Pendahuluan
Standard Operating Procedue (SOP) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus
dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan, apa saja yang diperlukan, dan
lain-lain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati dan dilakukan. Saat ini
banyak perusahaan yang tidak mempunyai SOP, yang mengakibatkan banyak pekerjaan yang
tidak terlaksana dengan baik, yang bersangkutan tidak bertanggung jawab, ada kelalaian kerja,
kesimpangsiuran, kesalahan, yang mengakibatkan resiko kerugian besar bagi perusahaan.
SOP bukan hanya merupakan pedoman prosedur kerja rutin yang harus dilaksanakan, tetapi SOP
juga berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, apakah pekerjaan tersebut
telah dikerjakan dengan baik atau tidak, kendala apa yang dihadapi?, mengapa kendala tersebut
terjadi? sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat melalui SOP.
Agar SOP dapat dilaksanakan, maka perlu dibuat jabaran SOP secara teknis yang tertuang dalam
instruksi kerja dalam suatu unit kerja, dalam bentuk dokumen dan formulir kerja, serta records
dokumen yang berfungsi sebagai control kerja bahwa pekerjaan telah dikerjakan dengan baik.
Record berguna untuk analisis data dan peningkatan layanan yang berkesinambungan.
Untuk itu, setiap perusahaa saat ini dituntut untuk mempunyai SOP yang jelas, karena dengan
adanya SOP yang jelas maka akan lebih efisien terhadap waktu maupun biaya. Karena hasil
pekerjaan tersebut berhubungan dengan kualitas mutu, dan berimplikasi pada kepuasan
customer.
A. Diesel Genset, adalah sumber energy listrik sebagai cadangan bila aliran listrik dari
PLN padam atau gangguan tehnis. Diesel Genset ini terdiri dari 2 bagian yang utama
yaitu ; Mesin Disel dan Generator. Mesin Diesel sebagai sumber energy gerak/ putar
untuk memutar generator, sedangkan Generator sebagai sumber energy listriknya.
Kumparan Exiter untuk Generator besar, dan untuk kapasitas kecil memakai brush.
B. Panel AMF berfungsi sebagai pengendali Genset agar bisa hidup secara automatis
maupun manual, Main Fail ( Main diartikan sebagai sumber utama PLN bila jatuh/
padam) terdiri dari bagian utamanya adalah :
Rangkaian sensing / sensor, untuk mengenal kondisi, apakah PLN sedang normal dllnya.
Rangkaian Prosesing Unit, hasil sensor akan diproses oleh prosesor.
Rangkaian Control, untuk menindak lanjuti hasil olahan prosesor, dan memberi komando
kepada Diesel Genset, kapan harus hidup, atau mati, Auto atau manual.
Rangkaian Display monitor, untuk menampilkan keadaan, Voltage, Ampere, Frequency
dan alarm.
Rangkaian Alarm, untuk memberi peringatan bila terjadi kelainan system, dapat dilihat
pada modul dan juga dapat disalurkan ke Server melalui proses digital, misalnya Main
Fail, Engine Running dllnya.
C. Panel ATS ( Automatic Transfer Switch), berfungsi sebagai pemilih catuan listrik,
sebagai catuan utama adalah PLN dan sebagai cadangan adalah Genset. Dalam
kondisi normal PLN yang mencatu dan bila PLN padam genset yang mencatu, bagian
utamanya adalah Switching dua input dan satu output yang dikontrol oleh modul
AMF atau rangkaian tersendiri. Adakalanya Switching diganti dengan Magnetic
Contactor yang dirangkai dengan sistim interlock, agar kedua input tidak bisa
mencatu bersamaan.
Bila genset running, tetapi tegangan listrik tidak keluar atau rendah dibawah
standar maka lakukan pemeriksaan sbb :
Bila genset running, tetapi beberapa saat mati lagi pemeriksaan sbb :
a. Ukur Tegangan Input ATS pada MCCB sisi Genset, R - S, R –T, S – T, normalnya 380
V, dan ukur R – N, S – N, T – N, normalnya 220 V.
b. Periksa ATS, kondisi Auto apa Manual ?
c. Pada saat posisi Auto, ATS akan memilih ke PLN, walaupun Genset Running.
d. Matikan PLN di KWH meter dengan break MCBnya.
e. Beberapa menit kemudian ATS akan pindah ke posisi Genset.
f. Bila ATS tidak mau pindah posisi, periksa tegangan pada motor penggeraknya.
g. Kalau tidak ada tegangan di ATS, periksa MCB dipanel, kalau ada yg break agar di
normalkan keposisi On.
h. Kalau tidak berhasil, ATS di Manualkan, bisa dilakukan tekan tombol ON pada posisi
Genset atau pemindahan dengan tuas pendorong kesisi Genset, yg penting beban bisa
hidup.
i. Kesimpulan ada kerusakan pada ATS.
MAINTENANCE RECORDS
Sensing dari PLN untuk memonitor kondisi tegangan Phase RST, dan juga sebagai input power pada Modul Charger yg
mencatu Modul AMF dan Battery Starter Engine, melalui MCB terpisah dan Relay pengaman sebagai COS sumber catuan
dari Dynamo Charger.
Sensing dari Genset untuk memonitor kondisi Tegangan Phase, Putaran Engine, Temperatur, Frequency, dan kelainan
yang terjadi, untuk dimunculkan sebagai signal Alarm pada Display Monitor.
AMF memberikan komando kepada Engine sesuai perintah dari hasil prosesor terhadap sensing.
AMF memberika komando kepada ATS untuk pindah posisi sesuai hasil prosesor, apakah harus posisi PLN atau Genset.
Tombol EMERGENCY pada panel ini berguna untuk mematikan system bila terjadi keadaan darurat, misalnya Overheating,
kebakaran, overspeed, atau tanda-tanda bahaya lainnya, namun Genset tidak bisa Off secara automatis, tekan TOMBOL
EMERGENCY maka Engine akan Off, untuk menormalkan kembali putar tombolnya sesuai arah PANAHnya.