1. Ibid
Ibid adalah ?
Ibid berasal dari bahasa Latin, yang merupakan kependekan dari kata “ibidem”
dimana yang berarti “tempat yang sama”.
Ibid merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika
catatan tersebut sama dengan catatan yang ada sebelumnya atau dengan kata
lain catatan yang berada di atasnya.
Ibid merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di tempat yang sama. Jika
suatu pustaka atau sumber yang baru saja dikutip (belum diselingi sumber
pustaka lain) akan dikutip lagi, maka cukup menggunakan ibid dan diikuti
dengan nomor halaman buku (dengan catatan masih dalam tempat yang sama),
contoh ibid. hal 13. Jika ibid, itu merujuk halaman yang sama dengan karangan
yang sebelumnya, maka ibid harus diganti dengan Loc.cit.
Ibid (bahasa Latin, kependekan dari ibidem, maknanya “di tempat yang sama”
adalah sebuah catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnote) yang
menerangkan bahwa catatan tersebut sama dengan catatan yang ada
sebelumnya atau catatan yang berada di atasnya secara langsung tanpa disela-
sela dengan kutipan dari sumber lain. Sama saja catatan/kutipan kedua itu
berada di halaman yang sama, atau halaman yang berbeda. Apabila catatan
kedua berada di halaman berbeda, maka ada tambahan nomor halaman yang
dikutip.
2. Op. cit
cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan
tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lainnya.
cit digunakan dimana untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut diselingi
oleh catatan kaki yang lainnya serta dijelaskan dengan menuliskan nama
pengarangnya namun berbeda halaman.
cit. merupakan singkatan dari Opere citato, artinya telah dikutip. Jika suatu
pustaka atau sumber telah dikutip dalam catatan kaki dan telah diselangi oleh
satu atau beberapa sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan catatan
kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan penulisnya saja diikuti op.cit.
cit (bahasa latin, singkatan dari opere citato, artinya, “pada karya tulis yang
disebut”). Op.cit.
adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut diselingi
oleh catatan kaki yang lain.
3. Loc.cit
cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan
tersebut menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah
atau sudah disebutkan.
cit digunakan dimana untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut diselingi
oleh catatan kaki yang lain serta dijelaskan dengan menuliskan nama
pengarangnya dan mempunyai halaman yang sama dengan catatan kaki yang
ada sebelumnya tersebut.
cit merupakan singkatan dari Loco citato yang artinya dikutip dari tempat yang
sama. Bila hendak mengutip halaman yang sama dari sumber yang baru saja
dikutip (belum diselang oleh sumber lain) maka catatan kaki cukup disingkat
Loc.cit.
cit (bahasa Latin, singkatan dari loco citato, artinya “di tempat yang disebut”)
adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut
menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah disebutkan
di atasnya. Loc.cit merujuk pada sumber kutipan yang sama baik dari segi nama
penulis, buku/artikel yang ditulis, dan nomor halaman.
Agar lebih jelasnya, mari kita lihat contoh dari beberapa catatan kaki (footnote) yang
menggunakan ibid, op. cit, serta loc. cit :
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999,
hlm.10
, hlm. 17
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 56.
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda
Karya, Bandung, hlm. 23.
Gorys Keraf, op. cit. hlm 8
Ismail Marahimin, loc. cit.
Soedjito & Mansur Hasan, loc. cit.
Berdasarkan contoh yang telah dipaparkan diatas, bisa dilihat jika ibid digunakan untuk
menerangkan bahwa catatan tersebut sama dengan pada catatan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya lagi kita perhatikan contoh penggunaannya berikut ini :
1. R.R. Nitibaskara, Perangkap Penyimpangan dan Kejahatan: Teori Baru dalam
Kriminologi, Jakarta: YPKIK, 2009, hal. 22.
2. Ibid, hal 49.
3. Steven P. Lab, Crime Prevention: Approaches, Practices and Evaluations,
Cincinati, OH: Anderson Publishing Co., 1992, hal. 15.
4. cit.
5. R.R. Nitibaskara, Op.cit., hal 100.
6. R.R. Nitibaskara, Catatan Kriminal, Jakarta: Jayabaya University Press, 1999, hal
45.
7. R.R. Nitibaskara, Op.cit., 2009, hal 45.
Penjelasan :
2 : ditulis “Ibid, halaman 49” artinya merujuk buku sebelumnya (tanpa selang) yaitu sumber
T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.
4 : ditulis “Loc.cit.” artinya merujuk buku yang sama dan halaman yang sama dari catatan
kaki sebelumnya yaitu sumber Steven P. Lab pada catatan kaki 3.
5 : ditulis “T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., hlm 100” artinya mengutip kembali sumber yang sama
yaitu T.R.R. Nitibaskara dengan merujuk halaman yang sama atau halaman yang lain (dalam
contoh di atas dirujuk halaman yang lain yaitu halaman 100). Perhatikan : sumber T.R.R.
Nitibaskara telah diselang oleh Steven P. Lab.
7 : Jika dari penulis yang sama digunakan lebih dari satu buku dan pernah disebutkan
sebelumnya, maka ditulis nama penulis dan tahun yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada
catatan kaki 1.
Contoh1 :
[6] A. Fatih Syuhud, Rumah Tangga Bahagia (Pustaka Al-Khoirot, Malang, 2014), hlm. 24.
[7] Loc.cit
Pada contoh 1 di atas, loc. cit. pada referensi #7 merujuk pada referensi #6 secara
keseluruhan, termasuk nomor halaman. Catatan: loc. cit. ditulis dalam huruf kapital dalam
contoh ini.
Contoh 2:
[9] A. Fatih Syuhud, Meneladani Akhlak Rasul (Pustaka Al-Khoirot, Malang, 2015), hlm. 30.
[10] G. Wiki, “Blah and its uses” (Blah Ltd., Old York, 2000), p. 12.
[11] Syuhud, loc. cit.
Dalam contoh 2 di atas, loc. cit. dalam referensi no. 11 merujuk pada referensi no. 9 (dengan
menyebut nama penulis), meliputi judul buku/tulisan dan nomor halaman.
Contoh dari beberapa catatan kaki yang menggunakan ibid, op. cit, dan loc. cit :
[1] A. Fatih Syuhud, Wanita Muslimah Wanita Modern, (Pustaka Al-Khoirot, Malang, 1999),
hlm. 8.
[2] Ibid., hlm. 15
[3] Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
[4] Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda Karya,
Bandung, hlm. 23.
[5] Syuhud, op. cit. hlm 8
[6] Ismail Marahimin, loc. cit.
[7] Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit.
[8] Syuhud, loc. cit.
Cara Penggunaan Ibid, Op. Cit dan Loc. Cit
Dalam sebuah buku sering ditulis kata ibid sebagai catatan kakinya… memang sebenarnya
apa yang dimaksud ibid?
Contoh penggunaan ibid:
[1] Ferdian., “tindakan kecil orang-orang besar”, RumbiPress, 2010, hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.
Selain ibid, juga dikenal bahasa kutipan lain yaitu Op.Cit (opere citato/kutipan sebelumnya
yang telah diselangi oleh kutipan sumber lain) dan loc.cit (locere citato=kutipan yang telah
disebutkan pada halaman/bab selanjutnya). Penggunaan loc.cit dan Op.Cit sekarang sudah
jarang digunakan lagi.
Dalam metode kutipan Kate.L.Turabian (oxford) kutipan tersebut diganti dengan sebagian
nama penulis, sebagian nama buku, dan halaman.
Daftar pustaka atau yang sering disebut sebagai referensi adalah daftar berisi informasi
mengenai judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya. Daftar pustaka
merupakan komponen tak terpisahkan dalam sebuah karya ilmiah, sekaligus menjadi bukti
kredibilitas dari tulisan tersebut.
Penting untuk memastikan bahwa sumber-sumber rujukan yang tercantum dalam daftar
pustaka koheren dan relevan dengan karya ilmiah yang ditulis. Biasanya, daftar pustaka
ditempatkan di akhir dan diurutkan menurut abjad.
Penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
Memperkuat argumen
Menghindari plagiasi
Menghormati penulis yang karyanya dijadikan acuan dalam penulisan karya ilmiah
Mempermudah proses peninjauan ulang sumber-sumber rujukan saat diperlukan
koreksi pada konten tulisan
Memberikan bantuan kepada pembaca untuk lebih memahami sumber-sumber yang
dikutip dalam karya ilmiah
Terdapat berbagai format daftar pustaka atau biasa dikenal dengan istilah gaya
sitasi (citation style) yang banyak digunakan dalam penulisan akademik. Dari beragam
format tersebut, tiga jenis sitasi yang umum digunakan ialah:
Modern Language Association (MLA), biasanya digunakan dalam bidang ilmu bahasa,
humaniora, filosofi, seni, linguistik, dan sejenisnya.
American Psychological Association (APA), biasanya digunakan dalam bidang ilmu
sosial sains, pendidikan, teknik, dan sebagainya.
3. Judul Buku atau Artikel yang Dirujuk: Unsur berikutnya adalah judul tulisan yang
dirujuk. Judul harus ditulis secara lengkap sesuai dengan yang tercantum pada
sumber, baik itu berupa buku, artikel jurnal, makalah, atau sumber lainnya.
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal dengan APA Style
Untuk menulis daftar pustaka dari jurnal, formatnya adalah Nama Belakang, Inisial Nama
Depan dan Nama Tengah (jika ada). (Tahun Terbit). Judul Artikel. Nama Jurnal, Volume
Jurnal(Issue atau Nomor), Halaman.
Contoh: Diniati, A. (2018). Konstruksi Sosial Melalui Komunikasi Intrapribadi Mahasiswa Gay
di Kota Bandung. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(2), 147-159.
Penulisan daftar pustaka dari jurnal dengan lebih dari satu pengarang
Contoh: Diniati, A., Suryana, A., & Bajari, A. (2022). Pengalaman Buruh Anak tentang
Perilaku Komunikasinya. Jurnal Komunikasi, 14(2), 322-345.
Untuk menulis daftar pustaka dari buku, formatnya adalah Nama Belakang, Inisial Nama
Depan dan Nama Tengah (jika ada). (Tahun). Judul Buku. Kota: Penerbit Buku.
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Website Media Online dengan APA Style
Untuk menulis daftar pustaka dari website media online, formatnya adalah Penulis/Domain
Halaman Website. (Tahun, Tanggal Terbit Artikel). Judul. Tanggal Diaksesnya, Tautan
Website.
Contoh: Richtel, M. (2023, 25 Oktober). Is Social Media Addictive? Here’s What the Science
Says. Diakses pada 31 Oktober 2023, dari
https://www.nytimes.com/2023/10/25/health/social-media-addiction.html
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Video YouTube dengan APA Style
Untuk menulis daftar pustaka dari video YouTube, formatnya adalah Nama Akun. (Tahun,
Tanggal Unggahan). Judul Unggahan [Jenis Unggahan]. Jenis Media Sosial. Tautan
Contoh: Telkom University. (2023, 27 September). Tel-U Raih Rekor Muri dengan
Memainkan 7512 Angklung Bersama Mahasiswa Baru. [Video]. YouTube.
https://www.youtube.com/watch?v=lMsRIzGBX2g
Penulisan daftar pustaka yang baik adalah kunci untuk menghormati karya orang lain dan
membangun dasar yang kuat dalam penelitian. Dengan memahami cara merujuk sumber
informasi dengan benar, TelUtizen dapat menghindari plagiarisme dan membantu pembaca
atau peneliti lain dalam menelusuri sumber-sumber yang digunakan. Penting untuk diingat
bahwa pedoman penulisan daftar pustaka dapat berbeda tergantung pada gaya penulisan
yang digunakan. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk memahami pedoman penulisan yang
relevan. Selamat menulis dan meneliti, TelUtizen!