Judul:
PESAN MORAL CERITA MALIN KUNDANG
Oleh
1
LEMBAR PENGESAHAN
Keterangan :
Tugas akhir ini dibuat dan disahkan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Sumatif
dan persayaratan kelulusan di SMA Negeri 1 Busungbiu
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan penulis semata, melainkan berkat adanya bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Melalui kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terima
1. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Busungbiu yang telah memberikan ijin dan
2. Bapak/Ibu Guru dan staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Busungbiu yang telah
memberikan sumbangan pikiran, moril membantu saran dan prasarana serta buku-
buku sumber, terutama kepada Bapak/Ibu guru pembimbing yang telah banyak
3. Teman-teman siswa Kelas XII yang telah membantu dalam kegiatan ini dalam
rangka penulis melakukan pembuatan tugas akhir ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat memberi kontribusi terhadap upaya
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………………............ 4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………............... 7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10
3.2 Saran-saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerita Malin Kundang berasal dari Sumatera Barat. Sejak duduk di bangku sekolah,
kita akan dikenalkan dengan berbagai dongeng nusantara salah satunya Malin Kundang.
Tentunya ini sangat baik untuk perkembangan pendidikan karena di dalamnya selain
mengenalkan budaya, ada juga pesan moral yang tersirat untuk bisa dilakukan ataupun
dihindari dalam kehidupan.
Masyarakat Minangkabau adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang memiliki
beragam legenda. Legenda Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis yang juga menceritakan
tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya. Menurut Edward legenda adalah cerita yang
mempunyai ciri-ciri mirip dengan mitos, yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak
dianggap suci. Berlainan dengan mitos, legenda ditokohi oleh manusia biasa walaupun ada
kalanya sifat-sifat luar biasa, atau sering juga dibantu oleh makhluk-makhluk ghaib. Tempat
terjadinya legenda adalah di dunia seperti yang dikenal sekarang (Edward, 1990: 98). Legenda
Malin Kundang berkaitan dengan sebuah batu yang menyerupai kapal dan relief manusia yang
terdampar di Pantai Air Manis. Sebagaimana juga legenda lainnya, Legenda Malin Kundang
memiliki unsur-unsur yang dapat menjelaskan keberadaan batu tersebut.
Legenda Malin Kundang tidak hanya sebuah cerita, namun Legenda Malin Kundang
juga memiliki pesan-pesan yang ingin disampaikan. Malin Kundang adalah seorang anak
durhaka yang menceritakan tentang seorang ibu tua bernama Mande Rubayah dengan anak
laki-lakinya yang bernama Malin Kundang, mereka saling menyayangi satu sama lain, karena
ayah Malin pergi melaut dan tidak pernah kembali lagi. Dari Legenda Malin Kundang ini
terdapat pesan-pesan yang harus di ingat, bahwa kita sebagai anak tidak boleh durhaka dan
melawan orang tua, karena orang tua terutama ibu adalah seseorang yang harus kita hormati,
selain itu doa seorang ibu juga pasti akan dikabulkan oleh Tuhan.
Legenda Malin Kundang adalah daya tarik wisata Air Manis. Selain itu keadaan
topografi berupa teluk yang pada bagian daratannya terdiri atas bukit yang terjal, juga menjadi
faktor keindahan pantai tersebut. Pantai Air Manis juga memiliki ombak yang tidak terlalu
besar, dan juga ketika pasang sedang surut kita bisa berjalan kaki dari Pantai Air Manis ke
Pulau Pisang. Pantai ini sangat populer di kalangan masyarakat dari dalam dan luar Kota
Padang. Pantai ini selalu ramai dikunjungi setiap liburan dan juga hari biasa. Namun,
keindahan alam bukan satu-satunya yang menjadi daya tarik wisata Pantai Air Manis. Legenda
Malin Kundang termasuk salah satu daya tarik. Dalam penamaan, objek wisata Pantai Air
5
Manis berasal dari nama daerah itu sendiri yaitu Aie Manih. Pemberian nama Aie Manih ini
awal mulanya dimulai dari penemuan sebuah sumur oleh masyarakat setempat yang
menyerupai sebuah telaga, air telaga itupun terasa manis saat diminum oleh penduduk
setempat. Masyarakat menemukannya ketika sedang mencari kayu api ke hutan. Karena
kebiasaan dari masyarakat setempat menyebut Aie Manih, mereka sepakat untuk menamakan
daerah tersebut dengan nama Aie Manih, sekaligus dengan nama objek wisata pantainya
(Putra,2017). Seiring dengan perkembangan zaman modern dan teknologi komunikasi yang
tinggi, cenderung melahirkan asumsi bahwa fungsi legenda dan sastra tradisional umumnya
surut. Akan tetapi, fenomena Legenda Malin Kundang dengan keberadaan Pantai Air Manis
sebagai objek wisata yang terus ramai dikunjungi, merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Penelitian ini untuk menguji apakah sebuah legenda masih menjalankan fungsi atau tidak pada
saat sekarang ini.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
“Apa itu kamu Malin, anak ku? Ini ibu mu, kamu ingat," tanya sang Ibu. "Malin Kundang,
anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirim kabar?" katanya sambil memeluk
Malin Kundang.
Istri Malin terkejut melihat ada ibu tua yang memeluk suaminya. Ia pun berkata:
"Jadi wanita tua, bau, dekil ini adalah ibu kamu, Malin," ucap perempuan cantik tersebut.
Malin merasa malu dengan kondisi ibunya, ia pun melepaskan pelukan sang ibu dan
mendorongnya hingga terjatuh. Malin juga mengucapkan kata-kata yang membuat ibunya sakit
hati.
“Saya tidak kenal kamu wanita tua miskin” kata Malin. "Dasar wanita tua tak tahu diri,
Sembarangan saja mengaku sebagai ibuku," lanjut Malin membentak.
Mendengar ucapan Malin, sang ibu merasa marah sekaligus sedih. Ia tidak menyangka
kalau anaknya berubah. Kejadian tersebut membuat ibu Malin mengutuknya.
"Oh Tuhan ku yang kuasa, jika dia adalah benar anakku, Saya mohon berikan azab padanya
dan rubah lah dia jadi batu," doa sang ibu murka.
Tak lama setelah itu, angin dan petir bergemuruh menghancurkan kapal Malin. Tak
hanya itu, tubuh Malin kaku hingga akhirnya menjadi batu Malin Kundang yang menyatu
dengan karang.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari cerita legenda Malin Kundang adalah:
a. Malin kundang adalah seorang anak laki-laki yang pekerja keras dan rajin yang
memiliki sebuah mimpi untuk membantu ibunya suatu hari. Tetapi, ia lupa dengan
mimpi dan janjinya untuk membuat ibunya bahagia. Kekayaannya membuatnya
mengacuhkan ibunya, bahkan malu mengakui ibunya di depan istrinya. Ibunya
sangat sedih dan marah, dan kemudian mengutuknya menjadi sebuah batu.
b. Pesan moral yang disampaikan dari cerita Malin Kundang, antara lain:
- Jangan menyakiti hati orang tua
- Jangan lupa diri karena harta
- Jangan berbohong
- Berbaktilah pada orang tua
3.2 Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut.
1. Kepada rekan siswa diharapkan agar senang membaca atau meningkatkan literasi
membaca dengan baik untuk meningkatkan pemahaman hasil bacaan yang dibaca
dan untuk menambah wawasan sehingga kita lebih dewasa dalam bertingkah laku.
3. Kepada pembaca /siswa yang berminat, diharapkan untuk terus berlatih dan
membiasakan senang membaca, dan memahami isi bacaan yang dibaca sehingga
dapat memperoleh manfaat menambah pengetahuan dan akan mengarah pada hasil
belajar dan kreativitas belajar siswa yang lebih optimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kak Adam, Cerita Legenda Malin Kundang. Anak Hebat Indonesia (AHI)
Ikranegara, Tira. 2008. Cerita Rakyat Malin Kundang. Surabaya : Serba Jaya.
https://kabar24.bisnis.com/read/20230607/79/1663192/ringkasan-cerita-malin-kundang-dan-
pesan-moralnya-yang-bermakna
https://kumparan.com/berita-update/sinopsis-singkat-dan-pesan-moral-cerita-malin-kundang-
1vxRC4PI0bR
11