Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890

Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661

LITERATURE REVIEW: IMPLEMENTASI MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY-LEARNING BERBASIS SAINS
PADA PEMBELAJARAN IPA

Arindra Alfarizi

Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret


Jalan Ir. Sutami 36A Surakarta
E-mail : arindraalfa@gmail.com

Abstrak: Model pembelajaran Discovery-Inquiry berupaya mendorong proses pemecahan masalah melalui
pencarian dan eksplorasi agar mendapatkan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahan masalah. Tujuan
penelitian ini adalah memberikan gambaran implementasi model discovery-inquiry berbasis sains dalam
pembelajaran IPA. Tulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dari berbagai sumber literatur
yang relevan dengan topik penulisan. Adapun sumber literatur merupakan sumber dengan rentang publikasi lima
tahun terakhir dan didapatkan melalui website Google Scholar, Elsevier, dan ResearchGate melalui kata kunci
discovery-inquiry, science, discovery learning, dan inquiry learning. Dari hasil pengkajian literatur didapatkan
implementasi model discovery-inquiry berbasis sains dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan melalui stimulus,
identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi hasil, dan generalisasi. Menekankan
pengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan belajar aktif (student centered learning),
sedangkan guru IPA berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses pembelajaran dengan peserta
didik.

Kata kunci : Discovery, Inquiry, Sains, Proses Pembelajaran

PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran menekankan kemampuan peserta didik dalam
yang menekankan peserta didik pada proses menghadapi berbagai perkembangan yang
mencari tahu, untuk menemukan jawaban terjadi. Adapun kemampuan yang perlu
sebagai penyelesaian masalah. Pembelajaran dikuasai dalam pembelajaran IPA pada abad 21
IPA secara saintifik menurut kemendikbud diantaranya: pemecahan masalah (problem
(2013) dijelaskan merupakan pembelajaran solving), berpikir kritis (critical thinking),
yang berlandaskan pada proses ilmiah atau berpikir kreatif (creative thinking), berargumen
metode ilmiah melalui langkah pembelajaran (reasoning), dan mengambil keputusan
mengamati, menanya, mengumpulkan data, (decision making). Tentunya untuk dapat
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil. menguasai berbagai kemampuan pembelajaran
Menurut kemendikbud (2013) menjelaskan abad 21, peserta didik membutuhkan skema
pembelajaran IPA membutuhkan pembelajaran yang relevan.
penyelenggaraan pembelajaran yang dapat Perkembangan abad 21 telah memberikan
mendorong penyelesaian masalah, eksplorasi, pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan.
dan komunikasi sebagai metode bagi peserta Maka, setiap elemen dalam proses
didik untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran IPA harus beradaptasi agar dapat
saintifiknya dalam menyikapi fenomena di berjalan selaras, salah satunya adalah guru IPA.
sekitarnya. Selain itu dalam pembelajaran IPA, Guru IPA sebagai tenaga pendidik perlu
konten materi yang disampaikan dalam menguasai teknik dalam membelajarkan IPA
pembelajaran harus memiliki relevansi dengan secara saintifik dan relevan dengan
kondisi yang terjadi saat itu juga. Hal ini perkembangan abad 21. Menurut Wagner
dimaksudkan agar peserta didik dapat (2011) menjelaskan kemampuan dan
memahami dan memiliki kemampuan dalam keterampilan yang harus dikuasai guru dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi secara melaksanakan pembelajaran IPA, antara lain 1)
nyata. Oleh karena itu Pembelajaran IPA tidak inquiry, 2) collaboration, 3) Active learning, 4)
terlepas dengan perkembangan Abad 21 yang Relevance of Material dan 5) Laboratory

Arindra Alfarizi 49
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661

Experiment. Oleh karena itu, Kemendikbud perkembangan kemampuan kognitif melalui


melalui Program Pembelajaran Inovatif kegiatan psikomotor eksplorasi dengan
menyarankan beberapa model bagi guru IPA mencerminkan sikap sikap kedewasaan.
untuk menyelenggarakan pembelajaran IPA Menurut Syah (2014) model pembelajaran
sesuai perkembangan abad 21, diantaranya: discovery-Inquiry berupaya mendorong proses
model pembelajaran ASIIK, Crossover, Game pemecahan masalah, sehingga peserta didik
Based Learning, Project Based Learning, diharuskan dapat melakukan pencarian dan
Discover-Inquiry, Blended Learning, Flipped eksplorasi agar mendapatkan informasi dari
Classroom, dan SOLE. berbagai sumber untuk mendapatkan konsep
Salah satu Model pembelajaran Inovatif secara mandiri sebagai pemecahan masalah.
yang direkomendasikan oleh kemendikbud Proses inti dari model discovery-inquiry adalah
(2021) adalah model pembelajaran Discovery- rangkaian kegiatan pembelajaran yang
Inquiry. Secara perkembangan model melibatkan secara maksimal seluruh
pembelajaran discovery-inquiry merupakan kemampuan peserta didik untuk mencari dan
hasil penggabungan dua model pembelajaran, menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis
yaitu discovery learning dan inquiry. Dalam sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengertian terpisah model discovery learning pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai
merupakan proses pembelajaran yang wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah,
mendorong peserta didik untuk 2012). Pembelajaran yang berpusat pada peserta
mengembangkan aktivitas pencarian dan didik memfasilitasi aktivitas yang mengarah
eksplorasi secara sistematis, kritis dan logis pada kolaborasi, pembelajaran berbasis proyek,
untuk mendapatkan pengetahuan, sikap dan integrasi teknologi, dan diskusi antara peserta
keterampilan dalam upaya mengembangkan didik dan pendidik tentang pembelajaran
kemampuan (Lindwall, 2003). Berdasarkan (Mayer, 2004).
Syah (2004) menjelaskan langkah dalam Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
pembelajaran discovery learning diantaranya 1). berkeinginan untuk mengembangkan kajian
Stimulasi, 2) Perumusan masalah, 3) literatur terkait implementasi model discovery-
Pengumpulan data, 4) Mengolah data, 5) inquiry berbasis sains dalam proses
Verifikasi, dan 6) Generalisasi. Sedangkan pembelajaran IPA. Harapan penulisan ini
inquiry adalah model pembelajaran yang adalah memberikan gambaran terkait
mendorong peserta didik untuk menentukan implementasi model pembelajaran discovery-
permasalahan yang sesuai dengan pengalaman inquiry berbasis sains dalam pembelajaran IPA,
dan pengetahuan mereka, serta sebagai salah satu model yang mendukung
mengembangkan aktivitas investigasi, dan pembelajaran abad 21.
mencari untuk mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman (Fernes, 2013). Menurut METODE
Chiappetta (1997) menjelaskan langkah dalam Penulisan artikel ini menggunakan metode
model pembelajaran inquiry antara lain deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian
Observing, Classifying, Visualizing, pengkajian literatur atau literature review.
Measuring, Inferring, Predicting Metode deskriptif kualitatif, merupakan metode
Berdasarkan pengertian discovery dan dalam penelitian yang berupaya mengeksplorasi
inquiry, maka dapat dikatakan inquiry adalah atau menggambarkan fenomena yang terjadi
suatu perluasan proses-proses discovery yang secara luas dan mendalam (Sugiyono, 2013).
digunakan melalui sikap kedewasaan dalam Sedangkan kajian literatur merupakan kegiatan
proses pembelajaran (Alfieri, 2011). Sebagai sistematis dalam upaya mengidentifikasi,
tambahan pada proses-proses discovery, inquiry evaluasi dan sintesis berdasarkan karya tulis
mengembangkan proses sikap dalam ilmiah dan ide ide ilmiah yang dihasilkan dari
merumuskan permasalahan, merancang para peneliti dan praktisi (Sugiyono, 2013).
eksperimen, melakukan eksperimen, Artikel ini dikembangkan berdasarkan hasil
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik pengkajian dari literatur yang terkait dengan
kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, fenomena yang akan dibahas, beberapa sumber
jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya literatur yang digunakan antara lain: buku,
(Belton, 2016). Oleh karena itu dikembangkan artikel ilmiah, artikel internet kredibel dan
model pembelajaran discovery-inquiry sebagai sumber literatur lainnya yang memiliki
model pembelajaran yang mendorong relevansi dan kredibilitas. Adapun sumber
Arindra Alfarizi 50
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661

literatur merupakan sumber dengan rentang peserta didik dalam proses pembelajaran
publikasi lima tahun terakhir dan didapatkan melalui kegiatan eksplorasi yaitu dengan
melalui website Google Scholar, Elsevier, dan metode ilmiah. Metode ilmiah dalam
ResearchGate melalui kata kunci discovery- pembelajaran IPA dapat diterapkan dengan
inquiry, science, discovery learning, dan kegiatan belajar eksperimen laboratorium
inquiry learning. sederhana. Hasil yang didapatkan dari kegiatan
eksperimen, digunakan sebagai bahan diskusi
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menyamakan persepsi dan ilmu
Hasil dari kajian literatur didapatkan pengetahuan teoritik melalui sumber yang
beberapa ide ide yang dikembangkan oleh para kredibel dan relevan. Hasil analisis data yang
peneliti dan pakar dalam mengembangkan telah dikonfirmasi dan diverifikasi, selanjutnya
“discovery-inquiry berbasis sains dalam digeneralisasikan sebagai penarikan kesimpulan
pembelajaran IPA”. Adapun sumber literatur dari proses ilmiah yang telah dilakukan dan
utama sebagai dasar dalam penulisan artikel ini digunakan untuk penyelesaian masalah.
sesuai table 1. Selain itu dari sumber kajian literatur,
Berdasarkan hasil kajian literatur, disebutkan model pembelajaran discovery-
didapatkan model pembelajaran discovery- inquiry berorientasi pada perkembangan aspek
inquiry berbasis sains dalam Pembelajaran IPA kognitif, afektif dan psikomotor dalam proses
dapat diimplementasi melalui proses pembelajaran IPA. Hal ini dapat diperhatikan
penyelesaian masalah berdasarkan fenomena langkah dalam model pembelajaran discovery-
fenomena yang ditemukan dalam kehidupan inquiry telah mengakomodasi seluruh aspek
peserta didik. Selain itu, model pembelajaran perkembangan bagi peserta didik.
discovery-inquiry mendorong kegiatan aktif
Table 1. Penulis, Judul, dan Hasil Kajian Literatur
Author Judul Hasil
Nurdin (2018) The Promise And Caveats Of Model pembelajaran discovery-inquiry meningkatkan pembelajaran,
Implementing Discovery-Inquiry karena mendorong siswa dalam proses menemukan dan memperoleh
Learning pengetahuan. Beberapa aspek seperti pemahaman awal dan perilaku
siswa saat belajar, perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran
discovery-inquiry untuk mencapai hasil optimal yang diinginkan
Muris et al. (2016) The Development of Discovery- Model pembelajaran discovery-inquiry dapat mengurangi miskonsepsi
Inquiry Learning Model to dalam pembelajaran IPA pada materi optik dan getaran. Hal ini
Reduce the Science dikarenakan DI mendorong peserta didik untuk kegiatan eksplorasi dan
Misconceptions of Junior High menemukan pengetahuan.
School Students
Grusche et al. Inquiry-Discovery Empowering Model pembelajaran discovery-inquiry dapat meningkatkan High
(2018) High Order Thinking Skills And Order Thinking Skill dan Student Literacy. Namun terdapat aspek
Scientific Literacy On Substance kemampuan awal peserta didik yang perlu dikembangkan, sebagai
Pressure Topic stimulus dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Discovery-Inquiry Table 2. Langkah Model Pembelajaran Discovery-Inquiry


menurut beberapa literatur dapat digambarkan Berbasis Sains
Ke- Langkah Deskripsi
dengan langkah pada Tabel 2. Pada sintaks ini,
1 Stimulasi Memberikan stimulus secara
model pembelajaran discovery-inquiry
psikologi, untuk mengarahkan
memiliki persamaan dengan metode ilmiah dan
aktivitas pemecahan masalah
saintifik. Oleh karena itu, dalam menerapkan peserta didik
pembelajaran IPA tenaga pendidik tidak 2 Identifikasi Mengidentifikasi masalah dan
memiliki perbedaan signifikan dalam Masalah membuat pernyataan masalah
mengajarkan melalui metode ini. yang menarik untuk
Adapun langkah model pembelajaran dikembangkan menjadi hipotesis
discovery-inquiry yang telah dikembangkan 3 Pengumpulan Mengumpulkan data yang relevan
dapat diimplementasikan dalam Pembelajaran Data untuk mengkonfirmasi hipotesis
IPA dengan memperhatikan detail deskripsi 4 Pengolahan Memproses semua data dan
kegiatan yang disajikan pada Tabel 2. Informasi informasi relevan yang telah

Arindra Alfarizi 51
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661
Ke- Langkah Deskripsi Penerapan Model Discovery-Inquiry
didapatkan berbasis sains dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA berorientasi pada kegiatan
5 Verifikasi Memeriksa kesesuaian data dan aktif peserta didik (Student Centered
Hasil informasi dengan hipotesis Learning). Hal ini telah disesuaikan dengan
masalah
kurikulum merdeka belajar, yang menjelaskan
6 Generalisasi Menarik kesimpulan dan
bahwa peserta didik didorong untuk aktif
mengeneralisasikan hasil
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru
bertugas sebagai fasilitator.
Guru IPA dalam penerapan model
Tahapan umum/langkah/sintaks Model
pembelajaran Discovery-Inquiry berperan
Discovery-Inquiry berbasis sains pada Gambar
sebagai fasilitator dan pembimbing. Guru IPA
1 akan terus berproses hingga mencapai tujuan
sebagai fasilitator, memiliki tugas untuk
pembelajaran, dan mengarahkan peserta didik
menyediakan sarana, bahan, dan suasana
secara aktif menemukan ide dan mendapatkan
pembelajaran IPA yang kondusif dan dapat
makna dari suatu konsep, sehingga peserta
meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
didik menjadi pelaku dominan dalam
Sedangkan pembimbing, merupakan tugas
penerapan sintaks model dalam rangkaian guru IPA dalam membimbing peserta didik
aktivitas belajar (Kurnia , 2014). Seperti yang
dalam sikap saat kegiatan belajar (Djamarah
digambarkan dalam Gambar 2.
2005).

Inti
(Peserta Didik)
Pendahuluan Penutup
(Guru) 2. Identifikasi Masalah (Guru)
3. Pengumpulan Data
1. Stimulasi Review dan Evaluasi Belajar
4. Pengolahan Infiormasi
5. Verifikasi Hasil
6. Generalisasi

Gambar 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 3. Pelaksanaan Pembelajaran Oleh Guru dan Peserta Didik


Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik
Stimulasi ● Menyiapkan dan memberikan ● Menyiapkan diri dan perlengkapan untuk
motivasi untuk peserta didik belajar
● Menyajikan stimulus berdasarkan ● Memperhatikan dan mengamati fenomena
fenomena yang dekat dengan yang disajikan oleh guru
kehidupan peserta didik
● Stimulus dapat disajikan dalam
bentuk gambar, video, kegiatan
lapangan maupun kasus lingkungan.
Identifikasi ● Mengarahkan peserta didik untuk ● Membaca, melihat, mendengarkan kembali
Masalah mengembangkan permasalahan untuk merefleksikan permasalahan dari
berdasarkan fenomena yang telah fenomena yang disajikan guru
disajikan ● Mengidentifikasi permasalahan yang muncul
● Membagi peserta didik menjadi ● Bergabung bersama kelompok yang telah
beberapa kelompok dibagi oleh guru
● Mengarahkan peserta didik untuk ● Mengembangkan hipotesis dari permasalahan
mengembangkan hipotesis berdasarkan yang ditemukan
masalah yang dipilih
Pengumpulan ● Memberikan kesempatan bagi peserta ● Mendiskusikan pengembangan desain
Data didik untuk mengembangkan desain eksperimen
Arindra Alfarizi 52
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661

Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik


eksperimen ● Melakukan kegiatan eksperimen
● Mengarahkan peserta didik ● Melakukan pengamatan hasil yang didapatkan
melakukan eksperimen dari eksperimen yang dilakukan
● Mengarahkan peserta didik untuk ● Mengumpulkan informasi yang didapatkan
mendapatkan informasi dari kegiatan berdasarkan kegiatan eksperimen
eksperimen ● Mengumpulkan informasi dari sumber lain
● Mengarahkan peserta didik untuk yang relevan dengan topik yang dikembangkan
mendapatkan informasi dari sumber
lain yang relevan dengan kegiatan
eksperimen
Pengolahan ● Memberikan kesempatan kepada ● Mengolah data dari hasil eksperimen
Informasi setiap kelompok untuk menyampaikan ● Mendiskusikan dengan kelompok
hasil dari data yang dikumpulkan ● Mempresentasikan hasil kegiatan diskusi di
depan kelas
● Mendiskusikan dengan teman kelas
Verifikasi Hasil ● Memberikan penguatan dan arahkan ● Mencatat penguatan yang diberikan oleh guru
siswa untuk mengecek/memeriksa sebagai konfirmasi hasil penyelesaian masalah
hipotesis yang dibuat siswa pada awal
kegiatan “apakah hipotesis itu terbukti
atau tidak”
Generalisasi ● Mengarahkan beberapa peserta didik ● Menyampaikan kesimpulan berdasarkan
untuk menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
kegiatan yang telah dilakukan

Pada pelaksanaan Pembelajaran IPA SIMPULAN


terdapat tiga kegiatan utama dalam Berdasarkan hasil kajian literatur tentang
menerapkan Model Discovery-Inquiry berbasis model discovery-inquiry berbasis sains dalam
sains, diantanya: pendahuluan, inti dan penutup. pembelajaran IPA dapat diterapkan sebagai
Pada kegiatan pendahuluan guru IPA salah satu alternatif model pembelajaran
mendapatkan tugas untuk mengantarkan peserta inovatif atau pembelajaran abad 21. Model
didik memasuki proses pembelajaran. Selain itu discovery-inquiry berbasis sains dalam
guru sebagai seorang panutan, harus pembelajaran IPA menyajikan sintaks antara
memberikan motivasi dan tujuan pentingnya lain: stimulus, identifikasi masalah,
belajar IPA kepada peserta didik. Pada kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi
Inti, peserta didik memiliki kegiatan belajar hasil, dan generalisasi. Model ini memiliki
yang dominan dibanding guru yaitu pada tujuan untuk mengembangkan aspek kognitif,
langkah pembelajaran Identifikasi Masalah, afektif dan psikomotor. Selain itu model
Pengumpulan Data, Pengolahan Informasi, discovery-inquiry berbasis sains pada
Verifikasi Hasil dan Generalisasi. Sedangkan pembelajaran IPA mendorong peserta didik
pada kegiatan penutup, guru melakukan untuk belajar aktif (student centered learning),
evaluasi dan review terhadap kegiatan sehingga pembelajaran lebih berfokus pada
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada hari penyelesaian masalah yang dilakukan oleh
itu. Pada tahap ini guru dapat memberikan tes peserta didik. Sedangkan guru IPA, berperan
tertulis maupun lisan untuk menguatkan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
kembali hasil dari eksplorasi yang dilakukan proses pembelajaran dengan peserta didik.
oleh peserta didik. Selain itu, guru juga dapat
memberikan penugasan untuk mempersiapkan DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran selanjutnya. Alfieri, L., Brooks, P. J., Aldrich, N. J., &
Tenenbaum, H. R. (2011). Does
discovery-based instruction enhance
learning? Journal of Educational

Arindra Alfarizi 53
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 2, Hal. 49-54, Oktober 2022 p-ISSN : 2715-4661

Psychology, 103(1), 1–18. Rosdakarya.


Belton, D. J. (2016). Teaching process Tompo, B., Ahmad, A., & Muris, M. (2016).
simulation using video-enhanced and The Development of Discovery-Inquiry
discovery/inquiry-based learning: Learning Model to Reduce the Science
Methodology and analysis within a Misconceptions of Junior High School
theoretical framework for skill Students. International Journal of
acquisition. Education for Chemical Environmental and Science
Engineers, 17(2002), 54–64. Education, 11(12), 5676-5686.
https://doi.org/10.1016/j.ece.2016.08 Wartono, J. T., Batlolona, J. R., & Grusche, S.
.003 (2018). Inquiry-discovery empowering
Bernhard, J., & Lindwall, O. (2003). high order thinking skills and scientific
Approaching Discovery literacy on substance pressure
Learning. Proceedings of ESERA2003, topics. Inquiry.
Nordwijkerhout.
Chiappetta, E. L. (1997). Inquiry-based
science. SCIENCE TEACHER-
WASHINGTON-, 64, 22-26.
Friesen, S., & Scott, D. (2013). Inquiry-based
learning: A review of the research
literature. Alberta Ministry of
Education, 32.
Hanafiah, N., & Suhana, C. (2012). Konsep
Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama.
Kemendikbud (2013). Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Jakarta
Mayer, R.E. (2004). Should There Be a
ThreeStrikes Rule against Pure
Discovery Learning? The Case for
Guided Methods of Instruction.
American Psychologist, 59, 14-19.
Nurdin, E. A. (2011). THE PROMISE AND
CAVEATS OF IMPLEMENTING
DISCOVERY-INQUIRY
LEARNING. Jurnal Pengajaran
MIPA, 23(1), 76-80.
Nurdin, K., Muh, H. S., & Muhammad, M. H.
(2019). The implementation of inquiry-
discovery learning. IDEAS: Journal on
English Language Teaching and
Learning, Linguistics and
Literature, 7(1).
Suendartia, M. (2017). The effect of the
learning discovery model on the learning
outcomes of natural science of junior
high school students in
Indonesia. International Journal of
Environmental & Science
Education, 12(10), 2213-2216.
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian
pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D.
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja
Arindra Alfarizi 54

Anda mungkin juga menyukai