Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ADAPTIVE REUSE

KELOMPOK 9

Bella Jaya Kusuma 119240013

Mila Salsabila 119240023

Rahmah Rizki Hasanah 119240055

Arini Dina Hanifa S. 119240059

Dosen : Dr. Wenny Arminda, M.Sc., Ph.D.

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2021
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Ketentuan Proyek 3
1.3 Lingkup 3

BAB 2 PEMAHAMAN PROYEK 4


2.1 Pengertian Proyek 4
2.2 Tipologi Proyek 4
2.3 Studi Preseden 6
2.4 Kesimpulan Studi Tipologi dan Preseden 10

BAB 3 ANALISIS PERANCANGAN 11


3.1 Analisis Fungsi 11
3.2 Analisis Lahan 12
3.2.1 Kondisi Sekitar Lahan 12
3.2.2 Batas-Batas dan Ukuran Lahan 12
3.2.3 Aksesibilitas/Pencapaian 12
3.2.4 Analisis Sirkulasi 12

BAB 4 PEMROGRAMAN 14
4.1 Pendekatan dan Strategi Programming 14
4.2 Program Ruang
4.2.1 Persyaratan Ruang 14

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 18


5.1 Konsep Site Plan 18
5.2 Konsep Bangunan 19

BAB 6 HASIL PERANCANGAN Error! Bookmark not defined.


6.1 Penjelasan Rencana Tapak Error! Bookmark not defined.
6.2 Rancangan Bangunan Error! Bookmark not defined.
6.3 Rekapitulasi Data Hasil Rancangan Error! Bookmark not defined.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam perkembanganya keberadaan gedung yang terbengkalai di setiap tempat semakin hari
semakin bertambah tanpa adanya upaya untuk menghentikan hal ini. Padahal sudah cukup jelas di mata kita
saat ini kebutuhan lahan untuk pemukiman semakin dibutuhkan, sementara lahan yang ada sejak awal
jumlahnya tetap dan jika dibiarkan hal-hal seperti penerbengkalaian bangunan-bangunan yang sebenarnya
masih memiliki potensi tentunya akan sangat disayangkan. Bangunan-bangunan yang ditinggalkan tetapi
masih memiliki potensi untuk digunakan lagi kedepannya membutuhkan gerakan tepat sehingga
memberikan peluang untuk mengurangi pembukaan lahan baru untuk pendirian bangunan.

Maka dari itu diperlukan suatu gerakan pelestarian kawasan yang telah terbengkalai dengan
langkah revitalisasi maupun konservasi. Untuk tugas adaptive reuse ini, kelompok kami memilih sebuah
bangunan terbengkalai yang berada di kabupaten Lampung Selatan. Bangunan ini merupakan bangunan
terbengkalai yang ditinggalkan bahkan sebelum pembangunannya benar-benar selesai, fungsi awal yang
ditujukan bangunan ini adalah sekolah, tetapi dikarenakan beberapa hal bangunan ini pun dibiarkan saja
tanpa ada tindakan lain. Menurut kami dengan mengaplikasikan konsep adaptive reuse pada bangunan ini
dirasa tepat, karena lokasinya yang berada di kawasan strategis yang berada diantara 2 perguruan tinggi
negeri yang cukup besar sehingga bangunan ini memiliki potensi untuk bisa mewadahi kebutuhan ruang
bagi pelajar yang ingin mendapatkan tempat khusus dengan suasana belajar yang baru selain di sekolah
atau kampus.

1.2 Ketentuan Proyek


Mahasiswa mencari bangunan terbengkalai yang masih memiliki potensi untuk diaplikasikannya
konsep adaptive reuse pada bangunannya, dengan kriteria bangunannya masih memiliki struktur yang
masih kuat, dan bukan merupakan bangunan yang bersengketa.

1.3 Lingkup

Lingkup dari pengerjaan tugas mata kuliah adaptive reuse ini, meliputi :
● Pemilihan bangunan
● Analisis potensi bangunan
● Pemilihan fungsi baru bangunan
Lingkup dari perencanaan pengaplikasian konsep adaptive reuse pada bangunan Boarding School Al-
Azhar ini adalah :
● Penilaian kondisi bangunan
● Pengamatan terhadap bagian bangunan yang membutuhkan tindakan rekonstruksi
● Perencanaan fitur dan ruang yang menjadi fungsi baru bangunan
● Perencanaan konstruksi bangunan
● Spesifikasi rencana kerja
BAB 2
PEMAHAMAN PROYEK

2.1 Pengertian Proyek

Dilansir dari drop-desk, secara umum, definisi coworking adalah ketika orang berkumpul di ruang
netral untuk bekerja secara mandiri pada proyek yang berbeda, atau dalam kelompok pada proyek yang
sama. Ini berbeda dari ruang kerja kantor pada umumnya karena orang-orang di lingkungan coworking
umumnya tidak bekerja untuk perusahaan yang sama. (“What Is Coworking? Everything You Need To
Know About Coworking Spaces Read more at: https://drop-desk.com/what-is-coworking”, n.d.)

Coworking space hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan
ketika meneliti lokasi. Komunitas, fasilitas, dan lingkungan ruang kerja adalah semua faktor yang bervariasi
dari satu ruang ke ruang lainnya. Terdapat beberapa jenis coworking space secara umum, yaitu:
1. Open workspaces
Ruang kerja terbuka biasanya identik dengan istilah coworking, karena secara tradisional dari
situlah coworking pertama kali dimulai. Jenis ruang kerja ini memiliki meja khusus di mana
anggota dari perusahaan yang berbeda berbagi area umum.
2. Private workspaces
Ruang kerja pribadi adalah kebalikan dari ruang kerja terbuka. Ruang pribadi ini dapat berbentuk
kantor atau bahkan suite khusus yang dibuat khusus untuk tim besar. Anggota dari satu perusahaan
berbagi kamar khusus atau kombinasi area yang disewa atau disewa oleh perusahaan.
3. Industry specific
Ruang-ruang ini melayani anggota yang bekerja di industri yang sama. Misalnya, ada coworking
space yang khusus dibangun untuk profesi kreatif. Tipe kreatif ini (desainer grafis, seniman, dan
videografer) semuanya dapat bekerja di bawah satu atap. Perlu diingat bahwa ruang khusus industri
ini dapat menawarkan kombinasi ruang kerja pribadi dan terbuka.
4. Venture/Incubator
Inkubator adalah salah satu dari beberapa lingkungan coworking yang paling selektif. Tujuan dari
ruang kerja ini adalah untuk menarik dan mendanai perusahaan dengan memberi mereka dukungan
yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Perusahaan ventura tradisional menawarkan pengurangan
sewa atau modal sebagai ganti ekuitas di perusahaan yang mereka terima ke dalam program
mereka.

2.2 Tipologi Proyek


Ruang-ruang atau spaces adalah area aktivitas dengan batas yang batasnya mungkin lebih atau
kurang substansial. Kemudahan dan kecepatan respons terhadap perubahan sekarang menjadi kriteria
desain yang utama. Workstation menjadi tujuan tunggal, dan cocok untuk tugas: bilik untuk kegiatan
individu, ruang kecil untuk diskusi yang tenang, dan ruang telekonferensi. Perpustakaan, ruang konferensi,
dan kafetaria, di sisi lain, sekarang digunakan untuk berbagai aktivitas dengan jangkauan yang luas.
Workstation harus disesuaikan untuk mendukung kegiatan semaksimalnya; dan ruang besar tidak selalu
bisa diandalkan untuk hal tersebut. (Ergin 2014, 20)

Pembagian ruang atau space yang dibutuhkan dapat diklasifikasikan sebagai:


● Primer: Ruang kerja utama
● Sirkulasi: Ruang yang berhubungan dengan pergerakan di sekitar kantor.
● Support/Service: Ruang-ruang yang berisi fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengoperasian dan
pemeliharaan gedung atau berisi fungsi-fungsi yang mendukung kerja seluruh organisasi.
● Sosial: Ruang yang berisi fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aktivitas non-kerja
penghuninya.
Atau dapat digambarkan dengan diagram berikut

a) Diagram bubble kedekatan ruang

b) Hubungan antar ruang


c) Contoh layout penempatan ruang
Gambar 1. Tipologi umum coworking space
Sumber : Ergin, 2014

2.3 Studi Preseden


1. Bandung Creative Hub
Bandung Creative Hub adalah wadah perkumpulan komunitas kreatif kota Bandung dengan tujuan
menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para pelaku kreatif untuk mengembangkan industri kreatifnya
sehingga terbentuk jaringan kreatif yang mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia
dan wisatawan asing akan produk-produk kreatif Indonesia. Didirikan oleh Wali Kota Bandung M.
Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial pada tanggal 28 Desember 2017
dengan tujuan menyediakan 16 subsektor ekonomi kreatif. Bandung Creative Hub termasuk salah
satu implementasi Bandung Smart City dari Smart Community. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Bandung, n.d.)
Gambar 2. Denah Bandung Creative Hub
Sumber : Bandung Creative Hub, 2019

16 subsektor kreatif yang dimaksud adalah aplikasi dan pengembang permainan (game developer,
arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film dan video,
fotografi, seni kriya, kuliner, musik, penerbitan, seni rupa, seni pertunjukan, periklanan, animasi,
dan televisi dan radio. Untuk menunjang subsektor tersebut, terdapat fasilitas di bangunan ini antara
lain coworking space, perpustakaan, auditorium, ruang tari, studio musik, photography space,
ruang game dan animasi, ruang kelas jahit dan fashion, ruang aula, dan basement.

a. Exterior
Seperti yang terlihat pada gambar, dari luar gedung ini sudah mencerminkan identitas dari
bangunan sebagai wadah kreatifitas. Bentuk gedung bersegi banyak (polygon) dengan memiliki
tekstur dan berwarna-warni membuat karakter bangunan terasa playful dan tidak kaku. Dikutip dari
Kompas Bandung, pengerjaan bangunan ini dimandori oleh Ridwan Kamil dan diharapkan menjadi
standar pembangunan gedung di Kota Bandung. (Ramdani 2016)
Gambar 3. Fasad gedung Bandung Creative Hub
Sumber : Mulkisalman, 2017

b. Interior

Gambar 4. Interior Bandung Creative Hub


Sumber : jalanhorebandung.com, 2018

Terdapat dua jenis dinding yaitu dinding dengan finishing polos atau cat satu warna dan dinding
dengan menampilkan mural atau material yang berkebalikan dengan yang pertama. Bagian langit-
langit mengekspos utilitas yang memperlihatkan ducting AC, lampu, dan sprinkler system. Langit
langit ini dicat menggunakan warna gelap. Akan tetapi, pada beberapa ruang khusus seperti ruang
auditorium dan perpustakaan menggunakan penutup langit-langit berupa plafon karena di ruang
auditorium memerlukan akustik yang bagus. (Ainur and Safeyah 2021, 13)

2. Apiary
Pada dasarnya, Apiary Coworking Space ini didesain khusus sebagai tempat berkumpul dan
berkreasinya berbagai start up, pekerja individu, seniman dan juga pengusaha untuk berkolaborasi
dan juga bertukar pikiran di sini. Dengan konsep coworking space, Apiary Coworking Space
menawarkan ambience yang homey dan juga kasual untuk membuat setiap membernya merasa
nyaman serasa berada di rumah agar lebih mudah untuk bounding satu sama lainnya. (Hertian 2017)

a) Coworking space

b) Meeting room
Gambar 5. Fasilitas di Apiary
Sumber : (Paramitha 2018)

Area di Apiary terbagi menjadi ruang coworking, private office yang dapat menampung 6 orang,
meeting room, dan event space. Dimana pada area coworking menerapkan shared desk yang dapat
mendorong pengguna berinteraksi satu sama lainnya. Selain itu, tersedia juga ruang kantor yang
dapat menampung tim yang terdiri dari 6 orang. Ruang ini ditujukan bagi perusahaan startup yang
belum menyewa kantor.
Gambar 6. Mural di coworking space
Sumber : (Fadhila 2019)

Pada coworking space terdapat mural besar yang didominasi warna kuning yang terpajang di salah
satu sisi dinding di Apiary. Mural ini cukup menarik dari segi desain dan dari efek kreativitas.
Warna ini dipercaya mampu menghasilkan efek tenang, mendorong rasa ceria, serta meningkatkan
aktivitas mental.

2.4 Kesimpulan Studi Tipologi dan Preseden


Pada umumnya, tipologi dalam coworking space memiliki tingkatan berdasarkan lama waktu
kunjungan atau dapat dibedakan menjadi penyewa jangka waktu singkat, sedang, dan lama. Jenis penyewa
ini menentukan area mana saja yang dapat diakses. Pengunjung yang menyewa ruang dalam waktu satu
hari terbatas pada area yang ditentukan, biasanya hanya di bagian depan bangunan dikarenakan umumnya
bagian depan memiliki tingkat privasi yang rendah. Lain halnya dengan pengunjung yang menyewa dengan
jangka waktu yang lama seperti tahunan. Penyewa tahunan juga umumnya mendapatkan fasilitas yang lebih
exclusive dibandingkan penyewa harian yang menerima fasilitas standar.

Area coworking umumnya diciptakan dengan suasana yang mendukung terjadinya interaksi antar
pengguna dikarenakan tujuan dari coworking itu sendiri, sebagai wadah bagi orang-orang dengan latar
belakang yang sama. Hal ini dapat diciptakan dengan membangun ambience yang sesuai, contohnya dengan
pendekatan interior seperti menggunakan shared desk, mengadakan common area, membuat suasana santai,
dll. Akan tetapi, coworking space juga perlu menyediakan area privasi bagi individu atau kelompok
tertentu. Sebagai tempat bekerja, coworking space tidaklah seperti kantor pada umumnya yang bersifat
kaku dan tegas. Sebaliknya, coworking space dibuat agar pengguna dapat mengerjakan pekerjaannya
dengan suasana yang nyaman. Suasana nyaman ini dapat dikendalikan dengan perancangan interior, baik
itu melalui tata letak perabot, penggunaan jenis lampu, permainan warna di dalam ruang, maupun intensitas
cahaya matahari yang masuk.
BAB 3
ANALISIS PERANCANGAN

3.1 Analisis Fungsi


Fungsi-fungsi yang akan dibahas dalam perancangan penggunaan kembali bangunan Al-azhar
Boarding School dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas dan kebutuhan penggunanya. Adapun fungsi-
fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Primer, merupakan fungsi bangunan yang melingkupi kegiatan utama yang terjadi di dalam
objek rancangan, yaitu berupa co-working space yang memfasilitasi berbagai ruang-ruang kerja
baik yang bersifat publik maupun privat.

2. Fungsi Sekunder, merupakan fungsi bangunan yang ditujukan untuk melengkapi fungsi kegiatan
primer, yaitu dengan menyediakan toko alat tulis dan tempat fotocopy.

3. Fungsi Penunjang, merupakan fungsi yang melengkapi fasilitas sarana pada gedung yang
mewadahi kegiatan utama yang terjadi pada objek perancangan, yaitu adanya kantin dan lapangan
olahraga.

Adapun skema analisis fungsi pada perancangan penggunaan kembali bangunan Al-azhar Boarding School
adalah sebagai berikut :

Perancangan Penggunaan Kembali Bangunan Al-azhar Boarding School

Fungsi Sekunder :
Fungsi Primer : Tempat Fotocopy Fungsi Penunjang :
Ruang Kerja Privat Toko Alat Tulis Kantin
Ruang Kerja Publik Lapangan Tempat Parkir
Olahraga Ruang Servis
3.2 Analisis Lahan
Analisis lahan dilakukan berdasarkan data-data lahan yang ada. Analisis lahan ini dilakukan agar
kita dapat mengetahui potensi apa saja yang bisa dimanfaatkan pada bangunan ini, sehingga perancangan
bangunan ini dapat berfungsi dengan baik dan optimal.

3.2.1 Kondisi Sekitar Lahan


Tapak/lahan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan rancangan sebuah pusat pemasaran.
Tapak yang baik dapat meningkatkan peluang sebuah pusat pemasaran untuk menunjang fungsi dan
menghasilkan keuntungan bagi bangunan tersebut. Oleh karena itu, tapak merupakan unsur penting yang
harus dipertimbangkan. Adapun kriteria-kriteria dalam tapak bangunan Al-azhar Boarding School antara
lain adalah:

1. Tapak terletak di kawasan yang cukup sepi hal ini sangat menunjang untuk dijadikan tempat
pengembangan minat bakat yang membutuhkan tempat tenang dan jauh dari polusi udara dan suara.
2. Lokasi dekat dengan dua Kampus besar di Lampung yakni Institut Teknologi Sumatera dan UIN
Raden Intan Lampung.
3. View sangat mendukung dimana terdapat monumen patung penari Sigeh Penguten serta
sekelilingnya adalah padang rumput dan kebun warga.

3.2.2 Batas-Batas dan Ukuran Lahan


Tapak bangunan Al-azhar ini memiliki batas-batas sebagai berikut:
- Utara : Jl. Endro Suratmin
- Selatan : Bangunan kosong dan kebun warga
- Barat : Lahan kosong
- Timur : Jl. Akses Tol Sumatera

3.2.3 Aksesibilitas/Pencapaian
Analisis aksesibilitas ini merupakan alternatif-alternatif desain yang mendukung untuk pencapaian
menuju dan keluar tapak yang memberi kemudahan terhadap pengguna. Untuk aksesibilitas pada bangunan
ini nantinya akan diberikan jalan masuk/entrance dari bagian utara tepatnya dari Jalan Endro Suratmin.

3.2.4 Analisis Sirkulasi


Analisis sirkulasi ini merupakan alternatif-alternatif desain yang dilakukan untuk mengetahui
sirkulasi yang tepat dalam tapak perancangan. Analisis sirkulasi ini terbagi menjadi dua, yaitu analisis
sirkulasi pejalan kaki dan analisis sirkulasi kendaraan.

A. Analisis Sirkulasi Pejalan Kaki


Analisis sirkulasi pejalan kaki ini merupakan alternatif-alternatif desain yang mendukung
sirkulasi bagi pengguna yang berjalan kaki untuk menuju bangunan. Dari analisis yang kami,
nantinya akan dibuatkan trotoar untuk agar menjadi pembeda antara akses pejalan kaki dan akses
kendaraan, selain itu kami juga akan menambahkan selasar ataupun vegetasi agar pejalan kaki
tidak terkena panas dan hujan.

B. Analisis Sirkulasi Kendaraan


Analisis sirkulasi kendaraan ini merupakan desain yang mendukung sirkulasi bagi
kendaraan yang masuk ke bangunan ini. Pada tapak perancangan perlu perencanaan sirkulasi
kendaraan yang tepat agar menunjang kegiatan di dalam bangunan tersebut dan nantinya yang
kami lakukan adalah :
- Memberikan tempat parkir yang mudah dijangkau
- Memberi kenyamanan pengguna, sehingga mereka tidak khawatir dengan kendaraanya
BAB 4
PEMROGRAMAN

4.1 Pendekatan dan Strategi Programming


Kebutuhan Ruang :
1. Working space private
2. Working space kelompok
3. Ruang meeting
4. Perpustakaan
5. Cafe/Kantin
6. Toilet
7. Musholla
8. Toko alat tulis dan fotocopy
9. Pos keamanan
10. Lapangan olahraga
11. Parkir

4.2 Program Ruang

Tabel. Persyaratan Ruang


Pencahayaan Penghawaan View
No Ruang Akustik Sirkulasi Ke Ke
Alami Buatan Alami Buatan
dalam luar
1 Working Space ** *** ** *** *** *** *** ***
Private
2 Working space ** *** ** *** *** *** *** ***
(kelompok)
3 Ruang meeting ** *** ** *** *** ** *** ***
4 perpustakaan ** *** ** *** *** *** ** **
5 Café / kantin ** ** *** ** * *** *** ***
6 Musholla *** *** *** ** ** *** ** **
7 Toilet *** *** *** * * *** * *
8 Toko alat tulis dan ** *** ** *** * ** ** *
fotocopy
9 Pos keamanan *** ** *** * * * * *
Dari keadaan existing bangunan yang sudah memiliki tipologi bentuk dan luas bangunan, kami
membuat perhitungan untuk peletakan dan pemanfaatan ruang semkasimal mungkin. Dari ukuran luas yang
ada, berikut adalah tabel kebutuhan ruang yang telah disesuaikan dengan ruang yang ada pada bangunan.

Tabel 5.1 Tabel Kebutuhan Ruang


Nama ruang Sifat Luas Kegiatan Furniture Dimensi Sumber Banyak Total luas
ruang ruang standard perabot furniture
Working space Semi 96 m2  Belajar  Meja 0,6 x 0,5 Nuefert 130 39 m2
(private) public  Mengerjakan  Kursi 0,5 x 0,4 130 26 m2
tugas 65 m2
Luas ruang x sirkulasi 28,8 m2
96 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 93,8 m2
Working space Public 96 m 2
 Belajar  Meja 1,8 x 1,0 Nuefert 22 39,6 m2
(kelompok)  Mengerjakan  Kursi 0,5 x 0,4 132 26,4 m2
tugas
 Kerja
kelompok
 Diskusi 66 m2
Luas ruang x sirkulasi 28,8 m2
96 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 94,8 m2
Ruang meeting Semi 24 m2  Diskusi  Meja 4,8 x 1,0 Nuefert 2 9,6 m2
public  Mengerjakan  Kursi 0,5 x 0,4 32 6,4 m2
project
 Rapat 16 m2
Luas ruang x sirkulasi 7,2 m2
24 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 23,2 m2
Perpustakaan Semi 48 m2  Belajar  Meja 0,6 x 0,5 Nuefert 50 15 m2
public  Membaca  Kursi 0,5 x 0,4 50 10 m2
buku  Rak 0,45 x 4 4 7,2 m2
buku 32.2 m2
Luas ruang x sirkulasi 14,4 m2
48 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 46,6 m2
Café / kantin Public 48 m2  Makan  Meja 0,6 x 0,25 Nuefert 40 8 m2
 Minum  Kursi 0,5 x 0,4 40 6 m2
 Berkumpul  Caffee 4x4 1 16 m2
bar 30 m2
Luas ruang x sirkulasi 14,4 m2
48 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 44,4 m2
Musholla Public 24 m 2
 Sholat  sajadah 1,2 x 6 - 2 14,4 m2
Luas ruang x sirkulasi 7,2 m2
24 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 21,6 m2
toilet private 48 m2  Buang air  toilet 2x1 Nuefert 8 16 m2
 Mencuci  westafel 0,4 x 0,5 9 1,8 m2
tangan  urinoir 0,45 x 0,35 4 0,6 m2
 wudhu 18,4 m2

Luas ruang x sirkulasi 14,4 m2


48 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 32,8 m2
Toko alat tulis Public 48 m2  print  meja 3 x 0,5 Nuefert 1 1,5 m2
dan fotocopy  fotocopy  kursi 0,5 x0,4 5 1 m2
 membeli atk  rak 3 x 0,6 10 18 m2
etalase
 mesin 2x1 1 2 m2
fotocopy 22,5 m2

Luas ruang x sirkulasi 14,4 m2


48 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 36,9 m2
Kantor Semi 24 m2  menerima  meja 0,6 x 1,2 Nuefert 1 0,72 m2
pengelola publik tamu  kursi 0,5 x 0,4 1 0,2 m2
 administrasi  sofa 5x1 1 5 m2
5,92 m2
Luas ruang x sirkulasi 7,2 m2
24 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 13,12 m2
Pos keamanan Servis 9 m2  memantau  kursi 0,5 x 0,4 nuefert 3 0,2 m2
keadaan  meja 1,8 x 0,5 1 0,9 m2
1,1 m2
Luas ruang x sirkulasi 2,7 m2
9 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 3,8 m2
Gazebo Public 9 m2  Bersantai - Dim - 6 54 m2
 Belajar gazebo =
outdoor 3x3
 berkumpul
Luas ruang x sirkulasi -
9 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang -
Gudang Servis 20 m2  Menyimpan  rak 6 x 0,6 - 1 3,6 m2
barang
 janitor
Luas ruang x sirkulasi 6 m2
20 m2 x 30 %
Total luas kebutuhan ruang 9,6 m2
Tabel 5.2 Tabel Ukuran Ruang Berdasarkan Existing Bangunan

No Lantai Nama ruang Dimensi ruang Luas ruang


1 1 Toilet 8x6 48 m2
Musholla 4x6 24 m2
Gudang 5x4 20 m2
Kantor pengelola 4x6 24 m2
Kantin / café 8x6 48 m2
Toko alat tulis dan Fotocopy 8x6 48 m2
2 2 Toilet 8x6 48 m2
Co-working space (kelompok) 16 x 6 96 m2
Ruang meeting 4x6 24 m2
3 3 Toilet 8x6 48 m2
Co-working sapec (private) 16 x 6 96 m2
Perpustakaan 8x6 48 m2

4.2.3 Hubungan Antar Ruang

Hubungan antar ruang memiliki hierarki dimana dalam peletakannya ditentukan melalui jenis dan
fungsi ruang. Contohnya pada ruang yang bersifat publik diletakkan di area yang lebih dekat dari
resepsionis dibandingkan ruang yang bersifat privat. Ruang yang memiliki fungsi sama umumnya
diletakkan berdekatan, seperti ruang meeting dan ruang kantor. Ruang-ruang servis juga umumnya
berdekatan dikarenakan memiliki jenis ruang dan pengguna yang sama.
BAB 5
KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Site Plan


Site plan adalah gambar dua dimensi yang berisikan konsep gambaran atau peta rencana
pembagian bangunan ataupun kavling termasuk tata guna lahan dan perencanaan jalan beserta
fasilitas penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Luas lahan, bentuk lahan,
kegiatan atau fungsi bangunan yang ada di sekeliling batas-batas, kondisi kontur dan sebagainya
akan mempengaruhi konsep site plan yang ada, bersamaan dengan sasaran produk atau fasilitas
yang direncanakan di lahan tersebut, kami akan membantu Anda menyiapkan berbagai hal, saat
pembuatan konsep site plan yang terbaik.
Konsep siteplan yang akan kami terapkan pada bangunan ini adalah kurang lebih akan
seperti di bawah ini, akses dari samping bangunan dan bentuk bangunan yang persegi pada siteplan
dan akan ditambahkan vegetasi di beberapa titik.

Gambar 6. Konsep Site plan


5.2 Konsep Bangunan
Konsep interior bangunan ini rencananya yang akan kami terapkan pada bangunan ini
adalah scandinavian style, konsep scandinavian ini sendiri memiliki nuansa yang indah, sederhana,
bersih, serta simpel.
Ciri khas dari scandinavian style ini sendiri adalah :
● Didominasi warna natural seperti putih, abu-abu,biru dan krem
● Penggunaan furniture yang sederhana tidak terlalu banyak ornamen dan dekorasi yang
berlebihan
● Memaksimalkan pencahayaan alami dengan jendela besar
● Penggunaan material kayu baik pada furniture maupun elemen bangunan seperti pintu,
jendela, lantai, maupun plafon.
● Serta penambahan unsur alam

Gambar 7. Interior Scandinavian Style


BAB 6
HASIL PERANCANGAN

6.1 Penjelasan Rencana Tapak


6.1.1 Perletakan massa dan orientasi bangunan

Massa bangunan co working menggunakan bangunan existing yang sebelumnya adalah bangunan
dari Al-Azhar boarding school yang kemudian tidak digunakan. Bangunan dibangun memanjang
dari Timur ke Barat sehingga dinding bangunan yang memanjang tidak terekspos matahari dan
ruangan di dalam bangunan tidak panas.

6.1.2 Sirkulasi manusia dan kendaraan


Bangunan Al-Azhar Boarding School berada di pinggir Jalan Endro Suratmin dan Jalan Akses Tol
Sumatera. Jalan-jalan ini adalah jalan utama yang dapat diakses oleh kendaraan beroda dua dan
empat. Tepi jalan merupakan tanah humus yang ditumbuhi oleh tanaman ilalang dan rerumputan
sehingga pejalan kaki juga harus melalui jalanan aspal, bukannya pedestrian. Kendaraan dapat
memasuki area bangunan dengan melalui kedua jalur tersebut, tetapi akses masuk menuju parkir
dibuat di Jalan Akses Tol Sumatera karena kendaraan harus memutar terlebih dahulu di Monumen
Penari Sigeh Pengunten. Sirkulasi pada tapak hanya memiliki satu akses keluar dan masuk
sehingga alur sirkulasi yang terjadi adalah memasuki area parkir, parkir, lalu keluar dari area parkir
melalui pintu yang sama.
6.1.3 Ruang terbuka hijau
Area di sekitar bangunan Al-Azhar Boarding School merupakan area kosong yang ditumbuhi oleh
tanaman liar berupa ilalang dan rerumputan. Ruang terbuka hijau dapat diolah di area sekitar parkir
menuju bangunan co working space.

6.2 Rancangan Bangunan


6.2.1 Bentuk bangunan
Bangunan berbentuk persegi panjang dengan ukuran sebesar 36 x 8 meter. Pembagian lebar
bangunan 6 meter dan lebar koridor 2 meter. Ruang-ruang yang terdapat dalam bangunan Al-
Azhar Boarding School digunakan sedemikian mungkin sehingga tidak terdapat ruang negatif pada
bangunan. Ruang di bawah tangga digunakan sebagai gudang, hal ini menghindari adanya ruang
negatif pada bangunan.

6.2.2 Tata letak dan bentuk ruang

Ruang-ruang diletakkan pada satu sisi koridor sehingga sirkulasi yang didapat efisien. Ruang
existing berbentuk grid berukuran 6 x 8 meter dan ruang tangga berukuran 4 x 3 meter. Koridor
berada di depan ruang dengan lebar 2 meter sehingga pengguna bangunan memiliki ruang yang
cukup untuk berpapasan di jalan.

6.2.3 Sirkulasi dalam bangunan


Untuk sirkulasi yang terjadi di dalam bangunan, pengunjung dapat memasuki bangunan dari sisi-
sisi depan dan samping bangunan karena bangunan coworking ini tidak memiliki pintu masuk dan
terbuka pada sisi koridor.

6.2.4 Sistem struktur dan konstruksi


Struktur yang terdapat pada balok bangunan ini merupakan beton bertulang berukuran 15 x 30
centimeter. Dengan menggunakan kolom beton bertulang berukuran 30 x 30 centimeter. Grid
ruangan yang terdapat pada bangunan ini berukuran 6 x 4 meter.

6.2.5 Sistem utilitas


6.3 Rekapitulasi Data Hasil rancangan

Gambar 6.3.1 Denah Lantai 1

Gambar 6.3.2 Denah Lantai 2

Gambar 6.3.3 Denah Lantai 3


Gazebo

Siteplan
Tampak Depan

Tampak Belakang

Tampak samping kanan

Tampak samping kiri


DAFTAR PUSTAKA

Ainur, Alvian I., and Muchlis Niyati Safeyah. 2021. “Border : Jurnal Arsitektur.” KAJIAN TIPOLOGI INTERIOR

CREATIVE HUB (STUDI KASUS : BANDUNG CREATIVE HUB DAN JAKARTA CREATIVE HUB) III,

no. Vol 3 No 1 (2021): JUNI 2021 (Juni): 13. https://doi.org/10.33005/border.v3i1.79.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. n.d. “Profil Bandung Creative Hub.” Bandung Creative Hub.

Accessed 10 22, 2021. http://www.bch.my.id/partial/fasilitas.

Ergin, Duygu. 2014. how to create a co-working space handbook. https://pdfcoffee.com/qdownload/coworking-

spacepdf-pdf-free.html.

Fadhila, Naura. 2019. “Apiary Coworking Space: Tempat Kerja Super Cozy di Jakarta Barat.” yooreka.

https://yooreka.id/workspace/apiary-coworking-space-tempat-kerja-super-cozy-di-jakarta-barat/.

Hertian, Neschya. 2017. “APIARY COWORKING SPACE: TEMPAT KERJA DENGAN SEGUDANG EVENT

SERU!” xwork. https://xwork.co/blog/apiary-coworking-space-tempat-kerja-dengan-segudang-event-

seru/.

Paramitha, Nadya. 2018. “Jelajah Ide di Apiary, Coworking Space Super-Nyaman di Bilangan Jakarta Barat.”

Sociolla. https://journal.sociolla.com/lifestyle/apiary-coworking-space.

Ramdani, Dendi. 2016. “Desain Bangunan Bandung Creative Center Rumit, Ridwan Kamil Jadi Mandor.”

Kompas.com (Bandung), 08 01, 2016.

https://regional.kompas.com/read/2016/08/01/16001211/desain.bangunan.bandung.creative.center.rumit.ri

dwan.kamil.jadi.mandor.

“What Is Coworking? Everything You Need To Know About Coworking Spaces Read more at: https://drop-

desk.com/what-is-coworking.” n.d. https://drop-desk.com/. Accessed 10 22, 2021. https://drop-

desk.com/what-is-coworking.
LAMPIRAN

A. Kondisi Bangunan

B. Tangga
C. Ruangan

D. Lantai dan Jendela

Anda mungkin juga menyukai