Anda di halaman 1dari 55

Jembatan Gelagar Beton Betulang Balok T

¾ Panjang bentang : 5 m sampai dengan 25 m

¾ Lebar : - trotoar kiri-kanan masing-masing :


1 m (kls. A) dan 0,5 m (kls.B)
- lantai kendaraan
7 m (kls.A) dan 6 m (kls.B)

¾ Perencanaan struktur atas meliputi ;


1 Sandaran
1.
2. Trotoar
3. Pelat lantai kendaraan
4. Gelagar melintang/diafragma
5. Gelagar memanjang/utama
Kelas, Panjang dan Lebar Jembatan Balok T
Kelas Panjang Lebar Kelas Panjang Lebar
(%) Bentang (m) (m) (%) Bentang (m) (m)
BM 100 5 1+7+1 BM 100 16 1+7+1
BM 100 6 1+7+1 BM 100 17 1+7+1
BM 100 7 1+7+1 BM 100 18 1+7+1
BM 100 8 1+7+1 BM 100 19 1+7+1
BM 100 9 1+7+1 BM 100 20 1+7+1
BM 100 10 1+7+1 BM 100 21 1+7+1
BM 100 11 1+7+1 BM 100 22 1+7+1
BM 100 12 1+7+1 BM 100 23 1+7+1
BM 100 13 1+7+1 BM 100 24 1+7+1
BM 100 14 1+7+1 BM 100 25 1+7+1
BM 100 15 1+7+1 BM 100
Perencanaan Sandaran

Tiang sandaran

Batang sandaran
H

L L
Batang Sandaran
• Batang sandaran dari pipa baja, dengan data profil :

Mutu baja (Bj; σ)


Diameter (D)
Tebal (t)
Luas profil (A)
Momen tahanan (W)
Momen Inersia (I)
• Pembebanan pada batang sandaran :

q (b.s profil) + p

p = 100
00 kg/m
g/ ((PPPJJR,
JJ , 1987)
98 )

Qv Qh

L L

L adalah
d l h jjarak
k ti
tiang sandaran,
d Qv adalah
d l hbbeban
b vertikal
ik l ((q+p),
) dan
d Qh
adalah beban horisontal (p)
• Momen yang bekerja pada batang sandaran:
Mx = 1/8 . (q+p) . L2
My = 1/8 . p . L2

q adalah
d l hbberatt sendiri
di i profil
fil b
baja
j bbatang
t sandaran,
d p adalah
d l hbbeban
b hid
hidup
(PPPJJR, 1987), dan L adalah jarak tiang

• Tegangan yang terjadi pada batang sandaran :


Mx
σx =
W
M
σy = y

W
σ =σ x +σ y ≤σ
Mx adalah momen arah x, My adalah momen arah y, W adalah momen
tahanan profil baja, dan σ adalah tegangan ijin profil baja (sesuai dengan
mutu baja).
• Lendutan yang terjadi pada batang sandaran :
5 .q .L4
δx =
384 .E .I

5. p.L4
δy =
384 .E.
EI

L
δ = δx +δy2 2
≤δ =
500

q adalah berat sendiri profil baja, p adalah beban hidup (PPPJJR, 1987), L
adalah jarak tiang sandaran, E adalah modulus elastisitas profil baja, I adalah
momen inersia profil baja, dan δ adalah lendutan ijin profil baja.
Tiang Sandaran

t
h3
ph = 100 kg/m
h2
H H’
H
h1

• Pembebanan pada tiang sandaran :


Ph’ = ph . L

ph adalah gaya horisontal, dan L adalah jarak tiang sandaran.


• Momen y yang g bekerja
j pada
p tiang
g sandaran :
M = Ph’ . H’

Ph’ adalah beban hidup gaya horisontal, dan H’ adalah jarak gaya yang
bekerja dari permukaan lantai trotoar (0,9 m).

• Perencanaan tulangan tiang sandaran :


Tulangan lentur :

d
h

b
Mu
k=
φ .b.d 2
k adalah koefisien tahanan,, Mu adalah momen lentur,, Ф adalah faktor reduksi
kekuatan, b adalah lebar penampang, dan d adalah jarak dari serat tekan terluar
ke pusat tulangan tarik.

⎛ ⎞
ρ perlu = 0,85. f c '
⎜1 − 1 − 2k ⎟
fy ⎜ 0,85. f c ' ⎟⎠

1, 4
ρ min =
fy

ρ adalah rasio tulangan, fc’ adalah kuat tekan beton, dan fy adalah kuat tarik
baja.

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Tulangan geser :
Vu = Ph’

Vu adalah Gaya geser

1
Vc = f c '.b.d
3

1
2 .φ .Vc ≤ Vu
Maka diperlukan sengkang

Vc adalah kuat geser nominal yang dipikul beton


smax = ½ .d
smax adalah jarak tulangan maksimum

1
f c '.b.s
Av min = 3

fy
Avmin adalah
d l h luas
l tulangan
t l minimum
i i

Av . f y
s =
1
3 f c ' .b

s adalah jarak sengkang


Contoh Gambar Penulangan Tiang sandaran

20

Ø10 - 100
45

4 Ø12
45

20
20
Perencanaan Trotoar
t

H
q = 500 kg/m2
h
b
• Data perencanaan :
- Ukuran trotoar (b dan h)
- Mutu beton (fc’)
- Mutu baja (fy)
• Pembebanan pada trotoar :
a. Beban mati :
- Berat tiangg sandaran
- Berat trotoar

b. Beban hidup
p:
- Beban hidup pada trotoar (PPPJJR, 1987)

Beban terfaktor :
qu = 1,2 D + 1,6 L

• Perhitungan momen pada trotoar :


- Momen tumpuan arah X
Mtx = Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . X1

- Momen tumpuan arah Y


Mty = 0,001 . qu . Lx2 . X2
• Perencanaan tulangan trotoar

d h

⎡ f c ' ⎤ ⎡ 600 ⎤
ρ b = 0,85.β .⎢ ⎥.⎢ ⎥
⎣⎢ f y ⎥⎦ ⎢⎣ 600 + f y ⎥⎦
ρ max = 0 , 75 . ρ b
1,4
ρ min =
fy
β adalah rasio bentangan bersih dalam arah memanjang terhadap
arah memendek dari pelat
Tulangan arah x :

M
M = u
φ
n

Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59 . ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'

Dengan menggunakan rumus abc diperoleh nilai ρ (diambil yang


memenuhi))

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
T l
Tulangan arah
hy:

Mu
Mn =
φ

Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'

Dengan menggunakan rumus abc diperoleh nilai ρ (diambil yang


memenuhi)

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Contoh Gambar Penulangan Trotoar

0.90
Ø 10-250

Ø 6-
6 250

0.20
0.20
Ø 16 -300

2.00
Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan

s
s
B s
s
s
L
• Data perencanaan :
- Panjang bentang jembatan (L)
- Lebar lantai kendaraan (B)
- Jarak gelagar (s)
- Tebal
T b l llapisan
i aspall (t)
- Tebal pelat lantai (d)
- Mutu beton (fc’)
- Mutu baja (fy)
• Pembebanan pada pelat lantai kendaraan
a. Beban mati (QDL) :
- Berat air hujan QDL
- Berat aspal
- Berat pelat lantai
s

b. Beban hidup (P) :


- Beban “T” akibat tekanan roda kendaraan yang mempunyai
tekanan roda 10 ton, dianggap menyebar dengan sudut 45o pada pelat
lantai
P = 10 t

s/2 s/2

Distribusi tekanan roda pada lantai kendaraan :
a = 30 cm (PPPJJR) ; a’ = a + 2 (t + d/2)
b = 50 cm (PPPJJR) ; b’ = b + 2 (t + d/2)

t adalah tebal lapisan aspal


aspal, d adalah tebal pelat lantai kendaraan

Lebar manfaat :

Ly > 3 . r . Lx
Sa = ¾ a’ + ¾ . r . Lx ; r = 2/3 (koefisien plat untuk keadaan antara)

T
P=
Sa
T adalah beban truk, dan Sa adalah lebar manfaat
• Momen yang terjadi pada pelat :
a. Akibat beban mati :
Plat terjepit “Elastis” pada kedua sisi

Lx

Ly

Ly / Lx > 2,5 (pelat satu arah) PBI hal.203

Mlx = 0,001
0 001 . QDL . Lx2 . X1
Mly = 0,001 . QDL . Lx2 . X2

b. Akibat beban hidup


Mo = ¼ . P . s
s adalah jjarak g
gelagar
g
Momen arah lintang
g Lx :
MLx = 5/6 . Mo
Mtx = 5/8 . Mo

Momen arah bentang Ly :


Ly ≥ 3.Lx
Ly adalah panjang bentang jembatan, Lx adalah jarak gelagar

+ M lx
M ly =
4.a '
1+
3 .L x

− Mo
Mly = −0,10.
Sa

Momen total :
Mlx = Mlx (QDL) + Mlx (QLL)
Mtx
t = Mtx
t (QDL) + Mtx
t (QLL)
Mly = Mly (QDL) + Mly (QLL)
• Penulangan pelat lantai :

d h

⎡ f c ' ⎤ ⎡ 600 ⎤
ρ b = 0,85.β .⎢ ⎥.⎢ ⎥
⎢⎣ f y ⎥⎦ ⎢⎣ 600 + f y ⎥⎦

ρ max = 0,75.ρb

1, 4
ρ min =
fy
Penulangan lapangan Lx :
Mu = 1,2MDL + 1,6MLL

Mu
Mn =
φ

Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'

Dengan menggunakan rumus abc diperoleh nilai ρ (diambil yang


memenuhi)

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Penulangan tumpuan tx :
Mu = 1,2MDL + 1,6MLL

Mu
Mn =
φ
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ. f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'

Dengan menggunakan rumus abc diperoleh nilai ρ (diambil yang


memenuhi)

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Penulangan arah y Ly :
Mu = 1,2MDL + 1,6MLL

Mu
Mn =
φ
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'

Dengan menggunakan rumus abc diperoleh nilai ρ (diambil yang


memenuhi)

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Contoh Gambar Penulangan Plat Lantai
Perencanaan Balok Diafragma

Diafragma h

s
• Data Perencanaan :
- Ukuran diafragma (b, h)
- Jarak gelagar (s)
- Mutu beton (fc’))
- Mutu baja (fy)
Jarak dan Dimensi Diafragma
g
Bentang Jumlah Dimensi Jarak as-as
( )
(m) (
(cm x cm)) (cm)
5 3 20 x 30 147
6 3 20 x 30 180
7 3 20 x 35 213
8 3 20 x 35 247
9 3 20 x 35 280
10 3 20 x 35 313
11 3 25 x 40 347
12 4 25 x 40 285
13 4 25 x 45 310
14 4 25 x 45 335
15 4 30 x 50 360
Jarak dan Dimensi Diafragma

Bentang Jumlah Dimensi Jarak as-as


(m) (cm x cm) (cm)
16 5 30 x 50 308
17 5 30 x 55 328
18 5 30 x 60 348
19 5 30 x 60 368
20 5 30 x 60 388
21 6 30 x 65 340
22 6 30 x 65 357
23 6 35 x 70 373
24 6 35 x 75 390
25 6 35 x 80 407
• Pembebanan p pada balok diafragma
g :
a. Beban mati (QDL) :
QDL
- Berat air hujan
- Berat aspal
- Berat pelat lantai s
- Berat balok diafragma

b. Beban hidup
p ((P)) : P = 10 t
- Beban kendaraan
s/2 s/2
• Momen yang terjadi pada balok diafragma :
MQDL = 1/8 . QDL . s2
MP = ¼ . P . s

Momen terfaktor :
Mu = 1,2
1 2 (MQDL) + 1,6
1 6 (MP)

• Gaya geser pada balok diafragma :


VQDL = ½ . QDL . S
VP = ½ . P

Gaya geser terfaktor :


VU = 1,2
1 2 (VQDL) + 1
1,6
6 (VP)
• Penulangan balok diafragma :
Tulangan lentur :

d
h

b
Mu
k =
φ .b .d 2
⎛ ⎞
ρperlu= 0,85. fc '
⎜1− 1− 2k ⎟
fy ⎜ 0,85. f ' ⎟
⎝ c ⎠
1, 4
ρ min =
fy

As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Tulangan geser :
1
Vc = f c '.b.d
3
1
2 .φ .Vc ≤ Vu
Maka diperlukan sengkang

smax = ½ .d

1
f c '.b.s
Av min = 3

fy
Av f y
s =
1
3 f c ' .b

smax adalah jjarak tulangan


g maksimum, Avmin adalah luas tulangan
g
minimum, dan s adalah jarak sengkang
Contoh Penulangan Diafragma

2 Ø 19

Ø 10 - 200

2 Ø 10
80 cm

2 Ø 10

3 Ø 25
30
Perencanaan Gelagar Balok T
b
hf

bw
ht

h2
h1

bt
• Data Perencanaan :
- Panjang bentang jembatan (L)
- Ukuran
Uk gelagar
l (b
(b, h)
- Jarak balok diafragma (l)
- Mutu beton (fc’)
- Mutu baja (fy)
Dimensi Balok
L (m) b (cm) bw (cm) bt (cm) ht (cm) hf (cm) h1 (cm) h2 (cm)
5 120 30 30 50 20 30 30
6 120 30 30 55 20 35 35
7 120 40 40 60 20 40 40
8 120 40 40 70 20 50 50
9 120 25 40 80 20 30 40
10 120 25 40 85 20 30 40
11 120 25 45 90 20 35 45
12 120 25 45 90 20 35 45
13 120 25 45 95 20 35 45
14 120 25 45 100 20 35 45
15 120 25 45 105 20 35 45
Dimensi Balok

L (m) b (cm) bw (cm) bt (cm) ht (cm) hf (cm) h1 (cm) h2 (cm)


16 120 30 50 110 20 35 45
17 120 30 50 115 20 35 45
18 120 30 50 125 20 35 45
19 120 30 50 130 20 35 45
20 120 30 50 140 20 40 50
21 120 30 50 145 20 40 50
22 120 30 50 155 20 40 50
23 120 30 55 160 20 40 50
24 120 30 55 165 20 40 50
25 120 30 55 175 20 40 50
• Pembebanan pada gelagar :
a. Beban mati (QDL) :
- Berat tiang sandaran
- Berat p
pipa
p sandaran
- Berat air hujan
- Berat aspal
- Berat pelat lantai
- Berat gelagar
- Berat balok diafragma (PDL)

PDL PDL PDL PDL PDL


QDL
A B
l l l l
RA L RB
b. Beban hidupp:
Beban jalur lalu lintas (D) :

100%
50% 50%

x 5,5 m x

- Beban terbagi rata (q) ton/meter/jalur :


q = 2,2 t/m …………………………………………untuk L < 30 m
L = panjang bentangan (m)

q q
q' = .(5,5) + .(2 x).0,5
2,75 2,75
- Beban garis :
P = 12 ton/jalur

P P
P' = .((5,5) + .((2 x)).0,5
2,75 2,75

Faktor kejut :
k = 1 + 20/(50 + L)

L adalah p
panjang
j g bentang
g jjembatan
• Momen y yangg terjadi
j pada
p balok :
- Akibat beban mati :
MQDL = 1/8 . QDL . L2
MPDL = RA(PDL) .1/2L
1/2L – PD . 1/2L – PD.2l
2l disesuaikan

VQDL = ½ . QDL . L
VPDL = RA(PDL)

- Akibat beban hidup


MLL = 1/8. q’ . L2 + ¼ . P’ . L . K
VLL = ½ . q’ . L + ½ .P’ . K

L adalah panjang bentang jembatan, l adalah jarak balok diafragma,


j
dan k adalah faktor kejut.
Momen terfaktor :
Mu = 1,2 (MQDL + MPDL) + 1,6 (Mp’ + Mq’)

• Gaya geser yang terjadi pada balok :


- Akibat beban mati :
VQDL = ½ . QDL . L
VPDL = RA(PDL)

- Akibat beban hidup :


VLL = ½ . q’ . L + ½ .P’ . K

L adalah panjang bentang jembatan, dan k adalah faktor kejut.

Gaya geser terfaktor :


VU = 1,2 (VQDL + VPDL ) + 1,6 (VLL)
• Penulangan gelagar

b
hf Lebar efektif balok :
dipilih yang terkecil diantara :
bw
ht b = ¼ .L
L
b = bw + 16 hf
h2
h1
b=s
bt
L adalah panjang bentang jembatan
bw adalah tebal badan
hf ada
adalah
a tebal
eba sayap/flens
sayap/ e s
s adalah jarak gelagar
Kontrol penampang balok T :
- Dianggap
Di seluruh
l h flens
fl menerima
i d
desakan
k sepenuhnya.
h
⎛ hf ⎞
M nf = 0 , 85 . f c '.b . h f ⎜⎜ d − ⎟⎟
⎝ 2 ⎠

- Apabila Mnf < Mu, maka balok sebagai balok T murni, dan apabila
Mnf > Mu, maka balok sebagai balok T persegi.

b
hf

d
ht

bw
Mu
k=
φ .b.d 2
0,85. f c ' ⎛⎜ 2k ⎞⎟
ρ perlu = ⎜ 1− 1−
fy ⎝ 0,85. f c ' ⎟⎠

1,4
ρ min =
fy

Apabila sebagai balok T murni :


Mu
As =
φ . f y (d − h f )
Apabila sebagai balok T persegi :
As = ρ . b . d

As adalah luas tulangan


Tulangan utama :

As = ρ . b . d
As’ = 0,5 . ρ . b . d

Tulangan samping :
Asp = 20% . As

Tulangan geser :
1
Vc = f c '.b.d
3
1
2 .φ.Vc ≤ Vu

smax = ½ .d

1
f c '.b.s Av f y
Av min = 3
s =
1
fy 3 f c ' .b
Contoh Penulangan Gelagar Utama

5 Ø 25

20 3 Ø 25
5
2 Ø 25

2 Ø 14

70 2 Ø 14

2 Ø 14
Ø 12 - 175
10
2 Ø 25
4 Ø 25
35 7 Ø 25
7 Ø 25

56
Perencanaan Perletakan

ELASTO M ER
ABUTM ENT
• Data Perencanaan :
Kekuatan Elastomer.

GERAKAN
JENIS UKURAN PEMBEBANAN
DATAR
VERTIKAL HORIZONTAL

A 20 20 1 5 ± 10
20.20.1,5 40 T 56 T
5,6 12 mm

B 20 30 1 5 ± 10
20.30.1,5 72 T 84T
8,4 12 mm
• Pembebanan pada perletakan :
Beban mati (QDL) :
- Berat tiang sandaran
- Berat pipa sandaran
- Berat air hujan
- Berat aspal
- Berat
B pelat
l llantaii
- Berat gelagar
- Berat balok diafragma
g

Beban hidup :
- Beban
B b garis i (P’)
- Beban terbagi rata (q’)
- Beban trotoar

Beban untuk perletakan : Beban total / jumlah gelagar


• Gerakan horisontal :
H = f . R,
f adalah koefisien gesek beton dengan elastomer (0,15-0,13)
R adalah
d l h Reaksi
R k i tumpuan
t (beban
(b b untukt k perletakan)
l t k )

• Gerakan datar :
Gm = H/V x kekerasan elastomer

Kontrol kekuatan elastomer :


- Kekuatan vertikal (reaksi tumpuan)
- Kekuatan
K k t horizontal
h i t l
- Kekuatan datar

Agar elastomer tidak rusak terkena air, maka elastomer diletakan diatas
mortal ± 5 cm

Anda mungkin juga menyukai