Anda di halaman 1dari 105

PENGEMBANGAN WEBSITE MATA KULIAH

MICROTEACHING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna


Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

Maharani Kusuma Wardani


NPM. 1411090202

Jurusan : Pendidikan Fisika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442H / 2021M
PENGEMBANGAN WEBSITE MATA KULIAH
MICROTEACHING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi


Syarat- Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
(S. Pd)

Oleh:

Maharani Kusuma Wardani


NPM. 1411090202

Jurusan : Pendidikan Fisika

Pembimbing I : Dr. Yuberti, M.Pd


Pembimbing II : Rahma Diani, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1442H / 2021M

ii
ABSTRAK

Penelitian ini mengenai pengembangan Website mata kuliah Microteaching yang


hasil akhir dari penelitian ini akan menjadi media pembelajaran pendukung bagi
mahasiswa yang sedang melaksanakan perkuliahan Microteaching. k kurangnya media
yang mendukung proses pembelajaran sehingga penelitian ini dilakukan dengan
bantuan Mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung .
Penelitian yang digunakan merupakan metode Research and Development,
dengan model Borg and Gall yang memiliki sepuluh langkah dalam tahapan
penelitiannya namun pada penelitian ini hanya dibatasi sampai tujuh langkah yaitu
potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, revisi
desain, uji coba produk, revisi produk. Media pembelajaran berupa Website
dikembangkan agar dapat digunakan sebagai supplement pendukung pembelajaran
mahasiswa Pendidikan Fisika Univertsitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Hasil penelitian, diperoleh dengan beberapa validasi dan respon peserta didik
dengan menggunakan skala likert. Berdasarkan penilaian para ahli dengan kriteria
“baik” yang artinya dalam kategori produk ini layak dengan hasil persentase validasi
ahli materi dengan hasil rata-rata 87,5%, persentase validasi ahli media dengan hasil
rata-rata 78,2%, persentase validasi ahli teknologi dengan hasil rata-rata 55,5%. respon
peserta didik dilakukan dengan menilai kelayakan dari media pembelajaran berupa
Website yang dikembangkan dengan nilai rata-rata penilaian respon peserta didik
sebesar 85,9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan Website mata
kuliah Microteaching sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran.

Kata Kunci : Website dan Microteaching

iii
ABSTRAK

This study on the development of Website courses Microteaching the final


results of this study will be the medium of learning support for students who are
conducting lectures Microteaching. k lack of media that supports the learning
process so that this research was carried out with the help of semester VI students of
the Physics Education Study Program, Raden Intan State Islamic University,
Lampung.

The research used is a Research and Development method, with the Borg and
Gall model which has ten steps in the research stages but in this study it is only
limited to seven steps, namely potential and problems, information gathering,
product design, design validation, design revision, product testing. , product revision.
Learning media in the form of a Website was developed so that it can be used as a
supplement to support learning for Physics Education students at the State Islamic
University of Raden Intan Lampung.

The results of the study, obtained by several validations and student responses
using a Likert scale. Based on the assessment of experts with "good" criteria, which
means that this product category is feasible with the results of the percentage of
material expert validation with an average result of 87.5%, the percentage of media
expert validation with an average result of 78.2%, the percentage of technology
expert validation with an average yield of 55.5%. Student responses are carried out
by assessing the feasibility of the learning media in the form of a website developed
with an average value of 85.9% of student response assessments. The results showed
thatdevelopment Website subjects Microteaching is best used as a medium of
learning.

Keywords: Website and Microteaching

iv
MOTTO

ِ َّ ‫ إِنَّ ۥهُ مِن سُلَ ۡي َٰ َمنَ َوإِنَّ ۥه ُ بِ ۡس ِم‬٢٩ ‫ب ك َِري ٌم‬ٞ َ ‫ي ِك َٰت‬ ُۡ ۡ َٰٓ
٣٠ ‫ٱلر ۡح َٰ َم ِن ٱل َّرحِ ِيم‬
َّ ‫ٱَّلل‬ َ ‫قَالَ ۡت َٰيَأَيُّ َها ٱل َملَ ُؤاْ إِن َِٰٓي ألق‬
َّ َ‫ِي إِل‬
“(28) Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”. (29) berkata
ia (Balqis) : “ Hai pembesar pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah
surat yang mulia, (30) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)-
nya Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

(QS. An- Naml 29-30)

v
PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT. Karena hanya atas izin dan karunia-
Nya lah maka skripsi ini dapat di buat dan selesai pada waktunya. Dan rasa
syukur yang tak terkira serta sebagai ungkapan terima kasih, saya persembahkan
skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Sukardi dan Ibunda Endang
Kamisah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan
cinta kasih sayang yang tidak terhingga.
2. Kakak dan adikku tersayang May Nurina Wati, Agustina Widiarti,
Umi Muslimawati, Nibtun, Muhammad Abi Rahmat Hidayat serta
sepupuku Putri Elida Sari yang selalu mendukung dan mendo’akan,
terima kasih atas doa dan bantuanmya selama ini, Semoga kita bisa
membuat kedua orang tua kita bahagia dan bangga.
3. Teman-teman yang selalu memberikan support dan bantuannya Rita
Melianti, Anindita Ghifarani, Anna Dwi Rahmawati, Kemal Nugraha
Suherman dan masih banyak lainnya.
4. Program Studi Pendidikan Fisika
5. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
6. Almamaterku tercinta, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
yang ku banggakan, tempat menempuh studi dan menimba ilmu

vi
RIWAYAT HIDUP

Maharani Kusuma Wardani dilahirkan Keluarahan Pabuaran, Kecamatan


Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 31 Januari 1996. Anak ke lima dari
enam bersaudara, dari pasangan Sukardi dan Endang Kamisah.

Peneliti mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak Satya Dharma


Sudjana selesai pada tahun (200). Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Madu Plantation selesai pada tahun (200). Lalu
penulis melanjuitkan pendidikan di SMP IT Bustanul ‘Ulum, selesai pada tahun
(200). Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN ) 1 Lampung Tengah dan selesai pada tahun (2014).

Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana Pendidikan (S1)


di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung dan diterima di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika (PF).

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan Ragmat dan Hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi ini yang berjudul “
Pengembangan Website Mata Kuliah Microteaching sebagai Media Pembelajaran
Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019” dengan baik. Shalawat serta
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW pembawa keteladanan
dan contoh suri tauladan yang sempirna bagi umat manusia.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kekhilafan, penulis menyadari


sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Dalam menyelesaikan
skripsi ini tidak sedikit kesulitan serta hambatan yang dialami oleh penulis dan
berkat kesungguhan hati, kerja keras dan motivasi serta bantuan dari berbagai
pihak, maka segala kesulitan tersebut memberikan hikmah tersendiri bagi
penulis. Maka atas tersusunnya skripsi ini, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, bimbingan, petunjuk serta dukungan terutama
kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Ibu Dr. Yuberti, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
sekaligus selaku Dosen Pembimbing I.
3. Ibu Sri Latifah, M. Sc, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika.
4. Ibu Rahma Diani, M. Pd, selaku DoseN Pembimbing II yang telah
banyak meliangkan waktu untuk memberikan saran serta bimbingannya
dengan penuh kebijaksanaan dalam membimbing penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang tlah
mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung.
6. Kepala Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung serta seluruh staf yang
telah meminjamkan buku guna terselesaikannya skripsi ini.
7. Teman-teman angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Fisika , dan khususnya kelas Fisika D, semoga kita semua

viii
menjadi generasiyang dapat mengamalkan ilmunya dengan penuh
pengabdian untuk masyarakat.
8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan inspirasi kepada
penulis selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, kendati demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun kearah yang lebih baik
senantiasa penulis harapkan.

Seiring dengan ucapan terima kasih, penulis berdo’a kehadirat AllaH


SWT. Semoga segala bantuan semua pihak yang telah diberikan bagi penulisan
skripsi ini mendapat balasan pahala yang berlipat ganda.

Bandar Lampung,
Penulis

Maharani Kusuma Wardani


NPM : 1411090202

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. iii

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul .............................................................................. 1


B. Latar Belakang Masalah .................................................................. 2
C. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
D. Batasan Masalah ............................................................................. 7
E. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Media .......................................................... 10


B. Acuan Teoritik
1. Pandangan Al- Qur’an Terhadap Perkembangan Teknologi ........ 14
2. Media Pembelajaran ................................................................... 15
3. Microteaching ............................................................................ 18
4. E- Learning................................................................................ 27
5. Web Enhanced Course ............................................................... 31
6. Website ...................................................................................... 33
C. Penelitian yang Relevan ................................................................... 35

x
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 36


B. Karakteristik Sasaran Penelitian........................................................ 36
C. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................... 36
D. Langkah-Langkah Pengembangan Media.......................................... 37
E. Langkah-Langkah Pembuatan Web Pembelajaran Fisika ................... 41
F. Penelitian Pendahuluan ..................................................................... 41
G. Analisis Kebutuhan .......................................................................... 42
H. Rancangan Media ............................................................................. 42
I. Validasi, Evaluasi, Revisi Media ...................................................... 44
J. Implementasi Media ......................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Media ............................................................. 50


B. Kelayakan Media
1. Potensi dan Masalah ................................................................... 50
2. Pengumpulan Informasi ............................................................. 50
3. Desain Produk ............................................................................ 51
4. Validasi Desain .......................................................................... 53
5. Revisi Desain ............................................................................. 58
6. Uji Coba Produk ........................................................................ 59
7. Revisi Produk............................................................................. 60
C. Pembahasan ..................................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah- Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut

Borg and Gall ............................................................................................... 12

Gambar 2.2 Prosedur Pengajaran Mikro ........................................................ 26

Gambar 3.1 Langkah- Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut

Borg and Gall ............................................................................................... 37

Gambar 3.2 Alur Tahapan dan Pengembangan Website ................................ 38

Gambar 3.3 Rancangan Media ...................................................................... 43

Gambar 4.1 Desain Produk ........................................................................... 51

Gambar 4.2 Storyboard Tampilan Awal ........................................................ 52

Gambar 4.3 Storyboard menu home .............................................................. 52

Gambar 4.4 Storyboard menu mata kuliah microteaching.............................. 53

Gambar 4.5 Grafik Hasil Validasi Ahli Materi .............................................. 55

Gambar 4.6 Grafik Hasil Validasi Ahli Media ............................................... 56

Gambar 4.7 Menu Tampilan Awal ................................................................ 58

Gambar 4.8 Menu Home ............................................................................... 58

Gambar 4.9 Menu Microrteaching ................................................................ 58

Gambar 4.10 Grafik Hasil Respon Peserta didik ............................................ 59

Gambar 4.11 Hasil Revisi Produk Akhir ....................................................... 60

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perubahan Dalam Proses Belajar Mengajar .................................... 32

Tabel 3.1 Kisi- kisi Angket Kuesioner Mahasiswa ........................................ 45

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Pra- Penelitian .............................................. 45

Tabel 3.3 Skor Pernyataan Positif dan Negatif ............................................... 46

Tabel 3.4 Skala Interpretasi Kriteria .............................................................. 47

Tabel 3.5 Interprestasi Skor Penialian Hasil Validasi ..................................... 48

Tabel 3.6 Interpretasi Skor Penilaian Uji Coba Produk .................................. 48

Tabel 4.1 Validator Ahli Materi .................................................................... 54

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Materi .............................................. 54

Tabel 4.3 Validator Ahli Media ..................................................................... 55

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media .............................................. 56

Tabel 4.5 Validator Ahli Teknologi ............................................................... 57

Table 4.6 Hasil Penilaian Validasi Ahli Teknologi ........................................ 57

Tabel 4.7 Hasil Respon Peserta Didik ........................................................... 59

Tabel 4.8 Hasil Kritik dan Saran Validator .................................................... 60

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi Instrumen Angket Peserta Didik.......................................... 64

Lampiran 2 Instrumen Angket Peserta Didik ................................................. 65

Lampiran 3 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik .................................... 70

Lampiran 4 Kisi Instrumen Angket Ahli Materi ............................................ 71

Lampiran 5 Instrumen Angket Ahli Materi .................................................... 72

Lampiran 6 Data Hasil Penilaian Ahli Materi ................................................ 75

Lampiran 7 Kisi Instrumen Angket Ahli Media ............................................. 76

Lampiran 8 Instrumen Angket Ahli Media .................................................... 77

Lampiran 9 Data Hasil Penilaian Ahli Media ................................................ 80

Lampiran 10 Kisi Instrumen Angket Ahli Teknologi ..................................... 81

Lampiran 11 Instrumen Angket Ahli Teknologi ............................................ 82

Lampiran 12 Data Hasil Penilaian Ahli Teknologi......................................... 84

Lampiran13Dokumen ................................................................................... 85

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Penegasan judul ini untuk menghindari kesalah pahaman makna yang
terkandung dalam memahami judul proposal yang penulis ajukan, maka perlu dijel
askan beberapa pengertian yang terdapat pada judul proposal ini adalah sebagai
berikut : Pengembangan Website Mata Kuliah Microteaching sebagai Media
Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019
1. Pengembangan
Pengembangan menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan
mengembangankan. 1 Sehingga dalam penelitian ini pengembangan adalah suatu
proses untuk mengembangkan produk baru atau untuk menyempurnakan produk
yang telah ada sebelumnya sesuai dengan indikator.
2. Website
Website atau situs merupakan kumpulan halaman- halaman yang
digunakan untuk menyampaikan informasi teks, gambar diam atau gerak,
animasi, suara, atau gabungan dari semua itu baik bersifat statis maupun dinamis
yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-
masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.2
3. Mata Kuliah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti mata kuliah adalah
satuan pelajaran yang diajarkan di tingkat perguruan tinggi. 3
4. Microteaching
Hamalik mengatakan pengajaran mikro merupakan teknik baru dan
menjadi bagian dalam pembaruan. Penggunaan pengajaran mikro dalam rangka
mengembangkan keterampilan mengajar calon guru atau sebagai usaha
peningkatan, adalah suatu cara baru terutama dalam sistem pendidikan guru di
negara kita.4

1
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan ke. (jakarta: Balai
Pustaka, 1990).h : 414
2
Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, and Nyoman Sugihartini, “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Web Untuk Matakuliah Kurikulum Dan Pengajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika Universitas Pendidikan Ganesha,” Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(JANAPATI) 5, no. 3 (2016): 149.
3
Moch Rizky Prasetya Kurniadi, “Arti Mata Kuliah Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),” Lektur.Id,
last modified 2020, accessed June 28, 2021, https://lektur.id/arti-mata-kuliah/#:~:text=Satuan pelajaran
yang diajarkan di,berasal dari kata dasar mata.
4
Ade Kurniawan and Masjudin, “Pengembangan Buku Ajar Microteaching Berbasis Praktik Untuk
Meningkatkan Kete rampilan Mengajar Calon Guru,” Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan
2

5. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar
untuk merangkasang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau
keterampilan dalam pembeljaran sehingg dapat mendorong terjadinya proses
belajar.5

B. Latar Belakang Masalah


Perkembangan pendidikan di era globalisasi ini sudah semakin maju.
Pembelajaran tidak lagi hanya di ruang kelas tapi dapat dilakukan dimana-mana,
sumber belajar bukan lagi hanya buku tetapi banyak sumber yang dapat membantu
untuk mendapatkan pembelajaran.

Sesuai firman Allah SWT yang terdapat dalam Q.S Al- Mujadillah (11):

  


  
 
   
  

Artinya:, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”6

Ayat diatas dapat dipahami bahwa Allah SWT yang akan meninggikan derajat
di dunia maupun di akhirat bagi orang orang yang dalam menjalani kehidupannya
selalu belajar atau menuntut ilmu, dimanapun dan kapanpun.

Teknologi sangat memengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia.


Dengan teknologi yang semakin maju, akses pendidikan semakin mudah. Dampak
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kini telah mengubah cara pandang
masyarakat dalam bertindak menghabiskan waktu untuk bekerja dan mengatasi
segala permasalahannya. Akibat perkembangan dari perubahan teknologi informasi
telah membuat kebiasaan baru di masyarakat yang biasa berkegiatan di dunia nyata
beralih ke dunia maya.7

Pengembang Pendidikan Indonesia (2017): 9–16,


http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/Semnas/article/viewFile/166/157.
5
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa,” Jurnal
Komunikasi Pendidikan 2, no. 2 (2018): 103.
6
kementrian agama republik indonesia, Al-Qur’a, tanda tash. (jakarta: karya agung surabaya, 2017),
http://tashih.kemenag.go.id.
7
Divayana, Suyasa, and Sugihartini, op.cit. hlm 149”
3

Teknologi informasi juga telah merambah di dunia pendidikan, oleh sebab itu
seorang pendidik haruslah menguasai penggunaan komputer dan teknologi
informasi.8 Dengan adanya teknologi informasi dapat membuat Pendidikan lebih
bermutu sehingga dapat melahirkan generasi muda yang mampu beradaptasi
dengan kemajuan teknologi. Dalam melaksanakan pembelajaran seorang pendidik
bisa memakai media teknologi terkini yang sudah tersedia.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S An-Nahl (78) :

  


  
  
 
 
   

Artinya:” dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”9

Ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah membekali manusia dengan 3 hal
yakni pendengaran, penglihatan serta hati agar manusia dapat bersyukur dan
memanfaatkannya dengan baik untuk meraih ilmu pengetahuan.

Teknologi tersebut harus dijadikan sebagai alat untuk mempermudah


pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran.10Dalam proses pembelajaran, bagi
seorang pendidik yang telah berpengalaman tidak cukup hanya dengan menguasai
materi saja namun harus didukung oleh kemampuan serta keterampilan lain sesuai
dengan hal- hal yang berkaitan dengan sistem serta proses pembelajaran.
Kemampuan utama yang harus dimiliki seorang pendidik berpengalaman
merupakan keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang didapatkan dengan
latihan atau proses pembelajaran mikro (Micro Teaching).11

Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Az-Zumar (9):

8
Drs. Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar, ed. Suyatri
Darmiatun, Cet-1. (yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013). H.67.
9
kementrian agama republik indonesia, Al-Qur’a,.
10
A Doyan, “Pengembangan Web Intranet Fisika Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Smk,” Indonesian Journal of Physics Education 10, no. 2 (2014):
117–127.
11
Dadang Sukirman, Micro Teaching, cet-2 (edi. (jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian
Agama, 2012).hlm. 7
4

  ....


  
  
 
 

Artinya : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang


yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.”12

Dari potongan ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa guru yang memiliki
pengetahuan, yakni pada penguasaan ilmu mendidik. Guru perlu memahami
berbagai bekal ilmu yang harus dibawa dan disiapkan sebelum turun lapangan untuk
mengajar, yang paling mendasar adalah pengetahuan tentang keterampilan dasar
mengajar sebagai modal penting dalam mengajar kepada peserta didik dan selalu
diterapkan dalam setiap mengajar dikelas.

Karena kemampuan mengajar tidak bisa didapatkan secara instan, maka harus
dilakukan pelatihan guna meningkatkan kemampuan mengajar untuk para calon
pendidik dan pendidik. Dengan adanya pembelajaran mikro dapat memperbaiki
kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran.13
Mata kuliah pengajaran mikro (Microtaching) adalah mata kuliah yang wajib
diikuti oleh mahasiswa s1 keguruan di berbagai Universitas. Mata kuliah ini
mewajibkan mahasiswa untuk terampil mempraktikkan keterampilan dasar
mengajar. Berdasarkan kebutuhan di lapangan, terutama untuk pendidik pada mata
pelajaran fisika harus terlatih agar menjadi calon pendidik yang dapat
menyelesaikan semua permasalahan yang dimiliki para peserta didik di sekolah
yang beraneka ragam dalam proses pembelajaran fisika.14
Indikator yang harus dicapai setiap lulusan dan istitusi pendidikan telah
dimuat dalam draft KKNI Level 6. Berdasarkan draft KKNI Level 6 (uraian
deskriptor spesifik) disebutkan bahwa learning outcomes yang harus dicapai
lulusan program studi pendidikan fisika, yakni mampu melakukan tindakan
refektif untuk peningkatan ku alitas pembelajaran , mampu menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar , mampu mengembangkan materi

12
kementrian agama republik indonesia, Al-Qur’an,.
13
Sukirman, Micro Teaching.op. cit
14
Junarti Junarti, “Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan Mind Mapping
Dengan Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Kemampuan Kreatifitas Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Microteaching,” JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) 5, no. 2 (2017hlm. 111.
5

pelajaran fisika secara kreatif serta mampu membuat perencanaan pembelajaran


( seperti silabus, RPP, LKPD dan perangakat evaluasi. 15
Pada mata kuliah Micro Teaching mahasiswa UIN semester 6 jurusan
Pendidikan Fisika belum mendapatkan modul, dosen hanya memberikan
gambaran materi yang akan dibahas sehingga selama ini pada saat pembelajaran
Micro Teaching mahasiswa harus mencari sendiri materi dari internet atau buku
lainnya. Benar bahwa saat ini pembelajaran berpusat pada siswa tetapi meskipun
demikian siswa atau mahasiswa juga membutuhkan bahan ajar baik modul
ataupun yang lainnya.
Dunia pendidikan terus berkembang aktif terutama dalam menghasilkan
daya tarik, media, metode, serta materi pendidikan yang interaktif dan
lengkap.Oleh sebab itu dunia pendidikan di Indonesia harus sudah bisa
menggunakan informasi dan teknologi guna meningkatkan pendidikan yang
berbasis media elektronik atau yang dikenal juga dengan e-education. 16
Berdasarkan wawancara pra penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa
mahasiswa sebenarnya membutuhkan supplemen pendukung pembelajaran yang
praktis dan efisen yaitu berupa website yang dapat menunjang proses pembelajaran
mikro (Micro Teaching).
Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian di atas, penulis mengusung
sebuah ide untuk dapat membuat sebuah web yang nantinya dapat digunakan
sebagai supplement pendukung pembelajaran mahasiswa UIN semester VI
jurusan Pendidikan Fisika dalam memeroleh materi mata kuliah Micro Teaching
yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
Website merupakan salah satu aplikasi internet yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Karena penggunaan web ini dapat meningkatkan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran berbasis web terdiri dari 3 jenis yaitu kursus
web (tidak memerlukan tatap muka secara langsung), kursus web-centric
(menggabungkan pertemuan tatap muka dan pertemuan jarak jauh), dan kursus
web enhanced yang disempurnakan (tatap muka).
Web enhanced course bisa menjadi salah satu alternatif dalam proses
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif antara dosen
dan mahasiswa, baik secara individu maupun kelompok. Web enhanced coure
juga bisa menjadi media yang bagus untuk digunakan sebagai media
pembelajaran mata kuliah Micro Teaching.17

15
Artina Diniaty and Sri Atun, “Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Volume 1 – Nomor 1, April 2015,” Journal
Articel 1, no. April (2015): 37.
16
Rahma Diani and M Ridho Syarlisjiswan, “WEB-ENHANCED COURSE BASED ON PROBLEM-
BASED LEARNING ( PBL ): DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MEDIA FOR BASIC
PHYSICS II” 07, no. April (2018): 105–116.
17
Antomi Saregar, Eti Hadiati, and dkk, “Developing Web-Enhanced Course in Basic Electronic Course
Developing Web-Enhanced Course in Basic Electronic Course” (2019).
6

Terdapat dua manfaat yang melandasi sebuah webbased learning, antara lain
adalah penggunakan web based learning ini lebih praktis (mudah), juga lebih
efisien karena tidak mebuang waktu dan tenaga, serta web based learning juga
fleksibel karena bisa gunakan dimana saja dan kapan saja . Hal-hal ini dapat
sangat membantu dan memudahkan pendidik dalam proses pembelajaran yang
memiliki peserta didik dalam jumlah besar.18
Berdasarkan hasil pra-penelitian terhadap mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika semester VI dengan menggunakan instrumen kuesioner angket
khususnya pada mata kuliah Micro Teaching, terlihat pada data yang telah
dianalisis oleh peneliti dari 50 responden mahasiswa yang dijadikan objek pra
penelitian dihasilkan data 20% mahasiswa tidak pernah mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan website, dan 30% mahasiswa jarang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website, dan 50% mahasiswa
kadang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website. Ini
menunjukan bahwa mahasiswa sangat kurang sekali dalam mendapatkan
pembelajaran Micro teaching yang berbasis website.Maka dari itu diperlukan
supplement dalam proses pembelajaran Micro Teaching. Baik itu dari segi media
pembelajarannya ataupun dari segi yang lainnya. Media pembelajaran mikro
teaching yang berbasis web based learning merupakan salah satu inovasi yang
diberikan untuk memudahkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan
membuka meteri mata kuliah micro teaching yang telah disediakan peneliti di
dalam Website mata kuliah Micro Teaching.
Adapun hasil pra-penelitian melalui wawancara dengan salah satu Dosen
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
Intan Lampung sangat mendukung sekali dengan adanya penelitian dan
pengembangan media pembelajaran microteaching berbasis website, karena
melihat zaman yang serba menggunakan teknologi di berbagai bidang manapun,
terlebih lagi di bidang pendidikan. Di Program Studi Pendidikan Fisika sendiri
sudah ada beberapa mata kuliah yang menggunakan media pem belajaran
berbasis web, ini bisa menjadikan Program Studi itu sendiri semakin maju karena
mamanfaatkan teknologi dalam belajar yang dalam hal ini adalah pembelajaran
berbasis web.
Melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti, peneliti
menganggap perlu dilakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran
berbasis website dan peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “
Pengembangan Website Mata Kuliah Microteaching sebagai Media
Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019”.

C. Identifikasi Masalah

18
Dewi Salma Prawiradilaga, Diana Ariani, and Hilman Handoko, “Mozaik Teknologi Pendidikan.Pdf”
(jakarta: Prenadamedia group, 2016).
7

Melihat uraian pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat
diidentifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Ketiadaan bahan ajar yang spesifik serta mampu mengakomodasi
kebutuhan belajar mahasiswa.
2. Banyaknya kekurangan yang terdapat pada proses pembelajarn
microteaching.
3. Hasil pra menunjukkan 20% mahasiswa di UIN Raden Intan tidak pernah
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website.
4. Hasil pra menunjukkan 30% mahasiswa di UIN Raden Intan jarang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website.
5. Hasil pra menunjukkan 50% mahasiswa di UIN Raden Intan kadang
kadang mendapatkan pembelajaran menggunakan website.

D. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, peneliti membatasi
beberapa permasalahan yang ada yakni sebagai berikut:
1. Peneliti membatasi pengembangan website hanya pada mata kuliah Micro
Teaching.
2. Pengembangan website ini berisi materi Micro Teaching hanya pada
jenjang mahasiswa pendidikan Fisika semester lima UIN.
3. Validasi produk dibuat untuk mengetahui pendapat para validator terhadap
produk yang dikembangkan peneliti.
4. Pengujian produk dibuat hanya meliputi respon mahasiswa terhadap
pengembangan website dan tidak untuk diuji cobakan pengaruhnya
terhadap mahasiswa.

E. Perumusan Masalah
Dari batasan permasalahan yang dipaparkan, maka yang menjadi rumusan
permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan Website Matakuliah Microteaching sebagai Media
Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika tahun 2019 ?
2. Bagaimana pendapat validator terhadap Website Matakuliah Microteaching
sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika tahun 2019 ?
3. Bagaimana respon mahasiswa terhadap pengembangan Website Matakuliah
Microteaching sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika
tahun 2019 ?

F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pada penelitian pengembangan website mata
kuliah Microteaching ini antara lain :
8

1. Untuk mengetahui pengembangan Website Matakuliah Microteaching


sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika tahun
2019.
2. Untuk mengetahui pendapat validator terhadap Website Matakuliah
Microteaching sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan
Fisika tahun 2019.
3. Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap pengembangan Website
Matakuliah Microteaching sebagai Media Pembelajaran Program Studi
Pendidikan Fisika tahun 2019.

G. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan , pebeliti mampu membuat
inovasi dalam pembelajaran, sehingga juga dapat meningkatkan standar
kompentensi suatu lembaga pendidikan. Serta diharapkan lulusannya menjadi
lebih maju, baik dalam hal teknologi maupun pola pikir dengan cara
memanfaatkan sebuah teknologi yang sedang berkembang sekarang ini.

2. Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mempermudah dalam mengakses materi dan tugas
perkuliahan, serta menjadikan sarana belajar mandiri untuk memenuhi
kompentensi lulusan yang lebih berkarakter dan siap bersaing di era
modern ini.
b. Bagi Dosen
Pengembangan media pembelajaran yang berbasis web ini bias
dijadikan sebgai sarana informasi, inspirasi, kreatifitas, materi perkuliahan,
tugas perkuliahan, dan lain-lain.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait
pengembangan website serta menjadi bekal untuk tenaga pendidik dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media
pembelajaran.
d. Bagi Program Studi Pendidikan Fisika
Dapat dijadikan sebagai pengembang media pembelajaran dalam
perkuliahan khususnya untuk mata kuliah Microteching dan untuk semua
mata kuliah yang berbentuk e-learning yang berbasis website yang
nantinya akan dapat diakses oleh siapapun.

H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan


9

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rihal Hadi Maulana dengan hasil penelitian
berupa “ Pengembangan Website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pemebalajaran mahasiswa (2018)”, menyatakan bahwa pengembangan
Website pembeljaran itu sangat baik sehingga dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.19
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Septiani dengan hasil penelitian berupa
“Pengembangan Web pembelajaran fisika sebagai suplemen mata kuliah
fisika dasar 1(2018)”,menyatakan bahwa pengembangan web ini sebagai
suplemen mata kuliah Fisika Dasar 1 menghasilkan perubahan dari segi
desain, warna tata letak, materi absensi serta bahan ajar lainnya yang
mendukung agar perkuliahan menjadi lebih menarik . 20
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Firmansyah “Perancangan web based
learning sebagai media pembelajaran ict (2016)”,menyatakan bahwa
penggunaan web dapat memberikan suasana belajaran yang berbeda terhadap
peserta didik serat memberikan sumber belajar yang lebih bervariatif sehingga
dapat diakses dimana saja dan kapan saja selama terkoneksi dengan internet.21
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiyan Asyhari dan Rahma Diani dengan hasil
penelitian “ pembelajaran fisika berbasis web enhanced course :
mengembangkan web-logs pembelajaran fisika dasar 1(2017)”,menyatakan
bahwa setelah dikembangakan WEC memungkinkan terjadi adanya interaksi
komunikasi interaktif anatara mahasiswa dan dosen baik secara indifidu
maupun kelompok dan menjadi sebuah alternative belajar online yang telah
divalidasi oleh para ahli-ahli sehingga WEC akhirnya dapat dikembangkan .22
5. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Dwi Purwoto dengan hasil penelitian “
Pengembangan Web Pembelajaran Fisika sebagai Media Pembelajaran Mata
Kuliah Fisika Kuantum (2017)”,menyatakan bahwa web ini dikembangkan
melalui beberapa tahap seperti membuat akun, mendesain web serta materi
pembelajaran fisika kuantum sehingga menghasilkan web pembelajaran yangb
dapat diaplikasikan di pc, notebook, handpohne. 23

19
Rihal Hadi Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media
Pemebalajaran Mahasiswa (Bandar Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2018).
20
Rika Septiani, Pengembangan Web Pembelajaran Fisika Sebagai Suplemen Mata Kuliah Fisika Dasar 1
(Bandar Lampung: Tarbiyah dan Keguruan, 2018).
21
Ricky Firmansyah and Iis Saidah, “Perancangan Web Based Learning Sebagai Media Pembelajaran
Berbasis ICT,” Informatika 3, no. September (2016): 176–182.
22
Ardian Asyhari, “Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jitp” 4, no. 1 (2017): 13–25.
23
Asep Dwi Purwoto, Pengembangan Web Pembelajaran Fisika Sebagai Media Pembelajaran Mata
Kuliah Fisika Kuantum (Bandar Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2017).
10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Media


Penelitian pendidikan merupakan suatu usaha sadar, cermat, dan sistematis
mengenai suatu hal untuk mengungkapkan atau merevisi fakta-fakta, teori-teori atau
aplikasi-aplikasi dalam bidang pendidikan. Peneliti tersebut bukan hanya berkenaan
merevisi data atau fakta yang ada, memahami dan mengembangkan teori dan juga
memperbaiki proses kegiatan pendidikan yang sedang berjalan. 24
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan ( Research and Development).

1. Pengertian Research and Development


Metode penelitian dan pengembangan atau disebut juga dengan Research
and Development merupakan metode penelitian yang digunkaan untuk
menghasilkan produk serta menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Borg
and Gall penelitian dan pengembangan adalah suatu metode penelitian yang
diperlukan pada proses mengembangkan ataupun memvalidasi suatu produk yang
digunakan dalam bidang pendidikan dan Proses pembelajaran.25
Reasearch and Development biasa disebut dengan (R&D) yang memiliki
arti metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sukmadinata R&D
merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian guna
menghasilkan sebuah produk yang baru atau menyempurnakan sebuah produk
yang telah ada sebelumnya.26
Borg and Gall dalam Sugiyono menyatakan bahwa penelitian R&D itu
bersifat longitudinal (beberapa tahap). Pada metode penelitian dasar (basic

24
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis,Dan Prosedur (jakarta: Prenadamedia group, 2013).
25
Sugiyno, Metode Penelitian Pendidikan (bandung: cv ALFABETA, 2015).hlm 407
26
Budiyono Saputro, Manajemen Penelitian Pengembangan (Research & Development) Bagi Penyusun
Tesis Dan Disertasi, cet-1. (yogyakarta: aswaja pressindo, 2016).
11

research) analisis kebutuhan sering dilakukan agar mampu menghasilkan produk


yang bersifat hipotetik. Selanjjutknya dilakukan pengujian terhapa benda yang
masih bersifat hipotetik tersebut.
Seals dan Richey dalam Hanafi mengartikan penelitian dan pembangan
sebagai sarana pengkajian yang tersusun dari desain, pen gembangan dan
evaluasi program. Proses serta produk pembelajaran harus memenuhi kriteria
validitas, kepraktisan, serta efekt ivitas.
Van den Akker dan Plomp mengartikan bahwa penelitian dan
pengembangan memiliki dua tujuan dasar yaitu :

a. Pengembangan prototipe produk.


b. Perumusan saran-saran metodologis untuk mendesain serta evaluasi
protitipe produk tersebut.
Richey dan Nelson juga telah mengelompokkan penelitian dan
pembangan berdasarkan dua tipe yakni :
1) Tipe pertama yang fokus pada pendesainan dan evaluasi terhadap
produk dengan tujuan agar mendapatkan gambaran proses
pengembangan dengan kondisi yang mendukung dalam
pelaksanaan produk tersebut.
2) Tipe kedua terpusat pada pengkajian terhadap program
pengembangan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya
dengan tujuan agar mendapatkan gambaran mengenai tata cara
mendesain serta evaluasi yag efektif. 27
Berdasarkan beberapa pengertian tentang R&D di atas penulis
menyimpulkan bahwa R&D adalah sebuah metode yang digunakan dalam
penelitian pengembangan guna menghasilkan produk baru ataupun
menyempurkan produk yang telah ada
.
2. Karakteristik Research and Development
Metode penelitian dan Pengembangan atau Reasearch and Development
memiliki beberapa karakteristik yaitu :
a. Melakukan penelitian awal untuk mencari temuan-temuan peneliti
terdahulu terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
b. Mengembangkan produk berdasarkan hasil temuan peneliti terdahulu.
c. Dilakukan uji lapangan sesuai dengan tempat produk tersebut akan
digunakan kedepannya.

27
Hanafi, “Konsep Penelitian R & D Dalam Bidang Pendidikan,” Saintifika Islamica: Jurnal Kajian
Keislaman 4, no. 2 (2017): 134,
https://www.researchgate.net/publication/335227473_Research_and_Development_RD_Inovasi_Produk_d
alam_Pembelajaran.
12

d. Melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan pada produk yang


ditemukan pada tahap uji lapangan.28

3. Ruang Lingkup Penelitian dan Pengembangan


Ruang lingkup penelitian dan pengembangan adalah :
a. The Study of the process and impact of specific design and development
effort. Penelitian tentang proses dan dampak dari produk yang
dihasilkan dari perencanaan dan penelitian pengembangan.
b. The study of the design and development process as whole, or of
particular process component. Penelitian tentang desain proses
pengembangan secara keseluruhan atau komponen dari sebagian
proses.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa penelitian dan
pengembangan memiliki empat tingkatan kesulitan, yaitu :
1) Melakukan penelitian tapi tanpa menguji.
2) Menguji tanpa melakukan penelitian.
3) Melakukan penelitian dan menguji dari sebuah produk yang ada.
4) Melakukan penelitian dan menguji untuk membuat sebuah
produk.
Dari empat tingkat kesulitan tersebut, peneliti berada pada tingkat ke
empat, yaitu melakukan penelitian dan menguji untuk membuat produk baru.29

4. Langkah-langkah Penelitian

Borg and Gall

Potensi Pengumpulan Desain Validasi


dan informasi Produk
Desain
Masalah

Uji coba Revisi Uji coba Revisi


pemakaian produk produk Desain

Revisi
Produksi
Produk
Albinus Silalahi, “DEVELOPMENT RESEARCH
28
Massal ( PENELITIAN PENGEMBANGAN ) DAN
RESEARCH,” no. July (2018).hlm 10
29
Asep Dwi Purwoto ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai media pembelajaran mata kuliah
fisika kuantum’ (2017) h.13
13

Gambar 2.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall.

Dari banyaknya model-model penelitian dan pengembangan yang ada,


yang secara khusus dapat mengarahkan penelitian dan pengembangan ini di
bidang pendidikan adalah model R&D yang dikembangkan oleh Borg and Gall.
Model tersebut dikenal dengan sebutan model sepuluh langkah.
Borg and Gall merinci langkah-langkah penelitian dan pengembangan
dapat diuraikan senbagai berikut:
a. Riset dan pengumpulan informasi termasuk dalam literatur dan
observasi kelas.
b. Perancanaan yang meliputi merumuskan tujuan, memantapkan sekuen
dari pelajaran serta pemgujian dalam skala terbatas.
c. Pengembangan produk awal (Preliminary form of product ) termasuk
mempersiapkan naham-bahanpelajaran, buku pelajaran, serat perangkat
penilaian.
d. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah
dengan mengikutsertakan 6 samapi 12 subjek dan menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan angket, kemudian hasilnya di analisis untuk
menemukan kelemahan-kelemahannya. Pada uji tahap ini lebih banyak
menekankan pada proses di banding dengan hasil belajar.
e. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut di revisi sehingga
menjadi produk yang lebih baik.
f. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih
luas. Pada tahap ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga di
kumpulkan data kuantitatif hasil pra dan postes.
g. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba produk tersebut.
h. Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan
teknik wawancara, observasi, dan angket, selanjutnya data tersebut di
analisis.
i. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan
terakhir.
j. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan
pengembangan.

Melihat dari beberapa metode penelitian dan pengembangan yang sudah


dipaparkan diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode yang
dikembangkan oleh Borg and Gall dengan membatasi hanya sampai langkah ke 7
14

di karenakan peneliti hanya mengembangkan produk berupa Website dan tidak


untuk di ujicoba pengaruhkan kepada mahasiswa.
Khususnya tentang eksperimen suatu perangkat pembelajaran, perilaku
riset yang bekum benar-benar memahami hakikat R&D, banyak yang
menganggap hanya dengan membuat produk yang berbentuk perangkat
pembelajaran. Misalnya adalah CD interaktif untuk pembelajaran TIK, kemudian
melakukan eksperimen terhadap perangkat pembelajaran tersebut, itu sudah
diklaim sudah melakukan R&D. Ini juga pandangan yang keliru, meskipun sudah
ada produk yang dihasilkan namun jika tahapan dan siklus R&D tidak dilakukan
sebagaimana yang dijelaskan pada langkah-langkah penelitian dan
pengembangan Borg and Gall, siklus itu menggambarkan perilaku riset yang
melakukan berbagai riset dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, menggunkan berbagai metode dan desain, serta menggunakan
pendekatan berbagai teknik pengumpulan dan analisis data.30

B. Acuan Teoritik

1. Pandangan Al-Qur’an terhadap Perkembangan Teknologi


Allah SWT telah memberikan akal fikiran kepada manusia agar dapat
digunakan untuk melihat dan mentadaburi tanda-tanda kekuasaan dan
kebesarannyang telah Allah ciptakan dimuka bumi, sesuai dengan firmannya
dalam QS. Ali Imran 190-191 :
   
 
  
  
  
  
  
  
   
   
 

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) 0rang0orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan

Rihal Hadi Maulana ‘Pengembangan Website mata kuliah fisika sekolah sebagai media pembelajaran
30

mahasiswa’ (2018) H.20-21


15

langit dan bumi (seraya berkata) : “ Ya Tuhan kami, tiadalah engkau


menciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka periharalah
kami dari siksa neraka”.31

Allah mengajak manusia untuk berfikir dalam segala kedaan, agar ia dapat
mengambil hikmah dari semua yang telah Allah ciptakan. Dengan proses berfikir
manusia yang fitrah Allah hadirkan suatu ilmu pengetahuan yang baru dan
menambah hasanah bagi manusia berupa teknlhi informasi yang terus
berkembang seiiring bertambahnya pengetahuan manusia.

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berati “pengantar” atau “perantara”, yatu
pengantar atau perantara sumber pesan dengan penerima pesan.
Media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Media digunakan dalam proses
komukasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran
mengandung lima kompinen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan
pembelajran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan
pembelajaran.
Dari beberapa penjelasan tersebut maka dapat ditari kesimpulan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pemikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.32

b. Syarat-syarat Media Pembelajaran


adapun syarat-syarat dari media pembelajaran yang baik anatara lain
adalah :
1) Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik.
2) Media memberikan stimulus kepada peserta didik untuk
mengingat apa yang sudah dipelajari setelah memberikan
stimulus pelajaran yang baru.

31
kementrian agama republik indonesia, Al-Qur’a,.
32
Divayana, Suyasa, and Sugihartini, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk
Matakuliah Kurikulum Dan Pengajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan
Ganesha.”
16

3) Memberikan stimulus kepada peserta didik dalam memberikan


tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong mereka untuk
melakukan praktik dengan benar.33

c. Jenis-jens Media Pembelajaran


Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran yaitu :
1) Teks
Teks merupakan elemen dasar bagi penyampaian suatu informasi
yang memiliki berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berfungsi
untuk memberikan daya tarik dalam penyampaian pesan.
2) Media Audio
Media audio membantu menyampaikan pesan/ materi agat lebih
berkesan dengan meningkatkan daya tarik terhadap suatu
informasi. Jenis audio itu termasuk juga suara latar, musik, atau
rekaman suara.
3) Media Visual
Media ini dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual
seperti gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan, grafik dan lainnya
4) Media Proyeksi Gerak
Termasuk di dalamnya terdaoat film gerak seperti program TV,
kaset video (CD, DVD,VCD).
5) Benda-benda Tiruan/ Miniatur
Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba
oleh siswa, media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan objek
maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan
dengan baik.
6) Manusia
Termasuk didalamnya seperti guru, siswa, pakar, ahli di bidang
materi tersebut. 34

d. Manfaat Umum Media Pembelajaran


Adapun manfaat umum dari Media Pembelajaran ialah:
1) Menyamakan penyajian materi.
2) Pembelajaran lebih jelas dan menarik.
3) Adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik.
4) Lebih menghemat pengunaan waktu dan tenaga.
5) Memaksimalkan kualitas hasil belajar.

33
Firmansyah and Saidah, “Perancangan Web Based Learning Sebagai Media Pembelajaran Berbasis
ICT.”
34
Divayana, Suyasa, and Sugihartini, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk
Matakuliah Kurikulum Dan Pengajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan
Ganesha.”
17

6) Pembelajaran menjadi lebih fleksibel.


7) Menumbuhkan semangat belajar pada peserta didik dalam
proses pembelajaran.
8) Memaksimalkan fungi pendidik menjadi lebih tepat serta
bermanfaat bagi peserta didik.

e. Prinsip Umum Pembuatan Media Pembelajaran


1) Visible : mudah dilihat.
2) Interesting : menarik.
3) Simple : Sederhana.
4) Useful : Bermanfaat bagi pelajar.
5) Accurate : Benar dan tepat sasaran.
6) Legitimate : Sah dan masuk akal.
7) Structured : tersusun secara sistematis.

f. Pertimbangan dalam Memilih Media Pembelajaran


1) Kompetensi pembelajaran.
2) Karateristik peserta didik.
3) Karakteristik media yang digunakan.
4) Waktu yang tersedia.
5) Biaya yang diperlukan.
6) Ketersediaan fasilitas/ peralatan.
7) Konteks penguunaan.
8) Kualitas media yang digunakan.

g. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran


1) Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan.
2) Gunakan media seperlunya, tidak berlebihan.
3) Penggunaan media mampu mengaktifkan pelajar.
4) Pemanfaatan media harus terencana dalam program
pembelajaran.
5) Hindari penggunaan media yang hanya sekedar mengisi
waktu.
6) Perlu persiapan yang cukup sebelum menggunakan media.

h. Pengelompokan Media oleh Para Tokoh


Seels dan Glasgow (1950)
1) Media tradisional (visual, audio, multimedia, cetak,
permainan, realita)
2) Media teknologi mutakhir :
a) Media berbasis telekomunikasi (teleconference, kuliah
online/ daring ).
b) Media berbasis mikroprosesor ( computer assisted
instruction, permainan computer, sistem tutor intelejen,
interaktif, hypermedia, compact (video) disc).
Kemp dan Dayton (1958)
18

1) Media cetak (teks terprogram).


2) Media pajang ( papan tulis, papan magnet, papan kain, dll).
3) Overhead transparies (OHP).
4) Rekaman audiotape.
5) Multi image (slide, film, video, dan televise).
6) Komputer.
Santoso S. Hamjaya (1985)
1) Media dengan penggunaan cara massal ( televise, film, slide,
radio).
2) Media dengan penggunaan cara individual ( kelas,
laboratorium).
3) Media dengan cara penggunaan konvensional.
4) Media pembelajaram modern (ruang kelas otomatis, sistem
proyeksi berganda).
Gerlach (1971)
1) Benda asli dan manusia.
2) Gambar dan gambar yang disorotkan.
3) Benda- benda yang didengar.
4) Benda-benda cetakan.
5) Benda- benda yang dipanaskan.
Edgar Dale (1975) : Berdasarkan pengalaman belajar siswa, dari
yang bersifat konkret hingga abstrak.35
3. Microteaching
a. Pengertian Microteahing
Micro Teaching merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh
semua mahasiswa S1 keguruan. Klaughlin dan Mouton mengartikan
micro teaching (pengajaran mikro) ialah teknik bimbingan kemampuan
dasar yang telah dirancang secara jelas dengan cara membatasi beberapa
bagian yang terdapat pada proses pembelajaran, kemudian calon pendidik
mampu menyelesaikan masing- masing bagian dengan kondisi
pembelajaran yang telah disederhanakan. Ada pula Sukirman yang
berpendapat tentang microteaching ialah pembelajaran dengan teknik
pendekatan atau upaya mendidik kemampuan mengajar dari colon
pendidik dengan cara “micro” atau disederhanakan.
Selanjutnya Hamalik mengatakan pengajaran mikro ialah sistem
baru dan akan menjadi komponen yang terdapat dalam pembaharuan.
Pengajaran mikro digunakan untuk meningkatkan keterampilan mengajar
calon pendidik atau dapat juga digunakan sebagai usaha untuk
mengembangkan versiterbaru dalam sistem pendidikan guru di negara
Indonesia.36

35
zainal aqib, Model- Model , Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), cet-1. (bandung:
cv. yrama widya, 2013).hlm 51-55.
36
Kurniawan and Masjudin, “Pengembangan Buku Ajar Microteaching Berbasis Praktik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Mengajar Calon Guru.”
19

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat penulis


simpulkan bahwa microteaching adalah sebuah strategi pembelajaran
dengan mempraktekkan secara langsung dalam ruang lingkup yang telah
disederhanakan. Sebagaimana telah di jelaskan tentang pengajaran mikro,
maka keadaan kelas serta materi juga disederhanakan seperti berikut :
1) Jumlah peserta didik hanya terdiri dari 5 – 10 orang.
2) Waktu yang digunakan dalam proses micro teaching hanya
sekitar 10 – 15 menit.
3) Bahan ajar yanag dipergunakan hanya terdiri dari 1- 2 materi
yang sudah di sederhanakan.
4) Keterampulan mengajar hanya berpusat pada 1- 2
keterampilan saja.
Penyederhanaan dari bagian- bagian tersebut berasal dari pendapat
yang mengatakan jika proses pembelajaran yang berbelit- belit akan
mendjadi lebih mudah dilakukan, dinilai, dan diperbaiki apabila pendidik
ataupun calon pendidik menguasai keterampilan mengajar satu persatu.

b. Tujuan Pengajaran Mikro


Menurut Dwight Allen tujuan pengajaran Mikro adalah :
1) Bagi Mahasiswa calon tenaga pendidik:
a) Memberikan pengalaman mengajar yang nyata dan
latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah.
b) Calon pendidik dapat meningkatkan keteramplan
mengajarnya sebelum terjun langsung ke dalam kelas
yang sesungguhnya.
c) Memberikan kemungkinan bagi calon pendidik untuk
mendapatkan beraneka ragam keterampilan dasar
mengajar serta memahami kapan dan bagaimana
keterampilan itu diterapkan
2) Bagi Pendidik :
a) Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
b) Guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat
individual demi perkembangan profesinya.
c) Mengembangkan sikap terbuka bagi pendidik terhadap
pembaharuan yang berlangsung di pranata pendidikan.

c. Fungsi Micro Teaching


Adapun fungsi dari Pembelajaran Mikro (Micro teaching ) bagi
pendidik ataupun calon pendidik adalah :
1) Mendapatkan tanggapan atas penampilan yang berisikan
penilaian kekurangan atupun kelebihan pada saat
penampilan.
20

2) Memberikan kesempatan kepada calon pendidik agar dapat


merasakan menjadi seorang tenaga pendidik.
3) Mengetahui berbagai model pembelajaran yang digunakan
oleh para calon pendidik dalam proses pembelajaran.

d. Manfaat Micro Teaching


Dalam Pembelajaran mikro (mikro teaching) terdapat sejumlah
manfaat yang bisa di dapatkan oleh pendidik/ calon pendidik antara lain :
1) Dapat mengembangkan serta meningkatkan keterampilan
tertentu dari pendidik/ calon pendidik dalam proses
pembelajaran.
2) Dapat denga mudah mempraktikkan metode ataupun strategi
baru dalam lingkungan yang mendukung.
3) Bisa dengan cepat mengetahuin tanggapan penampilan
dengan memutar ulang rekaman video.
4) Dapat menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran tanpa
rasa cemas.
5) Mendapatkan pengalaman yang besar dengan resiko yang
kecil.
6) Dapat mengatur pembawaan diri sendiri dengan terstruktur.
7) Penguasaan keterampilan mengajar pada pendidik/ calon
pendidik menjadi lebih baik dengan adanya pembelajaran
mikro.

e. Perbedaan Pembelajaran Mikro dan Pembelajaran Makro


Adapun perbedaan antara pembelajaran mikro dan makro adalah
sebagai berikut :

No ASPEK YANG PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN


DIBANDINGKAN MAKRO MIKRO
1 Murid 30 – 40 orang 5-10 orang
2 Waktu 35 – 45 menit 5-15 menit
3 Materi yang diajarkan Luas Terbatas
4 Fokus Semua aspek 1 atau 2 keterampilan
5 Tempat Di dalam kelas Di laboratorium
6 Media Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
mengajar mengajar dan
dilengkapi dengan
alat perekam dan
video
7 Tujuan Mencapai tujuan Melatih keterampilan
pembelajaran dasar mengajar
21

pendidik / calon
pendidik. 37

f. Syarat- syarat Menempuh Pembelajaran Mikro


Syarat dapat menempuh pembelajaran mikro adalah sebagai berikut
1) Mahasiswa aktif (terdaftar pada tahun akademik tersebut).
2) Mencantumkan atau memprogram mata kuliah pembelajaran
mikro dalam KRS.
3) Telah menempuh mata kuliah pendidikan yang
diselenggarakan fakultas dan mata kuliah prodi.
4) Telah menempuh paling sedikit 75 SKS dengan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) 2,0.
5) Mentaati semua peraturan yang ditentukan dalam
pembelajaran mikro.

g. Komponen Keterampilan Mengajar


Janelle dalam Harun Joko Prayitno terdapat lima belas komponen
kemampuan keterampilan mengajar yang berkaitan dengan pembelajaraan
mikro yang harus dimiliki oleh para pendidik yakni :
1) Adaptability (Adaptasi).
2) Confidence (Kepercayaan diri).
3) Communication (Komunikasi).
4) Team Player (Kerja Sama).
5) Continous Learner (Belajar terus).
6) Imaginative (Imajinasi).
7) Leadership (Kepemimpinan).
8) Organization (Keorganisasian).
9) Innovative (Inovasi).
10) Commitment (Komitmen).
11) Ability to Manage Online Reputation (Kemampuan
mengelola reputasi secara online).
12) Ability to Engage (Kemampuan dalam keterlibatan).
13) Understanding of Technology (Mengerti akan teknologi).
14) Know When to Unplug (mengetahui kapan menempatkan
diri).
15) Ability to Empower (Kemampuan dalam memberdayakan). 38

h. Keterampilan Dasar Mengajar


No Aspek Yang Indikator Karakteristik
Dinilai

37
Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengjar, cet-1. (yogyakarta: aswaja pressindo,
2013).hlm. 23-25.
38
Harun Joko Prayitno, Desain Dan Pedoman Pembelajaran Mikro, cet-1. (Surakarta: penerbit
muhammadiyah university press, 2019).
22

1 Keterampilan Menarik Perhatian Gaya mengajar guru


membuka Penggunaan media pembelajaran
pelajaran Pola interaksi yang bervariasi

Menimbulkan Menimbulkan rasa ingin tahu


motivasi Mengemukakan ide yang
bertentangan
Memberi acuan Mengemukakan tujuan
pembelajaran dan batas-batas tugas
yang harus dikerjakan siswa
Meningkatkan masalah pokok yang
akan dibahas
Membuat kaitan Membuat kaiatan atau hubungan di
antara materi-materi yang akan di
pelajari dengan pengalaman dan
pengetahuan yang dikuasai siswa
2 Keterampilan Penggunaan Metode yang digunakan
menjelaskan metode melibatkan keaktifan siswa
(melaksakana Metode yang digunakan melibatkan
kegiatan inti) siswa untuk mengeksplorasi dan
memperluas pemahaman
Metode yang digunakan melibatkan
siswa untuk bekerja sama dengan
siswa yang lain
Menggunakan berbagai media yang
sesuai dengan kompetensi
Membangun suasana kelas
sehingga menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan
Ketepatan materi Materi disajikan sesuai kompetensi
dasar dan indicator dalam
kurukulum
Materi disajikan akurat (benar
secara teoritis)
Materi pokok yang dijabarkan/
dikembangkan dari indicator secara
memadai
23

Penguasaan Praktikan disajikan dan dapat


kompetensi mendemonstrasikan kompetensi
yang seharusnya dikuasai siswa
melalui contoh/ permodelan
Praktikan memberikan balikan dan
model secra jelas terhadap perilaku
pembelajaran yang sesuai/ tidak
sesuain dengan kompetensi yang
seharusnya
Praktikan dapat merespon
pertanyaan dan komentar siswa
secara tepat dan memadai
3 Keterampilan Pengungkapan Guru mengajukan pertanyaan
bertanya pertanyaan secara secara jelas dan singkat dengan
jelas dan singkat menggunakan kata-kata yang dapat
dipahami siswa sesuai taraf
perkembangannya.
Pemberian acuan/ Sebelum meberikan pertanyaan,
petunjuk guru perlu memberikan acuan
berupa pertanyaan berisi informasi
yang rele van dengan jawaban yang
diharapkan dari siswa
Pemindahan giliran Setiap pertanyaan yamg diajukan
guru perlu dijawab oleh lebih dari
satu siswa karena jawaban siswa
belum benar atau memadai. Oleh
sebab itu, guru perlu memberikan
kesempatan menjawab ke siswa
yang lain
Penyebaran Guru perlu menyebarkan giliran
menjawab pertanyaan secara acak.
Guru berusaha agar semua siswa
mendapatkan kesempatan/ giliran
secara merata
24

Pemberian waktu Setelah mengajukan pertanyaan,


berfikir guru perlu memberikan waktu
beberapa detik untuk berpikir
sebelum menunjuk salah satu siswa
untuk menjawab
Pemberian tuntunan Apabila jawaban siswa salah,guru
hendaknya memberikan tuntunan
kepada siswa agar dapat
menemukan sendiri jawaban yang
benar
4 Keterampilan Penguatan kepada Penguatan harus jelas kepada siswa
mengadakan siswa tertentu yang dituju. Apabila tidak, akan
penguatan kurang efektif. Oleh karena itu,
sebelum memberikan penguatan.
Guru terlebih dahulu menyebutkan
nama siswa yang bersangkutan
sambil menatap/memandang
kepadanya
Pengutan kepada Penguatan diusahakan bersifat
kelompok konstruktif
Pemberian Penguatan diberikan segera setelah
penguatan dengan muncul tingkah laku atau respon
segera siswa yang diharapkan
Variasi dalam Jenis atau macam penguatan
penggunaan hendaknya bervariasi
5 Keterampilan Variasi dalam cara Penggunaan variasi suara ( teacher
mengadakan mengajar voice)
variasi Pemusatan perhatian siswa
(focusing)
Kesenyapan atau kebisuan guru
(teacher silence)
Kontak pandang dan gerak (eye
contact and movement)
Gerak badan dan mimic
Pergantian posisi guru dalam kelas
dan gerak guru (teachers
movement)
25

Variasi dalam Variasi alat atau bahan yang dapat


penggunaan media dilihat (visual aids)
pembelajaran Variasi alat atau bahan yang dapat
di dengar (audiotif aids)
Variasi alat atau bahan yang dapat
diraba, dimanipulasi dan
digerakkan (motoric)
Variasi alat atau bahan yang dapat
didengar, di lihat dan diraba.
Variasi dalam pola Pola guru-siswa : interaksi sebagai
interaksi dan aksi (satu arah)
kegiatan siswa Pola guru-siswa-guru: ada balikan
(feedback) bagi guru, tidak ada
interaksi antar siswa (komunikasi
sebagai inetraksi)
Pola guru-siswa-siswa : ada balikan
bagi guru, siswa saling
membelajarkan
Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-
siswa interaksi optimal guru dengan
siswa, dan siswa dengan siswa
Pola melingkar : setiap siswa
mendapat giliran untuk
mengemukakan pertanyaan /
jawaban dan tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila siswa
belum mendapat giliran.Pola
melingkar : setiap siswa mendapat
giliran untuk mengemukakan
pertanyaan / jawaban dan tidak
diperkenankan berbicara dua kali
apabila siswa belum mendapat
giliran.
6 Keterampilan Meninjau kembali Merangkum inti pelajaran
menutup penguasaan inti Merancang untuk mengadakan
pelajaran pelajaran riview pada pembelajaran yang
akan datang.
Mengevaluasi Demonstrasi keterampilan
26

Mengeksplorasi pendapat siswa

Memberi soal-soal tertulis


Memperkuat Memberi pengaman untuk
retensi/ refrensi merapkan prinsip-prinsip
pemberian kredit
Penilaian dan Praktika mendorong siswa untuk
refleksi mengungkapkan dan mentimpilan
apa yang telahn di pelajari
7 Rencana Kolom identitas Mengisi kolom identitas secara
Pelaksanaan tepat
Pembelajaran
(RPP)
Alokasi waktu Menentukan alokasi waktu yang
dibutuhkan setiap pertemuan
SK, KD, Indikator Menentukan SK, KD, Indikator
dengan tepat
Tujuan Menetukan tujuan pembelajaran
pembelajaran dengan tepat
Materi pokok Menentukan materi pokok
pembelajaran pembelajaran yang terdapat dalam
silabus
Metode Menentukan metode pembelajaran
pembelajaran
Langkah-langkah Menentukan langkah-langkah
pembelajaran pembelajaran secara terperinci
Alat/ bahan/ Menentukan alat/ bahan/ sumber
sumber beajar belajar
Kriteria penilaian Menentukan kriteria penilaian
Keterangan:

 Setiap munculnya karakteristik secara optimal (sempurna) mendapatkan 2 skor,


munculnya karakteristik tapi kurang optimal memperoleh 1 skor, dan tidak
munculnya karakteristik memperoleh skor 0.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
 Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10039

i. Prosedur Pelaksanaan Microteaching

Mika ambarawati ‘analisis mengajar keterampilan calon guru pendidikan matematika pada mata kuliah
39

microteaching ‘ (2016) h. 84-86


27

Adapun prosedur pelaksanaan Microteaching dengan siklus yang


lengkap, dapat dibuat dengan bagan di bawah ini : 40

PROSEDUR PENGAJARAN MIKRO

1. PENGENALAN
TENTANG 2. PENYAJIAN MODEL DAN
PENGAJARAN MIKRO DISKUSI

3. PERENCAAN / PERSIAPAN
MENGAJAR 4. A. PRAKTEK MENGAJAR

4. B. OBSERVASI / PEREKAMAN
5. DISKUSI / UMPAN BALIK
6. PERENCANAAN / PERSIAPAN
7. A. PRAKTEK MENGAJAR ULANG
ULANG

7. B. OBSERVASI / 8. DISKUSI/ UMPAN BALIK


PEREKAMAN ULANG ULANG

Gambar 2.2 Prosedur Pengajaran Mikro

4. E-Learning
a. Pengertian E-Learning
Istilah e-learning terdiri dari dua kata yaitu : E dan Learning. E
berasal dari singkatan elektronik yang berate bendayang dibuat dengan
menggunakan prinsip elektronika. Sedangankan learning memiliki arti
pembelajaran atau belajar. Dengan demikian e- learning dapat diartikan
dengan proses pembelajaran dengan memakai perangkat elektronik seperti
komputer. Menurut Kartasasmita, salah satu ciri dari e-learning adalah
perpaduan antara teknologi dengan berbagai terapan paktis, kemudahan
mengakses ke sumber belajar, ke pendidik, dan kesesama peserta didik
melalui internet. Oleh sebab itu, istilah e-learning sering disamaakan
dengan online course, online learning, internet enable learning, virtual
learning atau web-based learning. Namun beberapa istilah tersebut
memiliki perbedaan dengan e-learning. Penggunaan alat elektronik seperti
komputer saat proses pembelajaran dan mengakses informasi yang

40
munardji, Pengajaran Mikro, cet-1. (Tulung Agung: bagian penerbitan STITM, 2008).h.4-5.
28

berhubungan dengan materi ajar diantara pendidik dan peserta didik


disebut dengan e-learning. 41
E-learning merupakan teknologi informasi yang dipergunakan
dalam bidang pendidikan dalam bentuk digital yang terkoneksi dengan
internet menjadi sebuah perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran
dalam dunia pendidikan. 42E-learning atau yang disebut juga pembelajaran
online adalah pembelajaran yang dalam penerapannya di tunjang dengan
adanya bantuan dalam bidang teknologi seperti audio, telpon, video tape,
transmisi satelit, atau computer.43E-Learning sendiri juga merupakan
sebuah cara dalam belajar dengan media elektronik atau juga bisa
digunakan menyampaikan bahan ajar dengan menggunakan internet. 44
Ramadhani dalam Hernik Puji Astutik mengatakan bahwa e-
learning merupakan terobosan baru yang akan memiliki kntribusi paling
besar dalam proses pembelajaran. Dimana pada proses tersebut
mahasiswa/ peserta didik tidak hanya dapat mendengarkan paparan materi
ajar dari dosen bahkan mahasiswa juga bisa melakukan hal lain seperti
mengamati, mempraktikkan dll.45
Derek Stockley mengatakan bahwa e-learning merupakan contoh dari
penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan yang menggunakan
benda elektronik seperti kmputer ataupun telepon genggam. 46
Berdasarkan uraian tersebut istilah e-learning merupakan proses pembelajaran
dengan menggunakan alat elektronik seperti komputer yang telah terkoneksi dengan
internet.
b. Jenis- jenis E-Learning
Menurut Horton dan Horton e-learning dapat dibedakan menjadi 5
jenis yaitu :
1) Learned-led E-Learning
Merupakan e-learning yang dirancang untuk membuat
peserta didik dapar belajar secara mandiri. Istilah Learned-led
E-Learning dikenal juga dengan istilah self directed. E-
learning ini memiliki ciri khas yaitu peserta didik dapat

41
lidia dkk simanihuruk, E-Learning Implementasi, Strategi Dan Inovasinya, cet-1. (medan: penerbit
yayasan kita menulis, 2019).
42
Johanes Andry and Mario Stefanus, “Pengembangan Aplikasi E-Learning Berbasis Web Menggunakan
Model Waterfall Pada SMK Strada 2 Jakarta,” Jurnal Fasilkom 10, no. 1 (2020): 1–10.
43
Firmansyah and Saidah, “Perancangan Web Based Learning Sebagai Media Pembelajaran Berbasis
ICT.”
44
OJF dkk Wassalam, “Implementasi Dan Pengembangan Sistem E-Learning Berbasis Web Pada Stimik
Muhammadiyah Paguyangan” (n.d.): 104–107.
45
hernik pujiastutik, “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E- Learning Berbasis Web Pada Mata
Kuliah Belajar Pembelajaran i Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa” (2017).
46
Dewi Salma Prawiradilaga and Uwes a Chaeruman, Mozaik Teknologi Pendidikan - e-Learning Dalam
Pendidikan Jarak Jauh, cet 1. (jakarta: Prenadamedia group, 2016).
29

mempelajari materi ajar dengan menggunakan komputer


tanpa terkoneksi dengan internet.
2) Instructor-led E-Learning
Instructor-led E-Learning merupakan kebalikan dari
Learned-led E-Learning karna jenis ini harus terkoneksi
dengan internet, intranet atau web dalam proses pembelajaran.
3) Facilitaded E-Learning
Jenis ini merupakan perpaduan antara learned-led dan
Instructor-led E-Learning. Peserta didik dapat belajar secara
mandiri dengan mengakses materi ajar dalam berbagai format
dari website.
4) Embedded E-Learning
Jenis e-learning ini merupakan alat yang dapat
memberikan bantuan kepada peserta didik ketika mengalami
kesulitan saat belajar. Bantuan tersebut berupa instruksi.
Diagram atau metode lain yang tersedia untuk membimbing
peserta didik.
5) Telementoring and e- coaching
Jenis e-learning ini menggunakan jaringan internet dan
web dalam pembelajaran jarak jauh. Untuk membantu peserta
didik menguasai pengetahuan, memantau perkembangan
keterampilan dan sikap maka digunakan telekonferensi,
forum, diskusi, chatting,dll.

c. Fungsi E-Learning
E-Learning memiliki beberapa fungsi dalam pembelajaran yaitu :
1) Suplemen (tambahan)
Peserta didik bisa memilih untuk menggunakan atau tidak
menggunakan e- learning dalam pembelajaran (tidak
diwajibkan menggunakan e-learning).
2) Komplemen (pelengkap)
Pengajar dapat melengkapai materi ajar yang belum
disampaikan di kelas dengan menggunakan e-learning dalam
proses pembelajaran.
3) Subtitusi (pengganti)
Model kegiatan pembelajarann didalam kelas dapat
digantikan dengan menggunakan internet. Pembelajarann
dengan internet ini bertujuanagar dapat membuat peserta
didik melakukan pembelajarannsesuai dengan waktu,
aktivitas, serta sesuaindengan kondisi peserta didik
(fleksibel).
30

d. Manfaat E-Learning
Pembelajaran e-learning memiliki manfaat untuk bagi pendidik dan
peserta didik. Adapun manfaat tersebut yaitu:
1) Bagi Peserta didik
Penggunaan e-learning dalam pembelajaran memberikan
beberapa manfaat bagai peserta didik seperti :
a) peserta didik dap[at melakukan komunikasi
dengan peserta didik lainnya mengenai materi
pelajaran setiap saat
b) peserta didik dapat mengakses materi ajar
dimana saja dan kapan saja.
2) Bagi Pendidik
Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan e-
learning memberikan manfaat bagi pengajar seperti :
a) Mempermudah pengajar untuk mengupdate bahan
ajar sesuai dengan perkembangan keahlian saat
ini.
b) Meningkatkan pengetahuan/ wawasan serta
mengembangkan kualitas diri.
c) Pengajar dapat mengetahui durasi waktu yang
digunakan, materi yang dipelajari, berapa kali
materi tersebut akan diperlajari serta dapat pula
mengendalikan kehiatan belajar peserta didik.
d) Pengajar dapat mengetahui soal-soal yang
dikerjakan peserta didik.
e) Pengajar dapat memeriksa tugas dan memberikan
hasilnya langsung kepada peserta didik.

e. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning


Penggunaan E-Learning dalam dunia pendidikan memiliki banyak
kelebihan antara lain yaitu :
1) Peserta didik menjadi lebih cepat memahami materi ajar
yang diberikan , karena memakai multimedia seperti video,
gambar, animasi dll.
2) Lebih efektif dalam hal biaya, karena peserta didik dapat
membuka materi ajar dimana saja dan kapan saja.
3) Lebih efeisien karena tidak membutuhkan formalitas kelas,
materi ajar bisa langsung dipelajari.
4) Materi ajar bisa dikuasai sesuai dengan kondisi peserta didik
seperti semangat dan daya serap peserta didik, bisa dimonitr
dan bisa dimui dengan e-test.
Adapun kekurangan dalam penggunaan e-learning yaitu :
31

a) Minimnya Interaksi tatap muka anatara pendidik


dan peserta didik.
b) Pembelajaran yang dilakukan lebi ke pelatihan
bukan pendidikan.
c) Aspek bisnis atau komersial menjadi lebih
berkembang dibandukann aspek social dan
akademik.
d) Pengajar dituntut lenih menguasai teknik
pembelajaran dengan menggunakan ICT.
e) Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia
di tempat yang beramsalah dengan listrik, telpon
dan komputer.
f) Sumber daya manusia yang memiliki keahlian
mengoprasikan komputer masih kurang.
g) Bahasa komputer yang belum dikuasai.
h) Perasaan terisolasi dapat terjadi pada peserta
didik.
i) Terjadinya variasi kualitas dan akurasi informasi,
oleh sebab itu diperlukan panduan pada saat
menjawab pertanyaan.
j) Kesulitan mengakses grafik, gambar, dan video
karena peralatan yang dipakai tidak mendukung
sehingga menyebabkan peserta didik menjadi
frustasi.47
5. Web Enhanced Course
Ling-Hsui Chen mengatakan bahwa metode pembelajaran berbasis web
merupakan metode pembelajaran yang menggunakan teknologi web-browser
untuk melakukan proses pendekatan utama terhadap mahasiswa dan internet
digunakan sebagai strategi utama pada komunikasi dalam subsistem ataupun
sistem yang lain.
Homera mengatakan jika pembelajaran berbasis web ini memiliki
beberapa manfaat leih seperti dapat dipakai kapanpun, materi dapat di upgrade
dengan mudah, media seperti menggunakan teks, audio,video, grafis dan animasi.
Dengan adanya hal-hal ini dapat memungkinkan mahasiswa dapat membentuk
suatu kelompok belajar dan dosen yang bertugas sebagai pemberi fasilitas dapat
dengan mudah memeriksa kemajuan belajar pada mahasiswa dan dengan adanya
hal ini juga menjadikan mahasiswa sebagai pusat pembelajaran serta dapat
memfasilitasi banyak perbedaan yang terjadi pada mahasiswa.

47
simanihuruk, E-Learning Implementasi, Strategi Dan Inovasinya. Op.cit .hlm 14-22.
32

Sa’ud mengatakan bahwa terdapat tiga bentuk dari sistem pembelajaran


menggunakan internet yang dapat di pertimbangkan menjadi dasar
pengembangan sistem pembelajran sistem dengan memanfaatkan internet yaitu
web course, web centric course, web enhanced course ;
Web course adalah penggunaan internet dalam semua proses pembelajaran
seperti bahan belajar, diskusi, latihan, bahkan ujian di sampaikan melalui
internet. Web ini sama sekali tidak memerlukan adanya tatap muka karena semua
proses pembelajaran sudah menggunakan fasislitas internet seperti email, chat,
bulletin, board, online conference.
Web centric course memiliki makna hampir sama dengan web course
yaitu semua pebelajaran dilakukan tanpa adanya tatap muka, tapi ada waktu-
waktu tertentu mereka melakukan pembelajaran secara tatap muka. Web ini
memiliki fungsi saling melengkapi. Dalam model ini dosen memberikan
petunjuk pembelajaran kepada mahasiswa melalui website ini. Mahasiswa
diberikan petunjuk untuk mencari materi pembelajaran dari sumber-sumber lain
yang relevan. Dalam tatap muka digunakan untuk mendiskusikan tentang temuan
materi yang telah dipelajari dari internet.
Web enhanced course adalah penggunaan internet di dunia pendidikan
agar dapat menunjang proses pembelajaran dikelas. Web ini dikenal juga dengan
nama web lite course, karena proses pembelajaran lebih banyak terjadi di dalam
kelas. Fungsi internet disini adalah untuk memberikan pengayaan dan
komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, ataupun dengan sesama mahasiswa.
Oleh sebab itu dosen di tuntut untuk dapat mengusai teknik mencari informasi
yang relevan dari internet, membimbing mahasiswa untuk dapat mecari dan
menemukan situs yang relevan agar sesuai dengan bahan pembelajaran, m
enyajikan materi yang menarik agar diminati dan mudah dimengerti oleh
mahasiswa, melayani knsultasi dan komunikasi melalui internet, serta
keterampilan lain yang diperlukan.
Khan B mengatakan bahwa web enhanced course merupakan yang terbaik
dari kedua web sebelumnya, karena lebh efisien dari segi administrasi
mahasiswa, nyaman, menjadikan lingkungan pembelajaran lebih fleksibel,
mevakup berbagai gaya pembejaran mahasiswa. Schimdt menyimpulkan jika
web enhandec course ini dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran mahasiswa
dan dosen.
Wingard dalam penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa web
enhanced course dapat mengubah beberapa aspek dalam pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari table berikut :

Tabel 2.1 Perubahan dalam Proses Belajar Mengajar


Changes in Teaching and Learning
Reporrted Changes Number (percent)*
33

Enhanced organization of course contentand delivery 18 (39%)


Increased student engagement in class 18 (39%)
Increased active learning 19 (41%)
Increase complexity of content 10 (22%)
Higher level of learning 17 (37%)
Increase group work 19 (41%)
Heightened faculty expectations 11 (24%)
Improved process continuity 19 (41%)
*N = 46

Dalam proses pembelaran, web enhanced course dapat mencakup


beberapa aspek seperti perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan
pembelajaran sendiri pada dasarnya merupakan suatu gambaran rencana yang
memproyeksikanmengenai beberapa aktivitas dan tindakan yang akan dilakukan
pada saat terjadinya proses pembelajaran. Dalam penerapannya pembelajaran
berbasis web dilakukan dengan menerapkan model penerapan e-learning yaitu :
a. Selective Model
b. Sequential Model
c. Static Station Model
d. Laboratory Model

Evaluasi sendiri merupakan komponen terakhir dalam perencanaan


pembelajatan yang berfungsi sebagai pengukur sejauh mana tujuan pembelajaran
telah tercapai serta tindakan apa yang harsu dilakukan apabila tujuan
pembelajaran belum tercapai. Oleh sebab itu pendekatan melalui web ini dapat
digunankan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa yang bervariasi. Setiap
mahasiswa dapat melakukan dengan cara melihat dan mengikuti petunjuk-
petunjuk dihalaman web. Dapat berupa pertanyaan, tugas atau latihan yang harus
dikerjakan. 48

6. Website
a. Pengertian Website
World Wide Web atau WWW atau juga dikenal dengan website
adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga
bisa diakses dimana pun selama terkoneksi dalam jaringan internet.
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman
yang digunakan untuk menampilkan informasi yang terdiri dari teks,
gambar, suara, animasi, dan gabungan dari semua itu yang saling terkait

48
nur siti Alfath, PENGEMBANGAN MEDIA BLENDED LEARNING BERBASIS WEB ENHANCED
COURSE PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR 2 JURUSAN (semarang: fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam universitas negeri semarang, 2013).
34

dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan jaringan halaman


(hyperlink). 49
Tim Bamers Lee membuat website pertama kali pada tahun 1990
(http:/www.livinginternet.com). Website dicipkan pertama kali dengan
menggunakan bahasa HTML dengan menggunakan aturan komunikasi
HTTP yang tedapat pada application layer pada refensi layer OSI.
Halaman website tersebut bisa diakses dengan menggunakan sebuah
aplikasi yang bernama internet browser.50
Website sendiri dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1) Website Dinamis
Adalah website yang halamannya tidak dapat berubah
secara otomastis, berubahan halaman tersebut harus melalui
proses edit kode secara manual yang menjadi susunan
website.
2) Website Statis
Merupakan website yang susunannya dirancang untuk
dapat diupdate sesering mungkin. Didalamnya terdapat
halaman backend yang berfungsi untuk terjadinya perubahan
konten pada web tersebut.

3) Website Interaktif
Adalah website yang dapat digunakan untuk berinteraksi
dengan sesama penggunanya seperti forum diskusi dan blog. 51

b. Website Pembelajaran
Pembelajaran berbasis web yang lainnya adalah Web Based
Learning (WBL) adalah pembelajaran yang berhubungan dengan materi
ajar yang disajikan melalui web browser (seperti internet explore, mozila

49
Divayana, Suyasa, and Sugihartini, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk
Matakuliah Kurikulum Dan Pengajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan
Ganesha.”
50
Tino Feri Efendi, “Pengembangan Website Smk Negeri 3 Sukoharjo,” Seminar Nasional Sistem
Informasi (SENASIF) 1, no. 1 (2017): 957–964.
51
Ani Oktarini Sari and Ari Abdilah, Buku Web Programming I Berisikan Materi Belajar Mengenai
Dasar- Dasar Pemrograman Web . Buku Ini Direkomendasikan Bagi Pemula Belajar Pemrograman Web .
Buku Ini Menjelaskan Bagaimana Belajar Dasar-Dasar Pemrograman Web Dengan Mudah , Praktis Dan
Cepat Disertakan Contoh Latihan-Latihan . Dan Adanya Latihan Contoh Studi Kasus Membuat Website
Yang Responsive . Buku Ini Membahas Mengenai Dasar-Dasar Bahasa Pemrograman Web Antara Lain :
HyperText Markup Language ( HTML ), Cascading Style Sheets ( CSS ), Hypertext Preprocessor ( PHP )
Dan JavaScript . Buku Ini Diterbitkan Atas Kerjasama Dengan Universitas Bina Sarana Informatika,
2015.
35

firefox, dan lain-lain). 52 Web based learning sering disebut juga daring
learning yang merupakan suatu sistem atau proses untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar jarak jauh melalui aplikasi web dan jaringan
internet.
Beberapa kelebihan dari pemanfaatan internet untuk WBL, yaitu:
1) Kelas tidak membutukan bentuk fisik, semuanya dapat di
dibangun melalui aplikasi internet.
2) Melalui internet lembaga pendidikan akan dapat lebih fokus
pada program penyelenggaraan pendidikan/ latihan.
3) Program Web based learning dapat dilaksanakan dan di
update secara cepat.
4) Dapat diciptakan intrraksi yang bersifat real time (chatting,
video conference) maupun non real time (e-mail, bulletin,
board, mailing list).
5) Dapat mengakomodasikan keseluruhan proses pembelajaran,
mulai dari registrasi, penyampaian materi, diskusi, evaluasi,
dan juga transaksi.
6) Dapat diakses dari local mana saja yang bersifat global.
7) Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis.
8) Siswa dapat terhubung ke berbagai perpustakaan maya
diseluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian
dalam meningkatkan pemahaman dan bahan ajar.
9) Guru dapat secara cepat menambah refrensi bahan ajar yang
bersifat studi kasus,trend industri, dan proyeksi teknologi ke
depan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan
peserta terhadap bahan ajar.53
C. Penelitian Yang Relevan
sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada beberapa peneliti yang melakukan
penelitian-penelitian terkait web pembelajaran yang di terapkan disekolah. Asep
Dwi Purwoto dengan hasil penelitian dan pengembangan berupa web pembelajaran
fisika sebagai media pembelajaran mata kuliah fisika kuantum. 54 Rihal Hadi
Maulana dengan hasil penelitian dan pengembangan berupa website mata kuliah
fisika sekolah sebagai media pembelajaran mahasiswa. 55 Rika Septiani dengan hasil
penelitian dan pengembangan berupa web pembelajaran sebagai suplemen mata
kuliah elektronika dasar 1.56Ardiyan Asyhari, Rahma Diani dengan hasil penelitian

52
Firmansyah and Saidah, “op.cit 178.”
53
Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media Pemebalajaran
Mahasiswa.40-41
54
Purwoto, Pengembangan Web Pembelajaran Fisika Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Fisika
Kuantum.
55
Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media Pemebalajaran
Mahasiswa.
56
Septiani, Pengembangan Web Pembelajaran Fisika Sebagai Suplemen Mata Kuliah Fisika Dasar 1.
36

berupa pembelajaan fisika berbasis web enhanced course : mengembangkan web-


logs pembelajaran fisika dasar 1.57 Ricky Firmansyah, Iis Saidah dengan hasil
penelitian berupa perancangan web based learning sebagai media pembelajaran
berbasis ICT.58 Mika Ambarwati dengan hasil penelitian “ analisis keterampilan
mengajar calon guru oendidikan matematika pada mata kuliah microteaching tahun
2016”.59
Rencana yang peneliti lakukan pada penelitian dan pengembangan ini adalah
website yang akan diterapkan pada mata kuliah micro teaching tahun 2019, website
pembelajaran ini akan berisi tentang sarana pra-sarana yang akan membatu
mahasiswa dalam menyiapkan pembelajaran microteaching. Website pembelajaran
ini juga terintegrasikan dengan website yang dimiliki oleh pihak universitas dan
jurusan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Fisika.
Adapun waktu penelitian dan pengembangan ini dilakukam pada bulan juli tahun
2020.

B. Karakteristik Sasaran Penelitian


Penelitian dan pengembangan ini dilakukan terhadap mahasiswa semsester VI
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di
UniversitasnIslam Negeri Raden Intan Lampung.

57
Asyhari, “Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jitp.”
58
Firmansyah and Saidah, “Perancangan Web Based Learning Sebagai Media Pembelajaran Berbasis ICT.”
59
Mika Ambarawati, “Analisis Keterampilan Mengajar Calon Guru Pendidikan Matematika Pada
MataKuliah Micro Teaching,” PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan 5, no. 1 (2016): 81.
37

Pada tanggal 26 Oktober 1968 berdirilah Universitas Islam Negeri (UIN)


Raden Intan Lampung dengan No. SK. Menteri Agama Republik No. 187/168.
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung berlokasi di Jl. Letkol H.
Endro Suratmin, Sukarame- Bandar Lampung dengan Kode Pos 35131.
Kepemimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung saat ini
adalah Bapak Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag. di Universitas Islam Negeri (UIN)
Raden Intan Lampung terdapat lima fakultas, antara lain : Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Fakultas Dakwah, dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Syariah dan Hukum,
Fakultas Ushuludin, dan Fakultas Eknomi dan Bisnis Islam. Program Studi
Pendidikan Fisika terdapat pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan jumlah
mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan kurang lebih sekitar 2400 mahasiswa.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Research and Development
merupakan suatu proses pengembangan prosuk atau perangkat pendidikan yang
dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam
suatu siklus yang melewati berbagai tahapan. Research and Development juga di
artikan sebgai metode penelitian yang di gunakan produk tertentu dengan menguji
keefektifan produk tersebut. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan Borg and Gall yang diadopsi oleh Prof. Dr. Sugiyono. 60
Model penelitian dan pengembangan yang secara khusus dikembangkan dalam
bidang pendidikan adalah model penelitian dan pengembangan menurut Borg and
Gall, yang disebut juga sebagai model sepuluh langkah yakni sebagai berikut :

Potensi Pengumpula Desain Validasi


dan n informasi Produk Desain
Masalah

Uji coba Revisi Uji coba Revisi


pemakaian produk produk Desain

Revisi Produksi
Produk Massal

60
Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media Pemebalajaran
Mahasiswa.Hlm 47
38

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall

D. Langkah-langkah Pengembangan Media


Model penelitian yang digunakan adalah model research and development
(R&D) yang dikembangkan oleh Borg and Gall yang dikenal dengan model sepuluh
langkah, kemudian diadopsi oleh Prof. Dr. Sugiyono. Terdapat berbagai
tahapanpada penelitian tersebut meliputi potensi dan masalah, pengumpulan
informasi, desain produk, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi
produk pemakaian, dan yang terakhir adalah produksi massal.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pengembangan website mata
kuliah microteaching sebagai media pembelajaran program studi pendidikan fisika
tahun 2019 mengacu pada model penemlitian yang dikembangkan oleh Borg and
Gall yang kemudian diadopsi oleh Prof. Dr. Sugiyono. Akan tetapi peneliti
membatasi hanya sampai ke langkah ke tujuh. Adapun ke tujuh langkah itu adalaj
potensi dan masalah, pengumpilan informasi, desain produk, validasi desain, revisi
desain, uji coba produk, dan revisi produk. 61

Pra Penelitian Angket

Wawancara Kuesioner Potensi dan


Dosen mahasiswa Masalah

Website Mata Kuliah Microteaching

Buku Jurnal Internet

Teori dan Penelitian Cara Desain dan Pengumpulan


Referensi yang Relevan Pengoprasian Informasi

61
Ibid.48
39

Website Mata Kuliah Microteaching

Desain
Mendesain Web Mengumpulkan Isi Produk

Ahli Media Ahli Materi

Angket Validasi Validasi


Desain

Valid Tidak Valid

Revisi Ahli Media Revisi Ahli Materi


Revisi desain
Valid

Uji Coba Terbatas


Uji Coba
Angket Respon Mahasiawa Produk

Revisi Website Mata Kuliah Microteaching Sebagai Media Pembelajaran Revisi


Program Studi Pendidikan Fisika Produk

Gambar 3.2 alur tahapan dan pengembangan website

Adapun penjelasan dari prosedur desain dalam pengembangan Borg and Gall
diatas adalah :
1. Potensi dan Masalah
Penelitian biasa dilakukan karena terjadinya potensi atau masalah. Potensi
sendiri merupakan suatu hal yang apabila dimaksimalkan maka akan
menghasilkan nilai tambah. Sedangkan masalah juga dapat dijadikan potensi jika
kita juga memaksimalkannya. Masalah sendiri merupakan sebuah penyimpangan
atara yang diharapkan dengan yang terjadi pada kenyataan.62
Potensi yang dapat dimaksimalkan penggunaannya dalam penelitian ini
adalah penggunaan teknologi informasi dan internet dan lain sebagainya yang

62
Sugiyno, Metode Penelitian Pendidikan.
40

dapat digunakan dalam proses pembelajaran63. Sedangkan masalah yang terdapat


dalam penelitian ini adalah kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan
mahasiswa dalam proses pembelajaran microteaching.potensi dan masalah
tersebut di dapatkan dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Oleh sebab
itu dalam penelitian ini akan dikembangan sebuah Website mata kuliah
microteaching sebagai media pembelajaran.
2. Pengumpulan Imformasi
Pada tahap pengumpulan informasi, dilakukan setelah melakukan
peneitian potensi dan masalah untuk mendapatkan kumpulan informasi data.
Data tersebut digunakan untuk membuat media pembelajaran berupa Website
mata kuliah Microteaching.
Adapun data yang dikumpulkan untuk membuat website ini bersumber
dari buku, jurnal,internet dan lain sebagainya.
3. Desain Produk
Banyak produk yang dihasilkan dalam penelitian research and
development . Dalam dunia pendidikan produk yang dihasilkan oleh penelitian
ini berupa media pendidikan, buku ajar,modul dan lain sebagainya.64
Pada tahap ini peneliti dapat membuat secara rinci desain awal produk,
gaya, dan kebutuhan material guna menghasilkan produk berupa Website mata
kuliah Microteaching sebagai media media pembelajaran program studi
pendidikan fisika.Adapun rancangan awal produk adalah sebagai berikut :

Nama Produk : Website mata kuliah Microteaching


Mata Kuliah : Microteaching
Pengguna : Dosen dan Mahasiswa
Isi Media Pembelajaran :
a. Bagian Awal :
1) Menu
2) Home
3) Profile
b. Bagian isi Microteaching:
1) Silabus Microteaching
2) Pengertian microteaching
3) Tujuan pengajaran mikro
4) Fungsi dan Manfaat pengajaran mikro
5) Keterampilan dasar mengajar
6) Syarat menempuh pembelajaran mikro

63
Sohibun Sohibun and Filza Yulina Ade, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Virtual Class
Berbantuan Google Drive,” Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 2, no. 2 (2017): 121.
64
Sugiyno, Metode Penelitian Pendidikan.
41

7) Penyusunan RPP
8) Model –model pembelajaran
9) Daftar Pustaka
4. Validasi Desain
Validasi desain adalah suatu proses kegiatan yang digunakan untuk
menilai keefektifan suatu rancangan produk baru secara rasional. Dikatakan
rasional karena validasi ini dinilai berdasarkan pemikiran rasional yang
dilakukan oleh beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
rancangan produk baru, agar dapat diketahui kekuatan dan kelemahan darin
produk tersebut.65
a. Ahli media Pembelajaran
Validasi ahli media dilakukan untuk mengetahui kualitas teks,
bahasa, dan gambar pada produk yang dibuat. Adapun langkah-langkah
adalah sebagai berikut :
1) Menentukan indikator penelaian.
2) Membuat instrument penilaian berdasarkan indikator penilaian.
3) Memberikn penilaian terhadap produk yang telah dibuat.
4) Mengevaluasi produk yang telah diberi nilai.
5) Mengonsultasikan hasil perbaikan kepada pembimbing.
b. Ahli materi
Validasi ahli materi dilakukan untuk menguji dan menilai
kelengkapan dan kebenaran materi, apakah sudah sesuai dengan kurikulum
yang sedang digunakan.Adapun langkah-langkah yang digunakan pada
validasi materi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan indikator penilaian.
2) Menyusun instrument penilaian berdasarkan indikator.
3) Memberikan penilaian terhadap produk apakah sudah sesuai
dengan materi pembelajaran.
4) Mengevaluasi dan memvalidkan produk yang telah di validasi
oleh ahli materi.
Hasil dari validasi produk tersebut kemudian dianalisis dan
dilakukan revisi berdasarkan masukan dan saran dari para ahli sebelum
dilakukan proses pengolahan dan proses produksi.
5. Revisi Desain
Setelah produk selesai di validasi oleh para ahli maka dapat diketahui
kelemahannya melalui komentar, kritik dan saran oleh para validator. Hasil
validasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki atau
menyempurnakan desain produk tersebut agar lebih relevan untuk digunakan
6. .Uji Coba Produk

65
Ibid.
42

Setelah proses perbaikan produk selesai,maka dilakukan uji coba produk.


Pengujian ini dilakukan dalam sekala terbatas dengan tujuan guna mendapatkan
informasi apakah produk tersebut sudah efektif dan efisien jika digunakaan oleh
dosen dan mahasiswa.66
7. Revisi Produk
Tahap berikutnya adalah revisi produk. Revisi ini dilakukan jika dalam
pengujian skala kecil terdapat banyak kekurangan pada produk beruda kritik,
komentar, dan saran.
E. Langkah-langkah Pembuatan Web Pembelajaran Fisika
1. Memilih platform website
2. Membuat alamat website melalui domain dan hosting ( memilih nama domain
dan hosting).
3. Setelah memilih domain dan hosting menginstal aplikasi wordpress.
a. Masuk ke hosting account.
b. Klik control panel
c. Klik softaculous APSS INSTALLER kemudian klik tombol wordpress.
d. Klik install lalu hapus kata wp.
e. Klik tombol install, proses instalasi akan mulai berjalan.
F. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan merupakan langkah awal untuk menemukan gambaran
secara mendetail tentang proses penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti untuk
dapat memecahkan suatu permasalahan.67
Peneliti melakukan langkah awal penelitian atau pra penelitian dengan tiga hal
yakni observasi, angket kuesioner, dan wawancara yang dilakukan terhadap
mahasiswa dan dosen program studi pendidikan fisika. Peneliti mengambil
responden dari mahasiswa semester VI dengan angket kuesioner yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan seputar mata kuliah microteaching.
Berdasarkan hasil dari observasi tersebut peneliti menemukan suatu
permasalahan yakni pada mata kuliah microteaching belum maksimal dalam
penggunaan media pembelajaran.
Setelah dilakukan observasi, peneliti melakukan pra penelitian terhadap
mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa dengan menggunakan
angket kuesioner pada program studi pendidikan fisika dalam pembelajaran dikelas,
terutama pada mata kuliah microteaching, diperlukan suntikan dan imunisasi baru
dalam pembelajarannya. Media pembelajaran e-learning adalah salah satu inovasi
yang disajikan untuk mempermudah mereka dalam belajar, mempercepat dapat
belajar tentang microteaching dimanapun dan kapanpun. 68

66
Ibid.
67
Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media Pemebalajaran
Mahasiswa.52
68
“Lembar Angket Kuisioner Tanggapan Mahasiswa,” n.d.
43

Adapun hasil angket wawancara dengan salah satu dosen program studi
pendidikan fisika UIN Raden Intan Lampung sangat mendukung dengan adanya
penelitian dan pengembangan media pembelajaran terutama berbasis web, karena
melihatb di era pandemic seperti ini di tuntut untuk pembelajaran secara online. Di
program studi pendidikan fisika sendiri sudah ada beberapa pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran berbasis website, hal ini bisa menjadikan
program studi pendidikan fisika semakin maju karena memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi yang dalam hal ini adalah e-learning berbasis website. 69
G. Analisis Kebutuhan
Peneliti menganalisis kebutuhan yang ada dan ditemukan dilapangan melalui
pra penelitian dengan menggunakan angket kuesioner terhadap mahasiswa dan
wawancara terhadap dosen Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, di temukan beberapa
kebutuhan.
Peneliti menganalisis kebutuhan yang ada dan ditemukan dilapangan melalui
pra penelitian dengan wawancara terhadap dosen Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
ditemukan beberapa kebutuhan yang dianggap penting dan perlu untuk peneliti
jadikan latar belakang diadakannya penelitian ini. Hasil anaslisis kebutuhan
berdasarkan wawancara yang telah didapatkan yakni : perlunya inovasi media
pembelajaran yang dapat memudahkan proses pembelajaran pada saat ini yang
banyak dituntut dengan pembelajaran berbasis online dan itu juga baik bagi dosen
sebagai pengajar dan juga mahasiswa yang belajar.

H. Rancangan Media
Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini berupa website
mata kuliah microteaching. Peneliti melakukan pembuatan desain terkait yang akan
dikembangkan yaitu berupa website mata kuliah microteaching sebagai media
pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika yang diperuntukan untuk
mahasiswa. Adapun rancangan website mata kuliah microteaching yang ditujukan
kepada bagan di bawah ini :

MENU

HOME PROFILE

“Lembar Angket Wawancara Tanggapan Dosen Udah Dijawab,” n.d.


69
44

SILABUS
FISIKA MICRO
MICRO
DASAR II TEACHING
TEACHING

PENGERTIAN MICRO TEACHING

TUJUAN PENGAJARAN MICRO


TEACHING

FUNGSI DAN MANFAAT


PENGAJARAN MIKRO

KETERAMPILAN DASAR
MENGAJAR

SYARAT MENEMPUH
PEMBELAJARAN MIKRO

Gambar 3.3 Rancangan Media

I. Validasi, Evaluasi, Revisi Media


1. Validasi produk
Validasi produk merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk
melihat apakah rancangan produk yang dikembangkan sudah akurat dan dapat
digunakan. Validasi produk tersebut dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa dosen atau tenaga ahli yang telah berpengalaman pada bidangnya untuk
menilai produk baru ataupun pengembangan dari produk lama. 70Validasi produk
Website Mata Kuliah Microteaching terdiri dari dua ahli, yaitu:
a. Validasi Ahli Materi

70
Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media Pemebalajaran
Mahasiswa.
45

Validasi ahli materi dilakukan untuk mengetahui pendapat para


validator dari setiap aspek pada materi yang disajikan yang meliputi aspek
isi, penyajian, kabahasaan, dan kontekstual.
b. Validasi Ahli Media
Validasi ahli media bertujuan untuk mengetahui pendapat para
validator dari setiap aspek pada media yang dikembangkan yang meliputi
aspek komunikasi visual dan rekayasa perangkat lunak.
2. Evaluasi Produk
Evaluasi produk ini dilakukan setelah pembuatan awal produk, kemudian
dilakukan validasi dan evaluasi baik itu berkenaan dengan kekurangan produk,
kelebihan produk, ataupun yang lainnya.
3. Revisi Produk
Revisi produk merupakan proses perbaikan suatu produk menjadi lebih baik
lagi setelah divalidasi dan dievaluasi oleh para ahli ataupun yang memvalidasi
produk tersebut. Revisi ini memiliki tujuan untuk memperbaiki segala bentuk
kekurangan, masukan, atau bahkan bisa terjadi pergantian produk, jika produk
tersebut kurang baik
J. Implementasi Media
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah instrument angket
kuesioner terhadap mahasiswa dan juga wawancara terhadap dosen Program
Studi Pendidikan Fisika. Serta observasi yang terkait hal-hal menunjang dan
dibutuhkan dalam penelitisn ini.
Berikut ini teknik pengumpulan data angket kuesioner mahasiswa yang di isi
oleh 49 mahasiswa Fisika di Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung yang hasil data angketnya dijadikan sebuah latar belakang
masalah oleh peneliti. Adapun kisi-kisi angket kuesioner mahasiswa adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Kuesioner Mahasiswa
No Variabel Indikator Sub Indikator No Soal
1 ICT (Information - Penggunaan ICT 1.2
Communication
and Technology)
46

2 Perangkat Media Penggunaan Media 3


Pembelajaran Pembelajaran

Alat Peraga 4
Bahan Ajar 5
E-Learning 6,7,8,9,10

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah dengan menggunakan angket


wawancara terhadap salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Peneliti melakukan wawancara
terhadap dosen fisika yang hasilnya ditulis pada lembar wawancara terhadap
dosen. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon dosen terhadap
penelitian yang dilakukan yakni mengembangkan website sebagai media
pembelajaran. Adapun kisi-kisi angket wawancara dosen seperti yang disajikan
pada table 3.2 berikut :

TABEL 3.2

Kisi- Kisi Wawancara Pra Penelitian

No Variable Indikator Sub Indikator No Soal


1 Pembelajaran Bahan ajar Bahan ajar 1
berbasis web
Materi ajar Materi 2
Media pembelajaran Alat 3,4
Media pembelajaran E-learning 5,6
berbasis web

2. Analisis Data
Analisis data ini dilakukan setelah mendapatkan hasil data dari pra
penelitian dengan menggunakan observasi dan instrument angket kuesioner
terhadap mahasiswa dan juga wawancara terhadap dosen Program Studi
Pendidikan Fisika. Intrumen yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengolah
ataupun menganalisis suatu data, sangat bergantung pada jenis data itu sendiri.
Jenis data yang digunakan pada tahap validasi ahli materi, ahli media, dan
respon mahasiswa berupa data kualitatif yang diolah secara kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka dan data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata, kalimat, atau gambar. Pengumpulan dilakukan melalui kualitatif
kemudian di konversikan ke data kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari
47

angket validasi penilai produk pengembangan yang disusun dengan


menggunakan skala penskoran yang hasilnya merupakan data kualitatif. 71
3. Analisis Hasil Kuesioner Pra Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner pra penelitian akan dianalisis
secara deskriptif kualitatif. Masalah akan kebutuhan media pembeajaran
diketahui melalui pra penelitian tersebut. Kuesioner yang dibagikan berupa
tanggapan mahasiswa tentang penerapan website pada mata kuliah
microteaching.
Kuesioner pada penelitian ini dianalisis menggunakan skla menurut likert
yaitu menggunakan skala sangat positif hingga sangat negatif dengan pedoman
analisa penilaian yang dikembangkan terhadap suatu objek psikologis, yamg
disajikan pada table 3.3 berikut :
Tabel 3.3
Skor Pernyataan Positif dan Negatif72
No Skor Pernyataan Pernyataan Skor Pernyataan
Positif Negatif
1 5 Selalu 1
2 4 Sering 2
3 3 Kadang- kadang 3
4 2 Jarang 4
5 1 Tidak pernah 5

Kemudian kuesioner dianalisis dengan merata- ratakan skor penilaian.


Persentase rata-rata tiap pernyataan dihitung menggunakan rumus :
𝑆
%S = x100% Keterangan : SS = Skor rata-rata
𝑆𝑚

Sm = Skor maksimal 73

Berdasarkan persamaan diatas, maka dapat disusun table interpretasi skor


penilaian yang disajikan pada table 3.4 berikut :

Tabel 3.4

Skala Interpretasi Kriteria74

Interval Kriteria
0%-20% Sangat kurang baik

71
Ibid.
72
Ibid.59
73
Asyhari, “Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jitp.”hlm 3
74
Ibid.
48

21%-40% Kurang baik


41%-60% Cukup baik
61%-80% Baik
81%-100% Sangat baik

Berdasarkan hasil analisi kuesioner tersebut, maka dapat diketahui


permasalahan pada media pembelajaran antara lain yaitu mahasiswa jarang
mendapatkan pelajaran berbasis website pada mata kuliah microteaching, bahkan
ada yang belum pernah mendapatkan pembelajaran berbasis website. Dengan
adanya media pembelajaran berbasis website maka akan mempermudah mahasiswa
dalam belajar yang lebih mandiri dan mengefisiensikan waktu serta mempermudah
mahasiswa dengan adanya media pembelajaran yang baru.

4. Analisis Hasil Wawancara Pra Penelitian


Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dosen fisika diperoleh
informasi bahwa pembelajaran microteaching harus menggunakan pembelajaran
berbasis website, karena melihat di era pandemi seperti ini dituntut untuk
melakukan pembelajaran secara online. Selain itu penggunaan website mata
kuliah microteaching ini juga mempermudah mahasiswa untuk belajar yang lebih
mandiri.
5. Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli
Setelah diperleh data dari hasil validasi oleh validatpr, maka tahap
selanjutnya adalah peneliti akan menganalisis data tersebut. Skor dari setiap
pernyataan untuk seluruh hasil validasi oleh validator di rata-ratakan dan
dinyatakan dalam bentuk persamaan
𝑆
%S = 𝑆 x100% Keterangan :
𝑚

SS = Skor rata-rata

Sm = Skor maksimal

Untuk menginterpretasikan persentase hasil validasi ahli, maka digunakan


kriteria penilaian yang disajikan pada table 3.5 berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi Skor Penilaian Hasil Validasi

Interval Kriteria
81%-100 Sangat baik
61%-80% Baik
49

41%-60% Cukup baik


21%-40% Kurang baik
0%-20% Sangat kurang baik

Setelah diperoleh data dari hasil uji coba produk, maka tahap selanjutnya
adalah peneliti akan menganalisis data tersebut. Skor dari setiap pernyataan untuk
seluruh hasil uji coba produk di rata-ratakan dan dinyatakan dalam bentuk
persentase dengan menggunakan persamaan :
𝑆
%S = 𝑆 x100%
𝑚

Keterangan :

SS = Skor rata-rata

Sm = Skor maksimal75

Untuk menginterpretasikan persentase hasil uji coba produk, maka digunakan


kriteria penilaian yang disajikan pada table 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Interpretasi Skor Penilaian Uji Coba Produk 76

Interval Kriteria
81%-100% Sangat baik
61%-80% Baik
41%-60% Cukup baik
21%-40% Kurang baik
0%-20% Sangat kurang baik

Hasil analisis instrument validasi oleh validator dan penilaian respon


mahasiswa digunakan untuk mengetahui kelayakan dari website mata kuliah
microteaching yang dikembangkan. Jika hasil validasi dan penilaian menunjukkan
persentase kurang dari 61% maka produk tersebut akan direvisi atau diperbaiaki
sesuai saran dan masukan. Jika hasil menunjukkan lebih dari 61% maka produk
dikatakan akurat digunakan dalam pembelajaran.

75
Ibid.
76
Maulana, Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai Media Pemebalajaran
Mahasiswa.hlm 62
50

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Media


Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan informasi dari Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung serta pengembangan produk dengan menyesuaikan Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan Prodi Pendidikan Fisika .
51

Tahap analisis dan uji coba dengan jumlah total subjek yaitu 19 peserta didik
semester VII . Pelaksanaan penelitian ini pada bulan November 2021. Hasil
pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghasilkan Website
mata kuliah Microteaching sebagai media pembelajaran.
B. Kelayakan Media
Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji kelayakan media Website
mata kuliah Microteaching sebagai media pembelajaran pada program studi
pendidikan fisika, disesuaikan dengan prosedur pengembangan Borg and Gall yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. Potensi dan Masalah
Penelitian biasa dilakukan karena terjadinya potensi atau masalah. Potensi
sendiri merupakan suatu hal yang apabila dimaksimalkan maka akan
menghasilkan nilai tambah. Sedangkan masalah juga dapat dijadikan potensi jika
kita juga memaksimalkannya. Masalah sendiri merupakan sebuah penyimpangan
atara yang diharapkan dengan yang terjadi pada kenyataan.77
Potensi yang dapat dimaksimalkan penggunaannya dalam penelitian ini
adalah penggunaan teknologi informasi dan internet dan lain sebagainya yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran78. Sedangkan masalah yang terdapat
dalam penelitian ini adalah kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan
mahasiswa dalam proses pembelajaran microteaching.potensi dan masalah
tersebut di dapatkan dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Oleh sebab
itu dalam penelitian ini akan dikembangan sebuah Website mata kuliah
microteaching sebagai media pembelajaran.
2. Pengumpulan Informasi
Pada tahap pengumpulan data, dilakukan setelah melakukan peneitian
potensi dan masalah untuk mendapatkan kumpulan informasi data. Data tersebut
digunakan untuk membuat media pembelajaran berupa Website mata kuliah
Microteaching.
Adapun data yang dikumpulkan untuk membuat website ini bersumber
dari buku, jurnal,internet dan lain sebagainya.
3. Desain Produk
Banyak produk yang dihasilkan dalam penelitian research and
development . Dalam dunia pendidikan produk yang dihasilkan oleh penelitian
ini berupa media pendidikan, buku ajar,modul dan lain sebagainya. 79
Pada tahap ini peneliti dapat membuat secara rinci desain awal produk,
gaya, dan kebutuhan material guna menghasilkan produk berupa Website mata

77
Sugiyno, Metode Penelitian Pendidikan.
78
Sohibun Sohibun and Filza Yulina Ade, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Virtual Class
Berbantuan Google Drive,” Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 2, no. 2 (2017): 121.
79
Sugiyno, Metode Penelitian Pendidikan.
52

kuliah Microteaching sebagai media media pembelajaran program studi


pendidikan fisika.

Gambar 4.1 Desain Produk

a. Storyboard
Storyboard memuat alur media pembelajaran microteaching dari
awal sampai akhir media. Berikut ini hasil perancangan dari beberapa
halaman media pembelajaran :

1) Storyboard Tampilan Awal


Pada tampilan awal terdapat identitas Website, kemudian
terdapat tombol menu yang apabila di klik maka akan muncul
tombol home dan profile.

FISIKA ASIK

MENU ˇ
53

HOME ˇ PROFILE

Gambar 4.2 Storyboard Tampilan Awal


2) . Storyboard Menu Home
Pada tampilan menu home terdapat dua tombol pilihan menu
mata kuliah Fisika Dasar II dan menu Mata kuliah Microteaching,
klik tombol mata kuliah microteaching

FISIKA ASIK

HOMEˇ

MATA KULIAH FISIKA DASAR II >

MATA KULIAH MICROTEACHING >

Gambar 4.3 Storyboard Menu Home

3) Storyboard Menu Microteaching


Pada tampilan menu mata kuliah microteaching ketika di Klik
akan muncul menu Silabus Microteaching. Kemudia Klik lagi pada
menu silabus microteaching maka akan muncul 5 tombol menu yang
berisikan materi tentang microteaching.

MATA KULIAH
MICROTEACHING ˇ

SILABUS > PENGERTIAN MICROTEACHING

TUJUAN PENGAJARAN MIKRO

FUNGSI DAN MANFAAT PENGAJARAN MIKRO

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


54

SYARAT-SYARAT MENEMPUH PEMBELAJARAN


MIKRO

Gambar 4.4 Storyboard Menu Mata Kuliah Microteaching

4. Validasi Desain
Setelah produk dikembangkan sesuai desain produk yang telah dibuat,
produk akan melewati beberapa tahap validasi yaitu tahap validasi ahli materi,
ahli media pembelajaran dan ahli ilmu teknlogi. Tahap validasi ini dilakukan
dengan harapan dapat memberikan masukan saran serta komentar mengenai
kekurangan produk yang dibuat agar menjadi lebih baik dan layak untuk di
gunakan. Tahap validasi produk terdiri dari beberapa orang ahli yaitu 2 orang
ahli materi, 2 orang ahli media dan 1 orang ahli teknologi. Tahap ini juga
mengetahui respon penilaian mahasiswa prodi pendidikan fisika terhadap produk
yang dihasilkan dengan perhitungan skala likert. Adapun validasi tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Validasi ahli materi
Validasi ahli materi dilakukan dengan cara mengisi angket penilaian
pada masing-masing aspek penelitian yang terdiri dari empat aspek yaitu
kualitas isi, penyajian media, bahasa dan keterlaksanaan. Dalam tahap ini
memerlukan dua orang ahli materi yang merupakan dosen dari Program
Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
yang memiliki kompentesi sesuai dengan konsep media yang
dikembangkan. Dua validator tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Validator Ahli Materi


No Nama Validator

1 Happy Komikesari, M.Si., Validator 1 (V1)

2 Ajo Dian Yusandika, M.Sc., Validator 2 (V2)

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Materi


55

No Aspek Validator ΣX Σxi P% Rata-rata Kriteria

1 Kualitas isi V1 17 20 85% 82,5% Sangat


baik

V2 16 20 80%

2 Penyajian V1 19 20 95% 87,5% Sangat


Media V2 16 20 80% baik

3 Bahasa V1 15 15 100% 90% Sangat


V2 12 15 80% baik

4 Keterlaksanaan V1 5 5 100% 90% Sangat


V2 4 5 80% baik

Rata-rata soal - - - - 87,5% Sangat


baik

Berdasarkan hasil table 4.1 dan 4.2 bahwa validasi para ahli materi
yang terdiri dari dua validator yaitu ibu Happy Komike sari, M. Si., dan
bapak Ajo Dian Yusandika, M. Sc. Penilaian yang terbagi menjadi empat
aspek yaitu kualitas isi, penyajian media, bahasa, dan keterlaksanaan.
Dengan menggunakan skala likert data yang diperoleh lalu dikelola dengan
hasil persentase masing-masing penilaian validator 1 sebesar 85% untuk
kualitas isi, 95% untuk penyajian media, 100% untuk bahasa, dan 100%
untuk keterlaksanaan. Sedangankan persentase penilaian validator 2
sebesar 80% untuk kualitas isi, 80% untuk penyajian media, 80% untuk
bahasa, dan 80% untuk keterlaksanaan.
56

Hasil iValidasi Ahli Materi


92 90 90
90
87.5
88
86
84 82.5
82
80
Hasil Validasi

Kelayakan Isi Penyajian Media Bahasa Keterlaksanaan

Gambar 4.5 Grafik Hasil Validasi Ahli Materi

Gambar 4.4 menunjukkan hasil validasi media dengan empat aspek


penilaian, dengan warna yang berbeda tiap –tiap aspek, yang mana warna
biru merupakan penilaian kualitas isi dengan hasil 82,5%, warna merah
merupakan penilaian penyediaan media dengan hasil 87,5%, warna hijau
merupakan penilaian bahasa dengan hasil 90%, dan warna ungu
merupakan penilaian keterlaksanaan dengan hasil 90%. Nilai rata- rata dari
ke empat aspek tersebut adalah 87,5% dengan kategori “sangat baik”.

b. Validasi Ahli Media


Validasi ahli media dilakukan dengan mengisi angket penilaian pada
masing-masing aspek penelitian yang terdiri dari empat aspek yaitu aspek
kualitas tampilan, bahasa, pengoprasian perangkat, dan keterlaksanaan.
Dalam tahap ini melibatkan dua ahli media yang merupakan dosen dari
Program Studi pendidikan fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung yang memiliki kompetensi sesuai dengan konsep media yang
dikembangakan. Dua validator tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Validator Ahli Media
No Nama Validator

1 Sri Latifah M. Sc Validator 1 (v1)

2 Sodikin, M. Pd Validator 2 (v2)


57

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media


No Aspek ΣX ΣXi P% Rata-rata Kriteria
Validator

1 Kualitas V1 27 35 77,1% 73% Baik


Tampilan V2 31 35 88,5%
2 Bahasa V1 7 10 70% 70% Baik
V2 9 10 90%
3 Pengoprasian V1 8 10 80% 80% Baik
Perangkat V2 10 10 100%
4 Keterlaksanaan V1 4 5 80% 90% Sangat
V2 5 5 100% baik

- - - 78,25% Baik
Rata-rata total

Berdasarkan hasil tabel 4.3 dan 4.4 bahwa validasi para ahli media
yang terdiri dari dua validator yaitu Ibu Sri Latifah. M. Sc., dan Bapak
Sodikin, M. Pd. Penilaian yang terdiri darin empat aspek yaitu kualitas
tampilan, bahasa, pengoprasian perangkat, keterlaksanaan. Dengan hasil
persentase masing masing penilaian validator 1 sebesar 77,1% untuk
kualitas tampilan, 70% untuk bahasa, 80% untuk pengoprasian perangkat,
dan 80% untuk keterlaksanaan. Sedangkan persentase penilaian validator 2
sebesar 88.5% untuk kualitas tampilan, 90% untuk bahasa, 100% untuk
pengoprasian perangkat, dan 100% untuk keterlaksanaan.

Hasil iValidasi Ahli Media


85 80 80
80
73
75 70
70
65
Hasil Validasi

Kualitas Tampilan kebahasaan


pengoprasian perangkat Keterlaksanaan

Gambar 4.6 Grafik Hasil Validasi Ahli Media


58

Gambar 4.6 menunjukkan hasil validasi media yang menggunakan


empat aspek penilaian, dengan warna yang berbeda di setiap aspek
penilaian. Warna biru merupakan kualitas tampilan dengan penilaian 73%,
warna merah merupakan bahasa dengan penilaian 70%, warna hijau
merupakan pengoprasian perangkat dengan penilaian 80%, dan warna
ungu merupakan keterlaksanaan dengan penilaian 90%. Kemuadian di
dapatkan nilai rata- rata ke empat aspek tersebut sebesar 72,8% dengan
kategori “ baik”.

c. Validasi Ahli Teknologi


Validasi ahli teknologi dilakukan dengan mengisi angket penilaian
pada masing-masing penelitian yang terdiri dari satu aspek yaitu aspek
Kesesuaian penyajuan tampilan. Dalam tahap ini hanya terdapat satu dosen
dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung yang memiliki kompentesi yang sesuai dengan konsep
media yang dikembangkan. Validator tersebut adalah :

Tabel 4.5 Validator Ahli Teknologi


No Nama Validator

1 Yani Suryani, M. Pd Validator 1 (V1)

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Validasi Ahli Teknologi


No Aspek Validator ΣXi P% Rata-rata Kriteria
ΣX
1 Kesesuaian V1 25 45 55,5% 55,5% Cukup
penyajian baik
tampilan
Rata-rata - - - - 55,5% Cukup
total baik

Berdasarkan hasil table 4.5 dan 4.6 menunjukkan bahwa hasil


validasi ahli teknologi yang terdiri dari satu validator yaitu Ibu Yani
Suryani, M. Pd. Penilaian hanya terdiri dari satu aspek yaitu kesesuaian
penyajian tampilan dengan menggunakan skala likert dan data yang
diperoleh lalu dikelola dengan hasil presentase penilaian validator yaitu
sebesar 55,5% untuk kesesuaian penyajian tampilan Website mata kuliah
Microteaching
59

5. Revisi Desain
Setelah tahap validasi desain/ produk selesai oleh para ahli, maka tahap
selanjutnya adalah merevisi desain/ produk tersebut sesuai dengan saran dan
masukan para ahli.. Hasil validasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki atau menyempurnakan desain produk tersebut agar lebih relevan
untuk digunakan. Setelah diperbaiki maka di dapatkan tampilan Website seperti
berikut ini :

Gambar 4.7 Menu Tampilan Awal

Gambar 4.8 Menu Home

Gambar 4.9 Menu Mata Kuliah Microteaching


60

6. Uji Coba Produk


Setelah proses perbaikan produk selesai,maka dilakukan uji coba produk
Website mata kuliah Microteaching dengan melibatkan mahasiswa Pendidikan
Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung sebanyak 19 orang
mahasiswa . Pengujian ini dilakukan dalam sekala terbatas dengan tujuan guna
mendapatkan informasi apakah produk tersebut sudah efektif dan efisien jika
digunakaan oleh dosen dan mahasiswa. Hasil akhir dari penilaian angket peserta
didik terhadap produk Website mata kuliah Microteaching dimuat pada tabel
dibawah ini.:
Tabel 4.7 Hasil Respon Peserta Didik
Keterangan Aspek

Komunikasi Rekayasa Desain


Visual Perangkat Lunak Pembelajaran

Presentase 85 87 85,8

Presentase rata- rata 85,9

Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik

Hasil iRespon Peserta Didik


87
87
86.5
Presentase (%)

86 85.8
85.5 85
85
84.5
84
Respon
angket
peserta didik

Komunikasi Visual Rekayasa Perangkat Lunak Desain Pembelajaran

Gambar 4.10 Grafik Hasil Respon Peserta Didik


61

7. Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan dengan dosen ahli materi,
dosen ahli media dan dosen ahli teknologi terhadap pengembangan Website mata
kuliah Microteaching sebagai media pembelajaran program studi pendidikan
fisika. Terdapat beberapa revisi produk sesuai saran dan arahan para ahli agar
produk lebih efektif dan efisien. Penyampaian kritik dan saran disampaikan pada
table berikut :
Tabel 4.8 Hasil, Kritik, dan Saran Validator
No Penilai Kritik dan saran Hasil
perbaikan

1 Ahli materi 1. Penambahan materi Sudah


menyusun RPP dan diperbaiki
model
pembelajaran
2. Penambahan daftar
pustaka
2 Ahli media 1. Penambahan materi Sudah
dan konsep dasar diperbaiki
microteaching
2. Penambahan video
simulasi
pembelajaran
3 Ahli IT - -

Gambar 4.11 Hasil Revisi Produk Akhir


62

C. Pembahasan
Pengembangan media pembelajaran berupa Website mata kuliah Microteaching
dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall (potensi dan masalah,
pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba
produk, revisi produk). Berdasarkan analisis peneliti selama mengumpulkan
informasi , diketahui bahwa dalam proses pembelajaran microteaching kurangnya
pengunaan media pembejaran yang dapat memfasilitasi peserta didik, selain itu
pendidik hanya memberikan gambaran materi tanpa memberikan media
pembelajaran yang pasti kepada peserta didik. Peserta didik membutuhkan
supplement pendukung pembelajaran yang praktis dan efisien yaitu berupa Website
yang dapat menunjang proses pembelajaran Microteaching yang dapat digunakan
dimana saja dan akapan saja.
Tahap Selanjutnya yaitu tahap pengumpulan informasi, setelah dilakukan
proses penelitian potensi dan maslah makan didapatkan kumpulan data yang
digunakan untuk membuat isi Website mata kuliah microteaching. Adapun data
yang diperoleh ini berasal dari beberapa buku , jurnal, dan juga internet.
Tahap selanjutnya yaitu tahap desain produk. Peneliti merancang desain media
yang akan dikembangakan. Media pembelajaran yang akan dikembangakan berupa
Website untuk mata kuliah Microteaching. peneliti juga mengumpulkan beberapa
rujukan buku microteaching yang dapat digunakan untuk mengisi website tersebut.
Tahap selanjutnya yaitu tahap validasi desain. Dalam tahap ini desain produk
akan divalidasi oleh para ahli sebelum diuji cobakan ke peserta didik maupun
kepada pendidik. Validasi yang dilakukan berupa validasi ahli materi, validasi ahli
media serta validasi ahli IT. Hasil validasi yang telah dilakukan diantara lain adalah
sebagai berikut :
1. Hasil Validasi Ahli Materi
Tahap validasi ahli materi ini melibatkan dua orang dosen pendidikan
fisika sebagai ahli materi. Penilaian ahli materi ada beberapa aspek penilaian
yang terdiri dari kualitas isi, penyajian media, bahasa, serta keterlaksanaan.
Proses ahli materi dilakukan dua kali dengan beberapa saran dan masukan.
Penilaian materi oleh dua ahli materi dengan hasil rata-rata 87,5% dengan
kategori penilaian “sangat baik”, dengan demikian produk Website mata kuliah
Microteaching sebagai media pembelajaran sudah baik serta relevan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Tahap Validasi Ahli Media
Tahap validasi ahli media melibatkan dua orang dosen pendidikan fisika
sebagai ahli media. Penilaian ahli media meliputi beberapa aspek yang
diantaranya kualitas tampilan, bahasa, pengoprasian perangkat, dan
keterlaksanaan. Pada proses validasi ini dilakukan sebanyak dua kali dengan
saran dan masukan dari tiap ahli media. Penilaian media oleh dua validator media
63

dengan hasil rata-rata 78,25% dengan kategori penilaian “ baik”, dengan


demikian produk Website mata kuliah Microteaching sebagai media
pembelajaran sudah baik serta relevan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
3. Tahap Validasi Ahli Teknologi
Tahap validasi ahli teknologi melibatkan satu dosen pendidikan fisika
yang menguasai bidang ilmu teknologi sebagai ahli teknologi. Penilaian ahli
teknologi hanya meliputi satu aspek yaitu aspek kesesuaian penyajian tampilan.
Proses validasi dilakukan satu kali dengan aran dan masukan dari ahli teknologi.
Penilaian media pembelajaran yang berupa Website mata kuliah microteaching
didapatkan hasil dengan rata-rata 55,5% dengan kategori penilaian “cukup baik”,
dengan demikian produk Website mata kuliah Microteaching sebagai media
pembelajaran sudah baik serta relevan validasi untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
Setelah melewati seluruh rangkaian validasi bersama beberapa para ahli yang
merupakan dosen Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,tahap selanjutnya
adalah revisi desain. Di tahap ini peneliti melakukan penambahan di dalam desain
produk tersebut sesuai dengan saran dan masukan para dosen ahli sebelum produk
tersebut diuji cobakan terhadap peserta didik.
Tahap selanjutnya adalah tahap uji coba produk, pada tahap ini produk diuji
cobakan kepada mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan
lampung dengan skala terbatas. Pada tahap ini para peserta didik juga diminta untuk
mengisi angket respon peserta didik yang telah dibuat oleh peneliti dengan
mencakup tiga aspek yaitu komunikasi visual, rekayasa perangkat lunak, dan desain
pembelajaran. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penilaian
peserta didik terkait dengan produk Website mata kuliah Microteaching. Penilaian
media oleh peserta didik mendapatkan hasil rata-rata 85,9% dengan kategori
penilaian “sangat baik”, dengan demikian produk Website mata kuliah
Microteaching sebagai media pembelajaran sudah baik serta relevan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
Tahap terakhir merupakan tahap revisi produk , setelah melewati tahap uji coba
produk dan mengetahui hasilnya. Peneliti melakukan revisi terhadap produk Website
mata kuliah Microteaching sesuai dengan saran validator serta hasil angket respon
peserta didik terhadap produk tersebut agar lebih efektif dan efisien jika digunakan
dikemudian hari.Setelah produk melewati beberapa tahap validasi dan uji coba,
maka produk dinyatakan sangat baik, sehingga tidak perlu lagi untuk dilakukannya
perbaikan atau revisi produk kedepannya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pembuatan Website


mata kuliah Micoteaching adalah sebagai berikut langkah pertama sebelum
membuat website dengan WordPress yaitu menentukan jenis website sesuai dengan
64

target audiens yang akan menggunakan website tersebut, langkah selanjutnya yaitu
membuat nama domain dan memilih platform web hosting, tahap selanjutnya yaitu
menginstall aplikasi WordPress. Setelah aplikasi terinstall peneliti harus memilih
tema yang menarik, adapun cara menginstall tema yaitu masuk ke dashboard
WordPress dan arahkan kursor ke Tab Appreance. Pilih Themes dan klik Add New,
cari tema yang diingnkan, klik tombol install. Langkah terakhir pada pembuatan
Website yaitu menginstall plug in, WordPress memiliki sejumlah plug in yang
mendukung dan menyempurnakan fungsionalitas situs, seperti kemampuan untuk
menambahkan admin, perlindungan dan keamanan website dan lain sebagainya,
adapun plugin WordPress yang digunakan oleh peneliti yakni Yoast SEO. Adapun
cara mengisntall plugin yaitu klik opsi plugins yang dapat ditemukan di dashboard
WordPress. Setelah itu klik tombol add New yang ada diatas halaman, ketik nama
plugin yang diinginkan dikolompencarian. Setelah itu klik tombol install New
.instalasi , klik aktif Plugs.
Setelah Website selesai dibuat, ada beberapa langkah yang digunakan agar bisa
masuk ke dalam Website tersebut langkah pertama yaitu masuk ke hosting account
dengan cara memasukkan Username dan Pasword, lalu klik login.
Setelah berhasil login kedalam hosting account akan muncul banyak menu pada
tampilan awalnya, peneliti harus menscroll kebawah sampai ditemukan judul menu
“SOFTACUOUS APSS INSTALLER” dibawah tulisan tersebut klik menu
WordPress.
Setelah mengklik menu WordPress tersebut, akan muncul tampilan berikutnya
dan pebeliti hanya harus menscroll lagi untuk menemukan dan mengklik icon/ menu
“admin” , maka secara otomatis kita akan berada pada tampilan dashboard Website
fisikaasik.com.
Untuk menambahkan postingan pada Website tersebut pilih menu “POST –
Tambah Baru”.
Pada halaman Tambah baru / Add New akan muncul tampilan kolom Judul,
diisi sesuai dengan postingan apa yang akan kita upload.di bawahmya terdapa yang t
tombol (+) yang jika tombol tersebut di klik akan muncul menu tampilan pilihan
bentuk postingan seperti apa yang ingin kita pilih, misalahkan dalam bentuk
paragraf, berkas, video dan masih banyak lagi. Setelah selesai menentukan bentuk
posting, maka kita dapat mengklik tombol “terbitkan” yang berwarna merah dipojok
kanan atas dan secara otomatis postingan tersebut akan terunggah di Website
fisikaasik.com.
Setelah mengunggah beberapa postingan yang berisikan materi mata kuliah
Microteaching, selanjutnya peneliti membuat tombol-tombol menu sesuai dengan
desain yang telah dibuat sebelumnya. Adapun cara untuk membuat menu-menu
tersebut adalah sebagai berikut. Yang pertama klik Dashboard pilih dan klik
TAMPILAN – Menu. Setelah itu akan muncul tampilan halaman menu, pada
halaman kita akan membuat beberapa menu dengan menggunakan postingan yang
65

telah terunggah beberapa waktu lalu. Pada halaman tersebut terdapat tulisan
“TAMBAHKAN ITEM MENU” dibawahnya terdapat 4 kolom, jika peneliti
menggunakan postingan yang telah terunggah maka peneliti harus memilih kolom
ke 2 “POS”, setelah kolom POS di klik maka akan muncul berbagai judul postingan
yang peneliti jadikan sebagai menu disamping tulisan judul tersebut juga terdapat
kotak kosong guna menceklis pilihan judul apa yang akan dibuat menjadi menu.
Setelah judul tersebut di ceklis maka peneliti harus men-klik tombol
“TAMBAHKAN KE MENU”.
Setelah menu tersebut berhasil dibuat, tetap dihalaman, itu terdapat tulisan
“STRUKTUR MENU” struktur menu ini gunanya untuk mengatur tampilan tata
letak menu pada Website. Setelah struktur menu selesai diatur lalu klik tombol
“SIMPAN MENU”.
Setalah itu kita dapat melihat tampilan akhir dengan mengklik logo fisika asik
tersebut, maka akan muncul di beranda website fisikaasik.com dan kita dapat
melihat menu dan postingan yang telah di unggah disana.
Adapun kendala yang peneliti alami saat memposting materi pada Website
tersebut adalah tidak munculnya gambar yang telah diposting pada web tersebut dan
peneliti juga tidak bisa memposting video dalam kapasitas lebih dari 100MB
66

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan ananlisis data dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pengembangan Website ini dirancang untuk digunakan oleh mahasiswa
sebagai penunjang pembelajaran Microteaching. karena dapat digunakan
dimana saja dan kapan saja, selain itu website inin sangat mudah digunakan
tanpa harus mengerti bahasa pemrograman.
2. Kelayakan Website Microteaching sebagai media pembelajaran ditinjau dari
aspek-aspek yang tersedia menurut hasil penilaian para ahli materi sebesar
87,5% , ahli media sebesar 78,25%,dan ahli teknologi sebesar 55,5% dalam
rangkaian tahap pengembangan Website mata kuliah Microteaching sebagai
media pembelajaran secara keseluruhan termasuk dalam kategori “ baik”,
yang artinya media yang dikembangakan ini baik sehingga layak untuk
digunakan sebagai media pembelajaran.
3. Produk website mata kuliah microteaching juga diujikan kepada mahasiswa
pendidikan fisika untuk melihat seberapa besar respon dan tanggapan
mahasiswa terhadap keakuratan website mata kuliah microteaching . dengan
hasil respon mahasiswa menunjukkan angka sebesar 85,9% dengan kategori
“sangat baik” sehingga website ini layak di gunakan dalam proses
pembelajaran microteaching.
B. Saran
1. Saran Pemanfaatan
Peneliti sangat mengharapkan hasil pengembangan media pembelajaran
berupa website ini, dapat digunakan dalam proses pembelajaran microteaching
sehingga lebih bermanfaat.
2. Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Diharapkan website sebagai media pembelajaran yang dikembangkan kali
ini, dapat dikembangkan kembali oleh peneliti selanjutnya.
67

DAFTAR PUSTAKA

Alfath, nur siti. PENGEMBANGAN MEDIA BLENDED LEARNING BERBASIS WEB


ENHANCED COURSE PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR 2 JURUSAN.
semarang: fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas negeri
semarang, 2013.

Ambarawati, Mika. “Analisis Keterampilan Mengajar Calon Guru Pendidikan


Matematika Pada MataKuliah Micro Teaching.” PEDAGOGIA: Jurnal
Pendidikan 5, no. 1 (2016): 81.

Andry, Johanes, and Mario Stefanus. “Pengembangan Aplikasi E-Learning Berbasis


Web Menggunakan Model Waterfall Pada SMK Strada 2 Jakarta.” Jurnal
Fasilkom 10, no. 1 (2020): 1–10.

aqib, zainal. Model- Model , Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Cet-1. bandung: cv. yrama widya, 2013.

Asyhari, Ardian. “Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jitp” 4, no. 1 (2017): 13–25.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan ke.
jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Diani, Rahma, and M Ridho Syarlisjiswan. “WEB-ENHANCED COURSE BASED


ON PROBLEM-BASED LEARNING ( PBL ): DEVELOPMENT OF
INTERACTIVE LEARNING MEDIA FOR BASIC PHYSICS II” 07, no. April
(2018): 105–116.

Diniaty, Artina, and Sri Atun. “Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Volume 1 – Nomor 1,
April 2015.” Journal Articel 1, no. April (2015): 36–45.

Divayana, Dewa Gede Hendra, P. Wayan Arta Suyasa, and Nyoman Sugihartini.
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk Matakuliah Kurikulum
Dan Pengajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas
Pendidikan Ganesha.” Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(JANAPATI) 5, no. 3 (2016): 149.

Doyan, A. “Pengembangan Web Intranet Fisika Untuk Meningkatkan Penguasaan


Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Smk.” Indonesian Journal
of Physics Education 10, no. 2 (2014): 117–127.

Drs. Daryanto. Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar.
Edited by Suyatri Darmiatun. Cet-1. yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013.

Efendi, Tino Feri. “Pengembangan Website Smk Negeri 3 Sukoharjo.” Seminar


Nasional Sistem Informasi (SENASIF) 1, no. 1 (2017): 957–964.

Firmansyah, Ricky, and Iis Saidah. “Perancangan Web Based Learning Sebagai Media
68

Pembelajaran Berbasis ICT.” Informatika 3, no. September (2016): 176–182.

Hanafi. “Konsep Penelitian R & D Dalam Bidang Pendidikan.” Saintifika Islamica:


Jurnal Kajian Keislaman 4, no. 2 (2017): 130.
https://www.researchgate.net/publication/335227473_Research_and_Developmen
t_RD_Inovasi_Produk_dalam_Pembelajaran.

Helmiati. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengjar. Cet-1. yogyakarta:


aswaja pressindo, 2013.

Junarti, Junarti. “Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan


Mind Mapping Dengan Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap
Kemampuan Kreatifitas Mahasiswa Pada Mata Kuliah Microteaching.” JIPM
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) 5, no. 2 (2017): 109.

kementrian agama republik indonesia. Al-Qur’a,. Tanda tash. jakarta: karya agung
surabaya, 2017. http://tashih.kemenag.go.id.

Kurniadi, Moch Rizky Prasetya. “Arti Mata Kuliah Di Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI).” Lektur.Id. Last modified 2020. Accessed June 28, 2021.
https://lektur.id/arti-mata-kuliah/#:~:text=Satuan pelajaran yang diajarkan
di,berasal dari kata dasar mata.

Kurniawan, Ade, and Masjudin. “Pengembangan Buku Ajar Microteaching Berbasis


Praktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Calon Guru.” Prosiding
Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia (2017): 9–16.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/Semnas/article/viewFile/166/157.

Maulana, Rihal Hadi. Pengembangan Website Mata Kuliah Fisika Sekolah Sebagai
Media Pemebalajaran Mahasiswa. Bandar Lampung: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, 2018.

munardji. Pengajaran Mikro. Cet-1. Tulung Agung: bagian penerbitan STITM, 2008.

Prawiradilaga, Dewi Salma, Diana Ariani, and Hilman Handoko. “Mozaik Teknologi
Pendidikan.Pdf.” jakarta: Prenadamedia group, 2016.

Prawiradilaga, Dewi Salma, and Uwes a Chaeruman. Mozaik Teknologi Pendidikan - e-


Learning Dalam Pendidikan Jarak Jauh. Cet 1. jakarta: Prenadamedia group,
2016.

Prayitno, Harun Joko. Desain Dan Pedoman Pembelajaran Mikro. Cet-1. Surakarta:
penerbit muhammadiyah university press, 2019.

pujiastutik, hernik. “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E- Learning Berbasis


Web Pada Mata Kuliah Belajar Pembelajaran i Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa” (2017).

Purwoto, Asep Dwi. Pengembangan Web Pembelajaran Fisika Sebagai Media


Pembelajaran Mata Kuliah Fisika Kuantum. Bandar Lampung: Fakultas Tarbiyah
69

dan Keguruan, 2017.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan Jenis,Dan Prosedur. jakarta: Prenadamedia


group, 2013.

Saputro, Budiyono. Manajemen Penelitian Pengembangan (Research & Development)


Bagi Penyusun Tesis Dan Disertasi. Cet-1. yogyakarta: aswaja pressindo, 2016.

Saregar, Antomi, Eti Hadiati, and dkk. “Developing Web-Enhanced Course in Basic
Electronic Course Developing Web-Enhanced Course in Basic Electronic Course”
(2019).

Sari, Ani Oktarini, and Ari Abdilah. Buku Web Programming I Berisikan Materi
Belajar Mengenai Dasar- Dasar Pemrograman Web . Buku Ini Direkomendasikan
Bagi Pemula Belajar Pemrograman Web . Buku Ini Menjelaskan Bagaimana
Belajar Dasar-Dasar Pemrograman Web Dengan Mudah , Praktis Dan Cepat
Disertakan Contoh Latihan-Latihan . Dan Adanya Latihan Contoh Studi Kasus
Membuat Website Yang Responsive . Buku Ini Membahas Mengenai Dasar-Dasar
Bahasa Pemrograman Web Antara Lain : HyperText Markup Language ( HTML
), Cascading Style Sheets ( CSS ), Hypertext Preprocessor ( PHP ) Dan
JavaScript . Buku Ini Diterbitkan Atas Kerjasama Dengan Universitas Bina
Sarana Informatika, 2015.

Septiani, Rika. Pengembangan Web Pembelajaran Fisika Sebagai Suplemen Mata


Kuliah Fisika Dasar 1. Bandar Lampung: Tarbiyah dan Keguruan, 2018.

Silalahi, Albinus. “DEVELOPMENT RESEARCH ( PENELITIAN


PENGEMBANGAN ) DAN RESEARCH,” no. July (2018).

simanihuruk, lidia dkk. E-Learning Implementasi, Strategi Dan Inovasinya. Cet-1.


medan: penerbit yayasan kita menulis, 2019.

Sohibun, Sohibun, and Filza Yulina Ade. “Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Virtual Class Berbantuan Google Drive.” Tadris: Jurnal Keguruan dan
Ilmu Tarbiyah 2, no. 2 (2017): 121.

Sugiyno. Metode Penelitian Pendidikan. bandung: cv ALFABETA, 2015.

Sukirman, Dadang. Micro Teaching. Cet-2 (edi. jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama, 2012.

Tafonao, Talizaro. “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar


Mahasiswa.” Jurnal Komunikasi Pendidikan 2, no. 2 (2018): 103.

Wassalam, OJF dkk. “Implementasi Dan Pengembangan Sistem E-Learning Berbasis


Web Pada Stimik Muhammadiyah Paguyangan” (n.d.): 104–107.

“Lembar Angket Kuisioner Tanggapan Mahasiswa,” n.d.

“Lembar Angket Wawancara Tanggapan Dosen Udah Dijawab,” n.d.


70

LAMPIRAN
Lampiran 1

KISI KISI INSTRUMEN ANGKET PESERTA DIDIK

No Indikator Penilaian Butir Penilaian No Soal


1 Komunikasi Visual Navigasi 1,2,3

Visual 4,5,6,7

Kreatif 8

Interaktivitas 9,10

Kompatibilitas 11,12

2 Rekayasa Perangkat Usabilitas 13,14


Lunak
Reabilitas 15

3 Desain Pembelajaran Materi disajikan secara sistematis, 16, 17, 18


lengkap dan jelas
Bahasa, kalimat dan huruf yang 19, 20,21
digunakan dapat mudah dipahami
Sumber : Asep Dwi Purwoto (2017) yang mengutip dari Nina Nurmala Sari (2015)
dan penelitian Asriyatun (2014)dkk dengan modifikasi.
Lampiran 2

INSTRUMENT ANGKET PESERTA DIDIK

Pengisian angket ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan
skripsi untuk menyelesaikan studi Program Sarjana Universitas Islam Negeri, dan
bukan untuk kepentingan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon bantuan
Saudara/Saudari mahasiswa untuk memberikan penilaian terhadap media pembelajaran
terlampir. Jawaban Saudara/Saudari mahasiswa akan berpengaruh terhadap kelayakan
media pembelajaran terlampir.

Judul : Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media

Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisikan Tahun 2019.

Mata Kuliah : Micro Teaching

Sasaran Pengembangan : Mahasiswa Pendidikan Fisika

Pengembang : Maharani Kusuma Wardani

Tujuan : Untuk mengetahui respon penggunaan Web Pembelajaran Mata


Kuliah Micro Teaching Sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika
Tahun 2019.

Petunjuk Umum :

Instrument ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui kelayakan web mata kuliah
micro teching sebagai media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan literatur
pada penelitian sebelumnya dan rekomendasi dosen serta telah dimodifikasi.

Petunjuk Khusus :

1. Mohon kepada Saudara/Saudari mahasiswa untuk membaca baik-baik setiap


butir penilaian.
2. Mohon kepada Saudara/Saudari mahasiswa untuk memilih satu jawaban paling
tepat dengan cara memberi tanda check list (√) pada kotak angka yang
tersedia.
Ket. Angka 5 = sangat baik, 4 = baik, 3= cukup baik, 4= kurang baik, 5= sangat
tidak baik.

3. Setelah memilih jawaban , kemudian tuliskan saran/masukan untuk perbaikan


pada kolom yang telah disediakan.
4. Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas bantuan yang Saudara/Saudari
mahasiswa berikan.
5.
Nama Responden :

Instansi :

Tanggal Uji :

No Butir Penilaian Skala Penilaian Skor


penilai
1 2 3 4 5 an

Komunikasi Visual

1. Icon/logo/
tombol yang
membantu
pengguna (user)
dalam
menggunakan
program
2. Konsistensi
bentuk dan tata
letak halaman
web
3. Proses loading
program web
(hang, crash,
atau berhenti)
saat
pengoperasian
baik

4. Penyajian
tampilan awal
memudahkan
penentuan
kegiatan
selanjutnya
5. Kesesuaian
penggunaan
warna teks dan
huruf yang
digunakan

6. Kesesuaian
penggunaan
warna teks dan
huruf yang
digunakan

7. Penyajian materi
menggunakan
media web
memudahkan
pengguna (user)

8. Kreatifitas dalam
menuangkan ide
gagasan

9. Pengguna (user)
dapat
berinteraksi
dengan web

10. Kemenarikan
tampilan yang
digunakan dalam
web

11. Navigasi yang


digunakan dalam
web

12. Tata letak atau


desain layout
halaman
Rekayasa Perangkat Lunak

13. Aplikasi dapat


digunakan di
berbagai
software

14. Penggunaan web


ini berfungsi
sebagai modul
berbasis online

15. Pengoprasian
web ini
sederhana

Desain Pembelajaran

16. Keruntutan
penyajian materi

17. Kelengkapan
penyajian materi

18. Kejelasan
penyajian materi

19. Kalimat dan


paragraph yang
digunakan dalam
web ini jelas dan
mudah dipahami

20. Huruf yang


dugunakan
sederhana dan
mudah dibaca
21. Bahasa yang
digunakan
sederhana dan
mudah dime
ngerti
Lampiran 3

KISI-KISI INSTRUMENT ANGKET

AHLI MATERI

No Aspek Kriteria Butir Soal


1 Kelayakan Isi/ materi Kesesuaian materi dengan SK 1, 2
dan KD

Keakuratan materi 3 ,4

2 Kemudahan Penyajian Teknik penyajian 5

Pendukung penyajian 6

Kepraktisan Media 7

Penyajian Media 8
3 Kelayakan bahasa Lugas 9,10

Komunikatif 11

4 Efektivitas media 12
Keterlaksanaa

Sumber : di modifikasi dari Badan Standar Nasional Pendidikan


Lampiran 4

INSTRUMENT PENILAIAN ANGKET AHLI MATERI

Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media Pembelajaran


Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019.

1. Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai penilaian anda te.rhadap
Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media
Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019.
2. Gunakan 5 indikator penilaian pada lampiran sebagai pedoman penilaian.
Skor 5 = Sangat Baik
Skor 4 = Baik
Skor 3 = Cukup
Skor 2 = Kurang
Skor 1 = Sangat Kurang
3. Apabila penilaian Bapak/Ibu adalah 2 dan 1 maka berilah saran terkait hal-hal
yang menjadi kekurangan Pengembangan Website Mata Kuliah Micro
Teaching Sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun
2019
A. Penilaian Materi

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian

1 2 3 4 5
1 1. Materi yang
Kesesuaian disajikan pada web
materi mencakup semua
dengan KI materi yang terdapat
dan KD dalam KI dan KD
Metrei yang
disajikan pada Web
mendukung
pencapaian semua
KD
A. Keakuratan Materi pada web
Materi disajikan sesuai
dengan kenyataan
dan efisien untuk
meningkatkan
pemahaman peserta
didik
Notasi, simbol dan
ikon di sajikan secara
jelas dan benar
2 B. Teknik Sistematika
penyajian penyajian web
memiliki
pendahuluan, isi dan
penutup
C. Pendukung Daftar buku yang
Penyajian digunakan sebagai
bahan rujukan dalam
penulisan materi
dalam web
D. Kepraktisan Kepraktisan media
media berupa Website
E. Penyajian Penyajian materi
media dengan
menggunakan media
pembelajaran
berbasis web
3 F. Lugas Kalimat yang
digunakan pada web
mengikuti tata
kalimat Bahasa
Indonesia
Kalimat yang dipakai
sederhana dan mudah
dimengerti
G. Komunikatif Isi materi ditulis
dengan bahasa yang
menarik dan lazim
dalam komunikasi
tulis bahasa
Indonesia
4 H. Keterlaksan Efektivitas web
aan media sebagai media
pembelajaran
B. Kesalahan, Komentar, dan Saran Perbaikan

Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

Komentar

C. Kesimpulan
Kesimpulan secara umum tentang media pembelajaran berupa Website
penilaian ahli materi

Dapat digunakan tanpa revisi

Dapat digunakan dengan revisi

Belum dapat digunakan

Tidak dapat digunakan

Bandar Lampung,...…………………………

Validator

NIP.
Lampiran 5

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET AHLI MEDIA

No ASPEK KRITERIA BUTIR SOAL

1 Kualitas Tampilan Kesesuaian penyajian 1, 2,3,4


tampilan
Desain isi 5,6,7

2 Kebahasaan Komunikatif 8,9

3 Pengoprasian Kemudahan dalam 10,11


perangkat pengoprasian
4 Keterlaksanaan Sifat media yang 12
fleksibel
Sumber : Dimodifikasi dari Badan Standar Nasional Pendidik
Lampiran 6

INTRUMENT PENILAIAN ANGKET AHLI MEDIA

Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media Pembelajaran


Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019.

1. Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai penilaian anda te.rhadap
Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media
Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019.
2. Gunakan 5 indikator penilaian pada lampiran sebagai pedoman penilaian.
Skor 5 = Sangat Baik
Skor 4 = Baik
Skor 3 = Cukup
Skor 2 = Kurang
Skor 1 = Sangat Kurang
3. Apabila penilaian Bapak/Ibu adalah 2 dan 1 maka berilah saran terkait hal-hal
yang menjadi kekurangan Pengembangan Website Mata Kuliah Micro
Teaching Sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun
2019.
A. Penilaian Media

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian


Penilaian
1 2 3 4 5
1 A. Kesesuaian Penyajian
Penyajian tampilan awal
Tampilan yang
memudahkan
penentu tampilan
selanjutnya
Kesesuaian
penggunaan
warna teks, dan
jenis huruf yang
digunakan
Icon / tombol
yang
memudahkan
pengguna dalam
menggunakan
media
Kejelasan menu
dan materi dalam
media
B. Desain Isi Penempatan unsur
tata letak sesuai
antar pola desain
dan materi
Kesesuain spasi
dalam penjabaran
materi
kejelasan dalam
penulisan dan tata
letak antar judul
kegiatan dan sub
judul kegiatan
2 C. Komunikatif Penggunaan
kalimat yang
mudah dipahami
Keefektifan
kalimat

3 D. Kemudahan Kemudahan
dalam dalam
pengoprasian pengoprasian web
Kemudahan
dalam pencarian
materi dalam web
media
pembelajaran

4 E. Sifat media Media web bisa


yang fleksibel digunakan kapan
saja dan dimana
saja

B. Kesalahan , Komentar, dan Saran Perbaikan

Jenis Kesalahan Saran Perbaikan


Komentar

C.Kesimpulan
Kesimpulan secara umum tentang media pembelajaran berupa Website
penilaian ahli media

Dapat digunakan tanpa revisi

Dapat digunakan dengan revisi

Belum dapat digunakan

Tidak dapat digunakan

Bandar Lampung,...………………………

Validator

NIP.
Lampiran 7

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET AHLI TEKHNOLOGI

No Aspek Kriteria Butir Soal


1 Kelayakan website Efisiensi Media 1,2,3,4,5,6,7,8,9
sebagai media
pembelajaran
Sumber : Dimodifikasi dari Badan Standar Nasional Pendidikan
Lampiran 8

INSTRUMENT PENILAIAN ANGKET AHLI TEKNOLOGI

Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media Pembelajaran


Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019.

1. Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai penilaian anda te.rhadap
Pengembangan Website Mata Kuliah Micro Teaching Sebagai Media
Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019.
2. Gunakan 5 indikator penilaian pada lampiran sebagai pedoman penilaian.
Skor 5 = Sangat Baik
Skor 4 = Baik
Skor 3 = Cukup
Skor 2 = Kurang
Skor 1 = Sangat Kurang
3. Apabila penilaian Bapak/Ibu adalah 2 dan 1 maka berilah saran terkait hal-hal
yang menjadi kekurangan Pengembangan Website Mata Kuliah Micro
Teaching Sebagai Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun
2019.
A. Penilaian Teknologi

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian

1 2 3 4 5
1 Kesesuaian Keefektifan dalam
penyajian tampilan penggunaan teknologi

Keefisienan dalam
pengembangan
Reabilitas (kehandalan
dalam pemakaian)

Kemudahan dalam
penggunaan web
Dapat dikelola/
dipelihara dengan
mudah
Kemudahan masuk
atau keluar program
Kemudahan
berinteraksi dalam
media
Kemudahan dalam
memilih menu

Kepraktisan sebagai
sumber belajar yang
fleksibel

B. Kesalahan, Komentar, dan Saran Perbaikan


Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

Komentar

C. Kesimpulan
Kesimpulan secara umum tentang media pembelajaran berupa Website
penilaian ahli teknologi

Dapat digunakan tanpa revisi

Dapat digunakan dengan revisi

Belum dapat digunakan

Tidak dapat digunakan

Bandar Lampung,...………………………

Validator

NIP
Lampiran 9
Lampiran 10

Anda mungkin juga menyukai