Kesehatan
Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini,
mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan
tentang Analisa Kebijakan Ekonomi di Bidang Kesehatan.
1
adalah penting dalam rangka memperjelas dan mengenal berbagai
kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi dalam analisis dan berbagai
perhitungan pada hakekatnya tidaklah sulit.
2) Perhitungan biaya dan konsekuensi tersebut
Perincian dan penggunaan biaya lebih baik berdasarkan proyek atau program
yang menjelaskan secara nyata penggunaan berbagai masukan (input) fisik.
Sering juga biaya tersebut digunakan oleh sejumlah pelayanan secara terpadu.
Penilaian dan pengukuran biaya tersebut serta konsekuensinya
Dikenal dengan konsep opportunity cost. Meskipun harga dalam nilai uang
mungkin tergambar dalam opportunity cost, akan terjadi dalam banyak hal
yang tidak menggambarkan secara akurat suatu nilai dalam alternatif produktif
dalam penggunaan sumber daya (the life economic price).
3) Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda
Biaya dan konsekuensi sering sekali terjadi pada waktu yang berbeda. Dengan
demikian juga program dan proyek kesehatan tergantung pada titik dimana
terjadi konsekuensinya. Misal program pencegahan penyakit mempunyai
dampak yang lama, hasilnya tidak dapat dilihat langsung seperti program
pengobatan penyakit.
Perkiraan biaya untuk kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan metode discounting, dimana kita diasumsikan dengan dasar
bervariasi, bahwa orang lebih menyukai sesuatu manfaat yang lebih cepat dari
pada manfaat yang lambat.
Evaluasi ekonomi pada program kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Evaluasi parsial..
Evaluasi intermediet
Evaluasi secara penuh.
Terdapat 2 metode yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi
ekonomi secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan yaitu
cost effectiveness analysis dan cost benefit analysis. Pada CEA, evaluasi yang
dihasilkan akan menggunakan terminology biaya per unit dari perbaikan outcome
kesehatan yang dicapai. Bila biaya netto dari suatu intervensi adalah negatif maka
2
intervensi tersebut dikatakan sebagai cost saving. Bila pada suatu keadaan dimana
ratio cost effectiveness tidak bermakna, maka digunakanlah Cost Benefit Analysis
(CBA), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan dikonversikan ke dalam
nilai uang. Metode ini jarang digunakan pada kesehatan karena ketidak setujuan
terhadap validitas dan kesesuaian dalam mengukur status kesehatan dan hidup.
3
14.2 Analisis Biaya Manfaat
◊ Disebut juga cost benefit analysis (CBA)
4
karena
meninggal
pendapatan 12.500.000,- 700.000,- 11.800.000,-
yang hilang
karena sakit
pendapatan 13.600.000,- 700.000,- 12.900.000,-
yang hilang
karena
produktifitas
menurun
biaya 77.900.000,- 2.700.000,- 75.200.000,-
maintenance
biaya langsung 15.600.000,- 700.000,- 14.900.000,-
Total 181.900.000,-
Jadi rasio cost benefitnya Rp. 181.900.000,- :
85.100.000,
-
5
Analisa biaya pada sistem kesehatan pada dasarnya sama dengan analisa
di bidang lainnya. Mengukur nilai dari semua sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan suatu pelayanan kesehatan tertentu.
Mengukur hasilnya menggunakan standar/indeks. Mengukur
mutu/kualitas pelayanan dan pengaruh dari pelayanan (upaya kesehatan
tersebut), namun hal ini sulit untuk dilaksanakan.
Hasil dari pengukuran ini membantu dalam:
1. Perencanaan anggaran
2. Penentuan tarif dan subsidi
3. Alokasi serta realokasi dari berbagai anggaran pembiayaan
4. Dapat mengusahakan penghematan
REFERENSI :
6
astian Indra, 2002.Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014.Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3.Jakarta : BumiAksara
Lubis, ade fatma, 2009Ekonomi Kesehatan, USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002.Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008.Ekonomi Kesehatan. Cet. 2.Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009.Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4.Penerbit Gadjah
Mada University Press.Yogyakarta.
Sukirno S., 1995.Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002.
Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission
on Macro Economic and Health : Health and Development Regional
Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.