Anda di halaman 1dari 16

A.

KONSEP DASAR ILMU ADMINISTRASI


1. DEFINISI ADMINISTRASI
a. William Leffingwell & Edwind Robinson
Cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
perkantoran secara efisien, kapan dan di mana pekerjaan harus dilakukan.
b. George Terry
Kegiatan perencanaan, pengendalan, dan pengorganisasian pekerjaan
perkantoran, serta penggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Sondang P Siagian
Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
d. Ulbert
Secara sempit administrasi didefinisikan sebagai pencatatan dan penyusunan data
serta informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud
menyediakan keterangan dan memudahkan dalam memperoleh informasi.

2. FUNGSI ADMINISTRASI
 Planning
 Organizing
 Reporting
 Budgeting
3. TUJUAN ADMINISTRASI
 Tujuan jangka Panjang: mencapai target sebuah organisasi yang dibuat
oleh pemimpin organisasi
 Tujuan jangka pendek: bersifat lebih spesifik yakni dibuat oleh sub-sub
divisi dari oragnisasi untuk kebijakan divisinya.
4. RUANG LINGKUP ADMINISTRASI
Menurut Liang Gie:
 Menghimpun.
 Mencatat atau mengetik.
 Mengelola.
 Menyimpan.
 Mengirim.
5. ADMINISTRASI SEBAGAI SENI
G.R.Terry mengatakn Arts is personal creative power skill in performance. Yakni
kemampuan atau kemahiran seseorang untuk menerapkan knowledge yang dimiliki
dalam menjalankan tugas dan fungsi tertentu. Proses kegiatan yang perlu
dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai
tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan.

6. ADMINISTRASI SEBAGAI ILMU


Peletakkan dasar-dasar administrasi oleh F.W Taylor & Henry Fayol pada tahun 1886
disebut sebagai "tahun" lahirnya ilmu administrasi. Administrasi sebagai ilmu berarti
ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-
cara merealisasikannya secara sistematis.
7. PEMIKIRAN ADMINISTRASI & MANAJEMEN
Henry Fayol dan Frederick W taylor mengatakan bahwa setiap tingkatan
manajemen, yaitu baik pada tingkat atas (top manajemen), pimpinan tingkat
menengah, maupun manajemen tingkat bawah mempunyai beban tugas yang
berbeda dalam penyelesaian pekerjaan. Keduanya berorientasi kepada "efisiensi"
dan "produktifitas" kerja. Dan membuktikan bahwa pada organisasi negara/swasta
tidak cukup hanya dengan pendekatan ilmu teknik saja, tetapi mutlak diperlukan
ilmu administrasi/manajemen.
B. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ILMU ADMINISTRASI
Perkembangan administrasi publik pada dasarnya dapat ditelusuri
melalui berbagai literatur yang membahas mengenai administrasi publik itu
sendiri, salah satu literatur yang membahas perkembangan administrasi publik
yaitu karya E. N. Gladen yang berjudul “A History of public administration”
yang terbit pada tahun 1972. Literatur tersebut membahas mengenai praktik
administrasi tingkat menengah pada zaman kuno khususnya di Mesir dan dunia
Timur.
Menurut Siagian (2004:18), menerangkan bahwa administrasi ditinjau dari
segi penahapan sejak lahirnya hingga sekarang telah melewati 4 tahap, yaitu
sebagai berikut:
1) Tahap Survival (1886-1930)
2) Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan (1930-1945)
3) Tahap Human Relations (1945-1959)
4) Tahap Behavioralisme (1959-hingga sekarang)
1. Masa Penjajahan Belanda
Selama Indonesia dijajah oleh Belanda, selama itu pula administrasi hanya
dikenal sebagai ilmu pengetahuan, pada masa itu juga administrasi diartikan
secara sempit sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan atau
yang dalam bahasa Belanda disebut “Administrasi”. Oleh karena itu, administrasi
dapat berupa pengarsipan, ekspedisi, pengetikan, surat menyurat, registrasi, dan
her registrasi yang semuanya bersifat tulis menulis dan dalam bahasa inggris
dikenal dengan istilah ”Clerical Work”. Masa penjajahan Belanda ternyata
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang administrasi, seperti di Indonesia
yang berhubungan dengan birokrat, misalnya ketika akan mengambil KTP
dimohon untuk membayar uang administrasi terlebih dahulu.
2. Masa Penjajahan Jepang
Dalam masa penjajahan Jepang ilmu administrasi secara optimal belum
terpikirkan. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu dicatat pada masa itu yaitu
berupa dibentuknya rukun-rukun kampung. Rukun kampong atau “Astajo” dibagi
beberapa rukun tetangga atau “Kumitjo”. Hal ini membekas hingga sekarang
menjadi istilah RW dan RT dalam sistem administrasi Negara Indonesia.
Selain itu, pada masa penjajahan Jepang dalam sistem pemerintahan
dimulai dengan memperkenalkan organisasi pertahan sipil atau dalam bahasa
Jepang disebut “Sie Nen Dan”.
3. Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan Indonesia yang ditandai dengan dibukanya
beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta dan Yogyakarta. Pada masa itu ilmu
administrasi maupun administrasi negara belum mendapat tempat yang baik
sebagai disiplin ilmu. usaha Perguruan Tinggi ini mulai meluas yaitu dimulai
dengan berdirinya sekolah Tinggi Pamong Praja di Malang yang semula bernama
Kursus Dinas (KDC) yang kemudian berkembnag menjadi Institut Ilmu
Pemerintahan (IIP).
Garth Jones. Dengan dasar itulah Bintoro Tjokroamidjojo, menyebutkan
bahwa peletakan batu pertama Ilmu Administrasi negara di Indonesia dilakukan
antara tahun 1951-1955. Pada tahun 1951-1955 inilah pengertian administrasi
maupun administrasi publik berkembang dalam arti yang modern dengan
tokohnya antara lain; Woodrow Wilson, Dimock & Dimock, John M. Pfiffner,
Herbert Simon, dan Bintoro Tjokroamidjojo.
Perkembangan lebih lanjut bagi Administrasi Negara di Indonesia adalah
didirikannya Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) pada
tanggal 5 Mei 1957 dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 5 Tahun 1971. Ir.
Djuanda menjadi perintis berdirinya LAN-RI dengan dukungan MR. Sumarman
yang pada waktu itu Menteri dalam Negeri dan mengangkat Direktur LAN-RI
yang pertama (1958) yaitu Prajudi Atmosudirdjo.
4. Administrasi Sebagai Bidang Studi
Sehubungan dengan kedudukan administrasi sebagai ilmu, hal itu berarrti bahwa
administrasi dapat dipelajari dan diajarkan. Perkembangan dewasa ini
menunjukan bahwa disiplin ilmu administrasi telah diajarkan dan sekaligus
menjadi bidang studi dan kajian dalam fakultas Ilmu Administrasi dengan
spesialisasi administrasi negara dan administrasi niaga. Ini juga menjadi bukti
yang tidak dapat diingkari, bahwa di Indonesia juga telah diakui administrasi
sebagai ilmu dan sekaligus sebagai disiplin akademik yang mandiri.
5. Administrasi Dalam Pengaruh Aspek Pendidikan Nasional
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam
sistem pendidikan dan sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan pada
lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan dalam mewujudkan
sekolah yang bermutu dan berkualitas. Administrasi kurikulum adalah pelayanan
program pendidikan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
pendidikan.
6. Konsep Administrasi Pendidikan
Menurut Djam’an Satori (1980) administrasi pendidikan merupakan
keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan
materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien.
Administrasi pendidikan pada dasarnya merupakan administrasi dalam
mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam
dunia pendidikan.
Suryabrata yang dikutip oleh Jalaluddin dan Idi (2003: 119) mengatakan
bahwa: Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, bahkan tujuan
merupakan salah satu hal yang teramat penting dalam kegiatan pendidikan, guna
memberikan arah dan ketentuan yang pasti dalam memilih materi (isi), metode,
alat, evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Dengan arah yang pasti, harapan untuk memperoleh hasil yang maksimal
dari usaha penyelenggaraan pendidikan akan dapat dicapai. Oteng Sutisna (1989)
menyatakan bahwa administrasi pendidikan meliputi:
1) Latar belakang administrasi pendidikan (geografi,
kependudukan, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan
pembangunan)
2) Bidang garapannya;
3) Unsur-unsur pokok administrasi pendidikan, seperti tugas-tugas,
proses, asasasas, dan perilaku administrasi memberikan
gambaran bahwa administrasi pendidikan mempunyai bidang
dengan cakupan yang luas dan saling berkaitan, sehingga
pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta
antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di
masyarakat di samping pendalaman dari segi perkembangan
teori administrasi.
7. Fungsi-Fungsi Administrasi Pendidikan
1) Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah dasar bagi tindakan administrasi yang berhasil.
Rencana adalah proses yang diikuti oleh seorang pemimpin atau
manajer dalam memikirkan secara tuntas lebih dahulu apa yang hendak
dicapainya dan bagaimana dia mencapainya. Menurut Castetter (1996:
38) perencanaan merupakan cara manusia memprojeksikan niat
terhadap apa yang ingin dicapai.
2) Fungsi Pengorganisasian (Organising)
Pengorganisasian menurut Gibson, et. al. (1982) sebagaimana yang
dikutip Sagala (2005: 50) meliputi semua kegiatan manajerial yang
dilakukan untuk mewujudkan kegiatan yang direncanakan menjadi suatu
struktur tugas, wewenang, dan menentukan siapa yang akan
melaksanakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan
suatu organisasi. Dalam pengorganisasian bukan hanya
mengidentifikasikan jabatan dan menentukan hubungan antar komponen
organisasi tersebut, namun yang paling penting adalah
mempertimbangkan orang-orangnya dengan memperhatikan
kebutuhannya agar berfungsi dengan baik.
3) Fungsi Penggerakkan (Actuating)
Pemimpin atau manajer sesuai dengan kemampuannya menggerakkan
baik tenaga pendidik, kependidikan, maupun penunjang dalam organisasi
yang menangani pendidikan. Para Manajer melalui perintah yang mereka
berikan mengarahkan aktivitas anggota organisasi dari berbagai bagian
yang berbeda untuk mencapai tujuan organisasi
8. Administrasi Sebagai Profesi
Semakin mendesaknya akan orang atau orang-orang yang ahli dalam
bidang administrasi untuk keberhasilan pencapaian tujuan organisasi usaha
maupun organisasi pemerintah mendorong kemajuan kearah proses
profesionalisasi administrasi dan manajemen. Profesi ilmiah (scientific
profession) administrasi dituntut untuk semakin dikembangkan hingga menjadi
professions job, seperti halnya dengan profesi kedokteran, teknologi, hukum,
psikologi termasuk dalam rangka institusionalisasi dan fungsionalisasi profesi
administrasi.
administrasi sebagai profesi masih jauh dibandingkan dengan profesi-
profesi seperti dokter, hakim, advokat, 10 guru, notaris, psikolog dan professions
job lainnya. Memang melalui beberapa kriteria, administrasi dapat digolongkan
sebagai profesi, tetapi melalui kriteria lain tidak. Meskipun demikian terdapat
tanda, bahwa administrasi cenderung menuju pada profesionalisme yang makin
berkembang.
Administrasi dari organisasi-organisasi yang semakin kompleks oleh
perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia (human needs) menuntut
administrator atau manajer untuk memiliki kapabilitas dan keahlian administratif
dan manajerial, baik keterampilan konseptual (conceptual skill), keterampilan
hubungan manusia (human skill) maupun keterampilan teknikal (technical skill)
terutama dalam mengambil keputusan (decision making) untuk mendayagunakan
sumberdaya manusia dan materiil, metode, waktu, secara efektif dan efisien
C. HUBUNGAN ILMU ADMINISTRASI DENGAN ILMU LAINNYA
Pada dasarnya dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan
individu dan kepantingan bersama. Kepentingan individu didasarkan bahwa
manusia sebagai makhluk individu karena pribadi manusia yang ingin memenuhi
kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk
sosial (kelompok) yang ingin memenuhi kebutuhan bersama. Dalam hidup
bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial memerlukan adanya
aturanaturan/ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari sehingga tidak menimbulkan benturan kepentingan antar
sesama manusia.
1. Hubungan Ilmu Administrasi Dengan Ilmu Politik
Hubungan administrasi dengan ilmu politik adalah salah satu bagian dari
administrasi umum, yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial,
hubungan administrasi dengan cabang ilmu politik merupakan pembahasan yang
paling menarik diantara hubungannya dengan disiplin ilmu yang lainnya.
Mengenai hubungannya dengan ilmu politik, ada dua pendapat yang berbeda.
Pendapat yang pertama memandang bahwa administrasi merupakan bagian dari
ilmu politik. (anak dari ilmu politik). Pendapat yang kedua mengatakan
administrasi merupakan ilmu yang berdiri sendiri. menurut Gerald E Caiden
disebut sebagai proses penghapusan warna-warna politik dari administrasi.
Frank j. Goodnow,m Ungkapkan mengenai hubungan administrasi
dengan ilmu politik, yakni : politik berkaitan dengan kebijaksanaan atau ekspresi
dari kehendak negara, sedangkan administrasi berkaitan dengan pelaksanaan dari
kebijaksanaan tersebut. Selaras dengan pendapat tersebut diatas, Leonard d.
White, berpendapat bahwa apabila politik berakhir, mulailah administrasi. Kedua
pendapat ini pada dasarnya mencerminkan pemisahan administrasi dari ilmu
politik.
2. Hubungan Ilmu Administrasi Dengan Ilmu Ekonomi
Hubungan antara ilmu administrasi dengan ilmu ekonomi juga
mempunyai hubungan yang sangat erat, saling melengkapi dan bahkan juga
kadang-kadang saling tumpang tindih antara yang satu dengan yang lainnya.
Dilihat dari prinsip ekonomi dan prinsip administrasi, maka keduanya sama,
yakni berkiatan dengan masalah efisiensi dan efektivitas. Administrasi bisa
menjadi alat ekonomi untuk mencapai sasaran yang diinginkan, demikian
sebaliknya ekonomi dapat digunakan sebagai alat administrasi dalam mencapai
tujuan yang telah direncanakan.
Hal yang mempererat hubungan antara administrasi ddengan ekonomi
adalah penelaahan terhadap lembaga-lembaga ekonomi atau organisasi-organisasi
perusahaan seperti Firma, Pt,Cv, Perum, Perjan. Keuangan negara,
pengangguran, administrasi fiskal adalah merupakan telaahan ilmu ekonomi dan
juga administrasi. Dalam bidang ini antara administrasi dengan ekonomi saling
mengisi, saling melengkapi dan saling membantu. Anggaran merupakan alat
untuk mengendalikan administrasi yang utama, tetapi juga merupakan faktor
utama dalam pengendalian sistem ekonomi
3. Hubungan Ilmu Administrasi Dengan Ilmu Psikologi Dan Psikologi
Sosial
ilmu administrasi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari untuk
mengukur, menerangkan dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia atau
makhluk-makhluk lain. Administrasi sebagai proses kegiatan dan tindakan dalam
kerja sama dari kelompok orang-orang dalamn mencapai tujuan, juga dipengaruhi
oleh tingkah laku sosial (social behavior).
hubungan antara administrasi dengan psikologi sosial. Psikologi sosial
mempelajari perilaku hubungan antar individu (interpersonal behavior) atau
perilaku hubungan antara manusia (human behavior). Psikologi sosial mencoba
menerangkan bagaimana dan mengapa individu berperilaku seperti yang mereka
lakukan dalam kegiatan kelompok atau organisasi. Jadi disini perilaku sosial,
hubungan antar manusia atau antar individu ataupun hubungan sosial adalah
merupakan aspek yang sangat penting dalam administrasi.
D. HUBUNGAN ILMU ADMINISTRASI DENGAN ILMU
PENGETAHUAN LAIN
Pada dasarnya setiap ilmu tidak dapat berdiri sendiri. Akan selalu ada pengaruh
serta hubungan antara suatu ilmu dengan ilmu lainnya tak terkecuali ilmu
administrasi. hubungan ilmu administrasi dengan ilmu sosiologi, hubungan ilmu
administrasi dengan ilmu antropologi, hubungan ilmu administrasi dengan ilmu
hukum dan hubungan ilmu administrasi dengan ilmu-ilmu eksak.
1. Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu Sosiologi
Hubungan administrasi dengan sosiologi dapat dilihat dengan mudah dari
kenyataan bahwa administrasi selalu berlangsung dalam suatu lingkungan sosial.
kegiatan administrasi juga adanya komunikasi dan interaksi antara administrator
dengan masyarakat yang dimana hal tersebut merupakan kajian dari sosiologi
mengenai kehidupan sosial masyarakat.
Selo Sumarjan menyatakan, bahwa sosiologi mempelajari kehidupan
bersama, yang setiap seginya mengandung unsur-unsur sosial yang sama. Unsur-
unsur tersebut yaitu norma-norma atau kaidah sosial, administrasi dikenal
dinamika kelompok, teori organisasi, birokrasi, wewenang, kekuasaan,
komunikasi dan konflik yang semuanya merupakan konsep-konsep dari
sosiologi.

2. Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu Antropologi


Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia baik secara fisik
ataupun budayanya. Bagaimana manusia berperilaku adalah suatu fungsi
kebudayaan yang dimana hal tersebut merupakan sumbangan para ahli
antropologi untuk bidang administrasi. Dalam antropologi ditekankan bahwa
manusia adalah unsur terpenting dalam suatu organisasi dalam rangka untuk
usaha mencapai tujuan. Misalnya, masyarakat di negara maju, dimana mereka
lebih mengutamakan budaya profesionalisme. Sehingga budaya profesionalisme
ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi yang membuat para aparat
didalam nya menganut budaya profesional.
3. Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu Hukum
Ilmu hukum secara terminologi adalah ilmu yang mempeljari norma-
norma dan kaidah- kaidah yang hidup didalam masyarakat beserta gagasan-
gagasan hukum yang bersifat mendasar, teoritis, universal, umum serta landasan
pemikiran yang mendasarinya untuk menjelaskan suatu bangunan dunia
hukum. Peraturan yang baku. Dalam perspektif hukum,
ilmu administrasi mendukung ilmu hukum dalam hal pengetahuan
mengenai bagaimana implementasi atau pelaksanaan hukum secara
rasional, efektif dan efisien bagi suatu hukum tertentu atau menentukan disiplin
ilmu hukum itu sendiri.
4. Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu-ilmu Eksak
Ilmu eksak telah menyumbang dan memperkaya ilmu administrasi melalui peran
ilmu matematik dan statistik. Bantuan berupa penyediaan data-data eksak,
lengkap, dan up-to- date serta tersusun secara sistematis untuk memperbaiki
pembuatan keputusan yang harus diambil oleh para administrator,
selain itu statistik diciptakan untuk mengatur sebuah resiko dan ketidakpastian.
Demikian juga dengan ilmu teknik yang memberikan sumbangan terhadap
perkembangan administrasi yang sejak tahap awal kerja pengelolaan ,khususnya
selama seperempat abad pertama abad ini, terpusat sekitar efisiensi dengan
Program. kerja dan prosedur kerja. Namun seiring perkembangan zaman, semua
ilmu saling melengkapi satu sama lain, ini menjadikan ilmu administrasi menjadi
fenomena yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
E. DIMENSI-DIMENSI ILMU ADMINISTRASI
Perkembangan studi Ilmu Administrasi memperlihatkan tingkat kepesatan yang
relative tinggi dan maju bila dibandingkan dengan cabang ilmu-ilmu sosial lain
yang mendahuluinya, seperti Ilmu Ekonomi, Hukum, Sosiologi, Psikologi, dan
Politik. Intensitas perkembangan studi Administrasi ditandai dengan adanya
berbagai spesialisasi bidang kajian dan bahkan spesialisasi yang beberapa di
antaranya telah berkembang menjadi satu domain studi atau disiplin ilmu
1. Definisi Organisasi
Menurut beberapa tokoh:
1) James D Mooney (1954)

Organisasi adalah sebuah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai


suatu tujuan bersama.

2) John D Millet (1954)


Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang
diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.

3) Chester I Barnard (1968)

Organisasi adalah sebuah system tentang aktivitas kerja sama dua orang atau lebih
dan tidak pandang bulu, yang Sebagian besar tentang persoalan silaturahmi.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah:

a) Tempat terselenggaranya administrasi


b) Didalamnya terjadi berbagai hubungan atas individu maupun kelompok
c) Terjadi proses aktivitas pembagian tugas
d) Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.

2. Bentuk-Bentuk Organisasi

1). Amoeba, adalah organisasi yang pilih kasih dalam melayani bawahan, atau ada
pihak yang sangat dekat dengan atasan.

2). Piramida, adalah organisasi yang sangat tirani, sehingga bawahan tidak dapat
berprotes kepada atasan.

3). Lingkaran, adalah organisasi yang sangat demokrasi dalam melayani bawahan,
smua bawahan dianggap sama derajatnya oleh atasan.

4). Kaleng, adalah organisasi yang sangat demokrasi tertutup dalam menerima
segala perubahan dan segala nilai baru.

3. Perilaku Organisasi

Perilaku keorganisasian pada dasarnya merupakan gambaran secara lengkap dan jelas
tentang apa yang dilakukan secara sistematik dalam Tindakan individu ataupun secara
organisasi. Dengan begitu, perilaku organisasi adalah studi mengenai apa yang dilakukan
orang-orang dalam organisasi, perilaku data diramalkan jika kita tahu bagaimana orang
menangkap situasi dan apa yang penting baginya.
4. Definisi Manajemen
Secara Bahasa, «manajemen» berasal dari kata «manage» dalam Bahasa Inggris
yang berarti mengatur, mengelola, atau memimpin. Dalam Bahasa
Indonesia, majnajemen memiliki arti yang sama, yaitu proses pengaturan dan
pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Maksudnya, ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan
yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan, dan kemudian mengkaji aakh
sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik serta termudah.
5. Fungsi Manajemen

Henry Fayol (1916) mengemukakan pandangannya mengenai fungsi-fungsi


manajemen sebagai berikut:

a) Planning (perencanaan)
b) Organizing (pengorganisasian)
c) Commanding (pengarahan)
d) Coordinating (pengkoordinasian)
e) Controlling (pengawasan)
6. Jenis-Jenis Manajemen
 Manajemen Strategis: Merupakan tipe manajemen yang focus pada
pengembangan strategi jangka Panjang organisasi dan mengarahkan
perusahaan menuju tujuan yang telah ditetapkan.
 Manajemen Operasional: Merupakan tipe manajemen yang berfokus pada
pengelolaan proses bisnis sehari-hari organisasi
 Manajemen Keuangan: Merupakan tipe manajemen yang focus pada
pengelolaan keuangan organisasi, termasuk penganggaran, pengelolaan
kas, analisis keuangan, serta pengendalian biaya.
7. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memimpin,
mengarahkan, dan memotivasi orang lain atau kelompok dalam mencapai tujuan
tertentu. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan
menginspirasi orang lain, memimpin dengan teladan, mengambil keputusan
dengan tepat, serta mampu berkomunikasi dengan baik. Kepemimpinan bisa
diterapkan dalam berbagai bidang seperti bisnis, politik, Pendidikan, atau
organisasi sosial.
8. Teori Kepemimpinan
 Teori Traitt – Teori ini berfokus pada karakteristik pribadi seorang
pemimpin, yaitu lima ciri kepribadian yang meliputi ekstrovert , ramah,
terbuka, peduli, dan stabil emosionalnya.
 Teori Servant Leadership – Teori ini menekankan pada konsep bahwa
pemimpin seharusnya melayani dan memenuhi kebutuhan bawahannya.
 Teori Kepemimpinan Karismatik – Teori ini mengajarkan bahwa
pemimpin yang karismatik dapat mempengaruhi dan memotivasi orang
lain dengan kemampuan komunikasi yang efektif dan gaya kepemimpinan
yang menonjol.
9. Gaya Kepemimpinan
 Otoriter atau Autokratis
Gaya kepemimpinan ini diterapkan ketika pemimpin memberikan
pengarahan dan control yang sangat tinggi kepada bawahannya.
 Transformasional
Gaya kepemimpinan ini melibatkan pemimpin untuk memotivasi dan
menginspirasi bawahan untuk mencapai tujuan bersama.
10. Variabel Kepemimpinan
Variable Kepemimpinan adalah factor-faktor yang mempengaruhi gaya atau
efektivitas kepemimpinan. Bawahan, variable ini mencakup sifat-sifat pribadi
bawahan. Bawahan, variable ini mencakup tingkat kepuasan bawahan dalam
bekerja, termasuk dulkungan yang diberikan pemimpin.
11. Teknik Kepemimpinan
 melibatkan memberikan tanggung jawab dan keputusan kepada bawahan.
 melibatkan penggunaan insentif dan pengargaan untuk memotivasi
bawahan.
 melibatkan memberikan umpan balik dan saran untuk membantu bawahn
mencapai tujuan mereka.
12. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara etimologi kata decide berasal dari latin Prefix «de» ynang berarti
«off» dan kata caedo yang berarti «to cut». Ini berarti proses kognitif «cuts off»
sebagai Tindakan memilih dari antara beberapa alternatif yang mungkin. Intisari
dari pengambilan keputusan ialah perumusan beraneka alternatif dalam menggarap
situasi yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepa tantara beberapa alternatif
yang tersedia, setelah di adakan mengevaluasian mengenai keefektivan masing-
masing untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan.
13. Proses Pengambilan Keputusan
 Identifikasi masalah dan factor-faktor yang berpengaruh
 Tetapkan tujuan dan kriteria keputusan untuk memilih solusi
 Kembangkan model dengan beberapa alternatifnya
 Analisis model dan bandingkan
 Pilih model terbaik
 Terapkan model terpilih
14. Komponen Pengambilan Keputusan
Menurut Starr komponen-komponen pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
Alternatif, menetapkan alternatf-alternatif yang mendasari mencapai
tujuan tersebut. Events, alternatif yang diambil harus melihat kondisi yang akan
dating.
15. KOMUNIKASI ATAU HUBUNGAN MANUSIA

Secara sederhana komunikasi adalah hubungan interaksi dua orang atau


lebih, maka secara cepat atau lambat mereka aan memulai berbicara atau
memberikan tanda-tanda untuk mengetahui kehadiran orang lain. Organisasi
mrupakan struktur dimana terlaksananya proses komunikasi.

16. Proses Komunikasi

Secara singkat dapat dikemukakan tentang proses komunikasi dan elemen-


elemennya dalam pertanyaan siapa melakukan aksi, apa yang diampaikan, melalui
apa pesan disampaikan, kepada siapa pesan ditujukan, serta bagaimana reaksi
penerima terhadap pesan. Pembahasan komunikasi dewasa ini proses komunikasi
dapat berlaku dalam semua situasi dan organisasi.

17. Pentingnya Organisasi Dalam Komunikasi

Dunia manajer adalah dunia kata-kata, sebab kira-kira 78% dari waktu manajer
digunakan untuk melakukan interaksi verbal dengan orang lain dan hanya 22%
bekerja di meja. Oleh karena itu proses komunikasi dalam organisasi adalah vital
untuk pencapaian tujuan atau sasaran organisasi. Dengan kata lain, keefektifan
system komunikasi mempunyai dampak signifikan terhadap keefektifsn organisasi
keseluruhan.

18. Arus Komunikasi

Arus komunikasi dalam proses komunikasi akan bervariasi, antara lain:

 Komunikasi Vertikal, komunikasi dari atas atau superior kebawah atau


sobordinasi dan sebaliknya
 Komunikasi Horizontal, proses komunikasi yang menunjukkan arus
informasi di antara orang-orang se jawat (peers).
 Komunikasi Diagonal, proses komunikasi di mana arus informasi
mengalir di antara orang pada tingkat organisai yang tidak sama
19. Komunikasi Formal dan Komunikasi Informal

Komunikasi formal mengikat saluran formal sebagai tergambar di dalam


struktur organisasi, komunikasi formal cenderung memperlihatkan komunikasi
tugas.oleh karena itu komunikasi formal diakui sebagai sesuatu yang resmi dan
otoritatif

Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak mengikuti organisasi


dan otoritas. Saluran komunikasi ini tidak direncanakan oleh superior
20. Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang menunjukkan mekanisme


umpan balik. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif perlu dilakukan
Tindakan-tindakan berikut:

 Mengadakan Tindakan langsung


 Mengatur arus informasi
 Memnfaatkam umpan balik
 Penghayatan
 Pengulangan
 Mendorong saling mempercayai
 Penetapan waktu secara efektif
 Menyederhanakan Bahasa
 Mendengarkan secara efektif
 Memanfaatkan selentingan

Anda mungkin juga menyukai