36
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Saat dilakukannya shut-in, dapat diketahui parameter pemboran seperti
seperti Weight on Bit (WOB) yang bernilai 7 klbs, Slow Pump Pressure (SPP)
sebesar 4000-4140 psi, Rotasi Pompa (RPM) 40 RPM dan Rate of Penetration
(ROP) yang bernilai 6.5 mpm pada kedalaman 11381.79 ft MD. Berikut merupakan
wellbore diagram sumur DEL-01:
Gambar IV. 1 Wellbore Diagram Sumur DEL-01 (Data Drilling Time, 2018)
37
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
IV.1.1 Perhitungan Volume Lumpur di Drill String dan Annulus
Berdasarkan data, diketahui komponen drill string pada kegiatan pemboran ini
adalah drill pipe, drill collar, dan HWDP (Heavy Weight Drill Pipe). Penggunaan
HWDP dapat menjadi pemberat untuk memudahkan mata bor melubangi formasi.
Casing yang berada pada table IV.2 ini merupakan casing yang sudah ada dan telah
tersemen pada trayek sebelumnya yaitu casing 9-5/8”. Data komponen drill string
ialah sebagain berikut:
Pengendalian kick dengan metode wait and weight ini erat hubungannya
dengan sirkulasi lumpur. Dimana dilakukan sirkulasi dari permukaan ke bit
(surface to bit) dan bit ke permukaan (bit to surface) atau yang biasa disebut dengan
sirkulasi bottom up. Berdasarkan data rangkaian Drill String pada tabel IV.2, dapat
diperoleh perhitungan jumlah volume lumpur yang berada di dalam drill string dan
annulus pada saat kick. Data yang dibutuhkan untuk menghitung kapasitas drill
string dan annulus ini yaitu OD (Outside Diameter) dan ID (Inside Diameter) dari
drill string, drill collar, HWDP, casing, dan Open Hole. Kapasitas drill string dan
annulus dihitung berdasarkan diameter masing-masing dan dibagi dengan 1029.4
yang merupakan konversi sehingga satuan dari hasil akhir perhitungan menjadi
bbl/ft.
38
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Dari perhitungan volume lumpur ini juga, dapat diketahui jumlah strokes
yang dibutuhkan untuk memompakan fluida pemboran saat bergerak dari surface
ke bit dan dari bit ke surface.
39
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
yang ditembus merupakan formasi shale yang matang dan memiliki background
gas yang tinggi. Setelah diketahui bahwa terjadinya drilling break, kegiatan
pemboran dihentikan dan sumur ditutup. Diketahui bahwa terdapat gain sebesar 50
bbl dan kenaikan SBHP MPD sebesar 850 psi. Dengan dilakukan penutupan sumur,
dilakukan flowcheck dan diketahui nilai Shut In Drill Pipe Pressure (SIDPP)
sebesar 1050 psi dan nilai Shut In Casing Pressure (SICP) sebesar 1300 psi. SIDPP
dan SICP yang terdeteksi ini menjadi bukti bahwa sumur mengalami permasalahan
kick dan harus segera dilakukan operasi well killing. Dalam pengoperasian well
killing, diperlukan sirkulasi lumpur berat agar tekanan hidrostatik dapat menahan
tekanan formasi dan mengangkat influx ke atas, sehingga saat dilakukan pembacaan
SIDPP dan SICP kembali akan ditemukan nilai SIDPP = SICP = 0. Pada sumur
DEL-01 ini, kick cukup sulit untuk ditanggulangi. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor seperti kurangnya material pemberat dan terjadinya secondary influx.
IV.3 Perhitungan
Penanggulangan kick pada Sumur DEL-01 dilakukan dengan menggunakan
metode wait and weight dalam beberapa kali sirkulasi dengan 2 berat jenis lumpur
yang berbeda karena kick tidak dapat teratasi dengan satu kali pengerjaan well
killing saja.
40
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
9869 𝑝𝑠𝑖
=
0.052 𝑥 3467 𝑥 3.281 𝑥 8.33
9869 𝑝𝑠𝑖
=
4921.60
= 2.00 SG
Jumlah sak Barite yang dibutuhkan untuk mixing lumpur 16.66 ppg:
(𝐾𝑀𝑊−𝑂𝑀𝑊) 𝑥 14.4
Barite Rate =
(35−𝐾𝑀𝑊)
(16.66−14.9107) 𝑥 14.4
=
(35−16.66)
= 1.3734 sak/bbl
Jumlah sak = 1.3734 sak/bbl x Volume Lumpur
= 1.3734 sak/bbl x 1335.59 bbl
= 1834.29 sak Barite
Sementara, jumlah sak Barite yang tersedia di lapangan yaitu:
(𝐾𝑀𝑊−𝑂𝑀𝑊) 𝑥 14.4
Barite Rate =
(35−𝐾𝑀𝑊)
(15.4105−14.9107) 𝑥 14.4
=
(35−15.4105)
= 0.3673 sak/bbl
Jumlah sak = 0.3673 sak/bbl x Volume Lumpur
= 0.3673 sak/bbl x 1335.59 bbl
= 490.69 sak Barite
Namun, kill mud weight yang disirkulasikan yaitu sebesar SG 1.85 atau
15.41 ppg dengan 460.69 sak Barite. Alasan dilakukannya sirkulasi dengan berat
lumpur 15.41 ppg yaitu karena kurangnya barite untuk membuat lumpur sebanyak
16.66 ppg di lapangan. Jumlah sak Barite yang dibutuhkan yaitu sebanyak 1834.29
sak. Terlebih pula, sumur tidak boleh ditutup terlalu lama untuk menghindari
exposure terhadap temperatur yang tinggi. Sehingga, segera dilakukan sirkulasi
lumpur 15.41 ppg sebanyak 840 bbl. Sembari dilakukannya mixing lumpur 15.41
490 bbl untuk memenuhi annulus.
41
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Volume yang dipompakan = 840 bbl
Volume pada String = 194 bbl
𝜋 𝐷𝑏𝑖𝑡 2
Volume Pocket = 𝑥 ( ) 𝑥 (ℎ )
4 1029.4
3.14 3.2812
= 𝑥 ( ) 𝑥 (ℎ) 𝑥 3.281
4 1029.4
= 1 bbl
𝜋 𝐼𝐷 𝐻𝑜𝑙𝑒 2 − 𝐼𝐷 𝐷𝐶 2
Volume BHA – Annulus = 𝑥 ( ) 𝑥 (𝐿𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝐵𝐻𝐴)
4 1029.4
3.14 8.3752 − 52
= 4
𝑥 ( 1029.4
)𝑥 (357.40 𝑓𝑡)
= 8.47 bbl
𝜋 𝐼𝐷 𝐻𝑜𝑙𝑒 2 − 𝐼𝐷 𝐷𝐶 2
Volume DP – Hole = 4 𝑥 ( ) 𝑥 (𝐿𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑂𝐻 − 𝐼𝐷 𝐷𝑐) x 3.281
1029.4
3.14 8.3752 − 52
= 𝑥 ( ) 𝑥 120 𝑥 3.281
4 1029.4
= 14 bbl
Sisa Volume DP - Casing = 840 bbl – 194 bbl – 1 bbl – 8.47 bbl – 14 bbl = 622.53
Lumpur SG 1.85 sebanyak 840 bbl berada hingga ketinggian 6207.68 ft dan
tidak mengisi penuh annulus dengan ketinggian 11381.789 ft dan bervolume 1141
bbl. Oleh karena itu, pada keadaan ini annulus terisi oleh 2 jenis lumpur yang
memiliki densitas yang berbeda yaitu, SG 1.85 dan SG 1.79. Seharusnya, lumpur
dengan SG 1.85 ini disirkulasikan dalam 1 siklus, tetapi karena waktu mixing mud
memakan waktu selama 2 jam dan sumur tidak boleh berada dalam keadaan kosong
& terpapar oleh temperature tinggi dalam waktu yang lama, sehingga sumur ini
harus ditutup kembali. Kemudian kembali dilakukan pembacaan SIDPP & SICP,
yaitu sebesar 650 psi dan 850 psi. Dengan perhitungan, diperoleh nilai tekanan
formasi yaitu sebesar:
Bottom Hole Pressure = SIDPP + (0.052 x OMW x 8.33 x TVD x 3.281)
42
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
= 650 + (0.052 x 1.85 x 8.33 x 3467 x 3.281)
= 9765.50 psi
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖
Kill Mud Weight =
0.052 𝑥 𝑇𝑉𝐷 𝑥 3.281 𝑥 8.33
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖
=
0.052 𝑥 3467 𝑥 3.281 𝑥 8.33
9754.98 𝑝𝑠𝑖
=
4927.29
= SG 1.98
1.79 SG
1.85 SG
Sehingga, pada sirkulasi Metode Wait and Weight pertama ini, annulus
43
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
sudah terisi penuh dengan lumpur 15.41 ppg. Diketahui bahwa berat jenis lumpur
yang masuk dan yang keluar yaitu sama. Kegiatan selanjutnya ialah sirkulasi
kondisi lumpur SG 1.85 melalui MPD dimana diberikan back pressure sebesar 900
SBP, sehingga densitas lumpur SG 1.85 ekivalen dengan SG 2.05. Namun, masih
terdapat gain 0.6 bpm dan diketahui juga bahwa electric stability (ES) lumpur turun
ke 1000. Sehingga dilakukan observasi lumpur di tangki aktif dan diketahui bahwa
densitas yang keluar yaitu SG 1.65 dan ES turun menjadi 700. Dilakukan
pengamatan pada shale shaker dan diketahui masih terdapat aliran kecil. Setelah ini
dilakukan penutupan sumur kembali dan diperoleh pembacaan SIDPP sebesar 1085
psi dan SICP sebesar 2200 psi. Berikut merupakan kondisi sumur setelah
disirkulasikan lumpur dengan berat jenis SG 1.85 dan dilakukan penutupan sumur
selanjutnya:
SG 1.85
44
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖
Kill Mud Weight =
0.052 𝑥 𝑇𝑉𝐷 𝑥 3.281 𝑥 8.33
10200
=
0.052 𝑥 3467 𝑥 3.281 𝑥 8.33
10200 𝑝𝑠𝑖
=
4927.29
= SG 2.07
Jumlah sak Barite yang dibutuhkan untuk mixing SG 2.07:
(𝐾𝑀𝑊−𝑂𝑀𝑊) 𝑥 14.4
Barite Rate =
(35−𝐾𝑀𝑊)
(17.2431−15.4105) 𝑥 14.4
=
(35−17.2431)
= 14861 sak/bbl
Jumlah sak = 1.4861 sak/bbl x Volume Lumpur
= 1.4861 sak/bbl x 1335.59 bbl
= 1984.90 sak Barite
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa kill mud weight yang
disirkulasikan untuk mematikan influks pada sumur DEL-01 ini yaitu sebesar 2.07
SG. Mixing mud lumpur 2.07 SG ini dilakukan selama 14 jam. Setelah selesai
mixing mud, dilanjutkan sirkulasi metode wait and weight.
Tekanan Formasi = 0.052 x OMW x 8.33 x TVD x 3.281
= 0.052 x 2.07 x 8.33 x 3467 x 3.281
= 10199 psi
SG 2.07
45
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Lumpur dengan SG 2.07 dipompakan dengan SPR 40 spm hingga 1 siklus
tercapai. Total lumpur yang dipompakan yaitu 1335.5 bbl. Namun, lumpur yang
keluar ke permukaan yaitu SG 1.62 atau 13.49 ppg. Hal ini menandakan bahwa
kondisi lumpur dalam annulus tidak homogen.
𝑃 𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 − 𝑆𝐼𝐶𝑃
MW Out =
0.052 𝑥 8.33 𝑥 𝑇𝑉𝐷 𝑥 3.281
10199 𝑝𝑠𝑖 − 2200 𝑝𝑠𝑖
=
0.052 𝑥 8.33 𝑥 3467 𝑥 3.281
= 1.62 SG di Annulus
Tekanan Hidrostatis = 0.052 x OMW x 8.33 x TVD x 3.281
= 0.052 x 1.62 x 8.33 x 3467 x 3.281
= 7982 psi
Tekanan @ Annulus = SICP + Tekanan Hidrostatis
= 2200 + 7982
= 10182 psi
2.07 SG
1.62 SG
Setelah dilakukan sirkulasi dan diperoleh bahwa densitas lumpur yang keluar
yaitu sebesar SG 1.62 atau 13.49 ppg. Lumpur dengan SG 1.62 ini mengisi penuh
annulus, diketahui dengan sedikitnya perbedaan tekanan antar lumpur berdensitas
SG 2.07 dan lumpur berdensitas SG 1.62. Kemudian, dilakukan penutupan sumur
46
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
kembali untuk mempersiapkan lumpur yang akan disirkulasi selanjutnya.
Pengamatan dilakukan dan diperoleh pembacaan SIDPP/SICP yaitu 60 psi/200 psi.
Setelah dilakukan sirkulasi lumpur SG 2.07, seharusnya influks mati (SIDP = SICP
= 0). Namun, terbukti bahwa influks masih terdapat di annulus. Sehingga,
dilakukan kembali mixing mud SG 2.07 sebanyak 500 bbl. Sumur ditutup selama
12 jam dan dilakukan monitor tekanan kembali, dimana ditemukan bahwa SIDPP /
SICP yaitu 60 psi / 270 psi. Nilai SICP meningkat dari 200 psi hingga 270 psi. Hal
ini disebabkan karena kondisi lumpur yang terkontaminasi oleh influks air.
Selanjutnya dipompakan lumpur SG 2.07 secara perlahan sebanyak 100 bbl
(dicampur dengan LCM 50 ppg CaCO3) dan diketahui bahwa densitas lumpur yang
keluar yaitu sebesar SG 2.01 dengan ES 530.
𝑃 𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 − 𝑆𝐼𝐶𝑃
MW Out =
0.052 𝑥 8.33 𝑥 𝑇𝑉𝐷 𝑥 3.281
10199 𝑝𝑠𝑖 − 270 𝑝𝑠𝑖
=
0.052 𝑥 8.33 𝑥 3467 𝑥 3.281
9929 𝑝𝑠𝑖
=
4927.29
= SG 2.01 di Annulus
Tekanan Hidrostatis = 0.052 x OMW x 8.33 x TVD x 3.281
= 0.052 x 2.01 x 8.33 x 3467 x 3.281
= 9892 psi
Tekanan @ Annulus = SICP + Tekanan Hidrostatis
= 270 + 9892
= 10162 psi
Setelah dilakukan sirkulasi 100 bbl lumpur dengan berat jenis SG 2.07 dan
diperoleh bahwa densitas lumpur yang keluar yaitu sebesar SG 2.01 SG atau 16.74
ppg. Lumpur dengan berat jenis 2.01 mengisi penuh annulus, diketahui dengan
perhitungan perbedaan tekanan antar lumpur berdensitas SG 2.07 dan lumpur
berdensitas SG 2.01.
47
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Berikut merupakan kondisi sumur saat dilakukannya sirkulasi lumpur kedua
seberat SG 2.07:
SG 2.01
0 psi 0 Psi
2.07 SG
48
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Namun, penggunan kill mud SG 2.07 ini berdampak lain yaitu tidak
memungkinkan untuk dilanjutkannya kegiatan pemboran sesuai dengan rencana
program sampai kedalaman akhir 3815 mMD. Hal ini disebabkan karena adanya
keterbatasan BOP untuk dapat menahan tekanan (formasi), dimana berat lumpur
SG 2.07 ini setara dengan 10,199 psi atau setara dengan tekanan formasi di
kedalaman 3469 mMD. Sumur DEL-01 ini BOP yang digunakan yaitu berukuran
13-5/8” x 10,000 psi. Kondisi ini yang menjadi pertimbangan untuk tidak
melanjutkan bor formasi sesuai program dan diputuskan Sumur DEL-01 berhenti
(TD) di kedalaman 3469 mMD.
Terdapat beberapa hal yang dapat dievaluasi dari perhitungan well killing
dengan wait and weight yang diterapkan di sumur DEL-01 ini. Permasalahan kick
terjadi ketika sumur dibor dengan lumpur sebesar SG 1.79 dan berdasarkan
pembacaan SIDP yang diperoleh pertama kali, kick dapat ditanggulangi dengan
lumpur SG 2.00. Tetapi, oleh karena kurangnya barite di lapangan maka lumpur
yang disirkulasikan untuk mematikan kick yaitu SG 1.85. Sehingga pada saat
dilakukannya monitoring tekanan selanjutnya, terbukti bahwa SIDPP semakin
tinggi karena terjadinya secondary influx. Namun, setelah dilakukannya sirkulasi
lumpur bertahap diketahui bahwa kill mud SG 2.07 yang dapat mengeluarkan
influks dari dalam sumur.
Evaluasi dari penelitian ini adalah sirkulasi wait and weight dengan
menggunakan kill mud weight SG 2.00, sesuai dengan perhitungan & pembacaaan
SIDPP pertama yaitu sebesar 1050 psi.
Kesalahan pembacaan SIDP dapat menjadi permasalahan pada suatu
penanggulangan kick. Apabila SIDP terlalu tinggi, maka KMW yang dibutuhkan
dan tekanan yang harus dijaga juga akan tinggi, sehingga dapat cenderung
menyebabkan loss circulation. Apabila SIDP terlalu rendah, maka KMW yang
digunakan akan kurang dan dapat menyebabkan kurangnya tekanan untuk sirkulasi
dan dapat menyebabkan additional influx. Pada lapangan tidak terdapat waktu yang
ideal dalam penutupan sumur hingga tekanan stabil.
49
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Pressure) dan FCP (Final Circulating Pressure). Menghitung nilai ICP dan FCP
bertujuan untuk mengetahui tekanan awal dan tekanan akhir lumpur yang akan
disirkulasikan. Pada sirkulasi ini, pompa yang digunakan untuk sirkulasi lumpur
memiliki nilai kill rate sebesar 1800 psi. Perhitungan ICP yang menggunakan
persamaan II.2 dan FCP yang menggunakan persamaan II.3.
ICP, psi = KRP + SIDPP
= 1800 + 1050
= 2850 psi
FCP, psi = (KRP x KMW) : OMW
= (1800 x (2.00 x 8.33)) / (1.79 x 8.33)
= 2014 psi
Kemudian, setelah diperoleh nilai ICP, FCP, STB, dan BTS tersebut dapat
dibuat tabel serta grafik Mud Circulating Schedule. Berikut ini merupakan tabel
50
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
pemompaan lumpur serta kurva yang menunjukan hubungan antara tekanan pompa
dan strokes pompa dalam proses penanggulangan kick. Kurva ini dapat
mempermudah pekerja dalam menanggulangi kick dengan cara melihat grafik
penurunan tekanan terhadap stroke pompa. Adapun rincian perhitungannya ialah
sebagai berikut:
(𝐼𝐶𝑃 −𝐹𝐶𝑃)𝑥 𝑁
Pressure Drop/N =
𝑆𝑇𝐵
(2850−2014 )𝑥 100
=
1401
= 59.67 psi / 100 strokes.
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa setiap kenaikan 100 strokes,
maka tekanan akan turun sebanyak 59.67 psi yang dibulatkan menjadi 60 psi.
0 2850
100 2790
200 2731
300 2671
400 2611
500 2552
600 2492
700 2432
800 2373
900 2313
1000 2254
1100 2194
1200 2134
1300 2075
1401 2014
51`
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Dari tabel IV.4, dapat dibuat grafik Mud Circulating Schedule seperti pada
Gambar IV.8 dibawah ini:
4000
3500
PRESSURE DROP
3000
2500
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
2000
1500
1000
500
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
STROKES
52
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
(𝐾𝑀𝑊−𝑂𝑀𝑊) 𝑥 14.4
Barite Rate =
(35−𝐾𝑀𝑊)
(16.66−14.9107) 𝑥 14.4
=
(35−14.9107)
= 1.3735 sak/bbl
Jumlah sak = 1.3735 sak/bbl x Volume Lumpur
= 1.3735 sak/bbl x 1335.59 bbl
= 1834.42 sak Barite
Berdasarkan perhitungan jumlah sak barite di atas dapat disimpulkan bahwa
selama kegiatan penanggulangan kick ini dilakukan, dibutuhkan sebanyak 1834.42
sak barite untuk memberatkan lumpur dari SG 1.79 sampai SG 2.00.
53
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting
Dalam satu kali sirkulasi metode wait and weight, jumlah strokes yang
dikerjakan oleh pompa adalah sebesar 9637 strokes pada kapasitas pompa sebesar
40 SPM. Dengan membagi jumlah strokes tersebut dengan kapasitas pompa, maka
waktu yang dibutuhkan untuk satu kali sirkulasi lumpur adalah 239 menit. Sebelum
dilakukan sirkulasi, terlebih dahulu dilakukan flow check, observasi tekanan serta
penutupan BOP yang membutuhkan waktu selama 15 menit. Sesuai dengan data
pada tabel, maka waktu total yang diperlukan adalah 316 menit atau 5.2 jam.
Kegiatan well killing dapat menghasilkan NPT atau waktu tidak produktif.
Apabila dibandingkan dengan data aktual di lapangan, hasil evaluasi ini dapat
memberikan efisiensi waktu selama 30.8 jam. Perbedaan waktu yang dihasilkan
dari evaluasi ini mempengaruhi total biaya yang dibutuhkan. Total biaya pemboran
harian ialah $ 71,000. Berdasarkan data aktual di lapangan, biaya yang dibutuhkan
untuk menanggulangi kick ini ialah $ 108,614.3. Jika dilakukan penanggulangan
sesuai dengan evaluasi yang ada, biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi kick
ini ialah $ 17,414.98. Hasil evaluasi ini dapat menghemat biaya sebesar $ 91,199.
54
Evaluasi metode wait and weight untuk menanggulangi permasalahan kick pada sumur del-01 lapangan "xys"
Liza Kandel Ginting