Anda di halaman 1dari 13

MENULIS TEKS EKSPLANASI ITU MUDAH

Yani Paryono
Balai Bhasa Jawa Timur
Posel : yani_coll@ymail.com

1. Pengantar
Menulislah bila ingin bisa menulis. Apapun yang Anda tulis. Jangan pernah takut tulisanmu
tidak dibaca orang, yang penting tulis, tulis, dan menulis, suatu saat pasti berguna (Pramudya
Ananta Toer, Rumah Kaca). Menulis itu ibarat naik sepeda motor. Ingin bisa melakukan,
jawabannya adalah dengan mencoba. Tahu teori bagaimana cara yang benar mengendarai
sepeda motor saja tak cukup. Mereka harus berlatih dan mencoba menaikinya. Semakin sering
berlatih--walau kadang sempat terjatuh dan luka-- kelak mereka pasti semakin mahir dan
lancar. Demikian halnya, dengan menulis teks.
Pengertian teks dalam kurikulum ini berbeda dengan pengertian teks selama ini. Teks
selama ini diartikan sebagai wacana tertulis (Alwi, et. al, 2002:1159). Dalam kurikulum 2013
teks tidak diartikan sebagai bentuk bahasa tulis. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia
yang lengkap yang di dalamnya terdapat situasi dan konteksnya (Mahsun, 2013). Teks
dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register atau ragam
bahasa yang melatarbelakangi lahirnya teks tersebut. Maryanto (Kompas, 3 April 2013) juga
menyatakan bahwa yang dimaksud teks dalam Kurikulum 2013 berbentuk tulisan, lisan, dan
bahkan multimodal seperti gambar. Teks adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tulis
atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks
tertentu pula (Wiratno, 2003: 3-4).
Dari sudut pandang teori semiotika sosial, teks merupakan suatu proses sosial yang
berorientasi pada suatu tujuan sosial. Tujuan sosial yang hendak dicapai memiliki ranah-ranah
pemunculan yang disebut konteks situasi. Sementara itu, proses sosial akan berlangsung jika

1
terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa (Mahsun, 2013). Dengan kata lain, proses
sosial akan merefleksikan diri menjadi bahasa dalam konteks situasi tertentu sesuai tujuan
proses sosial yang hendak dicapai. Bahasa yang muncul berdasarkan konteks situasi inilah
yang menghasilkan register atau bahasa sebagai teks.
Oleh karena konteks situasi pemakaian bahasa itu sangat beragam, maka akan beragam
pula jenis teks. Selanjutnya, proses sosial yang berlangsung selalu memiliki muatan nilai-nilai
atau norma-norma kultural. Nilai-nilai atau norma-norma kultural yang direalisasikan dalam
suatu proses sosial itulah yang disebut genre. Satu genre dapat muncul dalam berbagai jenis teks.
Misalnya genre cerita, di antaranya, dapat muncul dalam bentuk teks: cerita ulang, anekdot,
eksemplum, dan naratif, dengan struktur teks (struktur berpikir) yang berbeda; tidak berstruktur
tunggal seperti dipahami dalam kurikulum bahasa Indonesia pada KTSP, yang semua jenis teks
berstruktur: pembuka, isi, dan penutup.
Teks dapat diperinci ke dalam jenis-jenis, seperti deskripsi, penceritaan (recount),
prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun,
dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu dapat dikelompokkan ke dalam teks
cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks
nonsastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural
serta teks transaksional dan teks ekspositori. Sementara itu, teks cerita merupakan jenis teks
sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif. Sesuai dengan
kurikulum 2013, buku siswa kelas VII ini berisi delapan bab yang terdiri atas jenis teks laporan
hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan teks cerita pendek.
Teks memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) secara konkret, teks merupakan sebuah objek, tetapi secara abstrak, teks
merupakan satuan bahasa di dalam wilayah bahasa sebagai sistem;
(2) teks mempunyai tata organisasi yang kohesif;
(3) teks mengungkapkan makna;
(4) teks tercipta pada sebuah konteks;
(5) teks dapat dimediakan secara tulis atau lisan (Wiratno, 2009:77)

2
2. Teks Eksplanasi
Teks Eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau terbentuknya suatu
fenomena alam atau sosial. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa
lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya.
Struktur teksnya adalah pernyataan umum, urutan alasan logis. Teks Ekplanasi juga dapat
dikatakan sebagai teks yang berisi hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, kata kunci yang
digunakan adalah sebab, karena, akibat, akibatnya, maka, maka itu, oleh karenanya.
Teks eksplanasi memiliki ciri-ciri bahasa sebagai berikut
1) Strukturnya terdiri atas: pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
Pernyataan umum merupakan gambaran awal tentang apa yang disampaikan dengan
pernyataan yang bersifat umum. Deretan penjelasan (eksplanasi) merupakan inti
penjelasan apa yang disampaikan. Sementara itu, interpretasi yang berisi pandangan
atau simpulan penulis bersifat opsional, boleh ada atau boleh juga tidak ada.
2) Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual)
3) Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan (misal: sains).
4) fokus pada hal umum (generik), bukan partisipan manusia (nonhuman participants),
misalnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.
Tujuan teks eksplanasii digunakan untuk memperhitungkan mengapa sesuatu menjadi
seperti itu. Eksplanasi lebih merupakan proses-proses daripada tentang sesuatu. Contoh: Tujuan
dari teks eksplanasi Gempa Bumi adalah untuk menjelaskan proses/fenomena terjadinya gempa
bumi.
Contoh teks eksplanasi, seperti proses terjadinya gempa bumi, gerhana bulan, proses
terjadinya hujan, proses terjadinya polusi tanah, proses rusaknya paru-paru karena asap rokok,
dsb.

Perhatikan contoh teks eksplanasi 1


Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa
alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di
daerah yang dikelilingi lautan luas.

3
Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan
gunung yang dahsyat. Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan dampak
yang begitu hebat. Oleh karena itu, akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran
gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan
bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik tejadi karena lapisan
kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami pergerakan.
Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa
lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di
lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-
pecah dan bertabrakan satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya mengapa gempa
bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan
gunung berapi yang sangat dahsyat. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika
dibandingkan dengan gempa tektonik.
Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian,
konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas
Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung
berapi.

Perhatikan contoh teks eksplanasi 2

HUJAN ES

Oleh
Alfi Alesana

Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari
bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air
lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang terjadi dengan
proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras
yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es
tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin
tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak
maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.

Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis
(CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan
pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan
kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi
wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis
lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis
awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus
(CB).

4
Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu
tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai, danau. Jangan lupa
tubuh kita ini juga mengandung banyak air juga. Nah air yang ada di berbagai wadah
tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak
lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan
air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi.

Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan
yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda
dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Awan yg
mengandung uap air tertiup angin ketempat yg dingin, mencapai dew point / titik
embun, lalu mengembun, dan karena beratnya, kemudian jatuh sebagai hu jan. Saat
telah mengembun itu, sudah jadi air, lalu tertiup oleh angin thermis yg naik,
keketinggian dgn temperatur dibawah freezing point, embun tersebut lalu akan
membeku menjadi es, dan akan jatuh kebawah. Karena ikatan antar molekul es selaku
benda padat jauh lebih kuat dari ikatan antar molekul air, maka es tersebut lalu jatuh
dalam bentuk yg tidak beraturan, bisa sebesar kepalan tangan. Inilah fenomena
terjadinya hujan es. Hujan es hanya terjadi di wilayah iklim dingin atau subtropics.

Oleh sebab itu hujan es jarang terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia, sebab,
angin thermis yg bertiup naik vertikal, adanya terutama didaerah tropis, dan subtropis
(Filipina). Ini di karenakan Indonesia berada di daerah tropis, maka dari itu jarang
bahkan jarang sekali di tempat kita, mengalami hujan es ini.

Perhatikan contoh teks eksplanasi 3


(Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2013: 174-175)

Bagaimana Binatang Dapat Punah?

Pernyataan Umum Binatang tertentu menjadi langka dan terancam punah


sebagai akibat dari perubahan kondisi alam, binatang
pemangsa, dan perburuan yang dilakukan oleh manusia.

Urutan Sebab- Pertumbuhan penduduk di bumi ini menimbulkan


Akibat bertambahnya permukiman, pabrik, perkantoran, dan lain-
lain. Pembangunan permukiman, pabrik, dan perkantoran
itu dilakukan dengan memanfaatkan wilayah hutan tempat
berbagai jenis binatang hidup. Ketika hutan dirusak untuk
tujuan-tujuan tersebut, habitat atau wilayah tempat
binatang-binatang itu hidup akan berkurang. Hal itu
menyebabkan ketersediaan pangan untuk binatang-binatang
itu berkurang. Perubahan kondisi alam yang demikian itu
menyebabkan kepunahan beberapa spesies binatang yang
hidup di hutan tersebut.

5
Urutan Sebab- Binatang pemangsa atau predator juga dapat mengurangi
Akibat jumlah spesies binatang tertentu. Jumlah binatang terus
berkurang karena binatang tertentu memangsa binatang
yang lain. Dalam habitat yang terus 176 Kelas X
menyempit, persaingan hidup di antara berbagai jenis
binatang menjadi makin ketat. Binatang yang lemah
menjadi mangsa binatang yang lebih kuat. Karena hewan
tertentu memangsa binatang yang lain, jumlah binatang
yang dimangsa menjadi terus-menerus berkurang hingga
akhirnya punah.

Urutan Sebab- Manusia ikut menyumbang kepunahan binatang karena


Akibat manusia memburu jenis binatang tertentu tanpa kendali.
Perburuan dilakukan untuk mendapatkan daging untuk
dimakan oleh manusia atau untuk tujuan perdagangan
binatang secara tidak sah atau untuk dibunuh agar bagian
tubuhnya dapat dijual dengan harga mahal. Misalnya, gajah
diburu untuk diambil gadingnya, harimau diburu untuk
diambil kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil
cangkangnya. Jumlah binatang itu terus berkurang.
Perburuan binatang secara tidak terkendali dapat
menyebabkan jenis binatang tertentu punah.

3. Tahap-Tahap Pembelajaran Menulis Eksplanasi

Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa Indonesia, tahap-tahap dalam menulis eksplanasi,
siswa diharapkan aktif melakukan kegiatan belajar melalui tugas-tugas, baik secara kelompok
maupun mandiri. Untuk mengajarkan menulis eksplanasi bahasa Indonesia ini, pengajar hendak-
nya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap
pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks
secara mandiri ( dikutip dari Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan, 2013)
Contoh menulis eksplanasi denga tema ‘Tsunami’

a. Tahap Membangun Konteks


1) . Guru menjelaskan tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam materi
Bab V Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan, 2013 . Pada materi ini, teks yang

6
dipelajari berbentuk teks eksplanasi. Dalam bab ini, guru mengajak siswa untuk belajar
dari alam.
2). Untuk menarik siswa terlibat dalam pembelajaran, guru membuka wawasan siswa
dengan mengajak siswa bernyanyi lagu yang berkaitan dengan alam karya A.T.Mahmud.
Pertama guru mencontohkan cara menyanyikannnya.
PEMANDANGAN
Memandang alam dari atas bukit
sejauh pandang kulepaskan
sungai tampak berliku sawah ladang terbentang
bagai permadani di kaki langit
gunung menjulang berpayung awan
oh indah pemandangan
Lirik lagu A.T. Mahmud
(Guru dapat bertanya kepada guru kesenian bagaimana cara menyanyikannya.)
Setelah itu, guru membuka wawasan siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan isi lagu tersebut dan materi Bab V, yakni
tsunami. Tsunami merupakan peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia.
Oleh sebab itu, pengetahuan tentang kejadian alam ini perlu diketahui siswa.

3.) Foto Peristiwa alam ‘Tsunami’

7
Sumber http://www.vtwaterquality.org/rivers/htm/rv_floodhazard.htm
Guru mengajak siswa membangun konteks pembelajaran dengan cara menampilkan
sebuah gambar tentang peristiwa alam (Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan)

b. Tahap Pemodelan Teks Ekplanasi


1) Pada Kegiatan 1 guru menjelaskan materi bab tentang teks eksplanasi.
Kemudian, guru meminta siswa mengerjakan beberapa tugas.
2) . Pada Tugas 1 guru memberikan beberapa pertanyaan umum tentang peristiwa
alam, termasuk tsunami.
(1). Pernahkah kamu mendengar tentang peristiwa alam?
(2). Dapatkan kamu sebut beberapa contoh peristiwa alam?
(3). Apakah tsunami itu peristiwa alam?
(4). Mengapakah tsunami terjadi?
(5). Bagaimanakah tsunami terjadi?
3). Pada Tugas 2 guru meminta siswa membaca, memahami teks “Tsunami”, dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terperinci berkaitan dengan isi teks.
Pertanyaan tersebut sebagai berikut.
(1). Apakah makna kata tsunami secara etimologis?
(2). Apakah yang dimaksud dengan peristiwa alam tsunami?
(3). Apakah yang terjadi ketika gelombang yang disebabkan oleh tsunami itu
menghantam pantai?
(4). Dapatkah kamu menambahkan ciri-ciri terjadinya tsunami?

8
(5). Berapakah tinggi dan kecepatan gelombang ketika tsunami terjadi?
(6). Mengapa tsunami dikatakan sebagai peristiwa alam?
(7). Dapatkah kamu menyebutkan kerugian yang diderita manusia akibat
tsunami terjadi?
(8). Pada paragraf ke berapa ditemukan informasi singkat tentang tsunami?
(9). Pada paragraf ke berapa ditemukan penjelasan proses tsunami?
(10). Pada paragraf ke berapa ditemukan informasi tentang akibat yang
ditanggung manusia ketika tsunami datang?

5) Pada Tugas 3 guru memperlihatkan struktur teks eksplanasi yang terdiri atas
Setelah mengenali teks “Tsunami” itu, siswa tentu menemukan bagian-bagian yang
berupa pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/
penutup (tidak harus ada).
Setelah itu, guru meminta siswa mengenali kalimat-kalimat yang terdapat di
dalam bagian-bagian struktur teks “Tsunami”. Untuk pemahaman teks dan struktur teks
eksplanasi, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab siswa.
Di samping itu, pada tugas ini guru juga meminta siswa untuk menentukan ide
pokok dan memberi alasan jika siswa setuju atau tidak setuju dengan pendapat penulis
pada setiap bagian teks.

c. Tahap Menyusun Teks Eksplanasi secara Berkelompok


1) Pada Kegiatan 2 guru meminta siswa menyusun teks eksplanasi secara berkelompok.
Siswa diharapkan dapat menyusun teks ekspalansi yang susunannya diacak. Kemudian,
siswa diminta mencermati dan memahami aspek kebahasaan yang ada di dalam teks
tersebut. Untuk itu, guru meminta siswa mengerjakan beberapa tugas.
2). Pada Tugas 1 guru meminta siswa menyusun teks eksplanasi dengan kata-kata sendiri.
Kemudian, guru meminta siswa untuk menyusun deretan penjelas teks “Tsunami” sesuai
dengan struktur teks eksplanasi. Guru meminta siswa untuk membuat teks eksplanasi
dengan melengkapi teks berikut ini.

9
Tsunami: Peristiwa Alam Yang Harus Diwaspadai
(Judul, siswa yang menentukan)
Salah satu peristiwa alam yang sangat dahsyat adalah tsunami. Tsunami merupakan
serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di
bawah laut. Berikut ini dikemukakan proses terjadinya tsunami.
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.................................................................................................
Berdasarkan proses terjadinya tsunami, kita seharusnya dapat belajar dengan
memperkirakan kapan terjadi tsunami tersebut. Perkiraan itu dapat diketahui
melalui ciri-cirinya.

3) . Pada Tugas 2 guru meminta siswa untuk memahami unsur kebahasaan yang ada di dalam
teks eksplanasi “Tsunami”. Unsur kebahasaan yang dibahas dalam tugas ini adalah
penggunaan konjungsi, yakni dan, saat, karena, tetapi, sehingga, karena, dan selain itu.
4) Pada Tugas 3 guru meminta siswa menyusun teks eksplanasi yang urut dan logis tentang
banjir. Selain itu, guru juga meminta siswa menemukan ide pokok dan struktur yang ada
di dalam teks yang sudah dikerjakan. Untuk menambah pemahaman siswa mengenai
unsur kebahasaan, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
(1) Apakah banjir itu?
(2) Termasuk peristiwa atau bencana apakah banjir itu?
(3) Apakah penyebab terjadinya banjir?
(4) Dapatkah banjir dikelola dan dihindari?
(5) Apa akibat banjir bagi kita?
Setelah siswa menjawab pertanyaan tersebut, siswa menyusun kembali jawabannya
sehingga menjadi teks eksplanasi yang urut dan logis tentang banjir. Siswa harus
menerapkan unsur kebahasaan yang menjadi ciri teks eksplanasi, seperti konjungsi, kata
kerja, dan kalimat simpleks yang sudah dibahas. Guru meminta siswa menerapkan
penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang benar, seperti ejaan dan tanda baca, agar teks
yang disusun mudah dipahami. Untuk melatih bahasa lisan siswa, guru meminta siswa

10
untuk menyebutkan ide pokok yang terdapat pada bagian-bagian struktur teks. Setelah
itu, guru meminta siswa untuk menyusun teks eksplanasi tentang banjir dengan kata-kata
sendiri dan menerapkan unsur-unsur kebahasaan yang sudah dipelajari sebelumnya.
Untuk melatih kemahiran berbahasa lisan, guru meminta siswa untuk
menceritakan hasil tulisan bersama tersebut kepada teman yang berada pada kelompok
lain. Setelah itu, guru meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan
teks yang telah dibuat. Setelah siswa memahami struktur teks dan penggunaan unsur
bahasa dalam teks eksplanasi tersebut, guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas
berikut.
(1). Guru meminta siswa untuk mencari teks eksplanasi tentang peristiwa alam di media
cetak seperti koran atau majalah.
(2). Kemudian, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi apakah teks yang ditemukan
Itu betul-betul merupakan teks eksplanasi. Seandainya teks yang ditemukan itu
bukan teks eksplanasi, guru dapat meminta siswa memodifikasi teks tersebut agar
menjadi teks eksplanasi yang baik dan logis.

5). Pada Tugas 4 ini siswa diminta membaca teks yang berkaitan dengan sastra. Teks
yang dipakai berjudul “Laskar Pelangi: Novel Bernuansa Alam”. Untuk memahami
isinya, guru meminta siswa mengerjakan beberapa tugas secara berkelompok.
Pertanyaan yang diajukan guru setelah membaca teks tersebut adalah sebagai berikut.
(1). Mengapa novel Laskar Pelangi dikatakan sebagai novel remaja yang fenomenal?
(2). Siapakah pengarang novel ini dan sebutkan novel-novel lain yang menjadi
karyanya?
(3) Untuk memahami novelnya, kamu ditugasi membaca salah satu judul novel
yang disebut di dalam teks (Sang Pemimpi, Endensor, dan Maryamah Karpov) atau
novel lain dalam sastra Indonesia. Setelah selesai membaca, siswa melaporkan hasil
bacaannya.

11
d. Tahap Penyusunan Teks Eksplanasi secara Mandiri
1) Kegiatan 3 ini berisi tentang pembuatan teks secara mandiri. Pada bagian ini, siswa
diminta menyusun teks eksplanasi sebanyak 12—15 kalimat. Untuk itu, guru meminta
siswa mengerjakan Tugas 1, Tugas 2, dan Tugas 3 berikut!
2). Pada Tugas 1 guru meminta siswa mengamati perkembangan alam yang terjadi.
Kemudian, guru meminta siswa untuk menyusun struktur teks eksplanasi sesuai
dengan tema yang dipilih atau disarankan guru tentang peristiwa alam.
3). Pada Tugas 2 guru juga meminta siswa untuk mewawancarai guru atau tokoh
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sebelum itu, guru meminta siswa menyusun
beberapa pertanyaan berkaitan dengan peristiwa alam.

4. Penutup
Selama ini teks oleh sebagai besar masyarakat dianggap memiliki struktur yang sama
yakni pembuka, isi, dan penutup. Padahal setiap jenis teks memiliki struktur yang
berbeda, seperti struktur teks eksplanasi terdiri atas pernyataan umum, deretan
penjelas, dan interpretasi. Demikian halnya dengan jenis teks deskripsi, eksposisi,
narasi memiliki struktur yang berbeda pula.

12
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ananta Toer, Pramudya.2006. Rumah Kaca.Jakarta Timur: Lentera Dipantera

Kemedikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Mahsun, 2013. “Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pendidikan di


Kancah Internasional” Makalah Disajikan pada Rakorda MGMP Bahasa Indonesia
SMP dan SMA/SMK Se-Jawa Timur di Sidoarjo, tanggal 11-13 September 2013.

Maryanto, 2013. “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks”. Kompas, 3 April 2013.

Wiratno, Tri. 2013. “Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks dan Jenis-Jenis Teks”. Makalah
Disajikan pada Sosialisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Implementasi
Kurikulum 2013 yang diselenggarakan Badan pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kemendikbud di Makasar, tanggal 4-8 Desember 2013

Zabadi, Fairul dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan SMP/MTs. Kelas VII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

13

Anda mungkin juga menyukai