Anda di halaman 1dari 31

RANGKUMAN

Konsep Sistem
Sistem menurut para ahli:
Gordon B. Davis (1984)
“ Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud .“
Raymond Mcleod (2001)
“Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk
suatu kesatuan yang utuh dan terpadu.“
 Pendekatan prosedur
“Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan/untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu.”
Prosedur adalah rangkaian operasi klerikal (tulis-menulis), yang melibatkan beberapa
orang di dalam satu/lebih departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan
yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi serta untuk menyelesaikan
suatu kegiatan tertentu.
Urutan kegiatan digunakan untuk menjelaskan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa
(who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how)
mengerjakannya.
 Pendekatan elemen
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu.”

Diagram Elemen Sistem


Tujuan Sistem
Suatu sistem yang dibuat tentunya memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk
mencapai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective).
Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran
biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit.
Tiga tujuan utama yang berhubungan dengan Sistem Informasi:
– untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen
– untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen
– untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan
Secara lebih spesifik, tujuan sistem informasi bergantung pada kegiatan yang ditangani.
– Bank?
– Pasar Swalayan?
– Toko Buku Online?
Syarat-syarat Sistem
– Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan suatu tujuan
– Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan
– Adanya hubungan diantara elemen sistem.
Karakteristik Sistem
Komponen (Component)
Batas/Batasan
Lingkungan Luar
Penghubung
Masukan
Proses
Keluaran

Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik


Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan
umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran

Masukan Proses Keluaran

Umpan balik
Mekanisme
Pengendalian

• Tujuan umpan balik adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan
tujuan
• Pada sistem informasi, umpan balik dapat diperoleh dari setiap pemakai
– Program yang salah diperbaiki
– Program disesuaikan dengan keluaran yang dikehendaki
Klasifikasi system
Sistem Abstrak (Abstract System)
Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
Sistem Tertentu (Deterministic System)
Sistem Probabilistik (Probabilistic System)
Sistem Terbuka (Open System)
Sistem Tertutup (Closed System)
Relatively Closed Sistem
Artificial System
Natural System
Manned Sistem

Jenis-jenis system
On-line Systems
Real-time Systems
Decision Support System (DSS)
Knowledge-based Systems

Pelaku system
Pemakai
Pemakai adalah pelaku yang terpenting karena sistem diciptkaan untuk pemakai dan
melalui komunikasi dengan pemekai sistem dibuat dan dirancang hingga mencapai
bentuk terakhir.
Pada umumnya pemakai dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Operasional
Pengamat
Eksekutif

Manajemen
manajemen pemakai
manajemen system
manajemen umum

Pemeriksa
Ukuran sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi dimana sistem tersebut
diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa.
Pemerika biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran standar yang
dikembangan pda banyak perusahaan sejenis.
Penganalisa Sistem
Fungsi-fungsinya adalah: sebagai
Arkeolog
Innovator
Mediator
Pimpinan proyek

Pendesain Sistem
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem (kebutuhan pemakai tidak
berorientasi pada teknologi tertentu), yang kemudian ditransformasikan ke desain
arsitektur tingkat tinggi dan tidak diformulasikan oleh pemrograman.

Personil Pengoperasian
Bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer misanya jaringan, keamanan
perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan back-up.
Kadang-kadang pelaku sistem ini memang tidak diperlukan karena sistem yang berjalan
tidak besar dan tidak membutuhkan kualifikasi khusus untuk menjalankan sistem.

Subsistem
• Sistem-sistem yang berada dalam sebuah sistem disebut subsistem.
• Sebuah sistem umumnya tersusun atas sejumlah sistem-sistem yang lebih kecil

Bagan Subsistem
Contoh Sistem dan Subsistem

Sistem Subsistem

Sistem mobil Subsistem bahan bakar


Subsistem pendorong
Subsistem kelistrikan
Subsistem rem

Sistem komputer CPU


Masukan
Keluaran
Penyimpan sekunder

Sistem informasi perusahaan Sistem informasi akuntansi


Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi personalia
Sistem informasi produksi

Supersistem
• Jika suatu sistem menjadi bagian dari sistem lain yang lebih besar, maka sistem
yang lebih besar tersebut dikenal dengan sebutan supersistem
• Sebagai contoh, jika pemerintah kabupaten disebut sebagai sebuah sistem,
maka pemerintah provinsi berkedudukan sebagai supersistem. Jika ditinjau dari
pemerintah pusat, pemerintah provinsi adalah subsistem dan pemerintah pusat
adalah supersistem
Contoh Supersistem
KONSEP SISTEM INFORMASI
Tujuan
 Memahami dan menguasai konsep sistem informasi
 Dapat menjelaskan peranan informasi dalam suatu organisasi
 Struktur dari suatu sistem informasi
 Dukungan komputer terhadap suatu sistem informasi
 Nilai informasi bagi pengambilan keputusan
Data
 Adalah aliran dari fakta yang direpresentasikan melalui kejadian dalam
organisasi atau lingkungan fisik sebelum diorganisasi dan disusun ke dalam
bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh user (Laudon.8-9)
 Data adalah fakta/sebagian fakta yang mengandung arti berupa angka, huruf,
simbol khusus atau gabungan darinya.
Informasi
 Data yang disusun kedalam bentuk yang dapat dimengerti dan bermanfaat bagi
user.
 Hasil dari kegiatan pengolahan daya yang memberikan bentuk yang lebih berarti
berupa suati informasi
 Data yang mempunyai nilai bagi penerimanya dan dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan
 Data yang telah diproses sehingga memiliki makna yang mudah difahami atau
dimengerti.
 Untuk menjadi informasi, data perlu mengalami proses pengolahan.
 Sifat informasi dapat PERFECT (tidak mengandung unsur ketidakpastian) dan
dapat pula IMPERFECT (mengandung unsur ketidakpastian)
Sumber Informasi:
 Pengamatan lapangan (observasi)
 Kuisioner
 Kejadian/event (pencatatan, perekaman, ataupun penangkapan sinyal digital
secara langsung)
 Pemodelan (forecasting, econometric, operational research, simulation, heuristic,
dsb)
Karakteristik (kualitas) Informasi yang baik:
 Timeliness (informasi harus tepat waktu, tersedia manakala dibutuhkan)
 Accuracy (informasi harus akurat/teliti)
 Reduced Uncertainty(inf ormasi ketidakpastiannya harus
ditekan/diminimize/diperkecil)
 Element of Surprise (informasi tidak mengandung unsur/elemen kejutan)
 Informasi disampaikan kepada pengguna (user) dapat direpresentasikan dalam
media :
 Kertas/hardcopy
 Tampilan/display-monitor/video
 Suara/audio
 Informasi yang dibutuhkan manajemen umumnya dalam bentuk laporan. Ada
banyak variasi dan tipe laporan antara lain :
 Laporan Periodik
 Laporan Indikator Kunci
 Laporan berdasarkan permintaan (on-call report)
 Laporan Khusus
 Laporan Penyimpangan (exception report)
 Laporan dapat di representasikan dengan berbagai bentuk, antara lain yang
umum digunakan :
 Narasi
 Tabel
 Grafik dan Gambar
 Kombinasi
 Kertas/hardcopy
Sistem

 Sekumpulan komponen atau bagian yang terintegrasi dan dikoordinir untuk


maksud mencapai suatu tujuan / gol
Sistem Informasi

 Suatu sistem informasi (Information System) adalah pengaturan orang, data,


proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah
organisasi
WHAT IS A SYSTEM?

THE INTERNETWORKED-BUSINESS
A FEDERATION OF INFORMATION SYSTEMS

INFORMATION SYSTEM APPLICATIONS

FOKUS UNTUK SISTEM INFORMASI


 Knowledge — bahan baku yang digunakan untuk membuat informasi yang
berguna.
 Process — kegiatan (termasuk manajemen) yang melaksanakan misi bisnis.
 Communication — bagaimana antarmuka sistem dengan pengguna dan sistem
informasi lainnya.
THE CMM PROCESS MANAGEMENT MODEL
 Capability Maturity Model (CMM) – kerangka kerja standar untuk menilai tingkat
kematangan pengembangan sisteminformasi organisasi dan
proses manajemen dan produk. Terdiri dari lima tingkat kematangan (maturity):
 Level 1—Initial: Sistem proyek pembangunan tidak mengikuti proses yang
ditentukan.
 Level 2—Repeatable: Proses manajemen proyek dan
praktek ditetapkan untuk melacak biaya proyek,jadwal, dan fungsionalitas.
 Level 3—Defined: Sebuah proses pembangunan sistem standar (kadang
disebut "metodologi") dibeliatau dikembangkan. Semua
proyek menggunakan versi dari proses ini untuk mengembangkan
dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak.
 Level 4—Managed: Tujuan yang terukur untuk kualitas dan
produktivitas ditetapkan.
 Level 5—Optimizing: Proses pengembangan sistem
standar terus dipantau dan ditingkatkan berdasarkanukuran dan analisis
data yang didirikan pada Tingkat 4.
CAPABILITY MATURITY MODEL (CMM)

TYPES OF INFORMATION SYSTEMS

 A transaction processing system (TPS) is an information system that captures


and processes data about business transactions.
 A management information system (MIS) is an information system that provides
for management-oriented reporting based on transaction processing and
operations of the organization.
 A decision support system (DSS) is an information system that either helps to
identify decision making opportunities or provides information to help make
decisions.
 An expert system is an information system that captures the expertise of workers
and then simulates that expertise to the benefit of nonexperts.
 A communications and collaboration system is an information system that
enables more effective communications between workers, partners, customers,
and suppliers to enhance their ability to collaborate.
 An office automation system is an information system that supports the wide
range of business office activities that provide for improved work flow between
workers.
OTHER CATEGORIES OF INFORMATION SYSTEMS

THE INFORMATION SYSTEMS DEVELOPMENT PROCESS

MANAGEMENT CHALLENGES OF THE E-BUSINESS ENTERPRISE


Analysis
 Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh system analyst untuk :
 Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau
sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki sistem
 Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.
 Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini
 Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya
 Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah :
 Scope Definition
 Problem Analysis
 Requirement analysis (determination of ideal systems)
 Logical Design
 Selection of proper system

Design
 Dalam tahap perancangan (design) memiliki tujuan, yaitu untuk :
 Mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem
yang terbaik.
 Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah :
 Output design
 Input design
 Database design
 User Interface design
Implementation
 Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk :
 Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang
sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau
dikembangkannya.
 Mengimplementasikan sistem yang baru.
 Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
 Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah :
 Programming & testing
 Training
 Kegiatan (lanjutan)
 System changeover

Context of Systems Analysis

FAST Systems Analysis Phases


 Scope Definition Phase
 Is the project worth looking at?
 Problem Analysis Phase
 Is a new system worth building?
 Requirements Analysis Phase
 What do the users need and want from the new system?
 Logical Design Phase
 What must the new system do?
 Decision Analysis Phase
 What is the best solution?

Alat & Teknik Pengembangan Sistem


 Beberapa alat dan teknik yg dapat digunakan dalam pengembangan sistem
diantaranya:
 Entity-Relationship Diagram (ERD)  pemodelan data
 Data Flow Diagram  pemodelan proses
 State-Transition Diagram
 Program Evaluation and Review Technique (PERT)  penjadualan proyek
 Teknik Menemukan Fakta (Fact finding technique)  observasi, interview,
kuisioner & sampling.
 Teknik Presentasi
 Teknik Analisis biaya/manfaat (cost-effectiveness analysis)
 Teknik Penulisan laporan

SCOPE DEFINITION & PROBLEM ANALYSIS

Scope Definition
 Other names
 Preliminary investigation phase
 Initial study phase
 Survey phase
 Planning phase
 Stakeholder involved
 System analyst, systems owners
 Input
 Project request or assignment
 Output
 Project Charter
 Techniques
 Fact-finding and meeting with system owners

Permasalahan Sistem
 Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan
seberapa baiknya sistem tersebut didesain. Beberapa hal yang menyebabkan
sistem informasi mempunyai masalah, antara lain karena :
 Waktu (overtime).
 Lingkungan sistem yang berubah.
 Perubahan prosedur operasional.
 Masalah sistem informasi berhungan dengan karakteristik informasi, yaitu :
 Relevansi (relevancy).
 Keakuratan (accuracy), yang memiliki faktor : kelengkapan
(completeness), kebenaran (correctness), dan keamanan (security).
 Ketepatan waktu (timeliness).
 Ekonomi (economy), yang memiliki faktor : sumber daya (resources) dan
biaya (cost).
 Efisiensi (eficiency).
 Dapat dipercaya (reliability).
 Kegunaan (usability).

Relevansi dan Kelengkapan

 Relevansi (relevancy)
 Hasil dari sistem informasi (SI) harus dapat digunakan untuk kegiatan
managemen ditingkat operasional, taktis dan strategis. Jika tidak dapat
digunakan, informasi tersebut layak untuk tidak diperhatikan lagi. Beberapa
gejala dari informasi yang tidak lagi relevan, antara lain :
 Banyak laporan yang isinya terlalu panjang
 Laporan tidak digunakan oleh pihak yang menerimanya.
 Permintaan informasi tidak tersedia dalam SI.
 Sebagai laporan yang tersedia tetapi tidak diminta/dibutuhkan.
 Bertumpuknya keluhan-keluhan pemakai ketika laporan tidak diproduksi
dan disebarluaskan.
 Kelengkapan (completeness)
 Data tidak hanya dimasukkan secara benar, tetapi juga harus lengkap. Apabila
sebuah sistem informasi memiliki 95% keakuratan data, tetapi hanya 80% dari
kebutuhan informasi, maka sistem akan tidak efektif. Berikut beberapa gejala
ketidaklengkapan (incompleteness) :
 Sebagian data dikembalikan ke pemakai karena sumber dokumennya
atau isian formulirnya tidak lengkap.
 Pengawas data menunjukkan sebuah atau lebih isian field yang tidak diisi
karena kesengajaan atau ketidaksengajaan.
 Bagian pemasukan data menelepon ke pemakai untuk mengklarifikasikan
data dari sumber-sumber dokumennya.
Kebenaran dan Keamanan

 Kebenaran (correctness)
Kebenaran biasanya dipikir sebagai keakuratan. Semua data dari field harus
dimasukkan secara benar.

 Keamanan (security)
Seringkali informasi dikirimkan ke setiap orang yang membutuhkannya. Pengawasan
keamanan adalah struktur pengecekan untuk memutuskan jika informasi yang sensitif
ditujukan kepada pemakai yang tidak sah.

Tepat Waktu & Ekonomi


 Ketepatan waktu (timeliness)
 Beberapa gejala yang menunjukkan masalah ketepatan waktu :
 Keluaran (throughput) sistem informasi mengalami penurunan. Troughput
adalah tingkat proses transaksi sampai akhir waktu yang bebas
kesalahan.
 Tumpukan pemasukan data mengalami kenaikan. Sebuah tumpukan
pemasukan data terjadi ketika data transaksi tidak langsung dimasukkan
pada saat itu (ditunda/tertunda).
 Keluhan tentang lambatnya sistem membuat laporan mengalami
kenaikan.
 Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan program
mengalami kenaikan.
 Banyaknya keluhan dari pemakai tentang kesulitan dalam menghubungi
staff pemeliharaan program dan staff operasinya.
 Ekonomi (economy)
 Biaya sistem informasi akan mengalami kenaikan sesuai dengan berjalannya
waktu. Meskipun ada beberapa biaya yang mengalami penurunan, dan sebagian
akan naik Banyak hal yang menunjukkan kenaikan biaya, seperti konsultan
pemeliharaan hardware dan program, dan sebagainya. Banyak organisasi
merekrut konsultan sebagai programmer atau analis selama proyek. Untuk
jangka pendek secara drastis akan menaikkan biaya tenaga kerja, tetapi untuk
jangka panjang mengurangi biaya karena mempertimbangkan keuntungan
sistem informasi yang didapat.

Efisiensi
 Efisiensi (eficiency)
 Efisiensi adalah berapa banyak produksi meningkat karena tambahan unit
sumber daya dalam proses produksinya. Untuk contoh, sebuah perusahaan
mengeluarkan $500.000 untuk sistem inventory. Penjualan mengalami kenaikan
$100.000 sebagai hasil dari sistem baru tersebut. Efisiensi dari sistem tersebut
adalah :
100.000 / 500.000 * 100 % = 20%
 Disini beberapa rasio yang dapat dihitung dan dianalisa, antara lain :
 Keluaran / nilai uang (troughput/dollar).
 Keluaran / waktu untuk memasukkan data (troughput/data entry hours
worked).
 Transaksi tanpa kesalahan/waktu (errorless transaction/hours).
 Kesalahan yang dibetulkan/nilai uang (errors corrected/dollar).
 Perubahan program/jumlah programmer (program changes/number of
programmers).
 Biaya kertas/transaksi (paper costs/transaction).

Reliability & Usability

 Dapat dipercaya (reliability)


Sebuah indikator penting dari sistem informasi yang adalah dengan memperhatikan
masalah reliabilitasnya.
 Kegunaan (usability)
Tidak ada hal yang lebih baik dari sebuah sistem yang dirancang sesuai dengan
kriteria. Jika sistem sulit digunakan, berarti adalah masalah dalam sistem.

The PIECES Problem-Solving Framework


the need to improve performance
I the need to improve information (and data)
E the need to improve economics, control costs, or increase profits
C the need to improve control or security
E the need to improve efficiency of people and processes
S the need to improve service to customers,suppliers, partners, employees, etc.

The PIECES Problem –Solving Framework and Checklist


 PERFORMANCE
 Throughput - the amount of work performed over some period of time.
 Response times - the average delay between a transaction or request,
and a response to that transaction or request.
 INFORMATION (and Data)
 Outputs
 Data Inputs
 Stored data
 ECONOMICS
 Costs
 Profits

 CONTROL (and Security)
 Too little security or control
 CONTROL (and Security)
 Too much control or security
 EFFICIENCY
 People, machines, or computers waste lime
 People, machines, or computers waste materials and supplies
 Effort required for tasks is excessive
 Material required for tasks is excessive
 SERVICE
 The system produces inaccurate results
 The system produces inconsistent results
 The system produces unreliable results
 The system is not easy to learn
 The system is not easy to use
 The system is awkward to use
 The system is inflexible to new or exceptional situations
 The system is inflexible to change
 The system is incompatible with other systems

Deteksi Sumber-sumber Masalah

 Keluhan pemakai (user complaints).


 Perhatian top manajemen (top management concerns)
 Penunjuk jalan (scouting).
 Pengawas pemakai (user surveys).
 Pengawas (audits).
 Pengukur kinerja sistem (performance measurement systems).

Problem Analysis Phase


 “Don’t try to fix it unless you understand it”
 Other Names
 Stakeholder involved
 Input
 Output
 Most Techniques Used

Cause-and-Effect Analysis
Cause-and-effect analysis – a technique in which problems are studied to determine
their causes and effects.

System Improvement Objectives


Objective – a measure of success. It is something that you expect to achieve, if given
sufficient resources.
 Reduce the number of uncollectible customer accounts by 50
percent within the next year.
 Increase by 25 percent the number of loan applications that can be
processed during an eight-hour shift.
 Decrease by 50 percent the time required to reschedule a
production lot when a workstation malfunctions.
Poor objective: Create a delinquent account reports (poorly worded objective)
 Reduce credit losses by 20 percent through earlier identification of delinquent
accounts.

Constraint – something that will limit your flexibility in defining a solution to your
objectives. Essentially, constraints cannot be changed.
 Schedule: The new system must be operational by April 15.
 Cost: The new system cannot cost more than $350,000.
 Technology: The new system must be web-enabled.
 Policy: The new system must bill customers every 15 days.

REQUIREMENT ANALYSIS
Requirement Analysis Phase
 “Sure the system works, and it is technically impressive, but it just doesn’t do
what we needed it to do”
 Other Names
 Stakeholder involved
 Input
 Output
 Most Techniques Used
Requirement
 Terbagi menjadi dua bagian
 Functional Requirement
 Non-Functional requirement

Salah requirement
 Sistem mungkin telat
 Biaya yang dikeluarkan bisa membengkak
 Sistem yang dikembangkan tidak memenuhi harapan pengguna dan
menimbulkan kekecewaan pada pengguna
 Sistem tidak reliable dan kemungkinan terjadi error tinggi
 Menurunkan reputasi pengembang/developer

Requirement Examples
 The system must provide log-on security at the operating system level and at the
application level
 An employee record must be added, changed, or deleted only by a member of
the human resources department
 The system must support 25 users online simultaneously
 Response time must not exceed four seconds
 The system must user-friendly to every type of users
 The transaction report should be generated every day at 10 pm

Requirement Examples (cont)


 Manufacturing employees must swipe their ID cards into online data collection
terminals that record labor costs and calculate production efficiency
 The department head must enter overtime hours on a separate screen
 The Web site must report online volume statistics every four hours, and hourly
during peak periods
 The inventory system must produce a daily report showing the part number,
description, quantity on hand, quantity allocated, quantity available, and unit cost
of all parts — sorted by part number

Metode Pengumpulan Data

 Perlu pemilihan metode pengumpulan data yang tepat selama melakukan


requirement system. Metode tersebut adalah
 interviews
 questionnaires
 observation
 Sampling Document

Tanya Jawab (Interview) , Kuesioner , Observasi (Observation)

 Bagaimana metode itu digunakan.


 Keuntungan metode.
 Kerugian metode
 Kapan metode tersebut baik digunakan
Tip Praktis Observasi

 Jangan mengamati dalam waktu yang lama.


 Buat catatan yang ringkas.
 Sebelum observasi, beritahukan kepada supervisor dan pemakai yang terlibat
tentang apa yang akan dikerjakan dan mengapa dikerjakan, sehingga akan
mengurangi gangguan.
 Gunakan checklist yang singkat tentang informasi yang dibutuhkan bersama.
 Jangan melakukan observasi tanpa rencana

Sampling
 Bagaimana metode digunakan
 Mengumpulkan contoh koleksi dokumen, form dan record yang dapat
merepresentasikan system
Dokumen Kebutuhan Analisis

 Arahan (conduct) analisis


 Kebutuhan pemakai
 Pengaruh sistem baru
 Dokumentasi

Logical Design Phase


 Other Names
 Stakeholder involved
 Input
 Output
 Most Techniques Used
Data Modeling
Data modeling – a technique for organizing and documenting a system’s data.
Sometimes called database modeling.
Entity relationship diagram (ERD) – a data model utilizing several notations to depict
data in terms of the entities and relationships described by that data.

Entiti
 Model relasi entiti didasarkan pada persepsi dunia nyata yang terdiri dari
himpunan obyek dasar yang disebut entiti dan relasi antar entiti.
 Entiti adalah obyek yang dapat diidentifikasi secara unik.
 Entiti dikarakterisasi dan dipresentasikan dengan suatu gugus atribut. Contoh
gugus atribut dari entiti PEKERJA adalah nama, tanggal lahir, NIP,
golongan/pangkat.
 Sekelompok entiti yang memiliki karakterisasi entiti disebut gugus entiti (entity
set). Setiap entiti dari gugus tersebut disebut anggota gugus (member of set).
Contoh gugus entiti adalah gugus entiti pegawai bank, gugus entiti nasabah
bank. Dari beberapa gugus tadi mungkin terjadi suatu relasi, misalnya relasi
antara gugus bank dengan gugus nasabah bank.
 Berdasarkan jumlah gugus yang terlibat maka relasi antar entiti dibedakan
menjadi :
 Relasi biner (binary), yaitu relasi antar 2 gugus entiti.
 Relasi trio (ternary), yaitu relasi antar 3 gugus entiti.
 Relasi N-ary, yaitu relasi antar n gugus entiti.

Relasi Biner
 Khusus untuk relasi biner maka relasi antar anggota dari dua gugus yang terlibat
(kardinalitas relasi biner) dapat bersifat :
 Relasi 1-1 (one-to-one relationship). Adalah satu entiti anggota gugus
diasosiasikan dengan tepat satu entiti anggota gugus yang lain.
 Relasi 1-banyak (one-to-many relationship). Adalah satu entiti anggota
gugus diasosiasikan dengan satu atau lebih entiti anggota gugus yang
lain. Sebaliknya satu entiti anggota gugus yang lain tersebut diasosiasikan
dengan tepat satu entiti anggota gugus pasangannya.
 Relasi banyak-1 (many-to-one relationship). Adalah satu entiti anggota
gugus diasosiasikan dengan satu atau lebih entiti anggota gugus yang lain
dan berlaku pula sebaliknya.

ERD ke Tabel
Normalisasi

 Adalah proses yang berkaitan dengan model data relational untuk


mengorganisasi himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang
tinggi atau erat. Hasil dari proses normalisasi adalah himpunan-himpunan data
dalam bentuk normal (normal form). Ada beberapa bentuk normal, yaitu :
 Bentuk Normal I (First Normal Form / 1-NF).
 Bentuk Normal II (Second Normal Form / 2-NF).
 Bentuk Normal III (Third Normal Form / 3-NF).
 Bentuk Normal IV (Fourth Normal Form / 4-NF).
 Bentuk Normal Boyce-Codd (Boyce-Codd Normal Form / BCNF).
 Kegunaan normalisasi :
 Meminimasi pengulangan informasi.
 Memudahkan indentifikasi entiti / obyek.

Bentuk Normal 1 (1-NF)


Bentuk Normal 2 (2-NF)

Bentuk Normal 3

3-NF & BCNF

 Suatu relasi memenuhi bentuk III (3-NF) jika dan hanya jika :
 Akhirnya semua tabel SC1, SC2, SC3A, SC3B berada dalam kondisi 3-NF,
sehingga semua databases mengalami kondisi 3-NF.
 Boyce Codd Normal Form

DFD

 DFD pada dasarnya sebuah diagram yang menjelaskan bagaimana hubungan


bersama dari bagian file, laporan, sumber dokumen dan sebagainya.
 DFD termasuk alat komunikasi medium yang baik antara analyst dan pemakai
karena mudah dipahami (hanya berisi 4 simbol).
 Tujuan dari DFD adalah membuat/mengetahui aliran (track) aliran data
seluruhnya dari sistem. Data dan proses adalah hal yang kritis untuk dipahami.
 DFD berbeda dengan flow sistem (systems flowcharts) dan flow program
(program flowcharts) karena keduanya lebih mengarah ke hasil (orientation).

Context Diagram

 Context Diagram adalah bagian dari Data Flow Diagram (DF) yang berfungsi
memetakan model lingkungan, yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal
yang mewakili keseluruhan sistem
 Sering disebut DFD Level 0
 Hanya Ada satu proses
 CD menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem

Contoh Context Diagram


Komponen DFD

 Proses (fungsi)
 Dipresentasikan dalam bentuk lingkaran (circle) atau bujursangkar dengan
sudut melengkung (a rounded rectangle). Setiap proses ditandai dengan
nomor. Nomor berfungsi menjelaskan tingkatan proses dari hierarchy
chart. Setiap proses dinamai dengan sepasang kata kerja yang simple,
contoh : screen customer-order, record customer-order. Dalam physical
DFD, lokasi atau program yang memproses seringkali dituliskan dibagian
bawah simbol, tetapi dalam logical DFD tidak perlu disebutkan. Untuk
menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini
sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun
sebaliknya. Proses umumnya didefinisikan dengan kata tunggal, atau
kalimat sederhana. Fokus simbol ini adalah apa yang dikerjakan atau
tindakan yang dilakukan (proses), bukan orang atau melakukan kegiatan
apa.

Komponen DFD (2)


 Aliran data (data arrow).
Dipresentasikan dalam bentuk anak panah yang menuju ke atau dari proses.
Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian
ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data.
Nama berfungsi untuk mendefinisikan arti dari aliran dan ditulis untuk mengidentifikasi
aliran tersebut. Ujung panah menunjukkan kemana data bergerak ke atau dari proses,
penyimpanan ataupun terminator atau keduanya. Aliran yang digambarkan sebagai
panah dengan dua ujung menggambarkan terjadinya dialog. Nama data yang
digambarkan dalam aliran disebut data packet dan dituliskan diatas garis panah.

Komponen DFD (3)


 Penyimpanan (data stores)
 Terminator (external or internal entities)

Petunjuk Membuat DFD


 Pilih nama yang jelas maksudnya (bagi proses, aliran, penyimpanan, dan
terminator)
 Menomori proses untuk memperjelas sistematika.

Petunjuk Membuat DFD (2)


 Menggambar kembali DFD hingga beberapa kali, sehingga cukup estetik.
Penggambaran kembali yang kadang-kadang bahkan lebih dari sepuluh kali
digunakan untuk menjaga secara teknis gambar tersebut sudah benar, dapat
diterima oleh pemakai, misalnya tingkat operasional yang akan mengoperasikan
dan dapat diterima oleh pimpinan yang dalam hal ini menentukan strategi
organisasi.
 Mencegah DFD yang terlalu kompleks dan tidak perlu.
 Menjamin konsistensi DFD tersebut secara intern ataupun yang berkaitan
dengan DFD. Konsistensi dalam hal ini juga menyangkut konsistensi dengan
model lain (misalnya : entity relationship diagram, state transition diagram, dan
process specification).

Perhatikan !
Penurunan Level DFD

 Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu mempresentasikan


proses tersebut dalam spesifikasi proses yang jelas, sehingga seandainya belum
cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah.
 Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu.
 Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang
sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin
tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang
sama punya derajat kompleksitas yang sama juga.
 Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down.
 Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level harus
berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level x+1. Dimana
level x+1 tersebut mendefinisikan sub proses pada level x tersebut.
 Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk
mengindentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon.
External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan
pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan
respon.
Penurunan Level DFD

DECISION ANALYSIS PHASE


 Stakeholder involved
 System analyst, system users, system owners, system designer
 Input
 Business Requirement Statement
 Output
 System Proposal
 Most Techniques Used
 Fact-finding, interpersonal & communication skill

Feasibility

 Technical feasibility – Is the solution technically practical? Does our staff have the
technical expertise to design and build this solution?
 Operational feasibility – Will the solution fulfill the users’ requirements? To what
degree? How will the solution change the users’ work environment? How do
users feel about such a solution?
 Economic feasibility – Is the solution cost-effective?
 Schedule feasibility – Can the solution be designed and implemented within an
acceptable time period?
Candidate Systems Matrix

Candidate Systems Matrix (concluded)


Feasibility Matrix

Pilihan Strategi
 Distributed versus centralized processing
 Integrated versus dispersed databases (sistem database tersebar)
 Surround strategy of system development
Pilihan taktik
 Sekarang atau nanti
 Pembelian produk jadi lawan modifikasi
 Kecepatan lawan biaya
Pilihan Operasional
 Input
 Processing
 Processing (lanjutan)
 Ouput
Pemilihan Sistem
 Taktik membandingkan (comparison tactics)
 Sistem dibandingkan berdasarkan biaya dan keuntungan secara relatif.
 Biaya adalah kebutuhan pembayaran untuk perancang dan pengoperasi
sistem informasi.
 Keuntungan adalah nilai atau kondisi tambahan sebagai hasil
implementasi sistem informasi.
 Ada tiga cara satu sistem (A) dapat lebih unggul dibanding sistem lainnya
(B).

Anda mungkin juga menyukai