : Yaitu metode pengumpulan data serta keterangan yang dikumpulkan dengan cara Heritage memiliki banyak pengertian, Menurut UNESCO heritage merupakan warisan (budaya)
Observasi dan Dokumentasi untuk melihat langsung dan mengamati keadaan. masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang.
Dapat disimpulkan bahwa heritage adalah sesuatu yang yang dapat diteruskan atau diwariskan
• Data Sekunder : Yaitu sumber data penelitian yang diperoleh dari media perantara berupa Skripsi kepada generasi penerus karena memiliki nilai yang harus dipertahankan dan dilestarikan
atau Jurnal Penelitian. keberadaanya.
Merujuk pada Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia yangdideklarasikan di Ciloto 13 Desember
1.4 Sistematika Pembahasan Laporan 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka (heritage) Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka
Budaya, dan Pusaka Saujana. PusakaAlam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka Budaya
• Bab 1 Pendahuluan: Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, Maksud dan tujuan, Metode
adalah hasil cipta, rasa, karsa,dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air
perancangan, dan Sistematika Pembahasan Laporan
Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan
• Bab 2 Tinjauan Pustaka: Memuat uraian tentang tinjauan pustaka yaitu terminology atau definisi,
budaya lainsepanjang sejarah keberadaannya.
tinjauan Pustaka, dan studi lapangan.
• Bab 3 Tinjauan Objek Bangunan Heritage: Menguraikan sejarah, kondisi terkini serta kegiatan 2.1.2 Terminologi Konservasi
konservasi yang pernah dilakukan. Konservasi adalah semua tindakan dan tindakan yang bertujuan untuk menjaga warisan budaya
• Bab 4 Analisis dan strategi konservasi: Memuat antara lain analisis SWOT serta strategi Konservasi. berwujud sekaligus menjamin aksesibilitasnya kepada generasi sekarang dan mendatang. Konservasi
• Bab 5 Konsep Rancangan Konservasi: Menjabarkan konsep Rancangan Konservasi Tapak, meliputi konservasi preventif, konservasi remedial, dan restorasi. Segala tindakan dan tindakan
Rancangan Konservasi Tapak harus menghormati arti penting dan sifat fisik benda warisan budaya.
• Bab 6 Penutup: Menyimpulkan secara singkat dan jelas terkait konsep desain Konservasi. Konservasi merupakan istilah yang menjadi payung bagi semua kegiatan pelestarian sesuai dengan
• Daftar Pustaka: Bagian informasi dari referensi yang didapatkan kesepakatan internasional yang telah dirumuskan dalamPiagam Burra Tahun 1981. Konservasi
adalah segenap proses pengelolaansuatutempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara
dengan baik. Dengan kata lain mempertahankan “sesuatu” dalam jangka waktu yang panjang
sehingganilai-nilai yang dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Konservasi dapat meliputi
seluruh kegiatan pemeliharan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Konservasi dapat
dilakukan melalui pendekatan “continuity andchange” serta jaminan ekonomi.
Konservasi sebagai salah satu teknik (bentuk) pelestarian mengalami perubahan konsep dari tahun Di tingkat daerah, Provinsi Gorontalo memiliki peraturan-peraturan yang menjadi dasar hukum
ke tahun. Kini strategi pelestarian (konservasi) meliputi konservasi lingkungan (natural) dan pelaksanaan konservasi cagar budaya. Beberapa peraturan daerah tersebut antara lain:
konservasi kebudayaan (cultural). Konservasi lingkungan dilihat sebagai cara untuk melindungi suatu • Peraturan Daerah Provinsi GorontaloNo. 7 Tahun 2012 tentang Pelestarian dan Pengelolaan
kawasanyangspesifik namun masih memungkinkan terjadinya perubahan. Terkait dengankonservasi Warisan Budaya.
kebudayaan, Appleyard (1981) mengatakan bahwa dalamgerakankonservasi dikenal adanya • Peraturan Daerah Kabupaten/Kota di Gorontalo terkait pelestarian cagar budaya
konservasi fisik (artefak) dan konservasi sosial. Antarakonservasi fisik dan sosial sebenarnya tidak
ada perbedaan tujuan yang menyolok. Akhir-akhir ini kedua kegiatan tersebut selalu dilakukan 2.3 Tinjauan Pusaka mengenai konservasi cagar budaya dalam lingkup budaya
bersama. Konservasi sosial lebih ditekankan untuk menjadi orientasi konservasi fisik. dan Kawasan
Konservasi Bangunan Bersejarah dalam Struktur Rencana UmumPerkotaan yang perlu diperhatikan Di tingkat daerah, Provinsi Gorontalo memiliki peraturan-peraturan yang menjadi dasar hukum
adalah bagaimana posisi konservasi (tercantumatau tidak, kuat atau tidak, permasalahan besar atau pelaksanaan konservasi cagar budaya. Beberapa peraturan daerah tersebut antara lain:
kecil). • Peraturan Daerah Provinsi GorontaloNo. 7 Tahun 2012 tentang Pelestarian dan Pengelolaan
Warisan Budaya.
2.2 Tinjauan Pustaka tentang panduan dan regulasi konservasi cagar budaya • Peraturan Daerah Kabupaten/Kota di Gorontalo terkait pelestarian cagar budaya

The Burra Charter pertama kali diterbitkan oleh Australia ICOMOS (International Council on
Monuments and Sites) pada tahun 1979. Charter ini dihasilkan sebagai respons terhadap kebutuhan
untuk memiliki panduan yang jelas dan komprehensif dalam melaksanakan konservasi cagar budaya
di Australia. Nama "The Burra Charter" diambil dari kota tambang sejarah Burra di Australia
Selatan,yang memiliki pentingnya sebagai situs cagar budaya yang diawetkan dengan baik.

Undang-Undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menjadi dasar hukum yang penting dalam
pelaksanaan konservasi cagar budaya di Indonesia. Urgensi Undang-Undang No 11 Tahun 2010:
• Melindungi, melestarikan, dan menghormati warisan budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan
dari identitas bangsa Indonesia.
• Mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian cagar budaya.
• Mengatur pengelolaan dan pengembangan cagar budaya secara berkelanjutan.
• Menetapkan tindakan hukum terhadappelanggaran terhadap cagar budaya.

Adapun Substansi Undang-Undang No 11 Tahun 2010:


• Penetapan kriteria cagar budaya dan prosedur pengakuan sebagai cagar budaya.
• Pembentukan Badan Pelestarian Cagar Budaya sebagai lembaga pusat yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan cagar budaya.
• Perlindungan, pengawasan, dan pengendalian terhadap cagar budaya.
• Penetapan kewajiban pemilik cagar budaya dalam pemeliharaan dan pelestarian.
• Pengaturan mengenai relokasi, pemindahan, dan rekonstruksi cagar budaya.
• Sanksi pidana dan administratif atas pelanggaran terhadap cagar budaya.

Anda mungkin juga menyukai