METPEN - Makalah Tema Patriotisme
METPEN - Makalah Tema Patriotisme
Dosen Pengampu :
Dr. Asep Abbas Abdullah, M.Pd
Penyusun :
Lisa Safitri A01216031 / 6E
Mahmoud Darwish memulai menulis puisinya saat ia masih sekolah. Hasil karya puisi
pertamanya diterbitkan pada tahun 1960 ketika masih berumur 19 tahun.3 Periode awal
kumpulan puisinya adalah Leaves of the Olive Tree (1964),dan A Lover from Palestine
(1966), pada masa itu Darwish menjadi anggota Partai Israel, Rakah, dan editor edisi bahasa
Arab surat kabar partai, Al-Ittihad. Selanjutnya End of the Night (1967) dipublikasikan di
Israel. Kemudian Ia menulis Bird Day in the Galilee (1969) dan My Beloved Awakes from
Her Sleep (1970). Setelah invasi Israel ke Beirut Ia pun menulis prosa Memory for
Forgetfulness (1982) sebuah memoar yang mengisahkan invasi Israel ke Beirut dan In Praise
of the High Shadow (1983). Pada tahun 1990-an Ia terkenal dengan tulisan I See What I want
(1990), Why Did you Leave the Horse Alone? (1995), The Bed of A Stranger (1996), and
Mural (1999). Selanjutnya pada tahun 2000 Ia menulis The Butterfly Effect (2008). 4
Mahmoud Darwish membagi konsentrasi dalam puisinya menjadi dua tema umum
yaitu cinta dan politik. Salah satu bentuk contoh puisi karya Mahmoud Darwish yang
bertemakan cinta ialah, cintanya kepada seorang wanita berangsur-angsur menjelma menjadi
semangat kerja yang tak tertahankan antara puisi dan tanah airnya.
Pada tahun 1988, Darwish merencanakan sebuah proklamasi kemerdekaan Palestina.
Di sana ia mengatakan bahwa perdamaian dapat dicapai dengan membentuk dua negara –
satu Palestina, satu Yahudi. Ia menulis bahwa perdamaian dapat terwujud “di tanah cita dan
perdamaian” itu. Diilhami oleh visi rekonsiliasi, ia menekankan bahwa bangsa Palestina akan
menjadi sebuah masyarakat yang berhasil dalam hak-hak asasi manusia, kesetaraan,
demokrasi, perwakilan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat penuh kepada semua orang,
termasuk perempuan dan orang-orang dari keyakinan yang berbeda. 5
1
Mahmoud Darwish. Style sheets. http://wikipedia.org/wiki/Mahmoud Darwish (di akses tanggal 06 April
2019)
2
Cecep Syamsul Hary. Humanisme Mahmoud Darwish. Style Sheets.
http://cabiklunik.blogspot.com/search/label/budaya (Minggu, 06 April 2019)
3
Nida,Penyair Palestina Berjuang dengan Puisi. Atas nama Orang Palestina. Style Sheets.
http://www.harianalisa.com (Minggu 06 April 2019)
4
FAQ On Mahmoud Darwish. Style Sheets. http://imeu.net/ (Minggu, 06 April 2019)
5
Ibtisam Barakat. Mahmoud Darwish: Seorang Rakyat dan Penyair. Sumber : Kantor Berita Common Ground
(CGNews), Style Sheets. http://www.commongroundnews.org (06 April 2019)
Darwish sempat menjalani kehidupan yang berpindah-pindah. Ia saat itu tinggal di
Lebanon, Tunisia, Yordania, dan Perancis. Pada tahun 1996, yang mana saat itu setelah 26
tahun dalam pengasingan, Darwish kembali ke Israel dan mengunjungi lagi desan tempat
dimana ia dilahirkan. Sejak pertengahan 1990-an, rumahnya terdahulu di Ramallah, pusat
West Bank Palestinian, merupakan markas besar Yasser Arafat, dan terjadi lagi pertempuran
pada 2002, ketika itu ditempati oleh pasukan bersenjata Israel. Darwish meninggal pada
tanggal 09 Agustus 2008 di Memorial Hermann Hospital di Houston, Texas, setelah
menjalani operasi pembedahan hati. Darwish menikah dua kali dan tidak mempunyai anak. 6
Bithaqah Hawiyah salah satu puisi yang ingin diteliti penulis karena yang mana dalam
puisi ini Mahmoud Darwish menggambarkan konflik antara Palestina dan Israel sebagai
“sebuah perjuangan antara dua memori”. Ibrahim Muhawi (penerjemah Darwish) menuliskan
bahwa “ini adalah sebuah puisi kesaksian”. Uraian-uraian inilah yang menarik penulis untuk
meneliti puisi-puisi karya Mahmoud Darwish, puisi-puisinya terkenal didunia Arab, bahkan
beberapa dari puisi tersebut telah dibuat menjadi sebuah lagu. Puisi dan prosa karya Darwish
juga telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa seperti bahasa Inggris, Perancis. Bithaqoh
Hawiyah memiliki tema yang bisa dikaji oleh penulis, yaitu tema patriotisme.
Patriotisme adalah kasih atau kesetiaan kepada satu negara. Kata ini berasal dari
bahasa Yunani patris.7 Akan tetapi, patriotisme memiliki arti yang berbeda dari waktu ke
waktu, dan maknanya sangat tergantung pada konteks, geografi dan filosofi. Kata patriotisme
meskipun digunakan dalam beberapa bahasa daerah sebagai sinonim untuk nasionalisme,
akan tetapi nasinalism tidak harus dianggap sebagai bagian inheren dari patriotisme.
Diantaranya Yunani kuno, patriotisme terdiri dri kelontong tentang bahasa, tradisi agama,
etika, hukum, dan kesetiaan untuk umum, bukan murni identifikasi dengan negara-bangsa.
Tema patriotisme yang terkandung dalam suatu karya seni pun memiliki arti atau
makna yang mungkin berbeda-beda sesuai masa saat penyair tersebut hidup. Oleh karena itu,
penulis tertarik mengkaji tema patriotisme pada puisi Bithaqoh Hawiyah karya Mahmoud
Darwish. Penulis ingin menyampaikan apakah patriotisme terhadap negara Palestina ataukah
mempunyai makna lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat merumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimakah struktur puisi Bithaqah Hawiyah karya Mahmoud Darwish?
2. Bagaimanakah tema patriotisme yang terkandung dalam puisi tersebut?
6
Mahmoud Darwish (1942-2008). Style Sheets. http://www.kirjasto.sci.fi/indeksi.htm#d (diakses pada tanggal
04 April 2019)
7
Patriotisme. Style Sheets. http://id.wikipedia.org/wiki/patriotisme
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
1. Menjelaskan struktur puisi Bithaqah Hawiyah karya Mahmoud Darwish.
2. Menjelaskan terkait tema patriotisme pada puisi tersebut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis, dapat memahami teori-teori tentang karya sastra, terutama dalam
bidang kajian interdisipliner melalui pengkajian puisi. Dengan demikian dapat memberikan
kontribusi tambahan dalam dunia kritik sastra mengenai pengkajian puisi.
E. PENELITIAN TERDAHULU
● Skripsi yang diajukan oleh Mohammad Tholhah Hasan mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2005 dengan judul “Nilai-Nilai
Karakter dalam Syi’ir Mitra Sejati Karya KH Bisri Mustofa dan Relevansinya Terhadap
Pendidikan Agama Islam”.
- Kesimpulan : Nilai-nilai yang terkandung dalam Syi’ir Mitra Sejati karangan KH. Bisri
Musthofa yang dapat ditanamkan pada peserta didik adalah mencakup religius, jujur, kerja
keras, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat atau komunikatif, cinta
damai, cinta damai, peduli lingkungan dan peduli sosial.
● Skripsi yang diajukan oleh Gita Enggarwati mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta
pada tahun 2014 dengan judul “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”
F. TEORI PENELITIAN
Dalam kajian ilmu sosiologi sastra menggunakan teori Struktural Genetik. Secara
definitif teori strukturalisme genetik (genetic structuralism) adalah karya sastra dalam
hubungannya dengan lingkungan masyarat tempat asal-usul karya sastra tersebut. Teori
struktur genetik dikembangkan oleh seorang sosiolog Perancis sekaligus tokoh utama teori
ini, yakni Lucien Goldmann. Goldmann lahir di Perancis pada 20 Juli 1913, meninggal dunia
pada 8 Oktober 1970. Menurut Goldmann (dalam Ratna, 2009:512), karya sastra hanya dapat
dipahami semata- mata dalam kaitannya dengan masyarakat. Seniman dan sastrawan adalah
wakil masyarakat itu sendiri, tetapi bukan sebagai subjek individual, melainkan subjek
kolektif, subjek transindividual.
Goldmann mendasarkan teorinya pada pandangan seorang teoretisi beraliran
Marxisme, yakni Georg Lukacs. Teori strukturalisme genetik menekankan hubungan antara
karya sastra dengan lingkungan sosial pengarangnya. Teori ini disebut Selden (dalam Taum,
1997: 40) sebagai teori Marxisme strukturalis, yang percaya bahwa individu bukanlah makhluk
bebas, melainkan pendukung kelas-kelas sosial dalam lingkungan masyarakatnya.
Pada dasarnya, teori strukturalisme genetik menganggap karya sastra tidak hanya
struktur yang statis yang lahir dengan sendirinya, melainkan merupakan hasil strukturasi
pemikiran subjektif penciptanya yang timbul akibat interaksinya dengan situasi sosial tertentu
dalam lingkungan masyarakatnya. Struktur karya sastra dalam hal ini merupakan struktur
dinamis yang lahir dari dinamika pemikiran masyarakat manusia. Teori ini muncul sebagai
reaksi terhadap teori strukturalisme murni yang mengabaikan unsur kesejarahan teks sastra
sehingga menjadi teori yang ahistoris (mengingkari sejarah terbentuknya karya sastra).8
Beberapa konsep strukturalisme genetic Goldmann yang penting antara lain: fakta
kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia, serta pemahaman dan penjelasan.9
A. Fakta Kemanusiaan
Bagi Goldmann, fakta kemanusiaan adalah segala aktivitas individu yang dapat
ditelaah berdasar ilmu pengetahuan. Fakta kemanusiaan kemudian terbagi menjadi
dua, yakni fakta individual dan fakta sosial. Fakta individual bersifat libidinal,
seperti mimpi, tingkah laku orang gila, yang tidak mempunyai peranan dalam
sejarah. Fakta sosial, di sisi lain, sangat berperan terhadap sejarah. Fakta
kemanusiaan lahir dari adanya asimilasi dan akomodasi dari subjek-subjek
individual terhadap dunia untuk mencapai sebuah keseimbangan. Sebagai akibat
8
Yohanes Sehandi, “Mengenal 25 Teori Sastra”, (Yogyakarta: Penerbit Ombak 2016) hlm, 175
9
Leliani Else, “Strukturalisme Genetik dan Hegemoni”
dari adanya proses strukturasi dan akomodasi (menyesuaikan diri) kepada dunianya
itulah, maka karya sastra sebagai produk kultural manusia memiliki maknanya.
B. Subjek Kolektif
F. Konsep “Pemahaman-Penjelasan”
Karya sastra harus memiliki kepaduan antara struktur yang satu dengan
yang lain. Unsur luar maupun unsur dalam sama-sama memiliki arti penting di
dalam membangun karya sastra. Kepaduan dari kedua unsur tersebut memberi
kelengkapan, bahwa karya sastra tidak hanya dapat dilihat dari dalam (teks) sastra,
melainkan unsur pembentuk dari luar. Karya sastra berusaha mengungkap
persoalan-persoalan yang dihadapi manusia. Persoalan-persoalan itu sebagian ada
yang terpecahkan dan sebagian tidak ditemukan jalan keluarnya.
G. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian puisi Bithaqah Hawiyah karya Mahmoud
Darwish ini adalah metode strukturalisme semiotik dengan pendekatan secara objektif.
Pendekatan objektif yaitu pendekatan yang yang menekankan karya sastra sebagai
struktur yang sedikit banyaknya bersifat otonom. Slain itu, analisis objektif biasa juga disebut
dengan analisis strukturalisme yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan
secermat, seteliti dan semendalam mungkin keterkitan dan ketrjalinan semua unsur dan aspek
karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Dalam pndangan
struktural yang sebenarnya, tidak mungkin ada perbedaan bentuk dan isi. Bentuk diberi
makna kaitannya dengan isi. Isi diberi pencerahan oleh gejala bentuk yang terpadu
dengannya.
- Data
Data ialah kata dan atau kalimat, yang mana dalam penelitian ini bahan penelitian
utama yang penulis gunakan pada penulisan ini adalah puisi Mahmoud Darwis yang berjudul
Bithaqah Hawiyah. Untuk penelitian puisi tersebut, peulis memperoleh data-data sekunder
yang diantaranya telah penulis dapatkan dari studi pustaka, artikel, dan media elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Ibtisam Barakat. Mahmoud Darwish: Seorang Rakyat dan Penyair. Sumber : Kantor Berita
Nida,Penyair Palestina Berjuang dengan Puisi. Atas nama Orang Palestina. Style Sheets.
http://www.harianalisa.com (Minggu 06 April 2019)
Yohanes Sehandi, “Mengenal 25 Teori Sastra”, (Yogyakarta: Penerbit Ombak 2016) hlm,
175