Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring berkembangnya zaman persaingan dalam dunia
bisnis kian meningkat. Banyaknya pelaku usaha yang terjun
ke dalam dunia bisnis mengakibatkan pelaku usaha harus
berlomba-lomba untuk mengembangkan bisnisnya,
memenangkan persaingan pasar, serta mempertahankan
eksistensinya dimana untuk mencapai hal tersebut diperlukan
strategi pemasaran yang baik.1 Maka dari itu pelaku usaha
harus terlebih dahulu mempelajari tentang perilaku konsumen
agar pemasar dapat memprediksi kebutuhan, keinginan serta
permintaan konsumen. Dengan adanya hal tersebut konsumen
akan tertarik untuk mengambil keputusan pembelian.2
Keputusan pembelian terjadi apabila konsumen menginginkan
dan membutuhkan produk tersebut. Menurut Kotler &
Amstrong, keputusan pembelian merupakan tahapan seorang
pembeli ketika benar-benar akan membeli produk yang
diinginkan atau dibutuhkan.3
Untuk menumbuhkan kesan yang baik pada produk
sehingga konsumen akan memutuskan pembelian, strategi
pemasaran yang dapat digunakan produsen adalah dengan
menggunakan media iklan.4 Iklan menjadi sorotan tajam yang
mampu mempengaruhi keinginan mengkonsumsi pada
konsumen.5 Untuk membantu penyampaian suatu iklan
dibutuhkan pula dukungan dari celebrity endorser agar
menarik perhatian konsumen. Menurut Shimp, celebrity
1
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang),” Eko Dan Bisnis 12 (2021): 14–16.
2
Etta Mamang dan Sopiah Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan
Praktis Disertai: Himpunan Jurnal Penelitian, 1st ed. (Yogyakarta: C.V Andi
Offset, 2013), 6.
3
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
4
Risa Christyana BR Sembiring, “Pengaruh Kualitas Produk dan
Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Bedak Wardah di Counter
Wardah Plaza Medan Fair,” Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2019.
5
Said Luthfi Alatas and Mirza Tabrani, “Pengaruh Celebrity Endorser
terhadap Purchase Intention Melalui Brand Credibility,” Jurnal Manajemen
Inovasi 9, no. 1 (2018): 91–105, http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JInoMan.
1
endorser adalah sosok yang tidak asing lagi bagi masyarakat
umum, seperti artis, entertainer, public figure, dan atlet, yang
menjadi idola karena kelebihannya di bidang tertentu.6
Seorang celebrity endorser tentunya akan
mengiklankan suatu produk yang memiliki product quality
yang baik. Product quality (kualitas produk) juga mampu
mempengaruhi konsumen dalam pembelian. Produk yang
berkualitas tinggi akan memperoleh nama yang baik dimata
konsumen, lebih mudah diingat, dan semakin diminati.
Menurut Kotler & Amstrong, product quality adalah kekhasan
yang melekat pada produk dan mampu memuaskan keinginan
pelanggan.7 Jadi product quality merupakan faktor yang dapat
mensugesti seseorang dalam melangsungkan pembelian.
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh price
discount (potongan harga). Menurut Kotler dan Keller
potongan harga adalah diskon pada produk yang ditawarkan
kepada konsumen dari harga normal sebelumnya dan biasanya
sudah tertera dikemasan bagian luar pada produk tersebut.8
Menurut Tjiptono, potongan harga adalah diskon yang
diberikan penjual kepada pembeli sebagai imbalan atas
aktivitas tertentu.9 Bisnis mengadakan diskon untuk menarik
minat konsumen untuk melakukan pembelian dalam jumlah
besar. Dengan hal ini penjualan akan meningkat dan laba
semakin besar.
Bisnis yang tumbuh pesat pada saat ini adalah bisnis
pada bidang kosmetik. Pertumbuhan industri kecantikan di
Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan sebesar US$7,45 atau
mengalami peningkatan 7% dari sebelumnya US$6,95 juta

6
Ahmad Mujahid, “Labelisasi Halal, Harga dan Celebrity Endorser
terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Wardah,” Manajemen Dan Bisnis 5,
no. 5 (2017): 1–23.
7
Sembiring, “Pengaruh Kualitas Produk dan Celebrity Endorser
terhadap Keputusan Pembelian Bedak Wardah di Counter Wardah Plaza Medan
Fair.”
8
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
9
Maria Lapriska Dian Revita Ela, Agtovia Frimayasa, and Aris
Kurniawan, “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Smartphone Merek Samsung,” Managerial - Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
1, no. 1 (2018): 10–10, http://journal.stie-
kusumanegara.ac.id/index.php/managerial/article/view/23.
2
pada tahun 2020.10 Kecantikan merupakan suatu hal yang
mutlak bagi perempuan agar bisa tampil percaya diri didepan
umum. Kini skincare berhasil menguasai pasar karena dirasa
penting oleh penduduk di sejumlah negara termasuk di
Indonesia dan menempati kedudukan yang sama dengan
kebutuhan pokok yang wajib dimiliki. Sikap masyarakat
Indonesia yang semakin peduli dengan penampilan khususnya
pada perawatan kecantikan atau skincare inilah yang
menjadikan peluang bagi perusahaan di bidang kecantikan
untuk mengembangkan usahanya.
Gambar 1.1
Kosmetik Ilegal

Gambar 1.1 merupakan kosmetik atau produk


kecantikan yang beredar dipasaran dan tidak memiliki surat
ijin edar (ilegal). “Direktur Pengawasan Kosmetik BPOM
Arustiyono menuturkan, merkuri dilarang jadi bahan kosmetik
karena sangat berbahaya bagi manusia”. Kosmetik yang
terbuat dari bahan berbahaya dapat menyebabkan kanker dan
cacat janin apabila produk tersebut terus digunakan.11
Permasalahan yang terjadi pada saat ini yaitu banyak
konsumen dalam memilih produk skincare kurang
memperhatikan keamanan produk tersebut. Mereka lebih
memilih produk skincare ilegal yang dapat menawarkan hasil
instan namun tidak memiliki kualitas produk yang baik.

10
Ipak Ayu, “Industri Kosmetika diproyeksi Tumbuh 7 Persen Tahun
ini” 12 April 2021.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210412/257/1379994/industri-kosmetika-
diproyeksi-tumbuh-7-persen-tahun-ini.
11
“Kosmetik Ilegal Bermerkuri dijual Bebas di Pasaran - Kompas.Id,”
accessed April 10, 2022,
https://www.kompas.id/baca/investigasi/2022/04/07/kosmetik-ilegal-bermerkuri-
dijual-bebas-di-pasaran.
3
Karena sebagian produk yang memiliki kualitas baik tidak
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan hasil instan
karna prosesnya yang lama dan kebanyakan konsumen tidak
sabar dalam hal tersebut. Sehingga apapun akan dilakukan
untuk memperoleh hasil yang diinginkan tanpa
memperhatikan dampak bagi kesehatan kulit.
Salah satu produk skincare yang memiliki product
quality yang baik adalah Ms Glow. Ms Glow adalah produk
perawatan kulit bersertifikat Halal dan BPOM dari pemerintah
Indonesia, yang berarti produk tersebut sudah memenuhi
standar untuk diedarkan dan aman untuk digunakan. Ms Glow
merupakan produk skincare yang menggunakan sistem
penjualan secara offline dan online dengan perantara
distributor resmi yang berupa agen, member dan reseller. Atas
keberhasilannya dalam memasarkan produknya, Ms Glow kini
menjadi skincare lokal terlaris dan banyak diminati oleh
konsumen.12
Gambar 1.2
10 Brand Lokal

Gambar 1.2 diatas menunjukkan skincare Ms Glow


telah berhasil melakukan penjualan secara online dengan
menempati urutan pertama diantara 10 brand lokal ternama
yaitu: Scarlet, Somethinc, Avoskin, Wardah, White Lab, Bio
Beauty Lab, Emina, Elshe Skin, dan Everwhite. Ms Glow
mencapai penjualan sebesar Rp 38,5 miliar pada rentang
waktu 1-18 Februari 2021 di e-commerce. Jadi, dapat

12
“Tentang Ms Glow: Sejarah Berdirinya Ms Glow (Informasi),”
accessed March 9, 2022, https://ms-glow.store/blog/about-tentang-ms-glow.
4
disimpulkan bahwa Ms Glow menjadi brand terlaris
dibandingkan 10 brand lokal lainnya.13
Gambar 1.3
Celebrity Endorser pada Skincare Ms Glow

Gambar 1.3 adalah pemasaran pada skincare Ms Glow.


Keberhasilan pemasaran skincare Ms Glow tidak terlepas dari
adanya celebrity endorser yang membantu mengiklankan dan
menyampaikan pesan pada produknya. Ms Glow
menggandeng sejumlah artis papan atas seperti, Lesti Kejora
dan Nagita Slavina untuk dijadikan tokoh yang memasarkan
produknya.
Gambar 1.4
Price Discount pada Skincare Ms Glow

Berdasarkan gambar 1.4 Ms Glow juga menggunakan


price discount dalam meningkatkan penjualan. Dengan
adanya price discount pembeli akan lebih tertarik untuk
melakukan pembelian karena harga yang didapatkan berbeda

13
“10 Brand Skincare Lokal Terlaris di Online Marketplace - Compas,”
accessed March 9, 2022, https://compas.co.id/article/brand-skincare-lokal-
terlaris/.
5
dari harga normal. Ms Glow mengadakan price discount
setiap ada event – event tertentu seperti memperingati hari
pahlawan, sumpah pemuda, lebaran, promo akhir bulan, dan
lain - lain.
Alasan peneliti memilih skincare Ms Glow untuk
dijadikan objek penelitian karena Ms Glow menjadi brand
yang berhasil memenangkan penghargaan IBBA (Indonesia
Best Brand Award).
Gambar 1.5
Best Brand Award Ms Glow 2020

Gambar 1.5 merupakan penghargaan yang diberikan


kepada Ms Glow. Ms Glow berhasil memperoleh penghargaan
IBBA pada akhir tahun 2020. IBBA merupakan sebuah
“penghargaan bergengsi bagi brand-brand di Indonesia yang
telah sukses membangun popularitas serta meningkatkan
aktifitas brand-nya”. Data dari IBBA menunjukkan bahwa Ms
Glow kini menjadi brand yang banyak diingat dan dianggap
baik oleh konsumen.14 Atas kesuksesan Ms Glow dalam dunia
bisnis banyak para pelaku usaha yang mencoba untuk
mendaftarkan dirinya sebagai distributor, agen, member, dan
reseller resmi Ms Glow yang tersebar diseluruh Kota yang
ada di Indonesia. Kudus menjadi salah satu Kota dimana Ms
Glow memiliki potensi untuk menjadi mitra bisnis. Hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya agen, member dan
reseller di website resmi Ms Glow.15

14
“Ms Glow Raih Indonesia Best Brand Award Tahun 2020,” accessed
March 9, 2022, https://industri.kontan.co.id/news/ms-glow-raih-indonesia-best-
brand-award-tahun-2020.
15
“Ms Glow - Official Website Ms Glow Beauty | Ms Glow Produk Ori
| Ms Glow Distributor Resmi | Pusat Penjualan Ms Glow,” accessed March 9,
2022, https://www.msglowid.com/Website/Halaman/our_seller.
6
Alasan peneliti memilih Desa Temulus untuk dijadikan
lokasi penelitian karena jumlah penduduknya tergolong
banyak yaitu berjumlah 6.384 jiwa dan perempuan di Desa
Temulus banyak yang tertarik dengan skincare Ms Glow.
Peneliti melakukan penelitian pada perempuan yang berusia
17-30 tahun, karena usia 17 tahun merupakan fase remaja dan
banyak perempuan mulai memperhatikan penampilan.
Perempuan di Desa Temulus yang berusia 17-30 tahun
jumlahnya sudah cukup untuk dijadikan populasi yaitu 672
orang. Dan peneliti hanya mengambil 87 orang untuk
dijadikan sampel penelitian.
Penelitian ini mengembangkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Chriswardana (2018) tentang “Pengaruh
Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian
Wisatawan Yogyakarta Pada Produk Oleh-Oleh Jogja
Scrummy”. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa
variabel celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Chriswardana menyarakan kepada
peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel bebas lainnya
agar lebih detail lagi menjelaskan tentang keputusan
pembelian.
Pada penelitian ini peneliti memilih variabel product
quality dan price discount untuk dijadikan penambahan
variabel lainnya. Product quality sebelumnya sudah diteliti
oleh Sherra dan Nina (2019) yang menunjukkan hasil variabel
product quality berpengaruh positif & signifikan terhadap
purchasing decision. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan
penelitian yang telah dilakukan Supriyadi, Wahyu & Ginanjar
(2017) memperoleh hasil variabel kualitas produk tidak
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel
price discount sebelumnya juga sudah diteliti oleh Afrida
(2021). Hasilnya menunjukkan variabel price discount
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Dengan adanya fenomena ini, maka perlu adanya
informasi tentang produk perawatan yang dapat diandalkan,
berkualitas tinggi, dan aman. Berdasarkan permasalahan yang
ada peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Celebrity Endorser, Product Quality, dan Price
Discount Terhadap Keputusan Pembelian Skincare Ms
Glow (Studi Pada Konsumen di Desa Temulus Kabupaten
Kudus)”.
7
B. Rumusan Masalah
1. Apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap
keputusan pembelian skincare Ms Glow di Desa Temulus
Kabupaten Kudus?
2. Apakah product quality berpengaruh terhadap keputusan
pembelian skincare Ms Glow di Desa Temulus Kabupaten
Kudus?
3. Apakah price discount berpengaruh terhadap keputusan
pembelian skincare Ms Glow di Desa Temulus Kabupaten
Kudus?

C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh
celebrity endorser terhadap keputusan pembelian skincare
Ms Glow di Desa Temulus Kabupaten Kudus.
2. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh
product quality terhadap keputusan pembelian skincare Ms
Glow di Desa Temulus Kabupaten Kudus.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh price
discount terhadap keputusan pembelian skincare Ms Glow
di Desa Temulus Kabupaten Kudus.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Secara teori penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk
kemajuan ilmu manajemen dan bisnis Islam serta dapat
memberi pengetahuan bagaimana cara meningkatkan
keputusan pembelian skincare Ms Glow.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber
informasi bagi perusahaan Ms Glow agar dapat
meingkatkan penjualan dengan cara memahami faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang
untuk membeli skincare Ms Glow.
b. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
acuan dan tambahan literatur kepustakaan mengenai
8
pengaruh celebrity endorser, product quality, dan price
discount terhadap keputusan pembelian skincare Ms
Glow.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapakan bagi peneliti selanjutnya
menambahkan variabel bebas lainnya yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian skincare Ms
Glow.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini memberikan
gambaran serta garis besar dari masing-masing bagian.
Sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, persetujuan
pembimbing, pernyataan keaslian skripsi, abstrak, motto,
persembahan, pedoman transliterasi arab-latin, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab, diantaranya sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang teori yang
mendasari pengaruh celebrity endorser, product
quality, dan price discount terhadap keputusan
pembelian skincare Ms Glow, penelitian
terdahulu, kerangka berfikir serta pengembangan
hipotesis.
Bab III : Metode Penelitian
Pada bab ini berisi jenis dan pendekatan
dalam penelitian ini, setting penelitian, populasi
dan sampel, sumber data, identifikasi variabel
penelitian, definisi operasional, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini berisi gambaran umum objek
yang diteliti, lokasi penelitian, deskripsi data
9
penelitian, hasil uji analisis data, serta
pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan
saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
daftar riwayat pendidikan.

10
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Celebrity Endorser
a. Pengertian Celebrity Endorser
Kesuksesan suatu pengiklanan produk tentu tidak
terlepas dari adanya celebrity endorser. Celebrity
endorser menurut Kotler dan Keller adalah sumber yang
menarik dan populer yang bertujuan untuk meningkatkan
citra merek suatu produk.1 Celebrity merupakan tokoh
yang dikenali dan digemari oleh masyarakat karena
prestasi yang ia miliki dan dianggap sebagai seseorang
yang memiliki pesona yang menarik. Sedangkan
endorser merupakan pendukung dalam mempromosikan
produk. Maka dapat diartikan bahwa celebrity endorser
adalah tokoh terkenal yang digemari oleh masyarakat
yang dapat mendukung suatu iklan.2
Menurut Caroll, celebrity endorser adalah individu
yang diakui oleh masyarakat umum serta dijadikan
perwakilan atas produk yang diendorser dengan cara
tampil bersama dalam suatu iklan. Pemilihan selebriti
dengan produk yang dipromosikan harus memiliki
kecocokan agar mampu mendorong seseorang untuk
melakukan pembelian produk tersebut. Dalam memilih
selebriti sebagai bintang iklan, perusahaan biasanya
mempertimbangkan beberapa pertimbangan, seperti
memilih selebriti yang populer di kalangan masyarakat
umum dan memiliki keahlian.3

b. Peran Celebrity Endorser


Celebrity endorser dalam mengiklankan
produknya memiliki beberapa peranan sebagai berikut:
1
Habibah, Ikhwan Hamdani, dan Santi Lisnawati, “Pengaruh Brand
Image dan Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik
Wardah,” Iqtishoduna 7, no. 2 (2018): 233–61.
2
Alatas dan Tabrani, “Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Purchase
Intention Melalui Brand Credibility.”
3
Chriswardana Bayu Dewa, “Pengaruh Celebrity Endorser terhadap
Keputusan Pembelian Wisatawan Yogyakarta pada Produk Oleh-Oleh Jogja
Scrummy,” Jurnal Manajemen 8, no. 1 (May 16, 2018): 1–9,
https://doi.org/10.26460/jm.v8i1.539.
11
1) Testimonial
Peran ini dilakukan selebriti dengan cara
menggunakan produk atau jasa. Selebriti memberikan
testimoni tentang kualitas produk tersebut dengan
melakukan review cara penggunaanya. Testimoni
yang dilakukan oleh selebriti dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.
2) Pendukung
Selebriti berperan sebagai pendukung dalam iklan
yang muncul untuk mewakili suatu produk atau
layanan dengan menyediakan namanya untuk
digunakan dalam iklan.
3) Aktor
Selebriti mengiklankan produk dengan
menggunakan peran atau karakter yang melekat pada
dirinya.
4) Juru bicara (Spokeperson)
Celebrity endorser menjadi perwakilan dari
perusahaan atau merek media sosial dan juga berperan
sebagai juru bicara.4

c. Atribut Celebrity Endorser


Terence Shimp dalam jurnal Ahmad Mujahid
mengatakan bahwa celebrity endorser memiliki lima
atribut khusus yang melekat. Hal ini dijelaskan dengan
menggunakan akronim TEARS, sebagai berikut:
1) Trustworthiness (Kepercayaan)
Selebriti sebagai seorang yang menjadi
penyampaian pesan dalam iklan harus bisa
meyakinkan audien terhadap produk tersebut.
Penilaian kepercayaan tergantung pada tanggapan
audiens. Jika audiens beranggapan bahwa selebriti
tersebut hanya mengiklankan untuk keuntungan
pribadi, maka selebriti tersebut akan menjadi kurang
meyakinkan dibandingkan dengan selebriti yang
mengiklankan secara objektif

4
Rusthamrin Haris Akuba, “Presiden Buatan Manusia,” accessed
March 9, 2022,
https://books.google.co.id/books?id=qISYDwAAQBAJ&pg=PA46&dq=peran+ce
lebrity+endorser&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiX0YKtz531AhU1iOYKHbQWB
aYQ6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=peran celebrity endorser&f=true.
12
2) Expertise (Keahlian)
Selebriti pendukung iklan harus memiliki keahlian
pada bidang promosi. Karena keahlian tersebut juga
akan lebih mudah untuk menarik perhatian pembeli.
3) Attractiveness (Daya Tarik)
Ketika selebriti yang dipilih memiliki daya Tarik
yang menarik dimata konsumen maka akan
menimbulkan perasaan senang ketika melihat selebriti
tersebut mengiklankan produknya.
4) Respect (menghargai)
Selebriti yang memiliki kemampuan akting dan
kepribadian yang baik cenderung akan lebih dihargai
oleh konsumen.
5) Similarity (Kesamaan)
Menunjukkan seberapa banyak kesamaan yang
dimiliki celebrity endorser dengan konsumen, seperti
usia dan jenis kelamin.5

d. Kajian Islam tentang Celebrity Endorser


Endorsement dalam islam adalah pemasaran
dengan menggunakan tokoh baik itu seorang artis, model
dan lain sebagainya untuk mengiklankan atau
memasarkan produk dengan berdasarkan ketentuan
hukum syariah. Endorsement merupakan bentuk
muamalah dalam islam yang diperbolehkan dengan
syarat harus sesuai dengan etika dalam bermuamalah.
Dalam kaidah fikih dijelaskan, bahwa:
‫اْل ََب َحةُ إياَّل أَ أن يَ ُد ال َدليأي ٌل َعلَى َأَت يرأْيييه‬
‫َصل يِف الأم َع َاملَ ية أي‬
ُ ‫اَ أْل أ ُ أ‬
Artinya: “Pada dasarnya semua bentuk mu’amalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”.

Imam Ghazali menjelaskan bahwa dalam


melakukan endorsement harus sesuai dengan etika
bermuamalah, diantaranya:

5
Mujahid, “Labelisasi Halal, Harga, dan Celebrity Endorser Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Produk Wardah.”
13
1) Dalam melakukan endorsement harus berpegang
teguh pada unsur keadilan, kemoralitasan, dan tidak
terdapat unsur kedzaliman didalamnya.
2) Adanya informasi yang jelas dan terbuka antara
celebrity endorser dengan konsumen agar
menghindari dari adanya perilaku kecurangan atau
tidak jujur.
3) Endorsement tidak hanya mencari keuntungan di
dunia, karena keuntungan yang nyata adalah di
akhirat.
4) Menghindari dari transaksi-transaksi yang samar
(syubhat).
Selain itu, Endorsement islam juga
memiliki karakteristik yang dapat dijadikan acuan bagi
seorang endorser, diantaranya:
1) Ketuhanan
Ketuhanan menjadi salah satu karakteristik dalam
endorsement islam. Ketuhanan merupakan hukum
yang sangat adil dan sempurna. Endorser muslim
menyakini bahwa Allah SWT selalu mengawasi setiap
aktivitas yang dilakukan hambanya dan akan diminta
pertanggungjawaban kelak dihari akhir. Sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Zalzalah 7-8:6
َ ‫) َوَم أن يا أع َم أل يمثأ َق‬٧(‫ال َذ ارٍة َخأي ًراياَرهُۥ‬
ٍ‫ال َذ ارة‬ َ ‫فَ َم أن يا أع َم أل يمثأ َق‬
)٨(‫َشًّرا ياَرهُۥ‬
Artinya: “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan
seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya”.
Seorang endorser muslim harus berhati-hati
dalam melakukan aktivitas promosi produk atau jasa
yang akan ia lakukan. Endorser muslim harus
mematuhi perintah Allah dan menjauhi segala
larangannya, seperti memberikan review produk
kepada konsumen secara tidak jujur, melakukan

6
Kementrian Agama RI, Al-Zalzalah 7-8, Al-Quran Dan Terjemah, ed.
sygm (bandung, 2014).
14
penipuan, megambil sesuatu yang bukan haknya dan
lain sebagainya.
2) Akhlak
Seorang endorser muslim harus memilik akhlak
(tingkah laku) yang baik secara moral maupun etika.
Dengan memiliki akhlak yang baik Allah akan
memberikan rezeki yang cukup atas kemuliaan moral
dan etika yang dimiliki. Namun jika seorang endorser
memiliki akhlak yang kurang baik bisa membawa
bisnis tersebut dalam kerugian perusahaan.
3) Realistis
Sebagai seorang endorser muslim tidak harus
dituntut untuk berpenampilan ala bangsa Arab.
Seorang endorser muslim harus berpenampilan rapi,
bersih, wangi, tidak kaku, mudah bergaul dan
fleksibel. Fleksibelitas yang dimaksud adalah realistis
dan mengikuti perkembangan zaman namun tidak
melanggar aturan syariah. Dalam hal inilah,
endorsement islam harus menempatkan dirinya
ditengah-tengah realitas kecurangan dan penipuan
dalam dunia bisnis yang terjadi diera sekarang ini.
Endorsement Islam harus istiqomah dan berpegang
teguh terhadap ajaran islam.
4) Humanistis
Dalam syariah islam humanistis diciptakan untuk
menjaga dan mengangkat derajat manusia. Dengan
adanya sikap humanistis dapat mengontrol manusia
untuk tidak melakukan keserakahan dan tidak
membenarkan segala cara untuk memaksimalkan
keuntungan dalam bisnis.7
e. Indikator Celebrity Endorser
Indikator celebrity endorser dalam penelitian ini
yaitu:8
1) Kepercayaan
2) Keahlian

7
Mahmudi, “Endorsement dalam Perspektif Islam” (tesis, UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2018). 42.
8
Fitri Ramadhani, “Pengaruh Labelisasi Halal, Harga, dan Celebrity
Endorser terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah ( Studi Mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar ),” Jurnal
Manajemen dan Organisasi 2, no. 1 (2019): 1–106.
15
3) Daya tarik
4) Menghargai
5) Kesamaan

2. Product Quality (Kualitas Produk)


a. Pengertian Product Quality
Kotler & Amstrong, menjelaskan bahwa product
merupakan sesuatu yang diperjualbelikan di pasar dengan
tujuan memperoleh ketertarikan konsumen untuk dibeli,
dikonsumsi dan digunakan.9 Sedangkan quality
merupakan keadaan sebuah barang berdasarakan evaluasi
atas kesesuaiannya dengan kriteria yang sudah
ditetapkan.10 Prawirosentono mendefinisikan bahwa
product quality meliputi kondisi, peranan, dan sifat yang
terdapat dalam produk sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen tergantung dari jumlah biaya yang
dibelanjakan.
Menurut Goetdch & Davis “Kualitas produk
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan barang, jasa, manusia, produk, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan”. Maka
disimpulkan bahwa product quality merupakan
pengetahuan bahwa produk yang ditawarkan oleh
pemasar memiliki harga lebih tinggi daripada produk
pesaing lainnya.11
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Product Quality
1) Fungsi
Produk yang dihasilkan harus memiliki fungsi
tentang kegunaan produk tersebut.
2) Wujud luar
Konsumen dalam memilih suatu produk untuk
pertama kali biasanya melihat dari wujud luar produk

9
Supriyadi, Wahyu Wiyani, dan Ginanjar Indra Kusuma Nugraha,
“Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian,”
Jurnal Bisnis Dan Manajemen 4, no. 1 (January 1, 2017): 74–85,
https://doi.org/10.26905/jbm.v4i1.1714.
10
Revita Ela, Frimayasa, dan Kurniawan, “Pengaruh Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung.”
11
Supriyadi, Wiyani, dan Nugraha, “Pengaruh Kualitas Produk dan
Brand Image terhadap Keputusan Pembelian.”
16
tersebut, seperti bentuk, warna, pembungkus dan
sebagainya
3) Biaya produk
Biaya produk menentukan kualitas produk.
Secara umum, produk yang memiliki biaya tinggi
produk tersebut juga berkualitas yang tinggi.12
c. Dimensi Product Quality
Menurut Kotler dan Amstrong, product quality
memiliki delapan dimensi:
1) Kinerja
Kinerja adalah fitur unik yang dikenali
konsumen sebagai milik produk yang mereka beli.
Misalnya, kemasan yang unik akan menarik perhatian
konsumen.
2) Keistimewaan
Keistimewaan merupakan kekhasan atau
karakteristik-karakteristik tambahan yang melengkapi
manfaar dasar. Keistimewaan bersifat pilihan dan
pengembangan bagi produk tersebut.
3) Keandalan
Keandalan merupakan potensi produk untuk
berfungsi secara efektif selama periode waktu tertentu.
4) Kesesuaian
Kesesuaian adalah seberapa baik produk
memenuhi kriteria yang telah dijelaskan.
5) Daya Tahan
Daya tahan merupakan jangka penggunaan
produk. Semakin lama jangka penggunaan akan
menunjukkan produk tersebut berkualitas dibanding
dengan produk yang jangka pemakaiannya cepat.
6) Kemudahan atau Kecepatan
Kemudahan atau kecepatan merupakan
seberapa mudah atau cepat suatu produk diperbaiki
ketika mengalami kerusakan.
7) Estetika
Estetika merupakan daya pikat. Misalnya
kemasan produk didesain dengan warna dan model
yang menarik.

12
Revita Ela, Frimayasa, dan Kurniawan, “Pengaruh Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung.”
17
8) Persepsi Terhadap Kualitas
Merupakan perasaan yang dirasakan konsumen
dalam menggunakan atau mengkonsumsi produk
tersebut.13
d. Kajian Islam tentang Product Quality
Kualitas suatu produk akan menjadi faktor
pertimbangan seseorang untuk melakukan pembelian.
Diera sekarang ini, banyaknya persaingin bisnis yang ada
perusahaan dituntut untuk meningkatkan product quality
agar perusahaan tersebut memiliki reputasi yang tinggi
dimata konsumen. Konsep produk menyatakan konsumen
akan puas jika memperoleh produk yang berkualitas
tinggi dan bermutu. Agama islam telah mengajarkan
kepada umatnya untuk mengkonsumsi produk yang
berkualitas, bermanfaat dan mengandung unsur kesucian
didalamnya. Islam melarang untuk mengkonsumsi
produk yang mengandung najis, tidak bernilai dan
menimbulkan kemudaratan.14
Dalam memproduksi suatu produk, perlu adanya
pedoman bagi produsen agar produk yang dihasilkan
sesuai dengan ketentuan prinsip syariah, yaitu:

1) Memproduksi sesuatu yang halal


Sebagai umat muslim memproduksi sesuatu yang
halal merupakan sebuah kewajiban yang harus
dilakukan.15 Sesuai dengan firman Allah SWT Surat
Al-Baqarah 16816 dan 173:17

13
Sherra Adistiana Rizki dan Nina Wija Ratn Utami, “Pengaruh Brand
Image dan Product Quality terhadap Purchasing Decision Produk Lipstik
Wardah” 2 (2019): 40–49.
14
Neneng Fatimah, Sri Kasnelly, and .Abd Hamid, “Pengaruh Harga
dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Liberika Dalam
Perspektif Islam Pada Gerai Umkm Mekar Jaya,” Al-Mizan: Jurnal Ekonomi
Syariah 3, no. Desember (2020): 67–83, http://ejournal.an-
nadwah.ac.id/index.php/almizan/article/view/181%0Ahttp://ejournal.an-
nadwah.ac.id/index.php/almizan/article/download/181/149.
15
Indah Sulistianingsih, “Pengaruh Brand Image, Product Quality, dan
Kelas Sosial terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan BOG di
Kabupaten Pati,” , Institut Agama Islam Negeri Kudus, 2020, 35–38.
16
Kementrian Agama RI, Al-Baqarah 168 dan 173, Al-Quran Dan
Terjemah.
17
Kementrian Agama RI, Al-Baqarah 173.
18
‫ًٓيَيَاا الَاا ُللُاا يَّماا ي ى أاَّلَر ي ح ًل ً ا يَياا و اوََّل تََاايعاا خوًُا ي‬
ُ ‫ُأ‬ ً‫أ َ ب‬ ‫ُ أ‬ َ
‫ي‬ ِۗ
)٨٦٨( ‫ْي‬ ٌ‫الشأاي ًو ين اناهُۥ لَ ُك أم َع ُد ٌّو َماي أ‬
Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan)
yang halal dan baik yang terdapat di bumi
dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan. Sungguh, setan itu musuh
yang nyata bagimu”.

‫اْليأَ يزيأ ير َوَمآ اُيه ال بييه‬ ‫ي‬


‫ام َو ََلأ َم أ‬ َ َ‫ااَّن‬
َ ‫احارَم َعلَأي ُك ُم الأ َمأي ََةَ َوالد‬
ِۗ ‫اضوُار َغأي َر ََب ٍغ اوََّل َع ٍاد فَ َ آ اي أْثَ َعلَأي يه‬ ‫اّلل ۚ فَ َم ين أ‬ ‫ليغ يْي ً ي‬
‫َأ ب‬
)٨٧١( ‫اّللَ َغ ُف أاٌر اريحأي ٌم‬ ‫ي‬
‫ا ان ًب‬
Artinya: “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan
atasmu bangkai, darah, daging babi, dan
(daging) hewan yang disembelih dengan
(menyebut nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan
karena menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang”.

Berdasarkan surat diatas, Allah berfirman kepada


kita agar mengkonsumsi sesuatu yang halal. Halal
yang dimaksud tidak hanya halal secara dzatnya
namun juga cara memperolehnya, dan cara
mengolahnya.

2) Mencegah kerusakan di Bumi


Menggunakan sumber daya alam untuk
kepentingan perusahaan jika dilakukan secara
berlebihan maka semakin lama bumi akan mengalami
kerusakan. Allah SWT melarang hambanya melaukan

19
kerusakan pada Bumi.18 Allah berfirman dalam QS
Ar-Rum 41 berikut ini:19
‫ت اَيأ يدى الَاا ي لييُ يذيأ َق ُا أم‬ ‫ي‬
‫اد ي ى الأاَ بير َوالأاَ أح ير ِبَا َل َساَ أ‬ُ ‫ظَ َاَر الأ َف َس‬
)١٨( ‫ض الا يذ أي َع يملُ أاا لَ َعلا ُا أم يَ أريج ُع أا َن‬َ ‫بَ أع‬
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Surat diatas menjelaskan kerusakan yang ada di


bumi baik di darat maupun laut sepenuhnya adalah
perbuatan manusia di yang tidak bertanggung jawab.
Ayat tersebut juga menyeru manusia untuk kembali
pada jalan yang lurus dengan tidak merusak alam.
Kerusakan alam yang dilakukan manusia berakibat
munculnya berbagai bencana yang ada di Bumi,
seperti banjir, gunung meletus, dan kekeringan.

3) Memenuhi kebutuhan
Kebutuhan merupakan suatu keinginan yang ada
dalam diri manusia yang harus dipenuhi. Dalam
perspektif Islam, kebutuhan yang dipenuhi harus
memiliki manfaat didunia maupun akhirat. Menurut
Imam As-Syatibi, kebutuhan memiliki tiga jenis,
yaitu:
(a) Kebutuhan dharuriyyah (primer)
Kebutuhan dharuriyyah merupakan
kebutuhan utama yang harus terpenuhi. Jika tidak
maka keselamatan manusia akan terancam.
Kebutuhan utama tersebut berupa perlindungan
agama, jiwa, akal, keturunan, serta harta.
(b) Kebutuhan hajiyyah (sekunder)
Kebutuhan hajiyyah merupakan pelengkap
dari kebutuhan dharuriyyah. Kebutuhan hajiyyah

18
Sulistianingsih, “Pengaruh Brand Image, Product Quality, dan Kelas
Sosial terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan BOG di Kabupaten
Pati.”
19
Kementrian Agama RI, Ar- Rum 41, Al-Quran Dan Terjemah.
20
dibutuhkan manusia untuk mempermudah
kehidupan manusia. Jika kebutuhan ini tidak ada
tidak akan terancam keselamatan manusia, namun
manusia tersebut akan mengalami kesulitan.
Seperti kebutuhan membeli Hp. Karena Hp diera
sekarang ini sangat membantu seseorang dalam
melakukan aktivitas.
(c) Kebutuhan tahsiniyyah (tersier)
Kebutuhan tahsiniyyah dipenuhi agar
meningkatkan kualitas hidup seseorang, seperti
kebutuhan membeli Hp yang bermerek dan
trendy.20

4) Mewujudkan kemandirian umat


Proses produksi dalam perusahaan merupakan
salah satu wujud dari kemandirian umat. Karena hal
tersebut dapat mewujudkan umat menjadi lebih
produktif, kewirausahaan, dan menjadi individu yang
lebih unggul dan memiliki daya saing.

5) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia


Meningkatkan kualitas SDM berdasarkan
perspektif Islam adalah membentuk individu menjadi
umat yang mulia, hanya menyembah kepada Allah
yang memberi kebaikan di dunia, dan taat kepada
perintah Allah SWT.21
Sebagai umat muslim harus selalu berhati-hati
ketika akan membeli atau mengkonsumsi suatu
produk. Kehalalan, kualitas dan manfaat adalah unsur
penting yang perlu diperhatikan konsumen muslim
ketika membeli suatu produk.

20
Fatin Dianana, “Konsep Kebutuhan dalam Islam,” accessed March
19, 2022,
https://www.kompasiana.com/dinana/5bc0266fbde5751ad133c035/konsep-
kebutuhan-dalam-islam.
21
Sulistianingsih, “Pengaruh Brand Image, Product Quality, dan Kelas
Sosial terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan BOG di Kabupaten
Pati.”
21
e. Indikator Product Quality
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan
untuk product quality terdiri dari 3 dimensi, diantaranya
sebagai berikut:22
1) Kinerja
2) Keandalan
3) Kesesuaian

3. Price Discount
a. Pengertian Price Discount
Price discount adalah salah satu bentuk strategi
pemasaran dalam bisnis. Price discount merupakan
potongan harga dari harga normal dalam waktu tertentu.23
Menurut Kotler dan Keller, price discount merupakan
penghematan harga normal yang ditawarkan pada
konsumen, yang terterat pada kemasan atau label produk
tersebut.24
Sedangkan menurut Tjiptono, price discount
adalah diskon untuk pembeli sebagai hadiah untuk
aktivitas tertentu.25 Jadi dapat disimpukan bahwa
potongan harga adalah diskon dalam produk yang
diberikan penjual kepada pembeli untuk mendorong
konsumen melakukan pembelian.26

22
Sembiring, “Pengaruh Kualitas Produk dan Celebrity Endorser
terhadap Keputusan Pembelian Bedak Wardah di Counter Wardah Plaza Medan
Fair.”
23
Ita Rahmawati, Lailatus Sa’adah, dan Nur Amalia, “Faktor Diskon,
Bonus Pack dan In Store Display Serta Pengaruhnya Terhadap Pembelian
Impulsif,” accessed March 10, 2022,
https://books.google.co.id/books?id=qRY7EAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq
=pengaruh+potongan+harga&hl=jv&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengaru
h potongan harga&f=true.
24
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
25
Refita Alce, “Pengaruh Potongan Harga , Iklan , dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian di Shopee” 2 (2021): 81–93,
https://doi.org/10.46821/benchmark.v2i1. 224.
26
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
22
b. Jenis Price Discount
1) Diskon kuantitas
Yaitu potongan harga untuk pembeli karena
melakukan pembelian dalam jumlah banyak. Ada dua
jenis diskon kuantitas yaitu kumulatif (selama periode
waktu tertentu) dan non-kumulatif (pembelian satu
kali).
2) Diskon musiman
Yaitu diskon yang diberikan kepada konsumen
ketika ada event tertentu.
3) Diskon cash
Yaitu diskon yang diberikan kepada konsumen
dalam jangka waktu pembayaran tertentu. Diskon
cash diadakan agar pembeli melakukan pembayaran
diawal dari waktu yang telah ditentukan.
4) Potongan fungsional
Yaitu diskon yang diberikan kepada konsumen
yang berpartisipasi dalam distribusi atau pemasaran
produk yang mereka jual.27

c. Kajian Islam tentang Price Discount


Price discount yang diberikan kepada konsumen
memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Agar konsumen membeli produk tersebut dalam
jumlah banyak.
2) Menjadi pusat perhatian. Sehingga konsumen akan
menjadikan penjual tersebut sebagai langganan.
3) Price discount menjadi tingkat kepuasan konsumen.
Sehingga dapat mendorong terjadinya pembelian.
4) Mendorong konsumen agar membayar produk lebih
awal.
Sedangkan menurut Djasmin Saladinada dalam
jurnalnya Afibatus mengatakan bahwa alasan perusahaan
melakukan price discount adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan kapasitas.
2) Ketatnya persaingan.
3) Mengunggulkan pangsa pasar.

27
Ita Rahmawati, Lailatus Sa’adah, “Faktor Diskon, Bonus Pack, dan In
Store Display serta Pengaruhnya terhadap Pembelian Impulsif.”
23
Price discount dalam ahli fqih dikenal dengan al-
naqis min al- tsaman yang artinya potongan harga.
Sistem price discount diperbolehkan selama tidak
melanggar ajaran Islam seperti melakukan penipuan
kepada konsumen, memperdayai konsumen untuk
bersikap boros, mendatangkan kemadharatan.28 Allah
SWT menjelaskan dalam surat Al-Furqon 67:29
‫والا يذين ايذَآ اَنأ َف ُقاا ََل يس يرفُاا وََل ي أقَ روا وَلا َن ب ي‬
َ ‫ْي ًذل‬
)٦٧( ‫ك قَ َا ًاما‬ َ ‫أ أ ُ أ أ َ أ َ ُُأ َ َ أ‬ َ‫َ أ‬
Artinya: “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang
Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, diantara keduanya secara
wajar.”

Ayat diatas menjelaskan mengenai larangan


bersikap berlebihan (boros) dalam membelanjakan harta
yang dimiliki. Allah memerintahkan untuk
membelanjakan harta secara wajar karena kelak manusia
akan mempertanggungjawabkan hartanya di akhirat.30
Maka dari itu, sistem price discount harus dipisahkan
faktor yang mengharamkannya, yaitu:
a) Haram dzatnya
Pemberian potongan harga pada barang yang
telah dilarang oleh agama jelas tidak boleh untuk
dilakukan seperti, memberikan potongan harga pada
saat membeli khamr, dan makanan atau minuman
haeram lainnya.
b) Haram selain dzatnya
Penjual memberikan potongan harga karena
terdapat sesuatu yang tidak diketahui oleh pembeli
pada produk tersebut. Penjual merahasiakan kualitas

28
Afibatus Afida dan M. Taufiq Zamzami, “Perspektif Hukum Islam
Terhadap Praktik Jual Beli Menggunakan Potongan Harga (Diskon) Dengan
Berjangka Waktu Di Pusat Perbelanjaan Ramayana Kota Salatiga,” J-HES: Jurnal
Hukum Ekonomi Syariah 04, no. 2 (2020): 96–111.
29
Kementrian Agama RI, Al-Furqon 67, Al-Quran dan Terjemah.
30
Taufiqur Rahman, “Buku Ajar Fiqih Muamalah Kontemporer,”
accessed March 10, 2022,
https://books.google.co.id/books?id=inU8EAAAQBAJ&pg=PA45&dq=pengaruh
+potongan+harga&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwi9_O_s0Z71AhWYzTgGHagA
BeIQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=pengaruh potongan harga&f=true.
24
maupun kuantitas produk tersebut. Dalam islam hal
tersebut dilarang oleh Allah SWT karena di ajaran
islam semua transaksi harus jelas, suka sama suka,
dan sama-sama mengetahui informasi yang sama.
Price discount (potongan harga) merupakan sistem
yang banyak digunakan oleh pemasar karena dianggap
dapat meningkatkan penjualan sehingga meningkatkan
keuntungan perusahaan. Namun dalam hal pemberian
potongan harga juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
syariah dalam ajaran islam.31

d. Indikator Price Discount


Indikator price discount meliputi:32
1) Memicu konsumen melakukan pembelian dalam
jumlah banyak
2) Mengantisipasi promosi pesaing
3) Hemat

4. Consumer Behaviour Theory (Teori Perilaku Konsumen)


a. Pengertian Consumer Behaviour Theory
Theory consumer behaviour adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana kebiasaan konsumen
diproses. Menurut Engel consumer behaviour merupakan
tindakan yang terkait langsung dengan perolehan, dan
penjualan produk atau layanan. Termasuk proses
pengambilan keputusan sebelum dan sesudah tindakan
ini. Mowen & Minor menjelaskan bahwa consumer
behavior adalah sebuah studi tentang proses
pengambilam keputusan pembelian. Termasuk
penerimaan, pembelian, penggunaan, dan pengambilan
keputusan barang, layananan, dan ide.
Schiffman & Kanuk menguraikan consumer
behavior sebagai “perilaku yang diperlihatkan konsumen
untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuasakan kebutuhan mereka.”

31
Afida dan Zamzami, “Perspektif Hukum Islam terhadap Praktik Jual
Beli Menggunakan Potongan Harga (Diskon) dengan Berjangka Waktu di Pusat
Perbelanjaan Ramayana Kota Salatiga.”
32
Dewi Lestari, “Pengaruh Price Discount dan Brand Awreness
terhadap Keputusan Pembelian Impulse Buying” 3 (2019): 1–9.
25
Menurut beberapa pendapat diatas, maka disimpulkan
theory consumer behaviour adalah kegiatan yang
dilakukan pembeli untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan yang terkait dengan penggunaan, konsumsi,
dan pengeluaran barang atau layanan, termasuk proses
keputusan yang sebelum atau sesudah.
b. Pentingnya Mempelajari Teori Perilaku Konsumen
Perusahaan akan berhasil menguasai pasar jika
perusahaan tersebut terlebih dahulu mempelajari atau
memprediksi perilaku konsumen. Dengan adanya
prediksi terkait perilaku konsumen, perusahaan bisa
menggunakan iklan untuk memasarkan produk agar dapat
mempengaruhi minat konsumen pada produk mereka.
Perusahaan dapat mengevaluasi selera konsumen dan
menghasilakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Banyak perusahaan tidak dapat memprediksi
perilaku konsumen dan mendominasi pasar sehingga
terjadi kegagalan.
Dengan adanya mempelajari perilaku konsumen,
bisnis akan mengetahui mengapa konsumen ingin
melakukan pembelian, siapa yang telah mempengaruhi,
kapan akan membeli dan jenis serta model apa yang
mereka beli. Penjelasan pada prediksi tersebut sangat
penting diketahui agar perancang pasar memasarkan
produknya sesuai keinginan maupun kebutuhan pembeli.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen
1) Faktor psikologis
Faktor psikologis meliputi sikap, kepribadian,
pembelajaran, persepsi, serta motivasi. Sikap
merupakan kecondongan yang dipelajari untuk
menerapkan suatu tawaran produk dalam keadaan
tertentu. Kepribadian adalah contoh seseorang yang
muncul berdasarkan lingkungan. Belajar
mempengaruhi perubahan. Dikatakan bahwa ketika
ada perubahan jika seseorang belajar untuk menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Individu akan mengalami
proses pembelajaran setelah memperoleh pengalaman
dari diri sendiri maupun orang lain. Setelah
mengkonsumsi konsumen akan merasakan puas atau
tidak puas. Jika puas konsumen kemungkinan akan
26
melakukan pembelian ulang. Namun sebaliknya jika
konsumen tidak merasa puas maka akan merasa
kecewa.
2) Faktor situasional
Faktor situasional meliputi sarana dan prasarana,
waktu, dan kondisi saat melakukan pembelian. Sarana
dan prasarana contohnya seperti parkir, gedung,
tempat ibadah, AC, dan lain sebagainya. Waktu dalam
berbelanja bisa dilakukan saat pagi, siang, sore,
maupun malam. Kondisi konsumen seperti saat
senang, bahagia, dan sedih.
3) Faktor sosial
Faktor sosial meliputi peraturan perudangan,
keluarga, kelompok referensi, kelas sosial, dan
budaya. Konsumen melakukan pembelian biasanya
akan mempertimbangkan kejelasan produk tersebut
dalam peraturan perundang-undangan. Keluarga dapat
mempengaruhi seseorang dalam memutuskan
pembelian. Keluarga terdiri dari bapak, ibu, kakek,
nenek, kakak, dan adik. Kelompok referensi
contohnya seperti kelompok pengajian, boyband, tim
sepak bola, dan lain sebagainya. Kelas sosial dalam
masyarakat terdiri dari kelas atas, menengah, dan
bawah. Budaya memiliki kebudayaan yang berbeda.
Seperti suku jawa, batak, dan sunda,33
d. Kajian Islam tentang Perilaku Konsumen
Dalam Islam perilaku konsumen erat
hubungannya dengan keimanan. Tolak ukur keimanan
seseorang dapat dilihat dari berbagai hal salah satunya
dalam hal konsumsi.34 Jika iman seseorang semakin
tinggi maka semakin berhati-hati pula dalam hal
pengonsumsian makanan, minuman, produk, dan
layanan. Sebagai umat muslim yang beriman dalam

33
Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai:
Himpunan Jurnal Penelitian.
34
Suharyono, “Perilaku Konsumen dalam Persektif Ekonomi Islam,”
Al-Intaj 4, no. 2 (2018): 6, http://ieeeauthorcenter.ieee.org/wp-
content/uploads/IEEE-Reference-
Guide.pdf%0Ahttp://wwwlib.murdoch.edu.au/find/citation/ieee.html%0Ahttps://d
oi.org/10.1016/j.cie.2019.07.022%0Ahttps://github.com/ethereum/wiki/wiki/Whit
e-Paper%0Ahttps://tore.tuhh.de/hand.
27
mengkonsumsi produk atau jasa harus sesuai dengan
prinsip syariah.
Agama Islam mengatur segala sesuatu dalam
memenuhi kebutuhan termasuk juga perilaku konsumen.
Perilaku konsumen yang Islami selalu berpegang teguh
pada norma dan etika yang dilandasi Al-Quran dan
Hadits.35 Hal tersebut diatur pada QS Al-Maidah 87-88:36
‫ي‬ ‫ي‬
‫ًٓيَيَ َاا الاذيأ َن اً َمَُ أاا ََّل َُتَبيرُم أاا يَيبًات َمآ اَ َح ال ًب‬
ِۗ ‫اّللُ لَ ُك أم َوََّل تَ أعََ ُد أوا‬
‫اّللُ َح ًل ً ا يَيباًا و‬ ‫ي‬ ‫ي‬ َ ‫اّللَ ََّل ُيُي‬ ‫ي‬
‫) َوُللُ أاا َّماا َرَزقَ ُك ُم ًب‬٨٧( ‫ب الأ ُم أعََديأ َن‬ ‫ا ان ًب‬
)٨٨( ‫اّللَ الا يذ أٓي اَنأَُ أم بيهَٖ ُم أؤيمَُ أا َن‬ ‫اواتا ُقاا ًب‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
kamu mengharamkan apa yang baik yang telah
dihalalkan Allah kepadamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampui batas.
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan
Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan
baik dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya”.

Berdasarkan ayat diatas, surat Al-Maidah


memerintahkan hambanya untuk mengkonsumsi segala
sesuatu yang halal dan bermanfaat serta melarang untuk
bertindak boros terhadap suatu hal yang tidak memiliki
manfaat dan kepentingan. Karena sesungguhnya Allah
SWT menyukai umatnya yang sederhana (tidak
berlebihan). Agama Islam telah menganjurkan untuk
bersikap secara wajar dalam hal konsumsi dan tidak
mementingkan kesenangan semata.37

Teori perilaku konsumen islami mencakup


beberapa konsep, diantaranya:

35
Suharyono, “Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam.”
36
Kementrian Agama RI, Al-Maida 87-88, Al-Quran dan Terjemah.
37
Suharyono, “Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam.”.”
28
1) Konsep keberkahan
Dalam mengkonsumsi suatu produk umat Islam
harus mempertimbangkan seberapa berkah barang
yang akan dikonsumsi. Karena keberkahan dalam
konsumsi, nantinya akan membawa kesejahteraan
dalam hidup manusia.38 Hikmah dari keberkahan
dijanjikan Allah pada potongan QS Al-A'raf 96:39
‫ت يبم َن‬
ٍ ‫ولَا اَ ان اَهل الأ ُقًٓرى اًمَُاا واتا َقاا لََفََحََا علَي يام ب رًل‬
ََ ‫َ أ َ أ أ َ أ أ‬ َ‫َأ ۤ أ‬
‫ال اس َما يء َو أاَّلَأر ي‬
Artinya: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman
dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi”.

Berdasarkan potongan ayat diatas, Allah akan


memberikan hikmah keberkahan dari ketakwaan
hambanya yang melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Allah akan memberkati
hambanya dengan membukakan pintu kebaikan
dilangit dan dibumi berupa hujan, tumbuh-tumbuhan,
buah-buahan, ternak, rezeki yang cukup, terhindaar
dari bencana alam, serta kesejahteraan lahir dan
batin.40
2) Konsep sosial
Perilaku konsumsen muslim kedudukannya
diposisikan sebagai makhluk sosial yaitu saling
menghargai dan menghormati kepada sesama. Hal
tersebut menjadikan islam sebagai agama yang adil
dan terhindar dari ketimpangan sosial serta

38
Anggreini, “Perilaku Konsumen Islami dalam Penggunaan Uang
Elektronik.”
39
Kementrian Agama RI, Surat Al-A'raf 96, Al-Quran dan Terjemah.
40
Anggreini, “Perilaku Konsumen Islami dalam Penggunaan Uang
Elektronik.”
29
diskriminasi sosial.41 Allah berfirman QS An-
Nisa’:29:42
‫اي يل اياَّلٓ اَ أن‬
‫ًٓيَيَاا الا يذين اًمَُاا ََّل ََتأ ُللُٓاا اَماالَ ُكم ب ي ََ ُكم يَبلأا ي‬
َ ‫أ أ َ أ َأ أ‬ ‫َ أَ َ أ‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫تَ ُك أا َن ِتَ َارًة َع أن تَ َرا ٍ بمأَ ُك أم ِۗ َوََّل تَ أقَُلُأٓاا اَنأ ُف َس ُك أم ِۗ ا ان ًب‬
‫اّللَ َلا َن‬
)٩٢( ‫بي ُك أم َريحأي ًما‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.”

Ayat diatas menjelaskan agama islam dalam hal


konsumsi tidak mempersulit jalan hidup seseorang.
Agama islam memerintahkan agar melakukan
perdagangan atas dasar suka sama suka. Islam juga
mengajarkan untuk menghitung hasil pendapatan
secara cermat. Jika seseorang memperoleh pendapatan
tetapi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan diri
dan keluarganya saja, maka tidak perlu berkewajiban
mengeluarkan konsumsi sosial. Namun jika seseorang
tersebut memperoleh pendapatan lebih untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya maka hukumnya
wajib mengeluarkan konsumsi sosial.43
3) Konsep kemanfaatan (maslahah)
Perilaku konsumen Islam lebih mementingkan
manfaat yang akan didapatkan. Hal ini berbeda
dengan konsep perilaku konsumen konvensional yang

41
Izza Nafkhotil Ahna, “Pengaruh Customer Perception, Price
Discount, dan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian di Minimarket
Kudus (Studi Kasus pada Indomaret Cabang Undaan),”Institut Agama Islam
Negeri Kudus, 2020, 15–16.
42
Kementrian Agama RI, Surat An-Nisa' ayat 29, Al-Quran Dan
Terjemah.
43
Ahna, “Pengaruh Customer Perception, Price Discount, dan Store
Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian di Minimarket Kudus (Studi Kasus
pada Indomaret Cabang Undaan).”
30
lebih mementingkan kepuasan. Dalam mengkonsumsi
suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya, umat
Islam harus memperhatikan manfaat (maslahah) yang
akan diperoleh. Kemanfaatan akan menumbuhkan
sikap berhati-hati, cermat, dan tidak berlebih-lebihan
dalam mengkonsumsi suatu produk.
Konsep manfaat (maslahah) menurut Imam Al-
Ghazali meliputi 5 tujuan dasar, yaitu:44
a) Agama
b) Hidup atau jiwa
c) Keturunan
d) Harta
e) Akal
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa dalam mengkonsumsi suatu produk tidak
hanya memperhatikan mahal atau tidaknya produk
tersebut dan kepuasan yang didapatkan. Namun
konsep kemanfaatan juga penting untuk diperhatikan
untuk memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.

5. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Amstrong, keputusan pembelian
adalah proses konsumen benar-benar akan melakukan
pembelian. Dalam proses pembelian, konsumen dapat
sesuka hati memilih produk, jumlah pembelian, kapan,
bagaimana dan dimana produk tersebut akan dibeli.45
Mowen dan Minor dalam jurnal Tengku Putri Lindung
Bulan menjelaskan bahwa keputusan pembelian
merupakan individu yang melakukan langkah-langkah
tertentu saat membeli produk yang diinginkan atau
dibutuhkan. Menurut beberapa pengertian diatas bisa
disimpulkan bahwa keputusan adalah pemilihan alternatif
untuk memecahkan masalah. Sedangkan pembelian
adalah tindakan untuk membeli suatu produk.

44
Anggreini, “Perilaku Konsumen Islami dalam Penggunaan Uang
Elektronik.”
45
Indri Afriliantini, Abdul Salam, and Abdurrahman, “Pengaruh Label
Halal dan Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada
Pelanggan Kosmetik Wardah di Kota Sumbawa),” Jurnal Manajemen dan Bisnis
2, no. 1 (July 28, 2019), https://doi.org/10.37673/jmb.v2i1.300.
31
Setiap produk terlibat dalam proses keputusan
pembelian yang sama sampai tingkat yang berbeda-beda.
Menurut Boone & Kurtz tingkat keterlibatan dibagi
menjadi dua tingkat yaitu keterlibatan tingkat atas dan
bawah. Produk dengan keterlibatan tingkat atas misalnya
seperti membeli rumah, mobil, apartemen dan lain
sebagainya. Sedangkan produk dengan keterlibatan
tingkat bawah adalah produk yang dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan dalam sehari-hari, seperti membeli
permen dan makanan ringan.46
b. Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembelian konsumen akan
melalui lima tahap diantaranya:
Gambar 2.1
Tahap Proses Keputusan Pembelian

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Pasca Pembelian

Gambar 2.1 menjelaskan tahap proses keputusan


pembelian yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Tahap pengenalan masalah
Tahap konsumen mulai menyadari kebutuhan
atau keinginan yang belum terpenuhi. Tahap ini
adalah awal dari proses keputusan pembelian, apabila
individu menyadari kebutuhan yang belum terpenuhi
maka konsumen akan segera memenuhi kebutuhan
tersebut.

46
Tengku Putri Lindung Bulan, Khairul Fazrin, dan Muhammad Rizal,
“Pengaruh Label Halal dan Bonus dalam Kemasan terhadap Keputusan Pembelian
pada Produk Kinder Joy pada Masyarakat Kota Langsa,” Jurnal Manajemen Dan
Keuangan 6, no. 2 (July 24, 2017): 729–39,
https://doi.org/10.33059/jmk.v6i2.679.
32
2) Tahap pencarian informasi
Tahap konsumen mulai tertarik pada produk yang
diinginkan. Sehingga individu berupaya menggali
informasi tentang produk tersebut melalui beberapa
sumber:
(a) Pribadi, seperti bersumber dari keluarga.
(b) Perdagangan, seperti bersumber dari promosi dan
penjual.
(c) Publik, bersumber dari media sosial atau penilaian
pelanggan.
(d) Pengalaman, bersumber dari merasakan ketika
menggunakan produk tersebut.
3) Tahap evaluasi alternatif
Tahap konsumen mengevaluasi produk yang
mereka butuhkan. Konsumen memiliki cara yang
berbeda untuk mengevaluasi produk menurut diri
mereka sendiri. Konsumen mempersempit pilihan
mereka jika produk tidak memenuhi kriteria. Selain
itu, konsumen memilih produk yang memenuhi
kriteria.
4) Tahap keputusan pembelian
Tahap konsumen benar-benar akan membeli
produk yang diinginkan dan dibutuhkan.
5) Tahap pasca pembelian
Tahap ketika konsumen telah membeli. Sesudah
membeli produk pembeli akan merasakan puas
maupun tidak. Pembeli akan merasa puas jika produk
tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Namun jika
produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan maka
pembeli akan merasa kecewa dan tidak puas.47
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian
1) Faktor psikologi
Faktor psikologi terdiri terdiri atas:
(a) Motivasi
Dorongan yang tumbuh akibat adanya
kebutuhan konsumen.

47
Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai:
Himpunan Jurnal Penelitian.
33
(b) Persepsi
Proses individu dalam memperoleh,
mengorganisasikan, dan menangkap informasi.
Individu biasanya memiliki pemahaman yang
berbeda dengan individu lain terhadap informasi
yang sama. Persepsi individu mengenai informasi
tergantungn pada pengalaman, pengetahuan,
perhatian, minat, pendidikan dan sebagainya.
(c) Pembelajaran
Upaya yang dilakukan seseorang secara sadar.
Pembelajaran terjadi karena konsumen berusaha
untuk membeli berbagai macam produk sampai
mereka menemukan pilihan yang tepat.
(d) Sikap
Perilaku yang ada dalam diri individu
dipengaruhi oleh kejadian dan pengalaman. Sulit
untuk mengubah sikap karena sikap orang
membentuk pola yang konsisten, dan penyesuaian
perlu dilakukan untuk mengubah sikap.
(e) Kepribadian
Perilaku seseorang ketika menimpali
dorongan yang datang disekitarnya.
2) Faktor situasional
Terdiri dari sarana dan prasarana, waktu,
penggunan, serta kondisi saat melakukan pembelian.
Sarana dan prasarana misalnya parkir, toko,
pencahayaan, dan pendingin. Waktu belanja setiap
orang berbeda karena kesibukan yang dilakukan,
belanja bisa dilakukan saat pagi, siang, sore maupun
malam. Kondisi pembeli bisa disaat merasakan
senang, sedih, dan sakit.
3) Pengaruh faktor sosial
(a) Peraturan perundang-undangan
Pembeli saat akan melakukan pembelian
produk biasanya memastikan apakah produk
tersebut boleh diperjualbelikan berdasarkan
peraturan undang-undang.
(b) Keluarga
Keluarga memiliki pengaruh yang besar
dalam keputusan pembelian. Karena keluarga
biasanya lebih dekat antar satu sama lain.
34
(c) Kelompok referensi
Setiap orang akan bergabung kedalam
kelompok-kelompok dengan alasan tertentu,
misalnya ada kesamaan hobi, profesi, pendidikan,
agama dan budaya. Kelompok akan mempengaruhi
perilaku anggotanya termasuk pengambilan
keputusan.
(d) Kelas sosial
Fator yang mempengaruhi kelas sosial
diantaranya: pekerjaan, interaksi sosial, performa,
dan lain sebagainya.
(e) Budaya
Budaya dapat mempengaruhi keputusan
pembelian berdasarkan adat dan kebiasaan
masyarakat setempat. Keragaman budaya
diwilayah akan membentuk perilaku konsumen
yang bermacam-macam.48
d. Kajian Islam tentang Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian seorang konsumen tidak
hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmani
namun juga untuk memenuhi kebutuhan rohani. Dalam
ekonomi Islam, kebutuhan seorang konsumen
berdasarkan pada maslahah. Maslahah yaitu
menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat,
memperhitungkan konsumsi saat ini dan masa depan.
Selain maslahah, kebutuhan dalam ekonomi islam
juga memperhatikan etika dan norma berdasarkan Al-
Quran dan As-sunnah. Yususf Al-Qardhawi seorang
imam Mesir menjelaskan beberapa norma perilaku
konsumen dalam islam sebagai berikut:
1) Membelanjakan harta dalam hal kebaikan
Sebagai umat Islam ketika membelanjakan harta
harus berdasarkan syariat agama Islam.
Membelanjakan harta dalam Islam dibagi menjadi dua
tujuan yaitu: pertama, untuk diri sendiri dan keluarga.
Kedua, untuk kebutuhan dijalan Allah.
2) Tidak melakukan kemubadziran
Dalam agama Islam setiap individu dilarang
untuk berbuat mubadzir dalam membelanjakan harta

48
Sangadji.24-27.
35
untuk sesuatu hal yang tidak memiliki manfaat.
Karena didalam harta yang kita punya sebenarnya ada
hak milik orang lain.49 Allah SWT berfirman pada QS
Al-Isra’26-27:50
‫ْي َوٱبأ َن ٱل اساي ييل َوََّل تُاَ بيذ أر تَأا يذ ًيرا‬ ‫ي ي‬
َ ‫َوءَا َذا ٱلأ ُق أرَ ًَب َحقاهُۥ َوٱلأم أسك‬
‫ي‬
‫ْي ِۗ َوَلا َن الشأاي ًو ُن‬ ‫) اي ان الأماَ بيذ يريأن َلانُٓاا اي أخاا َن ال اشًي يو أ ي‬٩٦(
َ ‫ُ َ أ‬
)٩٧(‫ليَربيبهَٖ َل ُف أاًرا‬
Artinya: “Dan berikanlah haknya kepada kerabat
dekat, juga kepada orang miskin dan orang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya orang-orang yang
pemboros itu adalah saudara setan dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah


melarang kita untuk berbuat boros dan
menghamburkan harta pada sesuatu hal yang tidak
memiliki manfaat. Karena disetiap harta yang dimiliki
manusia sepenuhnya bukan milik kita. Melainkan
terdapat hak milik orang lain didalamnya. Pemberian
hak yang paling utama adalah kepada kerabat terdekat
seperti orang tua kita ataupun saudara. Kemudian
kepada orang yang hidupnya kekurangan dan sangat
membutuhkan bantuan. Memberikan harta kepada
orang lain lebih baik daripada menghamburkan harta
kepada hal yang tidak memiliki manfaat. Karena
sesungguhnya orang yang menghambur-hamburkan
hartanya adalah cerminan dari sifat setan. Dengan
adanya memberikan harta kepada orang lain akan
menumbuhkan dan menjaga tali persaudaraan agar
tetap utuh.51
49
Anita Rahmawaty, Perilaku Konsumen dalam Ekonomi Islam
(Yogyakarta: Idea Pres, 2011).
50
Kementrian Agama RI, Al-Isra' 26-27, Al-Quran dan Terjemah.
51
“Kandungan Surat Al-Isra Ayat 26-27 Menyantuni Kaum Dhuafa,”
accessed March 14, 2022,
https://www.academia.edu/8314424/kandungan_surat_Al_Isra_QS_26_27_Meny
antuni_Kaum_Duafa.
36
3) Sikap sederhana
Allah SWT menyukai hambanya yang sederhana
(tidak berlebihan). Sebagai konsumen muslim ketika
akan membeli suatu produk harus mempertimbangkan
fungsi dari produk yang akan dibeli tidak hanya
semata-mata untuk menuruti keinginan saja sehingga
menimbulkan sikap boros.52 Allah SWT menjelaskan
dalam QS Al-Maidah 87-88 yang berbunyi:53
ِۗ ‫ي‬ ‫ي‬
‫ًٓيَيَ َاا الاذيأ َن اً َمَُ أاا ََّل َُتَبيرُم أاا يَيبًات َمآ اَ َح ال ًب‬
‫اّللُ لَ ُك أم َوََّل تَ أعََ ُد أوا‬
‫اّللُ َح ًل ً ا‬ ‫ي‬ ‫ي‬ َ ‫اّللَ ََّل ُيُي‬ ‫ي‬
‫) َوُللُ أاا َّماا َرَزقَ ُك ُم ًب‬٨٧( ‫ب الأ ُم أعََديأ َن‬ ‫ا ان ًب‬
‫و‬
)٨٨( ‫ي اَنأَُ أم بييه ُم أؤيمَُ أا َن‬ٓ‫اّللَ الا يذ أ‬
ً‫يَيباًا اواتا ُقاا ب‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu mengharamkan apa yang
baik yang telah dihalalkan Allah
kepadamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Dan
makanlah dari apa yang telah diberikan
Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal
dan baik, dan bertakwalah kepada Allah
yang kamu beriman kepada-Nya”.

Berdasarkan surat diatas, Allah SWT menyeru


kepada hambanya agar selalu bersikap sederhana
(tidak melampaui batas). Umat muslim yang beriman
tentu tidak akan membelanjakan hartanya secara
berlebihan. Karena umat islam yakin bahwa harta
yang kita miliki akan dihisab di hari kiamat. Ayat
diatas juga memerintahkan umat islam untuk
mengkonsumsi sesuatu yang baik (halal) dan selalu
bertakwa kepada Allah SWT.
e. Indikator Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Keller dalam Fadlun, indikator
keputusan pembelian terdiri dari:54

52
Rahmawaty, Perilaku Konsumen Dalam Ekonomi Islam.
53
Kementrian Agama RI, Al-Maidah 87-88, Al-Quran dan Terjemah.
54
Fadlun Nabila Bachdar, “Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan
Pembelian Daging Ayam di Jumbo Pasar Swalayan Kota Manado,” 2020, 151–56.
37
1) Pengenalan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi alternatif
4) Keputusan pembelian
5) Perilaku pasca pembelian

6. Skincare Ms Glow
Skincare adalah berbagai perawatan yang digunakan
untuk merawat kesehatan dan kecantikan pada kulit yang
umumnya terdiri dari sabun cuci muka, pelembab, toner,
sunscreen dan lain sebagainya.55 Skincare kini telah menjadi
trend diberbagai negara salah satunya di negara Indonesia.
Masyarakat Indonesia khususnya para wanita menjadikan
skincare sebagai penunjang penampilan agar lebih percaya
diri. Skincare lokal yang memiliki product quality baik dan
dapat dipercaya salah satunya adalah Ms Glow.
Ms Glow merupakan skincare yang telah memiliki
surat ijin edar halal dan BPOM dari pemerintah Indonesia
yang berdiri sejak tahun 2013 oleh Maharani Kemala dan
Shandy Purnamasari dengan motto magic for skin dengan
harapan bahwa produk tersebut akan menjadi produk
glowing terbaik di Indonesia.56
Gambar 2. 2
All Product Ms Glow

55
Annisa Amalia Ikhsania, “Skincare adalah Asupan Nutrisi untuk
Kulit, Apa Saja Jenisnya?,” accessed March 11, 2022,
https://www.sehatq.com/artikel/arti-skincare-serta-manfaat-dan-macam-
macamnya-sudah-tahu.
56
“Tentang Ms Glow: Sejarah Berdirinya Ms Glow (Informasi).”
38
Gambar 2.2 merupakan serangkaian produk yang
dimiliki oleh Ms Glow baik pria maupun wanita. Skincare
Ms Glow merupakan skincare yang dapat digunakan oleh
seluruh kalangan baik perempuan dan laki-laki maupun
mulai usia 17 tahun hingga 40 tahun keatas.57

B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Analisis Hasil


Penelitian

1 Chriswardana Pengaruh Regresi Hasil penelitian


Bayu Dewa Celebrity linier menunjukkan
(2018) Endorser berganda bahwa variabel
Terhadap celebrity
Keputusan endorser
Pembelian berpengaruh
Wisatawan signifikan
Yogyakarta Pada terhadap
Produk Oleh-Oleh keputusan
Jogja Scrummy pembelian
2 Indri Pengaruh Label Regresi Hasil penelitian
Afriliantini, Halal dan linier menunjukkan
Abdul Salam Celebrity berganda bahwa Variabel
& Endorser celebrity
Abdurrahman Terhadap endorser
(2019) Keputusan berpengaruh
Pembelian (Studi positif terhadap
Kasus pada keputusan

57
“Produk Ms Glow bisa digunakan untuk Usia Berapa Tahun? |
Kumparan.com,” accessed March 11, 2022, https://kumparan.com/kabar-
harian/produk-ms-glow-bisa-digunakan-untuk-usia-berapa-tahun-1xIGMTCG90h.
39
Pelanggan pembelian
Kosmetik Wardah tetapi tidak
di Kota Sumbawa signifikan.
3 Habibah, Pengaruh Brand Regresi Hasil penelitian
Ikhwan Image dan linier menunjukkan
Hamdani & Celebrity berganda bahwa variabel
Santi Endorser celebrity
Lisnawati Terhadap endorser
(2018) Keputusan berpengaruh
Pembelian Produk positif terhadap
Kosmetik Wardah keputusan
(Studi pada pembelian.
Perempuan
Muslim di Kota
Bogor)
4. Supriyadi, Pengaruh Kualitas Regresi Hasil penelitian
Wahyu Produk Dan linier menunjukkan
Wiyani, & Brand Image berganda bahwa variabel
Ginanjar Indra Terhadap kualitas produk
K.N (2017) Keputusan tidak memiliki
Pembelian pengaruh
terhadap
keputusan
pembelian, hal
ini disebabkan
karena usia
responden pada
penelitian ini
tergolong masih
muda
(mahasiswa)
sehingga
cenderung lebih
mengutamakan
trend
dibandingkan
dengan kualitas
produk.
5. Sherra Pengaruh Brand Regresi Hasil penelitian
Adistiana Image dan linier menunjukkan
Rizki Utami & Product Quality berganda bahwa variabel
Nina Wija Terhadap product quality
Ratna (2019) Purchasing memiliki
Decision Produk pengaruh positif
Lipstik Wardah dan signifikan

40
Di Kota terhadap
Sukabumi purchasing
decision
(keputusan
pembelian)
6. Maria Pengaruh Kualitas Regresi Hasil penelitan
Lapriska Dian Produk Terhadap linier menunjukkan
Ela Revita, Keputusan berganda bahwa variabel
Agtovia Pembelian kualitas produk
Frimayasa& Smartphone berpengaruh
Aris Merek Samsung positif terhadap
Kurniawan keputusan
(2018) pembelian.
7. Afrida (2021) Pengaruh Price Regresi Hasil penelitian
Discount dan linier menunjukkan
Bonus Pack berganda bahwa variabel
Terhadap price discount
Keputusan berpengaruh
Pembelian Pada positif dan
Merek Mobil signifikan
Suzuki (Studi terhadap
Kasus: keputusan
Masyarakat Kota pembelian.
Padang)
8. Refita Alce Pengaruh Regresi Hasil penelitian
Potongan Harga, linear menunjukkan
Iklan, dan berganda bahwa variabel
Kualitas Produk potongan harga
terhadap berpengaruh
Keputusan positif dan
Pembelian di signifikan
Shopee terhadap
keputusan
pembelian.

C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini memiliki tiga variabel independen yaitu:
celebrity endorser, product quality, dan price discount.
Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah keputusan pembelian.

41
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir
Celebrity Endorser (X1)
- Kepercayaan
- Keahlian
- Daya Tarik
- Menghargai H1
- Kesamaan
Keputusan Pembelian
(Y)
Product Quality (X2)
- Pengenalan
- Kinerja
- Keandalan
H2 masalah
- pencarian iformasi H4
- Kesesuaian
- evaluasi alternatif
- Keputusan
Price Discount (X3) pembelian
- Memicu konsumen H3 - Perilaku pasca
melakukan pembelian pembelian
dalam jumlah banyak
- Mengantisipasi
promosi pesaing
- Hemat

Gambar 2.3 merupakan kerangka berpikir dalam penelitian


ini. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, peneliti ingin
melakukan pengujian apakah variabel , , dan
berpengaruh terhadap variabel Y.

D. Hipotesis
Hipotesis merupakan perkiraan sementara atau belum
pasti dan harus diuji kesesuaiannya melalui data yang diperoleh
dalam penelitian.58 Hipotesis berfungsi sebagai panduan untuk
membuat penelitian berjalan seperti yang diharapkan. Hipotesis
dalam penelitian ini yaitu:

58
Akhmad Mustofa, “Uji Hipotesis Statistik,” accessed March 10,
2022,
https://books.google.co.id/books?id=SAelDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq
=hipotesis&hl=jv&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=hipotesis&f=true.
42
1. Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Keputusan
Pembelian
Konsumen dalam memutuskan pembelian biasanya
akan melakukan beberapa pertimbangan. Maka dari itu,
perusahan harus semaksimal mungkin merancang strategi
pemasaran yang baik guna mendorong konsumen melakukan
proses pembelian. Strategi pemasaran yang sangat penting
digunakan pelaku usaha dalam memikat hati pembeli adalah
menggunakan pendukung celebrity endorser.
Penelitian terdahulu yang telah di teliti oleh Natalia,
Lucky, & Olivia memperoleh hasil variabel celebrity
endorser berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.59 Maka hipotesis yang akan dirumuskan adalah:
H1 :Diduga terdapat pengaruh celebrity endorser
terhadap keputusan pembelian skincare Ms Glow
di Desa Temulus Kabupaten Kudus
2. Pengaruh Product Quality terhadap Keputusan
Pembelian
Product yang mempunyai quality tinggi tentu akan
lebih unggul dari produk lainnya dan lebih menarik
perhatian konsumen. Penelitian terdahulu yang telah diteliti
oleh Sherra & Nina memperoleh hasil bahwa product quality
berpengaruh positif & signifikan terhadap purchasing
decision.60 Maka hipotesis yang dibuat penulis adalah:
H2 :Diduga terdapat pengaruh product quality
terhadap keputusan pembelian skincare Ms Glow
di Desa Temulus Kabupaten Kudus
3. Pengaruh Price Discount Terhadap Keputusan
Pembelian
Price discount merupakan diskon yang diberikan
penjual kepada pembeli. Diskon sangat dapat menarik
pembeli untuk melakukan pembelian dalam jumlah banyak
karena harga yang ditawarkan berbeda dari harga normal.
Penelitian terdahulu yang diteliti oleh Afrida memperoleh
hasil variabel price discount berpengaruh positif terhadap

59
Natalia Junni Kalangi, Lucky F. Tamengkel, dan Olivia F. C.
Walangitan, “Pengaruh Celebrity Endorser dan Brand Image terhadap Keputusan
Pembelian Shampoo Clear,” Jurnal Administrasi Bisnis 8, no. 1 (2019): 44,
https://doi.org/10.35797/jab.8.1.2019.23499.44-54.
60
Utami, “Pengaruh Brand Image dan Product Quality terhadap
Purchasing Decision Produk Lipstik Wardah.”
43
keputusan pembelian.61 Maka hipotesis yang dibuat penulis
adalah:
H3 :Diduga terdapat pengaruh price discount
terhadap keputusan pembelian skincare Ms Glow
di Desa Temulus Kabupaten Kudus

61
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
44
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan


Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
yang mengutamakan pengujian teori menggunakan
pengukuran variabel penelitian berupa angka yang diolah
melalui metode statistika. Pada dasarnya pendekatan
kuantitatif digunakan untuk pengujian hipotesis yang akan
diperoleh hubungan antar variabel yang akan diteliti.1
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan
(field research). Penelitian lapangan adalah jenis penelitian
yang mempelajari secara detail tentang peristiwa yang terjadi
pada saat ini.2 Penelitian ini akan mempelajari tentang
pengaruh celebrity endorser, product quality, dan price
discount terhadap keputusan pembelian skincare Ms Glow di
Desa Temulus Kabupaten Kudus.

B. Setting Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung di Desa Temulus
Kabupaten Kudus yang akan dilaksanakan pada tanggal 01
April 2022 hingga selesai.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan area generalisasi yang berupa
objek atau subjek yang menunjukkan & menarik
kesimpulan dari karakteristik yang ditentukan oleh
peneliti.3 Populasi pada penelitian ini adalah wanita di
Desa Temulus yang berusia 17-30 tahun dengan jumlah
populasi 672 orang.

1
Nurlina T. Muhyiddin, M. Irfan Tarmizi, dan Anna Yulianita,
Metodologi Penelitian Ekonomi & Sosial: Teori, Konsep, dan Rencana Proposal,
ed. Dedy A. Halim, 2nd ed. (Jakarta: salemba empat, 2018). 31.
2
Muhyiddin, Tarmizi, dan Yulianita. 13.
3
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 28th ed. (bandung: Alfabeta,
2017). 61.
45
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah & karakteristik
yang dimiliki oleh populasi.4 Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan nonprobability sampling
dengan penentuan sampel menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu.5 Kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah:
a. Wanita di Desa Temulus yang berusia 17-30 tahun.
b. Pernah melakukan pembelian skincare Ms Glow.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 672
orang. Sehingga peneliti mempersempit sampel
menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin merupakan
rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah minimal
sampel yang dibutuhkan jika populasi dalam penelitian
diketahui. Dengan perhitungan sebagai berikut6:

Keterangan:
Jumlah Populasi
Sampel
Persen kesalahan pengambilan sampel (10%)
Sehingga perhitungan sampel sebagai berikut:

dibulatkan menjadi 87 orang


Jadi jumlah sampel yang digunakan sebanyak 87
orang.

4
Sugiyono. 62.
5
Sugiyono. 67.
6
Husein Umar, Metode Riset Bisnis: Dilengkapi Contoh Proposal dan
Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi, 2nd ed. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003),
https://books.google.co.id/books?id=ihn8T5S8HaQC&pg=PA141&dq=rumus+slo
vin&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwikucbc1sD4AhXm3jgGHS2dAUoQ6AF6BAg
DEAI#v=onepage&q=rumus%20slovin&f=false.
46
D. Sumber Data
1. Sumber data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung. Dalam penelitian ini data primer diperoleh
melalui metode survei melalui kuesioner.7 Dalam
penelitian ini yang menjawab kuesioner adalah wanita di
Desa Temulus yang pernah membeli skincare Ms dengan
usia 17-30 tahun.
2. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui
perantara atau secara tidak langsung, misalnya data
perusahaan, lembaga, dan dokumen.8 Penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa dokumen Pemerintah
Desa Temulus.

E. Identifikasi Variabel Penelitian


Sugiyono menjelaskan bahwa variabel penelitian
merupakan segala sesuatu yang ditentukan oleh peneliti untuk
diteliti, diinformasikan, dan ditarik kesimpulan. Terdapat dua
variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel independen (X)
Variabel independen adalah variabel bebas yang
biasanya disebut dengan X. Variabel X adalah variabel
yang dapat mempengaruhi. Variabel X dalam penelitian ini
terdiri dari tiga variabel yaitu celebrity endorser, product
quality, dan price discount.
2. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang
biasanya disebut dengan Y. Variabel Y adalah variabel
yang dipengaruhi. Variabel Y dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian.9

7
Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
Jurnal Penelitian. 301-302.
8
Sangadji. 304-305.
9
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. 2-4.
47
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Celebrity Celebrity a. Kepercayaan Likert
Endorser endorser adalah b. Keahlian
(X1) peranan penting c. Daya tarik
dalam proses d. Menghargai
pemasaran. e. Kesamaan
Dengan adanya
peran celebrity
endorser akan
mempermudah
mendapatkan
perhatian dari
pembeli.
Sehingga pembeli
akan melakukan
keputusan
pembelian.10
Product Pengetahuan a. Kinerja Likert
Quality bahwa produk b. Keandalan
(X3) yang ditawarkan c. Kesesuaian
oleh pemasar
memiliki harga
jual lebih
dibandingkan
dengan produk
pesaing lainnya.11
Price Price discount a. Memicu Likert
Discount adalah diskon konsumen
(X3) yang diberikan untuk
penjual kepada melakukan
pembeli. Diskon pembelian
diadakan untuk dalam
menarik perhatian jumlah
10
Afriliantini, Salam, dan Abdurrahman, “Pengaruh Label Halal dan
Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Pelanggan
Kosmetik Wardah di Kota Sumbawa ).”
11
Supriyadi, Wiyani, dan Nugraha, “Pengaruh Kualitas Produk dan
Brand Image terhadap Keputusan Pembelian.”
48
pembeli agar banyak
membeli dalam b. Mengantisip
jumlah banyak asi promosi
karena harga pesaing
yang ditawarkan c. Hemat
berbeda dari
harga normal.12
Keputusan Keputusan a. Pengenalan Likert
Pembelian pembelian masalah
(Y) merupakan tahap b. Pencarian
pembeli ketika informasi
benar-benar ingin c. Evaluasi
melakukan alternatif
pembelian pada d. Keputusan
produk yang pembelian
diinginkan atau e. Perilaku
dibutuhkan. Hal pasca
tersebut terjadi pembelian
setelah konsumen
melewati
beberapa
alternatif
pemilihan
produk.13

G. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik kuesioner (angket)
Teknik pengumpulan yang digunakan dalam
penelitian ii adalah kuesioner. Kuesioner merupakan
pengumpulan data dengan mmemberikan pertanyaan
tertulis kepada responden.14 Kuesioner pada penelitian ini
berisi pertanyaan yang mencakup variabel celebrity

12
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
13
Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai:
Himpunan Jurnal Penelitian.
14
Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
Jurnal Penelitian. 302-303.
49
endorser, product quality, price discount, keputusan
pembelian, dan identitas responden.
Skala pengukuran penelitian ini menggunakan likert.
Skala likert yaitu skala yang berisi lima tingkat prefensi
jawaban.15
Tabel 3.2
Skor Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Netral 3
Setuju 4
Setuju Setuju 5

2. Dokumentasi
Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi dalam
pengumpulan data. Dokumentasi merupakan pengumpulan
data berupa informasi meliputi jurnal, buku, surat, memo,
notulen hasil rapat, dan foto yang dapat memberikan
gambaran peristiwa yang terjadi.16 Dokumentasi dalam
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan
data tentang penelitian yang akan dilakukan di Desa
Temulus Kabupaten Kudus.

H. Teknik Analisis Data


1. Uji Instrumen
a. Uji validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa
akurat suatu uji melakukan fungsinya. Pada dasarnya uji
validitas berfungsi sebagai alat ukur sah atau tidaknya
suatu pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner.
Dalam penelitian ini, uji validitas yang dipakai adalah
dengan melakukan korelasi antar skor butir pernyataan
dengan total skor kontruk atau variabel.Hal ini dapat
dilakukan dengan uji signifikan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk

15
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 25, 9th ed. (Semarang: Badan Penerbit - Undip, 2018). 45.
16
Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
Jurnal Penelitian. 308.
50
degree or freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel (responden). Jika r hitung  r tabel maka
instrumen dikatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung  r
tabel maka instrumen dikatakan tidak valid.17
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka
selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap kuesioner konsisten dari waktu ke
waktu.18 Uji Reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan teknik perhitungan cronbach alpha.
Suatu instrumen dikatakan reliabel bila memiliki
cronbach alpha 0.50, 0.60 hingga 0.70 tergantung
kebutuhan dalam penelitian.19 Jadi semakin besar alpha
maka menunjukkan bahwa alat ukur yang dipakai
semakin handal.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah
nilai residual memiliki distribusi normal. Pada
penelitian ini Untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data searah maupun mendekati distribusi normal
menggunakan grafik probability plot dan grafik
histogram, dimana pada grafik probability garis yang
menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal
dan grafik histogram akan membentuk lonceng.20 Selain
itu dapat diuji juga menggunakan One Sample
Kolmogrov-Smirnov yang mempunyai ketentuan nilai
signifikan 0,05. Jika nilai probabilitas (p) lebih besar
dari 0,05 maka data berdistribusi normal.21

17
Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25. 51-52.
18
Ghazali. 45.
19
Darma, “Statistika Penelitian Menggunakan SPSS (Uji Validitas, Uji
Reliabilitas, Regresi Linier Sederhana, Regresi Linier Berganda, Ujit t, Uji f,
R2).”
20
Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. 161-163.
21
Afrida, “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack terhadap
Keputusan Pembelian pada Merek Mobil Suzuki (Studi Kasus: Masyarakat Kota
Padang).”
51
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji
apakah ditemukannya hubungan antar variabel
independen (bebas). Model regresi yang baik yaitu tidak
terjadi hubungan diantara variabel bebas. Untuk
menguji ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan VIF
lebih dari 10. Maka model regresi bebas dari
multikolinearitas.22
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji
apakah ada ketidaksamaan variance dari residual dari
pengamatan kepengamatan yang lain. Jika dalam
penelitian terjadi variance residual dari pengamatan ke
pengamatan lain sama maka berarti terjadi
homoskedasitisitas, tetapi apabila tidak terjadi
kesamaan maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
tidak tejadi heteroskedasitas.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedasitas bisa diketahui dari grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah terprediksi dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguuhnya) yang telah
distudentized. Jika dalam grafik titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak
membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas.23

3. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan oleh
peneliti apabila dalam penelitian memiliki variabel
independen minimal dua.24 Pada penelitian ini analisis
regresi linier berganda digunakan untuk mendeteksi
besarnya pegaruh variabel bebas dengan variabel terikat
yaitu celebrity endorser ( , product quality ( ), price
22
Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25. 107-109.
23
Ghazali. 134-135.
24
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian.
52
discount ( ) terhadap keputusan pembelian (Y) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut ini:

+e
Keterangan:
Y = Variabel dependen (keputusan
pembelian)
a = Konstanta
= Celebrity endorser
= Product quality
= Price discount
= Koefisien regresi variabel celebrity
endorser
= Koefisien regresi variabel product
quality
= Koefisien regresi variabel price discount
e = Kesalahan pengganggu
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Koefisien Determinasi ( )
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi dari koefisien korelasi memiliki nilai antara
0 sampai dengan 1. Jika koefisien determinasi
mendekati 1 berarti variabel independen berpengaruh
secara sempurna terhadap variabel dependen dan jika
koefisien determinasi kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen
terbatas.25
b. Uji F (Signifikansi Parameter Simultan)
Uji F bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen secara bersama-sama (simultan) dapat
mempengaruhi variabel dependen. Uji F pada penelitian
ini digunakan untuk melihat apakah variabel celebrity
endorser, product quality, dan price discount dapat
mempengaruhi variabel keputusan pembelian secara
bersama-sama. Menurut Ghozali toleransi kesalahan

25
Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25. 87.
53
yang dapat digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan
beberapa ketentuan, diantaranya:26
1) Jika F hitung > F tabel, maka ditolak dan
diterima.
2) Jika F hitung < F tabel, maka diterima dan
ditolak.
Atau
3) Jika p < 0,05, maka ditolak dan diterima.
4) Jika p > 0,05, maka diterima dan ditolak.
c. Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Uji ini dilakukan untuk membuktikan seberapa
jauh pengaruh antara masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Menurut
Ghozali toleransi yang digunakan dalam penelitian
adalah 5% (α = 0,05), dengan ketentuan:
1) Apabila nilai signifikasi > 0,05 atau nilai t hitung <
dari t tabel maka diterima dan ditolak.
2) Apabila nilai signifikasi < 0,05 atau nilai t hitung >
dari t tabel maka ditolak dan diterima .27

26
Ghazali. 98.
27
Ghazali. 99.
54

Anda mungkin juga menyukai