id
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
52
library.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Dalam Hukum Perdata Internasional dikenal dua jenis titik taut, yaitu:
library.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
lain, satu adat masyarakat dengan adat masyarakat yang lain, satu negara dengan
negara yang lain.
Perkawinan. Dengan kata lain yang dimaksud dengan perkawinan campuran saat
ini ialah perkawinan antar Warga Negara Indonesia da Warga Negara Asing,
karena berlainan kewarganegaraan, tentu saja mereka tunduk pada hukum yang
berlainan. Menurut pendapat penyusun perkawinan campuran atau perkawinan
antara Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing dengan penggunaan
istilah perkawinan campuran kurang tepat. Sebaiknya digunakan istilah
perkawinan Internasional, karena terdapat unsur asing didalamnya. Dengan
penggunaan istilah perkawinan Internasional bagi orang asing yang menyimaknya
akan segera mudah memahami apa maknanya.
h. Surat kuasa otentik atau dibawah tangan yang disahkan oleh Pegawai
Pencatat, apabila salah seorang calon mempelai atau keduanya tidak
dapat hadir sendiri karena sesuatu alasan yang penting, sehingga
mewakilkan kepada orang lain.
Pasal 7
(1) Hasil penelitian sebagai dimaksud Pasal 6, oleh Pegawai Pencatat
ditulis dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu.
(2) Apabila ternyata dari hasil penelitian terdapat halangan perkawinan
sebagai dimaksud Undang-undang dan atau belum dipenuhinya
persyaratan tersebut dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Pemerintah ini,
keadaan itu segera diberitahukan kepada calon mempelai atau kepada
orang tua atau kepada wakilnya.
3. Apabila semua syarat telah dipenuhi Pegawai Pencatat Perkawinan
membuat pengumuman yang ditandatangani oleh Pegawai Pencatat
Perkawinan yang memuat antara lain:
a.Nama, umur, agama, pekerjaan, dan pekerjaan calon pengantin.
b.haritanggal, jam dan tempat perkawinan akan dilangsungkan (Pasal 8-9)
Pasal 8
Setelah dipenuhinya tatacara dan syarat-syarat pemberitahuan serta tiada
sesuatu halangan perkawinan, Pegawai Pencatat menyelenggarakan
pengumuman tentang pemberitahuan kehendak melangsungkan
perkawinan dengan cara menempelkan surat pengumuman menurut
formulir yang ditetapkan pada kantor Pencatatan Perkawinan ditentukan
dan mudah dibaca oleh umum.
Pasal 9
Pengumuman ditandatangani oleh Pegawai Pencatat dan memuat :
a. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman dari
calon mempelai dan dari orang tua calon mempelai; apabila salah seorang
atau keduanya pernah kawin disebutkan nama isteri dan atau suami
mereka terdahulu ;
b. Hari, tanggal, jam dan tempat perkawinan akan dilangsungkan.
library.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
(1) Akta perkawinan dibuat dalam rangkap 2 (dua), helai pertama disimpan oleh
Pegawai Pencatat, helai kedua disimpan pada Panitera Pengadilan dalam
wilayah Kantor pencatatan Perkawinan itu berada.
(2) Kepada suami dan isteri masing-masing diberikan kutipan akta perkawinan.
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan yang berlaku10.Bagi
mereka yang melakukan perkawinan menurut agama Islam, pencatatan
dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA).Sedang bagi yang beragama
Katholik, Kristen, Budha, Hindu, pencatatan itu dilakukan di Kantor Catatan
Sipil (KCS). Pasal 100 KUHPerdata, menentukan : Bahwa sebuah
library.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan cara lain, kecuali dengan akta
perkawinan yang dibuat pegawai catatan sipil yang melangsungkan
perkawinan tersebut.
1. Akta perkawinan itu dianggap sah, kecuali kalau dapat dibuktikan
adanya kepalsuan. Sebagai alat bukti maka akta perkawinan itu
mempunyai 3 (tiga) buah sifat:
1. Sebagai salah-satunya alat bukti yang mempunyai arti mutlak,
2. Sebagai alat bukti penuh, artinya di samping akta perkawinan itu tidak
dapat dimintakan alat-alat bukti lain,
3. Sebagai alat bukti yang bersifat memaksa sehingga bukti lawanya tidak
dapat melemahkan akta perkawinan itu.
Dalam hal ini permasalahannya bahwa, setiap agama yang dianut oleh
masing-masing pihak tidak mengijinkan untuk dilakukannya perkawinan
beda agama. Dalam ajaran Kristen, perkawinan beda agama dilarang (II
Korintus 6: 14-18). Sehingga melanggar syarat perkawinan secara formal
dapat diuraikan menurut Pasal 12 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
direalisasikan dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 13 Peraturan Pemerintah
Nomor 9 tahun 1975.
Penyusun menyampaikan di dalam kronologi, pihak gereja tidak
merasa telah melakukan pemberkatan terhadap perkawinan itu dan ternyata
pendeta yang telah di klaim oleh Jessica Iskandar melakukan pemberkatan
itu adalah ternyata fiktif, tidak ada daftar pendeta yang tercatat dalam gereja
Yesus Sejati.Kasus gugatan pembatalan pernikahan yang diajukan oleh
Ludwig kepada Jessica tersebut adalah termasuk ke dalam kasus Hukum
Perdata Internasional, karena terdapat unsur asing berupa faktor personal
yaitu status kewarganegaraan dimana Ludwig adalah seorang warga negara
Jerman sedangkan Jessica adalah warga Indonesia.Pernikahan mereka
library.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
d. Pelaksanan perkawinan
e. Pencatatan perkawinan
Selanjutnya akan penulis uraikan satu persatu tentang tata cara dan
formalitas perkawinan.
a. Permohonan/Pemberitahuan Perkawinan
Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor
9 Tahun 1975 bahwa setiap orang yang akan melangsungkan
perkawinan harus memberitahukan kehendaknya itu kepada pegawai
pencatatan ditempat perkawinan akan dilangsungkan. Pemberitahuan
atau permohonan tersebut dilakukan sekurang-kurangnya sepuluh
(10) hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan. Pengecualian
terhadap jangka waktu tersebut, jika disebabkan alasan yang penting,
diuraikan oleh Camat atas nama Bupati Kepala Daerah.
Permohonan/pemberitahuan perkawinan dapat melalui Kantor
Catatan Sipil bagi mereka yang beragama selain Islam.
Sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975, yang menyatakan bahwa: “Pemberitahuan dapat dilakukan
secara lisan atau tertulis oleh calon mempelai, atau oleh orang tua
atau wakilnya”. Pada prinsipnya, kehendak untuk melangsungkan
perkawinan harus dilakukan secara lisan oleh salah satu atau kedua
calon mempelai, atau oleh orang tua atau wakilnya. Tetapi apabila
karena suatu alasan yang sah pemberitahuan kehendak
melangsungkanperkawinan secara lisan tidak mungkin dilakukan,
maka pemberitahuan dapat dilakukan secara tertulis. Selain itu yang
dapat mewakili calon mempelai untuk memberitahukan kehendak
melangsungkan perkawinan tersebut adalah wali atau orang lain
yang ditunjuk berdasarkan surat kuasa khusus. Pemberitahuan
memuat nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat
kediaman calon mempelai dan apabila salah seorang atau keduanya
pernah kawin, disebutkan juga nama istri atau suami terdahulu.
library.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
e. Pencatatan Perkawinan
Dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975 menyebutkan bahwa mereka yang melangsungkan
library.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
Pasal 11 :
1. Sesaat sesudah dilangsungkannya perkawinan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Pasal 10 Peraturan
Pemerintah ini, kedua mempelai menandatangani akta
perkawinan yang telah disiapkan oleh Pegawai Pencatat
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2. Akta perkawinan yang telah ditandatangani oleh mempelai
itu, selanjutnya ditandatangani pula oleh kedua saksi dan
Pegawai Pencatat yang menghadiri perkawinan dan bagi
yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam,
ditandatangani pula oleh wali nikah atau yang
mewakilinya.
3. Dengan penandatanganan akta perkawinan, maka
perkawinan telah tercatat secara resmi.
Penyusun berpendapat bahwa, sesudah dilangsungkan
perkawinan, kedua mempelai menandatangani akta pekawinan
yang telah disiapkan oleh pegawai pencatat berdasarkan ketentuan
yang berlaku.Selanjutnya akta perkawinan yang telah ditanda
tangani tersebut, ditandatangani oleh dua orang saksi dan pegawai
pencatat yang menghadiri perkawinan.Melalui prosedur ini, maka
perkwinan telah tercatat secara resmi.