Tiang sandaran
Batang sandaran
H
L L
Batang Sandaran
• Batang sandaran dari pipa baja, dengan data profil :
q (b.s profil) + p
p = 100
00 kg/m
g/ ((PPPJJR,
JJ , 1987)
98 )
Qv Qh
L L
L adalah
d l h jjarak
k ti
tiang sandaran,
d Qv adalah
d l hbbeban
b vertikal
ik l ((q+p),
) dan
d Qh
adalah beban horisontal (p)
• Momen yang bekerja pada batang sandaran:
Mx = 1/8 . (q+p) . L2
My = 1/8 . p . L2
q adalah
d l hbberatt sendiri
di i profil
fil b
baja
j bbatang
t sandaran,
d p adalah
d l hbbeban
b hid
hidup
(PPPJJR, 1987), dan L adalah jarak tiang
W
σ =σ x +σ y ≤σ
Mx adalah momen arah x, My adalah momen arah y, W adalah momen
tahanan profil baja, dan σ adalah tegangan ijin profil baja (sesuai dengan
mutu baja).
• Lendutan yang terjadi pada batang sandaran :
5 .q .L4
δx =
384 .E .I
5. p.L4
δy =
384 .E.
EI
L
δ = δx +δy2 2
≤δ =
500
q adalah berat sendiri profil baja, p adalah beban hidup (PPPJJR, 1987), L
adalah jarak tiang sandaran, E adalah modulus elastisitas profil baja, I adalah
momen inersia profil baja, dan δ adalah lendutan ijin profil baja.
Tiang Sandaran
t
h3
ph = 100 kg/m
h2
H H’
H
h1
Ph’ adalah beban hidup gaya horisontal, dan H’ adalah jarak gaya yang
bekerja dari permukaan lantai trotoar (0,9 m).
d
h
b
Mu
k=
φ .b.d 2
k adalah koefisien tahanan,, Mu adalah momen lentur,, Ф adalah faktor reduksi
kekuatan, b adalah lebar penampang, dan d adalah jarak dari serat tekan terluar
ke pusat tulangan tarik.
⎛ ⎞
ρ perlu = 0,85. f c '
⎜1 − 1 − 2k ⎟
fy ⎜ 0,85. f c ' ⎟⎠
⎝
1, 4
ρ min =
fy
ρ adalah rasio tulangan, fc’ adalah kuat tekan beton, dan fy adalah kuat tarik
baja.
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Tulangan geser :
Vu = Ph’
1
Vc = f c '.b.d
3
1
2 .φ .Vc ≤ Vu
Maka diperlukan sengkang
1
f c '.b.s
Av min = 3
fy
Avmin adalah
d l h luas
l tulangan
t l minimum
i i
Av . f y
s =
1
3 f c ' .b
20
Ø10 - 100
45
4 Ø12
45
20
20
Perencanaan Trotoar
t
H
q = 500 kg/m2
h
b
• Data perencanaan :
- Ukuran trotoar (b dan h)
- Mutu beton (fc’)
- Mutu baja (fy)
• Pembebanan pada trotoar :
a. Beban mati :
- Berat tiangg sandaran
- Berat trotoar
b. Beban hidup
p:
- Beban hidup pada trotoar (PPPJJR, 1987)
Beban terfaktor :
qu = 1,2 D + 1,6 L
d h
⎡ f c ' ⎤ ⎡ 600 ⎤
ρ b = 0,85.β .⎢ ⎥.⎢ ⎥
⎣⎢ f y ⎥⎦ ⎢⎣ 600 + f y ⎥⎦
ρ max = 0 , 75 . ρ b
1,4
ρ min =
fy
β adalah rasio bentangan bersih dalam arah memanjang terhadap
arah memendek dari pelat
Tulangan arah x :
M
M = u
φ
n
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59 . ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
T l
Tulangan arah
hy:
Mu
Mn =
φ
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Contoh Gambar Penulangan Trotoar
0.90
Ø 10-250
Ø 6-
6 250
0.20
0.20
Ø 16 -300
2.00
Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan
s
s
B s
s
s
L
• Data perencanaan :
- Panjang bentang jembatan (L)
- Lebar lantai kendaraan (B)
- Jarak gelagar (s)
- Tebal
T b l llapisan
i aspall (t)
- Tebal pelat lantai (d)
- Mutu beton (fc’)
- Mutu baja (fy)
• Pembebanan pada pelat lantai kendaraan
a. Beban mati (QDL) :
- Berat air hujan QDL
- Berat aspal
- Berat pelat lantai
s
s/2 s/2
•
Distribusi tekanan roda pada lantai kendaraan :
a = 30 cm (PPPJJR) ; a’ = a + 2 (t + d/2)
b = 50 cm (PPPJJR) ; b’ = b + 2 (t + d/2)
Lebar manfaat :
Ly > 3 . r . Lx
Sa = ¾ a’ + ¾ . r . Lx ; r = 2/3 (koefisien plat untuk keadaan antara)
T
P=
Sa
T adalah beban truk, dan Sa adalah lebar manfaat
• Momen yang terjadi pada pelat :
a. Akibat beban mati :
Plat terjepit “Elastis” pada kedua sisi
Lx
Ly
Mlx = 0,001
0 001 . QDL . Lx2 . X1
Mly = 0,001 . QDL . Lx2 . X2
+ M lx
M ly =
4.a '
1+
3 .L x
− Mo
Mly = −0,10.
Sa
Momen total :
Mlx = Mlx (QDL) + Mlx (QLL)
Mtx
t = Mtx
t (QDL) + Mtx
t (QLL)
Mly = Mly (QDL) + Mly (QLL)
• Penulangan pelat lantai :
d h
⎡ f c ' ⎤ ⎡ 600 ⎤
ρ b = 0,85.β .⎢ ⎥.⎢ ⎥
⎢⎣ f y ⎥⎦ ⎢⎣ 600 + f y ⎥⎦
ρ max = 0,75.ρb
1, 4
ρ min =
fy
Penulangan lapangan Lx :
Mu = 1,2MDL + 1,6MLL
Mu
Mn =
φ
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Penulangan tumpuan tx :
Mu = 1,2MDL + 1,6MLL
Mu
Mn =
φ
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ. f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Penulangan arah y Ly :
Mu = 1,2MDL + 1,6MLL
Mu
Mn =
φ
Mn ⎡ ρ. f y ⎤
2
= ρ . f y ⎢1 − 0,59. ⎥
b.d ⎣ f c ⎦
'
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Contoh Gambar Penulangan Plat Lantai
Perencanaan Balok Diafragma
Diafragma h
s
• Data Perencanaan :
- Ukuran diafragma (b, h)
- Jarak gelagar (s)
- Mutu beton (fc’))
- Mutu baja (fy)
Jarak dan Dimensi Diafragma
g
Bentang Jumlah Dimensi Jarak as-as
( )
(m) (
(cm x cm)) (cm)
5 3 20 x 30 147
6 3 20 x 30 180
7 3 20 x 35 213
8 3 20 x 35 247
9 3 20 x 35 280
10 3 20 x 35 313
11 3 25 x 40 347
12 4 25 x 40 285
13 4 25 x 45 310
14 4 25 x 45 335
15 4 30 x 50 360
Jarak dan Dimensi Diafragma
b. Beban hidup
p ((P)) : P = 10 t
- Beban kendaraan
s/2 s/2
• Momen yang terjadi pada balok diafragma :
MQDL = 1/8 . QDL . s2
MP = ¼ . P . s
Momen terfaktor :
Mu = 1,2
1 2 (MQDL) + 1,6
1 6 (MP)
d
h
b
Mu
k =
φ .b .d 2
⎛ ⎞
ρperlu= 0,85. fc '
⎜1− 1− 2k ⎟
fy ⎜ 0,85. f ' ⎟
⎝ c ⎠
1, 4
ρ min =
fy
As = ρ . b . d
As adalah luas tulangan
Tulangan geser :
1
Vc = f c '.b.d
3
1
2 .φ .Vc ≤ Vu
Maka diperlukan sengkang
smax = ½ .d
1
f c '.b.s
Av min = 3
fy
Av f y
s =
1
3 f c ' .b
2 Ø 19
Ø 10 - 200
2 Ø 10
80 cm
2 Ø 10
3 Ø 25
30
Perencanaan Gelagar Balok T
b
hf
bw
ht
h2
h1
bt
• Data Perencanaan :
- Panjang bentang jembatan (L)
- Ukuran
Uk gelagar
l (b
(b, h)
- Jarak balok diafragma (l)
- Mutu beton (fc’)
- Mutu baja (fy)
Dimensi Balok
L (m) b (cm) bw (cm) bt (cm) ht (cm) hf (cm) h1 (cm) h2 (cm)
5 120 30 30 50 20 30 30
6 120 30 30 55 20 35 35
7 120 40 40 60 20 40 40
8 120 40 40 70 20 50 50
9 120 25 40 80 20 30 40
10 120 25 40 85 20 30 40
11 120 25 45 90 20 35 45
12 120 25 45 90 20 35 45
13 120 25 45 95 20 35 45
14 120 25 45 100 20 35 45
15 120 25 45 105 20 35 45
Dimensi Balok
100%
50% 50%
x 5,5 m x
q q
q' = .(5,5) + .(2 x).0,5
2,75 2,75
- Beban garis :
P = 12 ton/jalur
P P
P' = .((5,5) + .((2 x)).0,5
2,75 2,75
Faktor kejut :
k = 1 + 20/(50 + L)
L adalah p
panjang
j g bentang
g jjembatan
• Momen y yangg terjadi
j pada
p balok :
- Akibat beban mati :
MQDL = 1/8 . QDL . L2
MPDL = RA(PDL) .1/2L
1/2L – PD . 1/2L – PD.2l
2l disesuaikan
VQDL = ½ . QDL . L
VPDL = RA(PDL)
b
hf Lebar efektif balok :
dipilih yang terkecil diantara :
bw
ht b = ¼ .L
L
b = bw + 16 hf
h2
h1
b=s
bt
L adalah panjang bentang jembatan
bw adalah tebal badan
hf ada
adalah
a tebal
eba sayap/flens
sayap/ e s
s adalah jarak gelagar
Kontrol penampang balok T :
- Dianggap
Di seluruh
l h flens
fl menerima
i d
desakan
k sepenuhnya.
h
⎛ hf ⎞
M nf = 0 , 85 . f c '.b . h f ⎜⎜ d − ⎟⎟
⎝ 2 ⎠
- Apabila Mnf < Mu, maka balok sebagai balok T murni, dan apabila
Mnf > Mu, maka balok sebagai balok T persegi.
b
hf
d
ht
bw
Mu
k=
φ .b.d 2
0,85. f c ' ⎛⎜ 2k ⎞⎟
ρ perlu = ⎜ 1− 1−
fy ⎝ 0,85. f c ' ⎟⎠
1,4
ρ min =
fy
As = ρ . b . d
As’ = 0,5 . ρ . b . d
Tulangan samping :
Asp = 20% . As
Tulangan geser :
1
Vc = f c '.b.d
3
1
2 .φ.Vc ≤ Vu
smax = ½ .d
1
f c '.b.s Av f y
Av min = 3
s =
1
fy 3 f c ' .b
Contoh Penulangan Gelagar Utama
5 Ø 25
20 3 Ø 25
5
2 Ø 25
2 Ø 14
70 2 Ø 14
2 Ø 14
Ø 12 - 175
10
2 Ø 25
4 Ø 25
35 7 Ø 25
7 Ø 25
56
Perencanaan Perletakan
ELASTO M ER
ABUTM ENT
• Data Perencanaan :
Kekuatan Elastomer.
GERAKAN
JENIS UKURAN PEMBEBANAN
DATAR
VERTIKAL HORIZONTAL
A 20 20 1 5 ± 10
20.20.1,5 40 T 56 T
5,6 12 mm
B 20 30 1 5 ± 10
20.30.1,5 72 T 84T
8,4 12 mm
• Pembebanan pada perletakan :
Beban mati (QDL) :
- Berat tiang sandaran
- Berat pipa sandaran
- Berat air hujan
- Berat aspal
- Berat
B pelat
l llantaii
- Berat gelagar
- Berat balok diafragma
g
Beban hidup :
- Beban
B b garis i (P’)
- Beban terbagi rata (q’)
- Beban trotoar
• Gerakan datar :
Gm = H/V x kekerasan elastomer
Agar elastomer tidak rusak terkena air, maka elastomer diletakan diatas
mortal ± 5 cm