Buku Panduam Amri
Buku Panduam Amri
Pelaksanaan Pengkaderan
Angkatan Muda Rifa’iyah (AMRI)
Salam silaturrahim, Puji syukur ke hadirat Allah SWT, sholawat dan salam
senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Angkatan Muda Rifa’iyah memiliki peran yang sangat strategis sebagai generasi
Rifa’iyah juga sebagai generasi bangsa dalam berkhidmat kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
AMRI perlu meningkatkan kapasitasnya agar gerakannya tetap eksis terus
menerus tidak mudah hanyut dalam perkembangan zaman. Sehingga AMRI harus
menjadi organisasi pemuda yang selalu dapat menjawab tantangan setiap
zamannya. Dengan gerakan yang dapat diterima zamannya, akan memudahkan
dalam menyampaikan pesan tujuan organisasi yang hendak disyiarkan. Untuk itu,
AMRI perlu memiliki konsep pengkaderan yang sejalan dengan perkembangan
zaman, namun tetap dapat mempertahankan ideologi Rifa’iyah sebagai tujuan
syiar organisasi.
Dengan konsep pengkaderan yang sesuai, diharapkan AMRI mampu
meningkatkan kapasitasnya. Dan mampu menyiapkan generasi pemuda yang
memahami tujuan gerakannya. Serta memiliki kemampuan teknis yang
dibutuhkan dalam perannya. Dengan kemampuan memahami ideologi dan
kemampuan teknis yang dimiliki, ditambah loyalitas dan komitmen terhadap nilai
gerakannya, generasi AMRI akan selalu dapat memberikan kontribusi sebagai
bentuk eksistensi dalam mensyiarkan Islam Ahlussunnah wal jama’ah dan
berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Kami menyampaikan terima kasih kepada jajaran pengurus Rifa’iyah, Pimpinan
Wilayah, Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting AMRI serta para tokoh
masyarakat dan stake holder lainnya dalam sumbangsihnya memberikan
masukan untuk penyusunan kurikulum pengkaderan AMRI. Semoga menjadi amal
baik kita semua dan mendapat Ridho dari Allah SWT.
2. Pengkaderan Informal
Pengkaderan Informal merupakan bentuk dari penguatan skill
kader pasca melalui tahapan pengkaderan formal. Pengkaderan
informal menekankan pada skill dan pengembangan potensi kader.
Jenis pengkaderan ini dapat dijadikan sebagai follow up setelah
kader AMRI mengikuti pengkaderan formal. Bentuk pengkaderan
informal seperti contoh di bawah ini:
a. Pelatihan Jurnalistik
b. Pelatihan Kewirausahaan
c. Pelatihan Analisis Sosial dan Advokasi
d. Pelatihan Dakwah
e. Pelatihan Ilmu Falaq
f. Pelatihan Bahasa
g. Pelatihan Lifeskill khusus
Dan kegiatan atau pelatihan lain yang dapat meningkatkan
kapasitas kader AMRI
3. Pengkaderan Nonformal
Berbeda dengan pengkaderan formal dan informal, jenis
pengkaderan nonformal tidak selalu berbentuk forum resmi. Tetapi
jenis pengkaderan ini tetap berorientasi pada peningkatan
kapasitas kader terhadap pemahaman berorganisasi dan ideologi
Rifa’iyah. Selain sebagai peningkatan kapasitas kader, jenis
pengkaderan ini merupakan proses pengawalan kader. Sehingga
kader-kader AMRI dapat terakomodir dan semakin tinggi
kesadaran dan tanggung jawabnya sebagai kader. Pengkaderan
nonformal menekankan pada hubungan emosional kader terhadap
organisasi AMRI.
Contoh bentuk pengkaderan nonformal antara lain:
a. Mengikutsertakan kader dalam kegiatan, baik sebagai panitia
atau bukan
b. Mengajak diskusi
c. Memberikan tugas organisasi
d. Mendelegasikan kader untuk mengikuti kegiatan baik internal
atau eksternal AMRI
e. Mengenalkan kader kepada senior AMRI
Dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya yang dapat mengikat
kader secara emosional.
3. Ke AMRI an
a. Pokok bahasan:
1) Pengertian AMRI
2) Tingkatan kepengurusan AMRI
b. Tujuan:
1) Calon kader AMRI mengerti dan mengenal AMRI
2) Calon kader AMRI mengetahui keberadaan setiap tingkat
kepengurusan AMRI
c. Metode:
Ceramah
4. Kepemudaan
a. Pokok bahasan:
1) Macam-macam organisasi pemuda di desa
2) Kegiatan-kegiatan pemuda dan AMRI di desa
b. Tujuan:
1) Mengetahui keberadaan organisasi-organisasi pemuda yang
ada di desanya beserta kegiatan-kegiatannya
2) Memiliki semangat untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kepemudaan di desanya
c. Metode:
Ceramah, Diskusi, Demonstrasi
B. Latihan Kader Dasar (LKD)
Merupakan proses pengkaderan tingkat dasar sebagai rekruitmen
awal calon-calon kader yang kemudian dibaiat menjadi kader-kader
baru AMRI. LKD diprioritaskan untuk anggota AMRI yang sudah
berusia 17 tahun atau lebih, baik yang pernah mengikuti MOK atau
yang belum pernah mengikuti MOK.
LKD bertujuan membentuk kader berkualitas MU’TAKID, yakni
anggota yang memiliki loyalitas atau kesetiaan terhadap organisasi
AMRI.
Materi pokok yang diberikan dalam tahap pengkaderan LKD,
antara lain:
1. Bina Suasana
a. Pokok Bahasan:
- Tujuan LKD, Unsur-unsur pelaksana LKD, Perkenalan
identitas peserta, panitia dan fasilitator/ Pelatih (seperti:
nama, alamat, hobi, sekolah/pekerjaan, dll.), Pembuatan
tata tertib/ Kontrak Belajar (rule home).
b. Tujuan:
1) Tercapainya suasana interaktif yang hangat dan terbuka
antara sesama peserta, panitia dan fasilitator/pelatih
2) Peserta memahami arah dan tujuan kegiatan LKD yang
sedang diikuti
c. Metode:
Permainan
b. Tujuan:
1) Peserta lebih mengenal dirinya, lingkungan dan organisasi
2) Agar peserta memiliki motivasi berorganisasi
c. Metode:
1) Angket (diberikan dan diisi saat registrasi peserta)
2) Brainstorming (dilakukan disela-sela materi)
d. Proses Kegiatan
1) Untuk pre test yang sifatnya angket diisi oleh peserta saat
melakukan registrasi peserta. Selanjutnya seluruh formulir
yang terkumpul dilakukan penilaian. Penilaian dari hasil
angket ini menjadi gambaran awal tentang kondisi peserta
baik pengalaman, keilmuan maupun motivasi mengikuti
LKD.
2) Disamping pre test yang sifatnya angket, fasilitator dapat
memberikan pre test dengan cara brainstorming dengan
peserta secara langsung.
3) Selanjutnya fasilitator mengajak brainstorming dan atau
identifikasi dengan peserta secara acak dengan
menanyakan beberapa hal misalnya, tentang seputar
organisasi pemuda, seputar tentang Rifa'iyah, serta
menanyakan peserta apa motivasi mendasar yang
mendorong untuk mengikuti LKD, sampai pada harapan
peserta terhadap LKD tersebut.
4) Hasil brainstorming tersebut diidentifikasi sedemikian rupa
oleh fasilitator, selanjutnya diulas dengan singkat diakhiri
dengan penutup.
4. Ke AMRI an
a. Pokok Bahasan:
1) Latar belakang sejarah kelahiran AMRI
2) Perjalanan AMRI dari masa ke masa
3) Sejarah AMRI lokal (daerah)
4) AD/ART (sifat, fungsi, azas, aqidah, tujuan organisasi,
stuktur organisasi (PP, PW, PD, PC, PR), lambang
organisasi)
5) Citra diri AMRI sebagai Pemuda
6) Hubungan AMRI dengan Rifa’iyah beserta banom-
banomnya maupun dengan organisasi kepemudaan atau
ormas lain.
b. Tujuan:
1) Memahami latar belakang kelahiran dan perjalanan AMRI
dari masa ke masa
2) Memahami AD/ART AMRI
3) Memahami peran AMRI di masyarakat sebagai bagian dari
pemuda/organisasi pemuda dan bagian dari Rifa’iyah
c. Metode:
Ceramah, Dialog
d. Proses kegiatan:
1) Fasilitator membuka acara, kemudian menjelaskan secara
singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan
pokok bahasan.
2) Fasilitator memperkenalkan nara sumber, selanjutnya
fasilitator mengadakan brainstorming seputar materi yang
akan dibahas.
3) Fasilitator mempersilahkan kepada nara sumber untuk
memaparkan materi, dilanjutkan dengan dialog.
4) Fasilitator mengulas secara garis besar pokok hasil dialog,
selanjutnya fasilitator mengakhiri forum dengan penutup.
5. Ke Rifa’iyah an
a. Pokok Bahasan:
1) Sejarah kelahiran Rifa’iyah dan perkembangannya
2) Sejarah perjuangan dan biografi K.H. Ahmad Rifa’i
3) Kitab-kitab karangan K.H. Ahmad Rifa’i
4) Bentuk dan sistem organisasi Rifa’iyah (tujuan, struktur
organisasi, dan perangkat organisasi)
5) Konsep rukun Islam satu
6) Karakteristik ajaran Islam yang disampaikan KH Ahmad
Rifa’i
b. Tujuan:
1) Memahami sejarah Rifa’iyah dan tokoh centralnya, K.H.
Ahmad Rifa’i
2) Memahami sistem organisasi Rifa’iyah
3) Memahami konsep rukun Islam satu dan karakteristik
ajaran-ajaran Rifa’iyah
c. Metode:
Ceramah, dialog
d. Proses kegiatan:
1) Fasilitator membuka acara kemudian menjelaskan secara
singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan
pokok bahasan
2) Fasilitator memperkenalkan narasumber, selanjutnya
fasilitator mengadakan brainstorming seputar materi yang
akan dibahas.
3) Fasilitator mempersilahkan kepada narasumber untuk
memaparkan materi dilanjutkan dengan dialog
4) Fasilitator mengulas garis besar pokok hasil dialog,
kemudian menutup acara.
7. Keorganisasian
a. Pokok bahasan:
1) Pengertian organisasi
2) Organisasi dalam tinjauan Islam
3) Fungsi organisasi
4) Jenis-jenis organisasi
5) Unsur-unsur organisasi
b. Tujuan:
1) Memahami pengertian dan dasar-dasar organisasi
2) Memahami fungsi, jenis dan unsur organisasi
c. Metode:
Ceramah, dialog
d. Proses kegiatan:
1) Fasilitator membagi peserta dalam 4 kelompok
2) Dua kelompok pertama bermain tanpa penjelasan
3) Fasilitator menggambar kerangka gambar pada kertas
plano
4) Masing-masing peserta menambahkan 3 coretan pada
gambar tersebut.
5) Dua kelompok kedua bermain berdasarkan kesepakatan
kelompok
6) Fasilitator mempersilahkan untuk menggambar sesuai
dengan kesepakatan kelompok.
7) Kerangka gambar digambar di kertas plano sesuai
kesepakatan kelompok
8) Masing-masing peserta menambahkan 3 coretan pada
gambar tersebut.
9) Fasilitator mengeksplorasikan permainan tersebut berkaitan
dengan keorganisasian yang berkaitan dengan kerjasama,
komunikasi, trust, kompak, adaptif.
10) Fasilitator memperkenalkan nara sumber sekaligus
mempersilahkan menyampaikan materi yang berkaitan
dengan materi keorganisasian dan dilanjutkan dengan
tanya jawab.
11) Fasilitator menutup acara.
8. Leadership
a. Pokok bahasan:
1) Pengertian leadership
2) Macam-macam leadership
3) Teori munculnya pemimpin di masyarakat
b. Tujuan:
1) Memahami pengertian leadership beserta macam-
macamnya
2) Memahami teori munculnya pemimpin di masyarakat
c. Metode:
Ceramah, dialog, game
d. Proses kegiatan:
1) Fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok
2) Masing-masing kelompok memerankan salah satu karakter
kepemimpinan.
3) Otoriter : Fasilitator memerintahkan kepada ketua
kelompok untuk menginstruksikan kepada seluruh anggota
untuk menyusun sedotan es menjadi sebuah piramid.
4) Bebas : Fasilitator mempersilahkan ketua kelompok untuk
memamfaatkan media yang ada
5) Demokratis : Fasilitator mempersilahkan kepada ketua
kelompok untuk mendiskusikan membuat piramid yang
baik.
6) (aspek yang diukur pemimpin, yang dipimpin dan proses
kepemimpinan).
9. Evaluasi
a. Pokok Bahasan:
1) Pendalaman seluruh materi
2) Komponen yang terlibat dalam proses pelatihan (Peserta,
Pelatih, Panitia)
b. Tujuan:
1) Mengukur atau menilai tingkat daya serap, perkembangan
peserta dan keberhasilan latihan yang diadakan
2) Mengetahui faktor penunjang dan penghambat dalam
penyelenggaraan latihan.
c. Metode:
Diskusi, Angket
d. Proses Kegiatan:
1) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Selanjutnya
masing-masing kelompok tersebut dipandu fasilitator.
2) Kemudian masing-masing fasilitator dalam kelompok,
melakukan review (penajaman) materi dari seluruh materi
yang pernah diberikan selama pelatihan dengan cara
melakukan tanya jawab ekploratif, baik fasilitator maupun
peserta dapat saling melengkapi untuk penajaman materi.
3) Setelah semua selesai, peserta masuk ruangan selanjutnya
peserta melakukan evaluasi berkait dengan aspek-aspek
pelatihan, misalnya Materi latihan, performance fasilitator,
sarana pelatihan, penyelenggaraan pelatihan dll. Hal ini bila
dilakukan dengan angket maka peserta cukup mengisi
dengan angket kemudian hasil tersebut diidentifikasi dan
disimpulkan oleh fasilitator dan panitia. Bisa juga dilakukan
ekplorasi secara langsung dengan melakukan identifikasi
dan feedback yang dipimpin oleh fasilitator dan semua
panitia serta peserta terlibat di dalam forum.
4) Kemudian diakhiri dengan penutupan.
11. Pembaiatan
Pembaiatan adalah acara pengambilan ikrar peserta LKD untuk
bergabung dan bersetia dalam organisasi AMRI. Pembaiatan
dilakukan setelah seluruh rangkaian acara dalam kegiatan LKD
usai dilaksanakan.
a. Tujuan
Meneguhkan, menegaskan dan mengesahkan peserta LKD
sebagai KADER dalam organisasi Angkatan Muda Rifa’iyah.
Dengan dibaiat, seorang kader diharapkan akan lebih merasa
memiliki keterikatan formal-spiritual yang kuat dengan AMRI.
b. Pembaiat
Pembaiat adalah Ketua Umum Pimpinan AMRI atau yang
mewakili.
c. Perlengkapan Pembaitan
Perlengkapan wajib dalam Pembaiatan adalah:
- Bendera Nasional (Merah Putih)
- Bendera AMRI dua buah
- Lilin atau penerang non-elektrik
d. Seremoni Pembaiatan
1. Setting Ruang: suasana hening dan khidmat dengan hanya
diterangi cahaya lilin. Kecuali yang mempunyai tugas di
luar, seluruh unsur pelaksana LKD menempatkan diri
dengan tertib dan rapi di dalam ruangan. Seluruh peserta di
kondisikan oleh petugas di luar ruangan.
2. Peserta dipanggil satu per satu, menurut urutan abjad,
kemudian berdiri berjajar dalam formasi dua shaf.
3. Sepasang bendera Nasional dan bendera AMRI diletakkan
di setiap ujung barisan peserta dengan posisi bendera
Indonesia di belakang, bendera AMRI di depan.
4. Masing-masing tiang bendera dipegang oleh panitia,
peserta memegang ujung kain bendera.
5. Penanggung jawab penyelenggara (Ketua Umum Pimpinan
AMRI) menyampaikan sambutan singkat yang bersifat
untuk menambah suasana khidmat.
6. Pembaiat menanyakan kepada peserta apakah siap untuk
dibaiat atau tidak. Bagi yang tidak siap, dipersilahkan untuk
meninggalkan acara. Pertanyaan tersebut diulang
sebanyak tiga kali.
7. Pembaiat meminta seluruh peserta mengikuti ikrar yang
dibacakan oleh Pembaiat kemudian membaca Naskah
Bai’at (terlampir)
8. Pembaiat menyampaikan kata penutup secara singkat.
Lampu dinyalakan.
9. Peserta masih tetap berada pada posisi.
10. Petugas memanggil peserta satu per satu, untuk menerima
stofmap berisi sertifikat LKD.
11. Seluruh unsur penyelenggara berdiri berjajar di samping
Pembaiat menyalami Kader BARU AMRI.
Catatan :
b. Tujuan:
1) Mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar peserta
tentang AMRI, Rifa’iyah serta organisasi pemuda yang lain.
2) Mengetahui keinginan dan harapan peserta dalam
mengikuti pelatihan ini
c. Metode:
Angket, Brainstorming
d. Proses kegiatan:
1) Fasilitator membagikan 3 kertas warna (merah, kuning,
hijau) yang telah terisi dengan beberapa pertanyaan
kepada setiap peserta.
2) Fasilitator memberikan waktu selama 15 menit untuk
menyelesaikan jawaban dimasing-masing kertas.
3) Setelah semua selesai, fasilitator meminta kepada peserta
untuk mengumpulkan semua jawaban kedepan sesuai
dengan warna kartu.
4) Fasilitator mengidentifikasi kertas-kertas tersebut sesuai
dengan kategorinya masing-masing.
5) Setelah teridentifikasi berdasarkan kategorinya, fasilitator
memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menanggapi.
6) Fasilitator menyimpulkan hasil dari kegiatan tersebut
setelah itu menutup acara.
3. Analisa Diri
a. Pokok bahasan:
Mengenal diri, atau akan keinginan diri, sadar akan kekurangan
dan kelebihan diri dan orang lain serta sadar akan perlunya
keterbukaan.
b. Tujuan :
Agar peserta dapat lebih rendah hati, setiap orang menghargai
kekurangan dan kelebihan masing-masing, yang akhirnya
menciptakan suasana terbuka diantara semua peserta.
c. Metode :
Role play, Brainstorming
d. Proses Kegiatan:
1) Fasilitator menjelaskan sekilas tentang esensi materi
analisa diri.
2) Selanjutnya fasilitator membuka dengan cerita atau contoh
kasus seorang yang mau mengenal diri sendiri dan tidak
mengenal diri sendiri. Orang yang mampu mengenal diri
sendiri terbuka untuk melihat kelemahan dan kekuatan diri
sendiri maupun orang lain.
3) Hal ini terkait dengan keinginan kita dalam berproses di
suatu organisasi. Oleh karena itu selanjutnya fasilitator
menanyakan kepada peserta apakah kita perlu mengenal
diri kita sendiri.
4) Selanjutnya fasilitator mengajak peserta untuk melakukan
analisa diri dengan menggunakan “spiral pertumbuhan”.
5) Dalam penjelasan spiral pertumbuhan ini fasilitator
menjelaskan tahap demi tahap dengan disertai beberapa
contoh kasus.
6) (proses kegiatan bisa menggunakan yang lain, selama tidak
muerubah tujuan yang dicapai)
4. Ke AMRI an
a. Pokok Bahasan :
1) Tinjauan sosiologis dan strategis kelahiran AMRI
2) Peristiwa-peristiwa dan keputusan penting AMRI
3) Kebijakan-kebijakan strategis AMRI kedepan
4) Posisi dan peran AMRI dalam konteks kepemudaan dan
konteks kemasyarakatan.
b. Tujuan :
1) Mengetahui kelahiran AMRI secara sosiologis dan strategis
2) Mengetahui perjalanan AMRI dengan keputusan
pentingnnya.
3) Memahami kebijakan strategis AMRI ke depan
c. Metode :
Ceramah, Dialog, Brainstorming
d. Proses Kegiatan:
1) Fasilitator membuka acara, kemudian menjelaskan secara
singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan
pokok bahasan.
2) Fasilitator memperkenalkan nara sumber, selanjutnya
fasilitator mengadakan warming up (pemanasan) dengan
cara memberikan pertanyaan seputar materi sesuai dengan
pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta terhadap materi yang bersangkutan,
sehingga nara sumber dapat mempertajam pemaparan
materi sesuai dengan kadar pengetahuan peserta.
3) Fasilitator mempersilahkan kepada nara sumber untuk
memaparkan materi, dilanjutkan dengan dialog.
4) Fasilitator mengulas secara garis besar pokok hasil dialog,
selanjutnya diakhiri dengan penutup.
5. Ke Rifa’iyah an
a. Pokok bahasan :
1) Tinjauan Sosiologis dan Strategis kelahiran Rifa’iyah
2) Konsep Rukun Islam satu
3) Konsep Alim Adil dan penyikapannya dalam kehidupan
sekarang
4) Analisa Rifa’iyah dalam perkembangan/dinamika
perjuangan
b. Tujuan :
1) Mengerti dan memahami maksud serta pentingnya
kelahiran Organisasi Rifa’iyah
2) Mengerti dan memahami konsep rukun Islam satu
3) Mengerti dan memahami konsep Alim Adil serta
bagaimana menerapkannya dan menyikapinya dalam
kehidupan sekarang
c. Metode :
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Brainstorming
3) Diskusi
d. Proses kegiatan :
1) Fasilitator membuka acara kemudian memberikan
penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi,
selanjutnya fasilitator mengadakan brainstorming sekitar
pokok bahasan materi.
2) Fasilitator membacakan biodata nara sumber, selanjutnya
mempersilahkan narasumber menyampaikan materi di
lanjutkan dengan dialog.
3) Fasilitator mengarahkan menuju kesimpulan, kemudian
menutup materi, dan mempersilahkan nara sumber
meningalkan ruangan.
4) Selanjutnya membagi peserta dalam beberapa kelompok
diskusi, kemudian peserta dipersilahkan untuk
mendiskusikan beberapa pokok masalah yang diberikan
oleh fasilitator.
5) Hasil diskusi dipresentasikan di depan forum dipandu
fasilitator.
6) Kemudian fasilitator mengulas garis besar hasil diskusi
yang diakhiri dengan penutup.
6. ASWAJA
a. Pokok bahasan :
1) Latar belakang sosio-politik dan sosio-kultural lahirnya Ahlu
al-Sunnah Wa al-Jama’ah.
2) Latar belakang sosio-politik dan sosio-kultural lahirnya
madzhab.
3) Pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
4) Pengertian Taqlid, Ittiba', Ijtihad dan istinbath dalam
Rifa’iyah.
5) Memahami karakteristik 4 madzhab pada masalah fiqih
6) Memahami tentang madzhab Syafi’i, madzhab yang
banyak dijadikan rujukan dalam kitab-kitab K.H. Ahmad
Rifa’i
7) Pandangan aswaja terhadap jihad
b. Tujuan :
1) Memahami pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
2) Memahami tentang taqlid, ittiba’, ijtihad dan istinbath
dalam Rifa’iyah serta aplikasinya dalam kehidupan
c. Metode :
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Brainstorming
3) Diskusi
d. Proses kegiatan :
1) Fasilitator membuka acara kemudian memberikan
penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi,
selanjutnya pelatih mengadakan brainstorming sekitar
pokok bahasan materi.
2) Fasilitator membacakan biodata nara sumber, selanjutnya
mempersilahkan narasumber menyampaikan materi di
lanjutkan dengan dialog.
3) Fasilitator mengarahkan menuju kesimpulan, kemudian
mempersilahkan nara sumber meningalkan ruangan.
4) Selanjutnya membagi peserta dalam beberapan kelompok
diskusi, kemudian peserta dipersilahkan untuk
mendiskusikan beberapa pokok masalah yang diberikan
oleh fasilitator.
5) Hasil diskusi dipresentasikan di depan forum dipandu
fasilitator.
6) Kemudian fasilitator mengulas garis besar hasil diskusi
yang diakhiri dengan penutup
8. Manajemen Konflik
a. Pokok bahasan:
1) Pengertian manajemen konflik
2) Macam/model- model konflik
3) Tahap-tahap penyelesaian konflik
b. Tujuan :
Mengerti dan memahami pengertian konflik, manajemen
konflik dan bagaimana menyelesaikannya.
c. Metode :
1) Brainstorming
2) Study kasus
3) Ceramah
d. Proses Kegiatan :
1) Fasilitator membuka acara dan membagi peserta dalam
beberapa kelompok
2) Fasilitator membagikan beberapa kasus pada masing-
masing kelompok untuk diselesaikan.
3) Fasilitator memberikan waktu selama 15 menit kepada
masing-masing kelompok untuk menyelesaikan kasus yang
diberikan.
4) Setelah semua selesai, fasilitator memberikan kesempatan
selama 10 menit pada masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
5) Fasilitator menjelaskan hasil dari diskusi kedalam materi
pokok bahasan.
6) Fasilitator memandu dialog hingga selesai, kemudian
fasilitator menutup sessi.
9. Manajemen Organisasi
a. Pokok bahasan :
1) Pengertian, fungsi dan manfaat manajemen
2) Manajemen organisasi non profit
3) Manajemen kepanitiaan
b. Tujuan :
1) Mengerti dan memahami fungsi, manfaat dan bentuk-
bentuk manajemen
2) Mengetahui bagaimana memilih dan menerapkan
manajemen yang tepat
c. Metode :
1) Brainstorming
2) Diskusi
3) Ceramah dan dialog
d. Proses kegiatan :
1) Fasilitator membuka acara, kemudian menjelaskan secara
singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan
pokok bahasan.
2) Fasilitator memperkenalkan nara sumber, selanjutnya
fasilitator mengadakan warming up (pemanasan) dengan
cara memberikan pertanyaan seputar materi sesuai dengan
pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta terhadap materi yang bersangkutan,
sehingga nara sumber dapat mempertajam pemaparan
materi sesuai dengan kadar pengetahuan peserta.
3) Fasilitator mempersilahkan kepada nara sumber untuk
memaparkan materi, dilanjutkan dengan dialog.
4) Fasilitator mengulas secara garis besar pokok hasil dialog,
selanjutnya diakhiri dengan penutup.
10. Kepemimpinan
a. Pokok bahasan :
1) Macam-macam leadership
2) Teori munculnya pemimpin di masyarakat
3) Pola kepemimpinan efektif
4) Tipologi kepemimpinan
b. Tujuan :
1) Peserta memahami karakteristik sosok dan citra diri
seorang pemimpin
2) Peserta memahami bagaimana peran dan tanggung jawab
seorang pemimpin
c. Metode :
1) Permainan
2) Penugasan
3) Diskusi
d. Proses Kegiatan :
1) Fasilitator membuka acara kemudian membagi peserta
dalam 4 kelompok
2) Masing masing kelompok memerankan seorang pemimpin
yang otoriter, demokratis, liberal, laizezfaire
3) Setelah semua selesai, fasilitator melontarkan beberapa
pertanyaan mengenai pokok bahasan materi yang
berhubungan dengan tugas yang telah diperankan
4) Fasilitator memaparkan hasil dari tanya jawab, permainan
peran dan materi pokok bahasan.
5) Fasilitator menutup acara
12. Kerjasama
a. Pokok bahasan :
1) Pengertian dan tujuan kerjasama
2) Bentuk-bentuk kerjasama
3) Etika kerjasama
b. Tujuan :
1) Memahami pengertian dan tujuan kerjasama
2) Memahami bentuk-bentuk kerjasama serta etika kerjasama
c. Metode :
1) Permainan
2) Dinamika kelompok
3) Brainstorming
4) Diskusi
5) Simulasi
d. Proses kegiatan :
1) Fasilitator membuka acara kemudian menerangkan prosesi
permainan
2) Fasilitator membagi kelompok
3) Setiap kelompok mendapat kertas double folio sebanyak
jumlah peserta dalam kelompok itu.
4) Dalam waktu 15 menit bahan yang telah diberikan harus
dibentuk sesuai dengan keinginan kelompok
5) Ketentuannya: produk itu harus setinggi mungkin dan tidak
boleh mempergunakan peralatan lain selain yang diberikan.
6) Ketentuan berikutnya: selama bekerja tidak ada yang boleh
bicara tapi dapat berkomunikasi dengan gerak-gerik atau
bahasa isyarat, mimik dan bunyi-bunyian.
7) Amati cara kerja kelompok
8) Fasilitator mempersilahkan memulai kerja selama 15 menit
9) Setelah 15 menit selesai, semua harus berhenti dan
masing-masing kelompok meletakkan hasil karyanya
ditengah ruangan.
10) Setiap peserta diberi kesempatan untuk memberikan reaksi
atas produk-produk itu, mengungkapkan perasaan dan
pendapat secara bergantian
11) Kemudian fasilitator meminta seluruh peserta membentuk
lingkaran besar dengan mengadakan evaluasi
12) Fasilitator menyimpulkan hasil permainan itu dalam pokok
bahasan materi
13) Fasilitator menutup acara.
16. Evaluasi
a. Pokok bahasan
1) Review dan evaluasi akhir penyelenggaraan latihan
2) Kritik dan otokritik antar unsur pelaksana LKM dengan
peserta sepanjang acara pelaksanaan LKM
3) Mendaftar kekurangan dan kelebihan dari acara LKM yang
telah diselenggarakan serta merumuskan langkah-langkah
perbaikan bagi acara serupa di masa yang akan datang
b. Tujuan
1) Mampu mengorganisir dan mengungkapkan kembali
pengalaman latihan peserta sejak awal sampai akhir
pelatihan, sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan
selama latihan berlangsung.
2) Mampu memberikan umpan balik dan kritikan terhadap
proses pelaksanaan latihan ini serta saran-saran mereka
untuk perbaikan pelaksanaan latihan di masa yang akan
datang
c. Metode
1) Angket
2) Kuesioner
d. Proses kegiatan
1) Fasilitator membuka acara, kemudian memberikan
penjelasan singkat tentang evaluasi pelatihan dan
tujuannya.
2) Pelatih membagi peserta ke dalam beberapa kelompok
diskusi, kemudian masing-masing kelompok merumuskan
beberapa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
sessi yang berkaitan dengan prosesi pelatihan, misalnya
infrastruktur pelatihan, materi, pelatih, metoda, nara
sumber, peserta, suasana, sistem kelekatan dll.
3) Hasil diskusi di tuangkan dalam kertas plano kemudian
dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.
4) Fasilitator memandu untuk mengidentifikasi masing-masing
permasalahan, sehingga menjadi entry point bagi peserta
di dalam menyelenggarakan pelatihan berikutnya.
5) Selanjutnya fasilitator menyimpulkan secara garis besar
hasil diskusi.
6) Diakhiri dengan penutupan acara.
Tentang:
PEDOMAN ORGANISASI
ANGKATAN MUDA RIFAIYAH
Bismillahirrahmanirrahim,
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Pemalang
Pada tanggal : 11 Mei 2014
Bismillahirrahmanirrahim
PENDAHULUAN
BAB I
PIMPINAN PUSAT
Pasal 1
Daerah Kerja
Pasal 2
Susunan Pengurus
Pasal 3
Tugas, Hak dan Kewajiban
Pasal 4
Ketua Umum
Pasal 5
Ketua-Ketua
Pasal 6
Sekretaris Jenderal
Pasal 7
Sekretaris-Sekretaris
Pasal 9
Bendahara-Bendahara
BAB III
TATA KERJA BIRO DAN BADAN
Pasal 10
Biro dan badan
Pasal 11
Tata Kerja Biro-Biro
Pasal 12
Tata Kerja Badan-Badan
Pasal 13
Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam BAB I s.d. BAB III, akan diatur dalam
peraturan PP AMRI.
BAB IV
PIMPINAN WILAYAH
Pasal 14
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
Pasal 15
Susunan Pengurus
BAB V
TATA KERJA PENGURUS HARIAN PW AMRI
Pasal 17
Ketua Umum
Pasal 18
Ketua-Ketua
Pasal 19
Sekretaris Umum
Pasal 20
Sekretaris-Sekretaris
Pasal 21
Bendahara Umum
Pasal 22
Bendahara-Bendahara
BAB VI
TATA KERJA BIDANG DAN BADAN
Pasal 23
Bidang –Bidang dan Badan-Badan
Pasal 24
Tata Kerja Bidang
Pasal 25
Tata kerja Badan
Pasal 26
Lain-lain
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam BAB IV s.d. BAB VI, akan diatur
dalam peraturan PW AMRI.
BAB VII
PIMPINAN DAERAH
Pasal 27
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
Pasal 28
Susunan Pengurus
Pasal 29
Tugas, Hak dan Kewajiban
BAB VIII
TATA KERJA PENGURUS HARIAN PD AMRI
Pasal 30
Ketua Umum
Pasal 31
Ketua-Ketua
Pasal 32
Sekretaris Umum
Pasal 33
Sekretaris-Sekretaris
Pasal 34
Bendahara Umum
1. Status dan kedudukan
a. Pengurus harian PD AMRI
b. Pemegang kebijkan umum keuangan PD AMRI.
2. Hak dan wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan umum tentang anggaran
pendapatan dan belanja organisasi dalam 1 periode bersama ketua
umum.
b. Barsama-sama dengan sekretaris umum dan ketua umum
mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
c. Membantu ketua dalam memberhentikan, mengangkat dan
mengganti personalia pimpinan daerah
d. Meminta pertanggungjawaban keuangan dari panitia pelaksana
kegiatan yang dibentuk PD AMRI dan atau bendahara-bendahara
lainnya.
e. Menandatangani laporan keuangan yang berkenaan dengan biaya
pemasukan dan pengeluaran bersama ketua umum.
3. Tugas, kewajiban dan tanggung jawab
a. Mengusahakan sumber keuangan organisasi yang halal yang tidak
mengikat dengan persetujuan ketua umum.
b. Merumuskan anggaran pendapatan dan belanja organisasi yang
telah dan atau hendak dilaksanakan bersama ketua umum.
c. Mengatur sirkulasi keuangan organisasi dengan sepengetahuan
ketua umum.
d. Melaporkan neraca keuangan organisasi dihadapan rapat pleno PD
AMRI.
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum.
Pasal 35
Bendahara-Bendahara
BAB IX
TATA KERJA BIDANG DAN BADAN
Pasal 36
Tata kerja Bidang
Pasal 37
Lain-lain
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam BAB VIII s.d. BAB IX, akan diatur
dalam peraturan PD AMRI.
BAB X
PIMPINAN CABANG
Pasal 38
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
Pasal 39
Susunan Pengurus
Pasal 40
Tugas, Hak dan Kewajiban
BAB XI
TATA KERJA PENGURUS HARIAN PC AMRI
Pasal 41
Ketua
Pasal 42
Wakil Ketua
Pasal 44
Wakil Sekretaris
Pasal 45
Bendahara
Pasal 46
Wakil Bendahara
BAB XII
TATA KERJA DEPARTEMEN DAN BADAN
Pasal 47
Tata kerja Departemen dan Badan
Pasal 48
Lain-lain
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam BAB X s.d. BAB XII, akan diatur
dalam peraturan PC AMRI.
BAB XIII
PIMPINAN RANTING
Pasal 49
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
Pasal 50
Susunan Pengurus
Pasal 51
Tugas, Hak dan Kewajiban
BAB XIV
TATA KERJA PENGURUS HARIAN PR AMRI
Pasal 52
Ketua
Pasal 53
Wakil Ketua
Pasal 54
Sekretaris
Pasal 55
Bendahara
1. Status dan kedudukan
a. Pengurus harian PR AMRI
b. Pemegang kebijkan umum keuangan PR AMRI.
2. Hak dan wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan umum tentang anggaran
pendapatan dan belanja organisasi tahunan dalam 1 periode
bersama ketua.
b. Barsama-sama dengan sekretaris dan ketua mengevaluasi program
yang telah dilaksanakan.
c. Membantu ketua dalam memberhentikan, mengangkat dan
mengganti personalia pimpinan ranting
d. Meminta pertanggungjawaban keuangan dari panitia pelaksana
yang dibentuk PR AMRI
e. Menandatangani laporan keuangan yang berkenaan dengan biaya
pemasukan dan pengeluaran bersama ketua.
3. Tugas, kewajiban dan tanggung jawab
a. Mengusahakan sumber keuangan organisasi yang halal yang tidak
mengikat dengan persetujuan ketua.
b. Merumuskan anggaran pendapatan dan belanja organisasi yang
telah dan atau hendak dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun
bersama ketua.
c. Mengatur sirkulasi keuangan organisasi dengan sepengetahuan
ketua.
d. Melaporkan neraca keuangan organisasi dihadapan rapat pleno PR
AMRI.
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua.
BAB XV
TATA KERJA SEKSI
Pasal 56
Tata Kerja Seksi
Pasal 57
Lain-lain
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam BAB XIII s.d. BAB XV, akan diatur
dalam peraturan PR AMRI melalui Musyawarah Ranting.
KEPUTUSAN MUKERNAS III
ANGKATAN MUDA RIFA’IYAH
Nomor: 02/Mukernas III/AMRI/5/2014
Tentang:
PERATURAN ORGANISASI
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI
ANGKATAN MUDA RIFA’IYAH
Bismillahirrahmanirrahim,
MEMUTUSKAN
PENDAHULUAN
BAB I
SURAT-SURAT
Pasal 1
Bentuk Surat
1. Surat resmi organisasi ditulis dalam bentuk block style, yaitu surat
yang ketikannya dari kata pembukaan hingga nama penandatangan
surat berada di tepi yang sama
2. Untuk jenis surat tertentu (seperti surat keputusan, surat tugas, dan
surat sejenis lainnya) tidak diharuskan sesuai ayat 1
Pasal 2
Kertas Surat
1. Kertas surat yang dipakai dalam surat menyurat AMRI berukuran folio
/ F4
2. Jenis kertas HVS dengan berat antara 70 sampai dengan 80 gram.
Pasal 3
Kepala Surat
a. Kolom a terdiri dari 2 bagian, yaitu jenis surat dan nomor surat.
Penulisannya, jenis surat diikuti tanda titik (.) diteruskan nomor
urut surat keluar pada buku agenda.
1) Kode Indeks Jenis Surat :
Huruf A untuk surat yang ditujukan ke dalam AMRI (PP, PW,
PD, PC, PR, dan/atau anggota.
Huruf B untuk surat yang ditujukan ke Rifa’iyah, Lembaga
atau Badan Otonom Rifa’iyah lainnya.
Huruf C untuk surat yang ditujukan ke luar organisasi;
Instansi Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan,
Organisasi Kepemudaan, dan lain-lain.
2) Nomor urut surat keluar ditulis dengan angka sebanyak paling
sedikit 3 (tiga) digit.
b. Kolom b untuk penulisan kode jenis surat, dengan ketentuan :
1) Kode surat ditulis dengan huruf kapital.
2) Kode indeks surat :
BA Berita Acara
SE Surat Edaran
SI Surat pemberian izin
SK Surat Keputusan
SK.01 Surat Keterangan
SK.02 Surat Kuasa / Mandat
SL Surat Laporan
SPB Surat Pemberian
Bantuan
SP Surat Peringatan
SP.01 Surat Pemberitahuan
SP.02 Surat Permohonan
SP.03 Surat Panggilan
SP.04 Surat Pernyataan
SP.05 Surat Pengumuman
SP.06 Surat Penunjukan
SP.07 Surat Pemberhentian
SP.08 Surat Pengangkatan
SP.09 Surat Peraturan
SR Surat Rekomendasi
ST Surat Tugas / Perintah
UND Surat Undangan
UTK Surat Ucapan Terima
Kasih
c. Kolom c berisi tentang tingkat kepengurusan, dengan ketentuan :
1) Ditulis dengan singkatan tingkat kepengurusan diikuti tanda
negatif (-), dilanjutkan tulisan AMRI diikuti tanda titik (.)
kemudian dilanjutkan nomor kode tingkat kepengurusan.
2) Singkatan tingkat kepengurusan :
PP kepengurusan Pimpinan Pusat
PW kepengurusan Pimpinan
Wilayah
PD kepengurusan Pimpinan
Daerah
PC kepengurusan Pimpinan
Cabang
PR kepengurusan Pimpinan
Ranting
3) Kode indeks tingkat kepengurusan wilayah :
01 PW Propinsi DKI Jakarta
02 PW Propinsi Jawa Barat
03 PW Propinsi Jawa Tengah
04 PW Propinsi DI Yogyakarta
05 PW Propinsi Jawa Timur
4) Kode indeks tingkat kepengurusan daerah:
0101 PD Jakarta Pusat
0102 PD Jakarta Utara
0103 PD Jakarta Timur
0104 PD Jakarta Selatan
0105 PD Jakarta Barat
0106 PD Tangerang
Pasal 6
Alamat Surat
Pasal 7
Kalimat Pembuka, pengantar dan Penutup Surat
Pasal 8
Isi Surat
Pasal 9
Pengirim dan Tanda Tangan
Pasal 10
Arsip Surat
Pasal 11
Sampul Surat
1. Warna kertas putih dan berat jenis kertas antara 70 s.d. 80 gram.
2. Ukuran sampul surat disesuaikan dengan keperluan.
3. Kepala surat pada sampul surat, disamakan dengan ketentuan pada
pasal 2.
4. Penulisan alamat dan/atau organisasi/lembaga/badan/orang ya
hendak dituju, ditulis sebelah kanan bawah dengan lengkap dan jelas.
BAB II
STEMPEL
Pasal 12
Bentuk dan Tinta Stempel
BAB III
BUKU ADMINISTRASI
Pasal 13
Buku Daftar Inventaris
Pasal 14
Buku Notulen
1. Notulen adalah buku catatan resmi tentang pembicaraan, kesepakatan
atau keputusan yang diambil dalam pertemuan,rapat-rapat atau
diskusi-diskusi.
2. Notulen merupakan juga bahan pertimbangan, peringatan dan evaluasi
setiap menyelenggarakan pertemuan, rapat dan diskusi pada tahap-
tahap beriutnya.
3. Buku notulen, memuat antara lain :
a. Nama pertemuan;
b. Hari, tanggal;
c. Jam;
d. Tempat ;
e. Jumlah undangan;
f. Peserta yang hadir;
g. Kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembicaraan;
h. Keputusan-keputusan yang diambil.
i. Nama dan jabatan yang memimpin;
j. Nama dan jabatan yang membuat notulen;
Pasal 15
Buku Daftar Hadir
Pasal 16
Buku Daftar Anggota
Pasal 17
Buku Daftar Kegiatan
Pasal 18
Buku Ekspedisi
Pasal 19
Buku Agenda
Pasal 20
Buku kas
BAB IV
PAPAN NAMA
Pasal 21
Papan Nama
Pasal 22
Ukuran dan Warna Papan Nama
BAB V
KARTU TANDA ANGGOTA
Pasal 23
Ukuran dan warna KTA
1. Kartu tanda anggota AMRI memiliki ukuran panjang 8,5 cm dan lebar
5,5 cm
2. Kertas KTA berwarna hijau dengan kop warna putih dan dipisahkan
dengan garis kuning di tengahnya
3. KTA dilengkapi dengan lambang AMRI dan Rifa’iyah
Pasal 24
Sistematika Tulisan KTA
BAB VI
SEBUTAN WARGA
Pasal 25
Sebutan Anggota
Sebutan resmi bagi warga AMRI adalah rekan, sebutan ini berlaku dalam
surat menyurat dan dalam sidang-sidang atau rapat-rapat maupun
panggilan sehari-hari
BAB VII
JAS
Pasal 26
Model dan Warna Jas
Pasal 27
Atribut Jas
BAB VIII
PECI
Pasal 28
Warna dan Model Peci
Pasal 29
Ukuran dan Warna Bendera
Bismillahirrahmanirrahim
Asyhadu an laa ilaha ila Allahu wa asy hadu anna Muhammadan
Rosulullah. Rodhitubillahirobba, wa bil islamidina,
wa bimuhammadin nabiya wa rosulla, wa bilqur’ani imamaa
Astaghfirullahal adhim 3x
Hasbunallahu wani’mal wakil ni’mal maula wa ni’ma nashiir
La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyil adhiim
NASKAH PEMBAIATAN KADER
Bismillahirrahmanirrahim
Asyhadu an laa ilaha ila Allahu wa asy hadu anna Muhammadan
Rosulullah. Rodhitubillahirobba, wa bil islamidina,
wa bimuhammadin nabiya wa rosulla, wa bilqur’ani imamaa
Astaghfirullahal adhim 3x
Hasbunallahu wani’mal wakil ni’mal maula wa ni’ma nashiir
La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyil adhiim
MARS AMRI
Reff: (2x)
Bangkit berjuang dengan keteguhan iman
Berpadu dengan keselarasan
Tingkatkan syi'ar agama
Masyarakatkan kitab tarjamah
Dengan AMRI kita maju bersama
Meraih cita-cita mulia