Pd
Namun, apakah semua zat dapat kita cicipi untuk menentukan sifat asam atau basanya?
Bagaimana jika kalian diminta untuk menentukan sifat dari larutan deterjen dan air aki motor?
Tentu kalian tidak akan mencicipinya seperti kalian mencicipi buah jeruk dan obat maag bukan?
Lalu, metode apa yang tepat digunakan untuk menentukan sifat suatu zat? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, mari kita pelajari materi mengenai larutan asam dan basa berikut.
Asam dan basa merupakan suatu senyawa kimia yang sebagian besar terdapat dalam
kehidupan kita sehari-hari. Suatu senyawa kimia bersifat asam atau basa dapat dijelaskan
menggunakan beberapa teori, seperti teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lowry,
dan teori asam-basa Lewis.
Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion H+ (ion hidrogen atau proton). Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
Sedangkan basa, menurut Arrhenius adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion OH- (ion hidroksida). Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
Contoh Soal
Manakah di antara Al(OH)3 dan HNO3 yang jika dilarutkan ke dalam air bersifat basa menurut
teori asam basa Arrhenius?
Jawab:
Bronsted-Lowry berpendapat bahwa asam adalah spesi (ion atau molekul) yang
mendonorkan proton (H+) dan basa adalah spesi (ion atau molekul) yang menerima proton (H +).
Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
H+
Asam Basa Basa Asam
konjugasi konjugasi
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, HCl merupakan asam karena mendonorkan proton
(H+) ke H2O dan H2O adalah basa karena menerima proton (H +) dari HCl. Kemudian, asam yang
telah mendonorkan satu protonnya (H +) akan membentuk spesi yang disebut dengan basa
konjugasi. Dalam persamaan reaksi di atas, yang berperan sebagai basa konjugasi adalah ion Cl -.
Sedangkan, basa yang telah menerima satu proton (H+) akan membentuk spesi yang disebut
dengan asam konjugasi. Dalam persamaan reaksi di atas, yang berperan sebagai basa konjugasi
adalah ion H3O+.
Contoh Soal
Tunjukkan spesi yang bertindak sebagai asam dan basa konjugasi serta basa dan asam konjugasi
dari persamaan reaksi: H2O(l) + NH3(aq) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Jawab:
NH3 mendapatkan donor proton (H+) dari H2O sehingga NH3 bertindak sebagai basa dan H2O
bertindak sebagai asam. Kemudian, H2O yang telah mendonorkan satu protonnya membentuk
basa konjugasi OH- dan NH3 yang telah menerima satu proton membentuk asam konjugasi NH 4+
Tuliskan rumus basa konjugasi dan asam konjugasi apabila ion HSO4- dan ion NH4+ dapat berperan
sebagai asam sekaligus basa!
Jawab:
Menurut Lewis, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dari senyawa
lain. Sedangkan basa adalah senyawa yang mendonorkan pasangan elektron ke senyawa lain.
Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
Suatu senyawa asam maupun basa, saat dilarutkan ke dalam air maka akan terionisasi
menjadi ion-ionnya. Berdasarkan kemampuan terionisasinya, asam dibedakan menjadi asam kuat
dan asam lemah. Begitu pula basa, dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah.
1. Asam Kuat
Asam kuat merupakan asam yang mampu terionisasi sempurna dalam larutannya.
Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
[H + ] = n[AK]
Keterangan:
[H+] = konsentrasi ion H+
n = jumlah ion H+
[AK] = konsentrasi asam kuat
Contoh Soal
Latihan Soal
2. Asam Lemah
Asam lemah merupakan asam yang dalam larutannya hanya terionisasi sebagian.
Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
Asam asetat (CH3COOH) merupakan contoh asam lemah karena saat CH 3COOH dilarutkan ke dalam
air, senyawa tersebut hanya terionisasi sebagian sehingga dalam larutannya terdapat ion H+, ion
Cl-, dan senyawa CH3COOH. Beberapa senyawa lain yang merupakan asam lemah adalah HCN, HF,
HNO2, H2S, dan H2CO3. Konsentrasi ion H+ dalam larutan asam lemah dapat dihitung menggunakan
rumus:
Keterangan:
[H+] = konsentrasi ion H+
Ka = tetapan ionisasi asam
[AL] = konsentrasi asam lemah
Contoh Soal
Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan CH3COOH 0,1 M jika tetapan ionisasi asam (Ka)
CH3COOH = 10-5
Jawab:
[H + ] = √K a [AL] = √10−5 × 0,1 = 10−3 M
Tetapan ionisasi asam (Ka) menggambarkan kekuatan suatu asam. Semakin besar nilai Ka
, maka semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, sehingga semakin kuat asam tersebut. Derajat
ionisasi (α) juga dapat digunakan untuk menggambarkan kekuatan suatu asam. Derajat ionisasi
untuk asam lemah dapat dihitung menggunakan rumus:
Ka
α=√
[AL]
Keterangan:
α = derajat ionisasi
Ka = tetapan ionisasi asam
[AL] = konsentrasi asam lemah
Contoh Soal
Konsentrasi ion H+ dalam HCN adalah 10-4 M. Jika tetapan ionisasi HCN adalah 10-6, berapa persen
HCN yang terionisasi?
Jawab:
Untuk mencari persentase HCN yang terdisosiasi, terlebih dahulu kita harus mencari konsentrasi
HCN ([AL]) menggunakan rumus:
[H + ] = √K a [AL]
10−4 = √10−6 × [AL]
[AL] = 10−2 M
Ka 10−6
α=√ = √ −2 = 10−2
[AL] 10
persentase HCN yang terionisasi = 10−2 × 100% = 1%
Latihan Soal
Hitunglah berapa persen HCN yang terionisasi dalam larutan HCN 0,1 M jika diketahui nilai Ka
HCN = 6,4 × 10-12
Jawab:
3. Basa Kuat
Basa kuat merupakan basa yang mampu terionisasi sempurna dalam larutannya.
Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan contoh basa kuat karena saat NaOH dilarutkan ke dalam
air, senyawa tersebut terionisasi sempurna sehingga dalam larutannya terdapat ion Na + dan ion
OH-. Beberapa senyawa lain yang merupakan basa kuat adalah LiOH, KOH, Ca(OH)2, dan Ba(OH)2.
Konsentrasi ion OH- dalam larutan basa kuat dapat dihitung menggunakan rumus:
[OH − ] = n[BK]
Keterangan:
[OH-] = konsentrasi ion OH-
n = jumlah ion OH-
[BK] = konsentrasi basa kuat
Latihan Soal
4. Basa Lemah
Basa lemah merupakan basa yang dalam larutannya hanya terionisasi sebagian. Perhatikan
persamaan reaksi di bawah ini.
Senyawa Al(OH)3 merupakan contoh basa lemah karena saat Al(OH)3 dilarutkan ke dalam air,
senyawa tersebut hanya terionisasi sebagian sehingga dalam larutannya terdapat ion Al 3+, ion OH-
, dan senyawa Al(OH)3. Beberapa senyawa lain yang merupakan basa lemah adalah NH 3 dan
Fe(OH)3. Konsentrasi ion OH- dalam larutan basa lemah dapat dihitung menggunakan rumus:
[OH − ] = √K b [BL]
Keterangan:
[OH-] = konsentrasi ion OH-
Kb = tetapan ionisasi basa
[BL] = konsentrasi basa lemah
Contoh Soal
Hitunglah konsentrasi ion OH- dalam larutan NH3 0,1 M jika tetapan ionisasi basa (Kb) NH3 = 10-7
Jawab:
Kb
α=√
[BL]
Keterangan:
α = derajat ionisasi
Kb = tetapan ionisasi basa
[BL] = konsentrasi basa lemah
Contoh Soal
Hitunglah berapa persen NH3 yang terionisasi dalam larutan NH3 0,01 M jika diketahui nilai Kb
NH3 = 10-16
Jawab:
Kb 10−16
α=√ = √ −2 = 10−4
[BL] 10
persentase NH3 yang terionisasi = 10−4 × 100% = 0,01%
Latihan Soal
Hitunglah derajat ionisasi larutan NH4OH apabila konsentrasi ion OH- dalam larutan tersebut
sebesar 10-3 M (diketahui Kb = 10-5)
Jawab:
Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menentukan banyaknya ion H + dalam suatu
larutan. Untuk menentukan banyaknya ion H+ dalam suatu larutan dapat menggunakan rumus:
pH = −log[H + ]
pOH = −log[OH − ]
pH + pOH = 14
Nilai pH suatu larutan mencerminkan sifat larutan tersebut. Nilai pH memiliki rentang
skala 1 – 14. Larutan yang bersifat asam memiliki pH < 7 dan larutan yang bersifat basa memiliki
pH > 7. Sedangkan air murni memiliki pH = 7. Perhatikan Gambar 2 di bawah ini untuk melihat
beberapa contoh zat pada rentang pH tertentu.
Gambar 2: Skala pH
Sumber: https://acidsproject.weebly.com
Contoh Soal
Hitunglah pH larutan Ba(OH)2 0,2 M
Jawab: Ba(OH)2 merupakan basa kuat sehingga sebelum mencari nilai pH, terlebih dahulu harus
mencari nilai [OH-] dan pOH.
Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH-(aq)
Latihan Soal
Hitunglah pH larutan H2SO4 0,3 M
Jawab:
Selain menggunakan rumus perhitungan pH, nilai pH suatu asam atau basa dapat diketahui
dengan menggunakan pH meter, indikator asam basa, dan indikator universal.
1. pH Meter
Indikator asam basa merupakan zat yang memiliki warna tertentu pada rentang pH
tertentu. Perhatikan Tabel 1 mengenai beberapa contoh indikator asam basa beserta perubahan
warna dan rentang pH-nya.
3. Indikator Universal
Reaksi netralisasi merupakan reaksi antara larutan asam dan basa yang tepat habis
bereaksi dan membentuk larutan yang bersifat netral. Hasil dari reaksi netralisasi adalah garam
dan air. Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari anion (yang berasal dari asam) dan kation
(yang berasal dari basa). Perhatikan contoh reaksi netralisasi di bawah ini.
Pada persamaan reaksi di atas, HCl tepat habis bereaksi dengan NaOH sehingga
menghasilkan garam NaCl dan air. Ketika suatu asam tepat habis bereaksi dengan suatu basa,
jumlah ion H+ asam sama dengan jumlah ion OH- basa, sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut.
mol H + = mol OH −
M1 V1 = M2 V2
Keterangan:
M1 = konsentrasi ion H+
M2 = konsentrasi ion OH-
V1 = volume asam
V2 = volume basa
Latihan Soal
Suatu larutan HCl 0,1 M sebanyak y mL tepat dapat dinetralkan oleh 50 mL 0,05 M KOH. Hitunglah
nilai y!
Jawab:
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
Titrasi asam basa atau asidi alkalimetri merupakan penerapan dari reaksi netralisasi.
Titrasi adalah suatu prosedur untuk menentukan banyaknya larutan standar dengan konsentrasi
yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin
diketahui kadarnya). Zat yang dititrasi disebut analit dan larutan standar yang ditambahkan
disebut titran.
Titrasi asam basa dilakukan dengan cara mereaksikan tetes demi tetes larutan basa
(titran) melalui buret ke dalam larutan asam (analit) dengan volume tertentu yang terdapat pada
labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi. Perhatikan Gambar 6 di bawah ini untuk
mengetahui beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan prosedur titrasi di
laboratorium.
Perhatikan Gambar 7a, 7b, dan 7c. Pada Gambar 7a analit terlihat tidak berwarna dan
pada Gambar 7b analit mulai berwarna merah muda. Sedangkan pada Gambar 7c, warna merah
muda analit menjadi semakin terlihat sangat jelas. Kira-kira pada nomor berapakah titik akhir
titrasi telah tercapai? Mengapa? Diskusikan jawabanmu dengan teman di sampingmu dan tuliskan
jawaban kalian pada kolom di bawah ini!
Sebanyak 25 mL larutan sampel asam nitrat (HNO 3) dititrasi dengan natrium hidroksida
(NaOH) 0,01 M untuk menentukan konsentrasi HNO 3 dalam sampel. Ketika titrasi mencapai
titik ekuivalen, jumlah larutan NaOH dalam buret berkurang dari 25 mL menjadi 5 mL.
berapakah konsentrasi HNO3 dalam larutan? hitung pH larutan tersebut!
Jawab:
Dalam menghitung konsentrasi HNO3 kita dapat menggunakan rumus reaksi netralisasi.
Volume larutan NaOH yang digunakan selama titrasi sebanyak: 25 mL – 5 mL = 20 mL. Kita
misalkan konsentrasi HNO3 = a M.
M1 x V1 = M2 x V2
0,01 x 20 = a x 25
a = 8 x 10-3 M
Konsentrasi HNO3 dalam larutan = 8 x 10-3 M. Ketika mencapai titik ekuivalen, asam dan
basa akan tepat habis bereaksi sehingga pH larutan = 7 atau larutan bersifat netral.
Latihan Soal
Sebanyak 25 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. hitunglah pH larutan saat:
a. Sebelum ditambahkan NaOH
b. Setelah ditambahkan NaOH 5 mL
c. Mencapai titik ekuivalen
d. Setelah ditambahkan NaOH 30 mL
Jawab:
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, kamu diharapkan mampu menentukan kadar kadar cuka
makan melalui metode titrasi.
Alat Bahan
Corong gelas
Pipet volumetri 10 mL
C. Langkah Kerja
1. Ambillah cuka makan menggunakan pipet volumetri sebanyak 5 mL. Masukkan ke dalam labu
takar 100 mL dan tambahkan akuades sampai tanda batas.
2. Ambillah larutan cuka yang telah diencerkan ini sebanyak 25 mL kemudian masukkan ke
dalam labu erlenmeyer dan tambahkan 2 tetes indikator PP.
3. Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,1 M. Hentikan titrasi apabila larutan sudah berubah
warna menjadi merah muda. Catat volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan.
4. Ulangi titrasi sekali lagi sesuai dengan langkah 1 – 3.
5. Hitung kadar asam cuka tersebut dengan menganggap asam cuka murni mempunyai kadar
17,4 M.
E. Analisis Data
4. Tentukan jumlah mol cuka makan yang telah diencerkan berdasarkan dengan perbandingan
koefisien reaksi!
5. Tentukan kadar cuka makan dengan menganggap asam cuka murni mempunyai kadar 17,4 M.
F. Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh dari percobaan di atas! (Bandingkan kadar cuka
makan yang kamu hitung dengan kadar cuka makan yang tertera di label pada Gambar 8!)
Senyawa Al(OH)3 pada antasida memiliki efek samping yaitu sembelit sedangkan senyawa
Mg(OH)2 memiliki efek samping diare. Untuk mengurangi efek samping tersebut, antasida yang
beredar di pasaran mengandung kombinasi kedua senyawa tersebut. Meskipun relatif aman untuk
dikonsumsi, penggunaan antasida yang berlebihan dapat menyebabkan acid rebound, yaitu
peningkatan produksi asam lambung sehingga memperparah sakit tukak lambung.
Integrasi Keislaman
Anion:
Ion yang bermuatan negatif
Derajat ionisasi:
Ukuran banyaknya zat yang terionisasi dalam suatu larutan
Elektrode:
Penghantar listrik yang mengalirkan arus listrik ke media non-logam
Ionisasi:
Peruraian suatu elektrolit menjadi partikel yang bermuatan (ion)
Kadar:
Banyaknya zat terlarut dalam suatu campuran yang pada umumnya dinyatakan dalam bentuk
molaritas (M) atau persen massa (%)
Kation:
Ion yang bermuatan positif
Larutan:
Campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih
Larutan standar:
Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat
Tepat habis bereaksi:
Keadaan ketika dua zat atau lebih yang direaksikan tidak bersisa atau tidak berlebih
Uji Kompetensi
A. Pilihan Ganda
Berilah (X) tanda silang pada jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan persamaan reaksi berikut!
1. NH3 (g) + BF3(g) → NH3BF3(g)
2. H3PO4(aq) → H+(aq) + H2PO42-(aq)
3. PO43-(aq) + H2O(l) HPO43-(aq) + H+(aq)
Urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis adalah ….
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 1, dan 3
C. 2, 3, dan 1
D. 3, 1, dan 2
E. 3, 2, dan 1
3. Penentuan konsentrasi suatu asam kuat dapat di lakukan dengan titrasi menggunakan basa
kuat. Misalnya 50 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M menggunakan
indikator fenolftalein (PP). Titrasi dihentikan ketika larutan berubah warna menjadi merah
muda secara tiba-tiba. Alasan yang paling tepat terkait dengan terjadinya perubahan warna
pada saat titrasi adalah ….
A. Volume HCl sama dengan volume NaOH
B. NaOH bersifat basa kuat sehingga larutan HCl menjadi merah
C. Larutan indikator pp akan memberikan warna merah pada larutan asam
D. Pada saat volume NaOH berlebih maka larutan menjadi merah
E. Mol HCl = mol NaOH dan pH larutan > 8,5
6. Berikut adalah gambar 2 buah larutan basa yang memberikan warna sama dengan indikator
fenolftalein.
Pernyataan yang benar terkait dengan kedua larutan basa tersebut adalah ….
A. Harga pH larutan adalah 11
B. Dengan indikator fenolftalein larutan tidak berwarna
C. Konsentrasi NH4OH sama dengan konsentrasi NaOH
D. Dibutuhkan konsentrasi asam yang tidak sama untuk menetralkan kedua basa
E. Konsentrasi ion OH- dari NH4OH > konsentrasi OH- dari NaOH
7. Perhatikan data hasil titrasi antara Ba(OH)2 dengan larutan asam asetat 0,15 M berikut!
Volume
No.
Ba(OH)2 CH3COOH 0,15 M
1 30 mL 39,8 mL
2 30 mL 40,0 mL
3 30 mL 40,2 mL
Berdasarkan data tersebut, massa Ba(OH)2 yang bereaksi adalah ….
(Ar Ba = 56 gram.mol-1 ; O = 16 gram.mol-1 ; H = 1 gram.mol-1)
A. 0,54 gram
B. 0,30 gram
C. 0,27 gram
D. 0,15 gram
E. 0,10 gram
B. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Manakah dari zat-zat berikut yang termasuk asam dan basa? Tuliskan reaksi ionisasinya jika
zat-zat tersebut dilarutkan dalam air!
a. CH3COOH
b. NH4OH
c. H2CO3
2. Tuliskan rumus basa konjugasi dan asam konjugasi apabila zat-zat di bawah ini dapat
berperan sebagai asam sekaligus basa!
a. HCO3-
b. N2H5+
c. HPO42-
4. Untuk membuat 250 mL larutan H2SO4 0,001 M dari larutan H2SO4 0,1 M, berapakah volume
larutan H2SO4 0,1 M yang harus diencerkan? Berapa volume air yang ditambahkan?
5. Sebanyak 25 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. hitunglah pH larutan
saat:
a. Setelah ditambahkan NaOH 15 mL
b. Setelah ditambahkan NaOH 25 mL
c. Setelah ditambahkan NaOH 40 mL
Berilah tanda centang ( ) pada kolom ‘ya’ atau ‘tidak’ di bawah ini!
Effendy. 2007. A-Level Chemistry For Senior High School Students Based on KTSP and
Cambridge Curriculum Volume 2A. Malang: Bayu Media Publishing
McMurry, J. & Fay, R.C. 2004. Chemistry 4th Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall
Sudarmo, U. 2017. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Penerbit Erlangga
Zumdhal, S.S., Zumdahl, S.L. & DeCoste, D.J. 2007. World of Chemistry. USA: Houghton Mifflin
Company