Anda di halaman 1dari 9

SOP PANEL ATSAMF GENSET

PT. INDONESIA COMNETS PLUS

Pendahuluan

Standard Operating Procedue (SOP) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus
dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan, apa saja yang diperlukan, dan
lain-lain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati dan dilakukan. Saat ini
banyak perusahaan yang tidak mempunyai SOP, yang mengakibatkan banyak pekerjaan yang
tidak terlaksana dengan baik, yang bersangkutan tidak bertanggung jawab, ada kelalaian kerja,
kesimpangsiuran, kesalahan, yang mengakibatkan resiko kerugian besar bagi perusahaan.
SOP bukan hanya merupakan pedoman prosedur kerja rutin yang harus dilaksanakan, tetapi SOP
juga berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, apakah pekerjaan tersebut
telah dikerjakan dengan baik atau tidak, kendala apa yang dihadapi?, mengapa kendala tersebut
terjadi? sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat melalui SOP.
Agar SOP dapat dilaksanakan, maka perlu dibuat jabaran SOP secara teknis yang tertuang dalam
instruksi kerja dalam suatu unit kerja, dalam bentuk dokumen dan formulir kerja, serta records
dokumen yang berfungsi sebagai control kerja bahwa pekerjaan telah dikerjakan dengan baik.
Record berguna untuk analisis data dan peningkatan layanan yang berkesinambungan.
Untuk itu, setiap perusahaa saat ini dituntut untuk mempunyai SOP yang jelas, karena dengan
adanya SOP yang jelas maka akan lebih efisien terhadap waktu maupun biaya. Karena hasil
pekerjaan tersebut berhubungan dengan kualitas mutu, dan berimplikasi pada kepuasan
customer.

PT. MEDIA TELEKOMUNIKASI MANDIRI


Procedure Maintenance Genset

A. Diesel Genset, adalah sumber energy listrik sebagai cadangan bila aliran listrik dari
PLN padam atau gangguan tehnis. Diesel Genset ini terdiri dari 2 bagian yang utama
yaitu ; Mesin Disel dan Generator. Mesin Diesel sebagai sumber energy gerak/ putar
untuk memutar generator, sedangkan Generator sebagai sumber energy listriknya.

Mesin Diesel terdiri dari bagian utama :

 Silinder ruang pembakaran

 Injection pump, Nozle, filter, solenoid, saluran BBM.


 Dynamo starter, Battery, Dynamo Charger
 Systim pendingin/ Radiator, Fan, V-belt ( tali kipas)
 Exhausgas, sistim gas buang / knalpot.

Generator terdiri dari bagian utama :

 Kumparan pembangkit listrik / Stator coil, menghasilkan listrik.


 Kumparan magnit / Dynamisator/rotator, pemantik fluk magnit.
 AVR (Automatic Votage Regulator), untuk mengatur tegangan.

 Kumparan Exiter untuk Generator besar, dan untuk kapasitas kecil memakai brush.

B. Panel AMF berfungsi sebagai pengendali Genset agar bisa hidup secara automatis
maupun manual, Main Fail ( Main diartikan sebagai sumber utama PLN bila jatuh/
padam) terdiri dari bagian utamanya adalah :

 Rangkaian sensing / sensor, untuk mengenal kondisi, apakah PLN sedang normal dllnya.
 Rangkaian Prosesing Unit, hasil sensor akan diproses oleh prosesor.
 Rangkaian Control, untuk menindak lanjuti hasil olahan prosesor, dan memberi komando
kepada Diesel Genset, kapan harus hidup, atau mati, Auto atau manual.
 Rangkaian Display monitor, untuk menampilkan keadaan, Voltage, Ampere, Frequency
dan alarm.
 Rangkaian Alarm, untuk memberi peringatan bila terjadi kelainan system, dapat dilihat
pada modul dan juga dapat disalurkan ke Server melalui proses digital, misalnya Main
Fail, Engine Running dllnya.
C. Panel ATS ( Automatic Transfer Switch), berfungsi sebagai pemilih catuan listrik,
sebagai catuan utama adalah PLN dan sebagai cadangan adalah Genset. Dalam
kondisi normal PLN yang mencatu dan bila PLN padam genset yang mencatu, bagian
utamanya adalah Switching dua input dan satu output yang dikontrol oleh modul
AMF atau rangkaian tersendiri. Adakalanya Switching diganti dengan Magnetic
Contactor yang dirangkai dengan sistim interlock, agar kedua input tidak bisa
mencatu bersamaan.

Prosedure Langkah Tindakan

Bila PLN padam, Genset tidak running :

a. Periksa AMF  posisi Selector Auto


b. Ukur tegangan PLN apakah semua phasenya padam, bila salah satu phasenya ada
tegangan walaupun kecil, maka Genset tidak akan hidup, karena ada proteksi.
c. AMF seting Menu ke Manual.
d. Periksa tegangan battery Starter  Nominal 12,6 Volt DC, biarkan Voltmeter tetap
mengukur.
e. Engine start Manual, lihat Voltmeter pada Battery minimal 11,2 Volt
f. Kalau tegangan Battery dibawah 11 Volt saat Start, maka Engine tidak bisa hidup.
g. Kesimpulannya Battery Rusak, harus diganti.
h. Pemeriksaan selanjutnya adalah mengecek Battery Charger di Panel AMF, apakah
normal, tegangan outputnya 13,4 Volt DC, bila tidak sesuai lakukan pengaturan pada
modul Chargernya.
i. Dynamo Charger pada Engine bisa diukur saat Engine running, outputnya 13,4 Volt.
j. Bila Tegangan Battery normal, berarti ada kelainan pada system starter.
k. Periksa kabel sambungan ke Dynamo Starter dan Battery apakah ada korosi/ karatan.
l. Kalau semua kabel dan koneksinya baik, kemungkinan Dynamo starter ada kerusakan,
yang paling mendasar adalah pada bagian Contactornya ( Bendik Starter).
m. Ukur tegangan pada sisi output Bendik yang mencatu Dynamo, kalau tegangan masih
normal, ada kemungkinan sikat arang ( brush) yg sudah tipis.
n. Kesimpulannya Dynamo Starter rusak, harus di service.

Bila genset running, tetapi tegangan listrik tidak keluar atau rendah dibawah
standar maka lakukan pemeriksaan sbb :

a. Periksa putaran mesin ( RPM), normalnya 1500 RPM, dan 50 Hz


b. Bila putarannya dibawah 1500 RPM, lakukan pengaturan RPM Justment Manual di panel
Genset atur sehingga RPMnya normal.
c. Kalau tidak ada fasilitas justment RPM atau Voltage Just, lakukan pengaturan pada tuas
Selenoid Engine, agar putaran mesin semakin naik, kendorkan bautnya dan atur/ putar
semakin mendorong tuas, sambil melihat RPM meter.
d. Bila putaran RPM normal 1500, namun tegangan belum keluar, maka kemungkinan
pertama adalah AVR Generatornya rusak, atau sikat arang ( brush) sudah tipis, untuk
Generator kapasitas kecil ( 5 KVA). Untuk Generator diatas 5 KVA biasanya tidak
mempergunakan brush, tetapi ada kumparan Exiter.
e. Kerusakan AVR indikasinya tidak ada tegangan output DC sekitar 9,3 Volt,
mengukurnya dengan Voltmeter DC pada titik kabel brush atau kutub exiter ( X – Y ).
f. Bila tidak muncul tegangan pada output AVR, kesimpulannya AVR rusak.
g. Jalan keluarnya dengan mengganti modul AVR Generator, catat Merk, Type dan Seri
Nomornya, untuk memudahkan proses pengadaan.
h. Kalau tegangan AVRnya normal, kemungkinan kerusakan pada kumparan magnit yang
berputar sebagai dynamisator tetapi ini jarang terjadi, untuk memastikan kumparan
magnit dengan cara memberi tegangan DC 12 Volt dari Battery, bila didekatkan obeng
akan tertarik, berarti kumparannya baik. Atau bisa diukur dengan Ohm meter, putus atau
ada nilai resistansinya, sekitar 100-200 Ohm.
i. Bila diberi tegangan DC kumparan magnit tidak ada respon, kesimpulannya kumparan
putus dan harus di service untuk digulung ulang.

Bila genset running, tetapi beberapa saat mati lagi pemeriksaan sbb :

a. Lihat Display monitor, alarm apa yang muncul.


b. Bila alarm Overheating, artinya Engine terlalu panas, periksa air radiatornya.
c. Bila alarm overspeed, artinya RPM terlalu tinggi melebihi 1500, atur justmen RPMnya
atau geser baut pada tuas solenoid untuk menurunkan putaran Engine.
d. Bila alarm over voltage, atur Voltage jusmentnya untuk menurunkan tegangan.
e. Bisa juga kemungkinan lain, periksa AMF, kondisi Auto apa Manual ?
f. Pada saat posisi Auto, Genset akan tidak bisa hidup bila listrik PLN sedang ON.
Kalaupun Genset bisa Running sesaat, akan mati lagi, karena ada proteksi di AMF.
g. Matikan PLN di KWH meter dengan break MCBnya.
h. Beberapa menit kemudian Genset akan Running, bila genset mati lagi, periksa saluran
BBMnya kemungkinan ada udara masuk, pompa BBM sampai gelembung udaranya
habis, periksa saluran apakah ada bocor, perbaiki.
i. Cara lain bisa membuka filter BBM, dan buang kedalam ember minyaknya, supaya
minyak bisa mengalir dari tangki harian dengan lancar dan setelah itu pasang kembali
filternya.
j. Bila kondisi BBM normal, namun Genset juga mati lagi, periksa tegangan catuan
Selenoid, kalau tegangannya hilang maka Genset akan mati. Atau tegangannya ada tetapi
Selenoidnya tidak kerja/ tidak mendorong, berarti kumparannya putus.
k. Kesimpulannya Selenoid rusak dan harus diganti.
Bila genset running, tegangan output normal 220 / 380 Volt, tetapi tidak bisa
mensupply beban, pemeriksaan sbb :

a. Ukur Tegangan Input ATS pada MCCB sisi Genset, R - S, R –T, S – T, normalnya 380
V, dan ukur R – N, S – N, T – N, normalnya 220 V.
b. Periksa ATS, kondisi Auto apa Manual ?
c. Pada saat posisi Auto, ATS akan memilih ke PLN, walaupun Genset Running.
d. Matikan PLN di KWH meter dengan break MCBnya.
e. Beberapa menit kemudian ATS akan pindah ke posisi Genset.
f. Bila ATS tidak mau pindah posisi, periksa tegangan pada motor penggeraknya.
g. Kalau tidak ada tegangan di ATS, periksa MCB dipanel, kalau ada yg break agar di
normalkan keposisi On.
h. Kalau tidak berhasil, ATS di Manualkan, bisa dilakukan tekan tombol ON pada posisi
Genset atau pemindahan dengan tuas pendorong kesisi Genset, yg penting beban bisa
hidup.
i. Kesimpulan ada kerusakan pada ATS.

MAINTENANCE RECORDS

1. 100 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter
c. Pengecekan saluran pemipaan dan Instrument.

2. 500 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Cek V – Belt / Manual Tensioner
e. Adjust Valve Clearance
f. Bersihkan Filter Udara.

3. 1000 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter
d. Cek V – Belt tensioning System.
e. Bersihkan Crankcase Vent Tube.
4. 1500 Jam Operasi :
a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Cek V – Belt / Manual Tensioner
e. Adjust Valve Clearance
f. Bersihkan Filter Udara.

5. 2000 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Ganti Filter Udara.
e. Cek V – Belt tensioning System.
f. Bersihkan Crankcase Vent Tube.
g. Ganti Air Radiator / Cooling System Flushing
h. Adjust Valve Clearance
i. Cek Air intake System.
j. Cek Vibration Damper.

6. 2500 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Cek V – Belt / Manual Tensioner
e. Adjust Valve Clearance

7. 3000 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter
d. Cek V – Belt tensioning System.
e. Bersihkan Crankcase Vent Tube.

8. 3500 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Cek V – Belt / Manual Tensioner
e. Adjust Valve Clearance
9. 4000 Jam Operasi :
a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Ganti Filter Udara.
e. Cek V – Belt tensioning System.
f. Bersihkan Crankcase Vent Tube.
g. Ganti Air Radiator / Cooling System Flushing
h. Adjust Valve Clearance
i. Cek Air intake System.
j. Cek Vibration Damper.

10. 4500 Jam Operasi :


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Cek V – Belt / Manual Tensioner
e. Adjust Valve Clearance
f. Ganti Vibration Damper.

11. 5000 Jam Operasi General Over Houl:


a. Ganti Oli Mesin.
b. Ganti Filter Oli / Oil Filter.
c. Ganti Filter Solar / Fuel Filter.
d. Ganti Filter Udara.
e. Cek V – Belt tensioning System.
f. Bersihkan Crankcase Vent Tube.
g. Ganti Air Radiator / Cooling System Flushing
h. Ganti Injection Nozzle
i. Cek Air intake System
Penutup
Dengan adanya Standard Operating Prosedure ini diharapkan para tehnisi PT. Indonesia
Comnets Plus dapat melaksanakan tugas secara systimatis, dan bekerja dengan cekatan untuk
memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu kepada customer. Walaupun didalam pemaparan
SOP ini dirasa masih banyak kekurangannya, namun sebagai pegangan bagi para tehnisi sebelum
berangkat kemanapun setelah dilapangan akan sangat membantu untuk kelancaran tugasnya.
Orang bekerja bila kehilangan ide, tidak akan bisa bertindak dengan cepat dan benar, oleh
karenanya SOP ini akan sangat membantu dikala tehnisi dilapangan mengalami hal yang
dimaksud. Selamat bekerja semoga bekerja dengan selamat atas karunia Tuhan Yang Maha Esa.

“Ingat selalu berdoa sebelum memulai pekerjaan,


Ingat bahwa memberikan pelayanan terbaik, merupakan ibadah yang memberi manfaat,
Ingat bahwa kita hidup untuk bekerja, dari bekerja akan memperoleh nafkah”
Catatan :

AMF berfungsi sebagai pengendali Genset dan sekaligus pengendali ATS,

Sensing dari PLN untuk memonitor kondisi tegangan Phase RST, dan juga sebagai input power pada Modul Charger yg
mencatu Modul AMF dan Battery Starter Engine, melalui MCB terpisah dan Relay pengaman sebagai COS sumber catuan
dari Dynamo Charger.

Sensing dari Genset untuk memonitor kondisi Tegangan Phase, Putaran Engine, Temperatur, Frequency, dan kelainan
yang terjadi, untuk dimunculkan sebagai signal Alarm pada Display Monitor.

AMF memberikan komando kepada Engine sesuai perintah dari hasil prosesor terhadap sensing.

AMF memberika komando kepada ATS untuk pindah posisi sesuai hasil prosesor, apakah harus posisi PLN atau Genset.

Tombol EMERGENCY pada panel ini berguna untuk mematikan system bila terjadi keadaan darurat, misalnya Overheating,
kebakaran, overspeed, atau tanda-tanda bahaya lainnya, namun Genset tidak bisa Off secara automatis, tekan TOMBOL
EMERGENCY maka Engine akan Off, untuk menormalkan kembali putar tombolnya sesuai arah PANAHnya.

Anda mungkin juga menyukai