METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian
adalah lingkungan Desa Panyingkiran, Kecamatn Panyingkiran Kabupaten
Majalengka dengan cara Observasi-merekam-mencatat. Yusuf (2017: 63) juga
berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan situasi atau kejadian secara tepat dan akurat, selain itu jenis
penelitian ini merupakan usaha untuk memberikan jawaban terhadap suatu
masalah atau mendapatkan infromasi lebih mendalam dan luas.
Sumber data dari penelitian ini adalah generasi Z d lingkungan desa
panyingkiran kemudian data yang di hasilkan yaitu berupa ujaran ujaran
campuran bahasa asing di dalam bahasa indonesia dalam kehidupan sehari hari
generasi z tersebut. Kami sudah melakukan observasi kepada gen Z desa
panyingkiran dengan menggunakan observasi naturalistik, dimana kami
melakukan pengamatan dan mempelajari perilaku spontan partisipan di
lingkungan alami mereka. Kami menggunakan rekaman suara untuk merekam
obrolan mereka agar lebih mudah meneliti bahasa bahasa asing yang masuk ke
dalam bahasa Indonesia. Ketika rekaman sudah selesai maka tugas kami adalah
mendengarkan isi rekaman suara mereka dan mencatat hasil dari isi obrolan
tersebut.
HASIL PENELITIAN
Berikut adalah hasil data dari campur kode hasil penelitian yang di
lakukan di lingkungan Desa Panyingkiran kepada Generasi Z. dalam hasil
rekaman yang di lakukan, ditemukan adanya bentuk campur kode, dan jenis –
jenis Campur kode.
Tabel data bentuk Campur kode
N DATA BENTUK JENIS CAMPUR
O CAMPUR KODE
KODE
1 Iya Bentar lagi kita OTW ( On Kata Campur Kode Ke
The Way ) dalam
“Iya sebentar lagi kita berangkat”
2 Nanti Malam Aku Mau Sleep Kata Campur Kode Ke
Call Sama Ayang dalam
“Nanti malam aku mau teleponan
hingga tertidur sama pacar”.
3 Iya Sorry yaa aku gak bisa hadir Kata Campur Kode Ke
“iya maaf ya aku gak bisa hadir”. dalam
4 Tapi Not bad sih dengan harga frasa Campur Kode Ke
segitu. dalam
“Tapi Tidak buruk sih dengan
harga segitu”.
5 Gue ngerasa beruntung banget Kata Campur Kode Ke
But gue gapernah dalam
ngerasain kaya gini.
“ Gue ngerasa beruntung banget
tapi gue belum pernah ngerasain
kaya gini ”.
6 Dia emang suka Slow Respon frasa Campur Kode Ke
“dia mang suka lambat dalam
merespon”.
7 Ternyata dia pilih yang Good frasa Campur Kode Ke
looking. dalam
”Ternyata dia pilih yang
Tampan / Cantik ”.
Dari beberapa macam bentuk campur kode, Bentuk campur kode kata dan
frasa dalam percakapan biasanya paling banyak terjadi dalam setiap bahasa
termasuk bahasa asing ke dalam bahasa indonesia. Dalam penelitian ini, biasanya
campur kode tersebut akan dilakukan jika didorong oleh faktor keakraban
partisipan dengan lawan bicaranya. Jika lebih akrab maka akan lebih banyak
campur kode yang dilakukan secara sengaja karena sifat campur kode itu sendiri
yang non formal.
Dalam tabel tersebut terdapat beberapa bentuk campur kode kata dan
frasa bahasa asing dalam bahasa indonesia yang dilakukan oleh generasi Z di
lingkungan desa panyingkiran.