Arindra Alfarizi
Abstrak: Model pembelajaran Discovery-Inquiry berupaya mendorong proses pemecahan masalah melalui
pencarian dan eksplorasi agar mendapatkan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahan masalah. Tujuan
penelitian ini adalah memberikan gambaran implementasi model discovery-inquiry berbasis sains dalam
pembelajaran IPA. Tulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dari berbagai sumber literatur
yang relevan dengan topik penulisan. Adapun sumber literatur merupakan sumber dengan rentang publikasi lima
tahun terakhir dan didapatkan melalui website Google Scholar, Elsevier, dan ResearchGate melalui kata kunci
discovery-inquiry, science, discovery learning, dan inquiry learning. Dari hasil pengkajian literatur didapatkan
implementasi model discovery-inquiry berbasis sains dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan melalui stimulus,
identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi hasil, dan generalisasi. Menekankan
pengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan belajar aktif (student centered learning),
sedangkan guru IPA berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses pembelajaran dengan peserta
didik.
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran menekankan kemampuan peserta didik dalam
yang menekankan peserta didik pada proses menghadapi berbagai perkembangan yang
mencari tahu, untuk menemukan jawaban terjadi. Adapun kemampuan yang perlu
sebagai penyelesaian masalah. Pembelajaran dikuasai dalam pembelajaran IPA pada abad 21
IPA secara saintifik menurut kemendikbud diantaranya: pemecahan masalah (problem
(2013) dijelaskan merupakan pembelajaran solving), berpikir kritis (critical thinking),
yang berlandaskan pada proses ilmiah atau berpikir kreatif (creative thinking), berargumen
metode ilmiah melalui langkah pembelajaran (reasoning), dan mengambil keputusan
mengamati, menanya, mengumpulkan data, (decision making). Tentunya untuk dapat
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil. menguasai berbagai kemampuan pembelajaran
Menurut kemendikbud (2013) menjelaskan abad 21, peserta didik membutuhkan skema
pembelajaran IPA membutuhkan pembelajaran yang relevan.
penyelenggaraan pembelajaran yang dapat Perkembangan abad 21 telah memberikan
mendorong penyelesaian masalah, eksplorasi, pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan.
dan komunikasi sebagai metode bagi peserta Maka, setiap elemen dalam proses
didik untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran IPA harus beradaptasi agar dapat
saintifiknya dalam menyikapi fenomena di berjalan selaras, salah satunya adalah guru IPA.
sekitarnya. Selain itu dalam pembelajaran IPA, Guru IPA sebagai tenaga pendidik perlu
konten materi yang disampaikan dalam menguasai teknik dalam membelajarkan IPA
pembelajaran harus memiliki relevansi dengan secara saintifik dan relevan dengan
kondisi yang terjadi saat itu juga. Hal ini perkembangan abad 21. Menurut Wagner
dimaksudkan agar peserta didik dapat (2011) menjelaskan kemampuan dan
memahami dan memiliki kemampuan dalam keterampilan yang harus dikuasai guru dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi secara melaksanakan pembelajaran IPA, antara lain 1)
nyata. Oleh karena itu Pembelajaran IPA tidak inquiry, 2) collaboration, 3) Active learning, 4)
terlepas dengan perkembangan Abad 21 yang Relevance of Material dan 5) Laboratory
Arindra Alfarizi 49
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661
literatur merupakan sumber dengan rentang peserta didik dalam proses pembelajaran
publikasi lima tahun terakhir dan didapatkan melalui kegiatan eksplorasi yaitu dengan
melalui website Google Scholar, Elsevier, dan metode ilmiah. Metode ilmiah dalam
ResearchGate melalui kata kunci discovery- pembelajaran IPA dapat diterapkan dengan
inquiry, science, discovery learning, dan kegiatan belajar eksperimen laboratorium
inquiry learning. sederhana. Hasil yang didapatkan dari kegiatan
eksperimen, digunakan sebagai bahan diskusi
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menyamakan persepsi dan ilmu
Hasil dari kajian literatur didapatkan pengetahuan teoritik melalui sumber yang
beberapa ide ide yang dikembangkan oleh para kredibel dan relevan. Hasil analisis data yang
peneliti dan pakar dalam mengembangkan telah dikonfirmasi dan diverifikasi, selanjutnya
“discovery-inquiry berbasis sains dalam digeneralisasikan sebagai penarikan kesimpulan
pembelajaran IPA”. Adapun sumber literatur dari proses ilmiah yang telah dilakukan dan
utama sebagai dasar dalam penulisan artikel ini digunakan untuk penyelesaian masalah.
sesuai table 1. Selain itu dari sumber kajian literatur,
Berdasarkan hasil kajian literatur, disebutkan model pembelajaran discovery-
didapatkan model pembelajaran discovery- inquiry berorientasi pada perkembangan aspek
inquiry berbasis sains dalam Pembelajaran IPA kognitif, afektif dan psikomotor dalam proses
dapat diimplementasi melalui proses pembelajaran IPA. Hal ini dapat diperhatikan
penyelesaian masalah berdasarkan fenomena langkah dalam model pembelajaran discovery-
fenomena yang ditemukan dalam kehidupan inquiry telah mengakomodasi seluruh aspek
peserta didik. Selain itu, model pembelajaran perkembangan bagi peserta didik.
discovery-inquiry mendorong kegiatan aktif
Table 1. Penulis, Judul, dan Hasil Kajian Literatur
Author Judul Hasil
Nurdin (2018) The Promise And Caveats Of Model pembelajaran discovery-inquiry meningkatkan pembelajaran,
Implementing Discovery-Inquiry karena mendorong siswa dalam proses menemukan dan memperoleh
Learning pengetahuan. Beberapa aspek seperti pemahaman awal dan perilaku
siswa saat belajar, perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran
discovery-inquiry untuk mencapai hasil optimal yang diinginkan
Muris et al. (2016) The Development of Discovery- Model pembelajaran discovery-inquiry dapat mengurangi miskonsepsi
Inquiry Learning Model to dalam pembelajaran IPA pada materi optik dan getaran. Hal ini
Reduce the Science dikarenakan DI mendorong peserta didik untuk kegiatan eksplorasi dan
Misconceptions of Junior High menemukan pengetahuan.
School Students
Grusche et al. Inquiry-Discovery Empowering Model pembelajaran discovery-inquiry dapat meningkatkan High
(2018) High Order Thinking Skills And Order Thinking Skill dan Student Literacy. Namun terdapat aspek
Scientific Literacy On Substance kemampuan awal peserta didik yang perlu dikembangkan, sebagai
Pressure Topic stimulus dalam proses pembelajaran.
Arindra Alfarizi 51
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661
Ke- Langkah Deskripsi Penerapan Model Discovery-Inquiry
didapatkan berbasis sains dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA berorientasi pada kegiatan
5 Verifikasi Memeriksa kesesuaian data dan aktif peserta didik (Student Centered
Hasil informasi dengan hipotesis Learning). Hal ini telah disesuaikan dengan
masalah
kurikulum merdeka belajar, yang menjelaskan
6 Generalisasi Menarik kesimpulan dan
bahwa peserta didik didorong untuk aktif
mengeneralisasikan hasil
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru
bertugas sebagai fasilitator.
Guru IPA dalam penerapan model
Tahapan umum/langkah/sintaks Model
pembelajaran Discovery-Inquiry berperan
Discovery-Inquiry berbasis sains pada Gambar
sebagai fasilitator dan pembimbing. Guru IPA
1 akan terus berproses hingga mencapai tujuan
sebagai fasilitator, memiliki tugas untuk
pembelajaran, dan mengarahkan peserta didik
menyediakan sarana, bahan, dan suasana
secara aktif menemukan ide dan mendapatkan
pembelajaran IPA yang kondusif dan dapat
makna dari suatu konsep, sehingga peserta
meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
didik menjadi pelaku dominan dalam
Sedangkan pembimbing, merupakan tugas
penerapan sintaks model dalam rangkaian guru IPA dalam membimbing peserta didik
aktivitas belajar (Kurnia , 2014). Seperti yang
dalam sikap saat kegiatan belajar (Djamarah
digambarkan dalam Gambar 2.
2005).
Inti
(Peserta Didik)
Pendahuluan Penutup
(Guru) 2. Identifikasi Masalah (Guru)
3. Pengumpulan Data
1. Stimulasi Review dan Evaluasi Belajar
4. Pengolahan Infiormasi
5. Verifikasi Hasil
6. Generalisasi
Arindra Alfarizi 53
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661