Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salmah

Kelas : PBSI A 22

NIM : 22020074028

Mengapresiasi Puisi Karya Abdul Hadi W.M Dan Gus Mus

Abdul Hadi Widji Muthari adalah seorang penyair, humanis dan intelektual muslim
yang lahir pada tanggal 24 Juni 1946 di kota Sumenep, Madura. Ia berasal dari keluarga
Islam yang taat. Ayahnya adalah seorang Muslim Tioghoan dan ibunya tetap merupakan
keturunan keluarga Keraton Surakarta. Sebagai seorang penyair, Abdul Hadi W.M.
menerbitkan beberapa kumpulan puisi antara lain Laut Tak Berpasangan, Cermin, Potret
Panjang Pengunjung Pantai Sanur, Zen, Ketergantungan pada Angin dan Anak Laut Anak
Angin. Kumpulan puisi terbarunya adalah The Sun Carrier. Kumpulan puisi Abdul Hadi W.M
dalam bahasa Inggris berjudul We Meet Again at Last, dan antologi puisi karya Darmanto
Yatman dan Sutardji Calzoum Bachri dalam bahasa Inggris terbitan Calcutta, India, 1976,
dengan editor Harry Aveling, berjudul Arjuna in Zen. Puisi oleh Abdul Hadi W.M. Ini telah
diterjemahkan ke banyak bahasa asing, termasuk Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Belanda,
Cina, Korea, Thailand, Arab, Urdu, Bengali, dan Spanyol Barat.Puisi berjudul “Tuhan, Kita
Begitu Dekat” karya Abdul Hadi WM merupakan salah satu puisi yang banyak ditulisnya. Ia
lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada tanggal 24 Juni 1946. Ia mulai terjun dalam
dunia jurnalistik sejak mahasiswa, dimana ia menjabat sebagai pemimpin redaksi Gema
Siswa (1967 -1968) dan editor -pemimpin surat kabar Indonesia. Selain itu, ia juga menulis
sejumlah dongeng anak untuk Balai Pustaka.

Puisi berjudul “Tuhan, Kita Begitu Dekat” mempunyai makna yang sangat
mendalam. Adanya komunikasi yang erat antara penyair dengan Tuhan, sehingga pembaca
merasakan kedekatan penyair dengan Tuhan. Solusinya adalah dengan selalu berbuat baik
dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun, karena orang tersebut selalu merasa Tuhan
menjaganya dimanapun dia berada. Penyair juga mengungkapkan bahwa kedekatannya
dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan. Dan melalui kedekatannya dengan Tuhan, ia
memetakan jalan hidupnya. Seperti yang dikatakan ayat ketiga, seperti halnya angin yang
mempunyai arah. 'Puisi Tuhan, Kita Dekat Sekali' karya Abdul Hadi WM bagus sekali. Setiap
kalimat dalam puisi ini mengandung makna yang sangat mendalam. Pilihan ekspresinya juga
secara akurat menggambarkan isi yang terkandung di dalamnya. Beberapa perangkat retorika
yang terdapat dalam puisi antara lain metafora dan personifikasi.
Lahir di Rembang pada 10 Agustus 1944, Gus Mus (KH. Ahmad Mustofa Bisri)
beruntung tumbuh dalam keluarga yang patriotik, intelektual, progresif dan penuh kasih
sayang. Kakeknya (H. Zaenal Mustofa) adalah seorang saudagar terkenal yang terkenal
karena kecintaannya yang besar terhadap ulama. Di bawah bimbingan Kiai dan keluarga yang
penuh kasih sayang, menjadi yatim piatu di usia muda tidak mempengaruhi pendidikan anak
H. Zaenal Mustofa terbengkalai dalam studinya. Buah kerukunan antara keluarga H. Zaenal
Mustofa dan keluarga ulama bahkan tercetak dengan didirikannya “Taman Santri Muslim”
(Roudlatuth Tholibin), sebuah pesantren yang kini dikelola oleh kakak beradik yang dikelola
oleh Gus Mus. Bungalow ini didirikan pada tahun 1955 oleh ayah Gus Mus, KH. Bisri
Mustofa. Taman Pelajar Islam sebenarnya dibangun di atas tanah wakaf H. Zaenal Mustofa
yang pendiri dan pengasuhnya KH Bisri Mustofa merupakan pewaris intelektual dan spiritual
Pondok Pesantren Kasingan yang saat itu menguasai wilayah Pantura Timur, dan dibubarkan
pada tahun 1943 karena pendudukan Jepang. Puisi Mustofa Bisri sangat berbeda dengan
penyair lainnya. Ia lebih menekankan tasawuf dalam puisi-puisi yang ditulisnya.

Puisi berjudul “Cintaku”. Puisi tersebut langsung menggambarkan hubungan antara


Tuhan (Allah) dan manusia (Hamba). Ayat-ayat dalam setiap puisinya berbicara tentang
orang-orang yang masih ragu dalam menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah, yaitu
menunaikan shalat. Meski banyak peringatan dan azan, masih banyak orang yang lebih
mementingkan aktivitas duniawinya dibandingkan menghadap Sang Pencipta. Dan ketika kita
menunaikan ibadah wajib, kita harus mengerjakannya dengan ikhlas lillahitaala, dengan
segenap jiwa dan tanpa harapan duniawi. Dengan cara ini, kita akan menjadi lebih dekat
dengan Tuhan dan merasa lebih tenang dalam hidup. Puisi ini sangat terfokus pada gambaran
manusia yang sekedar menjalankan perintah Tuhan, tanpa hati nurani atau kesinambungan
dalam pelaksanaannya. Manusia mempunyai ego yang sangat besar, sehingga segala
kebutuhannya selalu tercukupi, tanpa perlu berdoa atau bersyukur kepada Yang Maha
Pemberi, mereka hanya berimajinasi dan menggambarkan saja, tidak berusaha mendekatkan
diri kepada Tuhan. Dan sikap-sikap buruk lainnya yang ada antar manusia adalah saling
mengejek dan memfitnah dengan alasan “kesombongan” dan sebagainya. Kita seperti tidak
senang ketika ada yang berusaha menjalankan tugasnya dan berusaha mendekatkan diri
kepada Allah. Walaupun manusia sangat jahat dan sering lalai melaksanakan perintah Tuhan,
namun peluang tetap datang kepada kita. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Pintu taubat akan selalu terbuka bagi mereka yang bertaubat dan berjanji tidak akan
mengulangi kesalahannya lagi dan menggantinya dengan amal shaleh. Insya Allah, Allah
akan selalu mengampuni.

Dari kedua penyair tersebut sangat jelas memiliki gaya bahasa yang berbeda. Abdul
Hadi W.M menggunakan kata sederhana di kehidupan sehari-hari dengan nada serius dan
gaya bahasa metafora dan personifikasi, sedangkan Gus Mus menggunakan bahasa yang kaya
akan simbolis, memiliki nada serius. Tema puisi Abdul Hadi W.M kerap kali berbicara
tentang kehidupan islamic dan sindiran, seperti membicarakan bagaimana kita berdoa kepada
tuhan. Gus Mus pun banyak mengusung tema islamic, cinta, dan kedalaman batin yang
penuh filosofis. Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan latar belakang budaya, pengalaman
hidup, dan pilihan ekspresi sastra masing-masing penyair yang berbeda. Keduanya
mempunyai ciri khas masing-masing dalam dunia sastra, namun mempunyai orientasi dan
pendekatan yang berbeda dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya dalam puisi.

Anda mungkin juga menyukai