Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik Semester
Ganjil
Disusun Oleh :
TRANSFORMATOR 3 FASA
I. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa mampu memahami cara kerja trasformator 3 fasa.
b. Mahasiwa mampu merangkai rangkaian trasformator 3 fasa.
c. Mahasiswa mampu mengatasi masalah-masalah pada trasformator 3 fasa
1
III. Dasar Teori
2
meningkatkan Edan E(bagaimanapun tegangan line E, Edan Etidak dibuat-buat).
Pada sisi primer, Enantinya akan berkurang menjadi nol sedangkan Edan Eakan
naik mendekati full primary line voltage. Kesulitan dari pergeseran netral dapat
dihilangkan dengan menghubungkan primer netral (diperlihatkan dalam garis
putus-putus pada gambar) balik ke generator sehingga primer coil A tersebut
dapat mengambil daya yang dibutuhkannya dari line dan netral tersebut. Ini
seharusnya dicatat bahwa jika suatu beban phasa tunggal dihubungkan antara line
A dan B, akan ada kesamaan tapi lebih sedikit dari menyebutkan pergeseran netral
yang mana mengakibatkan overvoltage pada satu atau lebih transformator.
Keuntungan lain dari menstabilkan primer netral dengan
menghubungkannya Ke netral dari generator adalah akan mengurangi
penyimpangan pada tegangan phasa sekunder. Ini menjelaskan sebagai berikut,
untuk mengirimkan gelombang sinus tegangan dibutuhkan suatu gelombang sinus
flux dalam inti, akan tetapi dikarenakan karakteristik dari besi, suatu gelombang
sinus flux membutuhkan sepertiga komponen harmonic dalam arus penguat.
Seperti frekuensi dari komponen ini adalah tiga kali dari frekuensi sirkuit, pada
saat tertentu, itu cenderung untuk mengalirkan arus ke arah manapun dari titik
netral pada ketiga transformator. Jika primer netral diisolasi, the triple frequency
current tidak bisa mengalir. Karenanya flux dalam inti tidak bias menjadi
gelombang sinus sehingga tegangan menyimpang. Tetapi jika primer netral
ditanahkan , yang mana dihubungkan dengan netral generator, lalu ini akan
menyediakan suatu alur untuk , the triple frequency current dan e.mfs dan
kesulitan telah diperdaya.
Jalan lain untuk menghindari masalah ini dari osilasi netral adalah untuk
menyediakan masing-masing transformator dengan sepertiga atau lilitan tertiar
yang secara relatif rendah kVA rating. Lilitan tertiar ini terhubung dalam Δ dan
menyediakan sirkuit dimana triple-frequency komponen dari arus magnetisasi
dapat mengalir ( dengan isolasi netral, tidak bisa ). Pada kasus ini, gelombang
sinus dari tegangan berlaku pada primer akan mengakibatkan gelombang sinus
dari tegangan phasa pada sekunder. Seperti dikatakan diatas, keuntungan dari
hubungan ini adalah isolasi tersebut dimana tekanan hanya untuk tingkat tegangan
line ke netral yaitu 58 % dari tegangan line.
3
2. Hubungan Y – Δ
Penggunaan utama dari hubungan ini pada akhir bagian dari line transmisi
dimana tegangan menjadi diturunkan. Lilitan utama dari Y dihubungkan dengan
pentanahan netral seperti yang terlihat pada gambar 2. rasio antara tegangan
primer dan sekunder adalah 31 kali rasio trafo untuk setiap trafo. Terdapat
perbedaan 30° antara tegangan line primer dan sekunder yang berarti bahwa bank
trafo Y–Δ tidak bisa diparalelkan dengan Y-Y atau Δ-Δ bank. Arus harmonik
ketiga juga mengalir pada Δ untuk menyediakan flux sinusoidal.
3. Hubungan Δ – Y
Tujuan pengujian ini untuk menentukan rugi tanpa beban atau rugi inti dan
arus tanpa beban I0 yang akan sangat membantu untuk mendapatkan X0 dan R0.
Gambar 4
Satu belitan dari transformator (yang sesuai tetapi biasanya belitan tegangan
tinggi) pada sisi yang terbuka dan sisi lainnya terhubung ke suplai atau tegangan
dan frekuensi normal. Sebuah wattmeter W, voltmeter V dan ammeter A
terhubung pada sisi belitan tegangan rendah yaitu belitan primer pada kondisi
sebenarnya. Dengan tegangan normal yang diberikan pada sisi primer fluks
normal akan teratur pada inti, karena itu rugi besi normal akan terjadi dan terekam
oleh wattmeter. Selama arus beban I0 pada sisi primer (seperti pengukuran
ammeter) kecil(biasanya 2 hingga 10% dari rating arus beban), rugi Cu kecil dan
4
dapat diabaikan pada sisi primer dan tak berarti pada sisi sekunder (yang terbuka).
Karena itu, wattmeter membaca dan menampilkan rugi inti dibawah kondisi tanpa
beban.
Hal tersebut akan tercatat ketika I0 sangat kecil, kumparan penekan pada
wattmeter dan voltmeter terhubung selama arus didalamnya tidak melewati nilai
kumparan arus dari wattmeter. Kadang, resistansi tinggi voltmeter terhubung
melalui sisi sekunder. Pembacaan voltmeter memberika e.m.f pada belitan
sekunder. Hal ini akan membantu untuk mendapatkan rating K transformator.
Gambar 5
5
Gambar 6
Rugi rugi tembaga atau I2R. rugi rugi untuk semua transformator l,e rugi rugi
tembaga pada kedua sisi primer dan sekunder . rangkaian ekuivalen dari
transformator saat kondisi hubung singkat ditunjukkan dalam gambar 6. jika Vsc
adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mengukur arus beban yang beredar, maka
Z01 = Vsc / I1
Jadi,
W = I12 R2’
R01 = W / I12
X01 = √(Z012 + Z022)
IV. Rangkaian Percobaan
6
V. Percobaan
a. Siapkan peralatan-peralatan yang digunakan dalam percobaan.
b. Susun rangkaian seperti gambar.
c. Hubungkan kabel-kabel penghantarnya sesuai dengan diagram
pengawatan seperti gambar.
d. Hubungkan dengan sumber listrik 3 phasa AC, setelah diperiksa asisten
praktikum
e. Jangan dihubungkan ke motor listrik dahulu
f. Periksa lagi rangkaiannya, hubungkan ke motor listrik 3 phasa.
o Tipe Inti: Dalam konstruksi ini, terdapat tiga inti dan dua.
Setiap inti memiliki gulungan primer dan sekunder yang
dililitkan secara spiral. Kaki inti membawa belitan tegangan
tinggi (HV) dan tegangan rendah (LV). Inti dilaminasi untuk
mengurangi kerugian arus pusar. Gulungan LV ditempatkan
dekat inti, sedangkan belitan HV di atas belitan LV.
o Tipe Shell: Trafo tipe shell tiga fasa dibangun dengan
menumpuk tiga transformator fasa tunggal. Setiap fasa
memiliki rangkaian magnet tersendiri.
Prinsip Kerja:
7
2. Amperemeter
o Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus
listrik dalam sebuah rangkaian.
Untuk cara kerjanya :
1. Konstruksi Amperemeter
- Amperemeter terdiri dari beberapa komponen, termasuk
galvanometer, resistensi shunt, dan jarum penunjuk.
- Galvanometer: Komponen utama amperemeter yang
mengukur tingkat arus listrik. Galvanometer memiliki inti besi
yang dikelilingi oleh kumparan kawat halus. Inti besi berfungsi
sebagai magnet ketika arus mengalir melalui kumparan.
- Resistensi Shunt: Dipasang secara seri dengan
galvanometer. Fungsinya adalah memperbesar batas ukur
amperemeter.
- Jarum Penunjuk: Bergerak sesuai dengan hasil pengukuran
arus.
3. Fungsi Amperemeter:
- Amperemeter berfungsi untuk mendeteksi tegangan listrik.
- Hanya dapat mengukur arus listrik pada rangkaian tertutup.
- Pemasangan resistensi shunt memperbesar kemampuan
pengukuran.
3. Voltmeter
1. Konstruksi Voltmeter:
- Voltmeter terdiri dari beberapa komponen, termasuk
galvanometer, resistansi shunt, dan jarum penunjuk.
- Galvanometer: Komponen utama voltmeter yang mengukur
tingkat arus listrik. Galvanometer memiliki inti besi yang
dikelilingi oleh kumparan kawat halus. Inti besi berfungsi
sebagai magnet ketika arus mengalir melalui kumparan.
- Resistansi Shunt: Dipasang secara seri dengan
8
galvanometer. Fungsinya adalah memperbesar batas ukur
voltmeter.
- Jarum Penunjuk: Bergerak sesuai dengan hasil pengukuran
tegangan.
4. Multimeter
1. Konstruksi Multimeter:
- Multimeter terdiri dari beberapa komponen, termasuk
galvanometer, resistansi shunt, dan jarum penunjuk, -
Galvanometer: Komponen utama multimeter yang mengukur
tingkat arus listrik. Galvanometer memiliki inti besi yang
dikelilingi oleh kumparan kawat halus. Inti besi berfungsi
sebagai magnet ketika arus mengalir melalui kumparan.
- Resistansi Shunt: Dipasang secara seri dengan
galvanometer. Fungsinya adalah memperbesar batas ukur
multimeter.
- Jarum Penunjuk: Bergerak sesuai dengan hasil pengukuran
arus, tegangan, atau hambatan.
9
menunjukkan hasil pengukuran.
3. Fungsi Multimeter:
- Mengukur Arus Listrik: Multimeter dapat mengukur arus
listrik baik arus bolak-balik (AC) maupun arus searah (DC).
- Mengukur Tegangan Listrik: Multimeter digunakan untuk
mengukur tegangan listrik atau voltase dari sebuah komponen.
- Mengukur Hambatan Listrik: Multimeter juga dapat
mengukur tingkat hambatan atau resistansi dari suatu
komponen listrik.
- Fungsi HFE: Beberapa multimeter memiliki fungsi untuk
mengukur faktor penguatan transistor (Hfe).
- Mengukur Nilai Kapasitansi: Beberapa multimeter dapat
mengukur nilai kapasitansi dari kapasitor.
- Mengukur Frekuensi Sinyal: Multimeter juga dapat
digunakan untuk mengukur frekuensi sinyal pada komponen
elektronika.
4. Jenis-Jenis Multimeter:
- Multimeter Digital: Menggunakan tampilan digital untuk
menampilkan hasil pengukuran.
- Multimeter Analog: Menggunakan jarum penunjuk analog.
5. Wattmeter
-Pengertian Wattmeter:
Wattmeter adalah hasil gabungan dari dua alat ukur daya listrik
lainnya, yaitu voltmeter dan amperemeter.Wattmeter memiliki
dua jenis kumparan: kumparan tetap untuk mengukur arus
listrik dan kumparan putar untuk mengukur tegangan
listrik.Kumparan tetap biasanya dipasang dalam mode seri,
sementara kumparan putar dipasang dalam mode paralel.
-Fungsi Wattmeter:
10
hambatan, dan potensial listrik, dengan satuan pengukuran
dalam watt.
Dapat digunakan untuk mengukur arus listrik searah (DC) atau
arus bolak-balik (AC).
Rumus-rumus yang digunakan:
Daya (P) = Tegangan (V) × Arus (I)
Arus (I) = P / V
Hambatan ® = V^2 / P
STEP DOWN
NO VOLT RS ST TR RN SN TN
1 50 52 51 51 30 29 28 PRIMER
2 50 27 26 26 15 15 14 SKUNDER
3 100 104 104 104 61 60 59 PRIMER
4 100 55 55 55 32 31 31 SKUNDER
11
STEP UP
NO VOLT RS ST TR
1 51 51 51 51 PRIMER
2 50 87 87 87 SKUNDER
3 100 104 103 102 PRIMER
4 100 181 181 181 SKUNDER
VOLT RN SN TN
1 51 30 30 29 PRIMER
2 50 50 50 50 SKUNDER
3 100 59 59 59 PRIMER
4 100 104 104 104 SKUNDER
VOLT IR IS IT
1 51 0,32 0,31 0,29 PRIMER
2 50 0,35 0,15 0,14 SKUNDER
3 100 0,62 0,59 0,62 PRIMER
4 100 0,31 0,3 0,29 SKUNDER
VII. Kesimpulan
Tanpa detail spesifik mengenai data yang diperoleh dari praktikum
trafo tiga fasa, berikut adalah kesimpulan umum yang dapat ditarik:
12
2. Distribusi Daya yang Merata: Trafo tiga fasa dirancang untuk
mendistribusikan daya dengan merata ke tiga fasa.
3. Pengaruh Temperatur pada Kinerja: Trafo cenderung mengalami
peningkatan suhu saat beroperasi.
4. Saat motor berputar dan mendapatkan beban maka Amperemeter saat di
hitung akan semakin tinggi.
VIII. Saran
- Ikutin arahan dari dosen pembimbing
- Gunakan APD untuk menghindari tersengat oleh listrik
- Perhatikan rangkaian sebelum di hubungkan ke listrik 3 fasa
- Selalu berhati hati saat melakukan pengukuran
- Baca modul terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktikum
IX. Daftar Pustaka
13