Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai kondisi

kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan

kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan

kontribusinya kepada komunitas (Fakhriyani D. V., 2019). Kesehatan mental juga

merujuk pada bagaimana individu mampu menyesuaikan diri serta berinteraksi baik

dengan lingkungan sekitarnya, sehingga individu terhindar dari gangguan mental.

Kesehatan mental menjadi aspek penting bagi individu dalam mewujudukan kesehatan

yang menyeluruh.

Individu yang memiliki gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis secara keseluruhan. Seperti depresi dan kecemasan dapat mengganggu

individu dalam beraktivitas sehari-hari, mengurangi tingkat produktivitas dan

menghambat individu dalam berinteraksi sosial. Dikutip dari laman resmi Kementrian

Kesehatan RI, Gangguan mental merupakan kondisi kesehatan yang mempengaruhi

pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Gangguan ini

dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Menurut WHO,

kondisi ini mempengaruhi satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia. Pada orang

dewasa, satu dari empat orang di dunia memiliki gangguan mental.

WHO mencatat hampir 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami beberapa bentuk

gangguan kesehatan mental. Beberapa gangguan mental yang dapat dialami yaitu

gangguan kecemasan, bipolar, depresi, PTSD, schizophrenia, hingga gangguan makan.

Pelecehan seksual saat masa anak-anak, maupun korban perundungan menjadi penyebab
utama depresi. Tidak semua orang memiliki akses terhadap bantuan untuk kesehatan

mental yang mereka butuhkan. Gangguan kesehatan mental yang tidak ditangani dapat

bertambah parah dan mengganggu individu dalam kegiatan sehari-hari. Laporan

Indonesia Dilansir dari Databoks Kata Data, National Adolescent Mental Health Survey

(I-NAMHS) menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia usia 10-17 tahun memiliki

masalah kesehatan mental.

Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang dapat menderita gangguan mental yaitu

faktor lingkungan. Lingkungan hidup individu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

mental dengan kuat. Lingkungan yang buruk dapat menyebabkan efek negatif pada

mental individu, dan berlaku sebaliknya (Kompas.com, 2022). Faktor lainnya adalah

faktor biologis seseorang, pengalaman traumatis, dan lainnya. Hal serupa juga umum

terjadi para para musisi. Beberapa musisi atau artis yang secara terbuka mengakui bahwa

mereka memiliki gangguan kesehatan mental, seperti Selena Gomez yang dalam film

biografinya yang berjudul “My Mind and Me”, Ia berterus terang bahwa Ia sempat

mengalamai depresi hingga paranoia dan pada akhirnya di diagnosis memiliki gangguan

bipolar (Liputan6.com, 2022). Penyanyi lainnya yaitu Adele. Dalam wawancaranya

dengan Rolling Stone, Adele menceritakan bahwa ia mengalami gangguan kecemasan

dan depresi setelah hubungan pernikahannya hancur.

Banyak musisi yang menuangkan kegelisahan dan cerita hidup mereka dalam sebuah

karya musik. Menurut definisi yang tercantum dalam KBBI, Musik merupakan suatu ilmu

atau seni yang berkaitan dengan pengaturan nada atau suara dalam rangkaian dan

keterkaitan waktu yang spesifik, yang bertujuan untuk menciptakan komposisi (suara)

yang utuh dan saling berkaitan. Menurut Hidayat (2014: 224), musik adalah sebuah

bentuk komunikasi melalui suara untuk menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda.

Dalam musik, makna atau pesan diungkapkan melalui kata-kata yang berharmoni. Musik
tidak hanya dijadikan sarana hiburan atau hanya untuk kesenangan diri. Banyak orang

yang menggunakan musik untuk menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan, yang

tidak dapat mereka sampaikan dengan kata-kata biasa. Musisi menggunakan musik untuk

menyampaikan pengalaman, pemikiran, serta menghibur orang lain. Menurut Hidayat

(2014), Musik sebagai sarana bagi para musisi, seperti kata-kata bagi penulis lagu dalam

menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.

Di dalam sebuah lirik lagu terdapat makna mengenai sebuah peristiwa atau fenomena

yang dikemas dan ingin disampaikan oleh penulisnya kepada dunia. Melalui konsep ini,

lirik lagu dapat diartikan sebagai susunan kata bermakna yang diperoleh dari hasil

pemikiran dan pengalaman seseorang. Selain itu, para musisi menggunakan musik untuk

berkomunikasi dengan para pendengarnya, dengan tujuan para pendengar yang

mengalami peristiwa yang sama dapat terjalin sebuah interaksi walaupun terjadi secara

tidak langsung. Sebuah lirik lagu menjadi sarana untuk sosialisasi dan pelestarian

terhadap suatu sikap atau nilai tertentu (Fitriana, 2019: 106).

Dalam konteks pemahaman, tidak semua individu dapat memahami makna yang

terkandung dalam sebuah lagu dengan cara yang sama. Banyak yang mendengarkan lagu

karena iramanya, jenis musik yang sedang populer, atau karena penyanyinya, tanpa

memperhatikan makna yang terkandung di dalamnya. Karena hal ini, pencipta lagu harus

memperhatikan bahasa yang mereka gunakan. Untuk mengekspresikan suatu perasaan,

seorang pencipta lagu perlu memainkan kata-kata dan bahasa dengan indah sebagai unsur

yang menarik dan memberikan ciri khas pada lagu yang diciptakannya (Nurdiansyah,

2018: 182).

Beberapa musisi yang menciptakan lagu mengenai kesehatan mental seperti Selena

Gomez dalam lagunya yang berjudul “My Mind & Me”, Shawn Mendez dengan lagunya

yang berjudul “In My Blood” yang menceritakan tentang perjuangan seseorang dalam
menghadapi gangguan kecemasan. Lagu lainnya yaitu lagu “Zombie” yang dipopulerkan

oleh band Korea Selatan Day6, dimana lagu ini menceritakan tentang seseorang yang

merasakan kehampaan dalam kehidupannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lagu Anti-Hero yang diciptakan oleh

Taylor Swift. Anti-Hero merupakan single utama dalam album “Midnights” yang dirilis

pada 21 Oktober 2022. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang tenggelam dalam

kecemasan, kegelisahan, dan pikiran buruk mengenai dirinya sendiri, pandangan

seseorang tersebut tentang dirinya sendiri. Lagu-lagu yang diciptakan Taylor Swift selalu

berhasil memuncaki peringkat musik nasional maupun internasional. Lagu-lagu yang

diproduksinya memiliki arti yang mendalam dan diambil dari pengalaman hidupnya, baik

dalam hal percintaan, hubungan pertemanan, isu sosial, dan lainnya.

Taylor Swift merupakan seorang musisi ternama yang dikenal melalui karya-karyanya.

Lahir pada 13 Desember 1989, Taylor Swift memulai debutnya sebagai musisi musik

Country pada 2007. Dalam 16 tahun berkarya, Taylor Swift berhasil merilis 10 studio

album dan memenangkan lebih dari 300 penghargaan. Sebagai seorang

penulis lagu, Taylor Swift mendapatkan penghargaan yang diberikan oleh Nashville

Songwriters Association dan Songwriters Hall of Fame. Pada 2022, Taylor Swift juga

mendapatkan penghargaan atau gelar Honorary Doctorate of Fine Arts dari New York

University.

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti

mengenai bagaimana memperoleh pengetahuan dan memahami representasi kesehatan

mental dalam lagu Anti-Hero melalui analisis Semiotika yang dipaparkan oleh Roland

Barthes.

1.2 Pembatasan Masalah


Peneliti membatasi penelitian ini pada lagu Anti-Hero yang diciptakan oleh Taylor

Swift. Peneliti memfokuskan pada pencarian representasi seseorang mengenai dirinya

yang akan dijelaskan melalui makna denotasi, konotasi, dan mitos berdasarkan pemaparan

semiotika Roland Barthes.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan, peneliti mendapatkan rumusan

masalah yaitu bagaimana representasi kesehatan mental dalam lirik Anti-Hero dengan

menggunakan analisis semiotika Roland Barthes?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan tujuan dari

dibuatnya penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai bagaimana

kesehatan mental direpresentasikan dalam lirik Anti-Hero yang dianalisis dengan

menggunakan analisis semiotika berdasarkan pemaparan Roland Barthes.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis/Akademis

Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan manfaat

teoritis sebagai berikut:

a. Sebagai sumbangan ilmiah dalam ilmu komunikasi.

b. Sebagai referensi bagi perkembangan ilmu komunikasi dan menambah kajian

ilmu komunikasi khususnya dalam Analisis Semiotika berdasarkan pemaparan

Roland Barthes mengenai representasi Kesehatan mental dalam lirik lagu Anti-

Hero milik Taylor Swift.


c. Sebagai masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul yang serupa

bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan ilmu dan pengetahuan mengenai representasi Kesehatan

mental dalam lagu Anti-Hero milik Taylor Swift. Dengan demikian, tersalurkan

ilmu yang dipelajari oleh peneliti selama berkuliah di Universitas Bunda Mulia.

1.5.2.2 Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui bagaimana representasi Kesehatan mental dalam

lagu Anti-Hero milik Taylor Swift, melalui makna konotatif, denotatif, dan mitos

berdasarkan analisis semiotika yang dipaparkan oleh Roland Barthes.

Anda mungkin juga menyukai