Karimah Praditya Adindasari - S20174047
Karimah Praditya Adindasari - S20174047
SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
Karimah Praditya Adindasari
NIM : S20174047
SKRIPSI
Oleh :
Disetujui Pembimbing
ِيٰٰٓاَيُّهَا الَّرِيْيَ اٰهٌَُىْٰٓا اًَِّوَا الْخَوْسُ وَالْوَيْسِسُ وَالْاًَْصَابُ وَالْاَشْلَامُ زِجْسٌ هِّيْ عَوَلِ الشَّيْطٰي
َفَاجْتٌَِثُىٍُْ لَعَلَّكُنْ تُفْلِحُىْى
1
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahnya di Lengkapi
dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2007
iii
iv
vi
vii
viii
Halaman Judul
Persembahan ............................................................................................... iv
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
F. Sistematika Pembahasan.................................................................... 8
ix
A. Penelitian Terdahulu.......................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................. 72
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dunia dengan terbatas. Bagaimanapun, saat ini obat penenang telah menyebar
sudah berubah menjadi masalah untuk banyak individu dan golongan di banyak
masanya, banyak hal yang menjadi faktor perubahan tersebut salah satunya
menghasilkan beragam kreasi baru, khususnya pada sektor bantuan medis, yaitu
dalam segi penemuan ragam obat dan ragam teknik pengobatan yang baru.
Islam ternyata sangat ampuh dalam meredakan infeksi, terutama narkotika . Hal
2
M. Areif Haqim, Bahaya Narkoba Alkohol: Cara Islam Mencegah, Mengatasi, dan
Melawan, (Bandung: Nuansa, 2005), 8.
1
digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id
2
tersebut menjelaskan jika narkotika merupakan zat maupun obat tertentu yang
sintesis, yang bisa mengakibatkan berkurangnya kesadaran, mati rasa, dan dapat
menyebabkan ketergantungan. 3
jika disalahgunakan tidak tepat dalam indikasi suatu medis maka pengobatan
kesehatan yang utuh yaitu dalam suatu bagian penting dari kemajuan masyarakat
beberapa ragam, salah satunya adalah ganja yang acap kali di gunakan oleh
diperjualbelikan. Hal tersebut juga mendasari alasan Shen Nung sebagai Master
3
Setneg RI, UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
narkotika hanya dapat dipakai untuk keperluan medis dan pengobatan.4 Selain
bahwa memutuskan salah satu komponen bantuan pemerintah, yang harus diakui
sesuai dengan standar negara Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
obatan yang digunakan untuk kesehatan adalah bahan tanaman, bahan alami,
bahan mineral, atau bahan campuran yang telah digunakan selama berabad-abad
untuk pengobatan dan juga dapat diterapkan oleh standar umum lokal.
Adanya kenyataan medis yang semakin maju pada zamannya, pada akhirnya,
umat Islam dihadapkan pada situasi dan masalah yang sangat serius ketika
mengelola pelajaran agama mereka dan realitas medis yang terkait dengan
kemajuan suatu teknologi, seringkali umat Islam memakai ajaran Islam bahwa
apapun yang dapat menyebabkan terganggu atau rusaknya otak dan merugikan
Ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadits yang termasuk
mengalami perubahan dan pergeseran dalam dunia medis yang dapat dijadikan
4
M. Areif Haqim, Bahaya Narkoba Alkohol: Cara Islam Mencegah, Mengatasi, dan
Melawan, (Bandung: Nuansa, 2005), 45
sebagai obat penenang. Hal tersebut membuat adanya gesekan antara ajaran
pengaturan yang sah dalam hukum Islam, dalam pandangan Yousuf Qardlhawi
hal itu hanya disebabkan oleh ketidaktahuan dan kejahiliahan orang tersebut.
Karena berdasarkan Al-Qur'an dan hadist memiliki istilah aam (umum) untuk
meliputi setiap substansinya. 5 Fungsi dari istilah tersebut adalah untuk dapat
merujuk semuanya secara eksplisit, karena minuman keras memiliki illat yang
minuman keras.
lain-lain merupakan dosa besar menurut ajaran Islam, walaupun dalam beberapa
يَسْـَلُىًَْكَ عَيِ الْخَوْسِ وَالْوَيْسِسِِۗ قُلْ فِيْهِوَآٰ اِثْنٌ كَثِيْسٌ وَّهٌََا ِفعُ لِلٌَّاسِِۖ وَاِثْوُهُوَآٰ اَكْثَ ُس
ْهِيْ ًَّفْعِهِوَاِۗ وَيَسْـَلُىًَْكَ هَاذَا يٌُْفِقُىْىَ ەِۗ قُلِ الْعَفْىَِۗ كَرٰلِكَ يُثَيِّيُ الّٰلَُ لَكُنُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُن
ََۙتَتَفَكَّسُوْى
5
Yousuf Qardlhawi, Fatwa-Fawta Kontemporer, diterjemahkan oleh Drs. As’adh, (Jakarta:
Gemma Press, 1996), 887.
6
Abdul Rohman, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, (Jakarta: Rinneka Cipta, 1993), 49.
ٰٓ ٰٓ
Khamr adalah cairan yang didapatkan oleh biji-bijian atau makanan yang
diambil saripatinya menjadi minuman keras. 8 Permasalahan yang ditulis di latar
belakang, sehingga peneliti mengangkat masalah ini menjadi sebuah skripsi.
Analisis Hukum Islam Terhadap Penggunaan Narkotika Dalam
7
Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahan di Lengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits
Sahih, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleena, 1996), 36.
8
Masruri Sudhiro, Islam Melawan Narkotika, (Yogyakarta: Adiputra, 1999), 71.
B. Fokus Kajian
C. Tujuan Penelitain
Sesuai dengan fokus masalah, maka tujuan dari adanya penelitian ini
adalah:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
A. Hasil dari ulasan ini semoga bisa menjadi referensi pemikiran yang
E. Definisi Istilah
tertentu dari Allah SWT yang dibawa oleh Rasul Muhammad melalui Al-
mukallaf.
Makna istilah di atas menunjukkan bahwa karya tulis ini disusun untuk
Narkotika.
F. Sistematika Pembahasan
hukum Islam.
saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Suatu gambaran singkat dari studi atau pemeriksaan yang telah dibuat
a) Karya dari Abdul Syukur 2016, Mahasiswa UIN Sunan Ampel, dengan
10
digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id
11
hukum Islam.
9
Abdul Syakur, “Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Anggota Militer yang Melakukan
Tindak Pidana Tanpa Hak Menyimpan dan Menguasai Narkotika: Studi Putusan Pengadilan
Militer Balik Papan Nomor 05-K/PM 1-07/AD/1/2012” (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya,
2016), 1.
10
Muijono, “Menyuruhlakukan Tindak Pidana Narkotika terhadap Anak di Bawah Umur:
Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Pasal 87 UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika”
(Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2007). 1.
penelitian ini yaitu: 1. Narkotika jenis apa yang dilegalkan dalam dunia
medis di Indonesia? 2. Syarat apa saja yang wajib di patuhi agar bisa
penyalahgunaan narkotika.
B. Kajian Teori
a. Teori Hukum
skripsi ini masuk dalam kategori rechtsstheorie atau teori hukum yang
Mahmud Marzuki dapat diartikan sebagai cara pandang atau ide ide
Rasyidi dan juga I.B Wiyasa Putra yang berpendapat bahwa konsep
hukum adalah lini dasar yang dibuat oleh masyarakat hukum dalam
tradisi hukum yang tersedia, pandangan sikap tentang filsafat dan teori
b. Konsep Narkotika
jelas. Menarik diri dari realitas target ini menuntut otoritas publik
aktivitas berlangsung.
khamr, pot, morfin, heroin (putau) atau lainnya jenis narkotika bagi
peneliti, meskipun hal ini tidak dijelaskan secara tegas dalam Al-
Qur'an. dan As-Sunnah. Ganja dan berbagai jenis opiat pada dasarnya
legitimasi.
dari khamr nya, melainkan illat yang halal, yaitu memabukkan dan
1) Ashal (pokok).
teks yang digunakan sebagai tempat untuk Qiyas atau artikel yang
2) Cabang (far’u).
Misalnya masalah yang tidak ada nash. Far’u adalah hal yang
kasus yang akan didikte oleh hukum yang tidak memiliki teks. Ini
tentang ashal, yang dicari adalah apakah illat yang sah mengenai
organ tubuh manusia. Istilah aktivitas dalam terma Arab yaitu jirahah,
namun jarh juga dapat berupa jama jirahat. Pentingnya fonetis dari
يٰٰٓاَيُّهَا الَّرِيْيَ اٰهٌَُىْا لَا تَأْكُلُىْٰٓا اَهْىَالَكُنْ تَيٌَْكُنْ تِالْثَاطِلِ اِلَّآٰ اَىْ تَكُىْىَ تِجَا َزجً عَيْ تَسَاضٍ هٌِّْكُنْ ِۗ وَلَا تَقْتُلُىْٰٓا
َوَاًَْفِقُىْا فِيْ سَثِيْلِ اللَِّٰ وَلَا تُلْقُىْا تِاَيْدِيْكُنْ اِلَى التَّهْلُكَحِ ۛ وَاَحْسٌُِىْا ۛ اِىَّ اللََّٰ يُحِةُّ الْوُحْسٌِِيْي
13
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahnya di Lengkapi
dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2007
BAB III
METODE PENELITIAN
yang jelas, seperti yang ditunjukkan oleh Sugiono, pemeriksaan subjektif di mana
penjelajahan ini sendiri mengandung arti sarana yang digunakan masyarakat untuk
sesuai dengan yang diharapkan dan mendapatkan jawaban dari permasalahan yang
a) Jenis penelitian
20
dan jelas serta tersusun dengan sistem tertentu terkait beragam objek
Objek yang dikaji dalam penelitian ini mencakup aspek kaidah atau
b) Pendekatan Penelitian
beberapa legislasi.
14
Amaruddin dan Zaenal Arifin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Raja
Gerafindo Perssada, 2004),119.
B. Sumber Informasi
secara langsung dari sumber utama yang termuat dalam beberapa sumber
informasi perpustakaan dari atas ke bawah yang relevan dengan masalah yang
dibicarakan.
15
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press,
2020), 89.
E. Analisis Data
kesehatan yang mana selanjutnya diteliti dalam cara pandang hipotesis syariat
BAB IV
PEMBAHASAN
16
Jane Mandaggi dan M. Wrasniwiryo, Masalah Narkoba dan Zat Adiktif Lainya Serta
Penanggulangannya, (Jakarta: Pramuka Shaka Bhayangkara, 1998), 68.
17
Rochmad Sullomo, Bahaya Narkoba: Kamus Narkoba, (Jakarta: PT. Tirtha Kasih Jaya,
2016), 43.
25
digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id
26
ganja.
18
Setneg RI, UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
19
Zulkarnain Nasution, Memilih Lingkungan Bebas Narkoba, (Jakarta: Badan Narkotika
Nasional, 2007), 47.
20
Suwandi, “Miras dan Narkoba dalam Hukum Islam,” Jurnal El-Qisth, Vol. 1 No. 2,
(Maret 2005): 1-18.
bersifat tanpa hak atau melawan hukum, maka perlu diketahui terlebih
tahun 2015 yaitu sejumlah 868 Kasus. Hal tersebut bisa dilihat dalam
tabel berikut:
21
Setneg RI, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
1.330 kasus. Hal tersebut bisa ditinjau dari gambar dibawah ini:
berhasil diungkap dan disusul dengan ganja sebesar 128 kasus. Lebih
22
“Anti Narkoba Sedunia,” Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, diakses
03 Januari 2021,
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-narkoba-
2017.pdf
23
Ibid.
Pada tahun 2020 terdapat 275 juta jiwa diseluruh dunia yang
kata lain terdapat 180 orang per 10.000 masyarakat di rentang usia 15-64
Hingga bulan Juni 2021 terdapat 24.878 orang yang ditangkap dari
19.229 kasus yang terjadi di Indonesia dengan barang bukti berupa 6,65
ton shabu, 73,4 gram heroin, 106,84 gram kokain, 34 ton gorilla, dan
24
“Anti Narkoba Sedunia,” Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, diakses
03 Januari 2021,
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-narkoba-
2017.pdf
25
“Pengguna Narkoba Capai di Indonesia Capai 3,4 Juta Orang,” Fin Fajar Indonesia,
diakses 03 Januari 2021, https://fin.co.id/2021/06/28/pengguna-narkoba-di-indonesia-capai-34-
juta-orang/
26
Muhammad Isa Bustomi, “24.878 orang ditangkap Terkait Kasus Narkoba di Indonesia
Sejak Januari 2021,” Kompas.com, diakses 03 Januari 2021,
II dan jenis III sebagai bahan mentah, baik biasa ataupun buatan,
catatan resmi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/16303771/24878-orang-ditangkap-terkait-
kasus-narkoba-di-indonesia-sejak-januari
dan dan adanya inspeksi yang serius serta hati-hati. Oleh sebab itu,
kelimuan.
apoteker, yang dapat dimuat pada kertas atau pada elektronik, untuk
kepentingan. 27
pemakaiannya:
27
Setneg RI, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017
Kultur ini identik dengan adanya simbol dari daun ganja yang
tidur, sulit fokus serta gangguan lain pada organ liver manusia.
4. Putaw atau yang dalam masyarakat sering disebut dengan P.T, dan
lebih pendiam dan mudah tidur, tubuh terlihat tidak segar dan tidak
ketergantungan.
yaitu:28
a. Psikologis
tidak tenang, susah istirahat, curiga, resah yang luar biasa, tertekan,
28
Soetjono, A.R dan Bonny Dhaniel, Komentar dan Pembahasan Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, (Jakarta: Sinar Gerafika, 2012), 35.
b. Fisiologis
organ tubuh, baik organ dalam seperti jantung, paru-paru, hati, hati,
digolongkan menjadi:
paru-paru.
bergantia.
dia tidak menang dalam hal menemukan obat, tubuh akan memiliki
otak dan saraf yang berkaitan dengan kesadaran, fikiran, dan perasaan
manusia.29
Narkotika yang terdapat dalam unsur sebuah obat dibagi menjadi dua,
yaitu:
dengan logo lingkaran hijau dengan batas gelap. Obat bebas yang
Selain toko obat, kedua jenis obat ini bisa dicari dengan terbuka di
dengan simbol lingkaran berwarna merah dengan tata letak huruf „K‛
dosis dan cara yang tepat sehingga orang yang menggunakannya akan
29
Dikdik M. Arief dan Elsatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2007), 87.
perasaan penggunanya
penyembuhan, seperti:30
30
Sumarlin Adam, “Dampak Narkotika pada Psikologi dan Kesehatan Masyarakat,” Jurnal
IAIN Sultan Amai Gorontalo Vol 1 No.1 (Mei 2015): 6.
pembuat minyak.
produktif.
melalui apoteker, klinik darurat, sentra kesehatan daerah, ilmu medis dan
klinik, pusat kesehatan lokal, toko obat lain, ilmu medis, spesialis dan
dokter.
Pada ayat (2) sampai ayat (5) Pasal 43, dijelaskan bahwa penyaluran
dilayani
2. Untuk obat opiat yang baru saja disajikan sedikit atau tidak dengan
cara apa pun, toko obat mungkin membuat resep obatnya, namun
porsinya. Ketika obat tersebut digunakan pada porsi yang tepat (bagian di
Terdapat dua penjelasan hukum pidana secara garis besar, yaitu hukum
pidana objektif dan hukum pidana subjektif. Menurut pakar hukum Pompe
31
Andhi Sofhyan dan Noer Azizah, Hukum Pidana, (Makassar: Pustaka Penna Press,
2017), 98.
a. Cari tahu kegiatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang ditolak,
untuk disiplin
spesifik:
32
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bhina Akshara, 1996), 2.
tertentu).
wilayah tertentu.
3) Menurut jenisnya
4) Berdasarakan hukumannya
dipersalahkan.
perkara pidana.
kriminal yang luar biasa. Yang dimaksud dengan perbuatan salah luar biasa
adalah perbuatan salah yang diatur di luar KUHP dan memiliki pengaturan
tumbuhan atau non-tumbuhan, baik sintesis ataupun semi sintesis, yang bisa
33
Michaael Barana, Tindak Pidana Khusus, (Manado: Unsrat Press, 2015), 1
34
Setneg RI, UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
keilmuan ini bisa bersifat merusak bila dikonsumi tidak sesuai dengan
adalah perbuatan salah dan dapat membuat rugi banyak pihak serta menjadi
risiko luar biasa untuk keberadaan manusia dan bangsa baik dalam aspek,
Indonesia.
pidana yang terdapat pada kategori delik khusus. Yang dimaksud dengan
delik khusus adalah delik atau kejahatan yang diarahkan di luar KUHP dan
35
Michaael Barana, Tindak Pidana Khusus, (Manado: Unsrat Press, 2015), 1.
tindakan yang tidak memiliki hak secara langsung atau dengan implikasi
1) Narkotika Golongan I
2) Narkotika Golongan II
36
Setneg RI, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
37
Setneg RI, UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
38
Muhammad Aenur Rosyid, Hukum Pidana, (Jember: UIN Khas,2020), 110
39
Soetjono, A.R dan Bonny Dhaniel, Komentar dan Pembahasan Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, (Jakarta: Sinar Gerafika, 2012), 66.
40
Moh. Sulton, Skripsi tentang Pencegahan Narkotika (Jember: UIN Khas, 2015),33
41
Setneg RI, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
berperan urgen.42
42
Setneg RI, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
43
Setneg RI, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Kesehatan Masyarat.
kepentingan medis dan ilmu pengatahuan maka segala tindakan selain hal
semakin luas beredar dikalangan masyarakat dan tanpa adanya izin sesuai
akibat buruk lainnya. Hal tersebut semakin miris karena dijadikan ladang
usaha tanpa melihat dan memperdulikan akibat dan gangguan baik secara
Mengacu pada akibat buruk dan rawan akan potensi tersebut maka
perbuatan pidana yang dapat pula dikenai sanksi pidana yang termaktub
44
Siswanto Sunarso, Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), 256.
111 dan 112, narkotika jenis II yang diatur dalam pasal 117, dan
narkotika jenis III yang diatur dalam pasal 129 poin (a).
narkotika jenis II yang diatur dalam pasal 118, dan narkotika jenis III
narkotika jenis I yang diatur dalam pasal 114 dan 116, narkotika jenis
II yang diatur dalam pasal 119 dan 121, narkotika jenis III yang diatur
dalam pasal 115, narkotika jenis I yang diatur dalam pasal 120,
narkotika jenis I yang diatur dalam pasal 125 dan 129 poin (d).
progres dan kemajuan yang signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari
2. Pasal 128, dikenakan untuk orang tua dari pecandu narkotika yang
maksimal Rp50.000.000,00
Anak dengan hukuman pada ayat (1) yaitu dihukum pidana mati atau
45
Anton Sudanto, “Penerapan Hukum Pidana Narkotika di Indonesia,” Jurnal Adil Hukum
Vol. 7, No. 1 (Maret 2012): 151-154.
Rp1.000.000,00.
Rp400.000.000,00.
Rp5.000.000.000,00.
Rp500.000.000,00.
11. Pasal 139, dikenakan untuk Nahkoda atau Kapten Penerbang yang
12. Pasal 140, dikenakan untuk PPNS, Penyidik Polri, Penyidik BNN
13. Pasal 141, dikenakan untuk Kepala Kejaksaan Negeri yang Tidak
15. Pasal 143, dikenakan untuk Saksi yang Memberikan Keterangan Palsu
600.000.000,00.
17. Pasal 147, dikenakan untuk Pimpinan Rumah Sakit, Lembaga Ilmu
diperoleh dari tindak pidana narkotika baik itu aset bergerak atau tidak
negara. Pasal 146 dikenakan bagi WNA yang berbuat delik narkotika
Pasal 148 dikenakan jika putusan denda tidak dibayarkan oleh pelaku
pengganti denda.
meredakan nyeri kulit atau obat penenang dan terutama digunakan dalam
dengan narkotika kelas III dan termasuk kategori analgesit lemah dengan
di wilayah setempat.
46
Yudhy Widhoyo Arnomo, Kegunaan Narkotika Dunia Medis, (Jakarta: Sinar Grafika,
2013), 5.
Hukum Islam bersumber dari kata hukum dan Islam. Kata hukum
atau al-hukm dalam Basaha Arab yang merupakan ism’ mashdar dari
sekumpulan standar atau aturan yang dimulai dari Allah SWT dan Nabi
pelajaran Islam.
yang dilarang oleh syara' dengan alasan dapat mengancam jiwa, harta,
Dengan cara ini istilah jinayah fiqh setara dengan hukum pidana.47
melanggarnya. 48
Hal ini cenderung dirasakan bahwa kata jarimah tidak terlepas dari
pelanggaran pembunuhan. 49
47
Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam, (Sleman: Logung Pustaka, 2004), 2.
48
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), 1.
49
Rochmad Haqym, Hukum Pidana Islam, (Bandung: Pusthaka Seita, 2011), 13
50
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), 1.
umum dan ada pula yang khusus. Komponen umum berlaku untuk
setiap jarimah dan kontras dimulai dengan satu jarimah lalu ke jarimah
satu jenis jari lagi. Dengan demikian, dapat diduga bahwa terdapat
khususnya:
atau meninggalkannya.
dengan objek (fokus) jiwa atau anggota yang dilakukan dengan sengaja,
Dalam pengertian lain, bahwa qisas adalah izin atas suatu kesalahan
yang dilakukan, misalnya nyawa diganti nyawa dan harta diganti harta.
Pada kategori ini sanksi yang dipaksakan kepada pelaku kejahatan tidak
dapat dirubah dengan ukuran kedisiplinan, hal ini dengan alasan bahwa
sampai saat ini sudah ada pengaturan yang halal yang diatur oleh Allah
SWT.
51
Abdurrochman, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, (Jakarta: Melathon Putera, 1998),
20.
52
M. Noerul Irfhan, Fikih Jinayah, (Jakarta: Amzhah, 2014), 140.
melaksanakannya. 53
hingga yang paling berat. Untuk situasi ini, otoritas yang ditunjuk diberi
sifatnya tiba-tiba. 56
53
Abdurrochman, Tindak Pidana Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Meliton Putera, 1994),
20.
54
Aliy Yasfie, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam, (Bogor: Kharisma Ilmu), 99.
55
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amsah, 2014), 10.
56
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amsah, 2014), 10.
berkuasa.57
Islam yaitu Al-Qur'an, hadits, dan ijma' serta qiyas. Namun pada
para ahli fiqh terkait layak atau tidaknya sumber tersebut untuk
dan jenis narkotika yang lain, baik kuat dan cair, yang dikenal sebagai
tambahan di antara para peneliti. Narkotika seperti yang dikenal saat ini,
sepenuhnya ada menjelang awal Islam. Tidak sebanyak satu bagian dari
57
Ahcmad Mawardhy Muchlis, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: PT
Muktasari,1997),151.
58
Miftachul Arifien dan Achmad Faishol Haqq, Ushul Fiqih: Kaidah Penetapan Hukum
Islam, (Surabaya: Citra Media, 1999), 142.
awal Islam. Tidak sebanyak satu bait sajak dari Al-Qur'an atau hadits Nabi
berbagai struktur, baik kuat ataupun dalam bentuk cairan, yang dikenal
syariat.
menjelang ujung abad ke-6 Hijriyah dan anehnya saat itu hanya mencakup
berperang atau menginvasi bangsa Islam. Saat itu, para penganut ajaran
Islam yang tauhid dan pemahaman ajaran agamnya masih tipis, serta para
pada saat itulah isu menjadi terkenal dan menyebar di kalangan umat
Islam. Syekhul Islam Ibn Taimiyah akhirnya meneliti tentang tanaman pot
mengungkapkan jika ganja belum diteliti oleh para peneliti mujtahidin dan
salaf disebabkan marijuana masih asing pada masa tersebut. Tanaman baru
adanya invasi dari kaum Tatar. Hal tersebut dapat dilihat dan dinuqil dari
59
Suwandi, “Miras dan Narkoba dalam Hukum Islam,” Jurnal El-Qisth, Vol. 1 No. 2,
(Maret 2005): 19.
c) Narkotika sintesis
hukum yang dapat digunakan sebagai paradigma atau cara pandang dalam
60
Suwandi, “Miras dan Narkoba dalam Hukum Islam,” Jurnal El-Qisth, Vol. 1 No. 2,
(Maret 2005): 26.
61
Suwandi, “Miras dan Narkoba dalam Hukum Islam,” Jurnal El-Qisth, Vol. 1 No. 2,
(Maret: 2005): 34.
ٰٓ ٰٓ
62
Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahan di Lengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits
Sahih, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleena, 1996), 123.
63
Kemenag RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahnya di Lengkapi dengan Asbhabun Nuzhul
dan Hadist Sahih, (Bandung: Sigma Exxamedia Arkanalima, 2008), 169.
Selain ayat diatas juga terdapat beberapa ayat lain diantaranya adalah:
ِۗ ٰٓ
benda atau zat yang dapat membuat mabuk sama saja hukumnya
adalah haram.
dengan alasan bahwa itu adalah hukum pertama dari suatu larangan,
64
Kemenag RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahnya di Lengkapi dengan Asbhabun Nuzhul
dan Hadist Sahih, (Bandung: Sigma Exxamedia Arkanalima, 2008), 84.
atau zat yang membuat mabuk semakin beragam. Akan tetapi hal tersebut
mendapatkan azab dari Allah baik didunia dan diakhirat. Hal tersebut juga
dalam Al-Qur'an dan hadits, maka pada saat itu para fuqoha melakukan
yang tidak memiliki pengaturan dengan disiplin yang selama ini memiliki
65
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Darul Fikri, 1982), 251.
66
Yousuf Qarawadhi, Halal Haram dalam Islam, (Surakarta: Sinar Ghrafika, 2004), 110.
suatu tindakan, dan dampak yang ditimbulkan dengan adanya tindakan itu.
pendekatan qiyas:
67
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amsah, 2014), 33.
Secara illat, akibat atau akibat dari minuman keras adalah sangat
bahwa tidak ada nash hukum narkotika dan narkotika telah naik ke
harus dihukum ta’zir dari yang paling ringan. Hingga yang paling ekstrem,
aturan utama yang menjadi acuan bagi para penguasa dan hakim adalah
untuk memastikan intrik publik serta untuk menjaga warga negara dari
hukum bagi pengedar narkotika adalah pidana mati yang didasarkan pada
Hal tersebut selaras dengan pendapat ahli fiqh bahwa penetapan hukum
Oleh itu tujuan dari hukum tersebut dapat diraih dengan menggunakan
hukum yang berlaku, yaitu kaidah dasar yang sejalan dengan kepentingan
umum dan melindungi setiap individu dari daerah setempat dari bahaya
ketakutan akan kerusakan pada jiwa atau bagian tubuh, baik secara
tuntunan:69
baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan ini harus dicapai melalui taklif,
68
Jiah Mubharoq dan Enceng Arief Faishal, Kaidah Fikih Jinayah (Asas-asas Hukum
Pidana Islam), (Jakarta: Pustaka Bani Quraisy,2004), 3.
69
Jiah Mubharoq dan Enceng Arief Faishal, 4.
70
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amsah, 2014), 125.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan sengaja dan tanpa hak bukan dalam dunia pengobatan dengan
kadar yang terlalu tinggi, dan terus berlangsung cukup lama untuk
dalam dunia medis. Bagi siapa saja yang melanggar ketentuan tersebut
maka dapat dijerat dengan pasal 111 hingga pasal 148 dengan jenis
71
digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id
72
ditemukan benda halal (karena ada unsur darurat) untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan selain narkotika. Selain itu maka bagi mereka yang
hakim).
B. Saran
tindakan-tindakan preventif.
Buku
Arifien, Miftachul dan Ach. Faishol Haq. Usl Fikih: Kaidah Penetapan Hukum
Islam. Surabaya: Citra Media, 1997.
Hanafi, Ahmad. Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Haqym, Arief. Bahaya Narkoba Alkohol: Cara Islam Mencegah, Mengatasi, dan
Melawan. Bandung: Nuansa, 2004.
Mandagi, Jeanne dan M. Wresniwiro. Masalah Narkoba dan Zat Adiktif Lainnya
Serta Penanggulangannya. Jakarta: Pramuka Saka Bhayangkara, 1999.
Mubarok, Jaih dan Enceng Arif Faizal. Kaidah Fiqh Jinayah (Asas-asas Hukum
Pidana Islam). Jakarta: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Muchlis, Ahcmad Mawardhi. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta:
PT Muktasari, 1997.
73
Rahman Abdur, Tindak Pidana Dalam Syari’at Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1992.
Sofyan, Andi dan Nur Aziza. Hukum Pidana. Makasar: Pustaka Pena Press, 2016.
Widhio, Arnomo Yudhi. Kegunaan Narkotika dalam Dunia Medis. Jakarta: Sinar
Grafika, 2013.
Yafie, Alie. Ensiklopedia Hukum Pidana Islam. Bogor: PT Kharisma Ilmu, 2012.
Syukur, Abdul. “Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Anggota Militer yang
Melakukan Tindak Pidana Tanpa Hak Menyimpan dan Menguasai
Narkotika: Studi Putusan Pengadilan Militer Balik Papan Nomor 05-K/PM
1-07/AD/1/2012.” Skripsi, UIN Sunan Ampel, 2016.
Jurnal
Adam, Sumarlin. “Dampak Narkotika pada Psikologi dan Kesehatan Masyarakat.” Jurnal
IAIN Sultan Amai Gorontalo Vol 1 No.1 (Mei 2015): 6.
Suwandi. “Miras dan Narkoba dalam Hukum Islam.” Jurnal El-Qisth, Vol.1 No. 2
(Mei: 2005): 2-5.
Al-Quran
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya di
Lengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2007.
Peraturan Perundang-undangan.
Internet
“Anti Narkoba Sedunia.” Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
diakses 03 Januari 2021.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
narkoba-2017.pdf
“Pengguna Narkoba Capai di Indonesia Capai 3,4 Juta Orang.” Fin Fajar
Indonesia. diakses 03 Januari 2021. https://fin.co.id/2021/06/28/pengguna-
narkoba-di-indonesia-capai-34-juta-orang/
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/16303771/24878-orang-
ditangkap-terkait-kasus-narkoba-di-indonesia-sejak-januari
Suwandi. “Miras dan Narkoba dalam Hukum Islam.” Jurnal El-Qisth, Vol.1 No. 2
(Mei: 2005): 2-5.
Al-Quran
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya di
Lengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2007.
Peraturan Perundang-undangan.
Internet
“Anti Narkoba Sedunia.” Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
diakses 03 Januari 2021.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
narkoba-2017.pdf
“Pengguna Narkoba Capai di Indonesia Capai 3,4 Juta Orang.” Fin Fajar
Indonesia. diakses 03 Januari 2021. https://fin.co.id/2021/06/28/pengguna-
narkoba-di-indonesia-capai-34-juta-orang/
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/16303771/24878-orang-
ditangkap-terkait-kasus-narkoba-di-indonesia-sejak-januari