Anda di halaman 1dari 34

Cost Benefit

Analysis
(CMA)

Merza Iffada P S 10120102


Farmakoekonomi?
Farmakoekonomi merupakan Dimana hasilnya bisa dijadikan
Farmakoekonomi adalah ilmu yang informasi yang dapat membantu para
mengukur biaya dan hasil yang pembuat kebijakan dalam
diperoleh dihubungkan dengan menentukan pilihan atas alternatif-
penggunaan obat dalam perawatan alternatif pengobatan yang tersedia
kesehatan. Tujuan farmakoekonomi agar pelayanan kesehatan menjadi
adalah Tujuan farmakoekonomi lebih efisien dan ekonomis.
adalah membandingkan obat yang Informasi farmakoekonomi saat ini
berbeda dengan untuk pengobatan dianggap sama pentingnya dengan
pada kondisi yang sama. Selain itu informasi khasiat dan keamanan obat
juga membandingkan. pengobatan dalam menentukan pilihan obat
yang berbeda pada kondisi yang mana yang akan digunakan.
berbeda (Vogenberg, 2001).
METODE ANALISA FARMAKOEKONOMI

01 | CBA 02 | CEA 03 | CMA


(Cost Effectiveness
(Cost Benefit Analysis) (Cost Minimizatin
Analysis)
Analysis)

04 | CUA
(Cost Utility Analysis)
Apa itu
CBA ????
Cost Benefit Analysis
(CBA)
CBA merupakan analisis farmakoekonomi yang membandingkan
manfaat yang diberikan dari suatu pengobatan dengan biaya yang harus
dikeluarkan dalam pemberian pengobatan.
CBA dapat digunakan untuk efisiensi penggunaan sumber
daya(17). CBA dapat dilakukan dengan membandingkan dua atau lebih
suatu produk farmasi atau jasa farmasi yang tidak saling berhubungan
dan memiliki outcome berbeda
Cost Benefit Analysis (CBA)
Kriteria Kelemahan
Biaya dinyatakan dalam
Sulitnya mengkonversi

About CBA ?
nilai moneter (rupiah).
Efek dari salah satu manfaat dari Suatu
pengobatan atau program pengobatan dalam nilai
kesehatan lebih tinggi
moneter.
dibadingkan dengan
pengobatan atau program Sulitnya kenguantifikasi
kesehatan lainnya. Efek Kelebihan nilai Kesehatan dan hidup
pengobatan tersebut
manusia. Maka metode ini
dinyatakan dalam rupiah. Dapat digunakan untuk pembandingkan
pengobatan yang tidak saling memicu kontroversi
berhubungan dan outcome berbeda
sehingga jarang untuk
dilakukan.
METODE DALAM COST BENEFIT ANALYSIS
(CBA)
Metode Net Present Value
(NPV)
Net Present Value merupakan metode yang membandingkan
keseluruhan pengeluaran dengan keseluruhan penerimaan pada tingkat
bunga tertentu. Net Present Value adalah selisih uang yang diterima dan
uang yang dikeluarkan dengan memperhatikan time value of money
METODE DALAM COST BENEFIT ANALYSIS
(CBA)
Metode Playback Period
Playback period merupakan waktu yang diukur pada saat dimulai
investasi sampai dengan tercapainya kondisi break even point yang
menunjukkan lamanya pengembalian biaya atau investasi yang dikeluarkan
dalam membangun proyek.
Hasil perhitungan playback period dinyatakan dalam satuan waktu yaitu
tahun.
METODE DALAM COST BENEFIT ANALYSIS
(CBA)
Return On Investment (ROI)
Return On Investment atau ROI adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengukur presentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu ;perusahaan
dibandingkan degan biaya yang dikeluarkannya.
METODE DALAM COST BENEFIT ANALYSIS
(CBA)
Internal rate of Return (IRR)
Pada metode IRR ini akan dihitung tingkat bunga. Tingkat bunga yang
dihitung merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas (tidak
merugikan dan tidak menguntungkan). Setelah mengetahui tingkat bunga
impas, kemudian dapat dibandingkan dengan tingkat bunga pengembalian
atau rate of return yang diinginkan.
IRR merupakan indicator tingkat efisisensi dari suatu investasi. Apabila
lebih besar berarti investasi menguntungkan, namun bila sebaliknya maka
berarti investasi tersebut tidak menguntungkan.
Bagaimana
langkah-langkah
pengukuran CBA ?
LANGKAH PENGUKURAN CBA

01 02 03
Identifikasi alternatif dan Identifikasi Biaya dari Menghitung total biaya
Intervensi yang akan masing-masing alternatif atau dari masing-masing
dianalisis Intervensi alternatif atau
intervensi

04 05 06
Mentransformasi Menghitung total
Menghitung rasio
manfaat dalam bentuk benefit
benefit
uang
1. Identifikasi Alternatif dan
Intervensi yang Akan Dianalisis
• Intervensi yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua.
• Semakin banyak intervensi yang akan dianalisis semakin
baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan
analisis yang lebih lengkap.
• Definisi operasional dari masing masing alternatif atau
intervensi harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-
masing intervensi yang akan dianalisis
2. Identifikasi Biaya dari Masing-
masing Alternatif atau Intervensi
Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan
pengklasifikasian komponen komponen seluruh biaya dari masing-
masing alternatif. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik
yang bersumber dari anggaran proyek maupun daria nggaran lainnya.
Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut beberapa cara lain meliputi
biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemelliharaan, biaya risiko
kehilangan dan kerusakan
3. Menghitung Total Biaya dari
Masing-masing Alternatif atau
Intervensi
Setelah seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan
kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap intervensi.-
Perhitungan biaya investasi membutuhkan perhitungan AIC (Annual
Investment Cost ) yaitumembandingkan biaya investasi barang sesuai
masa pakai dengan masa hidup barang tersebut
4. Mentransformasi Manfaat dalam
Bentuk Uang
Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternatif
terdapat dua komponen,yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.
5. Menghitung Total Benefit

• Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang,untuk manfaat


langsung kita dapat menghitung dengan menguangkan biaya
keuntungannya.
• Biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah
jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa PV
Benefit atau Present Value Benefit
6. Menghitung Rasio Benefit
(Discounting)
Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-
masing alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam
bentuk uang.

1
𝐷𝑖𝑠𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 =
(1+𝑖)
Keterangan :
i = Annual Interest Ratio
Melakukan Analisis Untuk
Menentukan Pilihan dari
Alternatif/Intervensi yang Paling
Menguntungkan
Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka dilakukan
perhitungan NPV = PV Benefit – PV Cost. Kemudian dihitung rasio biaya
manfaat (Cost Benefit Rasio) untuk setiap intervensinya. Bila intervensi
yang dianalisa lebih dari 2, maka dapat dibuat table untuk memudahkan
dilakukannya analisis setiap intervensi
𝑃𝑉 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐵/ 𝐶=
𝑃𝑉 𝐶𝑜𝑠𝑡
Contoh
Kasus
Analisis
CBA !!
Cost Benefit Analysis Antara
Pembelian Alat CT-Scan
Dengan Alat Laser Dioda
Photocoagulator di RSD
Balung Jember
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukanya penelitian ini adakah untuk melakukan perhitungan Cost
Benefit Analysis antara usulan pembelian alat CT-Scan dengan usulan pembelian
alat Laser Dioda Photocoagulator di RSD Balung Jember.

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuatitatif dengan unit
analisis di Instalasi radiologi dan Poli Mata.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSD Balung Jember, yang dilaksanakan pada
bulan Mei – Oktober 2013 dengan unit analisis adalah Instalasi Radiologi dan Poli
Mata.

Penyajian Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pada pengumpulan data
primer dilakukan dengan cara wawancara dan observasi, sedangkan untuk
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi dokumentasi pada laporan
keuangan dan dokumen-dokumen lain. Teknik penyajian data dalam bentuk tabel
yang disertai dengan penjelasan (tekstular). Analisis data dilakukan dengan mengacu
pada perhitungan Cost Benefit Analysis.
HASIL PENELITIAN
Identifikasi Unsur Manfaat dan Biaya pada
kedua Usulan Program
Hasil identifikasi unsur biaya (cost) pada usulan pembelian alat CTScan dan alat Laser dioda
photocoagulator antar lain sebagai berikut :
• Pada usulan pembelian CT-Scan unsur biayanya adalah biaya investasi (biaya Gedung, biaya
tanah, harga beli CT-Scan), biaya operasional (biaya pegawai, biaya ATK, biaya BHP, biaya
umum, biaya pemeliharaan Gedung dan fasilitas, biaya pemeliharaan alat), biaya operasional
variable (biaya pembelian film). Sedangkan unsur manfaat (benefit)nya adalah pendapatan
RSD Balung dari tarif layanan CT-Scan.

• Pada usulan pembelian alat Laser Dioda Photocoagulator , unsur biayanya adalah adalah biaya
investasi (biaya Gedung, biaya tanah, harga beli CT-Scan), biaya operasional (biaya pegawai,
biaya ATK, biaya BHP, biaya umum, biaya pemeliharaan Gedung dan fasilitas, biaya
pemeliharaan alat). Sedangkan unsur manfaatnya adalah pendapatan RSD Balung sari tarif
layanan Laser Dioda Photocoagulator.
HASIL PENELITIAN
Penentuan Nilai Setiap Unsur Manfaat (Benefit) dan
Biaya (Cost) dari Kedua Usulan Program Dengan
Besarnya Nilai Nominal
HASIL PENELITIAN
Perhitungan Nilai Sekarang (Present Value) dari
Manfaat (Benefit) dan Biaya (Cost) dari Kedua
Usulan Program
HASIL PENELITIAN

Perhitungan Rasio Benefit-Cost dari Masing-


masing Usulan Program
Setelah didapat present value untuk unsur biaya dan manfaat pada masing-masing usulan
program, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rasio benefit-cost. Rasio benefit-cost
didapat dengan membagi antara antara present value benefit dibagi dengan present value cost.
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai rasio benefit-cost untuk usulan pembelian alat
CT-Scan sebesar 0,078 dan untuk usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator adalah
sebesar 0,858.
HASIL PENELITIAN
Perbandingan Hasil dari Perhitungan Rasio
Benefit-Cost dari Masing-masing Usulan
Program
Hasil perbandingan kedua usulan program yaitu usulan pembelian alat CT Scan yang
memiliki rasio sebesar 0,078, dan usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator yang
memiliki rasio sebesar 0,858, diketahui bahwa besar rasio usulan pembelian alat Laser dioda
photocoagulator memiliki nilai rasio yang lebih besar dibandingkan nilai rasio usulan pembelian
alat CT-Scan. Berdasarkan kriteria rasio benefit-cost maka dapat diambil kesimpulan bahwa
usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator dipilih untuk diprioritaskan terlebih dahulu
karena berdasarkan nilai rasionya, usulan tersebutlah yang memiliki manfaat lebih besar.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil perhitungan present value pada
usulan pembelian alat CT-Scan, unsur biaya (cost) didapat sebesar Rp 36.185.989.149 dan unsur
manfaat (benefit) sebesar Rp2.858.641.181. Kemudian pada usulan pembelian alat Laser dioda
photocoagulator, nilai present value unsur biaya (cost) didapat sebesar Rp 3.115.235.221 dan untuk
unsur manfaat (benefit) sebesar Rp. 3.034.003.845.
Dalam penelitian ini menggunakan laju inflasi sebesar 8,79%, didapat selisih antara PV(C) dan
PV(B) pada usulan pembelian alat CT-Scan adalah sebesar Rp 33.327.347.960 dimana PV(C) lebih
besar dibandingkan PV(B). Pada usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator selisih antara
PV(C) dengan PV(B) adalah sebesar Rp 503.448.359 dimana PV(C) lebih besar dibandingkan
PV(B).
Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan, diketahui menggunakan laju inflasi sebesar
10% didapat besar PV(C) yaitu 2.350.254.866 dan PV(B) sebesar 2.326.013.218, sehingga selisih
antara PV(C) dengan PV(B) adalah sebesar 1,03% dimana nilai PV(C) lebih besar dari PV(B).
Berdasarkan perbandingan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian terdahulu, maka
tidak ada perbedaan antara selisih PV(C) dengan PV(B). Keduanya sama-sama memiliki nilai selisih
dimana nilai PV(C) lebih besar dibandingkan dengan PV(B) sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan selisih antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
PEMBAHASAN
Hasil perhitungan rasio benefit-cost pada masing-masing usulan program antara lain, untuk
usulan pembelian alat CT-Scan memiliki nilai BCR sebesar 0,078 dan pada usulan pembelian alat
Laser dioda photocoagulator memiliki nilai BCR sebesar 0,858. Rasio benefit cost didapat dari hasil
pembagian antara total present value manfaat dengan present value biaya.
Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan, sama sama menghitung rasio benefit-cost nya.
Namun dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut selain menghitung rasio benefit-cost juga
menghitung NPV, IRR dan payback periode dari usulan program yang diteliti. Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan dalam perhitungan beberapa indikator yang ada dalam Cost benefit analysis.
RSD Balung tengah memilih prioritas program manakah yang harus didahulukan, sehingga pada
penelitian ini hanya berfokus pada pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan rasio
benefit-cost (BCR).
PEMBAHASAN
Hasil perhitungan rasio benefit-cost pada masing-masing usulan program antara lain, untuk
usulan pembelian alat CT-Scan memiliki nilai BCR sebesar 0,078 dan pada usulan pembelian alat
Laser dioda photocoagulator memiliki nilai BCR sebesar 0,858. Rasio benefit cost didapat dari hasil
pembagian antara total present value manfaat dengan present value biaya.
Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan, sama sama menghitung rasio benefit-cost nya.
Namun dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut selain menghitung rasio benefit-cost juga
menghitung NPV, IRR dan payback periode dari usulan program yang diteliti. Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan dalam perhitungan beberapa indikator yang ada dalam Cost benefit analysis.
RSD Balung tengah memilih prioritas program manakah yang harus didahulukan, sehingga pada
penelitian ini hanya berfokus pada pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan rasio
benefit-cost (BCR).
Hasil perbandingan nilai BCR antara usulan pembelian alat CT-Scan sebesar 0,078 dan usulan
pembelian alat Laser dioda photocoagulator sebesar 0,858 menunjukkan bahwa nilai BCR untuk
usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator memiliki nilai yang paling besar. Sesuai dengan
kriteria rasio benefit-cost, maka nilai BCR usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator
berada dalam posisi ≥ 1 artinya usulan tersebut memiliki nilai kemanfaatan lebih besar dibandingkan
dengan usulan yang lain, sehingga usulan inilah yang harus diprioritaskan
KESIMPULAN
Setelah dilakukannya penelitian dengan menerapkan metode Cost Benefit Analysis (CBA)
terkait problem adanya usulan pada RSD Balung Jember yaitu mengadakan program dengan
pembelian alat Ct-Scan atau alat Laser Dioda Photocoagular, jika dilihat dari beberapa perhitungan
dan perbandingan sesuai dengan langkah-langkah analisis CBA, didapatkan hasil bahwa
rekomendasi yang dapat diberikan adalah memprioritaskan pembelian alat Laser Dioda
Photocoagular terlebih dahulu dibandingkan dengan pembelian alat CT-Scan.
DAFTAR PUSTAKA
Inrayanti, Putu. 2016. BAHAN AJAR ECONOMIC EVALUATION HEALTH CARE.
Universitas Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/b12fac31842a0d1616c9fcbbc3d69d1d.pdf.
Diakses pada 5 April 2023.

Nuryadi, dkk. 2013. COST BENEFIT ANALYSIS ANTARA PEMBELIAN ALAT CT-
SCAN DENGAN ALAT LASER DIODA PHOTOCOAGULATOR DI RSD BALUNG
JEMBER. Universitas Jember.

Bakri, dkk. 2021. Analisis Pembiayaan Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi Sehat
dengan Pendekatan Cost-Benefit Analysis (CBA). Universitas Lampung Indonesia,

Marini, dkk. 2019. Cost Benefit Analysis Mendirikan Laboratorium Klinik Sederhana
Mandiri Dibanding Kerjasama Operasional Laboratorium Luar Di PLK-UA. Universitas
Airlangga. Surabaya.
TERIMA
KASIH !
Merza Iffada P S
10120102

Anda mungkin juga menyukai