Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PENTINGNYA PERAN PROMKES

DALAM MASA PANDEMI”

Di Susun Oleh :

LIZA HANAFIAH, SKM. MKM


NIP :

PUSKESMAS PADANG KARAMBIA

KOTA PAYAKUMBUH
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas

rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat

waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang

syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulisan makalah berjudul “Pentingnya peran

promkes dalam masa pendemi” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak.

Kami berharap makalah tentang Pentingnya peran promkes dalam masa pendemi

dapat menjadi referensi.

Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru

setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan

penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan

saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan

pada makalah ini, kami memohon maaf.

Bukittinggi,31 juli 2020

Liza Hanafiah
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar……………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….
1.3 Tujuan…………………………………………………………………

Bab II Pembahasan

2.1 Peran promkes dalam penanggulangan pandemi di masyarakat….

2.2 peran promkes dalam membantu gizi masyarakat………………….

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………

3.2 Saran…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan masyarakat adalah ilmu yang berfokus pada ‘preventif’ dan

‘promotif’. Oleh karena itu, profesi promosi kesehatan atau tenaga promosi

kesehatan (promkes) menjadi salah satu profesi yang menjadi ruh dalam

menjalankan praktek kesehatan masyarakat, khususnya di era pandemi COVID-

19. Mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang semakin bertambah jumlahnya,

peran para promotor dan pendidik kesehatan promkes adalah untuk

mengkomunikasikan upaya-upaya kesehatan dalam konteks promotif dan

preventif secara luas dan komprehensif.

Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi komunikasi dan

perubahan perilaku di era gaya hidup baru atau ‘new normal’ yang saat ini sudah

dijalankan oleh masyarakat umum. Strategi komunikasi yang dilakukan adalah

dengan berfokus pada penerapan penyampaian pesan kebijakan physical

distancing dan penggunaan masker yang dilakukan untuk proses flattening the

curve, yaitu melandaikan kurva dari penderita. Dalam melakukan strategi

komunikasi tersebut dikenal dengan sasaran kelompok tertentu, yaitu kelompok

dengan pengetahuan tinggi dengan tingkat kepedulian yang tinggi hingga

kelompok dengan pengetahuan rendah dan tingkat kepedulian yang rendah.


Selain dengan strategi komunikasi, promosi kesehatan di era pandemi

dapat dilakukan dengan strategi perubahan perilaku, meliputi education,

engineering, enforcement, dan empowerment. Keempat poin strategi perubahan

perilaku ini berperan penting dalam membentuk kebiasaan yang dilakukan

masyarakat di era new normal terhadap pandemi COVID-19.“Peran dari

promotor kesehatan adalah dengan memilih puskesmas sebagai garda terdepan

dengan menggerakkan masyarakat agar tetap sehat dalam pencegahan COVID-

19. Penyelenggaraan puskesmas dilakukan dengan membentuk paradigma sehat

di masyarakat, pertanggung jawaban wilayah, kemandirian masyarakat,

ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna keterpaduan dan

kesinambungan”.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa peran promosi kesehatan pada masa pandemi ini?

b. Diketahui pelaksanaan promosi kesehatan pada masa pandemic ini?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui peran promkes pada masa pandemi ini.

2. Mengetahui fungsi Promkes dalam masa pandemic.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Promosi Kesehatan dalam penanggulangan COVID-19

Adapun peran promkes dalam pada masa pandemi ini di puskesmas yaitu :

a. Melakukan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin kerjasama

kegiatan Puskesmas dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja

Puskesmas. Sasaran kemitraan diantaranya gugus tugas tingkat RW atau

Relawan Desa, Ormas, TP PKK, swasta, SBH, tokoh masyarakat, tokoh

agama dan mitra potensial lainnya. Puskemas perlu melakukan identifikasi

status psikologis diri atau kondisi masyarakat di wilayah kerjanya dalam

menghadapi kondisi pandemi ini seperti.

b. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan lintas sektor,

Ormas serta mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan

penanggulangan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas, termasuk

sinkronisasi data terkait dengan kelompok/individu berisiko antara data

Puskesmas (PIS-PK dan pelayanan perorangan) dan data dari gugus tugas

tingkat RW dan/atau Relawan Desa.

c. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapatkan

dukungan terhadap optimalisasi kegiatan pencegahan COVID-19 di wilayah

kerja Puskesmas. Sasaran advokasi dilakukan kepada Kepala Desa/Lurah,


Ketua RW, Ketua RT, Ketua TP PKK Kecamatan, Ketua TP PKK

Desa/Kelurahan, Ketua Ormas, Pimpinan Perusahaan dll. Langkah-langkah

advokasi dijelaskan dalam lampiran Juknis ini.

d. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma, toga, dan kelompok

peduli kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan

keluarga dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas.

Peningkatan literasi serta kapasitas dapat dilakukan melalui media daring

seperti grup Whatsapp/SMS/Video Call/telepon atau melalui interaksi

langsung dengan memperhatikan PPI dan physical distancing.

e. Melakukan pengorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber daya

masyarakat untuk mengoptimalkan kegiatan Promkes dan pemberdayaan

keluaga dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas,

termasuk melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan dengan tetap menerapkan

prinsip PPI dan physical distancing.

f. Membuat media promosi kesehatan lokal spesifik dengan berdasarkan

kepada protokol-protokol yang ada seperti cara pencegahan di level individu,

keluarga dan masyarakat, kelompok rentan dan apa yang harus dilakukannya

dll. Media tersebut disebarluaskan melalui media daring seperti grup

Whatsapp atau secara langsung seperti poster, stiker, spanduk, baliho, dll.

g. Melakukan KIE bersama kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas,

kelompok peduli kesehatan, UKBM serta mitra potensial lainnya guna

meningkatkan literasi dan memberdayakan kelompok/individu/anggota


keluarga agar mau melakukan PHBS pencegahan COVID-19. Sangat

penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan lintas sektor

terkait bahwa pemutusan rantai penularan COVID-19 adalah tanggung

jawab bersama mulai dari masyarakat, tokoh masyarakat, lintas sektor,

bidang kesehatan dan Pemerintah mulai dari pemerintah daerah sampai

pemerintah Pusat.

h. Melakukan tata kelola manajemen kegiatan promosi kesehatan dalam

pencegahan COVID-19 (P1, P2 dan P3).Semua kegiatan ini diintegrasikan

dengan tugas dari Gugus Tugas tingkat RW atau Relawan Desa.Posyandu

dapat dilaksanakan dengan persyaratan ketat seperti menerapkan prinsip PPI

dan physical distancing sesuai Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur

dan Bupati/Walikota No. 094/1737/BPD tanggal 27 April 2020 tentang

Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam Pencegahan

Penyebaran COVID-19

2.2. Gizi

a) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dilakukan secara mandiri

di rumah berpedoman pada buku KIA.

b) Analisis data gizi untuk mengidentifikasi kelompok sasaran berisiko yang

memerlukan tindak lanjut pelayanan gizi.

c) Pemberian suplementasi gizi (Makanan Tambahan/MT, Tablet Tambah

Darah/TTD, Kapsul Vitamin A) dilakukan dengan janji temu.


d) Pemberian edukasi gizi dilakukan melalui media KIE seperti poster/ flyer.

KIE kepada kelompok sasaran terkait hal-hal yang diperlukan dalam rangka

perbaikan gizi dilakukan melalui kunjungan rumah. Konseling gizi, konseling

menyusui, dan konseling Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA)

dilakukan melalui tele konsultasi atau melalui kunjungan rumah dengan janji

temu (baik untuk ibu maupun melalui kader).

e) Asuhan gizi pada kasus COVID-19 yang diisolasi diri baik di rumah atau di

fasilitas isolasi.

f) Kunjungan rumah untuk memantau pertumbuhan balita, memonitor distribusi

dan kepatuhan konsumsi TTD ibu hamil, makanan tambahan balita dan ibu

hamil serta vitamin A bayi dan balita.

g) Pelayanan gizi buruk dilakukan dengan tetap menerapkan prinsip PPI dan

physical distancing.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran para promotor dan pendidik kesehatan promkes adalah untuk

mengkomunikasikan upaya-upaya kesehatan dalam konteks promotif dan

preventif secara luas dan komprehensif. Salah satunya adalah dengan

menerapkan strategi komunikasi dan perubahan perilaku di era gaya hidup baru

atau ‘new normal’ yang saat ini sudah dijalankan oleh masyarakat umum.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini,mungkin pembahasannya masih terdapat

kekeliruan dan kesalahan.oleh karena itu,masukan rekan-rekan dan pembaca berupa

masukan dan saran sangat kami harapkan.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/
juknis_pelayanan_puskesmas_pada_masa_pandemi_covid_19.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Promkes-Komprehensif.pdf

https://www.alomedika.com/cme-upaya-kesehatan-masyarakat-dalam-
menghadapi-pandemi-virus-corona

Anda mungkin juga menyukai