Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND TRUST

TERHADAP BUYING INTEREST PELANGGAN PADA PRODUK


LUXCRIME

PROPOSAL SKRIPSI

NURUL FAHDINI
452 19 043

PROGRAM STUDI D-4 ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1 Manajemen Pemasaran .................................................................................. 7
2.2 Bauran Pemasaran ....................................................................................... 12
2.3 Celebrity Endorser ...................................................................................... 13
2.4 Brand Trust .................................................................................................. 19
2.5 Buying Interest (Minat Beli)........................................................................ 22
2.6 Penelitian Terdahulu.................................................................................... 25
2.7 Kerangka Konseptual .................................................................................. 26
2.8 Hipotesis ...................................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 29
3.2 Populasi dan sampel .................................................................................... 29
3.3 Teknik Pengumpulan data ........................................................................... 30
3.4 Tipe Penelitian ............................................................................................. 32
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 32
3.6 Definisi Operasional .................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Interpretasi Skor Tanggapan Responden ......................................................... 31


Tabel 3. 2 Skor Penilaian Umum ..................................................................................... 32

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 27

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa yang

menjadikannya sebagai pasar global, sehingga para produsen perusahaan dituntut

untuk berkembang di era teknologi yang terus-menerus mengalami peningkatan

saat ini dengan menyediakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di era

perkembangan zaman sekarang banyak masyarakat khususnya wanita yang

berusaha mempercantik dirinya dengan kosmetik. Perawatan wajah dengan

kosmetik berfungsi untuk mempercantik, membersihkan, menaikkan daya tarik,

dan mengubah tampilan tanpa mempengaruhi struktur tubuh maupun fungsinya.

Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan yang diprioritaskan oleh kaum

wanita. Oleh karena itu, kebanyakan wanita, mulai dari usia remaja, dewasa, dan

orang tua berlomba-lomba untuk merawat wajah dengan berbagai merk kosmetik.

Beberapa kosmetik produk yang bersaing dalam industri kosmetik dalam negeri

yaitu By Lizzie Parra (BLP), Dear Me Beauty, Esqa Cosmetics, Emina, Mad for

Makeup, Luxcrime, Madame Gie, Make Over, Rore All Day, dan Somenthinc.

Banyaknya produk kosmetik membuat pasa produsen harus bekerja lebih

keras lagi untuk memasarkan produknya kepada pelanggannya dengan

menggunakan berbagai macam platform media sosial. Media sosial dapat

digunakan sebagai tempat untuk menyebarkan informasi antarindividu dalam

bentuk teks, gambar, dan video. Perkembangan media sosial ini mendorong para

pemasar di industri kosmetik menerapkan strategi pemasaran melalui bauran


1
pemasaran yang meliputi product, price, place, dan promotion yang perlu digali

lebih jauh. Salah satu bauran pemasaran yang sering digunakan adalah promotion

(promosi). Bentuk-bentuk kegiatan promosi dari suatu perusahaan berbeda-beda,

seperti promosi secara langsung atau promosi secara tidak langsung.

Kegiatan promosi yang dilakukan secara online membuat orang lebih banyak

melihat kebutuhan yang diinginkan, terutama kosmetik melalui internet. Salah satu

media promosi yang sering digunakan untuk mengiklankan sebuah produk adalah

celebrity endorser.

Celebrity endorser mampu menyampaikan dan mempromosikan produk atau

jasa melalui pesan atau informasi dengan cara yang kreatif. Semakin terkenal

celebrity yang menjadi model dari iklan tersebut, maka semakin besar pula

keinginan untuk membeli produk yang sedang diiklankan. Pemilihan celebrity

endorser yang tepat bisa dilihat dari citra positif yang dimiliki oleh celebrity

tersebut dan seberapa banyak masyarakat mengenalnya. Oleh karena itu, adanya

celebrity endorser maka akan berdampak pada brand trust.

Brand trust akan menentukan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap

merek yang berpotensi menciptakan hubungan yang bernilai strategis bagi pemasar.

Kepercayaan merek yang telah dimiliki oleh konsumen dapat meningkatkan buying

interest (minat beli) produk kosmetik yang di promosikan. Dengan adanya

kepercayaan merek menarik minat beli pelanggan untuk membeli produk tersebut.

Minat beli (buying interest) menurut Kotler (2015: 502) adalah sesuatu yang

timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul

ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya. Buying interest (minat beli)

2
konsumen akan timbul dengan sendirinya jika konsumen sudah merasa tertarik atau

memberikan respon positif terhadap apa yang ditawarkan oleh produsen. Salah satu

kosmetik yang terpercaya, populer dan paling banyak diminati di Indonesia saat ini

adalah Luxcrime.

PT Luxury Cantika Indonesia atau akrab disebut dengan Luxcrime adalah

perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dan skincare (perawatan kulit) yang

didirikan sejak tahun 2015 oleh Achmad Nurul Fajri. Luxcrime dibentuk untuk

menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi wanita Indonesia. Luxcrime

memiliki slogan “I, Makeup, Skin, Happy :)”. Slogan ini melambangkan bahwa

luxcrime menyediakan rangkaian produk lengkap mulai dari skincare hingga

makeup. Salah satu produk yang terkenal adalah Luxcrime bedak blur & cover two

way cake dimana produk tersebut telah di review oleh salah satu beauty influencer

terkenal yaitu Tasya Farasya.

Tasya Farasya adalah salah satu selebgram dan beauty influencer yang

menjadi celebrity endorser produk Luxcrime. Saat ini jumlah pengikut Tasya

Farasya mencapai 6.1 juta pada akun Instagram dan 3.2 juta pada akun tiktok. Tasya

Farasya juga mendapatkan penghargaan di ajang Beauty Fest Asia 2018 yang

diselenggarakan oleh Popbela sebagai Breakout Creator of The Year. Selain itu,

Tasya Farasya Juga terpilih menjadi Konten Kreator Muda oleh XYZ Creator

Awards pada tahun 2018.

Hal ini yang mendasari luxcrime bedak blur & cover two way cake menjadi

salah satu produk yang paling populer dan banyak diminati di kalangan remaja

hingga dewasa. Keunggulan bedak Luxcrime bedak blur & cover two way cake

3
seperti yang disampaikan oleh Tasya Farasya melalui media sosial instagram dan

tik tok bahwa produk tersebut dapat mengontrol minyak di wajah, mampu menutupi

pori-pori, dapat menutupi bekas jerawat dan flek hitam, serta formulanya yang

ringan dan tahan lama. Hal ini lah yang mrnyebabkan terciptanya brand trust atau

kepercayaan merek yang mampu menarik minat beli masyarakat.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada seorang karyawan

swasta yang bernama Gita Natalia bahwa ia membeli produk Luxcrime bedak blur

& cover two way cake karena melihat review dari celebrity endorser, Tasya Farasya

yang mengatakan bahwa luxcrime bedak blur & cover two way cake cocok untuk

semua jenis kulit, mampu menutupi bekas jerawat, membuat kulit wajah terlihat

lebih cerah. Namun, kenyataan yang dialami Gita Natalia yang memiliki kulit

sensitif, produk tersebut menyebabkan timbulnya jerawat baru pada kulit wajahnya.

Masalah lain juga terdapat pada produk tersebut, seperti munculnya pori-pori di

wajah, dan kulit wajah semakin berminyak.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Brilliany, dan Nomleni

(2022), dengan judul “Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan Kepercayaan

Merek terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlet”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat dua variabel independen yang tidak perpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu variabel celebity endorser dan

kepercayaan merek. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ramlawati dan Emy

Lusyana (2020), dengan judul “Pengaruh Celebrity Endorsement dan Citra Merek

terhadap Minat Beli Produk Kecantikan Wardah pada Mahasiswi HPMM Cabang

Maiwa di Makassar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu variabel

4
independen berpengaruh terhadap minat beli yaitu variabel celebrity endorsment,

sedangkan satu variabel independen lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen yaitu citra merek.

Berdasarkan uraian diatas ditetapkan “Pengaruh Celebrity Endorser dan

Brand trust Terhadap Buying Interest Pelanggan Pada Produk Luxcrime” sebagai

judul penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana celebrity endorser pada produk Luxcrime?

2. Bagaimana brand trust pada produk Luxcrime?

3. Bagaimana buying interest pada produk Luxcrime?

4. Bagaimana pengaruh parsial celebrity endorser terhadap buying interest

pelanggan pada produk Luxcrime?

5. Bagaimana pengaruh parsial brand trust terhadap buying interest pelanggan

pada produk Luxcrime?

6. Bagaimana pengaruh simultan celebrity endorser dan brand trust terhadap

buying interest pelanggan pada produk Luxcrime?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk menjelaskan pengaruh celebrity endorser dan

brand trust terhadap minat beli dan objek yang dijadikan penelitian yaitu pelanggan

produk Luxcrime bedak blur & cover two way cake yang ada di Kota Makassar.

5
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui celebrity endorser pada produk Luxcrime.

2. Untuk mengetahui brand trust pada produk Luxcrime.

3. Untuk mengetahui buying interest pada produk Luxcrime.

4. Untuk mengetahui pengaruh parsial celebrity endorser terhadap buying interest

pelanggan pada produk Luxcrime.

5. Untuk mengetah pengaruh parsial brand trust terhadap buying interest

pelanggan pada produk Luxcrime.

6. Untuk mengetahui pengaruh simultan celebrity endorser dan brand trust

terhadap buying interest pelanggan pada produk Luxcrime.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ialah:

1. sebagai bahan evaluasi untuk pengguna produk Luxcrime;

2. dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi bahan informasi

yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti lebih lanjut.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pemasaran

2.1.1 Definisi Manajemen

Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan usaha atau

bisnis, karena pemasaran memiliki kedudukan sebagai penghubung antara

perusahaan penghasil produk dengan konsumen sebagai pengguna produk. Tanpa

pemasaran, bisnis tidak akan berlangsung lama, apabila sistem pemasaran suatu

perusahaan lemah maka perusahaan itu tidak akan pernah maju dan berkembang.

Pemasaran merupakan sistem total dari kegiatan bisnis yang telah dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk

yang memuaskan keinginan konsumen (Priansa, 2017: 7)

Menurut Kotler dan Keller (2016: 27) bahwa “Pemasaran adalah aktivitas,

serangkaian instusi, dan proses untuk menciptakan, mengomunikasikan,

menyampaikan, dam mempertukarkan penawaran yang bernilai bagi pelanggan,

klien dan masyarakat pada umumnya.” Tjiptono (2015: 5) berpendapat bahwa

“Pemasaran adalah menggambarkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menstimulasi permintaan produk atau jasa yang dimiliki

perusahaan dan memastikan jika produk atau jasa mereka dapat disampaikan

dengan baik kepada para konsumen.” Selanjutnya Putri (2017: 1) mengatakan

bahwa “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-

individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

7
inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk dan jasa serta

nilai antara seseorang dengan yang lainnya.”

Berdasarkan beberapa pengertian pemasaran di atas, dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan sistem total dari kegiatan bisnis yang telah dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, merangkai intuisi, dan mendistribusikan

produk yang memuaskan keinginan konsumen.

2.1.2 Definisi Manajemen Pemasaran

Kotler dan Keller (2016: 27) menyatakan bahwa, “Marketing management as

the art and science of choosing target markets and getting, keeping and growing

customers through creating, delivering, and communicating superior customer

value”. yang artinya “Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar

sasaran, meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul.”

Menurut Priansa (2017: 4) bahwa “Manajemen pemasaran merupakan sebuah

upaya seseorang untuk mecapai hasil yang diharapkan dan menciptakan hubungan

yang erat dengan konsumen melalui cara yang menguntungkan untuk perusahaan”.

Selain itu, Tjiptono (2015: 93) mengemukakan bahwa “Manaejemen pemasaran

adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi seperti penentu harga,

promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran

dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”.

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen pemasasran di atas, dapat

disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan


8
pelaksanaan konsepsi seperti penentuan harga, promosi, dan distribusi barang dan

jasa, dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran untuk

memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

2.1.3 Fungsi Pemasaran

Menurut Sudaryono (2016: 50) bahwa ada tiga fungsi pemasaran, yaitu fungsi

pertukaran, fungsi distribusi fisik dan fungsi perantara.

1. Fungsi Pertukaran

Dengan adanya pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari produsen.

Baik dengan menukar uang dengan produk maupun menukar produk dengan

produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali. Pertukaran

merupakan salah satu dari empat cara orang mendapatkan suatu produk.

2. Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan mengangkut serta menyimpan

produk. Produk diangkat dari produsen mendekati konsumen yang

membutuhkan banyak cara, baik melalui air, darat, dan sebagainya.

Penyimpanan produk mengedepankan upaya menjaga pasokan produk agar

tidak kekurangan saat dibutuhkan.

3. Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan ke tangan konsumen dapat

dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas

pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain

pengurangan risiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi dan

penggolongan (klarifikasi) produk.

9
2.1.4 Konsep Pemasaran

Seorang produsen dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, meningkatkan

penjualan, memaksimalkan laba dan memenangkan persaungan dengan competitor

lainnya diperlukan penerapan konsep pemasaran. Menurut Sunyoto (2014: 222)

konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan

hidup perusahaan. Adapun Ritonga dkk. (2018: 16-17) berpendapat bahwa “konsep

pemasaran adalah orientasi manajemen yang menekankan pada kunci pencapaian

tujuan organisasi, terdiri dari kemampuan organisasi menentukan kebutuhan dan

keinginan target pasar yang dituju dan kemampuan organisasi dalam memenuhinya

dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para

pesaing.”

Konsep pemasaran memiliki 3 dasar pokok seperti dibawah ini.

1. Perencanaan dan operasinya berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan

pelanggan atau konsumen.

2. Segala aktivitas pemasaran dilaksanakan secara terpadu dan saling terkait

(Integrated marketing).

3. Tujuannya adalah memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan dan berusaha

memberikan kepuasan pada pelanggan. Konsep ini lebih dekat pada

perusahaan yang menghasilkan barang-barang konsumsi.

Menurut Kotler & Amstrong dalam Priansa (2017: 8), bahwa terdapat lima

konsep pemasaran yang sering dijadikan rujukan oleh perusahaan untuk

10
melaksanakan kegiatan pemasarannya yaitu produksi, produk, penjualan,

pemasaran, dan pemasaran berorientasi masyarakat.

1. Produksi

Konsep produksi merupakan konsep bisnis tertua dimana konsumen akan

lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dengan harga yang

terjangkau.

2. Produk

Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan produk dengan mutu

yang baik, Konsep ini menunjukkan bahwa konsumen sangat berpengaruh

dalam penciptaan produk.

3. Penjualan

Para konsumen dan perusahaan bisnis apabila tidak teratur melakukan

penjualan maka, konsumen pada umumnya menunjukan penolakan untuk

membeli.

4. Pemasaran

Konsep ini menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi

adalah perusahaan harus lebih efektif dalam menciptakan, menyerahkan, dan

mengomuniksikan nilai konsumen kepada sasaran pasar yang dipilih.

5. Pemasaran berorientasi masyarakat

Konsep ini masyarakat menegaskan bahwa tugas organisasi dalam

menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien.

11
2.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) mempunyai peranan sangat penting

dalam sebuah perusahaan untuk mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk

atau jasa yang ditawarkan pasar, oleh karena itu bauran pemasaran (marketing mix)

dikatakan sebagai suatu perangkat yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan

pemasaran.

Menurut Kotler dalam Widyastuti (2018: 97) bahwa “Marketing mix is the

set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants

in the target market”. “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran dalam

suatu perusahaan yang digunakan perusahaan untuk menerus mencapai tujuan

perusahaannya di pasar sasaran”.

Selanjutanya Kotler & Keller dalam Priansa (2017: 38) mendefinisikan

bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Kotler dan Amstrong dalam Priansa (2017: 38-40) menjelaskan empat

komponen dalam bauran pemasaran barang, yaitu produk, harga, distribusi, dan

promosi.

1. Produk (product)

Mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk

atau jasa yang tepat bagi produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan

mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah danmengambil

Tindakan yang lain yang memengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

12
2. Harga (price)

Sistem manajemen perusahaan akanmenentukan harga dasar yang tepat bagi

produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau pemasar dan harus

menentukan strategi yang berkaitan dengan berbagai potongan harga,

pembayaran biaya, pengangkutan (transportasi), serta berbagai variable biaya

lain yang terkait.

3. Distribusi (Place)

Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk

memasarkan produk, khususnya barang dengan cara membangun suatu

saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam

keterliatan mereka dalamproses yang memungkinkan suatu produk tersedia

bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.

4. Promosi (promotion)

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan

mendistribusikan produk, tetapi juga mengomunikasikan produk kepada

masyarakat agar produk itu dikenal dan mereka bersedia membeli produk

tersebut.

2.3 Celebrity Endorser

2.3.1 Pengertian Celebrity Endorser

Setiap memulai sebuah usaha, kita perlu memperkenalkan produk usaha

kepada konsumen. Memperkenalkan suatu produk bisa dilakukan dengan cara

melakukan promosi iklan melalui media televisi atau media sosial dan menyewa

celebrity endorser sebagai pendukung iklan produk perusahaan tersebut.


13
Menurut Kertamukti (2015: 68), endorser adalah narasumber yang digunakan

dalam iklan, tokoh seperti aktor, penghibur, atau atlet yang dikenal karena

prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung.

Selanjutnya, menurut Kertamuki (2015: 69), celebrity endorser adalah iklan yang

menggunakan individu yang terkenal oleh publik atas prestasinya selain dari pada

produk yang didukungnya. Suhardi dan Irmayanti (2019: 55), mengemukakan

bahwa celebrity endorser adalah sebuah pendukung berupa iklan atau bisa

dikatakan bintang iklan yang dapat membantu pengiklanan produk agar lebih

menarik. Selain itu Angraeni dkk (2018: 23) berpendapat bahwa “celebirty

endorser adalaj iklan yang menggunakan orang atau tokoh terkenal (public figure)

yang mendukung suatu iklan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa celebrity endorser adalah

seorang public figure yang digunakan untuk memperkenalkan dan mempromosikan

produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan untuk menarik konsumen.

Celebrity yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk, memiliki

fungsi untuk testimonial, endorser, actor, dan spokesperson. Para celebrity

endorser diharapkan dapat menjadi juru bicara pada suatu produk atau merek baik

secara langsung maupun tidak langsung agar cepat melekat di benak konsumen,

sehingga konsumen memiliki minat untuk membeli produk atau merek (Kertamuki,

2015: 70)

Menurut Royan dalam Lapera (2013: 21), personality artis mempengaruhi

personality merek, pilihan bintang yang tepat dapat mempengaruhi tumbuhnya

market share, diharapkan personality seorang bintang dapat melekat pada merek

14
dan diharapkan sang bintang menjadi endorser yang handal, sehingga menarik

minat konsumen untuk membeli. Ditinjau dari sisi branding, celebrity memang

dapat menjadi cerminan personality dari sebuah merek. Menurut Sumarwan dalam

Sari (2020: 24), pembelian jasa dan produk serta pemilihan suatu merek, para

celebrity bisa berpengaruh besar kepada konsumen. Celebrity bisa menjadi

pendorong dalam pemasaran suatu produk yang sangat penting, daya tariknya yang

luar biasa dan memiliki penggemar yang luas bisa menjadi hal yang tidak dimiliki

orang lain.

2.3.2 Manfaat dan Peran Celebrity Endorser

Ada empat manfaat dan peran celebrity endorser dalam memasarkan produk

perusahaan, menurut Schiffman dan Kanuk dalam Natalia dan Rumambi (2013: 3),

yaitu testimonial, endorsement, actor, dan spokenperson.

1. Testimonial, jika secara personal celebrity menggunakan produk tersebut

hingga dapat menyediakan bukti tentang kualitas ataupun benefit dari produk

ataupun merek yang diiklankan tersebut.

2. Endorsment, ada kalanya celebrity diminta buat membintangi promosi

produk dimana secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

3. Actor, celebrity diharuskan untuk mempromosikan suatu merek atau produk

tertentu terkait dengan peran yang sedang dibintanginya dalam suatu program

tayangan tertentu.

4. Spokenperson, celebrity yang mempromosikan produk, merek atau

perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran juru

bicara.
15
2.3.3 Faktor Celebrity Endorser

Suhardi dan Irmayanti (2019: 55) menyebutkan ada beberapa faktor yang

digunakan dalam celebrity endorser yaitu risk, physical antractiviness, credibility,

amianility, celebrity product match, proffesion, celebrity audience match.

1. Risk, terdiri biaya yang digunakan dalam memperoleh layanan dari aktor

endorcement fee, citra risiko atau imagechange risk, exclusive representation,

overshadowing, dan efferentation.

2. Physical Antractiviness, merupakan salah satu sifat individu yang dapat

menumbuhkan ketertarikan terhadap dirinya.

3. Credibility, merupakan salah satu sifat individu yang dapat menumbuhkan

kepercayaan orang lain terhadap individu tersebut.

4. Amiability, merupakan salah satu sifat individu yang dapat menumbuhkan

kepercayaan dari orang lain kepada individu tersebut.

5. Celebrity Product Match, merupakan perilaku seorang selebriti yang dapat

menumbuhkan rasa kesan terhadap produk yang diiklankan.

6. Proffesion, merupakan seseorang yang akan menghormati profesi apapun

seperti bekerja keras dan bertanggung jawab.

7. Celebrity Audience Match, merupakan kesesuaian dan kelayakan seorang

artis ataupun aktor yang dapat memberikan kesan positif.

2.3.4 Perbedaan Celebrity Endorser dengan Brand Ambassador

Celebrity endorser dan brand ambassador memiliki memiliki konsep dasar

yang sama, yaitu menggunakan pengaruh dari tokoh terkenal dengan massa yang

16
banyak untuk membantu melakukan promosi dan penyampaian nilai sebuah brand.

Berikut beberapa perbedaan antara celebrity endorser dan brand ambassador.

1. Perbedaan kriteria

Brand ambassador dan celebrity endorser sama-sama menggunakan

pengaruh dari tokoh terkenal, nemun ternyata kriteria terkenal yang digunakan

keduanya berbeda. Celebrity endorser yang terkenal dinilai dari jumlah

pengikutnya di sosial media, yang memiliki minimal jumlah sebesar 10.000

pengikut. Sedangkan brand ambassador tidak hanya dilihat dari jumlah

pengikutnya saja, melainkan dipilih berdasarkan citra diri di masyarakat dan

kesesuaiannya dengan nilai-nilai yang diusung oleh brand.

2. Perbedaan rentang waktu

Celebrity endorser biasanya memiliki jangka waktu lebih pendek, berupa

1×24 jam sesuai dengan lamanya unggahan story di platform sosial media, atau

beberapa hari untuk keep feed (mengunggah konten di feed sosial media dan

dibiarkan selama beberapa hari). Sedangkan brand ambassador umumnya

memiliki jangka kontrak yang lebih lama untuk periode tertentu.

3. Perbedaan eksklusifitas

Celebrity endorser melakukan promosi secara inklusif atau tidak terbatas,

sedangkan brand ambassador melakukan promosi secara eksklusif atau terbatas.

2.3.5 Indikator Celebrity Endorser

Menurut Shimp (2014: 459), ada lima tahapan karakteristik endorser yang

dapat menggunakan akronim TEARS untuk mewakili efektifitas celebrity

endorser, yaitu. trustworthiness, expertise, attractiveness, respect, dan similarity.


17
1. Trustworthiness (dapat dipercaya), mengacu pada kejujuran dan integritas

yang dimiliki oleh sumber atau endorser sehingga dapat dipercayai oleh

konsumen.

2. Expertise (keahlian), mengacu pada pengetahuan, pengalaman dan keahlian

yang dimiliki oleh seorang endorser.

3. Attractiveness (daya tarik fisik), mengacu pada diri yang dianggap sebagai

hal yang menarik untuk dilihat konsumen.

4. Respect (kualitas dihargai), kualitas yang dihargai atau dihormati sebagai

akibat dari pencapaian personal.

5. Similarity (kesamaan), mengacu pada kesamaan antara endorser dan

audience.

Sedangkan menurut Wulandari dan Nurcahya dalam Isfahami dkk. (2021:

179), terdapat empat indikator penilaian celebrity endorser, yaitu visibility,

credibility, attractiveness, dan power.

1. Visibility, memiliki sudut pandang seberapa jauh ketenaran seorang celebrity

bila dihubungkan dengan ketenaran maka dapat ditentukan seberapa banyak

pengangum yang dimiliki oleh celebrity endorser (popularitas) dan

bagaimana penampilannya didepan masyarakat (apperances).

2. Credibility, kredibilitas yang dimiliki oleh seorang celebrity memiliki

hubungan dengan dua hal yaitu keahlian dan objektivitas, keahlian memiliki

hubungan dengan pengetahuan celebrity dalam memberi kepercayaan dan

confidence terhadap calon pembeli.

18
3. Attractiveness, penerimaan pesan yang disampaikan oleh celebrity kemudian

diterima oleh pelanggan tergantung daya tarik endorser.

4. Power, kemampuan dan kekuatan yang dimiliki celebrity untuk menarik

penggemarnya.

2.4 Brand Trust

2.4.1 Pengertian Brand trust

Suhardi dan Irmayanti (2019: 56), berpendapat bahwa “Kepercayaan merek

merek (Brand Trust) merupakan kemampuan sesuatu merek untuk dipercaya

ataupun Brand Reability yang berdasar dan berlandaskan keyakinan konsumen atau

pelanggan bahwa produk tersebut dapat memenuhi nilai dan makna yang telah

dijanjikan dengan intensi merek yang bagus ataupun brand intention yang dapat

didasarkan pada suatu persepsi dan keyakinan konsumen atay pelanggan bahwa

merek itu harus mampu untuk mengutamakan kebutuhan para pelanggan.

Menurut Tjiptono (2015: 398) brand trust adalah kesediaan konsumen untuk

mempercayai atau mengandalkan merek dalam suatu risiko karena karena adanya

harapan bahwa merek yang bersangkutan akan memberikan hasil yang positif.

Menurut Chaudhuri dan Holbrook dalam Ang dan Keni (2021: 45) bahwa

“Brand Trust as the willingness of the average consumer to rely on the ability of

the brand toperform its stated function”. “Kepercayaan merek merupakan kemauan

konsumen untuk mengandalkan kemampuan sebuah merek dalam melakukan

fungsi yang dinyatakan.

19
Dari bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand trust adalah

kemauan pelanggan mempercayai suatu merek dengan segala resiko-resiko yang

dihadapi karena ekspetasi terhadap merek akan menyebabkan hasil yang positif.

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Brand Trust

Menurut Suhardi dan Irmayanti (2019: 56), terdapat tiga faktor yang dapat

mempengaruhi brand trust (kepercayaan terhadap) merek, yaitu karakteristik

merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik konsumen-merek.

1. Karakteristik merek (brand characteristic)

Karakteristik merek mempunyai peran yang sangat penting dalam

menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu

merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum

membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek

meliputi dapat diramalkan (predictability), mempunyai reputasi, dan

kompeten.

2. Karakteristik perusahaan (company characteristic)

Karakteristik perusahaan yang ada dibalik suatu merek juga dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut.

Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada dibalik merek suatu

produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu

produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi

perusahaan yang diinginkan, dan integritas perusahaan

20
3. Karakteristik konsumen-merek (consumer-brand characteristic)

Karakteristik konsumen-merek merupakan dua kelompok yang saling

mempengaruhi. Oleh karena itu karakteristik konsumen merek dapat

mempengaruhi kepercayaan terhadap merek.

2.4.3 Indikator Brand Trust

Menurut Ika dan Kustini dalam Brilliany dan Nomleni (2022: 74) brand trust

(kepercayaan merek) dapat diukur diukur melalu empat indikator yaitu kepuasan,

nilai, kepercayaan, dan keamanan.

1. Kepuasan yaitu sebagai akibat timbulnya perasaan seseorang setelah

membandingkan antara hasil kinerja dengan keinginannya.

2. Nilai adalah gambaran mengenai suatu hal yang di inginkan, berharga, pantas

dan dapat mempengaruhi perilaku sosial setiap individu yang mempunyai

nilai tersebut.

3. Kepercayaan didefinisikan sebagai wujud dari konsumen mempercayai

sebuah produk atau jasa melalui merek.

4. Keamanan didefinisikan sebagai tingkat keamanan di percayai konsumen

pada merek, produk atau jasa.

Sedangkan menurut Kautonen dan Karjaluoto dalam Qur’ani dan Saputri

(2018: 89) ada dua indikator variabel yang memengaruhi brand trust yaitu brand

reliability dan brand intentions.

1. Brand Reliability

Brand Reliability (keandalan merek) yaitu keyakinan konsumen bahwa

produk tersebut dapat memenuhi nilai atau hal yang dijanjikan dengan persepsi
21
bahwa merek tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan juga bisa memberikan

kepuasan. Dimensi ini juga merupakan suatu hal yang esensial bagi terciptanya

kepercayaan pada merek dikarenan kemampuan merek dalam hal memenuhi nilai

atas hal yang dijanjikannya sehingga membuat konsumen menaruh rasa yakin

dengan kepuasan yang sama di masa depan. Kehandalan pada merek juga menilai

perihal kualitas pelayanan yang meliputi kejujuran, kenyamanan servis, prosedur

pelayanan, dan pelayanan jasa yang disediakan hingga kepuasan konsumen

2. Brand Intentions

Brand Intentions atau minat pada merek mencerminkan keyakinan konsumen

bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika

masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Oleh karena itu,

intentionality berkaitan dengan kepercayaan bahwa merek akan tertarik pada apa

yang dibutuhkan konsumen dan tidak akan mengambil keuntungan dari

ketidaktahuan konsumen seperti dengan memberikan asuransi atau kompensasi atas

permasalahan dalam penggunaan produk.

2.5 Buying Interest (Minat Beli)

2.5.1 Pengertian Buying Interest (Minat beli)

Kotler & Keller (2016: 137) berpendapat bahwa minat beli (buying interest)

merupakan salah satu jenis perilaku konsumen yang terjadi sebagai respon yang

muncul terhadap objek yang menunjukan keinginan konsumen untuk membeli

sesuatu. Selanjutnya, Schiffman & Kanuk (2015: 228) mengemukakan bahwa

minat beli (buying interest) merupakan penjelasan dari sikap seseorang terhadap

objek yang sangat cocok untuk mengukur perilaku produk, jasa, atau merek
22
tertentu. Menurut Priansa (2017: 164) minat beli (buying interest) merupakan

sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk

tertentu serta banyaknya unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Dari beberapa pengertian minat beli (buying interest) diatas dapat

disimpulkan bahwa minat beli adalah keinginan pelanggan untuk membeli sebuah

produk atau jasa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya buying interest pada

konsumen yaitu dorongan dari diri sendiri (individu), motif sosial, dan faktor

emosional.

1. Dorongan dari diri sendiri (individu), dorongan akan keingintahuan yang

membangkitkan rasa ingin belajar, membaca, dan melakukan penelitian lain.

2. Motif sosial, motif sosial dapat membangkitkan minat untuk melakukan

aktivitas tertentu. Misalkan minat dalam hal berpakaian karena ingin

mendapatkan persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain.

3. Faktor Emosional, faktor emosional adalah minat yang berhubungan dengan

emosi. Misal ketikaminat tersebut mendapatkan kesuksesan maka akan

mempertahankan minat tersebut dan jika sebaliknya bila mendapatkan

kegagalan maka akan berhenti melakukan minat tersebut.

2.5.2 Tahapan Buying Interest (Minat Beli)

Tahapan minat pembelian bisa dipahami melalui model AIDA yang telah

diuraikan oleh Kotler dan Keller dalam Priansa (2017: 164) yaitu perhatian, tertarik,

hasrat, dan tindakan.

23
1. Perhatian (Attention), merupakan tahapan awal dalam menilai suatu produk

atau jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon

pelanggan mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Tertarik (Interest), pada tahap ini calon pelanggan sudah mulai berminat

untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan

informasi yang lebih terperindi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

3. Hasrat (Desire), calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan

untuk membeli mulai timbul. Dalam tahap ini calon pelanggan mulai

berminat dalam produk dan jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan

munculnya minat yang kuat dari konsumen untuk membeli serta mencoba

produk dan jasa tersebut.

4. Tindakan (Action), dalam tahap akhir ini konsumen telah mempunyai

kemauan yang tinggi untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang

ditawarkan.

2.5.3. Indikator Buying Interest (Minat Beli)

Menurut Ferdinand (2014: 189) Minat beli diidentifikasikan melalui

indikator-indikator, yaitu minat transaksional, minat referensial, minat preferensial

dan minat eksploratif.

1. Minat transaksional, yaitu kecendrungan seseorang untuk membeli suatu

produk.

2. Minat referensial, yaitu kecendrungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain

24
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang

yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya

dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk referensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi

untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Sementara itu, menurut Schiffman dan Kanuk (2015: 201) berpendapat

bahwa terdapat lima indikator yang mempengaruhi buying interest (minat beli) di

bawah ini.

1. Memiliki keinginan untuk mencari informasi tentang produk.

2. Melakukan pertimbangan mencari informasi untuk membeli.

3. Memiliki keinginan untuk mencoba.

4. Ingin memiliki produk.

5. Memiliki rasa ingin tahu terhadap produk

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya Ramlawati, dan Emy Lusyana (2020), “Pengaruh

Celebrity Endorsement dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Kecantikan

Wardah pada Mahasiswi HPMM Cabang Maiwa di Makassar”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa variabel independen celebrity endorsement berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel depeden minat beli, sedangkan variabel

independen citra merek hanya berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen minat beli. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh

Brilliany, dan Nomleni (2022), “Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan
25
Kepercayaan Merek terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlet”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa celebity endorser tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap minat daya beli ulang scarlett, citra merek memiliki signifikan

minat daya beli, dan kepercayaan merek memiliki signifikan terhadap minat beli.

Berikutnya, penelitian yang dilakukan Isfahami dkk. (2021), “Pengaruh Brand

Trust dan Celebrity Endorse terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor brand trust dapat mempengaruhi keputusan

pembelian sedangkan faktor celebrity endorse dapat mempengaruhi keputusan

pembelian. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Nyoman Wisniari Savitri (2017),

“Pengaruh Celebrity Endorser dan Iklan Melalui Media Televisi terhadap Minat

Beli Pada Tokopedia di Denpasar”. Hasil penelitian menunjukkan celebrity

endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli pada Tokopedia

sedangkan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli pada

Tokopedia.

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapt membantu dalam menentukan

arah kebijakan saat pelaksanaan penelitian. Kerangka konseptual ini merupakan

suatu skema yang menggambarkan variabel-variabel yang terlibat atau hubungan

antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti.

Penentuan indikator pada penelitianini didasarkan pada kebutuhan penelitian

terkait celebrity endorser, brand trust, dan buying interest, sesuai dengan tujuan

penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh celebrity endorser (X1), dan brand

trust (X2) terhadap buying interest (Y) pelanggan, yang mana terdiri dari dua
26
variabel independent dan satu variabel dependen kemudian akan diuji ketepatan dan

keandalannya.

Variabel celebrity endorser memiliki lima indikator yaitu Trustworthiness,

Expertise, Attractiveness, Respect, dan Similarity (Shimp 2014: 459). Variabel

brand trust memiliki dua indikator yaitu Brand reliability, dan Brand intention

(Kautonen dan Karjaluto dalam Oktaviani dkk 2019). Variabel buying interest

(minat beli) memiliki empat indikator yaitu Minat transaksional, Minat referensial,

Minat preferensial, dan Minat eksploratif (Ferdinand 2014: 189).

Adapun kerangka-kerangka pemikiran yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Celebrity Endorser
(X1)
H1

H3
Buying Interest (Y)

Brand Trust (X2) H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Berikut adalah hipotesis pada penelitian ini:

1. H0 = Celebrity endorser tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan


terhadap buying interest (minat beli) pelanggan pada produk
Luxcrime.

27
H1 = Celebrity endorser berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap buying interest (minat beli) pelanggan pada produk
luxcrime.

2. H0 = Brand Trust tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan


terhadap buying interest (minat beli) pelanggan pada produk
Luxcrime.

H2 = Brand Trust berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap


buying interest (minat beli) pelanggan pada produk Luxcrime.

3. H0 = Celebrity endorser dan brand trust tidak berpengaruh secara


simultan dan signifikan terhadap buying interest (minat beli)
pelanggan pada produk Luxcrime.

H3 = Celebrity endorser dan brand trust berpengaruh secara simultan


dan signifikan terhadap buying interest (minat beli) pelanggan pada
produk Luxcrime.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semua pelanggan produk luxcrime bedak blur

& cover two way cake di Kota Makassar.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari bulan Juni sampai

Juli tahun 2023.

3.2 Populasi dan sampel

3.2.1 Populasi

Dalam penelitian ini, yang menjadi target populasi adalah pelanggan produk

luxcrime bedak blur & cover two way cake di Kota Makassar.

3.2.2 Sampel

Teknik penarikan yaitu menggunakan metode Accidental Sampling dan

Purposive sampling, yaitu Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu di suatu tempat yang dapat

digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok

sebagai sumber data.

Adapun menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, dapat menggunakan

rumus Hair dkk dalam Maudya dan Hamzah (2022:5).

29
Dimana:

Jumlah indikator = 11

N = 11 x 10 = 110

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 110 responden.

Kriteria sampel yang digunakan sebagai dasar pertimbangan penentuan

sampel yaitu:

1. Berjenis kelamin perempuan

2. Pengguna media sosial.

3. Berumur 17-30 tahun

4. Mengetahui produk Luxcrime

3.3 Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh data terkait pengaruh celebrity endorser dan brand trust

terhadap buying interest (minat beli) pelanggan Produk Luxcrime, maka teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.3.1 Kuesioner

Pada penelitian ini, kesioner digunakan untuk memperoleh data mengenai

pengaruh celebrity endorser dan brand trust terhadap buying interest

(minat beli) pelanggan produk Luxcrime. Jenis kuisioner yang digunakan tertutup

dengan menggunakan skala likert. Pengukuran skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang ataus ekelompok orang tentang

suatu fenomena sosial. Teknik ini dipilih karena memudahkan responden dalam

memberikan jawaban dan dapat mempermudah peneliti dalam mengambil data.

Pada penelitian ini menggunakan 4 bobot skor dengan alasan untuk mencegah
30
jawaban yang bersifat netral untuk memperoleh hasil yang akurat. Skala kikert

dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3. 1 Interpretasi Skor Tanggapan Responden

No. Tanggapan Responden Bobot Skor


1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2016: 108)

Kategori dan nilai tersebut digunakan untuk mengukur indikator-indikator

pengaruh celebrity endorser dan brand trust terhadap buying interest (minat beli)

pelanggan pada produk Luxcrime.

Untuk memperoleh suatu nilai dari persepsi responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada kuesioner, harus melihat perbandingan antara jawaban yang

sebenarnya dengan melihat intervalnya. Data responden yang diperoleh dari

kuesioner diinterpretasikan dalam empat interval yang menggunakan rumus rating

scale.

𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Dimana:

Rentang Nilai = Nilai Tertinggi – Nilai terendah

Banyak Kelas Interval =4

Berdasarkan pernyataan diatas, maka panjang kelas interval adalah:


4−1
Panjang kelas interval = = 0,75
4

31
Panjang kelas interval = 0,75

Berdasarkan hasil tersebut, berikut ini adalah interpretasi pengukuran skala

likert yang digunakan:

Tabel 3. 2 Skor Penilaian Umum

No Nilai Interpretasi Konversi


1 1,00-1,75 Sangat Tidak setuju Sangat Tidak Baik
2 1,76-2,50 Tidak Setuju Tidak baik
3 2,51-3,25 Setuju Baik
4 3,26-4,00 Sangat Setuju Baik Sekali
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulan mengenai bagaimana

pengaruh celebrity endorser dan brand trust terhadap buying interest pelanggan

pada produk luxcrime.

3.4 Tipe Penelitian

Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang didapatkan yaitu data

primer. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner dan hasil wawancara.

3.5 Teknik Analisis Data

Kegiatan dalam analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data

nerdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi, data berdasarkan variabel

dari seluruh responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2016: 207).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kuantitatif yang dihitung dengan satuan jumlah tertentu atau dinyatakan dalam

angka-angka dengan menggunakan program Software Statistic Package for Sosial


32
Sciences (SPSS) versi 25.0. for windows untuk keperluan analisis ini, penulis

mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara

memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan, maka dibuat skala prngukuran

dengan menggunakan skala likert.

3.5.1 Uji Instrumen

Dalam penelitian kuantitatif instrumen penelitian digunakan untuk

mengumpulkan data yang nantinya penelitian ini akan digunakan dalam mengukur

nilai variabel yang diteliti. Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, maka

perlu melakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang di

gunakan untuk memperoleh data responden, dimana asumsi yang harus dipenuhi

oleh kuesioner adalah data yang harus valid dan reliable agar bisa di lakukan

pengujian hipotesis tahap selanjutnya.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian dengan

menggunakan pengujian pada setiap butir pertanyaan yanga kan digunakan dalam

kuesioner, yaitu dengan mengkorelasikan antara item skor tiap butir dengan skor

total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian ini dilakukan secara

statistik, yang dapat dilakukan secara manual ataupun dukungan

komputer,misalnya melalui bantuan komputer SPSS.

Dari hasil penelitian yang valid terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Instrumen yang valid memiliki arti bahwa alat ukur yang digunakan utuk

33
mendapatkan data itu valid. Valid memiliki arti bahwa instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur secara kuat dan memberi hasil yang sah.

Kuesioner dari tiap variabel dapat dikatakan valid apabila nilai signifikasi

korelasi pearson < 0,05 dan untuk alfa 5%. Jika data tidak valid maka tidak akan

diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Pernyataan-pernyataan yang

valid selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitasnya.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indokator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliebel apabila dilakukan dua

kali pengujian dan memiliki hasil yang konsisten atau terdapat kesamaan dalam

waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila

digunakan beberapa kali untuk mengkur objek yang sama akan menghasilkan data

yang sama juga. Dalam uji ini hanya dapat digunakan pada pertanyaan-pertanyaan

yang valid saja. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

alpha atau cronbach’s alpha, intrumen yang memiliki reliabilitas.

Apabila instrumen dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah menguji

reliabilitas instrumen untuk menunjukan kestabilan dalam mengukur instrumen. Uji

ini dilakukan dengan cara membandingkan angka cronbach alpha dengan

ketentuan nilai cronbach alpha yang minimal adalah 0,6. Artinya jika nilai

cronbach alpha yang didapatkan dari hasil perhitungan lebih besar dari 0,6, maka

disimpulkan kuesioner penelitian ini reliabel. Sebaliknya, jika cronbach alpha lebih

kecil dari 0,6 maka kuesioner penelitian ini dinyatakan tidak reliabel. Pengujian

akan dilakukan menggunakan program statistik IBM SPSS 25 for Windows. Apabila

34
setelah pengujian terdapat indikator yang tidak valid maka indikator tersebut akan

dikeluarkan dan tidak diikutkan pada pengujian selanjutnya.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa asumsi klasik yang perlu diperhatikan dalam model regresi agar

bisa menghasilkan estimasi yang baik, model regresi yang baik harus terhindar dari

multikolenearitas dan heteroskedastisitas selain itu memiliki data berdistribusi

normal.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang

digunakan, apakah berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal

dapat dikatakan mampu mewakili populasi. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan grafik Normal Probability Plot (P-Plot). Pada prinsipnya, normalitas

dengan menggunakan grafik Normal Probability Plot (P-Plot) dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik

dengan dasar pengambilan keputusan jika data (titik-titik) menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas atau dapat dikatakan berdistribusi normal. Pengujian akan dilakukan

menggunakan program statistik IBM SPSS 25 forWindows.

2. Uji Multikolinieritas

Permasalahan anggapan klasik regresi bukan Cuma terdapat kepada

terdapatnya ikatan antardata dalam satu variabel. Namun pula hubungan antara

sesama variabel bebas. Bila 2 ataupun lebih variabel bebas dalam bentuk regresi

35
mempunyai ikatan linear yang akrab, hingga bentuk regresi ini tergejala oleh situasi

multikolinearitas.

Uji multikolinearitas berarti terdapatnya ikatan linear yang sempurna ataupun

tentu di antara sebagian ataupun seluruh variabel yang menjelaskan dari bentuk

regresi. Untuk menguji multikolinearitas bisa diamati dari angka Variance Inflation

Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas. Bila angka VIF > 5, maka dapat

disimpulkan data bebas dari gejala multikolineritas. Kebalikannya, bila angka VIF

< 5 serta angka tolerance lebih dari 0,05, maka tidak terdapat pertanda

multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan menggunakan program statistik IBM

SPSS 25 forWindows.

3.5.3 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum dan generalisasi (Sugiyono, 2014: 147). Statistika deskriptif berfungsi untuk

menganalis atau memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean). Kemudian data yang diambil diolah dalam table distribusi

frekuensi menggunakan program SPSS versi 25.0 for windows.

Adapun rumus dari rata-rata skor hitung, yaitu:

∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑀𝑒 =
∑ 𝑓𝑖

Keterangan:

Me = Mean untuk data bergolong


36
𝛴𝑓𝑖 = Jumlah data/sampel

𝑓𝑖𝑥𝑖 = Produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda

kelas (xi). tanda kelas (xi) adalah rata-rata dari nilai terendah dan

tertinggi setiap interval data.

3.5.4 Analisis Statistik inferensial

Statistik inferensial merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini

dipakai dalam membuktikan kebenaran yang bersifat peluang (probability). Teknik

pengolahan dan analisis data tersebut dilakukan dengan sistem komputerisasi yaitu

dengan program SPSS versi 25.0 for windows.

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua

atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis ini juga

untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan, dan untuk mengetahui 49 arah hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masingmasing

variabel independen berhubungan positif dan negatif. Persamaan regresi dalam

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable celebrity

endorser (X1) brand trust (X2) terhadap variable buying interest (minat beli) (Y).

Rumus matematis dari regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini

ialah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

37
Keterangan:

Y : Buying interest

α : Nilai Konstanta

β : Nilai Koefisien Regresi

X1 : Celebrity endorser

X2 : Brand trust

e : Error (Tingkat Ksalahan)

Dengan adanya analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk

mengetahui variabel mana diantara variabel independen berpengaruh secarah

dominan terhadap variabel dependen.

2. Uji T (Uji Parsial)

Uji T digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu hubungan variabel

independent secara parsial terhadap variabel dependen. Uji dilakukan untuk

mengetahui signifikan dari pengaruh variabel celebrity endorser (X1) dan brand

trust (X2) secara individual (parsial) terhadap buying interest (Y). untuk menguji

apakah pengaruh masing-masing variabel celebrity endorser (X1) dan brand trust

(X2) secara individual (parsial) terhadap buying interest (Y) secara parsial dengan

α = 0,05 dapat dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel atau

dengan melihat kolom signifikan pada masing-masing t-hitung.

a. Jika t-hitung ≥ t-tabel (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada

pengaruh positif signifikan dari masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen.

38
b. Jika t-hitung ≤ t-tabel (0,05) maka H0 diterima dan H0 diterima berarti tidak

ada pengaruh positif signifikan dari masing-masing variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen.

3. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel celebrity

endorser (X1) dan brand trust (X2) secara bersama-sama (simultan) terhadap

buying interest (Y). pengujian variabel celebrity endorser (X1) dan brand trust

(X2) secara bersamaan digunakan statistic uji F (F-test) untuk melakukan apakah

model pengujian hipotesis yang dilakukan tepat. Uji F dapat dijelaskan dengan

analisis varian (ANOVA), pengujian dilakukan dengan membandingkan F-hitung

dan F-table dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai F-hitung > F-tabel (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang diuji merupakan

variabel yang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

b. Jika nilai F-hitung < F-tabel (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak, dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang diuji merupakan

variabel yang tidak tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4. Analisis Koefisien Determinasi (r2)

Koefisien determinasi (r2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variabel celebrity endorser (X1) dan brand

trust (X2). Pada model linear sederhana ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian dengan

melihat besarnya koesfisien determinasi totalnya (r 2). Jika (r2) yang diperoleh

39
mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut

menerangkan hubungan variabel celebrity endorser (X1) dan brand trust (X2)

terhadap variable minat beli sebaliknya jika (r 2) makin mendekati 0 (nol), maka

semakin lemah pengaruh variabel celebrity endorser (X1) dan brand trust (X2)

terhadap variable buying interest (Y)

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu pernyataan dalam bentuk yang khusus

dan merupakan kriteria yang bisa diuji secara empiris. Untuk itu, agar dapat

melakukan penelitian dengan terarah dan untuk menyamakan persepsi dengan

pihak lain, maka diberikan pula definisi operasionalnya.

1. Celebrity Endorser

Celebrity endorser adalah seorang public figure yang digunakan untuk

memperkenalkan dan mempromosikan bedak Luxcrime Blur & Cover Two Way

Cake ditawarkan oleh perusahaan untuk menarik pelanggan bedak Luxcrime Blur

& Cover Two Way Cake, dimana dalam penelitian ini public figure yang dimaksud

adalah Tasya Farasya.

a. Trustworthiness (dapat dipercaya), mengacu pada kejujuran dan integritas

yang dimiliki oleh Tasya Farasya sehingga dapat dipercayai oleh

pelanggan bedak Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.

b. Expertise (keahlian), mengacu pada keahlian memasarkan yang dimiliki

oleh Tasya Farasya dalam menarik daya beli pelanggan bedak Luxcrime

Blur & Cover Two Way Cake.

40
c. Attractiveness (daya tarik fisik), Tasya Farasya memiliki daya pikat

kecantikan yang dapat memengaruhi pelanggan untuk menggunakan

bedak Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake yang direview oleh Tasya

Farasya.

d. Respect (kualitas dihargai), sebagai akibat dari kualitas pencapaian

personal Tasya Farasya, seperti kemampuan dalam menyampaikan review

produk dan memiliki pamor yang baik hal ini dapat digunakan untuk

meningkatkan ekuitas merek produk Luxcrime Blur & Cover Two Way

Cake.

e. Similarity (kesamaan), adalah adanya persamaan gender, umur, dan warna

kulit antara Tasya Farasya dengan pelanggan dalam hal memasarkan

produk bedak Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.

2. Brand Trust

Brand trust adalah kemauan pelanggan mempercayai dan merasa aman pada

produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake dengan segala resikonya.

a. Brand Reliability (keandalan merek) yaitu keyakinan pelanggan bahwa

produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake dapat memenuhi nilai atau

hal yang dijanjikan dengan persepsi bahwa merek tersebut dapat

memenuhi kebutuhan dan juga bisa memberikan kepuasan.

b. Brand Intentions, produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake dapat

meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut mengutamakan

kepentingan konsumen.

41
3. Buying Interest (Minat Beli)

Buying Interest (Minat beli) adalah keinginan pelanggan untuk membeli

produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.

a. Minat transaksional, yaitu mengacu pada kecendrungan pelanggan untuk

membeli suatu produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.

b. Minat referensial, yaitu mengacu pada kecenderungan pelanggan untuk

menyarankan produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake kepada

orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu mengacu pada perilaku pelanggan untuk

menjadikan produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake sebagai pilihan

utama.

d. Minat eksploratif, yaitu mengacu pada perilaku pelanggan untuk terus

mencari informasi tentang produk Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.

42
DAFTAR PUSTAKA

Ang dan Keni. 2021. Prediksi brand Experience dan Brand Image terhadap brand
Loyalty: Brand Trust Sebagai variabel Mediasi. Jurnal Manajerial dan
Kewirausahaan. (Online). (https://journal.untar.ac.id/), diakses 3 Februari
2023

Angraeni dkk. 2018. Pengaruh Endorsement Beauty Vloger terhadap Minat Beli
Make Up Brand Lokal. Jurnal Administrasi Bisnis. (Online).
(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/) diakses 3 Februari 2023

Brilliany dan Nomleni. 2022. Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek Dan
Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlett: The
Effect Of Celebrity Endorser, Brand Image And Brand Trust On Consumer
Purchase Interest Of Scarlett Products. Riset Manajemen dan Akuntansi,
(Online), (https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/), diakses 2 Februari
2023.

Durahman, Suwandi Putra. 2020. Pengaruh Promosi dan Brand Trust Terhadap
Minat Beli Konsumen Pada Galeri Elzatta di Balikpapan. Jurnal
Administrasi Bisnis Fisipol Unmul, (Online), (https://e-
journals.unmul.ac.id/), diakses 3 Februari 2023.

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen, Semarang:Badan


Penerbit Universitas Diponegoro

Isfahami, dkk. 2021. Pengaruh Brand Trust dan Celebrity Endorse terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen. Jurnal Bisnis & Kewirausahaan,
(Online), (https://ojs.pnb.ac.id/), diakses 6 Februari 2023

Kertamuki, 2015. Strategi Kreatif dalam Periklanan: Konsep Pesan, Media,


Branding, Anggaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kotler, Philip. 2015. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi 13. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. dan Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management, 15th Edition,
Pearson Education,Inc. London: Pearson Education.

Lapera. 2013. Pengaruh Iklan Produk, gaya Hidup, Celebrity Endorser dan Pesan
Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen, (Online),
(https://reposssitory.uksw.edu/), diakses 5 Februari 2023

Maudya, Audy dan Muhammad Ichwan Hamzah. Analisis Pengaruh Celebrity


Endorment, Kualitas Produk dan Packaging Terhadap Keputusan
Pembelian. (Online), (www.jurnal.stiebi.ac.id) diakses 08 Juni 2023.

43
Natalia dan Rumambi. 2013. Analisa Prediksi/Penilai Efektivitas Pengguna
Selebritis Sebagai Brand Endorser untuk Membangun Brand Image. Jurnal
Manajemen Pemasaran Petra. (Online). (https://media.neliti.com/), diakses
5 Februari 2023.

Priansa. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung: Pustaka Setia.

Putri. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: Universitas Udayana.

Qur’ani dan Saputri, Eka Mahreni. 2018. Pengaruh Brand Trust dan Customer
Satisfaction Produk Go-Mobile Terhadap Consumer Loyalty Pada PT Bank
Cimb Niaga Tbk. Jurnal Manajemen dan Bisnis (Almana). (Online).
(https://media.neliti.com/), diakses 4 Februari 2023.

Ramlawati dan Emy Lusyana. 2020. Pengaruh Celebrity Endorsement dan Citra
Merek terhadap Minat Beli Produk Kecantikan Wardah pada Mahasiswi
HPMM Cabang Maiwa DI Makassar. Jurnal Manajemen Dan Organisasi
Review, (Online), (https://journal.unifa.ac.id/), diakses 3 Februari 2023.

Ritonga dkk. 2018. Manajemen Pemasaran: Konsep dan Strategi. Bogor: CV


Manhaji.

Sari, Indah Ratna. 2020. Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Celebrity
Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Pada Klinik Kecantikan di
Ponorogo. (Online), (http://eprints.umpo.ac.id/), diakses 5 Februari 2023

Savitri, Nyoman Wisniari. 2017. Pengaruh Celebrity Endorser dan Iklan Melalui
Media Televisi Terhadap Minat Beli Pada Tokopedia Di Denpasar. E-
Jurnal Manajemen Unud, (Online), (https://www.neliti.com/id), diakses 2
Februari 2023.

Schiffman dan Kanuk. (2015). Consumer Behavior, Global Edition, 11/E. Person.

Shimp, Terence A. 2014. Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan dan


Promosi. Edisi ke-8. Jakarta: Salemba Empat.

Sudaryono, 2016. Manajemen Pemasaran teori dan Implementasi. Yogyakarta:


C.V Andi Offset.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suhardi dan Irmayanti, 2019. Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek, dan
Kepercayaan Merek Terhadap MinatbBeli Konsumen. Jurnal Inspirasi

44
Bisnis & Manajemen. (Online), (http://jurnal.ugj.ac.id/), diakses 2 Februari
2023

Sunyoto, D. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan


Kasus). Edisi ke-2. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing
Service).

Tjiptono, Fandy. 2015. Stategi Pemasaran. Edisi ke-4. Yogyakarta: Andi Offset.

Widyastuti. 2018. Manajemen Komunikasi Pemasaran terpadu. Jakarta: Fakultas


Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila Press.

45
L

N
46
Tabel 3.3 Tabel uji F
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
df = (N-2)
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
47
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432
51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393
52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354
53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317
54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280
55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244
56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210
57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176
58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143
59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110
60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018
63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903
67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876
68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798
71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773
72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
48
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568
81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527
83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507
84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449
87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307
95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290
96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242
99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211
101 0.1630 0.1937 0.2290 0.2528 0.3196
102 0.1622 0.1927 0.2279 0.2515 0.3181
103 0.1614 0.1918 0.2268 0.2504 0.3166
104 0.1606 0.1909 0.2257 0.2492 0.3152
105 0.1599 0.1900 0.2247 0.2480 0.3137
106 0.1591 0.1891 0.2236 0.2469 0.3123
107 0.1584 0.1882 0.2226 0.2458 0.3109
108 0.1576 0.1874 0.2216 0.2446 0.3095
109 0.1569 0.1865 0.2206 0.2436 0.3082
110 0.1562 0.1857 0.2196 0.2425 0.3068
111 0.1555 0.1848 0.2186 0.2414 0.3055
112 0.1548 0.1840 0.2177 0.2403 0.3042
113 0.1541 0.1832 0.2167 0.2393 0.3029
114 0.1535 0.1824 0.2158 0.2383 0.3016
115 0.1528 0.1816 0.2149 0.2373 0.3004
116 0.1522 0.1809 0.2139 0.2363 0.2991
117 0.1515 0.1801 0.2131 0.2353 0.2979
118 0.1509 0.1793 0.2122 0.2343 0.2967
49
119 0.1502 0.1786 0.2113 0.2333 0.2955
120 0.1496 0.1779 0.2104 0.2324 0.2943
121 0.1490 0.1771 0.2096 0.2315 0.2931
122 0.1484 0.1764 0.2087 0.2305 0.2920
123 0.1478 0.1757 0.2079 0.2296 0.2908
124 0.1472 0.1750 0.2071 0.2287 0.2897
125 0.1466 0.1743 0.2062 0.2278 0.2886
126 0.1460 0.1736 0.2054 0.2269 0.2875
127 0.1455 0.1729 0.2046 0.2260 0.2864
128 0.1449 0.1723 0.2039 0.2252 0.2853
129 0.1443 0.1716 0.2031 0.2243 0.2843
130 0.1438 0.1710 0.2023 0.2235 0.2832
131 0.1432 0.1703 0.2015 0.2226 0.2822
132 0.1427 0.1697 0.2008 0.2218 0.2811
133 0.1422 0.1690 0.2001 0.2210 0.2801
134 0.1416 0.1684 0.1993 0.2202 0.2791
135 0.1411 0.1678 0.1986 0.2194 0.2781
136 0.1406 0.1672 0.1979 0.2186 0.2771
137 0.1401 0.1666 0.1972 0.2178 0.2761
138 0.1396 0.1660 0.1965 0.2170 0.2752
139 0.1391 0.1654 0.1958 0.2163 0.2742
140 0.1386 0.1648 0.1951 0.2155 0.2733
141 0.1381 0.1642 0.1944 0.2148 0.2723
142 0.1376 0.1637 0.1937 0.2140 0.2714
143 0.1371 0.1631 0.1930 0.2133 0.2705
144 0.1367 0.1625 0.1924 0.2126 0.2696
145 0.1362 0.1620 0.1917 0.2118 0.2687
146 0.1357 0.1614 0.1911 0.2111 0.2678
147 0.1353 0.1609 0.1904 0.2104 0.2669
148 0.1348 0.1603 0.1898 0.2097 0.2660
149 0.1344 0.1598 0.1892 0.2090 0.2652
150 0.1339 0.1593 0.1886 0.2083 0.2643
151 0.1335 0.1587 0.1879 0.2077 0.2635
152 0.1330 0.1582 0.1873 0.2070 0.2626
153 0.1326 0.1577 0.1867 0.2063 0.2618
154 0.1322 0.1572 0.1861 0.2057 0.2610
155 0.1318 0.1567 0.1855 0.2050 0.2602
156 0.1313 0.1562 0.1849 0.2044 0.2593
157 0.1309 0.1557 0.1844 0.2037 0.2585
158 0.1305 0.1552 0.1838 0.2031 0.2578
159 0.1301 0.1547 0.1832 0.2025 0.2570
50
160 0.1297 0.1543 0.1826 0.2019 0.2562
161 0.1293 0.1538 0.1821 0.2012 0.2554
162 0.1289 0.1533 0.1815 0.2006 0.2546
163 0.1285 0.1528 0.1810 0.2000 0.2539
164 0.1281 0.1524 0.1804 0.1994 0.2531
165 0.1277 0.1519 0.1799 0.1988 0.2524
166 0.1273 0.1515 0.1794 0.1982 0.2517
167 0.1270 0.1510 0.1788 0.1976 0.2509
168 0.1266 0.1506 0.1783 0.1971 0.2502
169 0.1262 0.1501 0.1778 0.1965 0.2495
170 0.1258 0.1497 0.1773 0.1959 0.2488
171 0.1255 0.1493 0.1768 0.1954 0.2481
172 0.1251 0.1488 0.1762 0.1948 0.2473
173 0.1247 0.1484 0.1757 0.1942 0.2467
174 0.1244 0.1480 0.1752 0.1937 0.2460
175 0.1240 0.1476 0.1747 0.1932 0.2453
176 0.1237 0.1471 0.1743 0.1926 0.2446
177 0.1233 0.1467 0.1738 0.1921 0.2439
178 0.1230 0.1463 0.1733 0.1915 0.2433
179 0.1226 0.1459 0.1728 0.1910 0.2426
180 0.1223 0.1455 0.1723 0.1905 0.2419
181 0.1220 0.1451 0.1719 0.1900 0.2413
182 0.1216 0.1447 0.1714 0.1895 0.2406
183 0.1213 0.1443 0.1709 0.1890 0.2400
184 0.1210 0.1439 0.1705 0.1884 0.2394
185 0.1207 0.1435 0.1700 0.1879 0.2387
186 0.1203 0.1432 0.1696 0.1874 0.2381
187 0.1200 0.1428 0.1691 0.1869 0.2375
188 0.1197 0.1424 0.1687 0.1865 0.2369
189 0.1194 0.1420 0.1682 0.1860 0.2363
190 0.1191 0.1417 0.1678 0.1855 0.2357
191 0.1188 0.1413 0.1674 0.1850 0.2351
192 0.1184 0.1409 0.1669 0.1845 0.2345
193 0.1181 0.1406 0.1665 0.1841 0.2339
194 0.1178 0.1402 0.1661 0.1836 0.2333
195 0.1175 0.1398 0.1657 0.1831 0.2327
196 0.1172 0.1395 0.1652 0.1827 0.2321
197 0.1169 0.1391 0.1648 0.1822 0.2315
198 0.1166 0.1388 0.1644 0.1818 0.2310
199 0.1164 0.1384 0.1640 0.1813 0.2304
200 0.1161 0.1381 0.1636 0.1809 0.2298
51
Tabel 3.4 Tabel uji F
α= df1=(k-1)
0,05
df2=(n
1 2 3 4 5 6 7 8
-k- 1)
1 161.448 199,500 215.707 224,583 230,162 233.986 236,768 238,883

2 18,513 19,000 19,164 19,247 19,296 19,330 19,353 19,371


3 10,128 9,552 9,277 9,117 9,013 8,941 8,887 8,845
4 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163 6,094 6,041
5 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950 4,876 4,818
6 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284 4,207 4,147
7 5,591 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866 3,787 3,726
8 5,318 4,459 4,066 3,838 3,687 3,581 3,500 3,438
9 5,117 4,256 3,863 3,633 3,482 3,374 3,293 3,230
10 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217 3,135 3,072
11 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095 3,012 2,948
12 4,747 3,885 3,490 3,259 3,106 2,996 2,913 2,849
13 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915 2,832 2,767
14 4,600 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848 2,764 2,699
15 4,543 3,682 3,287 3,056 2,901 2,790 2,707 2,641
16 4,494 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741 2,657 2,591
17 4,451 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699 2,614 2,548
18 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,577 2,510
19 4,381 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628 2,544 2,477
20 4,351 3,493 3,098 2,866 2,711 2,599 2,514 2,447
21 4,325 3,467 3,072 2,840 2,685 2,573 2,488 2,420
22 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549 2,464 2,397
23 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528 2,442 2,375
24 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508 2,423 2,355
25 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,490 2,405 2,337
26 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474 2,388 2,321
27 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459 2,373 2,305
28 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445 2,359 2,291
29 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432 2,346 2,278
30 4,171 3,316 2,922 2,690 2,534 2,421 2,334 2,266
31 4,160 3,305 2,911 2,679 2,523 2,409 2,323 2,255
32 4,149 3,295 2,901 2,668 2,512 2,399 2,313 2,244

52
33 4,139 3,285 2,892 2,659 2,503 2,389 2,303 2,235
34 4,130 3,276 2,883 2,650 2,494 2,380 2,294 2,225
35 4,121 3,267 2,874 2,641 2,485 2,372 2,285 2,217
36 4,113 3,259 2,866 2,634 2,477 2,364 2,277 2,209
37 4,105 3,252 2,859 2,626 2,470 2,356 2,270 2,201
38 4,098 3,245 2,852 2,619 2,463 2,349 2,262 2,194
39 4,091 3,238 2,845 2,612 2,456 2,342 2,255 2,187
40 4,085 3,232 2,839 2,606 2,449 2,336 2,249 2,180
41 4,079 3,226 2,833 2,600 2,443 2,330 2,243 2,174
42 4,073 3,220 2,827 2,594 2,438 2,324 2,237 2,168
43 4,067 3,214 2,822 2,589 2,432 2,318 2,232 2,163
44 4,062 3,209 2,816 2,584 2,427 2,313 2,226 2,157
45 4,057 3,204 2,812 2,579 2,422 2,308 2,221 2,152
46 4,052 3,200 2,807 2,574 2,417 2,304 2,216 2,147
47 4,047 3,195 2,802 2,570 2,413 2,299 2,212 2,143
48 4,043 3,191 2,798 2,565 2,409 2,295 2,207 2,138
49 4,038 3,187 2,794 2,561 2,404 2,290 2,203 2,134
50 4,034 3,183 2,790 2,557 2,400 2,286 2,199 2,130
51 4,030 3,179 2,786 2,553 2,397 2,283 2,195 2,126
52 4,027 3,175 2,783 2,550 2,393 2,279 2,192 2,122
53 4,023 3,172 2,779 2,546 2,389 2,275 2,188 2,119
54 4,020 3,168 2,776 2,543 2,386 2,272 2,185 2,115
55 4,016 3,165 2,773 2,540 2,383 2,269 2,181 2,112
56 4,013 3,162 2,769 2,537 2,380 2,266 2,178 2,109
57 4,010 3,159 2,766 2,534 2,377 2,263 2,175 2,106
58 4,007 3,156 2,764 2,531 2,374 2,260 2,172 2,103
59 4,004 3,153 2,761 2,528 2,371 2,257 2,169 2,100
60 4,001 3,150 2,758 2,525 2,368 2,254 2,167 2,097
61 3,998 3,148 2,755 2,523 2,366 2,251 2,164 2,094
62 3,996 3,145 2,753 2,520 2,363 2,249 2,161 2,092
63 3,993 3,143 2,751 2,518 2,361 2,246 2,159 2,089
64 3,991 3,140 2,748 2,515 2,358 2,244 2,156 2,087
65 3,989 3,138 2,746 2,513 2,356 2,242 2,154 2,084
66 3,986 3,136 2,744 2,511 2,354 2,239 2,152 2,082
67 3,984 3,134 2,742 2,509 2,352 2,237 2,150 2,080
68 3,982 3,132 2,740 2,507 2,350 2,235 2,148 2,078
69 3,980 3,130 2,737 2,505 2,348 2,233 2,145 2,076

53
70 3,978 3,128 2,736 2,503 2,346 2,231 2,143 2,074
71 3,976 3,126 2,734 2,501 2,344 2,229 2,142 2,072
72 3,974 3,124 2,732 2,499 2,342 2,227 2,140 2,070
73 3,972 3,122 2,730 2,497 2,340 2,226 2,138 2,068
74 3,970 3,120 2,728 2,495 2,338 2,224 2,136 2,066
75 3,968 3,119 2,727 2,494 2,337 2,222 2,134 2,064
76 3,967 3,117 2,725 2,492 2,335 2,220 2,133 2,063
77 3,965 3,115 2,723 2,490 2,333 2,219 2,131 2,061
78 3,963 3,114 2,722 2,489 2,332 2,217 2,129 2,059
79 3,962 3,112 2,720 2,487 2,330 2,216 2,128 2,058
80 3,960 3,111 2,719 2,486 2,329 2,214 2,126 2,056
81 3,959 3,109 2,717 2,484 2,327 2,213 2,125 2,055
82 3,957 3,108 2,716 2,483 2,326 2,211 2,123 2,053
83 3,956 3,107 2,715 2,482 2,324 2,210 2,122 2,052
84 3,955 3,105 2,713 2,480 2,323 2,209 2,121 2,051
85 3,953 3,104 2,712 2,479 2,322 2,207 2,119 2,049
86 3,952 3,103 2,711 2,478 2,321 2,206 2,118 2,048
87 3,951 3,101 2,709 2,476 2,319 2,205 2,117 2,047
88 3,949 3,100 2,708 2,475 2,318 2,203 2,115 2,045
89 3,948 3,099 2,707 2,474 2,317 2,202 2,114 2,044
90 3,947 3,098 2,706 2,473 2,316 2,201 2,113 2,043
91 3,946 3,097 2,705 2,472 2,315 2,200 2,112 2,042
92 3,945 3,095 2,704 2,471 2,313 2,199 2,111 2,041
93 3,943 3,094 2,703 2,470 2,312 2,198 2,110 2,040
94 3,942 3,093 2,701 2,469 2,311 2,197 2,109 2,038
95 3,941 3,092 2,700 2,467 2,310 2,196 2,108 2,037
96 3,940 3,091 2,699 2,466 2,309 2,195 2,106 2,036
97 3,939 3,090 2,698 2,465 2,308 2,194 2,105 2,035
98 3,938 3,089 2,697 2,465 2,307 2,193 2,104 2,034
99 3,937 3,088 2,696 2,464 2,306 2,192 2,103 2,033
100 3,936 3,087 2,696 2,463 2,305 2,191 2,103 2,032

54
KUESIONER
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DANB RAND TRUST TERHADAP
MINAT BELI PELANGGAN
(Studi kasus pada pelanggan pengguna produk luxcrime di Makassar)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia : a. < 20 Tahun c. 26-30 Tahun

b. 21-25 Tahun d. > 30 Tahun

Pekerjaan :

Pendapatan perbulan (Rp.) : a. < Rp. 500.000 c. Rp. 1.250.000 – Rp. 2.000.000

b. Rp. 500.000 – Rp. 1.250.000 d. Rp. > 2.000.000

e. Belum ada pendapatan

Petunjuk Pengisian:

1. Silahkan berikan jawaban anda, bila ada pertanyaan yang kurang dipahami

silahkan ditanyakan.

2. Berikan tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang telah disediakan.

Diharapkan semua pertanyaan tidak ada yang dikosongkan. Keterangan

jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3. Semua informasi yang diperoleh dari kuesioner ini ditunjukkan untuk

penelitian saja. Oleh karena itu, identidas dan jawaban anda dijamin

kerahasiaannya.
55
Variabel Celebrity Endorser (X1)

No. Pertanyaan SS S TS STS


4 3 2 1
Trustworthiness
1 Tasya Farasya adalah individu yang dapat
diandalkan dalam mengiklankan produk
Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.
2 Tasya Farasya dapat menyampaikan review
produk Luxcrime Blur & Cover Two Way
Cake dengan jujur.
3 Tasya Farasya mampu memberikan
keterangan yang sesuai terhadap produk
Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
Expertise
1 Tasya Farasya adalah sosok yang berkualitas
dan komunikatif dalam merepresentasikan
kualitas produk Luxcrime Blur & Cover Two
Way Cake yang diiklankan.
2 Tasya Farasya adalah sosok terampil dalam
mengiklankan produk Luxcrime Blur &
Cover Two Way Cake.
3 Tasya Farasya memberikan pengetahuan
mengenai manfaat produk Luxcrime Blur &
Cover Two Way Cake dengan baik
Attractiveness
1 Tasya Farasya memiliki penampilan yang
berkharisma dalam menyampaikan review
produk Luxcrime Blur & Cover Two Way
Cake.
2 Tasya Farasya menampilkan gaya bicara
yang meyakinkan dalam menyampaikan
review produk Luxcrime Blur & Cover Two
Way Cake.
3 Tasya Farasya memberikan kesan yang
menyenangkan ketika mereview produk
Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake.
Respect
1 Tasya Farasya merupakan sosok yang
memilik pamor yang baik.
56
2 Tasya Farasya memiliki prestasi yang luar
biasa dalam bidang kecantikan
3 Tasya Farasya mampu meningkatkan
kepuasan konsumen
Similarity
1 Pelanggan memiliki kondisi kulit yang sama
dengan Tasya Farasya
2 Pelanggan memiliki gender yang sama
dengan Tasya Farasya
3 Pelanggan memiliki kesamaan dengan Tasya
Farasya dalam memilih produk

Variabel Brand Trust (X2)

No. Pertanyaan SS S TS STS


4 3 2 1
Brand Reliability
1 Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
merupakan merek yang berkualitas
2 Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
merupakan merek yang tidak pernah
mengecewakan konsumen
3 Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
merupakan merek yang sudah memenuhi
harapan pelanggan
Brand Intentions
1 Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
adalah merek yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.
2 Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
merupakan merek yang dapat memecahkan
masalah pada kulit wajah pelanggan.
3 Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
merupakan merek yang dapat mengutamakan
kepentingan konsumen ketika masalah dalam
konsumsi produk muncul secara tidak
terduga

57
Variabel Buying Interest (Y)

No. Pertanyaan SS S TS STS


4 3 2 1
Minat Transaksional
1 Saya berminat membeli produk melalui
review Tasya Farasya
2 Saya berminat membeli produk Luxcrime
Blur & Cover Two Way Cake melalui review
Tasya Farasya karena produknya berkualitas
dan dapat dipercaya
Minat Referensial
1 Saya akan merekomendasikan produk
Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
kepada orang lain.
Minat Prefensial
1 Saya akan menjadikan produk Luxcrime Blur
& Cover Two Way Cake sebagai pilihan
utama dibandingkan produk lain
2 Saya lebih tertarik dengan produk Luxcrime
Blur & Cover Two Way Cake dibanding
dengan produk lainnya.
Minat Eksploratif
1 Saya akan mencari tahu produk Luxcrime
Blur & Cover Two Way Cake melalui review
Tasya Farasya
2 Saya akan mencari tahu produk produk
Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake
melalui platform sosoal media (Instagram
dan tik tok)

58
DAFTAR WAWANCARA PENELITIAN
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND TRUST TERHADAP
BUYING INTEREST PELANGGAN PADA PRODUK LUXCRIME
(Studi Kasus pada Mahasiswi Politeknik Negeri Ujung Pandang)

1. Apakah anda memakai produk luxcrime khususnya produk luxcrime blur &

cover two way cake?

2. Dari mana anda mengetahui produk luxcrime blur & cover two way cake?

3. Mengapa anda memilih produk luxcrime blur & cover two way cake?

4. Seberapa sering anda membeli produk luxcrime blur & cover two way cake?

5. Apa yang paling anda sukai dan yang membedakan antara produk luxcrime

blur & cover two way cake dengan produk dari brand lain?

6. Setelah anda memakai produk luxcrime blur & cover two way cake apakah

sesuai dengan klaim-klaim yang dikatakan brand luxcrime mengenai produk

tersebut?

7. Apakah ada yang anda tidak sukai atau kurang dalam produk luxcrime blur &

cover two way cake?

8. Apakah menurut anda harga yang dijualkan sepadan dengan kualitas yang

diberikan dari produk luxcrime blur & cover two way cake?

59

Anda mungkin juga menyukai