Anda di halaman 1dari 22

KOMUNIKASI DAN PRESENTASI ARSITEKTUR

NAMA DOSEN :

WATI MASRUL, S.T., M.T

NAMA MAHASISWA :

AJIRA MIAZAWA (2123201042)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


BAB 1
LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dalam skala besar sering merubah cara-cara kerja dan cara-cara
hidup manusia di berbagai sektor kehidupan. Revolusi awal industrialisasi melalui penemuan
mesin uap di Inggris pada abad ke-18 mendorong transisi dari masyarakat pertanian menuju
masyarakat industri.Revolusi tahap kedua dan ketiga dimulai pada abad ke-19 menyebabkan era
industrialisasi yang cepat menggunakan bahan bakar fosil dan listrik untuk produksi massal
(Indrawan dan Satwiko, 2021).Pergerakan orang semakin cepat dibelahan dunia melalui
teknologi berbahan bakar fosil.Pada revolusi industri keempat pada awal abad ke-20
mempengaruhi mobilitas manusia yang di gerakkan oleh teknologi informasi.Revolusi Industri
4.0 ditandai revolusi digital yang telah terjadi sejak pertengahan abad lalu merevolusi cara kerja,
cara hidup manusia di berbagai sektor kehidupan.

Perkembangan komunikasi sangat nyata terlihat sesuai dengan perkembangan teknologi. Pada
jaman dahulu, manusia hanya perlu menggunakan bahasa isyarat sebagai penyampaian pesan.
Kemudian dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ditemukanlah abjad yang
mewakili suatu isyarat sebagai lambang yang selanjutnya diolah menjadi kumpulan huruf atau
dikenal sebagai kata. Pada akhirnya manusia tidak lagi berbicara menggunakan isyarat tetapi
menggunakan kata-kata yang tersusun menjadi kalimat untuk berbicara. Yang dulunya bahasa
tersebut hanya digunakan sebagai komunikasi untuk penyampaian pesan atau berita, saat ini
berkembang bahwa bahasa dan komunikasi digunakan juga untuk bersosialisasi, negosiasi dan
juga propaganda.

Pada bidang arsitektur, perkembangan teknologi digital mempengaruh bagaimana arsitektur


direncanakan dan dirancang atau dikenal dengan arsitektur digital (Purwanto, 2021). Arsitektur
digital tidak hanya terkait dengan alat menggambar dan presentasi, alat perencanaan produksi
(Indrawan & Satwiko, 2021), komunikasi dengan klien (Wastunimpuna & Purwanto, 2021),
namun keterlibatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses perencanaan dan
perancangan arsitektur secara luas (Liu, 2001). Secara filosifis, arsitektur digital tidak hanya
terkait perubahan alat baru, namun juga dapat mempengaruhi memunculkan teori baru, zaman
baru bahkan revolusi baru (Liu, 2001; Purwanto, 2021).
Revolusi digital mempengaruhi proses perencanaan dan perancangan arsitektur dari
mulaipengembangan konsep, pengembangan desain, realisasi perencanaan dan pengawasan.
Ditinjau dari pengembangan konsep, perkembangan internet of thing (IoT) mempengaruhi
perubahan konsep: ruang kerja, kantor, tempat tinggal, belanja, hotel, sekolah dan ruang publik
lainnya (Ray, 2018). Perkembangan teknologi digital membuat bekerja, belajar, berbelanja dapat
dilakukan kapan saja dimana saja bahkan sambil berlibur atau sebaliknya.Berbagai konsep
bermunculan seperti: smart building, smart city (Young & Lieberknecht, 2019), smart
tourism(Akdu, 2020), smart environment, working from home, coworking space (Ray, 2018).
Coworking spacemisalnya memfasilitasi karyawan untuk dapat bekerja dengan karyawan lain
pada organisasi yang berbeda di satu tempat.

Teknologi digital memfasilitasi sumberdaya untuk dapat dikodifikasi, diklasifikasi,


dikonfigurasikan, dan dikomunikasikan (Ray, 2018). Ruang-ruang dapat dengan mudah
dimodifikasi dengan fasilitas insert, combine, upgrade dan install (Ray, 2018). Ruang-ruang
tempat tinggal dapat dirubah dengan cepat menjadi ruang kerja dengan menekan satu tombol
atau melalui fasilitas plug and play (Pisaric et al., 2017; Newton et al., 2018). Pengalaman ruang
maya dan konektivitas tempat ruang, waktu pada akhirnya dapat memengaruhi konsep spasial di
dunia fisik (Liu, 2001). Perkembangan teknologi digital seperti kecerdasan buatan akan banyak
banyak merevolusi cara kerja dan cara hidup di masa-masa akan datang. Hasil tersebut
memerlukan definisi ulang konsep arsitektur seperti: tempat hunian, tempat kerja, tempat belanja
tempat berlibur, dan banyak ruang publik.
BAB 2
PEMBAHASAN

Digital adalah perekaman atau penyimpanan informasi sebagai urutan bilangan 1 dan 0, untuk
menunjukan sinyal itu hidup atau mati. Jadi sederhananya digital sebagai proses pengubah data
menjadi symbol angka 1 dan 0 untuk sebuah set data yang diekpresikan melalui saklar algoritma
antara ada arus dan tidak ada arus. Arsitektur dalam kamus KBBI mengandung makna seni dan
ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya; metoda dan
gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Dalam Cambridge Dictionary; Architechture
diartikan the art and practice of designing and making building.

Jadi secara harafiah sebutan Asitektur Digital diartikan sebagai seni dan ilmu merancang
bangunan yang memanfaatkan teknologi informasi dimana seluruh perekaman, penyimpanan dan
proses data, dilakukan dengan merubah set data menjadi bilangan biner, angka 0 dan 1 dalam
komputer.

Arsitektur digital tidak hanya terkait perubahan alat baru, namun juga dapat mempengaruhi
memunculkan teori baru, zaman baru bahkan revolusi baru. Arsitektur digital merubah metode
desain, pola pikir, dan teori spasial, sehingga arsitektur digital akan lebih dari sekedar teori.
Arsitektur digital dapat membentuk zaman baru jika dianggap memiliki dampak tidak hanya
pada arsitektur, tetapi juga pada sistem nilai dan estetika baru.

Arsitektur digital dapat didefinisikan sebagai sebuah revolusi jika mengubah sejarah dan gaya
hidup manusia.Apabila arsitektur digital dapat bertahan beberapa tahun, dianggap sebagai alat
baru; jika lebih dari 10 tahun, dianggap sebagai teori baru; jika lebih dari 30 tahun, dianggap
sebagai zaman baru; jika lebih dari seratus tahun, dapat didefinisikan sebagai revolusi (Liu,
2001).

Pada awalnya Teknik digital mengadopsi metoda komunikasi morse dan telegram, dimana
data ditulis sebagai simbol/kode titik dan garis atau hidup dan matinya saklar morse pada
pengirim. Adalah Charles Babbage orang yang dianggap paling berjasa melahirkan cikal bakal
teknologi computer meskipun alat yang ia ciptakan masih jauh dari bayangan computer dewasa
ini. Pada tahun 1822 ia menciptakan mesin mekanik yang mampu menjalankan operasional
aritmatik yang akan menjadi dasar computer dewasa ini.
Peralatan pertama yang dianggap sebagai cikal bakal computer yang mampu melakukan
operasi bolean diciptakan oleh Adler di meja dapurnya.Mesin pertama kalkulator kompleks yang
bekerja menggunakan prinsip operasi bolean, dibuat dari relay mesin telephone oleh Addler
tahun 1939.

Perkembangan dari Teknologi software komputer ini terus berkembang dan setiap hari
muncul software baru. Jika kita amati, awal mula software disusun hanya untuk membuat
gambar 2D dan berkembang ke 3D, namun sekarang berkembang dengan kehadiran software
fisika bangunan, software meteorologi yang membantu memperhitungkan iklim di kawasan,
tapak maupun bangunan, software pemetaan kawasan dan kota, software perhitungan-
perhitungan struktur dan konstruksi, software pengolahan bentuk bangunan dengan pendekatan
parametrik dan masih banyak lagi. Luar biasanya kehadiran artificial Intelligent juga ikut
memperkaya dan mempermudah desain arsitektur, seperti pemanfaatan Virtual Reality dan
Augmented Reality.

Perkembangan yang pesat ini mendorong untuk ikut berperan serta membantu para arsitek dan
praktisi lainnya dalam memanfaatkan kekayaan teknologi digital ini sehingga mempermudah
proses desain dari awal hingga akhir pelaksanaan pembangunan. Tujuan penulisan ini,
memberikan wawasan yang komprehensif dalam memahami dan menggunakan aplikasi software
digital dalam proses perancangan arsitektur.

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan buku ini adalah menggunakan
pendekatan perancangan arsitektur pada umumnya, namun dikaitkan dengan software dan
mengaitkan dengan setiap kebutuhan dan kegunaan dalam proses desain arsitektur. Penggunaan
software diarahkan mulai dari pendekatan tapak, desain bangunan, desain struktur dan konstruksi
serta integrasi seluruh rangkaian dengan kelengkapan software yang ada. {pengalaman
menggunakan software menjadi poin penting dalam penyusunan penulisan ini yang mampu
memberikan gambaran lengkap tahap demi tahap penggunaan software yang ada.

A) Peran Teknologi Digital Dalam Bidang Arsitektur


Teknologi digital akan terus berkembang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam
masyarakat. Secara umum peran teknologi digital yang dimulai pada sekitar tahun 1980-an,
dimana perangkat lunak dalam bidang rancang-bangun yang dikenal saat itu adalah AutoCAD,
yaitu merupakan alat bantu untuk membuat gambar-gambar teknik secara umum termasuk
gambar arsitektur. Program ini pada versi awal masih menggunakan input koordinat dalam
membuat suatu garis sehingga memerlukan waktu yang lebih lambat dibanding menggambar
dengan tangan secara manual.

Dalam perkembangan selanjutnya setelah digunakannya mouse, maka penggunaan AutoCAD


dalam menggambar meningkat lebih cepat dan lebih kompleks. Pada era tahun 2000-an
berkembang program komputer rendering 3D Studio dalam berbagai versi, selain itu juga
berkembang berbagai program aplikasi untuk rendering yang juga dapat digunakan untuk
animasi. Meski demikian pada masa itu penggunaan teknologi digital dirasakan tak lebih dari
sekadar alat bantu yang berhubungan dengan dunia perancangan arsitektur. Jika pada awalnya
teknologi digital dalam dunia perancangan arsitektur hanya bertindak sebagai tools yang
membantu desainer menghasilkan produk gambar dengan lebih cepat dan akurat, maka pada saat
ini teknologi digital telah bertindak atau mempunyai peran:

1. Sebagai agent, yang ikut serta dalam proses desain arsitektur dimana arsitek dan mahasiswa
arsitektur dapat bereksplorasi dalam menemukan inovasi baru dalam desain. Pada tahap ini
arsitek dan desainer dapat bereksplorasi dengan komputer pada proses desain dalam berbagai
aspek, seperti aspek bentuk, spasial, structural, material dan berbagai aspek lainnya. Dengan
demikian bentuk – bentuk geometri yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dapat
diselesaikan dengan bantuan teknologi digital yang dalam hal ini komputasi sebagai proses
desain arsitektur.

2. Sebagai proses simulasi, dimana pengaruh lingkungan pada bangunan atau sebaliknya dapat
dilakukan dengan bantuan komputer. Komputer menjadi instrumen untuk melakukan eksplorasi
dan inovasi terhadap desain.

3. Sebagai proses analisa dan evaluasi kinerja desain, artinya computer dapat melakukan
komputasi yang tidak hanya digunakan dalam mengeksplorasi bentuk-bentuk geometri yang
kompleks sebagai simulasi untuk mendapatkan inovasi bentuk, akan tetapi saat ini komputasi
dalam proses perancangan juga dapat digunakan sebagai instrument analisis. Salah satu
contohnya yaitu software dari Autodesk yaitu Ecotect yang berfungsi untuk melakukan simulasi
terhadap kinerja bangunan. Salah satu kegunaan software ini yaitu dapat melakukan simulasi
pengaruh dari lingkungan atau lahan perancangan bangunan seperti pencahayaan, pembayangan,
penghawaan yang akan berpengaruh terhadap keadaan thermal di dalam bangunan nantinya.
Dengan demikian mereka dapat menghasilkan suatu desain yang lebih optimal yang tentu saja
sangat menguntungkan arsitek atau desainer. Teknologi digital sangat membantu arsitek,
desainer, atau mahasiswa dalam proses perancangan arsitektur, sehingga sekarang ini bidang
perancangan arsitektur tidak bisa lagi dipisahkan dari teknologi digital.

4. Sebagai alat komunikasi dan presentasi arsitektur, dalam hal ini teknologi digital juga
mempengaruhi perubahan komunikasi dan presentasi dalam arsitektur.

Kemungkinan perubahan komunikasi dan representasi dalam arsitektur dengan bantuan


teknologi komputasi didasarkan pada kemampuan computer yaitu :

• Flexibility – kemampuan untuk mengubah tingkat abstraksi yang diperlukan tanpa harus
merekonstruksi representasi dari awal.

• Interlinking – kemampuan untuk menghubungkan informasi yang diwakili dengan cara yang
berbeda sehingga ketika salah satu representasi yang dimodifikasi, yang lain juga akan
termodifikasi.

• Information Management – kemampuan untuk mengatur dan mengakses sumber informasi


yang kompleks.

• Visualization – kemampuan untuk menghasilkan gambar - gambar yang realistis sekalipun


tidak ada artefak dan lingkungan.

• Intelligence – kemampuan untuk menanamkan aturan desain, kendala, dan tujuan dalam
representasi itu sendiri, menjadikannya sebagai mitra aktif dari dalam proses desain.

• Connectivity – kemampuan untuk membagi informasi secara cepat diantara peserta dalam
proses desain.
Bila dilihat dari sifatnya, komunikasi dapat dibedakan antara lain:

1. KOMUNIKASI VERBAL

Pada komunikasi verbal ini, kata-kata menjadi unsur yang penting. Di dalamnya terdapat dua
jenis komunikasi yaitu komunikasi lisan atau oral dan komunikasi tulisan atau written.

2. KOMUNIKASI NIRVERBAL

Sementara komunikasi non-verbal atau nir-verbal, hal yang dominan adalah bahasa isyarat atau
bahasa tubuh (body communication – body language) serta bahasa gambar. Seluruh pesan yang
ingin disampaikan, disajikan dengan bahasa isyarat dan bahasa gambar.

3. KOMUNIKASI TATAP MUKA


Komunikasi jenis ini dikenal juga dengan istilah face to face communication. Biasanya
komunikasi ini berlaku pada dialog pribadi yang hanya terdiri dari seorang komunikator dan
seorang komunikan.

4. KOMUNIKASI BERMEDIA

Disebut juga sebagai mediated communication. Di dalam komunikasi bermedia, komunikator


menggunakan media atau alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikan.
Media yang digunakan pada saat ini beraneka ragam jenisnya sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan seorang komunikator untuk mencapai tujuannya berkomunikasi.

Dari keempat tujuan tersebut, secara terpisah, komunikasi juga mempunyai empat fungsi yang
saling berkaitan. Keempat fungsi tersebut adalah:

a. untuk menginformasikan, contohnya dalam media massa, televisi, internet dan lainnya yang
berhubungan dengan publisistik dan jurnalistik
b. untuk mendidik, contohnya dalam dunia pendidikan, dalam proses belajar dan mengajar.

c. untuk menghibur, yaitu contohnya dalam dunia hiburan, infotainment, panggung hiburan,
konser dan lainnya

d. untuk mempengaruhi contohnya dalam hal propaganda, orasi saat demonstrasi, khutbat oleh
kyai ataupun ustadt, negosiasi untuk memenangkan tender dan lainnya.

B. Komunikasi Arsitektur

Setelah diuraikan secara umum apa dan bagaimana proses komunikasi berlangsung, maka
pada bagian ini akan dipaparkan komunikasi secara khusus yaitu komunikasi yang berlangsung
dalam bidang arsitektur. Komunikasi ini disebut sebagai komunikasi arsitektur. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ilmu komunikasi meliputi berbagai ilmu pengetahuan, dan
salah satunya adalah bidang arsitektur. Mengapa diperlukan komunikasi arsitektur? Mungkin hal
ini yang harus pertama kali dijelaskan sebelum selanjutnya akan menjadi lebih rumit.

Dalam bidang arsitektur, tenaga ahli yang akan terjun di lapangan pekerjaan adalah tenaga
profesional arsitek. Seorang arsitek adalah orang yang mempunyai profesionalisasi sebagai
perencana dan perancang baik bangunan tunggal, kompleks maupun permukiman dan Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, perencanaan dan perancangan merupakan proses yang
bertahap dalam mengeluarkan ide dan gagasan dari seorang arsitek. Dalam proses inilah seorang
arsitek perlu mengkomunikasikan gagasan dan ide dengan menuangkannya dalam bentuk
gambar. Proses komunikasi inilah yang dikenal sebagai berpikir dengan gambar. Kemudian
bahasa gambar tersebut harus diungkapkan dengan kata-kata baik lisan maupun tulisan untuk
mencapai satu kesepahaman antara si tenaga ahli profesional dalam hal ini arsitek dengan
seorang kliennya. Sehingga segala keinginan dan kebutuhan sang klien dapat terpenuhi dan
gagasan serta ide arsitek juga dapat diterima setelah keduanya mencapai kata sepakat dalam
bernegosiasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa manusia sebagai mahluk sosial akan selalu
berhubungan / berinteraksi antara individu satu dengan yang lainnya. Salah satu interaksi
sosialnya adalah dengan berkomunikasi. Komunikasi merupakan bahasa dalam berinteraksi. Bila
dalam komunikasi sehari-hari, manusia menggunakan bahasa verbal maupun isyarat baik bahasa
tubuh dan juga gesture. dalam komunikasi arsitektur, bahasa yang digunakan sebagai alat
berinteraksi adalah hasil karya sang arsitek, baik berupa sketsa gambar, gambar ide, gambar
arsitektur, maket, maupun bangunan yang sudah jadi. Dalam hal ini bangunan sebagai suatu hasil
karya manusia dapat dikatakan juga merupakan bentuk komunikasi seperti halnya bahasa.

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai apa dan bagaimana itu proses komunikasi arsitektur,
sebagai bagian dari keseluruhan proses perencanaan dan perancangan arsitektur.

C. Proses Komunikasi Arsitektur

Pada hakekatnya proses komunikasi arsitektur adalah suatu tahap dan keadaan dimana seorang
arsitek sebagai tenaga profesional berusaha untuk mengungkapkan ide, gagasan maupun
pemikiran-pemikiran handalnya kepada orang lain, khususnya orang awam yang berlaku sebagai
pemberi tugas atau owner.

Pada tahap ini, arsitek diharapkan dapat menuangkan idenya baik dalam gambar, secara lisan
maupun tulisan atau narasi. Dari ketiga jenis proses komunikasi tersebut pemberi tugas dapat
menerima semua gagasan dari sang arsitek secara gamblang tanpa ada keragu-raguan atas
gagasan arsitek. Dalam proses ini, arsitek juga diharapkan harus dapat mengutarakan gagasan
dan pemikirannya untuk orang lain, bukan untuk kepentingan ataupun atas dasar egonya.
Berbagai istilah arsitektur kadang kala digunakan oleh seorang arsitek untuk mengutarakan
idenya, dan hal ini kadang tidak dimengerti oleh orang awam, dan inilah yang menimbulkan
tidak lancarnya komunikasi antara dua belah pihak. Dalam hal ini kedua pihak tersebut adalah
arsitek sang penerima tugas, dan owner sebagai pemberi tugas.

Komunikasi arsitektur tidak hanya harus dimengerti oleh seorang arsitek tetapi sebaiknya
dipahami oleh para calon arsitek, sehingga jenis komunikasi ini tidak lagi menjadi sesuatu yang
baru atau asing setelah mereka terjun dalam bidang arsitektur secara nyata.

Diharapkan para calon arsitek sebagai tenaga ahli profesional dapat mengutarakan semua ide,
gagasan dan pemikirannya dalam gambar, secara lisan maupun dengan tulisan atau narasi. Selain
itu akan dipaparkan juga, bagaimana strategipresentasi yang baik, karena selama ini banyak
orang yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara lisan, kadang terlalu berbelit-belit
dan akhirnya tidak menuju ke inti persoalannya.
Komunikasi dalam arsitektur mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Menjelaskan agar hasil rancangan dimengerti

2. Memberi arahan dalam tahapan pelaksanaan bangunan

3. Memperkenalkan karya agar diketahui masyarakat

4. Mengatur agar bangunan berfungsi seperti yang diharapkan

5. Mengajak berinteraksi dengan kemajuan kebudayaan / peradaban

C. Jenis Aplikasi Digital Dalam Komunikasi Arsitektur

a. Karakteristik dari responden:

Berdasarkan survei dengan menggunakan google form yang disebarkan secara


terbuka, jumlah total responden pengguna teknologi digital yang menanggapi kuisioner
sebanyak 22 orang, dengan rincian: 17 responden berasal dari kalangan mahasiswa
dengan prosentase sebanyak 77 %, 3 responden berasal dari kalangan praktisi arsitektur
dengan prosentase sebanyak 14 %, 1 responden berstatus sebagai pegawai swasta sebesar
4 %, 1 responden adalah pekerja sebesar 5 %, dan pemilik biro konsultan arsitektur
belum

ada yang merespon dari angket survei tersebut, sehingga prosentase yang tampil sebesar 0
% (lihat tabel 1).
Tabel 1. Tipe Responden
RESPONDEN JUMLAH %
Mahasiswa 17 77
Praktisi 3 14
Pekerja 1 5
Pegawai Swasta 1 4
Pemilik Biro 0 0
Sumber: Hasil survei kuisioner peneliti 2021

Hasil survei banyak direspon oleh mahasiswa dibandingkan praktisi/pekerja/


pegawai swasta. Pengenalan akan teknologi digital sebaiknya dimulai sejak awal masa
pendidikan arsitektur. Selama masa pendidikan membuka kesempatan kepada mahasiswa
untuk belajar lebih dini berkenalan dan mendalami pengetahuan teknologi digital.

b.Perangkat Keras (hardware) yang digunakan:


Pada poin penggunaan perangkat keras (hardware) perihal yang ingin
diteliti adalah jenis perangkat keras apa yang banyak atau umum dimiliki oleh para
pengguna teknologi digital (lihat tabel 2).

Tabel 2. Alat yang digunakan

HARDWARE JUMLAH %
Laptop 20 91
Personal Computer 2 9
Sumber: Hasil survei kuisioner peneliti 2021

Mayoritas perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah laptop, sisa


jawaban dari kuisioner memakai Personal Computer (PC), dengan perbandingan antara
91 % dan 9 %. Mengingat jumlah respondennya adalah mahasiswa, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa akrab menggunakan laptop sebagai sarana
untuk mengenal serta menguasai teknologi digital. Laptop menjadi faktor pilihan bagi
mahasiswa arsitektur dalam menyelesaikan pendidikan arsitekturnya. Spesifikasi dari
laptop sangat bervariasi,

Kemampuan dan kapasitas tiap-tiap merk juga berbeda-beda. Pilihan perangkat


keras seperti laptop tentunya akan berdampak serta mempengaruhi kemampuan
mahasiswa dalam menguasai teknologi digital. Semakin tinggi semester yang ditempuh
oleh si mahasiswa, maka semakin banyak pula kebutuhan kapasitas memori untuk
menyimpan data yang ada. Begitu pula dengan semakin banyak aplikasi yang harus
ditambahkan untuk meningkatkan kualitas desainnya. Sedangkan, untuk para pekerja
lebih memilih menggunakan Personal Computer, karena kapasitas dan kemampuan PC
lebih unggul dibandingkan dengan laptop serta dapat di upgrade dengan mudah berbeda
dengan laptop yang sudah paten.

b. Perangkat Lunak (software)/program aplikasi yang digunakan untuk


Mendesain:
Pada poin perangkat lunak (software) peneliti ingin menggali sampai
seberapa jauh aplikasi- aplikasi software apa saja yang sering digunakan dalam
mendesain arsitektur secara digital (lihat tabel 3).

Tabel 3. Aplikasi untuk Desain


Nama App JUMLAH %
AutoCAD 9 41
Sketchup 11 50
Revit 1 4
Rhinoceros/Grasshopper 1 5
Lain-lain 0 0
Sumber: Hasil survei kuisioner peneliti 2021

Hasil survei mengindikasikan bahwa program aplikasi Sketchup lebih banyak digunakan
dengan jumlah pengguna sebesar 11 orang dengan prosentase 50 %. Software lain yang
populer di kalangan responden masih menggunakan AutoCAD, terdapat 9 orang memakai
program AutoCAD dengan prosentase sebanyak 41 %. Sisanya ada responden yang
menggunakan Revit dan Rhinocheros/Grasshopper masing-masing 1 orang dengan
prosentase sebanyak 4 % dan 5 %. Berdasarkan hasil survei kuisioner mayoritas
mahasiswa menggunakan aplikasi gratis dan aplikasi untuk edukasi. Penggunaan software
Revit masih jarang digunakan oleh mahasiswa untuk mendesain. Mengingat kapasistas dan
spesifikasi yang digunakan oleh program Revit membutuhkan RAM yang besar dan hasil
desain lebih unggul, meskipun sudah ada yang diperuntukkan untuk dunia pendidikan serta
dapat diakses secara gratis. Program-program software Revit, Rhinoceros, dan
Grasshopper belum akrab di kalangan mahasiswa. Mahasiswa cenderung lebih senang
menggunakan teknologi digital yang sederhana dan praktis. Wawasan tentang berbagai
macam software yang dapat digunakan dalam mendesain masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, mahasiswa perlu diperkenalkan dengan berbagai macam perangkat lunak untuk
mendesain, mengingat desain adalah inti dari pendidikan arsitektur.

c. Perangkat Lunak (software)/program aplikasi yang digunakan untuk Rendering:


Software rendering menjadi poin pengamatan dari penelitian ini. Rendering
sangat erat berhubungan dengan tampilan sebuah desain. Presentasi menjadi salah satu
faktor penentu dalam keberhasilan sebuah desain. Rendering yang semakin mendekati
material aslinya, akan semakin menonjolkan desain yang dirancang (lihat tabel 4).

Tabel 4. Aplikasi untuk Rendering

Nama App JUMLAH %


3DMax 1 4
Autodesk Revit 1 5
Lumion 3D 10 45
Vray 7 32
Lain-lain (Enscape) 3 14
Sumber: Hasil survei kuisioner peneliti 2021

Hasil survei yang direspon menyatakan bahwa aplikasi rendering yang digunakan
oleh mayoritas responding memakai software Lumion 3D dengan jumlah pemilih
sebanyak 10 orang prosentasenya sebesar 45 %. Lumion 3D banyak diminati karena
kualitas rendering yang dihasilkan sangat bagus dan kompatibel dengan program-
program lain seperti google SketchUp, AutoCAD, Revit, Rhinoceros, 3DMax, dan lain-
lain [22]. Aplikasi rendering Lumion 3D berdiri sendiri, tidak seperti Sketchup, 3DMax,
maupun AutoCAD.
No Jenis Kelebihan Kekurangan Contoh
. Aplikasi
1. AutoCad  Dokumentasi  Harga yang
Penggunaan. mahal.
 Penggambaran  Kebutuhan
cepat dan efisien. Hardware yang
 Fleksibilitas dan tinggi.
Kepraktisan.
 Ketepatan Gambar/
Akurasi Presisi
 Lingkup kerja luas
tak terbatas.
 Kompatibilitas
Pemkaian.
2. Sketchup  Antarmuka yang  Karena
menarik dan kesederhanaan
sederhana sketchup,
 Mudah digunakan, pemodelan
bahkan untuk lanjut bisa
pemula menjadi sulit,
 Banyak macam meskipun
open source serta plugin bisa
plugin yang digunakan
mendukung kinerja  Gangguan
sketchup terjadi ketika
 Ada fungsi untuk ada banyak
bisa mengimpor tambalan dan
ekstensi file seperti tambalan
3ds, dwg, pdf, jpg (terjadi ketika
dan lain lain. model
 Aplikasi ringan canggih,
dijalankan pada seperti model
komputer standar manusia,
diimpor dari
3ds Max ke
Sketchup).
 Gambar tidak
memuaskan

3. Revit  Desain yang lebih  Kebutuhan


efisien perangkat
 Berbasis Building computer
Information dengan
Modelling spesifikasi
 Revit Parametric yang cukup
Engine tinggi
 Interopabilitas  Harga program
 Beberapa pilihan instalasi yang
ekspor cukup mahal.
 Ketergantunga
n pada plugin
untuk ekspor
ke program
bantu analisis
struktural
4. Rhinocero  Alat yang lebih  Pembelajaran
s/ beragam membutuhkan
Grasshopp  Banyak aplikasi waktu yang
er professional lama (kurva)
 Tingkat presisi dan  Kisaran yang
detail yang lebih lebih kecil
tinggi diperpustakaan
 Efektivitas biaya materi
 Kompatibilitas  Kesulitan
dengan beragam melakukan
pilihan perangkat perubahan
lunak model
 Mahal untuk
yang lebih
segar
5. 3ds max  Kemampuan yang  Memerlukan
luas. computer yang
 Kemampuan kuat
animasi.  Belajar
 Intregrasi dengan memerlukan
perangkat lunak waktu
lain  Harga yang
tinggi

6. Lumion  Mudah digunakan  Biaya yang


3d  Real time mahal
rendering  System
 Beragam fitur persyaratan
 Kualitas gambar yang tinggi
 Keterbatasan
yang tinggi editing
 Integrasi dengan  Keterbatasan
software CAD dalam
memodifikasi
material dan
tekstur
7. Vray  Serbaguna  Vray
 Kuat memerlukan
 Tepat spesifikasi

 Efisien sistem yang

 Realistis tinggi
 Proses
rendering
dapat
memakan
waktu yang
lama.
 Vray memiliki
cukup banyak
parameter dan
opsi yang
dapat
membingungk
an bagi
pengguna
pemula.
mengoptimalk
an penggunaan
software ini
 Problem
kompatibilitas
 Membutuhkan
plug in
tambahan
8. Enscape  Real-time  Tidak cocok
Rendering, untuk
 User-Friendly visualisasi
Interface, yang kompleks
 Fitur yang  Terbatasnya
Lengkap, settingan

 Kecepatan material

rendering  Keterbatasan

 Keakuratan warna kamera kontrol


BAB 3
KESIMPULAN

Perkembangan teknologi digital membuat sumberdaya mudah dikodifikasi, ditransfer,


dikomunikasikan, sehingga banyak mempengaruhi dalam proses perencanaan dan perancangan
arsitektur. Arsitektur digital tidak hanya terkait dengan alat untuk visualisasi, komunikasi,
perencanaan produksi, tetapi juga termasuk dalam pengembangan konsep desain akibat
perubahan teknologi.Perkembangan teknologi digital seperti: artificial intelligence (AI),
advanced robotic, internet of things (IoT), 3D printing, dan augmented reality/virtual reality
(AR/VR)mendorong kehidupan yang lebih dinamis (dynamic living) yang tidak terbatas ruang
dan waktu. Hal ini memerlukan definisi ulang terhadap konsep desain akibat perubahan
teknologi.Pengembangan konsep desain dengan pendekatan smart architecture perlu didukung
kearifan (wise architecture) agar dalam pengembangan arsitektur mencapai tujuan yang lebih
bermakna yaitu mencapai keseimbangan.

Pada pengembangan teknologi digital, memang akan menimbulkan dampak yang besar dalam
perancangan arsitektur. Cepat atau lambat penyesuaian atau perubahan metode perancangan
arsitektur akan terjadi secara revolusioner. Perubahan yang pertama terjadi saat menggambar
manual menjadi menggambar dengan CAD belum menimbulkan perubahan metode perancangan
arsitektur secara signifikan. Munculnya BIM, penggunaan Robot, Kecerdasan artifisial (AI),
penggunaan 3D printer untuk membangun bangunan, merupakan pertanda untuk sefera akan
muncul perubahan besar tersebut
REFERENSI
https://journal.unika.ac.id/index.php/joda/article/download/3681/pdf
https://indodesigncenter.com/kelebihan-dan-kekurangan-sketchup/
https://www.localstartupfest.id/faq/perbedaan-vray-dan-enscape/
https://segalamacam.com/generasi-lumion-kelebihan-dan-kekurangan/
https://segalamacam.com/sejarah-kelebihan-dan-kekurangan-3ds-max/
https://www.novatr.com/blog-web/rhino3d-vs-sketchup
https://www.linkedin.com/pulse/advantages-disadvantages-revit-dr-benjamin-coorey
https://indodesigncenter.com/kelebihan-dan-kekurangan-sketchup/

Anda mungkin juga menyukai