Anda di halaman 1dari 2

Putusan DKPP: Ketua KPU Langgar Kode

Etik Terima Gibran Jadi Cawapres


CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2024 11:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memberikan sanksi peringatan


keras kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari dan enam
anggotanya pada hari ini, Senin (5/2). Sanksi diberikan lantaran KPU menerima
pendaftaran Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) di
Pilpres 2024.

Pemberian sanksi dibacakan oleh Ketua DKPP RI Heddy Lugito dalam sidang 135-
PKE-DKPP/XXI/2023, 136-PKE-DKPP/XXI/2023, 137-PKE-DKPP/XXI/2024, dan
141-PKE-DKPP/XXI/2023. Semua perkara tersebut mempersoalkan pendaftaran
Gibran sebagai cawapres ke KPU di Pemilu 2024.

"Menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir kepada Hasyim Asy'ari selaku teradu
satu, selaku ketua merangkap Anggota Komisi Pemilihan Umum berlaku sejak
keputusan ini dibacakan," kata Heddy.

DKPP menjelaskan pengadu tidak terima karena KPU telah menyalahi prosedur
dalam membuat aturan penerimaan calon presiden dan wakil presiden.

Para pengadu berpendapat KPU harus mengubah PKPU terlebih dahulu terkait syarat
usia capres cawapres usai keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi nomor 90 tahun
2023. Putusan MK menambah ketentuan syarat usia capres-cawapres dari minimal
40 tahun menjadi boleh di bawah 40 tahun asalkan pernah dan atau sedang
menduduki jabatan sebagai kepala daerah.

Namun, pada praktiknya, KPU malah langsung mengeluarkan pedoman teknis dan
imbauan untuk mematuhi putusan MK itu. Walhasil, Gibran yang masih berusia 36
tahun pun bisa tetap lolos pendaftaran meskipun PKPU belum diubah.

"Tindakan para teradu menerbitkan keputusan a quo tidak sesuai dengan PKPU
nomor 1 tahun 2022, seharusnya yang dilakukan oleh para teradu adalah melakukan
perubahan PKPU terlebih dahulu, baru kemudian menerbitkan teknis," kata DKPP.

"Para teradu terbukti melanggar kode etik dan pedoman perilaku penyelenggaraan
pemilu," imbuhnya.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Ketua KPU Hasyim Asy'ari untuk meminta


tanggapan atas putusan dan pemberian sanksi dari DKPP itu. Namun hingga berita
ini diturunkan, yang bersangkutan belum merespons.
Sementara itu komisioner KPU Idham Holik mengatakan pihaknya sudah memproses
pencalonan berdasarkan aturan yang berlaku.

"KPU sudah memproses pencalonan bakal pasangan calon presiden dan wakil
presiden dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan," kata Idham.

DKPP menyatakan Ketua KPU dan enam anggotanya yaitu Yulianto Sudrajat, August
Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Idham Holik, Muhammad Afifuddin, dan Parsadaan
Harahap telah melanggar beberapa pasal dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun
2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Penyelenggara Pemilu.

Beberapa pasal yang dilanggar itu yakni Pasal 11 huruf a dan huruf c, Pasal 15 huruf
c serta Pasal 19 huruf a.

Pasal 11 huruf a berbunyi:

"Dalam melaksanakan prinsip berkepastian hukum, Penyelenggara Pemilu bersikap


dan bertindak: melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu yang
secara tegas diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan"

Huruf c berbunyi:

"...melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu, dan menaati prosedur


yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan"

Huruf c berbunyi:

"...melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu, dan menaati prosedur


yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan"

Pasal 15 huruf c berbunyi:

"Dalam melaksanakan prinsip profesional, Penyelenggara Pemilu bersikap dan


bertindak: melaksanakan tugas sesuai jabatan dan kewenangan yang didasarkan
pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-
undang, peraturan perundang-undangan, dan keputusan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pemilu;"

Adapun Pasal 19 huruf a:

"Dalam melaksanakan prinsip kepentingan umum, Penyelenggara Pemilu bersikap


dan bertindak: menjunjung tinggi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan peraturan perundang-undangan;"

Anda mungkin juga menyukai