Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH BRAND AMBASSADOR TWICE PADA PRODUK

SCARLETT TERHADAP MINAT BELI DI KALANGAN


REMAJA KOTA MAKASSAR
Proposal

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana


(S1) Pada Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar

Diajukan Oleh:

NUR LUTFIAH HILAL


06520190273

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5

A. Latar Belakang ......................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

E. Rumusan Statistik ..................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 11

A. Brand Ambassador ................................................................................. 11

B. Brand Image ........................................................................................... 13

C. Minat Beli ............................................................................................... 15

D. Teori Pendukung .................................................................................... 16

E. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 22

F. Kerangka Pikir ........................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 34

ii
B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 34

C. Responden Penelitian ............................................................................. 34

D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37

G. Populasi dan Sampel .............................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, dunia industri semakin berkembang pesat, khususnya terjadi

pada industri kecantikan (skincare). Hal ini menjadi bukti nyata perubahan atas

persaingan dunia bisnis yang semakin ketat. Perkembangan inilah yang hari demi

hari, mau tidak mau menjadi tuntutan setiap perusahaan untuk menciptakan

keunggulan dalam persaingan antar perusahaan.

Pada saat ini tren kecantikan menjadi bahan perbincangan dan mendapatkan

banyak perhatian di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

industri kosmetika yang meliputi sektor industri farmasi, kimia, dan obat tradisional

mengalami pertumbuhan mencapai 9,61% di tahun 2021. Disamping itu, BPOM RI

mencatat, industri kosmetika mengalami kenaikan jumlah perusahaan hingga

20,6%. Sebanyak 819 industri kosmetika bertambah menjadi 913 industri terhitung

dari tahun 2021 hingga Juli 2022 (Hasibuan, 2022). Besarnya angka permintaan

konsumen pada produk perawatan kulit, membuat perusahaan di bidang tersebut

melakukan strategi yang dapat meningkatkan angka konsumsi produknya semakin

naik. Strategi yang dilakukan oleh pemasar salah satunya yaitu dengan penggunaan

brand ambassador. Berdasarkan data dari BPS, penulis berkesimpulan bahwa

pemilihan brand ambassador yang tepat dapat meningkatkan citra dari merek

produk, hal ini akan membuat konsumen percaya pada produk yang diwakilinya.

5
6

Salah satu produk kecantikan yang sedang hype di kalangan masyarakat

pada awal tahun 2021 adalah Scarlett Whitening by Felicya Angelista. Dilihat dari

data rata-rata penjualan produk Scarlett Whitening di official account shopee yang

mencapai hingga 10.000+ produk terjual hingga saat ini (terhitung awal bulan

Januari 2022). Tak hanya itu, official account instagramnya pun sudah diikuti oleh

5,6 juta pengikut (followers).

Scarlett Whitening merupakan salah satu merek perawatan kulit lokal yang

dimiliki oleh seorang artis tanah air bernama Felicya Angelista yang telah hadir

sejak tahun 2017. Scarlett Whitening sendiri berfokus pada produk perawatan

tubuh, perawatan wajah dan kemudian rambut. Dilansir dari Compas, diketahui

juga nilai transaksi secara total dicapai dengan sebanyak 36 ribu atau setara dengan

penjualan sebesar Rp2,6 miliar pada bulan Mei 2021 (Soehandoko, 2022). Demi

memasarkan produknya kepada target pasar yang lebih banyak, scarlett

menggunakan berbagai brand ambassador sebagai alat untuk meningkatkan citra

merek serta meningkatkan penjualannya. Salah satu brand ambassador yang dipilih

oleh Scarlett adalah grup wanita asal Korea Selatan yang dikenal sebagai Twice.

Girl group papan atas yang telah aktif memproduksi lagu-lagu hits dan

memenangkan banyak penghargaan bergengsi ini memiliki banyak penggemar dari

segala usia dan dinilai secara konsisten selalu menyebarkan pengaruh-pengaruh

positif, sehingga kehadiran Twice diharapkan dapat meningkatkan minat beli

konsumen, salah satunya adalah remaja yang menyukai Twice.


7

Twice merupakan K-Pop girl group yang dibentuk melalui program

SIXTEEN pada tahun 2015. Mereka debut dengan mengeluarkan mini album

bertajuk 'The Story Begins' dengan lagu utamanya, 'Like OOH-AAH' pada 20

Oktober 2015 dan mendapatkan 50 juta penonton dari lagu tersebut sejak mereka

debut. Girl group beranggotakan sembilan orang itu berada di bawah naungan JYP

Entertainment (Azizah, 2022).

Melihat antusiasme masyarakat Asia khususnya Indonesia yang sangat

menyukai girl band, pemilik Scarlet Felicia Angelista tertarik untuk menjadikan

Twice sebagai official brand ambassador untuk Scarlet Whitening pada 16 Oktober

2021. Inilah yang menjadi branding Scarlett Whitening pada akhir tahun 2021,

selain menghasilkan produk yang berkualitas. Menurut (Royan, 2004) dalam

(Firmansyah, 2019) penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan

untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk menggunakan produk,

penggunaan brand ambassador biasanya menggunakan selebrity yang terkenal.

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana branding bisa

berpengaruh kepada transaksi jual beli, sebagaimana dikatakan bahwa branding

adalah sebuah usaha untuk memperkuat posisi produk dalam benak konsumen.

Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk meneliti

bagaimana hubungan girl group Twice sebagai brand ambassador dengan minat beli

produk Scarlett pada kalangan remaja, yang dituangkan dalam proposal skripsi

dengan judul “Pengaruh Brand Ambassador Twice pada Produk Scarlett Terhadap

Minat Beli di Kalangan Remaja kota Makassar”.


8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah yang akan

dihadapi adalah:

1. Bagaimana pengaruh brand ambassador Twice terhadap brand image produk

Scarlett Whitening di kalangan remaja kota Makassar.

2. Bagaimana minat beli produk scarlett whitening di kalangan remaja kota

Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu:

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh brand ambassador Twice terhadap brand

image produk Scarlett Whitening di kalangan remaja.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh brand ambassador Twice terhadap minat

beli produk Scarlett Whitening di kalangan remaja.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan:


9

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang

besarnya pengaruh brand ambassador dalam membangun citra yang kuat

terhadap suatu produk sehingga dapat melekat pada mata konsumen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti diharapkan dapat dijadikan sarana yang bermanfaat dalam

mengimplementasikan pengetahuan penulis mengenai strategi marketing

khususnya pada kasus branding terhadap produk kecantikan scarlett.

b. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi,

masukan dan referensi dalam pengembangan studi ilmu komunikasi terkait.

E. Rumusan Statistik

Rumusan statistik dari penelitian ini berfokus pada penggunaan analisis

statistik untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh brand ambassador dan minat

beli di kalangan remaja Kota Makassar terhadap produk Scarlett. Berikut adalah

contoh rumusan statistik yang dapat digunakan dalam penelitian ini:

1. Hipotesis Penelitian:

a. Hipotesis Nol (H0): Tidak ada pengaruh signifikan antara brand

ambassador Twice dan minat beli di kalangan remaja Kota Makassar

terhadap produk Scarlett.

b. Hipotesis Alternatif (H1): Terdapat pengaruh signifikan antara brand

ambassador Twice dan minat beli di kalangan remaja Kota Makassar

terhadap produk Scarlett.


10

2. Variabel Penelitian:

a. Variabel Independen: Brand ambassador Twice (tingkat ketenaran,

persepsi remaja terhadap ambassador).

b. Variabel Dependennya: Minat beli di kalangan remaja Kota Makassar

terhadap produk scarlett whitening (niat beli, preferensi, perilaku

konsumsi).

3. Metode Pengumpulan Data:

a. Survei: Penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan data dari sampel

remaja Kota Makassar).

4. Analisis Statistik yang Digunakan:

a. Analisis Deskriptif: Menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan

gambaran tentang karakteristik sampel dan variabel yang diteliti.

5. Interpretasi Hasil:

a. Berdasarkan analisis statistik, peneliti dapat menafsirkan apakah ada

pengaruh yang signifikan antara brand ambassador Twice dan minat beli di

kalangan remaja Kota Makassar terhadap produk Scarlett.

b. Hasil yang positif dan signifikan menunjukkan adanya pengaruh yang kuat

antara brand ambassador dan minat beli produk Scarlett.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Brand Ambassador

1. Definisi Brand Ambassador

Brand ambassador adalah seseorang yang mempunyai passion terhadap

brand dan dapat mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk membeli atau

menggunakan suatu produk. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh

perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk

menggunakan produk, penggunaan brand ambassador biasanya menggunakan

selebriti yang terkenal.

2. Indikator Brand Ambassador

Ada tiga karakteristik yang dibutuhkan oleh Brand ambassador yang dapat

dijadikan indikator adalah daya tarik (attractiveness), dapat dipercaya

(trustworthiness), dan keahlian (expertise).

a) Attractiveness (Daya Tarik)

Bukan hanya berarti daya tarik fisik, tetapi meliputi sejumlah karakteristik

yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung: kecerdasan, sifat-sifat

kepribadian, gaya hidup, keatletisan tubuh, dan sebagainya.

b) Trustworthiness (Kepercayaan)

Tingkat kepercayaan, ketergantungan, seperti seseorang yang dapat di

percaya.
12

c) Expertise (Keahlian)

Keahlian yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau

keterampilan yang dimiliki seseorang pendukung yang berhubungan

dengan topik yang diwakilinya. Dalam memilih brand ambassador,

pemasar produk perlu memperhatikan karakteristik yang dapat

mempengaruhi keberhasilan endorsement yang dilakukan perusahaan.

3. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Selebriti (Brand Ambassador)

Brand ambassador mempunyai fungsi dan maanfaat tersendiri bagi perusahaan

(Royan, 2004). Brand ambassador disini yang merupakan orang–orang

terkenal yang digunakan untuk mempromosikan produk mereka dapat

berfungsi untuk:

a) Memberikan Kesaksian (Testimonial)

b) Memberikan dorongan dan penguatan (Endorsement)

c) Bertindak sebagai aktor dalam topik (iklan) yang diwakilinya.

d) Bertindak sebagai juru bicara perusahaan.

4. Hubungan Antar Variabel yang Diteliti

Hubungan antar variabel yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) H0 (Hipotesis Nol):

Hipotesis nol menyiratkan bahwa tidak ada hubungan atau pengaruh yang

signifikan antara brand ambassador Twice dan minat beli produk Scarlett

di kalangan remaja Kota Makassar.


13

b) H1 (Hipotesis Alternatif):

Hipotesis alternatif mengindikasikan bahwa ada hubungan atau pengaruh

yang signifikan antara brand ambassador Twice dan minat beli produk

Scarlett di kalangan remaja Kota Makassar.

Dalam analisis statistik, peneliti akan menggunakan teknik-teknik seperti

korelasi atau regresi untuk menguji hubungan antara variabel brand

ambassador Twice dan minat beli produk Scarlett Whitening di kalangan

remaja Kota Makassar. Jika hasil analisis statistik menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan, maka hipotesis alternatif dapat diterima.

Sebaliknya, jika tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan pengaruh yang

signifikan, maka hipotesis nol tetap dipertahankan.

B. Brand Image

1. Definisi Brand Image

Brand image adalah tanggapan konsumen akan suatu merek yang didasarkan

atas baik dan buruknya merek yang diingat konsumen. Konsumen lebih sering

membeli produk dengan merek yang dikenal karena merasa lebih nyaman dan

adanya asumsi bahwa merek dikenal lebih dapat diandalkan, selalu tersedia dan

mudah dicari, dan memiliki kualitas yang tidak diragukan. Oleh sebab itu

merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih konsumen daripada merek yang

tidak terkenal. Menurut Kotler dan Keller (Keller, 2012) [2], brand image

adalah persepsi konsumen terhadap merek suatu produk yang dibentuk dari
14

informasi yang didapatkan konsumen melalui pengalaman menggunakan

produk tersebut.

2. Aspek Brand Image

Menurut Indratama dan Artanti (2014), brand image atau citra merek dapat

dilihat melalui beberapa indikator atau aspek-aspek, yaitu sebagai berikut:

a) Kekuatan (Strength)

Strength atau kekuatan mengarah pada berbagai keunggulan-keunggulan

yang dimiliki brand bersangkutan yang bersifat fisik, dan tidak ditemukan

pada brand lainnya. Keunggulan sehingga bisa dianggap sebagai sebuah

kelebihan dibandingkan brand lainnya. Termasuk pada kelompok strength

ini antara lain; penampilan fisik produk, keberfungsian semua fasilitas dari

produk, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari

produk bersangkutan. Strength adalah kekuatan asosiasi brand tergantung

pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan konsumen dan

bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari brand image.

b) Keunikan (Uniqueness)

Sedangkan uniqueness atau keunikan adalah kemampuan untuk

membedakan sebuah brand di antara brand-brand lainnya. Kesan unik ini

muncul dari atribut produk, kesan unik berarti terdapat diferensiasi antara

produk satu dengan produk lainnya. Termasuk dalam kelompok unik ini

antara lain: variasi layanan dan harga serta diferensiasi.


15

c) Kesukaan (Favourable)

Favourable atau kesukaan mengarah pada kemampuan brand tersebut

untuk mudah diingat oleh pelanggan. Termasuk dalam kelompok

favourable ini antara lain; kemudahan brand produk untuk diucapkan,

kemampuan brand untuk tetap diingat pelanggan, maupun kesesuaian

antara kesan brand di benak pelanggan dengan image yang diinginkan

perusahaan atas brand bersangkutan.

C. Minat Beli

1. Definisi Minat Beli

Menurut Kotler dan Keller Minat beli adalah perilaku yang muncul sebagai

respon terhadap objek yang menunjukan keinginan konsumen untuk

melakukan pembelian. Minat beli dapat dikatakan sebagai keputusan

konsumen untuk membeli pada tahap awal. Konsumen akan mencari informasi

lebih banyak ketika mereka tertarik pada suatu produk.

2. Indikator Minat Beli

Indikator minat beli menurut Schiffman dan Kanuk (Schiffman, 2010):

a) Awareness, pertama konsumen terbuka terhadap produk.

b) Interest, konsumen tertarik pada produk dan mencari informasi tambahan

mengenai produk tersebut.

c) Evaluation, mempertimbangkan pembelian berdasarkan kebutuhan.

d) Adoption, memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk tersebut


16

3. Faktor yang Memengaruhi Minat Beli

Faktor yang mempengaruhi minat beli produk:

a) Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2010:314) (Kotler, 2010) harga adalah

sebuah jumlah yang diberatkan pada produk atau jumlah manfaat yang

diperoleh seseorang sebagai imbalan agar mempunyai atau dapat memakai

produk tersebut. Selain penetapan harga yang sesuai dengan keinginan

konsumen, konsumen juga akan terus melakukan pembelian ulang pada

produk apabila harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk yang

ditawarkan.

b) Kualitas Produk

Kualitas produk adalah sebuah barang maupun jasa yang secara

menyeluruh memiliki ikatan dengan kebutuhan seseorang dan bermutu

serta seperti keinginan konsumen. Dengan kualitas produk yang baik,

maka akan timbul citra merek yang baik juga dalam persepsi publik.

D. Teori Pendukung

1. Teori Komunikasi Pemasaran (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller :

1991)

Komunikasi Pemasaran menurut Philip Kotlerdan Kevin Lane

Keller adalah wahana yang digunakan oleh mereka untuk memberikan

informasi, melakukan persuasi, serta mengingatkan konsumen, baik secara

langsung maupun tidak langsung, mengenai berbagai produk dan merek


17

yang mereka jual. Sebagaimana bidang komunikasi lainnya, komunikasi

pemasaran juga bekerja dalam suatu proses yang tidak sederhana. Untuk

memahami rumitnya proses komunikasi, para ahli kemudian menyuguhkan

berbagai macam model-model komunikasi.

Model adalah representasi dari fenomena dunia nyata yang dapat

diterapkan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Pada umumnya, kita

menggunakan model komunikasi untuk memvisualisasikan proses

komunikasi dalam bentuk sederhana yang terdiri dari berbagai unsur

komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen

komunikasi yang mendasar dan bagaimana cara mereka beroperasi dan

berinteraksi satu sama lain. Model komunikasi dapat membantu kita untuk

memahami berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang

terjadi dalam semua konteks dan bidang komunikasi.

Contoh model dasar komunikasi pemasaran yang menekankan pada

proses komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran, dan perilaku

konsumen sebagaimana yang dirumuskan oleh para ahli adalah sebagai

berikut:

a) Model Proses Komunikasi Makro

Model proses komunikasi makro dirumuskan oleh Philip

Kotler dan Kevin Lane Keller. Dalam model proses komunikasi makro

terdapat 9 (sembilan) unsur penting untuk komunikasi yang efektif.

Kesembilan unsur komunikasi tersebut adalah pengirim

pesan, encoding, pesan dan media, decoding, penerima pesan,


18

tanggapan, umpan balik, serta gangguan. Dua unsur komunikasi yakni

pengirim pesan dan penerima pesan merepresentasikan dua pihak yang

terlibat dalam proses komunikasi pemasaran. Dua unsur komunikasi

yang merepresentasikan sarana atau alat dalam proses komunikasi

pemasaran adalah pesan dan media. Kemudian, empat unsur komunikasi

yang merepresentasikan fungsi-fungsi komunikasi yang utama

adalah encoding, decoding, tanggapan, dan umpan balik. Unsur

komunikasi yang terakhir adalah gangguan, yaitu berbagai hal yang

dapat mengganggu jalannya proses komunikasi pemasaran.

b) Model Proses Komunikasi Mikro

Model proses komunikasi mikro dalam komunikasi pemasaran disebut

juga dengan model mikro tanggapan konsumen. Model yang juga

dirumuskan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller memusatkan

perhatian pada berbagai tanggapan khusus yang diberikan oleh

penerima pesan. Terdapat empat model hierarki respon yaitu model

AIDA, model hierarki efek, model adopsi inovasi, dan model

komunikasi. Keempat model tersebut mengasumsikan bahwa pembeli

akan melalui berbagai tahapan kognitif, afektif, dan perilaku secara

berurutan. Dalam teori komunikasi pemasaran, telah diulas dengan

singkat terkait model hierarki respon sebagai salah satu model atau teori

yang diadaptasi dari teori komunikasi persuasif untuk menjelaskan

berbagai fenomena dalam komunikasi pemasaran. Namun, tidak ada


19

salahnya kita segarkan kembali ingatan kita tentang model hierarki

respon melalui uraian singkat berikut.

c) Model Komunikasi Pemasaran Tradisional

Model komunikasi pemasaran tradisional dapat direpresentasikan

sebagai tambahan dari sebuah model komunikasi dasar. Model ini

diawali dengan pesan komunikasi pemasaran yang ingin dikirimkan

oleh perusahaan kepada konsumen. Pesan kemudian di-encode oleh

sebuah firma dan dikirimkan melalui beberapa media pemasaran

tradisional seperti bauran komunikasi pemasaran yang mencakup

promosi periklanan, promosi penjualan, public relations, dan penjualan

secara personal. Terdapat beberapa poin penting yang harus

diperhatikan terkait sifat model komunikasi pemasaran tradisional,

yaitu:

i. Model ini bersifat linear. Sebagian besar pemasar cenderung

untuk melihat pesan mereka sebagai titik awal yang didorong oleh

teknologi, improvisasi produk, serta kapabilitas firma yang hanya

fokus pada anggukan konsumen.

ii. Umpan balik bersifat sangat lemah dan dipandang sebagai

komponen komunikasi sekunder dalam model komunikasi.

iii. Penerima pesan atau konsumen adalah seorang individu.

iv. Model ini fokus pada pesan perusahaan.

v. Khalayak kurang mendapat perhatian dalam penelitian

komunikasi pemasaran.
20

d) Model Komunikasi Pemasaran Terpadu

Model komunikasi pemasaran terpadu memiliki minat yang besar

terhadap bagaimana penerima pesan dalam hal ini konsumen,

pemerintah, atau publik lainnya menggambarkan proses komunikasi.

Hal ini merepresentasikan tidak adanya perubahan yang signifikan

dalam perspektif sebagai pandangan yang diperkaya dari proses

komunikasi. Seharusnya terdapat penekanan bahwa model komunikasi

pemasaran terpadu yang baru merupakan model komunikasi interaktif.

Tidak ada umpan balik yang lemah karena tidak ada titik awal yang

khusus. Komunikasi pemasaran mengupayakan tidak ada lagi perbedaan

upaya yang dibawa oleh firma yang memiliki berbagai fungsi yang

berbeda, melainkan merupakan satu kesatuan upaya yang terintegrasi.

2. Teori Psikologi Sosial (Eliot Aronson : 1972)

Teori Psikologi Sosial yang dikemukakan oleh Eliot Aronson pada

tahun 1972 membahas tentang proses pembentukan sikap dan pengaruh

sosial terhadap individu. Teori ini dikenal dengan istilah "Disonansi

Kognitif."

Elliot Aronson mengemukakan bahwa perilaku individu

dipengaruhi oleh motivasi untuk diakui atau diterima oleh kelompok sosial

tertentu. Teori disonansi kognitif merupakan di mana individu cenderung

mengubah perilaku atau pendapatnya agar sesuai dengan norma kelompok

sosial yang diinginkan (Elliot Aronson, Timothy D. Wilson, Robin M.

Akert, 2015). Disonansi kognitif terjadi ketika individu mengalami


21

ketegangan atau konflik antara keyakinan, sikap, atau nilai yang mereka

miliki dengan perilaku yang mereka lakukan. Ketika terdapat

ketidaksesuaian antara pikiran dan tindakan, individu akan merasakan

disonansi kognitif yang tidak menyenangkan.

Teori ini berpendapat bahwa ketika individu mengalami disonansi

kognitif, mereka akan merasa tidak nyaman dan akan mencari cara untuk

mengurangi ketidaksesuaian dari perasaan tersebut. Disonansi kognitif ini

dapat diminimalisir dengan cara mengubah sikap, keyakinan, atau nilai yang

dimiliki, atau dengan mencari justifikasi untuk tindakan yang tidak

konsisten.

Elliot Aronson juga menekankan pentingnya konformitas sosial

dalam teorinya. Konformitas sosial merujuk pada kemungkinan individu

untuk mengubah sikap atau tindakan mereka agar sesuai dengan norma-

norma sosial atau tekanan kelompok. Menurut Aronson, individu lebih

cenderung untuk mengubah sikap atau tindakan mereka ketika mereka

merasa tidak nyaman dengan disonansi kognitif dan mencari persetujuan

sosial.

Dalam penelitian mengenai pengaruh brand ambassador pada minat

beli konsumen, teori psikologi sosial dapat digunakan untuk menjelaskan

bagaimana pengaruh brand ambassador dapat dipengaruhi oleh faktor

sosial, seperti kelompok teman sebaya atau penggemar brand ambassador,

dan bagaimana pengaruh brand ambassador dapat mempengaruhi persepsi

atau sikap konsumen terhadap merek.


22

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

selanjutnya menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya disamping itu

kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta

menunjukkan orisinalitas dari penelitian.

Pada bagian ini mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang

terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat

ringkasannnya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum

terpublikasikan (skripsi, tesis, jurnal dan sebagainnya). Dengan melakukan langkah

ini, maka akan dapat dilihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang

hendak dilakukan. Kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan kajian

ini antara lain:


23

Tabel 2.1 Penelitian Terdulu

Hasil Penelitian
No Nama Judul Metode
(Tahun) Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Ayu Dwi Faktor yang Metode Membahas Pada
Amilia R Mempengaruhi Penelitian tentang faktor penelitian ini
Keputusan Membeli Kuantitatif keputusan terdapat
dan Brand Image Deskriptif konsumen banyak faktor
Produk Minute Maid untuk (bukan hanya
Pulpy Orange membeli brand
(Penelitian pada ambassador)
Masyarakat
Kecamatan
Pedurungan Semarang
yang Membeli Produk
Minute Maid Pulpy
Orange) (2011).
2. Eka Fatin Pengaruh Kredibilitas Metode Membahas Penelitian ini
Oktaviani, Endorser Rachel Penelitian tentang minatmengguna-
Ratih Vennya Terhadap Kuantitatif beli pada
kan
Hasanah Minat Beli Scarlett produk influencer
Whitening (2020) scarlett Indonesia
whitening (bukan idol
Korea)
3. Ida Pengaruh Buda Korea Metode Membahas Jurnal ini
Ri’aeni, (K-Pop) Terhadap Penelitian bagaimana tidak mem-
Musiam Remaja Cirebon Deskriptif idol Korea bahas
Suci, Mega Kualitatif bisa dampak idol
Pratiwi, memengaruhi Korea untuk
Tias remaja suatu produk
Sugiarti tertentu dan
mengguna-
kan metode
yang berbeda.
4. Afriani Pengaruh Influencer Metode Membahas Penelitian ini
Asmara Terhadap Minat Beli Penelitian tentang minat membanding
Produk Scarlett Kuantitatif beli pada kan beberapa
Whitening di produk influencer
Kalangan Mahasiswa scarlett (tidak hanya
UIN Sultan Syarif whitening satu)
Kasim Riau (2022).
5. Fatdilla Pengaruh Brand Metode Membahas Objek
Andarista, Ambassador dan Penelitian tentang penelitiannya
Diyah Promosi Terhadap Kuantitatif pengaruh berbeda
24

Santi Minat Beli Brand brand


Hariyani, Erigo Melalui Brand ambassador
dan Rizal Image Sebagai terhadap
Ula Ananta Variabel Inverning minat beli
Fauzi (2022). suatu produk

Berdasarkan uraikan di atas dapat diketahui beberapa persamaan dan

perbedaan antara ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Persamaan dan

perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. Persamaan

Persamaan penelitian pertama, kedua, dan ketiga dengan penelitian

ini yaitu sama-sama membahas tentang minat beli terhadap suatu produk

dengan menggunakan metode kuantitatif.

2. Perbedaan

Perbedaan penelitian pertama dengan penelitian ini terletak pada

faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen. Penelitian pertama

membahas tentang faktor apa saja yang mempengaruhi minat beli konsumen

sedangkan penelitian ini hanya membahas brand ambassador sebagai faktor

pada minat beli konsumen.

Perbedaan penelitian kedua dengan penelitian ini yaitu pada jumlah

influencer yang digunakan sebagai indikator penentu pengaruh minat beli

konsumen terhadap produk tertentu. Penelitian kedua ini membandingkan

beberapa influencer untuk ditentukan siapa influencer paling berpengaruh


25

sedangkan penelitian ini telah ditentukan satu influencer/brand ambassador

yang dijadikan sebagai patokan pengaruh minat beli pada produk scarlett.

Perbedaan penelitian ketiga dengan penelitian ini yaitu membahas

secara umum brand ambassador sebagai pengaruh minat beli suatu produk

tanpa memilih siapa yang menjadi brand ambassador dari brand tersebut

sedangkan penelitian ini memlilih Twice sebagai brand ambassador-nya.


26

F. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


27

1. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalapahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan

dalam penelitian ini maka perlu pemberian pembatasan-batasan sebagai berikut:

a. Brand Ambassador : Penggunaan Twice, anggota girl group asal Korea

Selatan sebagai duta merek untuk mempromosikan

produk Scarlett.

b. Branding : Segala aktivitas komunikasi untuk

mempertahankan, membangun, dan juga

memperkuat sebuah brand.

c. Produk Scarlett : Produk kosmetik yang dipasarkan untuk kalangan

remaja.

d. Brand Image : Pandangan/kesan yang dimiliki oleh konsumen

tentang produk Scarlett yang dipengaruhi oleh

penggunaan brand ambassador Twice.

e. Minat Beli : Kecenderungan konsumen untuk membeli produk

Scarlett setelah melihat promosi dari brand

ambassador Twice.

f. Kalangan Remaja : Sasaran penelitiannya yaitu remaja yang berada

pada kelompok usia 16-20 tahun.

g. Kota Makassar : Kota metropolitan di Sulawesi Selatan, Indonesia,

yang menjadi lokasi penelitian dan batas sampel

pada remaja yang tinggal di wilayah tersebut.


28

Definisi operasional tersebut diperlukan untuk memudahkan peneliti

dalam melakukan operasionalisasi variabel-variabel yang akan diteliti dan

memastikan bahwa konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian tersebut

diukur secara tepat dan konsisten. Dengan menggunakan definisi operasional

yang jelas, peneliti dapat menghindari ambiguitas dan kebingungan dalam

pengumpulan data dan analisis.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, (2017)). Berikut

adalah variabel yang ditentukan dalam penelitian ini:

Gambar 2.2 Variabel Penelitian

a. Brand Ambassador : Penggunaan Twice, anggota girl group asal Korea

Selatan sebagai duta merek untuk mempromosikan

produk Scarlett.

b. Produk Scarlett : Produk kosmetik yang dipasarkan untuk kalangan

remaja.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakana pada penelitian ini yaitu Kuantitatif

Analisis Statistik. Metode ini adalah pendekatan yang menggunakan teknik analisis

statistik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data

numerik. Langkah-langkahnya meliputi perumusan pertanyaan penelitian,

pengumpulan data, pembersihan dan pengolahan data, deskripsi data, analisis

statistik inferensial, interpretasi hasil, penarikan kesimpulan, dan pelaporan.

Beberapa data yang dikumpulkan berupa data dari remaja di Kota Makassar berusia

16 s.d 20 tahun yang akan dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara secara

langsung. Proses pengambilan data penelitian ini secara langsung diambil melalui

narasumber (target pemasaran).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai bulan Oktober - November 2023.

2. Proses Penelitian

Mengingat luasnya cakupan lokasi penelitian, maka penelitian ini berfokus

pada remaja berusia 16-20 tahun yang berada di kota Makassar dan sekitarnya.

C. Responden Penelitian

34
35

Dalam menentukan narasumber/informan pada penelitian ini, ada beberapa

aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu:

1. Remaja yang menjadi populasi: Remaja yang dapat dijadikan sumber data

merupakan pengguna produk Scarlett yang berusia 16-20 tahun. Populasi

ini dapat dipilih secara acak dari berbagai daerah di Indonesia, dengan

mempertimbangkan karakteristik demografi dan geografi yang relevan

dengan penelitian ini.

2. Konsumen produk Scarlett: Selain remaja sebagai target pasar,

informan/narasumber yang juga penting dalam penelitian ini adalah

konsumen produk Scarlett yang pernah menggunakan atau membeli produk

Scarlett. Informan/narasumber ini dapat dipilih dengan melakukan survei

dan wawancara langsung dengan konsumen di toko kosmetik atau melalui

survey online.

Adapun informan/narasumber, dikelompokkan dengan mempertimbangkan

sasaran pokok dan keakuratan data yang diperoleh. Oleh karena itu,

informan/narasumber yang dipilih harus memenuhi kriteria tertentu, seperti

memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan, dapat memberikan pandangan

yang obyektif dan tidak bias, serta bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data


36

Berikut adalah data primer dan sekunder yang digunakan sebagai penunjang

penelitian ini:

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh dari informan melalui

wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian

dengan tujuan menggali data atau informasi yang berkaitan dengan

pembahasan dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data Skunder merupakan data yang diperoleh melalui perantara media atau

secara tidak langsung berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam

penelitian ini, diantaranya:

1. Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden

yang merupakan target pasar produk Scarlett di kalangan remaja. Kuesioner

ini dapat berisi pertanyaan tentang persepsi dan minat beli terhadap produk

Scarlett yang dipengaruhi oleh brand ambassador Twice.

2. Wawancara
37

Teknik ini dapat dilakukan dengan mewawancarai remaja dan konsumen

produk Scarlett untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang persepsi

dan pengaruh brand ambassador Twice pada minat beli mereka

3. Observasi

Teknik ini dapat dilakukan dengan mengamati perilaku konsumen saat

membeli produk Scarlett dan mengamati strategi pemasaran yang dilakukan

oleh brand ambassador Twice.

4. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan informasi dari

literatur, jurnal, dan sumber-sumber lain yang relevan tentang konsep brand

ambassadorship, minat beli, dan pemasaran.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan tiga teknik analisis data yaitu:

1. Reduksi Data

Suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, dan

menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat

digambarkan.

2. Penyajian Data

Seluruh data yang diperoleh, akan dianalisis sesuai teori yang dipaparkan.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan penggambaran secara utuh dari objek yang diteliti pada proses

penarikan kesimpulan berdasarkan penggabungan informasi yang disusun


38

dalam suatu bentuk yang tepat dalam penyajian data.

G. Populasi dan Sampel

Penelitian ini memiliki populasi berupa seluruh remaja yang menggunakan

produk Scarlett Whitening berusia 16-20 tahun dari Kel. Pampang, Kec.

Panakkukang Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sampel adalah subset

dari populasi yang terdiri dari sekelompok remaja yang dipilih secara acak dari

populasi remaja di Jl. Urip Sumoharjo, digunakan untuk mengumpulkan data

tentang pengaruh brand ambassador Twice pada produk Scarlett terhadap minat

beli di kalangan remaja, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang representatif

dan valid.

1. Rumus Populasi dan Pengambilan Sampel

Rumus Populasi adalah rumus yang digunakan untuk menghitung

jumlah individu atau unit yang menjadi target penelitian. Rumus populasi

digunakan untuk menentukan ukuran populasi yang akan diteliti dalam

penelitian.

Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian dari populasi

yang akan diteliti. Pengambilan sampel dilakukan untuk memperoleh data

yang representatif dari populasi yang lebih besar.

Untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian, dapat digunakan rumus seperti rumus Slovin dengan nilai

kesalahan sampel yang dapat ditolerir sebesar 5%.


39

𝑵
Rumus Slovin: 𝒏 =
(𝟏+𝑵𝒆𝟐 )

n = jumlah sampel yang dibutuhkan,

N = jumlah populasi, dan

e = tingkat error yang diizinkan (biasanya 5%).

Jumlah Penduduk Pampang = 19.000 jiwa

19000
Rumus Slovin: 𝒏 = (1
+ 19000 x 0,052 )

19
= (20
x 0,0025)

19
= = 380
0,05

Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 380

responden.

2. Rumus Regresi

Rumus regresi linear sederhana adalah rumus yang digunakan

untuk memodelkan hubungan linier antara satu variabel independen (X) dan

satu variabel dependen (Y).

Rumus Regresi Linear Sederhana: Y = a + bX

Y = variabel dependen (minat beli di kalangan remaja Kota Makassar pada

produk Scarlett).

X = variabel independen (pengaruh brand ambassador Twice pada produk

Scarlett).
40

a = konstanta (intercept), yaitu nilai Y ketika X = 0.

b = koefisien regresi (slope), yaitu perubahan dalam Y yang terjadi ketika

X bertambah satu satuan.


41

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Elliot Aronson, Timothy D. Wilson, Robin M. Akert, S. R. S. 2015. Social


Psycology.

Firmansyah, M. A. 2019. Pemasaran Produk dan Merek (Planning & Strategy)


Issue August.

Keller, K. dan. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. & A. 2010. Principles of Marketing, thirteen editions. New Jersey:


Prentice-Hall, Inc.

Royan, F. M. 2004. Marketing Selebrities. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Schiffman, L. dan L. L. K. 2010. Consumer Behavior 10th Edition. New Jersey:


Pearson Prentice Hall. Upper Saddle River, NJ Pearson Education, Inc , 2010.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

Skripsi/Jurnal

Andarista, F., Hariyani, D. S., Ula, R., & Fauzi, A. 2022. Pengaruh Brand
Ambassador Dan Promosi Terhadap Minat Beli Brand Erigo Melalui Brand
Image Sebagai Variabel Inverning. 01(02), 36–44.
Asmara, A. 2022. "Pengaruh Influencer Terhadap Minat Beli Produk Scarlett
Whitening Di Kalangan Mahasiswa Uin Sultan Syarif Kasim Riau" (Issue
4709).
Ayu. Dwi. Amelia R. 2011. ”Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Dan
Brand Image Produk Minute Maid Pulpy Orange” (Penelitian pada
masyarakat Kecamatan Pedurungan Semarang yang membeli produk Minute
Maid Pulpy Orange).
Indratama, A.B., & Artanti, Y. 2014 Pengaruh Citra Merek dan Promosi Penjualan
Terhadap Keputusan Nasabah Memilih Tabungan Bank Syariah Mandiri.

Sumber Lainnya

Azizah, L. 2022. Yuk Kenali Lebih Dekat 9 Profil Lengkap Anggota Twice. Mei
2022. https://www.gramedia.com/best-seller/anggota-twice/
42

Hasibuan, L. 2022. Industri Kecantikan Tahan Krisis, Laris Manis Meski Pandemi.
04 November 2022.
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221104104902-33-
385138/industri-kecantikan-tahan-krisis-laris-manis-meski-pandemi

Soehandoko, J. G. 2022. Profil Bisnis Scarlett Whitening, yang Didirikan Artis


Felicya Angelist. 27 April 2022.
https://entrepreneur.bisnis.com/read/20220427/263/1527944/profil-bisnis-
scarlett-whitening-yang-didirikan-artis-felicya-angelista

Anda mungkin juga menyukai