TIM PENGUSUL
H. Azharuddin, S.T.,M.T. NIDN 0014046312
Ella Sundari, S.T.,M.T. NIDN 0026038102
Fenoria Putri, S.T, M.T. NIDN 0017077204
Arif Suersa NPM 062040212063
Diko Wijaya NPM 062040212065
Agustina Dwi Sintia NPM 062040212060
Mengetahui,
Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya Kepala P3M
(Dr. Ing.Ahmad Taqwa, M.T.) (Rita Martini, S.E., M.Si., Ak., Ca)
NIP. 196812041997031001 NIP. 196503121990032001
i
RINGKASAN
Padi adalah salah satu makanan pokok paling banyak dikonsumsi di seluruh
dunia. Makanan ini dikonsumsi terutama di Asia dan Amerika Selatan. Padi, dengan
nama ilmiah Oryza sativa L. adalah tanaman yang dibudidaya, meski ada juga yang
merupakan padi liar. Padi sendiri diduga dimulai dari India atau Indocina, namun
dibudidayakan di Indonesia sekitar 1500 SM. Di negara agraris seperti Cina, India,
Bangladesh dan Indonesia, padi merupakan tanaman utama. Padi jadi penghasil
sebagian besar makanan pokok konsumsi masyarakat.
Pengeringan padi dilakukan dengan cara penjemuran yang menggunakan sinar
matahari Sebelum dilakukan sedangkan matahari muncul tidak pasti, maka gabah
basah dapat dikeringkan dengan membuat mesin pengering padi tipe silinder
dengan system uap panas.
Untuk membuat mesin pengering padi diperlukan komponen komponen serta
perancangan yang tepat. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat
mesin Pengering padi tipe silinder dengan sistem uap panas untuk meningkatkan
kualitas produksi padi kering secara optimal.
Kata kunci: Padi, Matahari,Pengering, Mesin.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran Biaya....................................................................................... 17
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang dikaji dapat dirumuskan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan mesin pengering padi tipe silinder dengan sistem uap
panas dan sistem pengering pada drum
2. Bagaimana model perancangan mesin yang paling optimal dan proses pengeringan
yang terjadi pada mesin?
3. Bagaimana kualitas padi kering yang dihasilkan
2024
Analisa Efisiensi Mesin
2023 Dengan Sistem Uap
Rancang Bangun Mesin
Padi Tipe Silinder
2022
Desain Pengering Padi
Sederhana Dengan Sinar
Matahari
2021
Mesin Perontok Padi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penghasil beras yang
merupakan sumber karbohidrat bagi sebagian penduduk dunia. Penduduk Indonesia,
hampir 95% mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok, sehingga pada setiap
tahunnya permintaan akan kebutuhan beras semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Pangan Padi merupakan kebutuhan primer bagi
masyarakat Indonesia, karena sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi
mereka.Selain itu, padi juga merupakan tanaman yang paling penting bagi jutaan
petani kecil yang ada di berbagai wilayah di Indonesia (Handono, 2013).
3
melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan
mutu hasil yang rendah.
Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52 % apabila pemanen padi
dilakukan secara tidak tepat.
1. Umur Panen Padi
2. Alat dan Mesin Pemanen Padi
c) Penumpukan dan Pengumpulan
Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen
setelah padi dipanen. Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi
dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau
mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan
pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat
penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 –
2,36%.
d) Perontokan
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan,
penumpukan dan pengum-pulan padi. Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat
ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara
perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi
menggunakan pedal thresher dan power thresher.
e) Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai
nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam
waktu yang lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan proses
pengeringan dapat mencapai 2,13 %. Pada saat ini cara pengeringan padi telah
berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan. (Yusuf, 2019, agustus
23, Penanganan Pasca Panen Padi, (http://cybex.pertanian.go.id/).
f) Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar
tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam
melakukan penyimpanan gabah/ beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi,
tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang
dapat menurunkan mutu gabah/beras.
4
g) Penggilingan
Penggilingan merupakan proses untuk mengubah gabah menjadi beras. Proses
penggilingan gabah meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah, penyosohan,
pengemasan dan penyimpanan.
2.2 Proses Pengeringan padi
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Suhu di definisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama
antara dua benda atau lebih yang berada dalam kesetimbangan termal (Putra, 2007).
Jika panas dialirkan pada suhu benda, maka suhu benda tersebut akan turun jika
benda yang bersangkutan kehilangan panas. Akan tetpi hubungan antara satuan
panas dengan satuan suhu tidak merupakan suatu konstanta, karena besarnya
peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi
oleh daya tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh Pengaruh Suhu
terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda benda penerima tersebut
(Lakitan, 2002).
Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu
tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau
gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung (Ambarita, 2012). Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi
terjadi karena hubungan molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan
molekul yang cukup besar. Konduksi adalah satu-satunya mekanisme dimana panas
dapat mengalir dalam zat padat yang tidak tembus cahaya. Konduksi penting pula
dalam fluida, tetapi di dalam medium yang bukan padat biasanya tergabung dengan
konveksi, dan dalam beberapa hal juga dengan radiasi.
Persamaan dasar untuk konduksi satu dimensi dalam keadaan studi dapat ditulis:
Keterangan:
qk = laju perpindahan panas dengan
cara konduksi (Watt)
A = luas perpindahan panas (m2)
∆T = gradien suhu pada penampang (K)
x = jarak dalam arah aliran panas (m)
k = konduktivitas thermal bahan (W/m.K) (Incroperara, 1982)
Radiasi adalah proses dengan mana panas mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah lama di
ruangan, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Semua
6
benda memancarkan panas radiasi secara terus-menerus. Intensitas pancaran
tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi bergerak dengan
kecepatan cahaya (3 x 108 m/s) dan gejala-gejalanya menyerupai radiasi cahaya.
Memang menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi thermal hanya
berbeda dalam panjang gelombang masing-masing (Holman, 2002).
Keterangan:
qr = laju perpindahan panas dengancara radiasi (Watt)
e = emitansi permukaan kelabu
A = luas permukaan (m2)
= konstanta dimensional (0,174.10-8BTU/h ft2 ºC)
T1 = Temperatur Benda kelabu (K)
T2 = Temperatur Benda hitam yang mengelilinginya (K) (Incroperara, 1982)
7
terpanaskan itu mencapai daerah yang temperaturnya lebih rendah, maka panas
berpindah lagi secara konduksi dari fluida yang lebih panas ke fluida yang lebih
dingin (Buchori, 2011).
Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan dan
suatu fluida dapat dihitung dengan hubungan:
8
2.7 Gambaran Mesin Yang Dirancang
Gambar 2. menunjukkan skema perancangan mesin pengering padi
tipe silinder dengan sistem uap panas.
Gambar 2. : Sket mesin pengering padi tipe silinder dengan sistem uap panas.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
Penelitian ini diawali dengan observasi dan study pustaka, menentukan
permasalahan, mendesain alat yang akan diteliti, dalam hal ini Mesin
Chopper/penghancur Pupuk Organik, mempersiapkan komponen,
pembuatan komponen, perangkaian komponen, pengujian, analisis data
hasil pengujian, pengambilan kesimpulan, dan evaluasi.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan uji coba penghancuran bahan
pupuk organik, uji coba dilakukan sebanyak 3 kali sehingga akan didapatkan
hasil yang diinginkan.
E. Tempat Pengujian
Pengujian bertempat di Bengkel Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Sriwijaya.
11
3.1 Diagram Alir Pembuatan Alat
Berikut kami sajikan diagram alir pembuat alat, sebagai berikut:
Mulai
Pengumpulan Data
Desain alat
Pembuatan Alat
Uji Performansi
Data Pengujiaan
Selesai
12
3.2 Perencanaan
3.2.1 Pertimbangan Dasar Pemilihan Bahan
Pemilihan bahan merupakan syarat yang paling utama sebelum
melakukan perhitungan komponen pada setiap perencanaanrancangan
pada suatu mesin. Selain itu pemilihan bahan haruslah sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan. Adapaun hal hal yang harus diperhatikan
dalam pemilihan bahan untuk komponen- komponen alat ini adalah :
1. Bahan yang digunakan sesuai dengan fungsi yangdibutuhkan.
2. Bahan mudah ditemukan dan didapat.
3. Efisiensi bahan dalam perencanaan dan pemakaian.
4. Sifat sifat bahan yang diinginkan.
13
Gambar 4. Gambar Desain Alat Tampak Samping
14
3.2.3 Perancangan Alat
Adapun komponen, alat, dan bahan yang digunakan untuk
membuat Mesin Pengaduk Pupuk Organik.
15
25 Flange St 37 2 Pcs Ø580x5
16
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
17
4.2 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian disusun berdasarkan data tahapan kegiatan
penelitiandalam jangka waktu yang telah ditentukan sebagai
berikut:
Tabel 2. Jadwal Penelitian
April-
Februari Maret Oktober November
No. Aktifitas September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi dan
Studi Pustaka
2. Menentukan
Permasalahan
3. Membuat
Desain
4. Persiapan
Komponen
5. Perangkaian
Komponen
6. Pengujian Alat
7. Analisis Data
Hasil Pengujian
8. Pengambilan
Kesimpulan
9. Pembuatan
Laporan
18
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2019). Berita Resmi Statistik Luas Panen Dan
Produksi Padi Di Indonesia 2019 No. 16/02/Th. XXIII, 4 Februari 2020
19
Lampiran 1. Rincian Anggaran Penelitian
LAMPIRAN I
Justifikasi Anggaran Penelitian
Bahan Habis Pakai dan Peralatan
1.Upah
Jenis Biaya(Rp)
2. Bahan
20
18. Gabah basah 50 Kg 400.000 400.000
3. Lain-Lain
No.
1 Proposal 200.000
2 Laporan Akhir Penelitian 500.000
Sub total 3 (Rp) 700.000
21