ADMINISTRASI
BISNIS
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
2022
PENGANTAR
ILMU
ADMINISTRASI
BAB I & II
BAB I
HAKIKAT KONSEP ADMINISTRASI
Administrasi berasal dari bahasa Latin : Ad = intensif dan ministrare = melayani, membantu,
memenuhi. Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.
• Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha
kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil (White,
1958).
1
Administrasi secara sempit diatas dapat dirangkumkan dalam tiga kelompok, yaitu:
• Ekspedisi, yaitu aktivitas mencatat setiap informasi yang dikirim atau diterima.
Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris “Administration” , yaitu proses
kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973)
1. Sekelompok orang, artinya kegiatan adminstrasi hanya mungkin terjadi jika dilakukan
oleh lebih dari satu orang.
2. Kerja sama, artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dua orang atau
lebih bekerja sama.
3. Pembagian tugas, artinya kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan kerja sama,
melainkan kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian kerja yang jelas.
4. Kegiatan yang runtut dalam suatu proses, artinya kegiatan administrasi berlangsung
dalam tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan.
5. Tujuan, artinya sesuatu yang diinginkan untuk dicapai melalui kegiatan kerja sama.
2
Albert Lepawsky menunjukkan 6 peranan administrasi dalam kehidupan dan perkembangan
masyarakat:
3
BAB II
SEJARAH PEMIKIRAN ADMINISTRASI
Pemikiran yang dikembangkan oleh para ahli teori klasik yang dianggap sebagai perintis dan
menjadi fondasi untuk ilmu administrasi modern:
• Charles Babbage, Henry R.Tone, Fredrick Winslow Taylor, Gilbreths, Henry L.Grant,
Harrington Emerson, Henry Fayol, James D. Money, Lyndal F.Urwick, Chester I. Barnard
• Para ahli Administrasi modern yang dikembangkan dari pendekatan-pendekatan psikologis
terutama dipelopori oleh Elton Mayo, hugo Munsterberg yang dikenal dengan hubungan
manusia, dan juga aliran-aliran perilaku, teori proses, pendekatan kuantitatif, pendekatan
sistem dan pendekatan kontingensi
• Para ahli teori klasik terutama menekankan pada pemikiran F.W Taylor dan Henry Fayol
dan Max Webber dengan kontribusi dari para ahli teori klasik lainnya
• Kemudian membahas pendikatan hubungan manusia, pendekatan prilaku, pendekatan
proses, pendekatan kuantatif, pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi yang
merupakan acuan pendekatan studi dalam administrasi modern.
• Teori selalu berkembang dan tidak mengenal akhir. Apalagi tidak satu teoripun yang bisa
gambarkan secara lengkap tentang kenyataan kerja sama keorganisasian yang kita alami
• Oleh sebab itu teori klasik bukan berarti sudah kadaluarsa dan teori modern dan
kontemporer adalah up to date, tetapi kedua-duanya saling lengkapi atas kelemahan
masing-masing.
• Meskipun demikian baru pada akhir abad 19 awal abad 20 pengalaman tersebut ditelaah
dan dianalisis secara ilmiah yang dikumpulkan dalam satu disiplin ilmu yaitu Ilmu
Administrasi
• Melalui analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa kira-kira tahun 1300 SM bangsa
mesir telah mengenal Administrasi, Max webber “Mesir sebagai satu-satunya Negara
paling tua yang memiliki Administrasi Birokratik”.Demikian juga tiongkok kuno, dapat
diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam
“administrasi Pemerintahan”. Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara
yang demokratis, Romawi dengan “de ofiis” dan “de Legibus”nya Marcus Tullius Cicero
dan abad 17 di perusia, Austria, Jerman, dan Prancis dengan Kameralisyang
mengembangkan Administrasi Negara, Misalnya : Sistem Pembukuan dalam hal
administrasi keuangan Negara, Markantilis (sentralisasi Ekonomi dan politik) dan Kaum
Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun waktu 1550 – 1700 san
• Fakta administrasi seperti dikemukakan diatas hingga 1886 dikenal sebagai praktek dan
teknik kerjasama sebagai seni administrasi yang belum ditelaah secara ilmiah. Adapun
puncak analisis ilmiah mengenai fenomena administrasi berdasarkan fakta sejarah dimulai
pada akhir abad 19 dengan munculnya gerakan manajemen ilmiyah yang dipelopori F.W
Taylor (1856 -1925) dan gerakan general and industrial administration yang dipelopori H.
Fayol (1841-1925) sekaligus beri identitas ilmu bagi adminstrasi yang kemudian
disempurnakan dengan munculnya berbagai teori dan pendekatan studi administrasi.
4
Adapun tahap-tahap perkembangan Administrasi dan manajemen dapat dikemukakan sebagai
berikut :
Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai seni meneurut Siagian (1977) dapat
dibagi menjadi 3 fase utama yaitu :
3. Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung hingga
sekarang ini.
1. Peradaban Mesopotamia.
Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan prinsip-prinsip administrasi dan
manajemen terutama di bidang pertanian, perdagangan, komunikasi, pengangkutan
terutama pengangkutan sungai bahkan masyarakat Mesopotamia telah menggunakan
logam sebagai alat tukar menukar yang memperlancar jalannya perdagangan.
2. Peradaban Babilonia
Administrasi perdagangan, pemerintahan, perhubungan dan pengangkutan telah
berkembang pula dengan baik sejak zaman Babilonia ini. Peradaban Babilonia telah
berhasil pula membina suatu sistem administrasi dan manajemen dibidang teknologi,
yaitu dengan adanya taman gantung yang sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh
teknologi manusia modern.
3. Mesir Kuno
Analisis terhadap peninggalan-peninggalan zaman pra sejarah, membuktikan bahwa di
Mesir kuno aspek administrasi dan manajemen yang sangat berkembang ialah penataan
usaha kerja sama di bidang pemerintahan, militer, perpajakan dan pertanian (termasuk
irigasi). Piramida di Mesir juga merupakan pembuktian bahwa dalam pembangunan
peninggalan sejarah itu telah melibatkan ratusan ribu orang yang bekerjasama, dan
tentunya didasari dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pengerahan
tenaga, dan pengawasan yang sifatnya formal. Di Mesir juga ditemukan bukti-bukti
5
bahwa orang-orang Mesir telah menerapkan system desentralisasi dan penggunaan staf
penasehat 2000 tahun sebelum masehi.
4. Tiongkok Kuno
Yang paling menonjol dan merupakan perkembangan yang belum pernah terjadi
sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok Kuno telah berhasil
menciptakan suatu sistem Administrasi kepegawaian yang sangat baik. Demikian
baiknya ciptaan itu sehingga banyak prinsip-prinsip administrasi kepegawaian modern
yang terkenal dengan istilah “Merit System” itu dipinjam dari prinsip-prinsip
Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno. Tokoh-tokoh terkenal pada zaman ini
adalah :
a) Confusius
Beliau terkenal tidak hanya sebagai ahli filsafat dan rohaniawan yang agung akan
tetapi juga sebagai Negarawan dan Administrator yang besar. Selama jabatannya
sebagai perdana menteri, Tiongkok Kuno menjadi sangat teratur, beliau telah
menyusun apa yang ia sebut sebagai ketentuan Administrasi negara (Rules of
Public Administration) yang merupakan kode etik bagi para pejabat pemerintah
pada waktu itu.
b) Chow
Chow pun pernah menjabat sebagai perdana menteri Tiongkok Kuno. Beliau telah
menciptakan apa yang disebut Undang-Undang Chow (The Constitution of Chow)
yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri.
Syarat-syarat itu cukup berat sekalipun dilihat dari kacamata modern sekarang ini,
yaitu : kejujuran, kecakapan, pengabdian kepada kepentingan umum, pengetahuan
yang mendalam tentang kondisi negara,, kemampuan selalu sibuk dan produktif.
c) Moti
Beliau ini dipandang sebagai perdana menteri yang berpandangan sosialime
pertama di dunia dan sumbangnnya yang terpenting adalah perbaikan di bidang
pertanian.
5. Romawi Kuno.
Pekembangan Administrasi pada zaman Romawi Kuno dibuktikan dengan adanya ahli
filsafat terkenal yaitu CICERO, terutama dalam 2 bukunya yang masing-masing
berjudul “ De Office ” dan “ De Legibus (The Low). Dalam buku tersebut dijelaskan
bahwa pemerintah Romawi Kuno telah berhasil memerintah daerah yang sangat luas
dengan penggunaan apa yang dikenal sekarang dengan istilah “System Approach”.
Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam departemen-departemen yang disebut
“Magistrates” yang dipimpin oleh seorang magistrator. Disamping itu, pemerintah
Romawi Kuno telah berhasil pula mengembangkan Administrasi Militer, Administrasi
Pajak, Administrasi Perhubungan lebih dari zaman-zaman sebelumnya.
6
6. Yunani Kuno.
Sumbangan terkenal dari Yunani Kuno yang mempengaruhi jalannya proses
administrasi ialah pengembangan konsep demokrasi. Meskipun konsep demokrasi pada
zaman Yunani Kuno berbeda dengan konsep yang kini umum belaku di dunia.
Sebagaimana diketahui, demokrasi dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata yaitu
“demos” yang berarti rakyat dan “krato” yang berarti kekuasaan. Jadi kekuasaan
rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di kala itu dan sekarang ialah terletak pada
perbedaan interpretasi tentang “rakyat”. Yang tergolong kepada rakyat dari suatu polis
(Negara kota) pada zaman yunani kuno hanya terbatas pada mereka yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Pria
2. Dewasa ( 21 Tahun )
Pembatasan pengertian “rakyat” ini memang logis bagi rakyat Yunani Kuno karena 75
% dari penduduk Athena terdiri dari pendatang atau budak belian. Dengan pembatasan-
pembatasan ini pun Yunani Kuno telah berhasil menciptakan parlemen pertama di
dunia yang pada waktu itu disebut “Dewan Orang-Orang Tua yang Bijaksana”.
Urusan-urusan di bidang pertahanan diatur sendiri oleh suatu dewan yang
disebut “Dewan Militer”.
Suatu ciri khas dari masyarakat Yunani Kuno ialah bahwa orang-orang yang tergabung
sebagai rakyat, paling sedikit satu kali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri
tanpa bayaran.
Dengan uraian perkembangan Administrasi pada fase Pra Sejarah ini, jelas
menunjukkan bahwa pada mulanya Administrasi Negara berkembang jauh lebih pesat
dari Administrasi Niaga, sedangkan pada zaman modern sekarang ini kelihatannya
keadaannya terbalik. Penyebabnya antara lain ialah perkembangan industri dan
teknologi yang sangat pesat.
7
Fase Sejarah Hingga Revolusi Industri
Gereja katolik mempunyai sumbangan besar terhadap pemikiran adm melalui praktek adm
terutama dalam organisasi 1000 tahun yang lalu, memberi kontribusi dalam hal Hirarki otoritas,
spesialisasi aktivitas sepanjang garis fungsional dan konsep staf.
• Nicolo Machiaveli
Merupakan orang yang memberi kontribusi secara individual terhadap pengembangan
pemikiran administrasi dan management, lahir pada tahun 1469 ia membuat analisis
sistematis tentang Prince’s (manajer) job dan dari itu dikembangkan prinsip-prinsip
prektis yang digunakan sekarang ini seperti telah ada 500 tahun lalu. Dalam the prince
dan the Discoources, Machiaveli 4 prinsip-prinsip kepemimpinan yaitu
✓ Pentingnya Relying upon mass consent. Otoritas prince adm pemimpin datang dari
adm yang diberikan oleh bawahan. Tak seorangpun menjadi pimpinan tanpa
disetujui pengikut.
✓ Pemimpin harus Stive for cohesiveness dalam organisasi.
✓ Prince harus mempunyai satu kemauan untuk survive
✓ Prince harus mejadi pimpinan yang perhatikan wishdom, kindness dan justice, sifat
yang diuji pada setiap waktu
Dalam fase ini timbul di daerah Eropa tiga kelompok sarjana yang terdapat pada 3
negara yang berbeda-beda dan mempunyai pandangan yang garis besarnya sama
yaitu:
1. Kaum Kameralisten yang terdapat di Jerman dan Australia.
2. Kaum Merkantilizen di Inggris, dan
3. Kaum Fisiokraten di Perancis.( Siagian, 1977)
Mereka ini sebenarnya adalah pelopor-pelopor Administrasi ilmiah, karena inti dari
teori-teori mereka ialah bahwa perekonomian dari pada suatu negara hanya bisa akan
kuat apabila kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan sebaik-
baiknya, akan tetapi administrasi dan manajemen belum diketemukan pada waktu itu,
maka mereka digolongkan sebagai ahli ekonomi.
Bukti yang dapat diketengahkan dari ketiga kelompok ahli tersebut sebagai pelopor
Administrasi dan manajemen ilmiah ialah hasil karya mereka, diantaranya adalah
George Von zincke yang telah menghasilkan 537 karya ilmiah dari 175 diantaranya
membahas Administrasi pertanian.
• Revolusi Industri
Inovasi teknologi dari revolusi industri memberi dampak dinamik terhadap pemikiran-
pemikiran adm dan manajemen terjadi di inggris antara tahun 1700-1785, revolusi
industri di inggris mengubah manusia di segala bidang termasuk di bidang adm dan
manajemen sebagai sebagai teknik dan praktek kerjasama manusia.
8
Pada abad 18 dan 19 terjadi revolusi teknologi di inggris. Tenaga manusia digantikan
oleh mesin dan mesin-mesin uap menghasilkan tenaga yang lebih murah dan lebih
efisien.
Fase Modern
Fase modern ini ditandai dengan lahirnya gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori
F.W.Taylor sebagai seorang sarjana Pertambangan. Taylor memperhatikan bahwa effisiensi
dan produktifitas buruh tidak terlalu tinggi disebabkan terlalu banyaknya waktu dan gerak-
gerik kaum buruh yang tidak produktif. Kemudian Taylor mengadakan penyelidikan tentang
hal-hal tersebut yang disebut “ Time and Motion Study “ dan hasilnya dituliskan dalam suatu
buku yang berjudul “ The Principles of Scientific Management “ dan diterbitkan pada tahun
1911 setelah terlebih dahulu dibacakan dalam kongres para sarjana teknik Amerika
Demikian pula di Prancis seorang ahli pertambangan yang bernama Henri Fayol. Beliau
menyelidiki sebab musabab kegagalan perusahaan yang ditempatinya bekerja. Berkat usahanya
itu perusahaan tersebt dapat diselamtkan dari kehancuran. Dan kemudian hasil pemikirannya
itu dituangkan dalam suatu buku yang terbit pada tahun 1916, dan pada tahun 1930
diterjemahkan kedalam ke dalam bahasa inggris dengan judul “ General and
Industrial Management “.
Pada dasarnya kedua tulisan dari ahli tersebut diatas saling melengkapi, karena Taylor
menyoroti pada pelaksana dan pimpinan tingkat rendah, sedang Fayol menyoroti golongan
pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi.
Kedua tokoh inilah yang memegang peranan dan memberikan sumbangan yang sangat besar
dalam meletakkan dasar pertumbuhan administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan.
Karenanya F.W. Taylor dijuluki sebagai Bapak Gerakan Managemen Ilmiah dan H. Fayol
dijuluki sebagai Bapak Teori Administrasi.
Puncak perkembangan organisasi dan manajemen pada fase sejarah adalah permulaan
abad 18 melalui karya charles babbage (1792-1871) seorang ahli matemartika di
universitas Cambridge inggris. Dalam bukunya “the economy of manufacture”
menekankan pentingnya efisiensi dalam usaha pencapaian tujuan dan pentingnya
9
pembagian kerja, pada awalnya buku itu tidak mendapat perhatian tetapi setelah lahirnya
gerakan manajemen ilmiyah di AS yang dipelopori F.W Taylor (1886) buku tersebut mulai
diperhatikan dan diselidiki. Lahirnya manajemen ilmiah merupakan fase modern dalam
perkembagan administrasi dan merupakan titik awal perkembangan administrasi sebagai
ilmu pengetahuan, Pada fase modern pengembangan administrasi dan manajemen mulai
menggunakan metode-metode sehingga fase ini meupakan fase perubahan administrasi
dan manajemen sebagai prektek dan teknik kerjasama sebagai seni menjadi sebagai ilmu
2. Manajemen Ilmiah
Charles Babbage, yang pada permulaan abad 18 telah menulis buku yang berjudul “The
Economy of manufacture” dalam buku tersebut mengemukakan pentingnya efisiensi
dalam usaha mencapai tujuan. Namun selama hampir satu abad hasil karya ini terlupakan
dan baru diselidiki kembali setelah lahirnya manajemen ilmiah ( scientific management
movement ), yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Sertikat. Gerakan
ini dimulai tahun 1886 dan menandai 2 hal yaitu : (1) berakhirnya status administrasi dan
manajemen sebagai seni semata-mata, tetapi mulai berdwistatus karena administrasi dan
manajemen itu berstatus pula sebagai ilmu, dan (2) berakhirnya fase sejarah dalam
perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya fase modern yang dimulai pada
tahun 1886 dan yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.
Taylor adalah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Taylor terkenal
sebagai Bapak Manajemen Ilmiah karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan tentang
usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada
tahun 1886, dijadikan sebagai pegangan penting bagi para buruh dan manajer. Dalam
penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karena banyak waktu
dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Selain itu, taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah
dalam manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi dan
keefektifan organisasi. Ia berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti mesin.
Dalam bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara efektif dan efisien.
Kritik yang sangat keras dari para ahli perilaku yang mengecam penganut Taylor
menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya telah memperlakukan para pekerja secara
tidak manusiawi. Untuk mengatasi kelemahan pendekatan manajemen klasik, muncul
pemikiran para ahli berikutnya dengan pendekatan baru yang disebut teori organisasi
klasik.
Manajemen ilmiah ini dikembangkan oleh Robert Owen, Charles Babbage, Frederick W.
Taylor, Henry L. Gantt dan pasangan Gilberth. Pada dasarnya manajemen ilmiah timbul
10
disebabkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Kontribusi manajemen
ilmiah sangat besar artinya bagi dunia kini. Hal ini ditunjukkan bahwa metode manajemen
ilmiah dapat diaplikasikan pada berbagai aktivitas organisasi di samping organisasi
manufakturing. Sedangkan Teori Organisasi Klasik yang dikembangkan oleh Henry Fayol
timbul krena adanya dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Fayol berpendapat
bahwa praktik manajemen yang baik memiliki suatu pola tertentu yang dapat
diidentifikasikan dan dianalisis. Kontribusi besar bagi pola pikir manajemen menurut
Fayol adalah manajemen bukanlah suatu bakat tetapi suatu keterampilan seperti halnya
keterampilan lainnya. Oleh karena itu, manajemen dapat diajarkan, asalkan prinsip yang
mendasarinya dipahami dan teori umum mengenai manajemen dirumuskan. Dengan
demikian, menjadi seorang manajer bukan karena pembawaan, tetapi pelatihan dan
pengalaman memberikan andil yang besar.
3. Teori Administrasi
Teori organisasi klasik disebut juga teori administratif. Salah seorang tokohnya adalah Fayol
(1841-1925). Fayol terkenal sebagai Bapak Teori Ilmiah. Dalam bukunya yang terkenal dengan
judul Administration Industrielle et Generale, Fayol mengemukakan teori dan teknik
administratif untuk mengelola organisasi yang kompleks. Sebagai manejer utama di pabrik
tambang dan metalurgi yang sangat terkenal di Eropa, Fayol yakin bahwa kesuksesannya
merupakan keterampilan mengembangkan pengalaman dan introspeksi.
Teori administrasi adalah bagian kedua dari tiga dasar teori klasik organisasi (Hick dan Gullett,
1975). Di sini terdapat perbedaan yang dibiaskan pada praktek manajerial dalam teori
administrasi. Mengingat teori birokrasi memberikan penjelasan organisasi yang dibangun
secara “ideal”, teori administrasi merumuskan strategi spesifik untuk menerapkan struktur
birokrasi. Teori administrasi menterjemahkan banyak prinsip dasar model birokrasi secara
deskriptif ke dalam prinsip praktek manajerial preskriptif. Buktinya, teori administrasi
memiliki gelar populer sebagai “prinsip manajemen” (Hick dan Gullett, 1975).
Selain itu, Fayol juga mengetengahkan empat belas prinsip administrasi yang sangat terkenal
dan fungsi manajemen, yaitu Planning, Commanding, Coordinating and Controlling.
11
• Para anggota organisasi harus mendahulukan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi.
• Pambayaran balas jasa harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif dan memuaskan pihak-
pihak.
• Perlu diatur keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
• Hubungan antar tugas disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.
• Harus ada order, aturan, ketertiban dimana ada suatu tempat untuk setiap orang yang
seharusnya memang tempatnya.
• Keadilan bagi personalia, persamaan perlakuan dalam organisasi.
• Perlu kelangsungan, keamanan dan kepastian kerja bagi karyawan.
• Dalam setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan prakarsa atau inisiatif.
• Harus ada semangat korps menggalang kekuatan dengan persatuan atau
kesetiakawanan, kebanggaan bersama dan merasa memiliki.
Teori Birokrasi
Ahli lain dalam teori ini adalah Gulick, Urwick, Sheldon, Mooney dan Max Weber. Max weber
merupakan seorang Jerman peletak dasar sosiologi di Jerman, yang kemudian dikenal sebagai
Bapak Birokrasi, ikut serta mempengaruhi perkembangan teori administrasi. Birokrasi menurut
Weber merupakan ciri dan pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga
mampu memanfaatkan tenaga ahli secara maksimal.
Max Weber, seorang sosiolog Jerman menulis sebuah alasan yang menggambarkan bentuk
birokrasi sebagai cara ideal mengatur organisasi pemerintahan melalui prinsip-prinsip bentuk
birokrasi antara lain harus terdapat adanya struktur hirarkis formal pada setiap tingkat dan di
bawah kontrol dan dikendalikan dalam sebuah hirarki formal atas dasar dari perencanaan pusat
dan pengambilan keputusan, manajemen dengan aturan yang jelas adanya pengendalian
melalui aturan yang memungkinkan agar keputusan yang dibuat pada tingkat atas akan dapat
dilaksanakan secara konsisten oleh semua tingkat di bawahnya, organisasi dengan fungsional
yang khusus pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh mereka yang benar merupakan ahli
kemudian disusun dalam unit-unit berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan
berdasarkan keahlian, mempunyai sebuah misi target yang akan dituju atau yang sedangkan
dilaksanakan dalam upaya agar tujuan agar organisasi ini dapat melayani kepentingan yang
akan diberdayakan termasuk dalam misi untuk melayani organisasi itu sendiri harus melalui
perhitungan pencapaian pada tujuan, perlakuan secara impersonal idenya agar
memperlakukan semua pelaksana dan kepentingan diperlakukan secara sama sama dan tidak
boleh dipengaruhi oleh perbedaan individu, bekerja berdasarkan kualifikasi teknis merupakan
perlindungan bagi pelaksana agar dapat terhindar dari pemecatan sewenang-wenang dalam saat
menjalankan tugasnya.
Karakteristik (ciri-ciri) birokrasi, menurut idealisasi yang coba dibangun oleh Max Weber,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
12
• A hierarchical system of authority (sistem kewenangan yang hierakis)
• Clear and systematic diciplinary codes and procedures (kode etik disiplin dan
prosedur yang jelas serta sistematis)
• The control of operation through a consistent system of abstrac rules (kontrol operasi
melalui sistem aturan yang berlaku secara konsisten)
Penelitian Hawthorne yang dilakukan oleh Mayo (1880-1949) menghasilkan bahwa hubungan
manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk menggambarkan cara interaksi
manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer personalia
memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menjadi
baik. Apabila moral dan efisiensi menurun, maka hubungan manusiawi dalam organisasipun
menurun.
Ahli lain yang termasuk dalam pendekatan ini adalah Lewin, Roger, Morino, dan lainnya.
Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi ini adalah bahwasanya konsep makhluk sosial
tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan
kondisi kerja dan kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok.
Lingkungan sosial di tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi
13
dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya karena
merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian.
1) Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan
bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan.
Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon
2) Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi
dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk
ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan
manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks
dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka
ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun
sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim penelitian operasi dalam
pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim penelitian
operasi Inggris pada PD II. Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan
dengan kemajuan komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi
selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,
manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan
perencanaan program. Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu: perumusan masalah,
penyusunan suatu model matematis, penyelesaian model, pengujian model, penetapan
pengawasan atas hasil, pelaksanaan (implementas).
Pendekatan Sistem
Defenisi sistem begitu banyak dikemukakan oleh ahli. Menurut Shore & Voich (1974) sistem
ialah suatu keseluruhan yang terdiri dari sejumlah bagian-bagian. Menurut Gerald, et al. (1981)
sistem ialah tata cara kerja yang saling berkaitan, dan bekerja sama membentuk suatu aktivitas
14
atau mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat dipandang sebagai suatu hal yang tertutup
atau terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungannya, sedangkan sistem terbuka ialah sistem yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bentuk umum suatu sistem terdiri atas input, proses, output dan umpan balik. Umpan balik
ialah hasil output untuk untuk memperbaiki input yang akan datang. Keempat unsur tersebut
berada dalam suatu organisasi. Sebagai organisasi dengan sistem terbuka, maka organisasi
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan luarnya. Pendekatan sistem meliputi penerapan
konsep-konsep yang cocok dari teori sistem untuk mempermudah pemahaman tentang teori
organisasi dan praktik manajerial
Peningkatan mutu pendidikan dengan pendekatan sistem berarti mulai dari input, proses,
output sampai kepada outcome pendidikan. Dalam praktiknya, peningkatan mutu pendidikan
selama ini belum menggunakan pendekatan sistem. Peningkatan mutu cenderung berpikir
output oriented. Mutu pendidikan hanya dinilai dari output pendidikan seperti hasil belajar dan
ujian nasional. Padahal, dengan berpikir sebagai suatu sistem, mutu pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh nilai ujian nasional tetapi juga mutu input dan mutu prosesnya di dalam kelas.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen terdahulu pada
kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu. Perbedaan kondisi dan situasi tertentu
memerlukan pendekatan tertentu pula. Menurut pendekatan ini, tugas manajer ialah
mengidentifikasi teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam
mencapai tujuan organisasi, karena tidak ada satupun teknik manajemen yang universal yang
dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
Burns dan Stalker menyatakan bahwa permulaan kebijakan administratif adalah kesadaran
tentang belum optimalnya tipe-tipe sistem manajemen. Pendekatan hubungan manusia baru
dimulai dengan teori pendekatan kontingensi menuju cara manajer seharusnya bertindak dalam
lingkungannya.
Dari beberapa pendapat ahli tentang fungsi-fungsi manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa
fungsi-fungsi administrasi pendidikan meliputi 1) perencanaan, 2)pengorganisasian,
3)pengarahan, 4)pengendalian.
Dari berbagai pendekatan manajemen, dapat disimpulkan ada dua aliran manajemen, yaitu
manajemen yang lebih berorientasi kepada tugas untuk meningkatkan produksi sebanyak-
banyaknya dan manajemen yang berorientasi kepada manusia sebagai pelaksana tugas untuk
meningkatkan hubungan manusiawi sebaik-baiknya.
15